Evaluasi Sistem Informasi Manajemen STIE Institut Bina Bisnis Indonesia Menggunakan HOT Fit Model

BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1 Evaluasi
2.1.1 Definisi Evaluasi
Dari pernyataan beberapa ahli seperti Matthews (2007) mengutarakan
bahwa, “evaluasi adalah process of delineating, obtaining and providing useful
information for judging decision alternatives”(p. 7). Arikunto dan Jabar (2010)
memandang “evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai
beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan”(p.
1).Mulyono (2009) berpendapat, “evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur
hasil atau dampak suatu aktivitas, program, atau proyek dengan cara
penyampaiannya” (p. 1). Kurniasih (2009) mengatakan, “Evaluasi adalah sebuah
proses dimana keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan seperangkat
keberhasilan yang diharapkan”(p. 1). Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil
kesimpulan yaitu evaluasi merupakan suatu proses atau upaya untuk mendapatkan
hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

2.1.2 Jenis Evaluasi
Jika dilihat dari pentahapannya, secara umum evaluasi dapat dibagi menjadi
3 jenis (Suharto, 2004) yaitu :

1. Evaluasi tahap perencanaan
Yaitu evaluasi yang digunakan dalam tahap perencanaan untuk mencoba
memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai alternatif dan
kemungkinan terhadap cara penyampaian tujuan yang ditetapkan
sebelumnya.
2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan
Pada tahap ini evaluasi adalah suatu kegiatan yang melakukan analisa
untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan
rencana.Terdapat perbedaan antara konsep menurut penelitian ini
dengan monitoring.

Universitas Sumatera Utara

Evaluasi bertujuan terutama untuk mengetahui apakah yang ingin
dicapai sudah tepat dan bahwa program tersebut direncanakan untuk
mencapai tujuan tersebut.Sedangkan monitoring bertujuan untuk melihat
pelaksanaan proyek sudah sesuai dengan rencana dan bahwa rencana
tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan. Sedangkan evaluasi melihat
sejauh mana proyek masih tepat dapat mencapai tujuan, apakah tujuan
tersebut sudah berubah dan apakah pencapaian program tersebut akan

memecahkan masalah yang akan dipecahkan.
3. Evaluasi pada tahap paska pelaksanaan
Dalam hal ini konsep pada tahap pelaksanaan, yang membedakannya
terletak pada objek yang dinilai dengan yang dianalisa, dimana tingkat
kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana yakni apakah dampak
yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan
yang akan atau ingin dicapai (p. 12).

2.1.3 Fungsi Evaluasi
Evaluasi memiliki tiga fungsi utama dalam analisis kebijakan (Wahab,
2002) yaitu :
1. Evaluasi memberi informasi yang salah dan dapat dipercaya mengenai
kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan
yang telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini evaluasi
mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu dan target tertentu
telah dicapai.
2. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilainilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas
dengan mendefenisikan dan mengoperasikan tujuan dan target.
3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis
kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.

Informasi tentang tidak memadai kinerja kebijakan yang dapat memberi
sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan (p. 51).
Berdasarkan fungsi-fungsi evaluasi yang telah dikemukakan di atas, maka
dapatlah kita simpulkan tentang nilai evaluasi merupakan suatu proses yang

Universitas Sumatera Utara

dilakukan seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program.
Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai
oleh program tersebut.

2.1.4 Tujuan Evaluasi
Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga
dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2002), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara
keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing
komponen (p .13).
Menurut Crawford (2000), tujuan dan fungsi evaluasi adalah :
1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah
tercapai dalam kegiatan.

2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap perilaku hasil.
3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.
4. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan (p. 30).
Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan
pertimbangan untuk menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali
dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.

2.1.5 Alat Penilai Evaluasi
Menurut Umar (2002) secara garis besar alat penilaian dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu tes dan non tes.Alat non-tes dapat berupa (1) skala
bertingkat untuk mengukur sikap, pendapat, keyakinan dan nilai, (2) wawancara,
dan (3) pengamatan. Penggunaan alat-alat evaluasi tergantung pada apa yang akan
dievaluasi (p. 45).

Universitas Sumatera Utara

2.1.6 Standar Evaluasi
Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat
dilihat dari tiga aspek utama (Umar, 2002) yaitu :
1. Utility (manfaat)

Hasil

evaluasi

hendaknya

bermanfaat

bagi

manajemen

untuk

pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan.
2. Accuracy (akurat)
Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan
tinggi.
3. Feasibility (layak)
Hendaknya proses evaluasi dirancang dapat dilaksanakan secara layak

(p. 40).

2.1.7 Model Evaluasi
Tujuan utama dari evaluasi sistem informasi adalah untuk mengkaji nilai
dari sistem informasi bagi suatu organisasi dan untuk memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai tersebut. Ada beberapa model yang biasa digunakan
dalam evaluasi sistem informasi yaitu :

1) Technology Acceptance Model (TAM)
Model ini telah banyak digunakan dalam evaluasi sistem informasi untuk
mengetahui reaksi pengguna terhadap sistem informasi.Metode TAM ini pertama
sekali

dikenalkan

oleh

Davis

pada


tahun1989.TAM

merupakan

hasil

pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), yang lebih dahulu
dikembangkan oleh Fishbein dan Anjen pada 1980.
Davis mendefenisikan persepsi atas kemanfaatan sebagai “ suatu tingkatan
dimana seseorang percaya bahwa

menggunakan sistem tersebut dapat

meningkatkan kinerjanya dalam bekerja”. Sedangkan Marvine Hammer et al.
(2008) menambahkan persepsi atas manfaat untuk diri sendiri, dimana lebih
mengacu pada manfaat yang diperoleh untuk pribadi dan manfaat untuk
organisasi.Persepsi atas penggunaan pengguna secara kontras, mengacu pada
“suatu tingkatan dimana seorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut tak


Universitas Sumatera Utara

perlu bersusah payah. Ini mengikuti defenisi dari “mudah”: “ tidak memiliki
kesulitan atau upaya keras”.
Dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang
berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bisa seseorang
menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Peneliti lain menyatakan
bahwa faktor sikap sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku
individual. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif/cara pandang, afektif, dan
komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku serta kecenderungan
perilaku untuk menggunakan suatu teknologi.
TAM adalah teori sistem informasi yang membuat model tentang
bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Model ini
mengusulkan bahwa ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan sistem
yang baru, sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana
dan kapan akan menggunakan sistem tersebut, khususnya dalam hal pengguna
yakin bahwa dengan menggunakan sistem ini akan meningkatkan kinerjanya,
dimana pengguna yakin menggunakan sistem ini akan membebaskannya dari
kesulitan, dalam artian sistem ini mudah dalam penggunaannya.
Meningkatkan

Kinerja

Mempermudah
Penggunaan

Kebiasaan
Dalam
P

Penggunaan
Sistem

Gambar 2.1 Sistem TAM
Sumber : Davis et al. (1989), Venkatesh et.sl. (2003)
TAM memiliki elemen yang kuat tentang perilaku, mengasumsikan bahwa
keika seseorang membentuk suatu bagian untuk bertindak, mereka akan bebas
untuk bertindak tanpa batasan. Beberapa penelitian telah mereplikasi studi Davis
untuk memberi bukti empiris terhadap hubungan yang ada antara kegunaan,
kemudahan pengguna dan penggunaan sistem.


Universitas Sumatera Utara

2) Theory of Reasoned Action (TRA)
Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku
pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan, sikap, keinginan, dan
hubungan perilaku pengguna.Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor
utama dari perilaku pengguna terhadap penerima pengguna teknologi.Secara lebih
terinci menjelaskan tentang penerimaan sistem informasi dengan dimensi-dimensi
tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya sistem informasi oleh pengguna.
Model ini menempatkan penggunaan sebagai depent variabel, serta
kegunaan dan kemudahan penggunaan sebagai independen variabel. Kedua
variabel independen ini dianggap dapat menjelaskan perilaku penggunaan.

3) End User Computing (EUC) Satisfaction
Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang
dalam disiplin ilmu sistem informasi.Dalam lingkup end-user computing,
sejumlah studi telah dilakukan untuk menggambarkan keseluruhan evaluasi
dimana pengguna akhir telah menganggap penggunaan dari suatu sistem informasi
(misalnya kepuasan) dan juga faktor-faktor yang membentuk kepuasan ini.
Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh. Evaluasi

dengan menggunakan model ini lebih menekankan kepuasan pengguna akhir
terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu, dan
kemudahan dari sistem. Model ini telah banyak diujicobakan oleh peneliti lain
untuk menguji reabilitasnya dan hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan
bermakna meskipun instrument ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa yang
berbeda.

4) Task Technology Fit (TTF) Analysis
Inti dari Model Task Technology Fit adalah sebuah konstruk formal yang
dikenal sebagai Task-Technology Fit (TTF), yang merupakan kesesuaian dari
kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan
teknologi informasi untuk memberikan dukungan terhadap pekerjaan.Model TTF
memiliki 4 konstruk kunci yaitu tugas dan teknologi, yang bersama-sama
mempengaruhi kontruk ketiga TTF yang balik mempengaruhi hasil yaitu kinerja

Universitas Sumatera Utara

atau manfaat. Model TTF menempatkan bahwa teknologi informasi hanya akan
digunakan jika fungsi dan manfaat tersedia untuk mendukung aktivitas pengguna.
Model evaluasi ini pertama kali dikembangkan oleh Goodhue dan
Thompson pada tahun 1995.Teori ini berpegang bahwa teknologi informasi
memiliki dampak positif terhadap kinerja individu dan dapat digunakan jika
kemampuan teknologi informasi cocok dengan tugas-tugas yang harus dihasilkan
oleh pengguna.

5) Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model
Yusof et al. (2006) memberikan suatu kerangka baru yang dapat digunakan
untuk evaluasi sistem informasi yang disebut Human-Organization-Technology
(HOT) Fit Model.Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem
informasi yakni Manusia, Organisasi, dan Teknologi dan kesesuaian hubungan
diantaranya.
Kemampuan manusia menilai sistem informasi dari sisi penggunaan sistem
pada frekuensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi.Penggunaan
sistem juga berhubungan dengan siapa yang menggunakan, tingkatan pengguna,
pelatihan,

pengetahuan,

sistem.Komponen

ini

harapan,
juga

dan

sikap

menilai

sistem

menerima
dari

dan

aspek

menolak
kepuasan

pengguna.Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman
pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem
informasi.Kepuasan pengguna dapat dihubungkan dengan persepsi, manfaat, dan
sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karateristik
personal.
Komponen Organisasi menilai sistem dari aspek struktur organisasi dan
lingkungan organisasi. Struktur organisasi terdiri dari tipe, kultur, politik, hierarki,
perencanaan dan pengendalian sistem, strategi, manajemen dan komunikasi.
Kepemimpinan, dukungan dari top manajemen dan dukungan staf merupakan
bagian yang penting dalam mengukur keberhasilan sistem. Sedangkan lingkungan
organisasi terdiri dari sumber pembiayaan, pemerintahan, politik, kompetensi,
hubungan interorganisasional dan komunikasi.

Universitas Sumatera Utara

Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem, kualitas informasi, dan
kualitas layanan.Kualitas sistem dalam sistem informasi di institusi pelayanan
menyangkut keterkaitan fitur dalam sistem termasuk kinerja sistem.Kemudahan
penggunaan, kemudahan untuk dipelajari, waktu respon, kegunaan, ketersediaan,
fleksibilitas, dan sekuritas merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari
kualitas sistem.Kualitas informasi berfokus pada informasi yang dihasilkan oleh
sistem informasi termasuk rekam data, dan laporan. Kriteria yang dapat digunakan
untuk menilai kualitas informasi antara lain adalah kelengkapan, keakuratan,
ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi, dan pemasukan data.
Sedangkan kualitas layanan berfokus pada keseluruhan dukungan yang diterima
oleh penyedia layanan sistem atau teknologi.Kualitas pelayanan dapat dinilai
dengan kecepatan respon, jaminan, dan tindak lanjut layanan.

Gambar 2.2 Sistem HOT-FIT
Sumber : (Human-Organization-Technology Fit Model, Yusof, et al : 2006)

Universitas Sumatera Utara

2.2 Sistem Informasi Manajemen
2.2.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen
Febrian (2004), berpendapat bahwa “sistem informasi manajemen adalah
kumpulan sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen” (p.
286).Mcleod dan Schell (2008), mengatakan “sistem informasi manajemen adalah
sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia untuk user dengan
kebutuhan serupa” (p. 12). Tata Sutabri (2005), mengemukakan “sistem informasi
manajemen adalah sebuah sistem informasi yang melakukan semua pengolahan
transaksi dan memberikan dukungan informasi untuk fungsi manajemen serta
proses pengambilan keputusan” (p. 1).
Eko Nugroho (2008), menyebutkan “sistem informasi manajemen adalah
sebuah sistem informasi yang berfungsi mengelola informasi bagi manajemen
organisasi” (p. 16).
Berdasarkan uraian di atas, sistem informasi manajemen adalah sistem
perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi
pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi
manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau
strategi bisnis.

2.2.2 Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan
Sistem informasi manajemen perpustakaan adalah suatu sistem yang
memberikan kemudahan bagi manusia berupa data atau informasi yang
berhubungan dengan tugas operasional suatu perpustakaan.Sistem informasi
manajemen mendukung aktivitas manusia dalam lingkungan organisasi seperti
perpustakaan dengan menyajikan suatu data secara efektif dalam waktu yang
singkat

sehingga

memudahkan

pengambilan

keputusan

bagi

pengelola

perpustakaan.
Sistem informasi manajemen perpustakaan sering juga disebut library
information system atau library management information system.Termasuk dalam
sistem informasi manajemen perpustakaan adalah pengatalogan, katalog publik,
sirkulasi, dan informasi manajemen perpustakaan.

Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Manfaat Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan
Sistem informasi manajemen perpustakaan adalah sebuah sistem yang
terintegrasi untuk menyediakan informasi guna mendukung operasi, manajemen,
dan fungsi pengambilan keputusan dalam perpustakaan.
Manfaat dari penerapan sistem informasi pada perpustakaan menurut Ishak
(2008) diantaranya adalah :
1. Mengefesienkan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan.
2. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna.
3. Meningkatkan citra perpustakaan.
4. Pengembangan infrastruktur, nasional, regional, dan global (p.89).

2.2.4 Fitur-fitur Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan
Fitur-fitur yang biasa digunakan dalam menerapkan sistem informasi
manajemen pada perpustakaan (Lutfian Software, 2009) yaitu :
1. Modul Data Induk Anggota
Menyediakan fasilitas untuk menambah, mengedit dan menghapus data
anggota perpustakaan.
2. Modul Data Induk Buku
Fasilitas untuk menambah, mengedit dan menghapus data buku-buku
perpustakaan.
3. Modul Data Induk Inventaris Buku
Digunakan untuk memasukkan data inventaris buku (fisik), seperti
Nomor Inventaris, Tanggal Inventaris dan Asal Buku.
4. Modul Transaksi
Merupakan fasilitas untuk mencatat peminjaman dan pengembalian
buku maupun perpanjangan peminjaman.
5. Modul Pencatatan Buku Hilang/Rusak
Pendataan buku yang hilang/rusak serta biaya penggantinya.
6. Konfigurasi
Konfigurasi sistem seperti jumlah maksimal perpanjangan buku, dan
lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

7. Cetak Laporan
Laporan-laporan yang dapat dihasilkan, antara lain :
Laporan anggota berdasar jurusan
Laporan anggota berdasar Tanggal mendaftar
Laporan buku berdasar jurusan
Laporan inventaris buku
Laporan peminjaman berdasar nomor mahasiswa
Laporan pengembalian per periode
Laporan buku yang belum dikembalikan
Laporan denda per periode
Laporan buku hilang/ rusak, dan lain-lain
8. Setup User Setting administrator dan
User berserta hak akses terhadap sistem.

Universitas Sumatera Utara