Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Prioritas Masalah Gangguan Mobilitas Fisik Di RSUP.H. Adam Malik Medan

BAB II
PENGELOLAAN KASUS

2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Gangguan
Mobilitas Fisik

2.1.2. Pengertian
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu
untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatannya (Hidayat, 2009).
Imobilitas adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian,
pergerakan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas
dari tubuh atau lebih (Santosa, 2005).

2.1.3. Tujuan Mobilisasi
1.

Memenuhi kebutuhan dasar manusia

2.


Mencegah terjadinya trauma

3.

Mempertahankan tingkat kesehatan

4.

Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari – hari

5.

Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh (Hidayat,2009).

2.1.4. Jenis Mobilisasi
1.Mobilisasi penuh
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara
penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan

fungsi syaraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat
mengontrol seluruh area tubuh manusia (Hidayat, 2009).

Universitas Sumatera Utara

2.MobilisasiSebagian
Adalah kemampuan seseorang dengan batasan jelas dan
tidak mampu bergerak secara bebas karena di pengaruhi oleh
gangguan saraf sensorik dan motorik. Biasa ditemui pada pasien
stroke, setelah kecelakaan dan lain- lain.
Mobilitas sebagian dibagi menjadi dua jenis:
a. Mobilitas sebagian temporer
Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma
reversibel pada sistem muskuluskeletal, contohnya dislokasi sendi
dan tulang.
b. Mobilitas sebagian permanen
Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya menetap. Hal itu disebabkan oleh rusaknya syaraf yang
reversibel, contohnya hemiplegi pada stroke dan paraplegi pada

kerusakan tulang belakang (Hidayat,2009).

2.1.5. Indikasi
1. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
2. Kelemahan otot
3. Fase rehabilitasi fisik
4.Klien dengan tirah baring lama (Hidayat,2009)

2.1.6. Kontra Indikasi
a. Trombus/emboli pada pembuluh darah
b. Kelainan sendi atau tulang
c. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung) (Hidayat
2009).

Universitas Sumatera Utara

2.1.7. Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi
1.

Gaya Hidup

Gaya

hidup

sesorang

sangat

tergantung

dari

tingkat

pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di
ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya.
Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas
seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang
sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya berbeda
dengan seorang pramugari atau seorang pemambuk.

2.

Proses penyakit dan injury
Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan

mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang
akan kesulitan untuk mobilisasi secara bebas. Demikian pula orang
yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka
cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus
istirahat di tempat tidurkarena mederita penyakit tertentu misallya;
CVA

yang

berakibat

kelumpuhan,

typoid


dan

penyakit

kardiovaskuler.
3.

Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam

melakukan aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan
kaki setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang
biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan
berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura
dan sebagainya.
4.

Tingkat energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi,


orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan
dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari.
5.

Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasny

dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit

Universitas Sumatera Utara

dalam

masa

pertumbuhannya

akan

berbeda


pula

tingkat

kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.
6.

Tiap persendian dan pergerakan sendi
Dalam sistim muskuloskeletal dikenal 2 maca persendian yaitu

sendi yang dapat digeragan (diartroses) dan sendi yang tidak dapat
digerakan (siartrosis). (Nurul & Wahit, 2007).

2.1.8. Masalah fisik yang dapat terjadi akibat immobilitas dapat
dikaji / diamati pada berbagai sistem antara lain :
1. Masalah muskuluskeletal
Menurunnya kekuatan dan kemampuan otot, atropi, kontraktur,
penurunan mineral, tulang dankerusakan kulit.
2. Masalah urinary

Terjadi statis urine pada pelvis ginjal, pengapuran infeksi
saluran kemih dan inkontinentia urine.
3. Masalah gastrointestinal
reksia / penurunan nafsu makan diarrhoe dan konstipasi.
4. Masalah respirasi
Penurunan ekspansi paru, tertumpuknya sekret dalam saluran
nafas, ketidak seimbangan asam basa (CO2 O2).
5. Masalah kardiovaskuler
Terjadinya hipotensi orthostatic, pembentukan trombus.
(Hidayat, 2009)

Upaya mencegahkan terjadinya masalah akibat kurangnya mobilisasi
antara lain :
1. Perbaikan status gisi
2. Memperbaiki kemampuan mobilisasi
3. Melaksanakan latihan pasif dan aktif
4. Mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan bady
alignmen (Struktur tubuh).

Universitas Sumatera Utara


5. Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi
untuk menghindari terjadinya dekubitus / pressure area akibat
tekanan yang menetap pada bagian tubuh (Hidayat, 2009).

2.2. Asuhan

Keperawatan

Pada

Pasien

Dengan

Gangguan

Mobilisasi
2.2.1. Pengkajian
Pada pemenuhan kebutuhan mobilitas adalah sebagai berikut:

a.

Riwayat penyakit sekarang
Meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi

keluhan/ gangguan dalam mobilisasi, seperti adanya nyeri,
kelelahan, tingkat mobilisasi, daerah yang terganggu, dan lama
terjadinya gangguan.
b.

Riwayat penyakit yang pernah diderita
Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat
penyakit neurologis ( kecelakaan cerebrovasculer, trauma
kepala, peningkatan tekanan intrakranial dll), riwayat penyakit
kardiovasculer, riwayat penyakit musculoskeletal (artritis,
asam urat), riwayat penyakit sistem pernafasan.
c.

Kemampuan fungsi motoric
Mengkaji fungsi motorik untuk melihat adanya

kelemahan dan kekuatan.
d.

Kemampuan mobilitas
Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan

tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring,
duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan (Nurul &
Wahit, 2007).

Universitas Sumatera Utara

e.

Kategori kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut:

Tingkat mobilitas / aktivitas

Kategori

Tingkat O

Mampu merawat diri sendiri secara penuh

Tingkat 1

Memerlukan penggunaan alat

Tingkat 2

Memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain

Tingkat 3

Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain, dan peralatan.

Tingkat 4

Sangat

tergantung

melakukan

atau

dan

tidak

dapat

berpartisipasi

dalam

perawatan

f. Kemampuan rentang gerak
Pengkajian rentang gerak (ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu,
siku, lengan, panggul, dan kaki
Gerak Sendi
Bahu

Derajat Rentang Normal
180

Abduksi: gerakan lengan ke lateral dari posisi
samping ke atas kepala, telapak tangan
menghadap ke posisi yang paling jauh.
Siku

150

Fleksi: angkat lengan bawah ke arah depan
dan ke arah atas menuju bahu.
Pergelangan Tangan

80-90

Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah bagian
dalam lengan bawah.
Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dari

80-90

posisi fleksi.
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke

70-90

arah belakang sejauh mungkin.

Universitas Sumatera Utara

Abduksi: tekuk pergelangan tangan ke sisi

0-20

ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke
atas.
Adduksi: tekuk pergelangan tangan kea rah

30-50

kelingking, telapak tangan menghadap ke
atas.
Tangan dan jari

90

Fleksi: buat kepalan tangan

90

Ekstensi: luruskan jari

30

Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke

20

belakang sejauh mungkin
Abduksi: rapatkan jari-jari tangan dari posisi

20

abduksi

g.

Perubahan intoleransi aktivitas
Pada pengkajian ini berhubungan dengan sistem pernafasan, antara

lain: suara nafas, analis gas darah, gerakan dinding thorak, adanya
mucus,batuk produktif diikuti dengan panas, dan nyeri saat respirasi.
Pengkajian terhadap sistem kardiovasculer, seperti nadi, tekanan darah,
sirkulasi perifer, adanya thrombus, perubahan tanda vital.
h. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
kekuatan otot dilakukan secara bilateral atau tidak:
Skala

Persentase

Karakteristik

Kekuatan Normal
0

0

Paralisis sempurna

1

10

Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat
di palpasi atau di lihat

2

25

Gerakan otot penuh melawan gravitasi
dengan topangan

3

50

Gerakan otot penuh melawan gravitasi

Universitas Sumatera Utara

4

75

Gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahanan minimal

5

100

Kekuatan normal, gerakan penuh yang
normal melawan gravitasi dan tahanan
penuh

i. Perubahan psikologis
Pengkajian mobilitas berkaitan dengan psikologis
antara lain perubahan prilaku, emosi, perubahan dalam
mekanisme koping.
2.2.2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan mobilitas fisik
b. Defisit Perawatan Diri
c. Ansietas
d. Harga Diri Rendah

2.2.3. Perencanaan
1. Gangguan mobilitas fisik b.d trauma
Definisi: keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu
atau

lebih

ekstrimitas

secara

mandiri

dan

terarah

Tujuan:
1. Aktivitas fisik meningkat
2. ROM normal
3. Melaporkan

perasaan

peningkatan

kekuatan

dalam

bergerak.
4. Klien bisa melakukan aktivitas.
Intervensi:
1.Pastikan keterbatasan gerak sendi yang dialami.
2.Motivasi klien untuk mempertahankan pergerakan sendi.
3.Pastikan klien bebas dari nyeri sebelum diberikan latihan.

Universitas Sumatera Utara

4. Ajarkan ROM exercise aktif dan pasif; jadwal; keteraturan,
latihROM pasif dan aktif
5. Anjurkan dan Bantu klien duduk di tempat tidur sesuai
toleransi.
6. Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai toleransi.
7. Jelaskan manfaat ROM aktif dan pasif
8. Kolaborasi dengan fisioterapi (Hidayat, 2009).

2.3.

Asuhan Keperawatan Kasus

2.3.1. Pengkajian
I. Biodata
Identitas pasien
Nama lengkap

: Ny. M

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 44 Tahun

Status Perkawinan

: Menikah

Agama

: Islam

Pendidikan

: Tamat SLTA

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jl. Kelengkeng Desa Banjar Senen

Tanggal Masuk RS

: 12 juni 2013

No. Registrasi

: 00.56.26.88

Ruangan/ kamar

: RA4 (Neurologi) / III2

Golongan darah

:O

Tanggal pengkajian

: 17 juni 2013

Tanggal operasi

:-

Diagnosa Medis

: SOL ( Space Occupying Lesion) Medula
Spinalis

II. Keluhan utama
Ny.M mengatakan Kedua kakinya tidak bisa digerakkan.

Universitas Sumatera Utara

III. Riwayat kesehatan sekarang
A. Provocative/ palliative
1. Apa penyebabnya
Ny.M mengatakan hal ini di alaminya sejak ±5 minggu yang lalu
sebelum masuk Rumah Sakit secara perlahan-lahan.Sebelumnya 1
tahun yang lalu pasien merasa nyeri pada punggung terutama
sebelah kanan, lama kelamaan pasien merasa kebas pada tangan
kanan diikuti kedua tungkai hingga lemah dalam 5 minggu ini.Dan
adanya riwayat trauma jatuh dari motor sebelumnya.

2. Hal – hal yang memperbaiki keadaan
Adanya pengobatan di Rumah Sakit dan di lakukannya ROM
setiap hari oleh keluarganya yaitu suaminya.

B. Quantity/ quality
1. Bagaimana dirasakan
Ny. M merasakan lemah pada kedua kakinya
2. Bagaimana dilihat
Lemah pada kedua tungkai kakinya.

C. Region
1. Dimana lokasinya
Pada ekstremitas bawah di kedua tungkai kakinya.
2. Apakah menyebar
Tidak menyebar

D. Severity
Akibat penyakit yang diderita pasien, sebagian besar aktivitas
pasien menjadi terganggu.

Universitas Sumatera Utara

E. Time
Ny.M mengatakan hal ini di alaminya sejak ±5 minggu yang lalu
sebelum masuk Rumah Sakit secara perlahan-lahan.

IV. Riwayat kesehatan masa lalu
A. Penyakit yang pernah dialami
Ny.M mengatakan tidak mempunyai penyakit serius apapun
sebelumnya.

B. Pengobatan
Pasien tidak mengingat pengobatan yang dulu dia konsumsi.

C. Pernah dirawat
Sebelumnya Ny.M pernah di rawat di RS.Bidadari Binjai. Dengan
penyakit yang sama.
D. Lama dirawat
Ny. M mengatakan Lama rawatnya di Rs.Bidadari binjai selama 4
mingggu. Dengan penyakit yang sama.
E. Alergi
Ny.M mengatakan tidak mempunyai Alergi apapun.
F.

Imunisasi

Pasien tidak ingat betul akan status imunisasinya, pasien hanya
mengingat pernah mendapat imunisasi campak dan polio saat
masih kecil.

V. Riwatat kesehatan keluarga
A. Orang tua
Orang tua pasien sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.
Riwayat tumor/kanker (-), riwayat kecelakaan (-).
B. Saudara kandung
Pasien anak ke 3 dari 5 bersaudara. Riwayat kanker/tumor (-),
riwayat kecelakaan parah (-).

Universitas Sumatera Utara

C. Penyakit keturunann yang ada
Pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan dalam
keluarga.
D. Anggota keluarga yang meninggal
Orang tua pasien.
E. Penyebab meninggal
Karena sudah tua, penyakit tidak jelas.

VI.

Riwayat keadaan psikososial

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengetahui tentang penyakit yang dialaminya. Informasi ini
didapatnya dari dokter dan perawat di rumah sakit. Pasien
menganggap bahwa penyakitnya ini dapat disembuhkan. Oleh sebab
itu pasien menerima keadaannya.

B. Konsep Diri
1. Gambaran diri : Pasien dapat menerima gambaran dirinya.
2. Ideal diri

: Pasien berharap bisa berjalan lagi

3. Harga diri

: Tidak ada gangguan harga diri yang berat.

4. Peran diri

: Peran pasien sebagai istri berubah akibat proses

penyakitnya
5. Identitas

: Ny.M sebagai istri dan ibu dari anak- anaknya.

C. Keadaan emosi
Keadaan emosi pasien stabil. Pasien dapat mengontrol emosi dan
mengungkapkan emosi dengan baik.

D. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti :
Bagi pasien orang yang berarti bagi dirinya adalah keluarganya,
suami dan anaknya.

Universitas Sumatera Utara

2. Hubungan dengan keluarga :
Hubungan pasien dengan keluarga terjalan dengan baik dan
haromis. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya dukungan dari
keluarga dan selama pasien dirawat di rumah sakit selalu ada
keluarga yang menunggu pasien.
3. Hubungan dengan orang lain :
Hubungan pasien dengan orang lain terjalan dengan baik. Hal ini
dibuktikan dengan mampunya pasien bersosialisasi dengan sesama
penghuni kamar III 2 Rindu A4 RSUP H. Adam Malik, Medan.
4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Karena penyakit yang dideritanya, pasien menjadi terganggu untuk
melakukan aktivitas yang biasa dilakukannya.
E. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan :
Pasien menganut agama Islam dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.
2. Kegiatan ibadah :
Untuk sementara ini kegiatan ibadah pasien tidak dapat dilakukan
sebagaimana mestinya dikarenakan penyakit yang diderita pasien.
Untuk kegiatan Shalat dan lainnya hanya dilakukan pasien jika ia
merasa cukup kuat.
VII. Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum
Pasien sadar dan kooperatif namun tampak lemah serta tidak ada
peningkatan suhu tubuh.

B. Tanda-tanda vital
1. Suhu tubuh

: 37oc

2. Tekanan darah

: 120/80 mmHg

3. Nadi

: 80 x/menit

Universitas Sumatera Utara

4. Pernafasan

: 20x/menit

5. Skala nyeri

:2

6. TB

: 158 cm

7. BB

: 70 kg

C. Pemeriksaan head to toe
1. Kepala dan rambut
-

Bentuk

: Simetris

-

Ubun-ubun

: Letak ditengah, tidak ada nyeri tekan.

-

Kulit kepala

: Bersih, tidak ada ketombe maupun kotoran.

2. Rambut
-

Penyebaran dan keadaan rambut: Warna rambut hitam dan
putih beruban dengan penyebaran yang merata diseluruh kepala.

-

Bau

: Tidak ada bau tidak sedap.

-

Warna kulit

: Putih kecoklatan.

3. Wajah
-

Warna kulit

: Kecoklatan

-

Struktur wajah

: Bentuk wajah oval, simetris.

4. Mata
-

Kelengkapan dan kesimetrisan : Bola mata simetris,pergerakan
bola mata normal

-

Palpebra

: Tidak ptosis

-

Konjungtiva dan sclera

: Konjungtiva tidak pucat, Sklera

tidak ikterik.
-

Pupil

:Refleks terhadap cahaya normal.

-

Cornea dan iris

: Kornea bening.

-

Visus

: Tidak dikaji.

-

Tekanan bola mata

: Tidak dikaji.

Universitas Sumatera Utara

5. Hidung
-

Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal, simetris, tidak
ada kelainan

-

Lubang hidung

-

Cuping hidung

: Normal, simetris, tidak ada polip.
: Terdapat pernafasan cuping hidung.

6. Telinga
-

Bentuk telinga

: Bentuk daun telinga normal, simetris,

-

Ukuran telinga

: Normal

-

Lubang telinga

: tidak ada serumen mapun cairan.

-

Ketajaman pendengaran : Tidak dikaji

7. Mulut dan faring
-

Keadaan bibir

: Lembab, tidak pecah-pecah, berwarna

merah kehitaman, tidak ada tanda sianosis.
-

Keadaan gusi dan gigi : Gigi bersih, beberapa gigi sudah tanggal
dikarenakan faktor usia, tidak ada pendarahan pada gusi.

-

Keadaan lidah

: Bersih, normal, kekuatan otot lidah baik,

fungsi pengecapan baik.
-

Orofaring

: Ovula simetris.

8. Leher
-

Trachea

: Kedudukan trachea normal, tidak ada

massa ataupun nyeri tekan.
-

Thyroid

: Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid.

-

Suara

:Suara

jelas,

tidak

ada

gangguan

komunikasi.
-

Kelenjar limfe

: tidak dikaji

-

Vena jugularis

: Teraba, kuat, teratur.

-

Denyut nadi karotis : Teraba, kuat, teratur.

9. Pemeriksaan integument
-

Kebersihan

: Bersih,

-

Kehangantan

: Hangat, suhu permukaan kulit 36,9oc

-

Warna

: Kecoklatan

-

Turgor

: Kembali < 3 detik

Universitas Sumatera Utara

-

Kelembapan

: Lembab, ridak ada tanda kulit kering.

-

Kelainan pada kulit : Tidak ada.

10. Pemeriksaan payudara dan ketiak
-

Ukuran dan bentuk

: Tidak dikaji.

-

Warna payudara dan aerola

: Tidak dikaji.

-

Kondisi payudara dan putting : Tidak dikaji.

-

Produksi ASI

: Tidak dikaji.

-

Aksila dan klafikula

: Tidak dikaji.

11. Pemeriksaan thorak/dada
-

Inspeksi thorak

: Tidak dikaji

-

Pernafasan

: Normal, RR= 20x/menit

Tanda kesulitan bernafas

: tidak ada gangguan

12. Pemeriksaan paru
-

Palpasi getaran suara

: Tidak dikaji

-

Perkusi

: Tidak dikaji

-

Auskultasi

: Tidak dikaji

13. Pemeriksaan jantung
-

Inpeksi

:Tidak ada pembengkakan jantung,

tidak ada pulsasi.
-

Auskultasi

: Bunyi jantung normal Lub-Dub

-

Perkusi

: Dullness

-

Palpasi

: Tidak ada pulsasi

14. Pemeriksaan abdomen
-

Inspeksi

: Bentuk simetris, cekung, terlihat pulsasi aorta

abdominalis.
-

Auskultasi

: Bunyi peristaltik usus 7 x/menit, tidak ada bunyi

bruot pada aorta abdominalis.
-

Palpas

: Tidak ada nyeri tekan pada daerah suprapubik,

tidak ada benjolan atau teraba massa abnormal, tidak asites,
permukaan hepar regular, dengan pinggir tajam dan ukuran
normal.

Universitas Sumatera Utara

15. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
-

Genitalia

: Tidak dikaji

-

Anus dan perineum : Tidak dikaji

16. Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas :
-

Kesimetrisan otot: ekstremitas atas : simetris kiri dan kanan
eksterimitas bawah: simetris kiri dan kanan.

-

Pemeriksaan edema : tidak edema

-

Kekuatan otot

: skala 1 ( tidak ada gerakan,hanya teraba

kontraksi otot).
-

Kelainan pada ekstremitas dan kuku: adanya kelemahan otot
pada ekstremitas bawah .

17. Fungsi neurologi :
Tingkat kesadaran

: Composmentis

GCS 11, E4 M1 V6
NI

:Normosmia, fungsi penciuman tidak ada kelainan

N II

:Tes ketajaman penglihatan normal

N III, IV, VI

:Pupil isokor Ø 3 mm,Pergerakan bola mata normal

NV

:Sensori

wajah

dan

pergerakan

rahang

saat

mengunyah normal.
N VII

:Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah
simetris.

N VIII

: Ketajaman pendengaran baik

N IX, X

: Kemampuan menelan baik

N XI

: Normal, Mengangkat kedua bahu simetris

N XII

: Normal, gerakan lidah dan kekuatan lidah

18. Fungsi motorik
Inspeksi umum didapatkan kelemahan pada ekstremitas bawah,
bersifat paraplegia. Tonus didapatkan menurun , kekuatan otot
didapatkan dengan skala 1(tidak ada gerakan hanya teraba

Universitas Sumatera Utara

kontraksi otot) keseimbangan dan koordinasi mengalami gangguan
karena kelumpuhan ekstremitas bawah.
19. Fungsi Refleks
Reflex Achilles menghilang (refleks ini mempunyai pusat
dimedula spinalis setinggi S1) dan reflex patella melemah (refleks
ini terletak di medulla spinalis setinggi L2, L3 dan L4)
karenakelemahan otot hamstring (otot yang terletak di belakang
paha).
20. Sistem Sensorik
Gangguan sensibilitas pada klien cedera medulla spinalis sesuai
dengan segmen yang mengalami gangguan.
VIII. Kebiasaan sehari-hari
1. Pola makan dan minum
-

Frekuensi makan sehari : 3 x/hari

-

Nafsu/selera makan

: Baik,

-

Nyeri ulu hati

: Tidak ada

-

Alergi

: Tidak ada riwayat alergi

-

Mual dan muntah

: Tidak ada

-

Waktu pemberian makan : Sesuai dengan jam makan rumah
sakit, pagi hari pukul 07.00 WIB, siang hari pukul 12.30 WIB,
malam hari pukul 18.00 WIB

-

Jumlah dan jenis makan : Menu biasa

-

Waktu pemberian cairan/minum : Pasien minum sehabis makan,
setiap kali haus dan pemberian cairan intravena NaCl 0,9% 10
tetes makro/menit.

2. Masalah makan dan minum : Pasien tidak mengalami kesulitan
menelan maupun mengunyah.

Universitas Sumatera Utara

3. Perawatan diri/personal hygiene
-

Kebersihan tubuh : Tubuh pasien bersih, pasien di lap dengan
waslap dan air hangat 2x/hari oleh keluarga.

-

Kebersihan gigi dan mulut : Mulut dan gigi pasien bersih, pasien
menyikat gigi 2 kali sehari dibantu keluarga.

-

Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan pasien
bersih karena dipotong seminggu sekali oleh keluarga atas saran
perawat. Telapak kaki pasien tampak kotor dan kulitnya kering.

4. Pola kegiatan/aktifitas

Kegiatan

Mandiri

Mandi

Sebahagian


Makan

Ganti pakaian




BAB
BAK

Total





Untuk aktifitas ibadah, selama sakit kegiatan ibadah pasien terhambat
seperti halnya shalat, tidak sebagaimana mestinya. Namun keluarga
sering mengajak pasien untuk membaca kitab suci.

5. Pola eliminasi
BAB
-

Pola BAB

: pasien BAB 1 x sehari, biasanya pagi hari

menggunakan Pispot dibantu keluarganya.
-

Karakter feses

: Konsistensi semi padat.

-

Riwayat perdarahan : Tidak pernah

-

BAB terakhir

: 1 hari sebelum tanggal pengkajian (16

Juni 2013)

Universitas Sumatera Utara

-

Diare

: Sedang tidak diare

-

Penggunaan laktasif : tidak
BAK

-

Pola BAK

: Pasien BAK menggunakan kateter, tidak

terkaji Pola nya.
-

Karakter urin

: Berwarna kuning, cair, berbau khas.

-

Nyeri saat BAK

: Tidak.

-

Penggunaan diuretic : Tidak.

-

Riwayat penyakit ginjal dan saluran kemih : Tidak

6. Hasil pemeriksaan diagnostik / penunjang medis

Tanggal

Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai
rujukan

12/6//2013 Kimia klinik
Metabolisme karbohidrat
-

Glukosa Darah ( sewaktu)
Ginjal

165.40

mg/dl