Analisis Implementansi Strategi Promosi Kesehatan dan Pengaruhnya terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita di Wilayah Puskesmas Helvetia Kota Medan tahun 2014

Lampiran 1
Nama Informan
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan terakhir
Jabatan
Lama Jabatan
Tanggal Wawancara

:
:
:
:
:
:
:

PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH

PUSKESMAS HELVETIAKOTA MEDAN TAHUN 2014
I. Advokasi
1. Apakah ada dukungan politik dari pengambil keputusan dalam bentuk
kebijakan/peraturan daerah yang mendukung atau berkaitan dengan strategi
promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita
Probing :
- Seberapa sering advokasi dilakukan pada pengambil keputusan untuk
terciptanya kebijakan
- Contoh kebijakan, peraturan daerah, instruksi
- Tentang kebijakaan wajib operasi timbang
- Tentang pencanangan Medan bebas gizi buruk 2015
- Jika ya, sejauh mana sosialisasi tentang kebijakan/peraturan daerah pada
masyarakat
2. Apakah tersedia dana/anggaran yang cukup untuk mendukung kegiatan promosi
kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita tersebut
Probing :
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang
pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau media elektronik (promosi
kesehatan tentang ASi esklusif,MP ASI, gizi seimbang dan pola asuh ibu dan
anak)

- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan revitalisasi posyandu
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan PMT balita
- Apakah ada dana untuk suplementasi gizi (pemberian tablet vit A pada balita,
tablet FE pada bumil)
- Jika ya, apakah dana tersebut cukup untuk memaksimalkan kegiatan tersebut
- Jika tidak, berapa seharusnya dana yang dianggarkan

135

136

3. Apakah ada sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan
dalam pencegahan gizi buruk?
Probing :
- Apakah cukup tersedia posyandu dan sarana dan prasarananya (untuk biaya
operasional posyandu, dll)
- Apakah sarana dan prasarana puskesmas cukup untuk mendukung kegiatan
promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk di puskesmas Helvetia
4. Apakah cukup tersedia SDM (petugas) untuk mendukung kegiatan promosi
kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :
- Apakah tersedia petugas gizi dan petugas promosi kesehatan puskesmas
- Apakah petugas rutin menjalankan tugasnya
- Apakah jumlah petugasnya cukup untuk melaksanakan kegiatan tersebut
- Apakah petugas cukup berkualitas untuk melaksanakan kegiatan tersebut
- Apakah ada pelatihan pada petugas
5. Apakah ada pendataan dan pelaporan mendukung kegiatan promosi kesehatan
dalam pencegahan gizi buruk?
Probing :
- Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, balita , bumil, busui
- Pendataan jumlah keluarga miskin
- Pendataan tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbang balita (D/S)
II. Bina Suasana
1. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk
pada masyarakat
Probing:
- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi pencegahan
gizi buruk pada masyarakat
- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut
2. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk

pada tokoh masyarakat atau tokoh agama
Probing:
- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan sosialisasi pencegahan gizi
buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama
- Jika ya, siapa saja sasaran kegiatan tersebut
- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut

137

3. Apakah pernah dilaksanakan lomba balita sehat
Probing:
- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut
- Jika ya apakah kegiatan tersebut sangat membantu dalam peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk pada balita
4. Apakah pernah dilakukan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk
melalui media cetak atau elektronik
Probing:
- Apakah ada leaflet, poster, booklet tentang pencegahan gizi buruk
- Apakah jumlahnya cukup untuk seluruh sasaran
- Apakah ada promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita

melalui radio atau televise
- Jika ya seberapa sering ditayangkan
III. Pemberdayaan Masyarakat
1. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan gerakan pemberdayaan
masyarakat
Probing :
- Apakah pernah dilaksanakan pelatihan tentang pemberdayaan masyarakat di
bidang gizi
- Apakah pernah dilaksanakan pendampingan pada masyarakat dalam
pemberdayaan masyarakat di bidang gizi
- Apakah ada bantuan anggaran untuk merangsang timbulnya pemberdayaan
masyarakat di bidang gizi
2. Apakah ada pemetaan keluarga untuk mengidentifikasi keluarga yang mempunyai
masalah gizi :
Probing :
- Jika ya, seberapa sering dilakukan
- Siapa yang bertugas melakukan pemetaan
- Apakah hasil pemetaan di gunakan untuk pengambilan kebijakan dalam
pencegahan gizi buruk dimasyarakat
3. Apakah tersedia kader gizi masyarakat

Probing :
- Jika Ya, apakah jumlahnya cukup untuk membantu masyarakat dalam
pencegahan gizi buruk
- Siapa yang membentuk
- Apa tugasnya
- Apakah ada dana operasional untuk kader gizi masyarakat

138

4. Apakah terdapat pos gizi
Probing :
- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di pos gizi tersebut
- Siapa yang membentuk
- Apakah kegiatannya berjalan aktif
- Apakah dilaksanakan pembinaan terhadap pos gizi tersebut
5. Apakah dilaksanakan revitalisasi posyandu dalam rangka meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pencegahan gizi buruk
Probing :
- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi posyandu
- Apakah dilaksanakan pelatihan kader secara berkala

- Apakah dilaksanakan pembinaan dan pendampingan kader
- Apakah dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana posyandu
- Apakah disediakan dana operasional posyandu
6. Apakah dilaksanakan kegitan revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi
(SKPG)
Probing :
- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi sistem
kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)
- Apakah PWS-gizi, system kewaspadaan dini gizi (SKD), TPG berfungsi
dengan baik
- Apakah informasi, data , peta rawan gizi dimanfaatkan dalam pengambilan
keputusan dalam pencegahan gizi buruk
7. Apakah ada kemitraan dengan LSM atau organisasi masyarakat lainnya dalam
pencegahan gizi buruk
Probing :
- LSM atau organisasi masyarakat apa saja yang sudah bermitra
- Kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh LSM atau organisasi
masyarakt tersebut
- Apa saja yang dilaksanakan untuk menggalang kemitraan tersebut


Lampiran 2
No :
KUESIONER
ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN
PENGARUHNYA TERHADAPPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN GIZI BURUKPADA BALITA DI WILAYAH
PUSKESMAS HELVETIAKOTA MEDAN TAHUN 2014

A. Identitas Responden
Nama
:
Umur
:
Pendidikan : a. SD
b. SLTP
c. SLTA
d. Akademi
e. Perguruan Tingggi
Pekerjaan
:

Jumlah anak :
Jumlah Balita :
B. Pertanyaan Penelitian
I. Advokasi
No
Pertanyaan
1

2

3

4

5

Jawaban
Ya
Tidak


Apakah ada peraturan dari kecamatan/puskesmas
atau walikota yang mengharuskan ibu untuk
membawa balita untuk ditimbang di posyandu atau
sarana kesehatan lainnya?
Apakah di lingkungan tempat tinggal ibu terdapat
tempat untuk menimbang balita ibu seperti
posyandu atau sarana kesehatan lainnya
Apakah peralatan di sarana tersebut cukup baik dan
sangat membantu ibu dalam pencegahan gizi buruk
pada balita ?
Apakah di sarana tersebut tersedia media
penyebaran informasi (leaflet, poster, film dll
tentang gizi buruk dan pencegahannya ?
Apakah di sarana tersebut terdapat petugas
kesehatan dan kader yang membantu ibu untuk

139

140


6
7

8

memperoleh informasi tentang gizi buruk dan
pencegahnnya?
Apakah dilingkungan ibu pernah dilaksanakan
pendataan balita gizi buruk?
Apakah ada dana dari pemerintah untuk
pencegahan gizi buruk pada balita ibu, contohnya
pemberian PMT
Apakah pernah dilaksanakan dilakukan sosialiasai
dari petugas kesehatan tentang pecegahan gizi
buruk pada balita

II. Bina Suasana
No

Pertanyaan

1

Apakah ibu pernah diundang untuk menghadiri
acara pertemuan tentang gizi buruk dan
pencegahannya dikelurahan, posyandu atau
puskesmas?
Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan dari
petugas kesehatan mengenai gizi pada balita serta
pencegahan, gizi buruk pada saat membawa anak
berobat ke puskesmas maupun di luar puskesmas
seperti posyandu, dan lain-lain?
Apakah ibu pernah mendengar atau ikut pada
kegiatan lomba balita sehat
Apakah ibu pernah memperoleh informasi dari
tokoh agama, tokoh masyarakat tentang gizi buruk
dan pencegahannya?
Apakah tokoh masyarakat, tokoh agama pernah
menganjurkan pada ibu untuk membawa balitanya
agar ditimbang di posyandu atau sarana kesehatan?
Apakah ibu pernah memperoleh informasi gizi
buruk dan pencegahannya melalui
selebaran/leaflet, poster atau surat kabar?
Apakah ibu pernah memperoleh informasi gizi
buruk dan pencegahannyamelalui siaran TV dan
radio?

2

3
4

5

6

7

Jawaban
Ya
Tidak

141

III. Pemberdayaan Masyarakat
No

Pertanyaan
Ya

1

2

3

4

5
6

7
8

9
10

11

Apakah ibu pernah memperoleh informasi dari tenaga
kesehatan tentang gizi, agar keluarga dapat
melakukan pencegahan terjadi kelainan gizi di dalam
keluarga
Apakah ibu memperoleh informasi dari tenaga
kesehatan tentang rujukan anak balita yang menderita
masalah gizi, dengan tujuan agar keluarga mampu
mencari rujukan manakala terjadi kelainan gizi di
dalam keluarga
Apakah tenaga kesehatan memberikan informasi
kepada ibu tentang pemanfaatan pekarangan, agar
keluarga mampu menghasilkan makanan melalui
pekarangan
Apakah petugas kesehatan atau tokoh masyarakat
pernah mengajak ibu atau keluarga untuk
berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan
Kadarzi dan posyandu
Apakah di lingkungan ibu terdapat posyandu
yang aktif melaksanakan kegiatannya?
Menurut ibu, apakah posyandu merupakan sarana
yang sangat bermanfaat dalam pemberian informasi
tentang makanan sehat dan bergizi seimbang untuk
membantu ibu mencegah terjadinya gizi buruk pada
balita ibu?
Apakah di lingkungan ibu terdapat kader gizi
masyarakat?
Menurut ibu apakah kader gizi masyarakat sangat
diperlukan dalam membantu ibu meningkatkan
pengetahuan tentang gizi balita?
Apakah di lingkungan ibu terdapat pos gizi yang aktif
melaksanakan kegiatannya
Menurut ibu, apakah pos gizi merupakan sarana yang
sangat bermanfaat dalam pemberian informasi tentang
makanan sehat dan bergizi seimbang untuk membantu
ibu mencegah terjadinya gizi buruk pada balita ibu?
Menurut ibu apakah pengorganisasian masyarakat
salah satunya dalam penyedian PMT sangat berperan
dalam pencegahan gizi buruk pada balita?

Jawaban
Tidak

142

IV. Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita
No

Pertanyaan

1

Apakah sebelumnya ibu hanya memberikan
ASIeksklusif saja kepada bayi?
Apakah ibu akan tetap memberikan ASI kepada
balita sampai usia 2 tahun?
Apakah sebelumnya ibu memberikan makanan
tambahan selain ASI kepada balita setelah berusia 6
bulan?
Apakah ibu selalu memberi makanan yang beraneka
ragam (jenis sayur, lauk-pauk dan buah) pada balita
setelah berusia 6 bulan ?
Apakah ibu selalu mendampingi balita saat makan?
Apakah balita makan tiga kali dalam sehari?
Apakah waktu pemberian makan diberi secara
teratur?
Apakah balita selalu menghabiskan porsi makanan
setiap kali makan?
Apakah ibu selalu menyiapkan makanan untuk
balita?
Apakah ibu rutin membawa balita setiap bulan ke
posyandu?
Apakah ibu rutin menimbang berat badan balita
setiap bulan?
Apakah balita telah mendapatkan imunisasi dasar
lengkap?
Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan kesehatan
yang dilakukan oleh petugas kesehatan?
Apakah ibu menerapkan nasehat tentang gizi balita
yang dianjurkan petugas kesehatan?
Apakah ibu segera membawa anak ke pelayanan
kesehatan bila anak ibu mengalami sakit atau
gangguan pertumbuhan?

2
3

4

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Jawaban
Ya
Tidak

Lampiran 3 : Transcript Wawancara Mendalam
Nama Informan
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan terakhir
Jabatan
Lama Jabatan
Tanggal Wawancara

: Dr. Iman Surya
: 40 tahun
: Laki-laki
: Dokter
: Kabid Bina Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Medan
: 3 Tahun
: 22 Mei 2014

PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH
PUSKESMAS HELVETIAKOTA MEDAN TAHUN 2014

I. Advokasi
1. Apakah ada dukungan politik dari pengambil keputusan dalam bentuk
kebijakan/peraturan daerah yang mendukung atau berkaitan dengan strategi
promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita ?
Probing :
- Seberapa sering advokasi dilakukan pada pengambil keputusan untuk
terciptanya kebijakan
- Contoh kebijakan, peraturan daerah, instruksi
- Tentang kebijakaan wajib operasi timbang
- Tentang pencanangan Medan bebas gizi buruk 2015
- Jika ya, sejauh mana sosialisasi tentang kebijakan/peraturan daerah pada
masyarakat
Jawaban informan :
Dukungan politik dalam bentuk peraturan daerah tidak ada, tapi dukungan politik
ada, bentuknya dukungan komitmen seperti dukungan dalam bentuk anggaran, ada
juga bentuk dukungan berupa komitmen seperti komitmen pencanangan medan
gizi buruk tahun 2015, kalau gak salah pencanangannya di kecamatan medan
labuhan tahun 2011, dimana ada kerjasama atau komitmen untuk pencegahan dan
penanggulangan gizi buruk antar beberapa SKPD terkait, SKPD yang paling
berperan adalah selain Dinas kesehatan Kota Medan, Badan Ketahanan Pangan,
bentuk kmitmennya berupa pemberian PMT, PMT balita, PMT anak sekolah,
tentang beras jempitan itu bentuk kegiatan bantuan untuk ketahanan pangan bagi
keluarga miskin, yaitu untuk balita gizi kurang dan gizi buruk.

143

144

….Kalau tentang operasi timbang dulu pernah kita lakukan langsung kunjungan ke
rumah-rumah, tahun 2008 kalau gak sala, sekarang dialihkan ke posyandu, kader
sekarang yang melakukan kunjungan kerumah, bagi balita yang tidak mau datang
ke posyandu
….Kalau yang mengadvokasi segala bentuk kegiatan adalah kepala dinas biasanya
baik ke pemerintah daerah yaitu walikota maupun ke DPRD.
2. Apakah tersedia dana/anggaran yang cukup untuk mendukung kegiatan promosi
kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita tersebut ?
Probing :
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang
pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau media elektronik (promosi
kesehatan tentang ASi esklusif,MP ASI, gizi seimbang dan pola asuh ibu dan
anak)
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan revitalisasi posyandu
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan PMT balita
- Apakah ada dana untuk suplementasi gizi (pemberian tablet vit A pada balita,
tablet FE pada bumil)
- Jika ya, apakah dana tersebut cukup untuk memaksimalkan kegiatan tersebut
- Jika tidak, berapa seharusnya dana yang dianggarkan
Jawaban informan :
Anggaran atau dana untuk pencegahan dan penanggulangan gizi buruk lumayan
cukup ditambah lagi sejak adanya pencanangan Medan Bebas gizi buruk, dan
penandatangan kesepakatan, jadi pemerintah konsern terhadap masalah gizi,
sehingga jarang ada hambatan dana untuk masalah gizi terutama penanggulangan
gizi buruk, tetapi anggaran untuk kegiatan promosi kesehatan untuk pencegahan
gizi buruk sangat sedikit atau kuranglah.
…Kalau anggaran promosi kesehatan untuk media cetak jaranglah, yang paling
banyak dari APBN, kalau anggaran untuk media elektronik, jaranglah
tetapi anggaran untuk revitalisasi posyandu kan termasuk untuk pencegahan gizi
buruk, itu bentuknya berupa reward kader atau transport kader, semua kader dapat
perbulan serta penyediaan sarana dan prasarana posyandu, sedangkan kalau
anggaran untuk penyebaran informasi tentang penannggulangan gizi buruk, sangat
dibantu oleh adanya anggaran dari BOK (bantuan Operasional Kesehatan) di
puskesmas, sehingga upaya pencegahan dan promosi kesehatan lebih banyak di
lakukan oleh puskesmas, seperti penyuluhan dan kunjungan kerumah, banyak
didanai oleh BOK puskesmas.
…Kalau untuk suplemntasi gizi berupa pemberian vit a dan Fe msih rutin itu dana
anggaran dari APBD.

145

3. Apakah ada sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan
dalam pencegahan gizi buruk ?
Probing :
- Apakah cukup tersedia posyandu dan sarana dan prasarananya (untuk biaya
operasional posyandu, dll)
- Apakah sarana dan prasarana puskesmas cukup untuk mendukung kegiatan
promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk di puskesmas Helvetia
Jawaban Informan :
Kalau sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan promotif itu yang masih
kurang, karena untuk kegiatan promosi kesehatan dari Dinas kesehatan kurang
dilakukan, sehingga sarana dan prasarana pendukungnyapun masih kurang.
…Tapi kalau posyandu sebagai tempat yang sangat baik untuk pencegahan dan
penanggulangan masalah gizi, sarana dan prasarana juga sudah lumayan bagus,
bahkan dari Dinas ada bantuan pemberian dacin untuk melengapi sarana dan
prasarana posyandu.
4. Apakah cukup tersedia SDM (petugas) untuk mendukung kegiatan promosi
kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?
Probing :
- Apakah tersedia petugas gizi dan petugas promosi kesehatan puskesmas
- Apakah petugas rutin menjalankan tugasnya
- Apakah jumlah petugasnya cukup untuk melaksanakan kegiatan tersebut
- Apakah petugas cukup berkualitas untuk melaksanakan kegiatan tersebut
- Apakah ada pelatihan pada petugas
Jawaban informan :
Di dinas ada satu orang petugas penanggung jawab promosi kesehatan ada petugas
penanggung jawab gizi,kalau di puskesmas ada juga petugas promkes dan
penanggung jawab gizi.
…Petugas tersebut rutin menjalankan tugasnya, apalagi yang dipuskesmas, ada
pemantauan tugas mereka melalui rapat rutin petugas promkes dan gizi di dinas
keseahatan, kalau dilihat dari segi jumlah, lumayan cukuplah intuk menjalankan
kegiatan pencegahan dan penanggulangan gizi masalah gizi, untuk puskesmas lagi,
petugas tersebut, dibantu oleh petugas lainnya yang rutin dijadwalkan untuk
melaksanakan kegiatan promosi dan penanggulangan posyandu, yaitu harus hadir
pada hari buka posyandu.
…Petugasnya cukup berkualitas karena pendidikannya biasanya dari kesehatan,
ada terkadang dilakukan pelatihan dari Dinas kesehatan.

146

5.Apakah ada pendataan dan pelaporan mendukung kegiatan promosi kesehatan
dalam pencegahan gizi buruk?
Probing :
- Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, balita , bumil, busui
- Pendataan jumlah keluarga miskin
- Pendataan tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbang balita (D/S)
Jawaban informan :
Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, bumil, busui tetap ada, dilakukan oleh
puskesmas biasanya, datanya didapat dari kader, baik data yang diperoleh dari data
kunjungan balita ke posyandu, atau kunjungan kerumah yang dilakukan oleh
kader, data bisa berupa data tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbangatau
data D/S, data jumlah keluraga miskin kita dapat dari puskesmas, puskesmas dapat
dari kelurahan.
…Kalau pelaporan tentang pendataan BB balita dan TB balita tetap ada dilakukan
puskesmas, didapat dari posyandu, dari data tersebut dipantau untuk mendetekasi
mana tau ada balita yang mengalami gizi buruk.
II. Bina Suasana
1. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk
pada masyarakat
Probing:
- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi pencegahan
gizi buruk pada masyarakat
- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut
JawabanInforman :
Promosi kesehatan yang dilaksanakan secara langsung pada masyarakat dalam
bentuk penyuluhan langsung, jarang dilaksanakan, karena tidak dianggarkan
Tapi kalau dari puskesmas terkadang juga dilaksanakan dengan memakai dana
BOK.
2. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk
pada tokoh masyarakat atau tokoh agama ?
Probing:
- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan sosialisasi pencegahan gizi
buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama
- Jika ya, siapa saja sasaran kegiatan tersebut
- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut
Jawaban informan :
Promosi kesehatan pada tokoh masyarakat contohnya kader, dulu sering
dilakukan, berupa dalam bentuk pelatihan kader, jambore kader, tapi akhir-kahir
ini karena efisiensi anggaran sudah tidak dilakukan, tapi dari SKPD lain masih ada
melakukan pelatihan kader misalnya dari PKK dan badan ketahanan pangan.

147

3. Apakah pernah dilaksanakan lomba balita sehat
Probing:
- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut
- Jika ya apakah kegiatan tersebut sangat membantu dalam peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk pada balita
Jawaban informan :
Lomba balita sehat juga sudah lama tidak dilakukan, walaupun dirasa lomba balita
sehat memang sangat membantu dalam memotivasi ibu untuk meningkatkan
kesehatan balitanya.
4. Apakah pernah dilakukan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk
melalui media cetak atau elektronik
Probing:
- Apakah ada leaflet, poster, booklet tentang pencegahan gizi buruk
- Apakah jumlahnya cukup untuk seluruh sasaran
- Apakah ada promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita
melalui radio atau televise
- Jika ya seberapa sering ditayangkan
Jawaban informan :
Promosi kesehatan melalui media cetak dari dana APBD tidak ada dilakukan,
tetapi kalau bantuan media cetak dari APBN tetap ada, bentuknya berupa poster
dan leaflet. Jumlahnya untuk sasaran kurang tapi yah kita cukup-cukupkanlah
Kalau promosi kesehatan melalui media elektronik, dari anggaran rutin tidak ada,
kecuali ada permintaan dari media elektronik itu sendiri misalnya ada permintaan
talkshow dari tv local dari radio, baru kita lakukan.

III. Pemberdayaan Masyarakat
1. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan gerakan pemberdayaan
masyarakat ?
Probing :
- Apakah pernah dilaksanakan pelatihan tentang pemberdayaan masyarakat di
bidang gizi
- Apakah pernah dilaksanakan pendampingan pada masyarakat dalam
pemberdayaan masyarakat di bidang gizi
- Apakah ada bantuan anggaran untuk merangsang timbulnya pemberdayaan
masyarakat di bidang gizi
Jawaban informan :
Kegiatan pemberdayaan masyarakat, dulu sering kita lakukan dengan bermitra
dengan LSM misalnya NICE atau Save the children misalnya pembentukan
kelompok gizi masyarakat, pos gizi dulu juga sempat dibentuk kader gizi buruk
juga, kalau sekarang semenjak tidak ada lagi kerjasama, tidak ada lagi kita lakukan

148

pembinaan terhadap kelompok –kelompok hasil pemberdayaan masayarakat
tersebut, tidak ada pendampingan lagi pada kelompok tersebut kecuali
posyandu,ya tetapi kita lakukan pembinaan, pembinaannnya ya dapat berupa
pemberian transport kader, pelatihan kader dan pemberian PMT
2. Apakah ada pemetaan keluarga untuk mengidentifikasi keluarga yang mempunyai
masalah gizi :
Probing :
- Jika ya, seberapa sering dilakukan
- Siapa yang bertugas melakukan pemetaan
- Apakah hasil pemetaan di gunakan untuk pengambilan kebijakan dalam
pencegahan gizi buruk dimasyarakat
Jawaban informan :
Pemetaan tidak ada,yang dilakukan hanya berupa pelaporan untuk
mengidentifikasi keluarga yang punya masalah gizi terutama pelaporan balita gizi
buruk dan gizi kurang, itu pelaporannya setiap bulan ke dinas dilakukan oleh
petugas gizi puskesmas, kemudain direkap dan data tersebut sangat membantu
kami dalam pengambilan kebijakan untuk melaksanakan program-program
pencegahan dan penanggulangan gizi buruk.
3. Apakah tersedia kader gizi masyarakat
Probing :
- Jika Ya, apakah jumlahnya cukup untuk membantu masyarakat dalam
pencegahan gizi buruk
- Siapa yang membentuk
- Apa tugasnya
- Apakah ada dana operasional untuk kader gizi masyarakat
Jawaban informan :
Kader gizi masyarakat, dulu ada kita bentuk, tapi sekarang mungkin tidak aktif
lagi, pembinaan terhadap kader tersebut, kita serahkan ke puskesmas, kalau dari
dinas jarang kita pantau lagi, dulu tugasnya adalah melakukan pendataan dan
pelaporan kasus gizi buruk ke puskesmas, dulu dulu pernah dianggrakan dana
operasional bagi mereka, tidak terealisasi, tapi dana untuk kader posyandu tetap
ada, karena sebagian besar kader gizi masyarakat adalah kader posyandu.
4. Apakah terdapat pos gizi
Probing :
- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di pos gizi tersebut
- Siapa yang membentuk
- Apakah kegiatannya berjalan aktif
- Apakah dilaksanakan pembinaan terhadap pos gizi tersebut
Jawaban informan :
Pos gizi masih tetap ada, tetapi aktif atau tidaknya kami serahkan ke puskesmas
untuk memantau.

149

5. Apakah dilaksanakan revitalisasi posyandu dalam rangka meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pencegahan gizi buruk
Probing :
- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi posyandu
- Apakah dilaksanakan pelatihan kader secara berkala
- Apakah dilaksanakan pembinaan dan pendampingan kader
- Apakah dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana posyandu
- Apakah disediakan dana operasional posyandu
Jawaban informan :
Revitalisasi posyandu sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat masih
terus berjalan, bentuk kegiatannya berua pemberian PMT dan reward bagi kader,
sehingga kader tetap aktif melaksanakan kegiatan di posyandu, baik berupa aktif
dalam kegiatan penimbangan ataupun aktif melakukan kunjungan kerumah, selain
itu juga ada peningkatan sarana dan prasarana posyandu berupa pemberian dacin,
kalau dana operasional posyandu tidak ada
6. Apakah dilaksanakan kegitan revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi
(SKPG)
Probing :
- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi sistem
kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)
- Apakah PWS-gizi, system kewaspadaan dini gizi (SKD), TPG berfungsi
dengan baik
- Apakah informasi, data , peta rawan gizi dimanfaatkan dalam pengambilan
keputusan dalam pencegahan gizi buruk
Jawaban informan :
Revitalisasi system kewaspadaan pangan dan gizi dilakukan, salah satu bentuk
kegiatannya kan penyediaan data gizi rutin. merupakan program rutin dari Dinas
Kesehatan. Datanya berupa data status gizi balita (SKDN) data sasaran dll.
Revitalisasi sitem kewaspadaan gizi juga kita lakukan bekerjasama dengan dinas
terkait. Salah satu contoh hasil kerjasamanya ya dengan Badan Ketahanan pangan
berupa pemberian beras jimpitan.Beras jimpitan itulah salah bentuk kegiatan
untuk ketahanan pangan bagi keluarga miskin, yaitu untuk balita gizi kurang dan
gizi buruk.Operasi timbang juga kan kita lakukan, itu juga merupakan bentuk
kegiatan revitalisasi SKPG, kan hasilnya bias berupan system penemuan dini
balita gizi kurang dan gizi buruk.

150

7. Apakah ada kemitraan dengan LSM atau organisasi masyarakat lainnya dalam
pencegahan gizi buruk
Probing :
- LSM atau organisasi masyarakat apa saja yang sudah bermitra
- Kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh LSM atau organisasi
masyarakt tersebut
- Apa saja yang dilaksanakan untuk menggalang kemitraan tersebut.
Jawaban informan :
Kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program ada, misalnya dengan ketapang,
tapi kalau dengan LSM secara dulu ada bermitra secara rutin seperti dengan NICE
dan Save the children, sekarang sudah tidak lagi
Tapi kalau dengan LSM atau organisasi kemasyrakatan secara insidentil masih ada
kerjasama tetapi tidak rutin, misalnya jika ada CSR dari nestle misalnya untuk
PMT bagi balita, itu juga kan bentuk kerjasama dengan organisasi atau perusahaan
dalam penanggulangan gizi buruk.

151

Nama Informan
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan terakhir
Jabatan
Lama Jabatan
Tanggal Wawancara

: Asnita
: 44 tahun
: Perempuan
: S2 IKM
: Penanggung jawab program gizi Dinkes Kota Medan
: 15 Tahun
: 19 Mei 2014

PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH
PUSKESMAS HELVETIAKOTA MEDAN TAHUN 2014

I. Advokasi
1. Apakah ada dukungan politik dari pengambil keputusan dalam bentuk
kebijakan/peraturan daerah yang mendukung atau berkaitan dengan strategi
promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita ?
Probing :
- Seberapa sering advokasi dilakukan pada pengambil keputusan untuk
terciptanya kebijakan
- Contoh kebijakan, peraturan daerah, instruksi
- Tentang kebijakaan wajib operasi timbang
- Tentang pencanangan Medan bebas gizi buruk 2015
- Jika ya, sejauh mana sosialisasi tentang kebijakan/peraturan daerah pada
masyarakat
Jawaban informan :
Ada, kita didukung sama walikota
Kebijakan diharapkan nanti tahun 2015 medan itu bebas gizi buruk, itu pernah
dicanangkan di lapangan medan labuhan kelurahan Martubung, isi pencanangan
semua kegiatan harus berorintasi pada kegiatan pencegahan dan penanggulangan
gizi buruk sehingga tahun 2015 Medan harus bebas gizi buruk, pada pencanangan
ada penandatangan komitmen dari beberapa SKPD semua SKPD konsern terhadap
gizi buruk seluruh SKPD terlibat, yang paling menonjol adalah Dinas kesehatan
dan badan ketahanan pangan, membantu balita gizi kurang, pemberian PMT,
pemberian makan untuk pangan, bumil juga dibantu , kerjasama seluruh SKPD
berat jempitan.
Operasi timbang pernah kita laksanakan dulu kalau tidak salah tahun 2008, tapi
belakangan ini operasi timbang itu karena efisiensi anggaran operasi timbang tidak
dilaksanakan, tetapi seluruh puskesmas kan melaksanakan kan posyandu jadi
disitu kita melaksanakan operasi timbang, dialihkan ke posyandukan setiap

152

bulankan ada hari posyandu di seluruh kelurahan yanga ada di kota medan, bentuk
operasi timbang, seluruh balita dijaring semua, dijaring kita kerumah-rumah, kan
pada hari buka posyandu tidak semua balita datang keposyandu, kalau operasi
timbang semua balita harus ditimbang, jemput bola, pada operasi timbang itulah
kita bisa dapat apa yang kita ingingkan, misalnya BB/U, BB/TB TB/U IMT, kalau
pas posyandu kan hanya balita yang datang aza kalau operasi timbangkan semua
dijaring.
Adovasi dilaksanakan kepala dinas, sering dilaksanakan, kepala dinas selalu
menghayu-hayokan seluruh kepala puskesmas untuk melaksanakan surveilans gizi
buruk itu, pakai dana BOK, turun kelapangan.
2. Apakah tersedia dana/anggaran yang cukup untuk mendukung kegiatan promosi
kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita tersebut ?
Probing :
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang
pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau media elektronik (promosi
kesehatan tentang ASi esklusif,MP ASI, gizi seimbang dan pola asuh ibu dan
anak)
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan revitalisasi posyandu
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan PMT balita
- Apakah ada dana untuk suplementasi gizi (pemberian tablet vit A pada balita,
tablet FE pada bumil)
- Jika ya, apakah dana tersebut cukup untuk memaksimalkan kegiatan tersebut
- Jika tidak, berapa seharusnya dana yang dianggarkan
Jawaban informan :
Kalau anggaran di cukup-cukupkan, karena melalui penangan kasus gizi buruk,
kota medan lumayan sudah berbuat banyak, kita di kota medan, ada membuat 10
pusk rawat inap, untuk merawat balita gizi buruk, namanya PPG ada di 10 pusk
rawat inap salah satunya Helvetia, disitu anak gizi buruk yang dari 39 pusk di
cover disitu, dengan dana anggaran dari APBD, kan ada PMT balita gizi kurang
dan gizi buruk, kendalanya banyak masyarakat yang mempunyai balita gizi buruk
tidak mau dirawat, karena jika anaknya dirawat, maka kondisi anak yang lain
bagaimana, mata pencarian terganggu, karena banyak yang mata pencahariannya
cuman pembantu rumah tangga, buruh cuci, padahal untuk orang tuanya ada
pendamping selama satu bulan dikasi makan, cuman untuk keluarga yang lain
bagaimana.
Revitalisasi posyandu masih jalan samapai saat ini, pada revit kita memberikan
reward kader setiap bulan 30 ribu perbulan.
Untuk PMT balita di dirawat di PPG, selama 7 hari, setelah masa pemulihan
dirawat 23 hari dengan PMT makan olahan sesuai dengan usianya, setelah itu
bulan ke 2 kita memberikan PMT pabrikan berupa susu, biscuit dan nasi tim.

153

Untuk PMT balita sehat namanya PMT penyuluhan, direvit adanya, pemberian
kacang hijau di posyandu, diseluruh posyandu dapat, kita ada 1396 posyandu itu
dana APBD.
Suplemen gizi ada, vitamin A dan Fe, ditribusi ke pusk.
3. Apakah ada sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan
dalam pencegahan gizi buruk ?
Probing :
- Apakah cukup tersedia posyandu dan sarana dan prasarananya (untuk biaya
operasional posyandu, dll)
- Apakah sarana dan prasarana puskesmas cukup untuk mendukung kegiatan
promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk di puskesmas Helvetia
Jawaban Informan :
Sarana dan prasarana cukup, kita punya 39 pusk, diantara 39 kita punya 10 pusk
pusk rawat inap yang menerima balita gizi buruk itulah PPG itukan, trus ada
posyandu dimana-mana, saya rasa cukup sarananya, kan medankan kemana-mana
mudah aksesnya dijangkau.
4. Apakah cukup tersedia SDM (petugas) untuk mendukung kegiatan promosi
kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?
Probing :
- Apakah tersedia petugas gizi dan petugas promosi kesehatan puskesmas
- Apakah petugas rutin menjalankan tugasnya
- Apakah jumlah petugasnya cukup untuk melaksanakan kegiatan tersebut
- Apakah petugas cukup berkualitas untuk melaksanakan kegiatan tersebut
- Apakah ada pelatihan pada petugas
Jawaban informan :
Kalau petugasnya saya rasa cukup karena disemua puskesmas yang ada di kota
medan 39 pusk semuanya hampir rata-rata dia punya tenaga pelaksana gizi,
tenaga promkes juga ada,ada petugas kia, ada petugas kesehatan lingkungan, itu
mereka kerjasama,dalam pencegahan dan penanggulangan gizi buruk, nanti dari
tenaga promkes pas dia keliling ke lingkungan, dia temukan kasus dia lapor
kegizi,nah tenaga gizi diperiksa dibawa kepusk, diukur lagi Beratnya dan diukur
lagi Tingginya, nanti yang bisa menentukan kasus gizi buruk itukan petugas gizi,
nanti baru jika ada penyakit penyertanya lainnya, dia harus di rujuk karena diPPG
yang harus ditekankan bawah balita gizi buruk yang dirawat di PPG tidak
mempunyai penyakit penyerta, kalaupun dia ada diare tidak boleh masuk PPg,
harus disembuhkan dulu diarenya,dia harus murni karena kekurangan asupan,
kalau rumah sakit rujukan banyaklah ada adam malik, pirngadi,semua bisa.

154

5. Apakah ada pendataan dan pelaporan mendukung kegiatan promosi kesehatan
dalam pencegahan gizi buruk?
Probing :
- Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, balita , bumil, busui
- Pendataan jumlah keluarga miskin
- Pendataan tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbang balita (D/S)
Jawaban informan :
Setiap bulan puskesmas melaporkan sama kita data balita gizi kurang dan buruk
baik yang lama maupun kasus baru yang ditemukan tetap didata, jadi kita sesalu
update kasus gizi buruk di kota medan ini dari laporan puskesmas setiap bulan ada
rapat rutin setia bulan.
Pendataan D/S ada setiap bulan, balok SKDN ada setiap bulan ada.
II. Bina Suasana
1. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk
pada masyarakat
Probing:
- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi pencegahan
gizi buruk pada masyarakat
- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut
JawabanInforman :
Ada, kalau dari Dinkes kita lakukan penyuluhan terhadap petugas, kapusk,
kelurahan, kecamatan lintas sektor yang ada di kelurahan itu kita kasi penyuluhan
tentang pencegahan kasus gizi buruk dan jika ada kasus gizi buruk harus ditangani
dengan segera karena itukan instruksi dari walikota dari mereka dari petugas
puksesmas mereka juga melakukan penyuluhan pada kader, kader juga melakukan
penyuluhan ke masyarakat melalui posyandu, bertahap, berjenjang.
Kita turun langsung kelapangan kemasyarakat juga ada.
2. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk
pada tokoh masyarakat atau tokoh agama ?
Probing:
- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan sosialisasi pencegahan gizi
buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama
- Jika ya, siapa saja sasaran kegiatan tersebut
- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut
Jawaban informan :
Kalau kita sebelum efisiensi anggaran kitakan ada pelatihan tokoh masyarakat,
kader, jamboree posyandu, kader kita kumpulkan, dilakukan penyuluhan, kita
adakan lomba kader, trus disitulah kita lakukan kegiatan, dilakukan pada seluruh
kader, tapi waktuya bertahap, misalnya satu kelurahan ini kapan,kelurahan lain
kapan, bertahap.

155

3. Apakah pernah dilaksanakan lomba balita sehat
Probing:
- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut
- Jika ya apakah kegiatan tersebut sangat membantu dalam peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk pada balita
Jawaban informan :
Lomba balita sehat dulu kita ada melaksanakan , karena ada efisiensi anggaran,
tidak lakukan, tapi itu mungkin tetap di akomodir dengan dari PKK, kalau dari
dinas kesehatan karena efisiensi tidak ada lagi, tapi lima tahun terakhir dulu ada,
kita penyelenggaranya.
Kalau saya rasa pengaruhnya lomba balita sehat bagus ya, karena gini kalau kita
adakan lomba balita sehat masyarakat termotivasi, jadi dia kan termotivasi
bagaimana merawat anaknya, karena banyak dilomba itu kriterianya ada yang lihat
KMSnya gimana lihat grafiknya gimana,kebersihannya gimana, semua
dilombakan jadi ibunya termotivasi, kemarin tahun berapa itu ya tahun 2012,
kami pernah juga pernah mau mengganggarkan lomba balita sehat tapi dari balita
gizi buruk, bukan balita umum, balita gizi buruk dilombakan yang sudah sehat itu
bagaimana, dulu pernah ada keinginan seperti itu tapi karena efisiensi anggaran
gak bisa terlakasana, supaya orang tua balita gizi buruk itu termotivasi kenapa
sianu bisa kenapa anakku tidak bisa jadi itunya niat kita supaya termotivasi
sehingga lebih baik dari sekarang.
Strategi pencegahan gizi buruk itu sich banyak , karena orang tua itu tidak tau
kalau anaknya itu masuk kategori kasus gizi buruk, mereka punya prinsip kasus
gizi buruk itu keturunan, keturunan kurus,tidak pernah terpikir bahayanya, kasus
gizi buruk untuk anaknya itu itu yang diberitahukan pada masyarakat bahwa itu
tidak terjadi seketika, bertahap bertahun efeknya kedepan tidak tau maka perlu
dilakukan konseling, makanya kita bilang ke petugas sama kader, jika ada balita ke
posyandu dua kali berturut-turut tidak naik berat badannya harus rujuk
kepuskesmas, karena kita tekankan kenapa ibu-ibu balita itu kenapa dua kali
berturut tidak naik berat badan harus dirujuk karena berpikiran makan 3 kali sehari
selama sebulan jadi 90 kali makan, bayangkan 90 kali makan dalam 2 bulan jadi
180 kali makan berat badannya tidak naik, apa yang terjadi sebenarnya, kalau
dirujuk kita bisa tahu apakah dia cacingan atau apakah ada inspeksi lain lain,
sehingga kita tau penyebabnya tapi biasanya anak gizi buruk itu hampir rata-rata
tidak datang keposyandu, terkadang balita setelah umur dua tahun atau setelah
habis masa imunisasi tidak mau lagi datang keposyandu, itulah harus dibuka
pikiran masyarakat bahwa posyandu bukan hanya tempat imunisasi, itu yang harus
dirubah, terkadang jika ada PMT baru masyarakat datang, sehingga sangat perlu
dilakukan operasi timbang jika ada anggaran.

156

4. Apakah pernah dilakukan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk
melalui media cetak atau elektronik
Probing:
- Apakah ada leaflet, poster, booklet tentang pencegahan gizi buruk
- Apakah jumlahnya cukup untuk seluruh sasaran
- Apakah ada promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita
melalui radio atau televise
- Jika ya seberapa sering ditayangkan
Jawaban informan :
Promosi kesehatan melalui media cetak ada bentuknya poster, leaflet, dibagi ke
pusk, ada yang di bagi ke klinik, ke posyandu, misalnya poster gizi seimbang,
biasanya poster, leaflet itu dari kepmenkes, tidak dari anggaran rutin dinas
kesehatan.
Melalui media elektronik, biasanya melalui TV, itukan sering dilakukan talk show
kepala dinas, di TV local, Deli TV, tapi biasanya permintaan dari TV tersebut.
III. Pemberdayaan Masyarakat
1. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan gerakan pemberdayaan
masyarakat ?
Probing :
- Apakah pernah dilaksanakan pelatihan tentang pemberdayaan masyarakat di
bidang gizi
- Apakah pernah dilaksanakan pendampingan pada masyarakat dalam
pemberdayaan masyarakat di bidang gizi
- Apakah ada bantuan anggaran untuk merangsang timbulnya pemberdayaan
masyarakat di bidang gizi
Jawaban informan :
Kita libatkan tokoh masyarakat, misalnya perusaan untuk membantu gizi buruk
misalnya untuk gizi buruk.
2. Apakah ada pemetaan keluarga untuk mengidentifikasi keluarga yang mempunyai
masalah gizi :
Probing :
- Jika ya, seberapa sering dilakukan
- Siapa yang bertugas melakukan pemetaan
- Apakah hasil pemetaan di gunakan untuk pengambilan kebijakan dalam
pencegahan gizi buruk dimasyarakat
Jawaban informan :
Pemetaan kadarzi ya.. dulu ada kita lakukan bekerjasama dengan kader, tapi
sekarang tidak ada lagi, mungkin puskesmas masih ada melakukan, tapi tidak
pasti, yang ada cuman pendataan balita yang datang keposyandu sama pendataan
balita gizi kurang dan gizi buruk.

157

3. Apakah tersedia kader gizi masyarakat
Probing :
- Jika Ya, apakah jumlahnya cukup untuk membantu masyarakat dalam
pencegahan gizi buruk
- Siapa yang membentuk
- Apa tugasnya
- Apakah ada dana operasional untuk kader gizi masyarakat
Jawaban informan :
Pada tahun 2012 pernah dibentuk dan dilatih kader gizi masyarakat sebanyak 100
orang untuk seluruh Kota Medan. Kader gizi masyarakat bertugas untuk
pemantaun untuk program gizi diwilayahnya, pelaporan gizi buruk jika ditemukan
diwilayahnya, pemetaan kadarzi.
Sesudah dilatih karena tidak terealisasi biaya operasional bagi kader gizi
masyarakat, jadi kader gizi masyarakat yang dibentuk tidak jalan.
4. Apakah terdapat pos gizi
Probing :
- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di pos gizi tersebut
- Siapa yang membentuk
- Apakah kegiatannya berjalan aktif
- Apakah dilaksanakan pembinaan terhadap pos gizi tersebut
Jawaban informan :
Pos gizi itu contoh hasil pemberdayaan masyarakat yang sangat bagus sekali. Pos
gizi itu rumah atau tempatlah yang disepakati warga sebagai tempat untuk
pendidikan dan pelatihan gizi. Sebenarnya kegiatan pada pos gizi itu dua tahap,
pertama tama pendidikan dan pelatihan gizi bagi keluarga yang mempunyai balita
gizi kurang dan gizi buruk. Orang tua dari balita gizi kurang dan gizi buruk itu
dikumpulkan pada pos gizi. Dipilihlah salah seorang balita dari keluarga yang
kurang mampu tetapi mempunyai anak yang cukup gizinya atau balitanya sehat,
lalu di praktekkan contoh makanan yang dimakan balita itu sehari-hari, trus di
lihat cara masaknya, cara pemberian makan pada balita tersebut pada seluruh
orang tua dari balita yang dikumpul di pos gizi tadi. Bahan untuk membuat
menunya diharapkan dari sumbangan sukarela dari ibu-ibu yang dikumpul itu,
misalnya telur dari ibu si A, tepung dari ibu B. diharapkan menu yang diolah itu
bisa dipraktekkan ibu-ibu tadi dirumah masing-masing. Lalu ada lagi kunjungan
kerumah untuk melihat perilaku makan, pengolahan makanan, frekuensi makan
dan menu dari ibu tadi trus dilihat kondisi kesehatan si balita, ada apa tidak
permasalah ibu itu, trus dikasi saran nasehat tentang gizi.Dulu sempat dibentuk
sebanyak 67 pos gizi di Kota Medan, kita bina,dan ditambah lagi ada bantuan dana
dari NICE begitu kita lepas biar dilaksanakan sendiri secara mandiri dari
masyarakat itu, dan tidak ada bantuan dana dari NICE lagi ya, kegiatan pos
gizinya kurang aktif lagi. Begitulah memberdayakan dan memotivasi masyarakat
itu ya sulit sekali memang.

158

5. Apakah dilaksanakan revitalisasi posyandu dalam rangka meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pencegahan gizi buruk
Probing :
- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi posyandu
- Apakah dilaksanakan pelatihan kader secara berkala
- Apakah dilaksanakan pembinaan dan pendampingan kader
- Apakah dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana posyandu
- Apakah disediakan dana operasional posyandu
Jawaban informan :
Revitalisasi posyandu seperti yang saya sebut tadi ya ada kita lakukan, bentuk
yang paling nyata dan terus rutin dianggarkan adalah dalam bentuk transport kader
tadi 30 ribu perbulan… selain itu juga ada pelatihan rutin kader pertahun, itu rutin
kita lakukan, kadang ada jambore kader, lomba kader juga ada dulu kita lakukan,
kalau pembinaan rutin kader dan pendampingan, kita serahkan untuk
ditanggungjawabi puskesmas, trus ada lagi penyediaan sarana dan prasana
posyandu, ada pengadaan timbangan dacin, PMT, banyaklah, kalau untuk
revitalisasi besarlah anggarannya dan banyak kegiatannya.
6. Apakah dilaksanakan kegitan revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi
(SKPG)
Probing :
- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi sistem
kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)
- Apakah PWS-gizi, system kewaspadaan dini gizi (SKD), TPG berfungsi
dengan baik
- Apakah informasi, data , peta rawan gizi dimanfaatkan dalam pengambilan
keputusan dalam pencegahan gizi buruk
Jawaban informan :
Kegiatan revitalisasi sitem kewaspadaan pangan dan gizi, itu merupakan kegiatan
rutin yang kita laksanakan, bentuk kegiatannya berupa pendataan sasaran, yaitu
bumil, bayi, balita dll. Pada revitalisasi system kewaspadaan pangan dan gizi ada
pelaporan rutin dari petugas penanggungjawab posyandu, kepada TPG puskesmas,
kemudian dari TPG ke Dinas kesehatan dan kepropinsi. Pelaporannya tiap bulan,
berisi laporan balok SKDN perpuskesmas, pelaporan balita bawah garis merah, dll.
7. Apakah ada kemitraan dengan LSM atau organisasi masyarakat lainnya dalam
pencegahan gizi buruk
Probing :
- LSM atau organisasi masyarakat apa saja yang sudah bermitra
- Kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh LSM atau organisasi
masyarakt tersebut
- Apa saja yang dilaksanakan untuk menggalang kemitraan tersebut

159

Jawaban informan :
Dulu pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, ada kerjasama kita dengan
NICE. Bentuk kerjasamanya berupakegiatan perbaikan gizi masayarakt melalui
pemberdayaan masyarakat. Bentuk kegiatannyanya banyak, ada pembentukan
kelompok gizi masyarakat, yang pada nantinya mengelola paket gizi masyarakat
atau dana stimulant yang diberikan pada masyarakat untuk upaya perbaikan gizi,
Kegiatannya sangat bagus, namun kurang berhasil, karena upaya pemberdayaan
masyarakat itu kan sulit, selesai dana stimulant tersebut, kegiatan kelompok gizi
masyarakat yang dilakukan ya berakhir juga.

160

Nama Informan
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan terakhir
Jabatan
Lama Jabatan
Tanggal Wawancara

: Drg. Yumna Sari Siregar
: 46 tahun
: Perempuan
: S2-IKM
: Kepala Puskesmas Helvetia
: 5 Tahun
:15 Mei 2014

PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH
PUSKESMAS HELVETIAKOTA MEDAN TAHUN 2014

I. Advokasi
1. Apakah ada dukungan politik dari pengambil keputusan dalam bentuk
kebijakan/peraturan daerah yang mendukung atau berkaitan dengan strategi
promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita?
Probing :
- Seberapa sering advokasi dilakukan pada pengambil keputusan untuk
terciptanya kebijakan
- Contoh kebijakan, peraturan daerah, instruksi
- Tentang kebijakaan wajib operasi timbang
- Tentang pencanangan Medan bebas gizi buruk 2015
- Jika ya, sejauh mana sosialisasi tentang kebijakan/peraturan daerah pada
masyarakat
Jawaban informan :
Peraturan Walikota Medan tentang gizi buruk ini sich tidak penah ada tapi
kebijakannya mengikuti indikator kinerja MDGs yang salah satu indikatornya
kalau gak salah menurunkan gizi kurang ya, jadi kebijakannya mengikuti itu, kalau
perwal tidak pernah ada.
Kalau operasi timbang masih, operasi timbang itulah posyandu, gini sebenarnya
kalau idealnya sebenarnya kalau tidak datang keposyandu kita datangi siapa tau
dia berobat di dokter spesialis atau apa atau saran kesehatan lainnya, itulah
istilahnya menyisir namanya, idealnya seperti itu, sekarang pun masih ada kok,
itulah kadang kan dia gak sempat keposyandu, mamanya gak sempat bawa, besokbesok datang sikader posyandu jemput kerumahnya nimbang.
Medan bebas gizi buruk itu apa ya..kegiatan utamanya ya melacak gizi buruk juga,
ada juga penandatangan komitmen antara beberapa SKPD kalau gak salah 5 SKPD
atau beberapa itu ya, yang pasti kerjasama beberapa SKPD untuk penagggulangan
gizi buruk, misalnya dari ketahanan pangan memberikan apa..o..makanan

161

tambahan,dinas sosial memberikan dalam bentuk pinjam modal, dinas pendidikan
memberikan dana sekolah gratis kalau ada anak sekolahnya, itulahlah salah satu
kerjasamanya itu kesepakatanyanya itu ya..ya..jadi kalau bisa anak gizi buruk yang
satu ini ini dibantu oleh beberapa SKPD dari kesehatannya ngasi makanan, dinas
pendidikan ngasi bebas biaya sekolah, dinas sosial ngasikan kerjaan, ada ngasi
beras murah.
Jadi dia jangan berjalan sendiri-sendiri SKPD ini, dari pendidikan ini, dari
kesehatan ini, ada komitmennya di Kantor walikota, yang jelas itu, dari pendidkan
dikasi gratis biaya sekolah, dari kesehatan di kasilah dia PMT dari Ketapang beras
jimpitan, dari sosial dikasi raskin2 itu, dapat bos, ada juga bantuan dana bergulir
ya..untuk modal si orang tuanya, pokoknya banyaklah.
2. Apakah tersedia dana/anggaran yang cukup untuk mendukung kegiatan promosi
kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita tersebut ?
Probing :
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang
pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau media elektronik (promosi
kesehatan tentang ASi esklusif,MP ASI, gizi seimbang dan pola asuh ibu dan
anak)
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan revitalisasi posyandu
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan PMT balita
- Apakah ada dana untuk suplementasi gizi (pemberian tablet vit A pada balita,
tablet FE pada bumil)
- Jika ya, apakah dana tersebut cukup untuk memaksimalkan kegiatan tersebut
- Jika tidak, berapa seharusnya dana yang dianggarkan
Jawaban informan :
Kalau mau jujur.. besar kali dananya, kalau untuk pencegahan besar kali dana,
untuk pencegahan dari dinas kesehatanlah , ada pemberian makanan tambahan
selama 3 bulan jika gizi buruk.
Dari tahun berapa kita berbicara, Kalau dari 2010 kita hanya memberikan PMT
pada anak saja, tapi 2011 kita memberikan makan pada sianak dan siibu, karena
sianak dirawat di PPG, sehingga dananya besar, itu merupakan suatu tempat
dimana balita yang gizi buruk dirawat inap beserta keluarganya,keluargaitu bias
penjaganya bias ibu bias bapak bisa penjaganya, jadi kebutuhan si penjaga
ditanggung, makanya bengkak dananya
Kalau pencegahan pembuatan leaflet ada sich tapi terlalu sedikit, kalau radio tidak
pernah kita laksanakan, kalaupun ada mungkin dari dana Dinas Kesehatan kali
ya…kita tidak pernah dilibatkan soal itu.
Dana revit masih jalan sampai sekarang, paling utama bentuknya yah dana
transport kader itu, dikasi 30 ribu ya perbula

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penatalaksanaan Gizi dan Pengetahuan Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Terhadap Keberhasilan Puskesmas dalam Perbaikan Status Gizi Balita Gizi Buruk di Puskesmas Se-Kota Medan

2 54 105

Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

2 77 121

Analisis Implementansi Strategi Promosi Kesehatan dan Pengaruhnya terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita di Wilayah Puskesmas Helvetia Kota Medan tahun 2014

0 0 22

Analisis Implementansi Strategi Promosi Kesehatan dan Pengaruhnya terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita di Wilayah Puskesmas Helvetia Kota Medan tahun 2014

0 0 7

Analisis Implementansi Strategi Promosi Kesehatan dan Pengaruhnya terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita di Wilayah Puskesmas Helvetia Kota Medan tahun 2014

0 0 4

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI KECAMATAN HELVETIA MEDAN | Aidha,S.Kep., M.Kes | JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian K

0 1 11

PENGARUH KONSELING GIZI DENGAN MEDIA BOOKLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN IBU DALAM UPAYA PENCEGAHAN GIZI BURUK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2017

2 3 12

GAMBARAN PERILAKU SADAR GIZI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LALANG TAHUN 2014

0 1 14

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KARAKTERISTIK,SANITASI DASAR,DANUPAYA PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2014

0 0 61

GAMBARAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

0 0 96