LAPORAN DASAR DASAR ILMU TANAH.docx (1)

ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH
PADA BEBERAPA LAPISAN TANAH
DI UNIVERSITAS TADULAKO

LAPORAN LENGKAP

BABUL RAHMAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
1

ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH
PADA BEBERAPA LAPISAN TANAH
DI UNIVERSITAS TADULAKO

LAPORAN LENGKAP


Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan
Matakuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah Pertanian pada
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

Oleh
BABUL RAHMAN
E 281 16 278

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
2

HALAMAN PENGESAHAN
Judul


: Analisis Sifat

Fisik dan Kimia Tanah Pada

Beberapa Lapisan Tanah di Universitas Tadulako
Nama

: BABUL RAHMAN

Stambuk

: E 281 16 278

Kelompok

: 4 (Empat)

Kelas

: B03


Palu,

November 2017

Menyetujui,
Koordinator Asisten

Febrianto
NIM. E 281 14 333

Asisten Penanggung jawab

Yulinda Pratiwi
NIM. E 281 15 384
Disahkan Oleh,
Dosen Penanggungjawab Praktikum
Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah

Dr. Ir. Abd. Rahim Thaha, MP.

NIP. 19571030 198403 1 003
3

RINGKASAN
Babul Rahman (E 281 16 278) Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Pada
Beberapa Tempat Di Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi. Dari segi pertanian, tanah
merupakan lapisan permukaan bumi yang tidak terkonsolidasi (lepas) dari bahan
mineral, bahan organik, air dan udara yang mampu mendukung pertumbuhan
tanaman. Sifat fisika tanah adalah sifat tanah yang bisa kita amati secara langsung
atau secara fisik. Sifat fisika tanah antara lain tekstur tanah, struktur, warna,
kedalaman, Bulk Density, porositas dan lain-lain. Sifat kimia tanah adalah sifat tanah
secara kimiawi, misalnya pH tanah dan kandungan bahan organik didalam tanah
seperti Karbon, Nitrogen, Posfor, Kalium dan berbagai komponen lainnya.
Pengamatan Profil Tanah dilaksanakan di Universitas Tadulako, Kota Palu pada
tanggal 24 Sebtember 2017 dengan menggunakan metode ring. Dari hasil
pengamatan diperoleh hasil bahwa tanah di daerah tersebut terdiri dari 4 lapisan dan
belum membentuk horizon tanah serta memiliki warna yang berbeda dari setiap
lapisannya. Pada pengamatan ini, dijelaskan mengenai cara pengambilan sampel
tanah utuh dan tanah tidak utuh. Pengambilan contoh tanah utuh dan contoh tanah

tidak utuh kami laksanakan di, Fakultas pertanian, Universitas Tadulako, kelurahan
Tondo, kecamatan palu timur, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 01
Oktober 2017.
Penetapan Warna Tanah dilaksanakan di tempat profil tanah, Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako pada tanggal 04 Oktober 2017 dengan dengan metode buku
Munsell Soil Color Chart. Warna tanah yang diambil dari tempat penggalian profil
tanah memiliki warna yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya
kandungan bahan organik yang berbeda-beda, drainase, tingkat pelapukan dan
kesuburan tanah.
Penetapan Kadar Air jenuh dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 4 Oktober 2017 dengan menggunakan
metode volumetrik. Kadar air tanah dari masing-masing kelompok memiliki kadar air
yang berbeda-beda. Tanah dengan kadar air tertinggi dari kelompok 1 41,59% dan
terendah dari kelompok 5 -19,33%. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan
tekstur, struktur, kandungan dan bahan organik
Penetapan Kadar Air kapasitas lapang dilaksanakan di Laboratorium Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 4 Oktober 2017 dengan
menggunakan metode volumetrik. Kadar air tanah dari masing-masing kelompok
memiliki kadar air yang berbeda-b eda. Tanah dengan kadar air tertinggi dari panau
26,5% dan terendah dari taipa 5%. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan

tekstur, struktur, kandungan bahan organik serta faktor iklim.
Penetapan Permeabilitas Tanah dilaksanakan di Laboratorium ilmu tanah
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dengan menggunakan metode hukum Darcy.
Permeabilitas yang tertinggi berada pada sampel tanah yang berasal dari kelompok 6
4

dan nilai permeabilitas tanah yang terendah berada pada tanah yang berasal
darikelompok 5, hasil ini menunjukkan bahwa sampel tanah pada kelompok 6
memiliki tekstur yang dengan pori-pori tanah yang labih besar bila di bandingkan
dengan kelompok lain.
Penetapan Bulk Density Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah,
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 11 Oktober 2017 mengukur
berat kering tanah ditambah ring dengan berat ring sampel dan dibagi dengan volume
total. Dari enam perbandingan nilai Bulk Density tanah dengan sampel tanah yang
berbeda-beda, yang mana tanah yang memiliki nilai Bulk Density yang tertinggi
adalah tanah yang berasal arikelompok 6, dan tanah yang memiliki nilai Bulk Density
yang terendah darikelompok 1. Perbedaan ini disebabkan oleh pori tanah, teksrur
tanah dan padatan tanah.
Penetapan partikel Density Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah,
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 09 Oktober 2017 mengukur

berat kering tanah ditambah ring dengan berat ring sampel dan dibagi dengan volume
total. Dari lima perbandingan nilai Partikel Density tanah dengan sampel tanah yang
berbeda-beda daerah, yang mana tanah yang memiliki nilai Partikel Density yang
tertinggi adalah tanah yang berasal ari daerah Kelurahan Panau, dan tanah yang
memiliki nilai Partikel Density yang terendah dari kelurahan Baiya. Perbedaan ini
disebabkan oleh pori tanah, teksrur tanah dan padatan tanah
Penetapan Porositas Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 11 Oktober 2017 dengan mencari
perbandingan antara Bulk Density dengan Partikel Density . Berdasarkan hasil
percobaan porositas tanah di dapatkan tingkat porositas tanah berbeda-beda. Porositas
tanah yang tertinggi adalah tanah yang berasalkelompok 6 dan tingkat porositas tanah
yang terendah adalah tanah dari kelompok 1.
Penetapan Tekstur Tanah dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 18 Oktober 2017 dengan menggunakan
metode segitiga tekstur. Dari lima sampel tanah yang berasal dari kelompok yang
berbeda yang kami gunakan sebagai sampel untuk perbandingan yang mana tingkat
tekstur tanahnya masing-masing berbeda ada yang fraksi pasir yang mendominasi dan
ada pula yang fraksi liatnya yang mendominasi.
Penetapan Struktur Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 23 Oktober 2017 dengan menggunakan

metode segitiga tekstur. Dari lima sampel tanah yang berasal dari kelompok yang
berbeda yang kami gunakan sebagai sampel untuk perbandingan yang mana tingkat
struktur tanahnya masing-masing berbeda.
Penetapan Reaksi Tanah (pH) dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 25 Oktober 2016 dengan
menggunakan metode pH meter. Dari lima perbandingan penetapan reaksi tanah
dengan sampel tanah yang berbeda-beda daerah, pada pH H2O semua sampel tanah
termasuk pH basa dan pada pH KCl, semua sampel tanah termasuk pH asam. Tanah
yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah tanah dengan pH netral.
5

Penetapan C-Organik dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 25 Oktober 2016 dengan menggunakan
metode Walkley and Black. Tanah yang memiliki tingkat bahan organik yang tinggi
adalah tanah yang berasal dari kelompok 5 dan tanah yang memiliki tingkat bahan
organik yang rendah berasaal darikelompok 1. Kandungan bahan organik yang tinggi
banyak di peroleh di permukaan tanah karena proses dekomposisi bahan organik dan
semakin tinggi bahan organik, makan tingkat kesuburan tanah tersebut juga semakin
tinggi.


6

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini
dengan judul “ Laporan Praktikum Dasar- Dasar Ilmu Tanah”. Laporan ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Dasar - Dasar Ilmu Tanah.
Selama pelaksanaan praktikum ini penyusun banyak mendapatkan arahan,
bimbingan, saran serta dorongan dari berbagai pihak sehingga pelaksanaan praktikum
dan penyusunan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar. Oleh
karenanya, dengan kerendahan hati penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Abd. Rahim Thaha, MP. selaku dosen penanggung jawab praktikum mata
kuliah Dasar – Dasar Ilmu Tanah.
2. Febrianto. Selaku koordinator asisten penanggung jawab praktikum mata kuliah
Dasar – Dasar Ilmu Tanah.
3. Yulinda Pratiwi selaku asisten penanggung jawab praktikum mata kuliah Dasar –
Dasar Ilmu Tanah.
Akhir kata, Alhamdulillahi Rabbil Alamin semoga Allah SWT Memberikan
imbalan yang setimpal atas kebaikan dan jasa-jasa mereka, serta tulisan ini mendapat

ridho-Nya dan bermanfaat bagi semua pihak.
Palu,

November 2017
Penyusun
7

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL...................................................................................
HALAMAN SAMPUL DALAM...................................................................
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
RINGKASAN..................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................


i
ii
iii
iv
vi
vii
viii
ix
ix

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Tujuan Praktikum..................................................................................
1.3 Manfaat Praktikum................................................................................

12
13
13

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Lokasi Praktikum..................................................
2.2. Pengertian Tanah dan Profil Tanah.....................................................
2.3. Pengertian Struktur Tanah...................................................................
2.4. Pengertian Kadar Air Jenuh................................................................
2.5. Pengertian Kadar Air Kapasitas Lapang.............................................
2.6. Pengertian Permeabilitas Tanah..........................................................
2.7. Pengertian Bulk Density Tanah...........................................................
2.8. Pengertian Partikel Density Tanah .................................................
2.9. Pengertian Porositas Tanah.................................................................
2.10. Pengertian Tekstur Tanah....................................................................
2.11. PengertianReaksi Tanah (pH)........................................................
2.12. Pengertian C-Organik dan Bahan Organik Tanah...........................

14
15
16
17
17
18
18
19
19
19
20
21

III. METODE PRAKTEK
3.1 Tempat dan Waktu...............................................................................
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................
3.2.1. Profil tanah dan pengambilan contoh tanah...............................
3.2.2. Warna tanah...............................................................................

22
22
22
23
8

3.2.3. Struktur Tanah.......................................................................
3.2.4. Kadar air jenuh..........................................................................
3.2.5. Kadar air kapasitas lapang ...................................................
3.2.6. Permeabilitas tanah....................................................................
3.2.7. Bulk density................................................................................
3.2.8. Partikel density .....................................................................
3.2.9. Porositas tanah...........................................................................
3.2.10. Tekstur tanah............................................................................
3.2.11. Reaksi tanah (pH)....................................................................
3.2.12. C-organik dan bahan organik tanah.........................................
3.3 Cara Kerja............................................................................................
3.3.1 Profil tanah dan pengambilan contoh tanah...............................
3.3.2. Warna tanah...............................................................................
3.3.3. Struktur Tanah.......................................................................
3.3.4. Kadar air jenuh..........................................................................
3.3.5. Kadar air kapasitas lapang.........................................................
3.3.6. Permeabilitas tanah....................................................................
3.3.7. Bulk density................................................................................
3.3.8. Partikel density ...................................................................
3.3.9. Porositas tanah...........................................................................
3.3.10. Tekstur tanah............................................................................
3.3.11. Reaksi tanah (pH)....................................................................
3.3.12. C-organik dan bahan organik tanah.........................................

23
23
23
23
24
24
24
24
24
25
25
25
26
27
27
28
28
29
29
30
31
31

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah.....................................
4.2. Warna Tanah.......................................................................................
4.3. Struktur Tanah.................................................................................
4.4. Kadar Air jenuh...................................................................................
4.5. Kadar air kapasitas lapang..................................................................
4.6. Permeabilitas Tanah............................................................................
4.7. Bulk Density........................................................................................
4.8. Partikel density ................................................................................
4.9. Porositas Tanah...................................................................................
4.10. Tekstur Tanah......................................................................................
4.11. Reaksi Tanah (pH)..............................................................................
4.12. C-Organik dan Bahan Organik Tanah.................................................

32
34
35
36
37
38
40
41
42
43
45
46

9

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...........................................................................................
5.2 Saran.....................................................................................................

48
49

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS

10

DAFTAR TABEL

No.

Teks

Halaman

1. Klasifikasi Permeabilitas Tanah Menurut Uhland Dan Onal ..............................
2. Klasifikasi Bulk Density Tanah ...........................................................................
3. Klasifikasi reaksi tanah (pH) ...............................................................................
4. Klasifikasi C-organik Tanah ...............................................................................

31

5. Hasil Pengamatan Profil Tanah ..........................................................................

34

6. Hasil Penetapan Warnah Tanah ..........................................................................

35

7. Hasil Penetapan Kadar Air Jenuh .....................................................................

36

8. Hasil Penetapan Kadar Air Kapasitas Lapang ...................................................

37

9. Hasil Penetan Permeabilitas Tanah ...................................................................

38

10. Hasil Penetapan Bobot Isi (Bulk Density)Tanah .............................................

40

11. Hasil Penetapan Partikel Density Tanah .........................................................

41

12. Hasil Penetapan Ruang Pori Total ...................................................................

42

13. Hasil Penetapan Tekstur Tanah ........................................................................

43

14. Hasil Penetan Reaksih Tanah ..........................................................................

45

15. Hasil Penetapan C-organaik Dan Bahan Organik (BO) Tanah .......................

46

11

DAFTAR GAMBAR

No.

Teks

Halaman

1. Profil Tanah (Horison Soil) ...............................................................................

15

2. Segi Tiga Tekstur ...............................................................................................

19

3. Cara Pengambilan Sampel Tanah Utuh (Undisturbed Soil Sample)..................

34

4. Cara Penambilan Sampel Tanah Tidak Utuh ( Distrubed Soil Sampel)............

34

12

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Tek

Halaman

1. Perhitungan Kadar Air Jenuh ...........................................................................

51

2. Perhitungan Kadar Air Kapasitas Lapang .......................................................

51

3. Perhitungan Permeabilitas Tanah ....................................................................

51

4. Perhitungan Bulk Density Tanah .....................................................................

52

5. Perhitungan Partikel Density Tanah ................................................................

52

6. Perhitungan Porositas Tanah............................................................................

52

7. PerhitunganTekstur Tanah ..............................................................................

53

8. Perhitungan C-organik Dan Bahan Organik (BO) Tanah ...............................

54

9. Dokumen Tasi Praktek Lapangan ...................................................................

57

13

I.
I.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanah merupakan lapisan yang menyelimuti bumi dengan ketebalan
yang bervariasi dari beberapa sentimeter hingga lebih dari 3 meter.
Dibandingkan dengan massa bumi, lapisan ini sebenarnya tidak berarti,
namun, dari tanah inilah segala makhluk hidup yang berada di muka bumi,
baik tumbuhan maupun hewan memperoleh segala kebutuhan mineralnya.
Selain itu, antara tanah dan makhluk hidup ini membentuk suatu hubungan
yang dinamis. Dari tanah diperoleh kebutuhan mineral makhluk hidup dan ke
dalam tanah akan dikembalikan residu dari makhluk tersebut. Kehidupan vital
bagi tanah dan tanah sangat vital bagi kehidupan (Hanafiah, 2005).
Faktor pembentuk tanah dibedakan antara dua golongan yaitu faktor
pembentuk tanah secara pasif dan faktor pembentuk tanah secara aktif. Faktor
pembentuk tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber
massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk,
topografi dan waktu atau umur. Sedangkan faktor pembentuk tanah secara
aktif adalah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah
yaitu iklim dan makhluk hidup (Hanafiah, 2009).
Pengambilan contoh tanah utuh (undisturbed soil sample)sangat penting.
Karena banyak dipakai atau diperlukan untuk berbagai analisa sifat fisik tanah
seperti penentuan bulk density, porositas, permeabilitas, penentuan pH,
penentuan distribusi pori, kandungan kadar air yang berguna bagi pertumbuhan
14

tanaman. Sehingga sangat diperlukan ketelitian agar tanah benar-benar asli
tidak terganggu. Berbeda dengan pengambilan tanah biasa/terganggu
(Distrubed soil sample) yang dilakukan di atas permukaan tanah atau horizon
lapis lainnya untuk kepentingan analisa kimia dan kestabilan agregat (agregat
stability). Contoh tanah terganggu, yang diperlukan untuk penetapan kadar
lengas, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar air, pH tanah,
kandungan bahan organik, dan juga kandungan unsur hara tanah seperti P–
tersedia, total N, dan lain–lain (Maryenti, 2012).
1.2

Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah adalah untuk
mengetahui analisis sifat fisika dan sifat kimia tanah di beberapa tempat di
Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
1.3

Manfaat Praktikum
Manfaat Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah adalah
mahasiswa menjadi tahu sifat-sifat fisika dan sifat kimia serta karakteristik
tanah di beberapa tempat di Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.

15

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Gambaran Umum Lokasi Praktikum

Lokasi pengambilan sampel tanah dilakukan di Fakultas Pertanian,
Universitas Tadulako, kota palu. Yang berbatasan langsung dengan bagian
selatan BEM Universitas Tadulako, Utara Perfustakaan Fakultas Pertanian,
Utara Gedung A Fakultas Pertanian, Dan Bagian barat Fakultas MIPA.
Kota Palu (Universitas Tadulako) merupakan salah satu daerah yang
memiliki topografi yang berbeda-beda, mulai dari topografi yang berbentuk
lereng, puncak, cekung dan cembung. Selain itu daerah ini sebagian besar
tanahnya depakai untuk pembangunan, sedangkan daerah yang dijadikan
daerah lahan pertanian masih sangat sedikit. Sehubungan dengan hal diatas
maka dilakukan penelitian tentang profil tanah untuk mengevaluasi kriteria
dan tingkat kualitas tanah.

16

2.2.

Pengertian Tanah dan Profil Tanah

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit
bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa
tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman
dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor
iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu
pertumbuhan. ( Fitri 2013)
Terdapat horizon-horizon pada tanah yang memiliki perkembangan
genetis bahwa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan profil
tanah. Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada
tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dari permukaan tanah
sampai lapisan bahan induk di bawahnya. selain dipengaruhi oleh perbedaan
bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pendapatan
yang berulang-ulang oleh genangan air (Fathilah 2010)
2.3

Pengertian Warna Tanah

Warna tanah adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan,
walaupun warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap penggunaan tanah.
Tetapi terkadang dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah.
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah.
Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran
17

warna yang ditentukan atau dipantulkan oleh permukaan tanah. Warna tanah
sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi
volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik,
maka menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah. (Agus 2005)
2.4.

Pegertian Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan
susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain
membentuk

agregat

dari

hasil

proses

pedogenesis. Struktur

tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif
disusun satu sama lain (Kartasapoetra dkk 2007)
2.5.

Pengertia Kadar Air Jenuh

Kadar air jenuh adalah kondisi dimana tanah sudah tidak mampu lagi
menampung air ke dalam porinya. Contoh sederhananya adalah ketika kita
menuangkan air ke dalam pot bunga dalam jumlah yang berlebih, sebagian air
akan keluar melalui lubang yang ada di bagian bawah pot. Ketika itulah
kondisi tanah di dalam pot disebut dengan kondisi jenuh air. Pada kondisi ini,
hampir semua pori tanah diisi oleh air, sedangkan udara terdesak keluar dari
pori tanah.(Hanafiah 2006)

18

2.6.

Pengertia Kadar Air Kapasitas Lapang

Kapasitas lapang (field capacity) adalah kondisi dimana tebal lapisan
air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antara air-udara
meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi, air gravitasi (pori-pori
makro) habis dan air tersedia (pada pori-pori meso dan makro) bagi tanaman
dalam keadaan optimum, kondisi ini terjadi pada tegangan permukaan lapisan
air sekitar 1/3 atm atau pF 2,54(Hanafiah K. A, 2005).

2.7.

Pegertian Permeabilitas Tanah

Tabel 1. Klasifikasi permeabilitas tanah
Nilai (cm/jam)

Kelas

 25,00

Sangat cepat

Permeabilitas adalah cepat lambatnya air meresap kedalam tanah baik
melalui pori makro maupun poi mikro, baik kearah horizontal maupun
19

vertikal. Sifat tanah memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju air
tertentu disebut permeabilitas tanah. Meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor
lain. Jadi tanah yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda.
(Wanarso 2015)

2.8.

Pengertian Bulk Density Tanah

Tabel 2. Klasifikasi Bulk Density tanah
Nilai Bulk Density(gr/cm3)

Kelas

0,1-0,9

Tanah organik

1,0-1,6

Tanah mineral

Bulk density adalah ukuran kompersi partikel-partikel tanah (pasir,
debu dan liat). Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan partikelpartikel tanah itu sendiri. Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukan
nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus tanah
dan untuk pertumbuhan akar tersebut. Nilai bobot isi tanah dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranyan pengolahan tanah, bahan organik, tekstur,
struktur, dan kandungan air tanah.(Utami 2008)
2.9.

Pengertian Partikel Density Tanah

20

Bulk Density merupakan berat suatu massa tanah persatuan volume
tertentu, dimana volume kerapatan tanah termasuk didalamnya adalah ruang
pori. Yang satuannya adalah gr/cm3. Bulk Density merupakan petunjuk
kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah maka nilai dari Bulk Density juga
semakin tinggi, ini berarti makin sulit pula meneruskan air atau makin sulit
ditembus oleh akar tanaman (Sarma 2015)
2.10.

Pengertian Porositas Tanah

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air.
Porositas erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah, semakin padat tanah
berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas semakin kecil.
Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air, maka tanah tersebut memiliki
porisitas yang besar. (Soegiman 2008)
2.11.Pengertian Tekstur Tanah

21

Gambar 1. Segitiga tekstur
Tekstur tanah merupakan sifat kasar halusnya tanah yang ditentukan
oleh banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran.
Terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu dan pasir
berukuran 2 mm kebawah. Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel
penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi. Relatif
antara fraksi pasir. Tanah dapat didefinisikan sebagai suatu tubuh alam, dalam
bentuk profil berasal dari suatu campuran yang berubah-ubahdari pecahan
mineral yang mengalami pelapukan dan sisa-sisa bahan orgnik yang meliputi
bumi dengan air memberikan kekuatan mekanik sebagai makanan bagi
tumbuhan.(Hardjowigeno 2007)
2.12.

Pengertian Reaksi Tanah (pH)

22

Tabel 3. Klasifikasi reaksi (pH) tanah
Ph

Kriteria

 8,5

Alkalis

Kemasaman (pH) adalah sifat tanah yang perlu diketahui karena
menunjukan adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga
hubungannya dengan sifat-sifat tanah. Terdapatnya beberapa hubungan
komponen dalam tanah mempengaruhi konsentrasi H+ dalam tanah, dimana
keadaannya dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang lain. (Susiawan2010)
Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur
hara diserap tanaman, menunjukan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun
dan mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Tanah yang terlalu
masam dapat dinaikkan pH nya dengan menambahkan zat kapur didalamnya.
Sedangkan tanah yang terlalu basa dapat diturunkan ph nya dengan cara
penambahan belerang. Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang
penting sebab terhadap pH dan ketersediaan unsur hara. (Majid 2010)
23

2.13.

Pengertian C-Organik dan Bahan organik tanah

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem
kompleks dan dinamis. Yang bersumber dari sisa tanaman atau binatang yang
terdapat didalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk
karena dipengaruhi oleh faktor biologis, kimia dan fisika. Tanah mineral
biasanya menganung C-organik 1-9%, sedangkan pada tanah gambut dan
lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40-50 % C-organik dan
biasanya kurang dari 1% ditanah gurun pasir. (Triesia 2011)
Karbon merupakan komponen paling besar dalam bahan organik
sehingga pemberian bahan organi akan meningkatkan kandungan karbon
tanah. Karbon merupakan sumber makanan mikroorganisme tanah, sehingga
keberadaan unsur ini dalam tanah akan memacu kegiatan mikroorganisme
sehingga meningkatkan proses dekomposisi tanah. (Supriono dkk 2009)

24

III. METODE PRAKTEK
3.1

Tempat dan Waktu

Praktikum Analisis sifat kimia tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.Praktikum dimulai dari
tanggal 07 Oktober 2017 dimulai Pukul 07.30 Wita-Selesai.
Praktikum Analisis sifat fisik tanah dilakukan dibelakang Perpustakaan
Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Pada hari minggu tanggal 01 oktober
2017, pukul 10.00 Wita-Selesai.
Praktikum pengambilan sampel tanah utuh dan tidak utuh dilakukan
dibelakang Perpustakaan Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Pada hari
minggu tanggal 01 oktober 2017, pukul 10.00 Wita-Selesai.
3.2.

Alat dan Bahan

3.2.1. Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan antara lain ring
sampel, cangkul, sekop, linggis, meteran, pisau cutter, papan, daftar isian
profil, kantong plastik gula, karet gelang, spidol, kertas label dan air.
3.2.2. Warna Tanah

25

Alat yang digunakan pada penetapan warna tanah adalah buku
Munsell Soil Color Chart, plastik es dan labu semprot. Bahan yang
digunakakan adalah sampel tanah dari empat lapisan dan air.
3.2.3. Struktur Tanah

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan antara lain contoh
sampel tanah, ayakan untuk mengayak bongkahan tanah, dan neraca analitik
untuk menimbang tanah sebelum diayak dan sesudah diayak.
3.2.4. Kadar Air Jenuh

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan antara lain sampel
tanah, air, neraca analitik untuk menimbang sampel tanah, ring, pemanas
oven, dan baki sebagai tempat untuk menyimpan sampel tanah.
3.2.5. Kadar Air Kapasitas Lapang

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan antara lain sampel
tanah, air, neraca analitik untuk menimbang sampel tanah, ring, pemanas
oven, dan baki sebagai tempat untuk menyimpan sampel tanah.
3.2.6. Permeabilitas Tanah

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan antara lain sampel
tanah utuh, permeameter, ring sampel, kran sebagai sumber air, gelas ukur dan
jangka sorong.
26

27

2.3.7. Bulk Density Tanah

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan antara lain sampel
tanah, aquades, ring sampel, neraca analitik, pemanas oven dan cawan
timbang piknometer.
2.3.8. Partikel Density Tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan partikel Density adalah ring,
neraca analitik, cangkul, oven, eksikator, tangkai penjepit, dan cawan
aluminium. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah utuh.
3.2.9. Porisitas Tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Porositas Tanah adalah ring
sampel, oven, eksikator dan neraca analitik. Bahan yang digunakan adalah
contoh sampel tanah utuh.
3.2.10. Tekstur Tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Tekstur Tanah adalah neraca
analitik, gelas kimia volume 1 dan 2 liter, erlenmeyer 500 ml, ayakan
berukuran 50 nm dan 100 nm, mesin pemanas listrik, bak perendam, pipet
dengan volume 10 ml dan 50 ml, oven, dan cawan aluminium. Bahan yang
digunakan adalah Hidrogen peroksida (H2O2) 30%, HCl 0,2 N, Calcon dan
sampel tanah tanah utuh.
28

29

3.2.11. Reaksi Tanah (pH)

Alat yang digunakan pada Penetapan Reaksi Tanah (pH) adalah Neraca
analitik ketelitian 2 desimal, botol kocok 100 ml, pipet ukur, burret 25 ml
gelas kimia, mesin pengocok, labu semprot dan pH meter. Bahan yang
digunakan adalah H2O, KCl 1 N, dan sampel tanah.
3.2.12. C-Organik dan Bahan Organik Tanah

Alat yang digunakan pada Praktikum Penetapan C-Organik adalah neraca
analitik ketelitian 3 desimal dan magnetik stirer, buret 25 ml dan gelas ukur
100 ml, elenmeyer 250, dan bahan yang di gunakan adalah kalium dikromat
(k2Cr2O7), asam sulfat pekat dan sampel tanah.
3.3.

Cara Kerja

3.3.1. Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah

Langkah awal yang kita lakukan dalam pengambilan profil tanah
adalah membersihkan terlebih dahulu daerah yang ditetapkan sebagai tempat
penggalian profil tanah. Lalu membuat galian dengan ukuran lubang 3 x 2 x 2
meter. Setelah terbentuk lubang penampang lalu ratakan dinding penampang.
Selanjutnya mulai melakukan pengamatan profil. Untuk pengambilan sampel
tanah utuh dilakukan dengan cara meratakan dan membersihkan permukaan
lapisan tanah yang akan diambil lalu letakkan ring tegak lurus diatas lapisan
30

tanah tersebut. Tekan tabung hingga tiga perempat bagiannya masuk kedalam
tanah, lalu letakkan ring lain tepat diatas tabung pertama kemudian tekan lagi
sampai bagian bawah dari ring yang kedua masuk kedalam tanah kira-kira 1
cm. Lalu gali dengan sekop dan pisahkan tabung pertama dan kedua dengan
hati-hati. Lalu rapikan tanah yang didalam ring dan tutup bagian atas dan
bawah tabung menggunakan plastik. Untuk pengambilan sampel tanah tak
utuh yang kita lakukan pertama yaitu menggali tanah sampai kedalaman yang
diinginkan. Untuk penetapan stabilitas agregat cukup dengan mengambil
lapisan sesuai dengan dalamnya perakaran. Lalu mengambil gumpalangumpalan tanah yang dibatasi dengan belah-belah alami dan masukkan dalam
plastik.
3.3.2. Warna Tanah

Terlebih dahulu mengambil lima sampel tanah dari kelima lapisan yang ada
dilapangan lalu dimasukkan kedalam plastik es. Semprot atau basahi tanah
tetapi tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering kemudian mencocokkan
tanah dari setiap lapisan dengan buku Munsell Soil Color Chart lalu mencatat
hasil yang diperoeh.
3.3.3. Struktur Tanah

Dalam praktikum ini Langkah awal yang kita lakukan adalah
menimbang bongkahan tanah dengan neraca analitik dan catat beratnya. Lalu
letakkan tanah dalam ayakan bersusun daru ukuran makro sampai mikro.
31

Sebelum diayak bongkahan dipotong-potong terlebih dahulu. Lalu mengayak
bongkahan tanah, selanjutnya menimbang hasil ayakan sesuai ukuran ayakan
dan catat masing-masing beratnya. Berat yang paling tinggi itulah tekstur
tanahnya.
3.3.4. Kadar Air Jenuh

Langkah awal yang kita lakukan adalah menyiapkan 3 macam contoh
tanah utuh dalam ring sampel sengan bagian bawah ditutup kain kasa, dan
masing-masing dicatat beratnya. Lalu celupkan kedalam air perlahan-lahan
sampai tinggal ½ bagian tabung diatas permukaan air, tunggu sampai 24 jam,
kemudian angkat dan timbang. Itulah hasil kadar air jenuh.
3.3.5. Kadar Air Kapasitas Lapang

Langkah awal yang kita lakukan adalah menyiapkan 3 macam contoh
tanah utuh dalam ring sampel sengan bagian bawah ditutup kain kasa, dan
masing-masing dicatat beratnya. Lalu celupkan kedalam air perlahan-lahan
sampai tinggal ½ bagian tabung diatas permukaan air, tunggu sampai 24 jam,
kemudian angkat dan timbang, selanjutnya tiriskan selama kurang lebih 24
jam. Lalu menimbang kembali ring silinder beserta tanahnya. Selanjutnya
menghitung berapa tambahan berat yang disebabkan adanya air yang terikat
oleh tanah. Banyak dan sedikitnya air yang terikat itu disebut kapasitas
lapang.
32

33

3.3.6. Permeabilitas Tanah

Langkah awal yang kita lakukan adalah contoh sampel tanah yang
diambil dari lapang direndam dalam bak perendam berisi air 3 cm dari dasar
baki selama 24 jam untuk penjenuhan. Setelah sampel tanah jenuh air,
sampel tanah tersebut dipindahkan ke alat permeameter kemudian dialiri air.
Pengukuran jumlah air yang tertampung dilakukan selama 1 jam, yaitu 15
menit pertama, 15 menit kedua dan 30 menit. Setelah selesai contoh tanah
dikeluarkan dari ring sampel kemudian mengukur tinggi dan diameter ring
sampel serta tinggi head air.
3.3.7. Bulk Density Tanah

Meletakkan sampel tanah utuh yang telah diambil dilapangan kedalam
cawan aluminium selanjutnya dimasukkan kedalam oven untuk di panaskan
selama 24 jam pada oven bersuhu 1050C, mengeluarkan contoh tanah secara
berhati-berhati bersama dengan wadahnya dengan menggunakan tangkai
penjepit (gegep) kemudian di masukkan dalam eksikator hingga dingin,
kemudian timbang contoh tanah dalam ring dan selanjutnya menimbang
ringnya sehingga di dapatkan nilai BRG (berat ring kosong), setelah itu ukur
folume ring yang di gunakan sehinggga di peroleh nilai V total, kemudian
tetapkan berat isi tanah atau berat jenis volume tanah berdasarkan nilai BTKO

34

3.3.8. Partikel Density Tanah

Panaskan air dalam beaker gelas 250 ml sampai mendidih,kemudian
dinginkan,timbang piknometer/labu ukur 50 ml ( A g ),isi dengan tanah
kering oven kurang lebih 30 gr,timbang berat piknometer/labu ukur dan
berat tanah didalamnya ( B g ),tambahkan air kedalam labu sampai mengisi
¼ bagian labu kemudian didihkan diatas hot plate lalu dinginkan.
3.3.9. Porisitas Tanah

Langkah yang dilakukan menentukan nilai porositas adalah menggunakan
nilai Bulk Density yang telah diperoleh, untuk nilai kepadatan partikel dipakai
angka 2,65 (nilai real density).
3.3.10. Tekstur Tanah

Langkah awal yang kita lakukan adalah menimbang 20 gr contoh
tanah yang telah lolos ayakan 2 mm dengan menggunakan neraca analitik dan
selanjutnya dimasukkan kedalam erlenmeyer. Lalu menambahkan 100 ml
hidrogen peroksida

30% (untuk menghancurkan bahan organik) dan

selanjutnya simpan didalam bak berisi air untuk menghindari terjadinya reaksi
yang hebat. Dan mengaduknya secara hati-hati dan biarkan selama 1 malam.
Lalu memanaskannya diatas kompor listrik sambil ditambahkan 15 ml
hidrogen peroksida 30% sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai semua
bahan organik habis. Lalu menambahkan HCL 6 N menggunakan pipet untuk
35

menentukan persentase CaCO3 dan menambahkan 100 ml HCL 0,2 N untuk
melarutkan CaCO3. Selanjutnya menambahkan aquades sampai kira-kira
setengah bagian erlenmeyer. Lalu di didihkan selama 20 menit kemudian
tambahkan lagi aquades sampai batas tiga perempat bagian erlenmeyer, lalu
diaduk secara hati-hati. Biarkan selama 1 malam untuk mengendapkan
butiran. Lalu mengeluarkan aquades dari erlenmeyer secara hati-hati hingga
air yang tersisa tinggal 3 cm ditas permukaan endapan. Ulangi perlakuan ini
sampai 4 kali. Lalu memisahkan pasir dari debu dan liat dengan menggunakan
ayakan 50 nm, selanjutnya fraksi debu dan liat yang telah terpisahkan
ditampung kedalam gelas ukur 1000 ml. Pindahkan fraksi pasir dari ayakan
tersebut kedalam cawan alumunium dan keringkan dalam oven bersuhu
105oC. Setelah kering lalu ditimbang dengan neraca analitik. Lalu
memasukkan 50 ml calcon kedalam gelas ukur yang berisi fraksi debu dan liat
dan selanjutnya tambahkan aquades hingga batas tera lalu kocok secara hatihati. Lalu melakukan pemipetan dari gelas ukur tersebut menurut waktu dan
kedalaman pemipetan.
3.3.11. Reaksi Tanah (pH)

Langkah awal yang kita lakukan adalah menimbang tanah masingmasing 5 gr tanah. Lalu memasukkan 5 gr tanah pertama kedalam botol A
dan 5 gr tanah kedua kedalam botol B. Lalu menambahkan 10 ml larutan air
bebas ion pada botol A dan 12,5 KCL kedalam botol B. Kemudian
36

mengocoknya dengan ayunan tangan penuh keatas dan kebawah sebanyak 20
kali dan biarkan hingga tanah mengendap dan cairan diatasnya bening. Lalu
mencelupkan ujung elektrode gelas kalomel pada pH meter/ lakmus kedalam
cairan bening tadi dan usahakan kertas lakmus tidak terbenam didalam
endapan tanah. Lalu baca nilai yang tertera pada pH meter / bandingkan
warna kertas pH dengan deretan pada kotak pembungkus yang telah
mempunyai deretan standar.
3.3.12. C-Organik dan Bahan Organik Tanah

Langkah awal yang kita lakukan adalah menimbang 0,5 gr contoh
tanah yang lolos ayakan 0,5 mm dan dimasukkan kedalam erlenmeye 250
ml. Lalu menambahkan 5 ml kalium dikromat 1 N sambil digoyang-goyang,
kemudian menambahkan 10 ml asam sulfat pekat dan goyang secara
perlahan-lahan. Setelah tercampur sempurna, larutan didiamkan selama 30
menit. Lalu menambahkan 100 ml aquades, 5 ml NaF, 5 ml asam fospat dan
15 tetes indikator difenilamin. Kemudian titrasi larutan dengan ferro sulfat 1
N. Pada tahap awal ion krom berwarna hijau redup, biru kotor dan titik ahir
penitraan adalah hijau terang. Lakukan cara yang sama dan waktu yang sama
untuk blanko.

37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah
Berdasarkan hasil pengamatan penetapan profil tanah dan pengambilan
contoh tanah yang telah kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil pengamatan profil tanah
Paramater
Pengamatan

I

II

Lapisan
III
IV

Simbol

A

B

C

D

E

F

22 cm

48 cm

21 cm

43 cm

31 cm

35 cm

Jelas

Jelas

Jelas

Jelas

Jelas

Jelas

Beromba

Beromba

Beromba

Beromba

Beromb Berom

k

k

k

ak
Debu

bak
Pasir

Halus

Kasar

Kedalaman
Lapisan
Batas
Lapisan
Batas
Topografi
Tekstur
Kode
Tekstur
Konsistensi

Debu

Pasir

Pasir

k
Butiran

Halus

Kasar

Kasar

Kasar

Agak

Agak

Sangat

Lunak

Lunak

Lunak

Lunak

V

VI

Lunak

Agak
Lunak

Dari hasil pengamatan mengenai penetapan profil tanah dan pengambilan
contoh tanah yang telah kami lakukan, diperoleh bahwa lapisan tanah yang
diamati terdiri dari lapisan 1, lapisan 2, lapisan 3, lapisan 4, lapisan 5 dan
lapisan 6. Lapisan pertama memiliki kedalaman 22 cm, lapisan kedua memiliki
kedalaman 48 cm, lapisan ketiga memiliki kedalaman 21 cm, lapisan keempat
memiliki kedalaman 43 cm, lapisan kelima memiliki kedalaman 31 cm dan
38

lapisan keenam memiliki kedalaman 35 cm. Pada lapisan pertama sampai
lapisan keenam kejelasannya jelas dan topogafinya berombak. Perbedaan tiaptiap lapisan ini disebabkan karena adanya perbedaan kedalaman pada tiap-tiap
lapisan dan proses pencucian tanah yang menyebabkan perbedaan horizon.
Pada pengamatan tekstur, diproleh data bahwa lapisan pertama bertekstur debu,
lapisan kedua bertekstur pasir, lapisan ketiga bertekstur pasir, lapisan keempat
bertekstur butiran, lapisan kelima bertekstur debu dan pada lapisan keenam
bertekstur pasir. Perbedaan tekstur ini disebabkan oleh proses pencucian tanah.
Pada pengamatan konsistensi tanah, diperoleh bahwa lapisan pertama
dalam keadaan basah konsistensinya liat dan lekat, pada lapisan kedua dalam
keadaan lembab konsistensinya agak lekt dan sangat gembur, pada lapisan
ketiga tanah dalam keadaan lembab konsistensinya gembur dan pada lapisan
keempat, tanah dalam keadaan basah dan lembab konsistensinya agak lekat,
sangat gembur dan sangat teguh. Perbedaan konsistensi setiap lapisan ini
disebabkan karena memiliki kandngan air yang berbeda-beda. Pada
pengamatan pori-pori tanah, diperoleh bahwa pada lapisan pertama memiliki
pori makro yang sedikit, pada lapisan kedua memiliki pori makro yang sedikit
pula dan pada lapisan ketiga dan keempat pori makronya tidak diketahui.
Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh
proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah
berbeda dari batuan induknya karena adanya interaksi antara Hidrosfer,
Atmosfer, Litosfer dan biosfer inilah merupakan campuran dari konstituen
39

mineral yang dalam keadaan padat, cair dan gas yang selalu mengalami
dinamisasi dalam kondisi seimbang (Hanafiah, 2008).

Gambar. 2 Pengambilan Contoh Tanah Utuh

Gambar. 2 Pengambilan Contoh Tanah Utuh
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu
bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan sifat-sifat yang akan diteliti.
Sifat-sifat fisika tanah, dapat kita analisis melalui dua aspek, yaitu fraksinasi.
40

Mencari atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan
pengambilan contoh tanah dengan 3 cara yaitu pengambilan dalam keadaan
agegat atau tanah utuh, pengambilan tanah tidak utuh atau terganggu
(Hardjowigeno, 2010).
Agegat-agegat dalam tanah selalu dalam tingkatan perubahan yang
continue. Pembasahan, pengeringan, pengolahan tanah, dan aktivitas biologis
semuanya berperan di dalam pengusakan dan pembangunan agegat-agegat
tanah. Struktur lapisan oleh lapisan olah dipengaruhi oleh pengolahan praktis
dan dimana aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, sistem
pertanaman yang mampu menjaga kemantapan agegasi tanah akan memberikan
hasil yang tinggi bagi produksi tanaman (Hardjowigeno, 2005).
4.2

Warna Tanah
Berdasarkan hasil pengamatan warna tanah yang telah kami lakukan,
maka diperoleh hasil sebagai berikut :

41

Tabel 2. Hasil penetapan warna tanah
No.

Lapisan

Kode Warna

Nama Warna

1

I

10 yr 3/2

yellowish brown

2

II

10 yr 3/2

yellowish brown

3

III

10 yr 2

Brown

4

IV

10 yr 3/2

yellowish brown

5

V

10 yr 3/2

yellowish brown

6

VI

10 yr 5/2

Grayish Brown

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan struktur tanah yang
telah dilakukan, diperoleh terlihat bahwa setiap tanah mempunyai horizonhorizon yang berbeda, pada lapisan I, II, IV dan V tampak warna dark yellowish
brown, lapisan ke III tampak warna Brown, dan lapisan VI tampak warna
Grayish Brown
Tanah yang berwarna gelap berarti mengandung bahan organik yang
tinggi, sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat memilik bahan
organik yang rendah.Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan warna
tanah adalah kandungan bahan organik dalam tanah, drainase, tingkat
pelapukan, kesuburan tanah dan derajat erosi (Hanafiah, 2014).
4.3

Struktur Tanah
Berdasarkan hasil pengamatan penetapan struktur tanah yang telah kami
lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

42

Tabel 3. Hasil pengamatan penetapan struktur tanah
Berat
Berat Sesudah Ayakan (g)
Kelompok

Bongkahan
(g)

< 1 mm

1.2 mm

2.8 mm

> 8 mm

1

677,58

167,85

102,70

289,35

116,55

2

1491,41

300,15

226,80

536,40

423,45

3

804,85

240,85

87,15

201,85

258,40

4

707,00

294,90

27,40

101,70

247,05

5

665,15

118,30

117,85

250,65

165,55

6

1091,25

51,20

124,75

395,40

503,15

Kriteria
Granular
Kasar
Granular
Kasar
Granular
Kasar
Granular
Halus
Granular
Kasar
Granular
Kasar

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan struktur tanah yang
telah dilakukan, diperoleh bahwa :
Dilihat pada tabel pengamatan struktur tanah dari ke enam kelompok
yang ada, kriteria bongkahan tanah yang ada yaitu granular kasar. Berdasarkan
struktur tanahnya , tanah inceptisol lebih mudah dalam meloloskan air
dibandingkan tanah andeptis dan litisol. Hal ini dikarenakan struktur yang
remah memiliki ruang pori yang lebih banyak dibanding tanah yang padat,
sehingga sehingga berpengaruh terhadap porositas. Semakin padat struktur
suatu tanah makan akn srmakin kecil porositasnya dan semakin remah struktur
tanah maka porositasnya semakin besar. (Arsyad, 2008)
4.4

Kadar Air Jenuh
43

Berdasarkan hasil pengamatan penetapan kadar air jenuh yang telah
kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil penetapan kadar air jenuh
Kelompo
k

Lapisan

Berat Ring

BTB + Ring

BTKO +

(g)

(g)

Ring (g)

WJ (%)

1

I

228,85

468,95

412,95

30,42

2

I

194,35

456,60

396,50

29,73

3

III

200,50

453,80

384,00

38,04

4

III

198,75

475,30

408,05

32,13

5

V

199,50

466,75

399,40

33,69

6

V

198,45

463,65

322,55

113,69

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penentuan kadar air jenuh
yang telah dilakukan, sehingga mendapatkan hasil yang berbeda-beda dari
setiap kelompok diperoleh hasil :
kandungan air jenuh pada

semua kelompok kadar air tanah yang

paling tertinggi yaitu pada kelompok 6 yaitu sebesar 43,6% dan kelompok
yang paling rendah yaitu pada kelompok 1 yaitu sebesar 30%. Hal ini
disebabkan karena setiap laisan tanah berbeda-beda .
Apabila tekstur tanah lebih dominan pasir maka kemampuan untuk
mengikat air itu randah karena susunan partikel dari pasir itu padat,berbeda
dengan tekstur tanah yang dominan berliat yang kandungan kadar airnya tinggi
karena susunan partikel rnggang dan dengan mudah melekat air.(hakim,2009)
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan
besarnya tegangan air dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air
44

menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut
dalam tanah. Air dapat menyerap atau di tahan oleh tanah karena adanya gayagaya adhesi, kohesi dan gravitasi, karena air higroskopik dan air kapiler
(Hardjowigeno, 2008).
Kadar air tanah adalah jumlah air yang bila di panaskan dengan oven
bersuhu 105˚C hingga di peroleh berat tanah kering tetap. Dua fungsi yang
saling berkaitan dalam menyediakan air bagi tanaman yaitu memperoleh air
dalam tanah dan pengaliran air yang di simpan ke akar tanaman. Jumlah air
yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang
menyerap air cepat dan meneruskan air yaang di terima di permukaan tanah ke
bawah. (Sosiawan, 2011)
4.5

Kadar Air Kapasitas Lapang

Berdasarkan hasil pengamatan penetapan kadar air kapasitas lapang yang
telah kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil penetapan kadar air kapasitas lapang
Kelompo
Berat Ring BTB KA KL
Lapisan
k
(g)
+ Ring (g)

BTKO + Ring

WKL

(