PENELITIAN SEJARAH LEMBAGA PENELITIAN SE

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Pada Mata Kuliah



Oleh :

Riswan Zendrato
PEDI-A

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Dja’far Siddik, MA
Dr. Abdillah, M.Pd

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

PENELITIAN SEJARAH LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Oleh : Riswan Zendrato

A. Pendahuluan
Penelitian merupakan serangkaian kegiatan mencari pemecahan terhadap
suatu masalah yang dihadapi. Penelitian berperan penting dalam kehidupan
manusia untuk menjawab berbagai masalah yang dihadapi. Pada masa
sekarang ini muncul berbagai masalah yang semakin rumit yang tentunya
memerlukan solusi untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.
Salah satu jenis penelitian yang mempunyai peranan penting dalam
kehidupan manusia adalah penelitian sejarah. Sejarah merupakan kejadiankejadian yang telah lewat pada masa lampau yang memuat fakta-fakta tentang
sesuatu hal. Dari sejarah kita dapat memperoleh informasi-informasi penting
tentang berbagai hal yang kita butuhkan pada masa sekarang ini. Penelitian
sejarah penting terutama dalam menggambarkan atau memotret keadaan atau
kejadian masa lalu yang kemudian digunakan untuk menjadi proses
pembelajaran masyarakat sekarang.
Cakupan dan sasaran penelitian sejarah sebenarnya luas, termasuk
kehidupan seseorang, gagasan bersama kelompok masyarakat, pergerakan
sosial, perkembangan institusi atau lembaga dan kehidupan masa lampau.1
Dalam penelitian sejarah, peneliti lebih memfokuskan pencarian data
dengan metode wawancara pada pelaku sejarah, misalnya para pemimpin yang

terlibat dan tokoh-tokoh masyarakat yang mengalami dan menggunakan
sumber-sumber lain termasuk objek peninggalan kejadian, prasasti, dan bukubuku yang berkaitan erat dengan peristiwa yang diteliti.

1

h.204.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. 7,

Dalam makalah ini akan dibahas tentang penelitian sejarah lembaga
pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam yang meliputi : pengertian
penelitian sejarah lembaga pedidikan Islam, perumusan masalah, penentuan
fokus penelitian, sumber penelitian, metode pengumpulan data, teknik
penjaminan keabsahan data, dan analisis data penelitian.

B. Pengertian Penelitian Sejarah Lembaga Pendidikan Islam
Dalam

Kamus


Umum

Bahasa

Indonesia,

W.J.S.

Poerwadarminta

mengatakan sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi
pada masa lampau atau peristiwa penting yang benar-benar terjadi.2
Banyak sekali pendapat yang memberikan defenisi penelitian sejarah atau
penelitian historis. Beberapa diantaranya memberikan pendapatnya antara lain
sebagai berikut :
1. Penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan
kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merekonstruksi apa yang terjadi
pada masa lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya
menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara
sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami

kegiataan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu yang lalu (Jack R.
Fraenkel & Norman E. Wallen, 1990 : 411 dalam Yatim Riyanto, 1996: 22)3.
2. Donald Ary dkk. (1980) dalam Yatim Riyanto (1996 : 22) juga menyatakan
bahwa penelitian historis atau penelitian sejarah adalah usaha untuk
menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah

2

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991),
cet. 2, h. 887.
3

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009),
cet. 3, h. 51.

lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam
mencari, mengevaluasi, dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari
masalah baru tersebut.4
3. Masganti Sitorus (2011), menyatakan bahwa penelitian sejarah adalah
proses pencarian data yang sistematis untuk menjawab pertanyaan

fenomena masa dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik yang bermanfaat lembaga, praktik, kecenderungan, dan isu-isu
penelitian pada saat ini.5
Selanjutnya Dr. Masganti Sitoru, M.Ag mentakan bahwa penelitian sejarah
khususnya dalam bidang pendidikan dapat berupa penelitian sejarah lembagalembaga pendidikan, penelitian pemikiran tokoh tentang pendidikan, penelitian
tentang inovasi-inovasi pendidikan pada masa lalu.
Dari beberapa pandangan yang disampaikan diatas, dapat disimpulkan
bahwa pengertian penelitian sejarah mengandung beberapa unsur pokok,
yaitu:
a. Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi
pada masa lalu);
b. Usaha dilakukan secara sistematis dan objektif;
c. Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integratif antara manusia,
peristiwa, ruang, dan waktu;
d. Dilakukan secara interaktif dengan gagasan, gerakan, dan intuisi yang hidup
pada zamannya.
Dalam hal ini penelitian sejarah kita fokuskan pada lembaga pendidikan
Islam, maka dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa penelitian
4


5

h.165.

Ibid, h.51.
Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, (Medan ; IAIN Press, 2011),

sejarah lembaga pendidika Islam adalah suatu proses atau usaha pencarian
data yang sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari,
mengevaluasi, dan menafsirkan bukti-bukti untuk mendapatkan fakta dan
mencapai kesimpulan sehubungan dengan lembaga pendidikan Islam yang kita
teliti.

C. Perumusan Masalah
Masalah dalam penelitian apabila diidentifikasi dan dibatasi harus
dirumuskan agar dapat memberikan arah bagi si peneliti. Secara umum
permasalahan yang akan kita teliti hendaknya memenuhi tiga kriteria penting,
yaitu: permaslahan atau probematika sebaiknya merefleksikan dua variabel
atau lebih; sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak
meragukan; dan sebaiknya dapat diuji secara emperis.

Tiga

kriteria

ini

penting

sebagai

pertimbangan peneliti

dalam

mengidentifikasi permasalahan yang ditemui, baik dalam teori mapun di
lapangan. Para peneliti sebaiknya dapat memilih dari problematika yang
ditemui menjadi dua klasifikasi, yaitu problematika yang bersifat belum dapat
diukur karena baru atas dasar pertimbangan common sense, dan permasalahan
yang betul-betul permasalahan layak diteliti yang umumnya mempunyai ciriciri: dapat diukur dengan instrumen penelitian, sering ditemui dilapangan, dan
mempunyai manfaat yang berguna bagi masyarakat maupun bagi ilmu

pengetahuan.
Dalam praktiknya, sebelum permasalahan dapat dirumuskan dengan baik,
permasalahan penelitian dapat dinilai dengan beberapa pertanyaan atau
pernyataan seperti berikut.
1. Problematika sebaiknya dapat memberikan kontribusi terhadap teori ada
dan bidang ilmu peneliti yang berkepentingan.

2. Setelah dilakukan studi terhadap permasalahan peneltian yang ada,
problematika hendaknya memberikan motivasi timbulnya permasalahan
baru untuk dilakukan studi dalam kegiatan penelitian berikutnya.
3. Permasalahan peneliti dapat dirumuskan dalam statemen pertanyaan.
4. Dalam bentuk kesenjangan antara yang diharapakan dengan kenyataan
yang ada. Jika permasalahan tersebut masih bersifat umum dan belum
diidentifikasi secara rinci maka problem penelitian dapat diungkapkan
dengan melihat kesenjangan yang ada.6
Dalam merumuskan masalah dalam penelitian sejarah terdapat beberapa
persyaratan sebagaimana dalam penelitian yang lain, yaitu 7
a. Seharusnya dinyatakan secara jelas dan ringkas,
b. Managable atau terukur, dan
c. Memiliki rasional yang kuat


D. Penentuan Fokus Penelitian
Masalah yang telah dirumuskan sebelumnya kemudian dalam penelitian
kualitatif termasuk dalam penelitian sejarah dinamakan fokus. Ada dua maksud
tertentu yang dicapai oleh peneliti dalam menetapkan fokus, yaitu sebagai
berikut :
1. Dapat membatasi studi. Dalam hal ini, fokus akan membatasi bidang inkuiri
yang berfungsi untuk kriteria inkulusi-eksklusi suatu informasi yang baru
diperoleh di lapangan.
2. Fokus sumber dari lapangan peneliti melalui pengetahuan yang diperoleh
melalui kepustakaan ilmiah atau kepustakaan lainnya.

6
7

Sukardi, Metodologi Penelitian, h. 24-28.
Nurul Zuriah,Metodologi Penelitian, h. 53.

Sugiono8 menjelaskan bahwa untuk mempertajam penelitian, penelitian
menetapkan fokus penelitian, yang merupakan domain tunggal atau beberapa

domain yang terkait dengan situasi sosial. Penentuan fokus penelitian
didasarkan pada tingkat kebaharuan informasi yang akan diperoleh dari situasi
di lapangan. Kebaharuan informasi dapat memperkaya rasa keingintahuan
peneliti terhadap gejala yang berubah dan dinamika sosial yang ada. Oleh
karena itu, fokus penelitian dalam penelitia sejarah lembaga pendidikan Islam
dilakukan setelah peneliti melakukan pengamatan awal atau penjelajahan
umum di lokasi penilitian.

E. Penentuan Sumber Penelitian
Oleh karena objek penelitian sejarah adalah peristiwa atau kehidupan
masyarakat pada masa lampau maka yang menjadi sumber informasi harus
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan metode penelitian lainnya.
Beberapa sumber diantaranya adalah sebagai berikut.9
1. Sumber-sumber primer, yaitu data yang diperoleh dari cerita para pelaku
peristiwa itu sendiri, dan atau saksi mata yang mengalami atau mengetahui
peristiwa tersebut. contoh sumber-sumber primer lainnya yang sering
menjadi perhatian para peneliti lapangan atau situs diantaranya seperti,
dokumen asli, relief, dan benda-benda peninggalan masyarakat zaman
lampau. Kemudian kesaksian lisan yang termasuk sumber primer, misalanya
penuturan dari saksi saat peristiwa terjadi yang diungkapkan secara lisan.10

Di dalam penelitian sejarah ada empat sumber primer yaitu:11
a) Dokumen-dokumen yang ditulis atau direkam yaitu bahan tertulis
atau bahan cetakan yang merupakan sesuatu paling umum
digunakan sebagai sumber sejarah. Kemudian materi yang tertulis
8
9

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 34.
Sukardi, Metodologi Penelitian, h. 205.

10
11

Nurul Zuriah,Metodologi Penelitian, h. 56.
Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, h.177.

dan tercetak dalam bentuk buku seperti buku harian, buku
catatan, rekaman resmi, memorandum, buku tahunan, surat
kabar, majalah arsip dan sebagainya. Dokumen merujuk pada
beberapa jenis informasi yang eksis ke dalam bentuk tertulis atau
cetak.
b) Rekaman-rekaman kuantitatif atau yang bersifat numerik yaitu
rekaman yang di dalamnya terdapat bentuk-bentuk data numerik,
misalnya skor tes, laporan sensus, dan sebagainya.12 Rekaman
kuantitatif atau bersifat numerik juga dapat berupa anggaran,
daftar hadir, daftar nilai dan kumpulan rekaman yang berupa
angka-angka merupakan bahan yang sangat berguna bagi peneliti
sejarah.
c) Rekaman suara, yaitu bisa berupa rekaman suara pernyataan lisan
interview atau wawancara langsung dari pelaku sejarah atau
dengan orang yang merupakan saksi saat peristiwa lalu terjadi.13
d) Barang-barang peninggalan sejarah yaitu objek fisik atau
karakteristik visual yang memberikan beberapa informasi tentang
peristiwa masa lalu.14 Sumber jenis ini dapat berupa gedung,
bangunan lain, relief, batu atau papan yang ditandatangani pada
waktu pendirian suatu monumen, peralatan, pakaia, dan bentuk
lainnya.
2. Sumber informasi skunder, yaitu informasi yang diperoleh dari sumber
lain yang mungkin tidak berhubungan langsung dengan peristiwa
tersebut. Kemudian cerita atau penuturan mengenai suatu peristiwa yang
tidak disaksikan langsung oleh pelapor, melainkan semata-mata
melaporkan apa yang dituturkan atau ditulis oleh orang yang
menyaksikan peristiwa itu. Sumber skunder ini dapat berupa para ahli
12

Nurul Zuriah,Metodologi Penelitian, h. 53.
Ibid, h. 53.
14
Ibid, h. 53.
13

yang mendalami atau mengetahui peristiwa yang dibahas dan dari buku
atau catatan yang berkaitan dengan peristiwa, buku sejarah, artikel dalam
ensiklopedia, dan review penelitian. Sumber data skunder cenderung
agak lemah karena adanya kesalahan yang mungkin timbul sewaktu
informasi ditularkan dari tangan ketangan. Biasanya buku teks sejarah
dan ensiklopedia adalah contoh sumber skunder, karena ditulis selang
beberapa lama setelah terjadinya peristiwa yang sebenarnya.

Mengacu dari dua klafikasi sumber diatas, maka dalam menyajikan data
peniliti harus mendahulukan data yang tergolong sumber primer selanjutnya
menggunakan sumber skunder apabila tidak ditemukan pada sumber primer.

F. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti untuk
mengumpulkan data-data penelitian dari responden penelitian. Cara yang
digunakan dalam mengumpulkan data penelitian sangat erat kaitannya dengan
alat pengumpul data yang digunakan.15
Dalam penelitian sejarah ada beberapa metode yang dapat digunakan
dalam melakukan pengumpulan data diantaranya :16
1. Pengamatan(observasi)
Pengamatan atau observasi adalah kegiatan meninjau atau melihat
langsung dengan panca indera di lapangan dalam rangka mengumpulkan
informasi atau data yang diperlukan peneliti.
Observasi ada dua jenis yaitu observasi langsung dan observasi tidak
langsung. Observasi langsung adalah kegiatan mengamati dengan penglihatan,

15

Ibid, h. 77.

16

Ibid, h. 181.

pendengaran, penciuman, peraba, dan pengecap. Observasi tidak langsung bisa
dilakukan melalui tes, kuisioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.17
Beberapa pokok persoalan yang dibahas dalam pengamatan mencakup
(1) alasan pemanfaatan pengamatan (2) macam-macam pengamatan dan
derajat peran pengamatan (3) apa yang diamati, (4) pengamatan dan
pencatatan data, (5) pengamatan yang diamati, (6) kelemahan pengamatan
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Wawancara dari bentuknya dapat dibedakan kepada dua jenis yaitu :
a. Wawancara terstruktur dimana peneliti telah menyediakan sejumlah
pertanyaan yang akan ditanyakan kepada terwawancara.
b. Wawancara tidak terstruktural dimana peneliti tidak menyediakan
sejumlah pertanyaan yang akan ditanyakan kepada terwawancara yang
disediakan hanya kisi-kisi pertanyaan.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen adalah catatan tertulis
tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka
pengumpulan data refleksi terhadap data dalam penelitian. Catatan lapangan
sangat penting dalam penelitian sejarah termasuk dalam penelitian sejarah
lembaga pendidikan Islam karena dengan catatan lapangan temuan teori harus
didukung dengan data konkret lapangan dan bukan ditopang dari ingatan saja.
4. Studi Dokumen
Studi dokumen juga merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam
penelitian sejarah. Menurut Sugiyono (2005; 83) studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

17

Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, h.67.

kualitatif.18 Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi
jika melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian
kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “in
most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used
broadly to refer to any first person narrative produce by an individual which
describes his or her own actions, experience, and beliefs”.
Berbicara dokumen tidak sama dengan record, Guba dan Lincoln (dalam
Moleong, 2007;216-217) menjelaskan istilah dokumen yang dibedakan dengan
record. Definisi dari record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh
seseorang / lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau
menyajikan akunting. Sedang dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun
film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan
seorang penyidik.

G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data
Dalam penelitian sejarah data yang diperoleh banyak berupa
dokumen, rekaman, catatan, buku-buku, dan banyak lagi berupa bendabenda yang dapat memberikan informasi atau data yang diperlukan
peniliti. Oleh karena itu penelitian sejarah harus mengadopsi sikap kritis
ke arah beberapa atau seluruh sumber informasi atau data yang
diperoleh. Dalam mengevaluasi dan menjamin keabsahan data yang kita
dapatkan sebagai sumber sejarah yang berupa dokumen atau informasi,
pertanyaan kunci untuk meneliti sejarah tersebut ialah sebagai berikut .19
1. Apakah dokumen atau informasi data ini benar-benar oleh pengarang
(apakah dokumen tersebut asli dan murni) ?

18

19

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, h.83.
Nurul Zuriah,Metodologi Penelitian, h. 54.

2. Apakah informasi yang terisi di dalam dokumen atau isi data yang
diperoleh benar (apakah akurat)?
Pertanyaan pertama mengacu ke kritik eksternal, sedangkan
pertanyaan kedua mengacu ke kritik internal.
Untuk itu dalam penilitian sejarah perlu diadakan verikasi terhadap data
yang didapat dengan melihat sumbernya. Verifikasi adalah kegiatan
memeriksa, mengoreksi dan menilai sumber-sumber sejarah yang telah
dikumpulkan. Jika sumber sejarah telah diseleksi, maka akan diklasikfikasi
(kritik sumber) menurut derajat-derajat perbedaannya. Melalui kritik sumber
itulah, maka dapat dicari perbedaan antara sumber asli dengan sumber tidak
asli, penting dan tidak penting, dapat dipercaya kebenarannya atau tidak dapat
dipercaya. Proses klasifikasi tidak hanya berdasarkan pada kegunaannya tetapi
melihat waktu pembuatan sumber sejarah yang sudah diperoleh. Oleh karena
itu, maka ada dua macam kritik sumber sejarah, antara lain :20
1. Kritik Eksternal
Kritik ekstern merupakan proses penilaian terhadap bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat sumber sejarah. Untuk menetapkan keaslian atau
autentisitas data, dilakukan kritik eksternal. Apakah fakta peninggalan atau
dokumen itu merupakan yang sebenarnya, bukan palsu seperti dilihat dari batu,
kertas, tinta, tulisan tangan, bentuk huruf dan sebagainya.
2. Kritik Internal
Kritik intern merupakan penilaian terhadap keaslian dan kebenaran isi
atau materi sumber sejarah baik yang berupa keterangan lisan dan keterangan
tertulis. Setelah keaslian suatu dokumen atau data diuji melalui kritik eksternal,
berikutnya dilakukan kritik internal. Walaupun dokumen itu asli, tetapi apakah
mengungkap gambaran yang benar? Bagaimana mengenai penulis dan
penciptanya? Apakah ia jujur, adil, dan benar-benar memahami faktanya ? dan
20

Ibid, h. 54.

beberapa pertanyaan lain yang berkaitan dengan sifat dan perasaan yang
berkaitan dengan penulis atau penciptanya.
Kritik intern ini juga dapat dilaksanakan dengan cara membandingkan
sumber sejarah yang berbeda-beda. Dari perbandingan tersebut, maka dapat
diperoleh derajat persamaan dan derajat perbedaan terhadap isi sumber
sejarah. Sehingga peniliti dapat menilai bahwa isi sumber sejarah yang sedang
diteliti tersebut adalah asli, palsu, penting, tidak penting, dapat dipercaya
kebenarannya atau tidak dapat dipercaya kebenarannya.

H. Analisis Data Penelitian
Sebagaimana pada pada umumnya penelitian kualitatif, pada penelitian
sejarah lembaga pendidikan Islam proses analisa dimulai dengan menelaah
data penelitian yang telah didapatkan dari berbagai sumber seperti, dari
wawancara, observasi atau pengamatan, maupun dari berbagai dokumen yang
terkumpul. Dalam penelitian sejarah proses analisis data bersamaan dengan
proses pengumpulan data seperti halnya pada penelitian kualitatif pada
umumnya. Miles menjelaskan mengapa analisis data kualitatif dilakukan selama
pengumpulan data sebagai berikut:21
“Analisis pengumpulan data selama di lapangan memberi kesempatan
kepada peneliti lapangan untuk pulang balik antara memikirkan tentang
data yang seringkali kualitasnya lebih baik; hal itu dapat menjadi koreksi
yang sehat bagi hal yang terselubung yang tidak terlihat sebelumnya dan
membuat analisis sebagai usaha yang terus berjalan dan hidup, yang
berkaitan dengan pengaruh kuat dari lapangan peneliti (Moleong, 2005:
248).”
Dari pernyataan Miles diatas jelas bahwa dalam penelitian sejarah yang
kebanyakan pengumpulan datanya langsung terlibat ke lapangan tentunya

21

Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, h.202.

dalam menganalisis data

dilakukan pada

waktu bersamaan dengan

pengumpulan data.
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya
dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data di dalam
penelitian dilakukan dalam sebuah proses melalui tahapan-tahapan analisis.
Tahapan-tahapan analisis data tersebut secara umum adalah sebagai berikut:22
1. Menemukan Tema dan Merumuskan Hipotesis Kerja
Sejak menganalisis data di lapangan, peneliti sudah mulai menemukan
tema dan hipotesis kerja. Kemudian tema dan hepotesis kerja diperkaya,
diperdalam, dan di telaah dengan menggabungkan data-data dari sumber
lainya.
2. Menganalisis Berdasarkan Hipotesis Kerja
Sesudah memformulasikam hipotesis kerja, peneliti mengalihkan
pekerjaan analisisnya dengan mencari dan menemukan hipotesis kerja itu
didukung atau ditunjang oleh data dan apakah hal itu benar. Dalam hal ini
barangkali peneliti mengubah, menggabungkan, atau membuang beberapa
hipotesis kerja.
Pekerjaan ini memerlukan ketekunan, ketelitian dan perhatian khusus serta
kemampuan khusus pada peneliti.

I. Penutup
Sejarah merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Masa
sekarag tentunya tidak terlepas dari masa lalu untuk menjadi lebih baik.
Penelitian sejarah dibutuhkan untuk menyempurnakan atau mencari solusi
dimasa sekarnag denga mengetahui sejarah masa lalu.
Keberadaan sebuah lembaga pendidikan Islam juga tidak terlepas dari
sejarah. Untuk itu perlu penelitian untuk mengungkap keberadaan sebuah

22

Ibid, h. 209.

lembaga tersebut dalam rangka mengembangkan atau memecahkan masalah
yang timbul pada sebuah lembaga. Untuk mendapatkan penelitian yang
memuaskan dan efektif maka sebuah penelitian terutama penelitian sejarah,
peneliti dituntut lebih aktif teruma terjun langsung kelapangan untuk
mendapatkan data atau informasi sehubungan dengan yang diteliti.
Dalam penelitian sejarah tidak jauh beda dengan penelitian kualitatif
pada umumnya, namun dalam mengumpulkan data peneliti lebh aktif seperti
wawancara, mencari dokumen, mencari barang-barang bersejarah lainnya
sekaligus menganalisis data serta mengklasifikasikan sumber primer atau
sumber skunder.
Berbeda dengan penelitian lainnya dalam menganalisis data penelitian
dilakukan bersama dengan waktu melaksanakan pengumpulan data dan
informasi, sehingga dalam penelitian sejarah peneliti dituntut lebih bijak dan
mampu melakukan kegiatan dua atau lebih kegiatan tahapan penelitian
sekaligus.

DAFTAR PUSTAKA
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1991)
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005)
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009)
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2009)