Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Prioritas Masalah Gangguan Mobilitas Fisik Di RSUP.H. Adam Malik Medan
CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.
Dx
Hari/tanggal Pukul (WIB)
Tindakan Keperawatan
1 Selasa,18/06/2 013
20.00
21.00
07.00
08.00
- Mengkaji tingkat kemampuan Motorik pasien.
- Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk mengubah posisi pasien tiap 2 jam.
- Melakukan Gerak pasif pada ekstremitas bawah pasien.
- Melakukan ROM pasif pada ekstremitas bawah dibantu oleh keluarga pasien.
No. Dx
Hari/ tanggal Pukul (WIB)
Tindakan Keperawatan
2 Rabu,
19/06/2013
20.00
07.00
08.00
- Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam hal perawatan diri. - Menganjurkan kepada keluarga
pasien untuk menjaga kebersihan di sekitar pasien.
- Melakukan Penkes tentang kebersihan diri, terutama kulit dibagian ekstremitas bawah.
(2)
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.
Dx
Hari/ tanggal
Pukul (WIB)
Tindakan Keperawatan
1. Kamis, 20/06/2013
15.00
16.00
16.30
- Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk mengubah posisi pasien tiap 2 jam.
- Melakukan Gerak pasif pada ekstremitas bawah pasien.
- Melakukan ROM pasif pada ekstremitas bawah dibantu oleh keluarga pasien.
No. Dx
Hari/ tanggal
Pukul (WIB)
Tindakan Keperawatan
2. Kamis, 20/06/2013
14.00 - Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk menjaga kebersihan di sekitar pasien.
(3)
Daftar Pustaka
Aziz, A.H. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume 1. Jakarta: EGC.
Aziz, A.H. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Muttaqin, Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
Doenges, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Penerbit BukuKedokteran. Jakarta: EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta : Prima Medika.
Nurul, Wahit. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia:Teori dan aplikasi Dalam Praktek.Jakarta : EGC
Wahyu, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Trans Info Media
Wahit. 2008. Keperawatan Medikal Bedah. Salemba Medica. Jakarta. Priyanta. 2009. immobilisasibagi fisik dan psikologi.
Efri. 2010. Asuahan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mobillisasi. http: // jarumsuntik.com
(4)
BAB III
Kesimpulan dan Saran 3.1.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan hal sebagai berikut : 1. Penulis melakukan asuhan keperawatan dengan komprehensif dari
pengkajian didapatkan data antara lain :data subyektif yang meliputi pasien mengatakan kedua kakinya tidak bisa digerakkan, dan pasien mengatakan ia jarang mandi. Data obyektif meliputi pasien tampak lemah, tampak kedua kakinya tidak bisa digerakkan, pasien bedrest Total, dan kaki pasien tampak kering.
2. Berdasarkan data yang ada penulis menentukan 2 diagnosa yaituGangguan mobilitas fisik dan Defisit perwatan diri.
3. Rencana intervensi yang disusun sepenuhnya tidak dapat diimplementasikan pada pasien sesuai dengan yang penulis rencanakan karena keterbatasan waktu penulis.
4. Untuk selanjutnya implementasi penulis menyesuaikan dengan keadaan pasien.Adapun beberapa implementasi yang dilakukan penulis yaitu mengukur tanda-tanda vital, mengkaji kekuatan motoric pada ekstremitas bawah secara komprehensif, mengajarkan ROM, menganjurkan keluarga menemani klien, memberikan waktu untuk klien dan memberikan pendidikan kesehatan tentang ROM.
5. Beberapa kendala penulis hadapi dalam pengelolaan kasus dengan prioritas masalah kebutuhan dasar Mobilitas fisik, hal tersebut terjadi karena beberapa sebab antara lain : kurangnya ketelitian penulis dalam penyusunan laporan, terbatasnya waktu yang diberikan selama penyusunan KTI dilaksanakan, terbatasnya pengetahuan penulis tentangImobilitas fisikkendala-kendala yang penulis hadapi dapat diselesaikan atau dicari jalan keluarnya dengan adanya faktor pendukung seperti kooperatifnya keluarga dan pasien saat penulis melakukan pengkajian sampai dengan evaluasi, serta dukungan dari teman-teman selama penyusunan KTI dilaksanakan.
(5)
3.2.Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Rumah Sakit melalui petugas yang ada di ruangan lebih aktif dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien denganmasalah gangguan mobilitas fisik.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan telah banyak memberikan informasi tentang kesehatan khususnya tentang masalah gangguan mobilitas fisik . Tuntutan zaman yang terus berkembang menyebabkan kebutuhan masyarakat akan informasi kesehatan harus terus ditingkatkan yaitu dengan memberikan lebih banyak materi pada para mahasiswanya, selain itu sebagai bahan bacaan di perpustakaan.
3. Bagi Keluarga
Keluarga adalah orang terdekat dari klien, diharapkan dapat berperilaku hidup bersih serta mengetahui cara pencegahan agar pasien cepat sembuh.
4. Bagi Masyarakat
Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat perlu untuk dipertahankan dan berperan aktif. bagi masyarakat yang belum dapat berperilaku hidup sehat diharapkan supaya berperilaku lebih positif dengan melakukan pola hidup sehat.
5. Bagi Penulis
Perlu untuk menambah dan meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan padapasien dengan masalah gangguan mobilitas fisikserta perlu memperbaiki agar karya tulis ini lebih sempurna.
(6)
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Gangguan Mobilitas Fisik
2.1.2. Pengertian
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya (Hidayat, 2009).
Imobilitas adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian, pergerakan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas dari tubuh atau lebih (Santosa, 2005).
2.1.3. Tujuan Mobilisasi
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia 2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan tingkat kesehatan
4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari – hari 5. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh (Hidayat,2009).
2.1.4. Jenis Mobilisasi 1.Mobilisasi penuh
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi syaraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh manusia (Hidayat, 2009).
(7)
2.MobilisasiSebagian
Adalah kemampuan seseorang dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena di pengaruhi oleh gangguan saraf sensorik dan motorik. Biasa ditemui pada pasien stroke, setelah kecelakaan dan lain- lain.
Mobilitas sebagian dibagi menjadi dua jenis: a. Mobilitas sebagian temporer
Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskuluskeletal, contohnya dislokasi sendi dan tulang.
b. Mobilitas sebagian permanen
Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal itu disebabkan oleh rusaknya syaraf yang reversibel, contohnya hemiplegi pada stroke dan paraplegi pada kerusakan tulang belakang (Hidayat,2009).
2.1.5. Indikasi
1. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran 2. Kelemahan otot
3. Fase rehabilitasi fisik
4.Klien dengan tirah baring lama (Hidayat,2009)
2.1.6. Kontra Indikasi
a. Trombus/emboli pada pembuluh darah b. Kelainan sendi atau tulang
c. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung) (Hidayat 2009).
(8)
2.1.7. Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi 1. Gaya Hidup
Gaya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemambuk.
2. Proses penyakit dan injury
Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulitan untuk mobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidurkarena mederita penyakit tertentu misallya; CVA yang berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.
3. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.
4. Tingkat energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari.
5. Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasny dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit
(9)
dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.
6. Tiap persendian dan pergerakan sendi
Dalam sistim muskuloskeletal dikenal 2 maca persendian yaitu sendi yang dapat digeragan (diartroses) dan sendi yang tidak dapat digerakan (siartrosis). (Nurul & Wahit, 2007).
2.1.8. Masalah fisik yang dapat terjadi akibat immobilitas dapat dikaji / diamati pada berbagai sistem antara lain :
1. Masalah muskuluskeletal
Menurunnya kekuatan dan kemampuan otot, atropi, kontraktur, penurunan mineral, tulang dankerusakan kulit.
2. Masalah urinary
Terjadi statis urine pada pelvis ginjal, pengapuran infeksi saluran kemih dan inkontinentia urine.
3. Masalah gastrointestinal
reksia / penurunan nafsu makan diarrhoe dan konstipasi. 4. Masalah respirasi
Penurunan ekspansi paru, tertumpuknya sekret dalam saluran nafas, ketidak seimbangan asam basa (CO2 O2).
5. Masalah kardiovaskuler
Terjadinya hipotensi orthostatic, pembentukan trombus. (Hidayat, 2009)
Upaya mencegahkan terjadinya masalah akibat kurangnya mobilisasi antara lain :
1. Perbaikan status gisi
2. Memperbaiki kemampuan mobilisasi 3. Melaksanakan latihan pasif dan aktif
4. Mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan bady alignmen (Struktur tubuh).
(10)
5. Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi untuk menghindari terjadinya dekubitus / pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh (Hidayat, 2009).
2.2. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Mobilisasi
2.2.1. Pengkajian
Pada pemenuhan kebutuhan mobilitas adalah sebagai berikut: a. Riwayat penyakit sekarang
Meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan/ gangguan dalam mobilisasi, seperti adanya nyeri, kelelahan, tingkat mobilisasi, daerah yang terganggu, dan lama terjadinya gangguan.
b. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit neurologis ( kecelakaan cerebrovasculer, trauma kepala, peningkatan tekanan intrakranial dll), riwayat penyakit kardiovasculer, riwayat penyakit musculoskeletal (artritis, asam urat), riwayat penyakit sistem pernafasan.
c. Kemampuan fungsi motoric
Mengkaji fungsi motorik untuk melihat adanya kelemahan dan kekuatan.
d. Kemampuan mobilitas
Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan (Nurul & Wahit, 2007).
(11)
e. Kategori kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut:
Tingkat mobilitas / aktivitas Kategori
Tingkat O Mampu merawat diri sendiri secara penuh Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan.
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan
f. Kemampuan rentang gerak
Pengkajian rentang gerak (ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki
Gerak Sendi Derajat Rentang Normal Bahu
Abduksi: gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas kepala, telapak tangan menghadap ke posisi yang paling jauh.
180
Siku
Fleksi: angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah atas menuju bahu.
150
Pergelangan Tangan
Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam lengan bawah.
80-90
Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi.
80-90
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh mungkin.
(12)
Abduksi: tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas.
0-20
Adduksi: tekuk pergelangan tangan kea rah kelingking, telapak tangan menghadap ke atas.
30-50
Tangan dan jari 90
Fleksi: buat kepalan tangan 90
Ekstensi: luruskan jari 30
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin
20
Abduksi: rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi
20
g. Perubahan intoleransi aktivitas
Pada pengkajian ini berhubungan dengan sistem pernafasan, antara lain: suara nafas, analis gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mucus,batuk produktif diikuti dengan panas, dan nyeri saat respirasi. Pengkajian terhadap sistem kardiovasculer, seperti nadi, tekanan darah, sirkulasi perifer, adanya thrombus, perubahan tanda vital.
h. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
kekuatan otot dilakukan secara bilateral atau tidak: Skala Persentase
Kekuatan Normal
Karakteristik
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau di lihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi
dengan topangan
(13)
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang
normal melawan gravitasi dan tahanan penuh
i. Perubahan psikologis
Pengkajian mobilitas berkaitan dengan psikologis antara lain perubahan prilaku, emosi, perubahan dalam mekanisme koping.
2.2.2. Diagnosa Keperawatan a. Gangguan mobilitas fisik b. Defisit Perawatan Diri c. Ansietas
d. Harga Diri Rendah
2.2.3. Perencanaan
1. Gangguan mobilitas fisik b.d trauma
Definisi: keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstrimitas secara mandiri dan terarah Tujuan:
1. Aktivitas fisik meningkat 2. ROM normal
3. Melaporkan perasaan peningkatan kekuatan dalam bergerak.
4. Klien bisa melakukan aktivitas. Intervensi:
1.Pastikan keterbatasan gerak sendi yang dialami.
2.Motivasi klien untuk mempertahankan pergerakan sendi. 3.Pastikan klien bebas dari nyeri sebelum diberikan latihan.
(14)
4. Ajarkan ROM exercise aktif dan pasif; jadwal; keteraturan, latihROM pasif dan aktif
5. Anjurkan dan Bantu klien duduk di tempat tidur sesuai toleransi.
6. Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai toleransi. 7. Jelaskan manfaat ROM aktif dan pasif
8. Kolaborasi dengan fisioterapi (Hidayat, 2009).
2.3. Asuhan Keperawatan Kasus 2.3.1.Pengkajian
I. Biodata Identitas pasien
Nama lengkap : Ny. M Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 44 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SLTA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Kelengkeng Desa Banjar Senen Tanggal Masuk RS : 12 juni 2013
No. Registrasi : 00.56.26.88
Ruangan/ kamar : RA4 (Neurologi) / III2 Golongan darah : O
Tanggal pengkajian : 17 juni 2013 Tanggal operasi : -
Diagnosa Medis : SOL ( Space Occupying Lesion) Medula Spinalis
II. Keluhan utama
(15)
III. Riwayat kesehatan sekarang A.Provocative/ palliative 1. Apa penyebabnya
Ny.M mengatakan hal ini di alaminya sejak ±5 minggu yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit secara perlahan-lahan.Sebelumnya 1 tahun yang lalu pasien merasa nyeri pada punggung terutama sebelah kanan, lama kelamaan pasien merasa kebas pada tangan kanan diikuti kedua tungkai hingga lemah dalam 5 minggu ini.Dan adanya riwayat trauma jatuh dari motor sebelumnya.
2. Hal – hal yang memperbaiki keadaan
Adanya pengobatan di Rumah Sakit dan di lakukannya ROM setiap hari oleh keluarganya yaitu suaminya.
B.Quantity/ quality 1. Bagaimana dirasakan
Ny. M merasakan lemah pada kedua kakinya 2. Bagaimana dilihat
Lemah pada kedua tungkai kakinya.
C.Region
1. Dimana lokasinya
Pada ekstremitas bawah di kedua tungkai kakinya. 2. Apakah menyebar
Tidak menyebar
D.Severity
Akibat penyakit yang diderita pasien, sebagian besar aktivitas pasien menjadi terganggu.
(16)
E.Time
Ny.M mengatakan hal ini di alaminya sejak ±5 minggu yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit secara perlahan-lahan.
IV. Riwayat kesehatan masa lalu A.Penyakit yang pernah dialami
Ny.M mengatakan tidak mempunyai penyakit serius apapun sebelumnya.
B.Pengobatan
Pasien tidak mengingat pengobatan yang dulu dia konsumsi.
C. Pernah dirawat
Sebelumnya Ny.M pernah di rawat di RS.Bidadari Binjai. Dengan penyakit yang sama.
D. Lama dirawat
Ny. M mengatakan Lama rawatnya di Rs.Bidadari binjai selama 4 mingggu. Dengan penyakit yang sama.
E. Alergi
Ny.M mengatakan tidak mempunyai Alergi apapun. F. Imunisasi
Pasien tidak ingat betul akan status imunisasinya, pasien hanya mengingat pernah mendapat imunisasi campak dan polio saat masih kecil.
V. Riwatat kesehatan keluarga A. Orang tua
Orang tua pasien sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Riwayat tumor/kanker (-), riwayat kecelakaan (-).
B. Saudara kandung
Pasien anak ke 3 dari 5 bersaudara. Riwayat kanker/tumor (-), riwayat kecelakaan parah (-).
(17)
C. Penyakit keturunann yang ada
Pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga.
D. Anggota keluarga yang meninggal Orang tua pasien.
E. Penyebab meninggal
Karena sudah tua, penyakit tidak jelas.
VI. Riwayat keadaan psikososial A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengetahui tentang penyakit yang dialaminya. Informasi ini didapatnya dari dokter dan perawat di rumah sakit. Pasien menganggap bahwa penyakitnya ini dapat disembuhkan. Oleh sebab itu pasien menerima keadaannya.
B. Konsep Diri
1. Gambaran diri : Pasien dapat menerima gambaran dirinya. 2. Ideal diri : Pasien berharap bisa berjalan lagi
3. Harga diri : Tidak ada gangguan harga diri yang berat.
4. Peran diri : Peran pasien sebagai istri berubah akibat proses penyakitnya
5. Identitas : Ny.M sebagai istri dan ibu dari anak- anaknya.
C. Keadaan emosi
Keadaan emosi pasien stabil. Pasien dapat mengontrol emosi dan mengungkapkan emosi dengan baik.
D. Hubungan sosial 1. Orang yang berarti :
Bagi pasien orang yang berarti bagi dirinya adalah keluarganya, suami dan anaknya.
(18)
2. Hubungan dengan keluarga :
Hubungan pasien dengan keluarga terjalan dengan baik dan haromis. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya dukungan dari keluarga dan selama pasien dirawat di rumah sakit selalu ada keluarga yang menunggu pasien.
3. Hubungan dengan orang lain :
Hubungan pasien dengan orang lain terjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan mampunya pasien bersosialisasi dengan sesama penghuni kamar III 2 Rindu A4 RSUP H. Adam Malik, Medan. 4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Karena penyakit yang dideritanya, pasien menjadi terganggu untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukannya.
E. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan :
Pasien menganut agama Islam dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2. Kegiatan ibadah :
Untuk sementara ini kegiatan ibadah pasien tidak dapat dilakukan sebagaimana mestinya dikarenakan penyakit yang diderita pasien. Untuk kegiatan Shalat dan lainnya hanya dilakukan pasien jika ia merasa cukup kuat.
VII. Pemeriksaan fisik A. Keadaan umum
Pasien sadar dan kooperatif namun tampak lemah serta tidak ada peningkatan suhu tubuh.
B. Tanda-tanda vital
1. Suhu tubuh : 37oc
2. Tekanan darah : 120/80 mmHg 3. Nadi : 80 x/menit
(19)
4. Pernafasan : 20x/menit 5. Skala nyeri : 2
6. TB : 158 cm
7. BB : 70 kg
C. Pemeriksaan head to toe 1. Kepala dan rambut
- Bentuk : Simetris
- Ubun-ubun : Letak ditengah, tidak ada nyeri tekan. - Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe maupun kotoran. 2. Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut: Warna rambut hitam dan putih beruban dengan penyebaran yang merata diseluruh kepala. - Bau : Tidak ada bau tidak sedap.
- Warna kulit : Putih kecoklatan. 3. Wajah
- Warna kulit : Kecoklatan
- Struktur wajah : Bentuk wajah oval, simetris. 4. Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Bola mata simetris,pergerakan bola mata normal
- Palpebra : Tidak ptosis
- Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva tidak pucat, Sklera tidak ikterik.
- Pupil :Refleks terhadap cahaya normal. - Cornea dan iris : Kornea bening.
- Visus : Tidak dikaji.
(20)
5. Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal, simetris, tidak ada kelainan
- Lubang hidung : Normal, simetris, tidak ada polip. - Cuping hidung : Terdapat pernafasan cuping hidung. 6. Telinga
- Bentuk telinga : Bentuk daun telinga normal, simetris, - Ukuran telinga : Normal
- Lubang telinga : tidak ada serumen mapun cairan. - Ketajaman pendengaran : Tidak dikaji
7. Mulut dan faring
- Keadaan bibir : Lembab, tidak pecah-pecah, berwarna merah kehitaman, tidak ada tanda sianosis.
- Keadaan gusi dan gigi : Gigi bersih, beberapa gigi sudah tanggal dikarenakan faktor usia, tidak ada pendarahan pada gusi.
- Keadaan lidah : Bersih, normal, kekuatan otot lidah baik, fungsi pengecapan baik.
- Orofaring : Ovula simetris. 8. Leher
- Trachea : Kedudukan trachea normal, tidak ada massa ataupun nyeri tekan.
- Thyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid.
- Suara :Suara jelas, tidak ada gangguan
komunikasi.
- Kelenjar limfe : tidak dikaji
- Vena jugularis : Teraba, kuat, teratur. - Denyut nadi karotis : Teraba, kuat, teratur. 9. Pemeriksaan integument
- Kebersihan : Bersih,
- Kehangantan : Hangat, suhu permukaan kulit 36,9oc
- Warna : Kecoklatan
(21)
- Kelembapan : Lembab, ridak ada tanda kulit kering. - Kelainan pada kulit : Tidak ada.
10.Pemeriksaan payudara dan ketiak
- Ukuran dan bentuk : Tidak dikaji. - Warna payudara dan aerola : Tidak dikaji. - Kondisi payudara dan putting : Tidak dikaji. - Produksi ASI : Tidak dikaji. - Aksila dan klafikula : Tidak dikaji. 11.Pemeriksaan thorak/dada
- Inspeksi thorak : Tidak dikaji
- Pernafasan : Normal, RR= 20x/menit Tanda kesulitan bernafas : tidak ada gangguan 12.Pemeriksaan paru
- Palpasi getaran suara : Tidak dikaji
- Perkusi : Tidak dikaji
- Auskultasi : Tidak dikaji 13.Pemeriksaan jantung
- Inpeksi :Tidak ada pembengkakan jantung, tidak ada pulsasi.
- Auskultasi : Bunyi jantung normal Lub-Dub
- Perkusi : Dullness
- Palpasi : Tidak ada pulsasi
14.Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi : Bentuk simetris, cekung, terlihat pulsasi aorta abdominalis.
- Auskultasi : Bunyi peristaltik usus 7 x/menit, tidak ada bunyi bruot pada aorta abdominalis.
- Palpas : Tidak ada nyeri tekan pada daerah suprapubik, tidak ada benjolan atau teraba massa abnormal, tidak asites, permukaan hepar regular, dengan pinggir tajam dan ukuran normal.
(22)
15.Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya - Genitalia : Tidak dikaji
- Anus dan perineum : Tidak dikaji
16.Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas :
- Kesimetrisan otot: ekstremitas atas : simetris kiri dan kanan eksterimitas bawah: simetris kiri dan kanan.
- Pemeriksaan edema : tidak edema
- Kekuatan otot : skala 1 ( tidak ada gerakan,hanya teraba kontraksi otot).
- Kelainan pada ekstremitas dan kuku: adanya kelemahan otot pada ekstremitas bawah .
17.Fungsi neurologi :
Tingkat kesadaran : Composmentis GCS 11, E4 M1 V6
N I :Normosmia, fungsi penciuman tidak ada kelainan N II :Tes ketajaman penglihatan normal
N III, IV, VI :Pupil isokor Ø 3 mm,Pergerakan bola mata normal N V :Sensori wajah dan pergerakan rahang saat
mengunyah normal.
N VII :Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah simetris.
N VIII : Ketajaman pendengaran baik N IX, X : Kemampuan menelan baik
N XI : Normal, Mengangkat kedua bahu simetris N XII : Normal, gerakan lidah dan kekuatan lidah 18.Fungsi motorik
Inspeksi umum didapatkan kelemahan pada ekstremitas bawah, bersifat paraplegia. Tonus didapatkan menurun , kekuatan otot didapatkan dengan skala 1(tidak ada gerakan hanya teraba
(23)
kontraksi otot) keseimbangan dan koordinasi mengalami gangguan karena kelumpuhan ekstremitas bawah.
19.Fungsi Refleks
Reflex Achilles menghilang (refleks ini mempunyai pusat dimedula spinalis setinggi S1) dan reflex patella melemah (refleks ini terletak di medulla spinalis setinggi L2, L3 dan L4) karenakelemahan otot hamstring (otot yang terletak di belakang paha).
20.Sistem Sensorik
Gangguan sensibilitas pada klien cedera medulla spinalis sesuai dengan segmen yang mengalami gangguan.
VIII. Kebiasaan sehari-hari 1. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan sehari : 3 x/hari - Nafsu/selera makan : Baik, - Nyeri ulu hati : Tidak ada
- Alergi : Tidak ada riwayat alergi - Mual dan muntah : Tidak ada
- Waktu pemberian makan : Sesuai dengan jam makan rumah sakit, pagi hari pukul 07.00 WIB, siang hari pukul 12.30 WIB, malam hari pukul 18.00 WIB
- Jumlah dan jenis makan : Menu biasa
- Waktu pemberian cairan/minum : Pasien minum sehabis makan, setiap kali haus dan pemberian cairan intravena NaCl 0,9% 10 tetes makro/menit.
2. Masalah makan dan minum : Pasien tidak mengalami kesulitan menelan maupun mengunyah.
(24)
3. Perawatan diri/personal hygiene
- Kebersihan tubuh : Tubuh pasien bersih, pasien di lap dengan waslap dan air hangat 2x/hari oleh keluarga.
- Kebersihan gigi dan mulut : Mulut dan gigi pasien bersih, pasien menyikat gigi 2 kali sehari dibantu keluarga.
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan pasien bersih karena dipotong seminggu sekali oleh keluarga atas saran perawat. Telapak kaki pasien tampak kotor dan kulitnya kering.
4. Pola kegiatan/aktifitas
Kegiatan Mandiri Sebahagian Total
Mandi
Makan
BAB
BAK
Ganti pakaian
Untuk aktifitas ibadah, selama sakit kegiatan ibadah pasien terhambat seperti halnya shalat, tidak sebagaimana mestinya. Namun keluarga sering mengajak pasien untuk membaca kitab suci.
5. Pola eliminasi BAB
- Pola BAB : pasien BAB 1 x sehari, biasanya pagi hari menggunakan Pispot dibantu keluarganya.
- Karakter feses : Konsistensi semi padat. - Riwayat perdarahan : Tidak pernah
- BAB terakhir : 1 hari sebelum tanggal pengkajian (16 Juni 2013)
(25)
- Diare : Sedang tidak diare - Penggunaan laktasif : tidak
BAK
- Pola BAK : Pasien BAK menggunakan kateter, tidak terkaji Pola nya.
- Karakter urin : Berwarna kuning, cair, berbau khas. - Nyeri saat BAK : Tidak.
- Penggunaan diuretic : Tidak.
- Riwayat penyakit ginjal dan saluran kemih : Tidak 6. Hasil pemeriksaan diagnostik / penunjang medis
Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
rujukan 12/6//2013 Kimia klinik
Metabolisme karbohidrat
- Glukosa Darah ( sewaktu) Ginjal
- Ureum - Kreatinin
Elektrolit - Natrium (Na) - Kalium (K) - Klorida (Cl)
165.40
34.00 0.72
137 4.3 109
mg/dl
mg/dl mg /dl
mEq/L mEq/L mEq/L
<200
<50 0.5 - 0.90
135 - 155 3.6 - 5.5 96 - 106
(26)
Hematologi Darah lengkap Hemoglobin Eritrosit Leukosit Hematokrit Trombosit MCV MCH MCHC RDW MPV PCT PDW - Neutrofil - Limfosit - Monosit - Eosinofit - Basophil
- Neutrofil absolut - Limfosit absolut - Monosit absolut - Eosinophil absolut - Basofil absolut
13.40 4.78 9.33 37.90 372 79.30 28.00 35.40 15.00 8.50 0.32 8.7 88.30 10.50 1.10 0.00 0.100 8.24 0.98 0.10 0.00 0.01 g % 103/mm3 103/mm3
% 103/mm3
fL pg g % % fL % fL % % % % % 10/µL 10/µL 10/µL 10/µL 10/µL
11.7 - 15.5 4.20 - 4.87 4.5 - 11.0 35 - 44 150 - 450 65 - 95 28 - 32 33 - 35 11.6 - 14.8 7.0 - 10.2
37 - 80 20 - 40 2 - 8 1 - 6 0 - 1 2.7 - 6.5 1.5 - 3.7 0.2 - 0.4 0 - 0.10 0 - 0.1
(27)
7. Terapi obat - obatan
Nama obat Dosis Cara pemberian IVfD RL 20 gtt / i Intravena
Ranitidine 1 amp / 12 jam Injeksi Intravena Dexametasone 1 amp / 8 jam Injeksi Intravena
Vit B Complex 3 x 1 Oral
2.3.2. ANALISA DATA
No. Data Masalah Keperawatan
1. Data Subjektif :
- Pasien mengatakan kedua kakinya tidak bisa digerakkan
Data Objektif :
- Pasien Tampak Lemah - Tampak kedua kakinya
tidak bisa digerakkan - Pasien Bedrest total
Gangguan Mobilitas Fisik
2. Data Subjektif :
- Pasien mengatakan jarang mandi karena keterbatasan gerak.
Data Objektif :
- Aktivitas pasien dibantu keluarga.
- Kaki pasien tampak kering dan retak.
(28)
2.3.3. Masalah keperawatan 1. Gangguan Mobilitas fisik 2. Defisit perawatan diri
2.3.4. Diagnosa keperawatan (Prioritas)
1. Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan trauma SOL Medula Spinalis ditandai dengan kedua tungkai kaki Ny.M tidak bisa digerakkan.
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan mobilitas fisik ditandai dengan kaki pasien tampak kering dan retak.
(29)
2.3.5. Perencanaan Keperawatan dan Rasional
Dx No. 1 Intervensi Rasional
Tujuan :
Dalam waktu 3 x 24 jam
pasien mampu melaksanakan aktivitas
fisik sesuai kemampuan.
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat ikut serta dalam program latihan, - Bertambahnya kekuatan otot, - Pasien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas
- Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap penigkatan kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motorik. - Ubah posisi pasien
tiap 2 jam.
- Lakukan gerak pasif pada ekstremitas yang sakit.
- Bantu pasien
melakukan latihan ROM sesuai toleransi. - Kolaborasi dengan
ahli fisioterapi untuk latihan fisik pasien.
- Mengetahui tingkat kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
- menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan akibat sirkuasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan.
- Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan.
- Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuan. - Peningkatan kemampuan dalam mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapis.
(30)
No. Dx 2 Intervensi Rasional Tujuan :
pasien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai
dengan tingkat kemampuan.
Kriteria Hasil : Pasien tampak bersih
- Kaji tingkat
kemampuan dan tingkat penurunan dalam melakukan ADL.
- Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk menjaga kebersihan disekitar pasien.
- Hindari apa yang tidak dapat dilakukan pasien dan bantu bila perlu.
- Identifikasi kebiasaan BAB. Anjurkan minum dan meningkatkan
aktivitas.
- Melakukan Penkes tentang Kebersihan diri terutama dibagian ekstremitas bawah.
- Membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan
pertemuan kebutuhan individual.
- Kebersihan disekitar pasien memberikan suasana yang nyaman dan bersih.
- Pasien dalam
keadaan cemas dan tergantung hal ini dilakukan untuk mencegah frustasi dan harga diri pasien. - Meningkatkan latihan dan menolong mencegah konstipasi. - Menambah pengetahuan dan wawasan keluarga dan pasien tentang hidup bersih.
(31)
2.3.6. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Hari / tanggal No. Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP)
18/06/2013 1. - Memantau
tanda-tanda vital pasien.
- Mengkaji fungsi
motorik pasien.
- Mengubah posisi
pasien tiap 2 jam.
- Melakukan gerak
pasif pada ekstremitas yang
sakit.
- Melakukan ROM
S: Pasien
mengatakan lebih nyaman setelah melakukan latihan ROM.
O: tanda vital : TD:120 / 90 mmHg HR: 80 x/i
RR: 20x/i Temp: 36.5 oC Nyeri: 2 A: Masalah sebagian teratasi P: Intervensi dilanjutkan.
20/06/2013 2. - Mengkaji tingkat
kemampuan dan tingkat penurunan dalam melakukan ADL. - Menganjurkan kepada keluarga untuk memperhatian kebersihan pasien
S : pasien mengatakan dia lebih bersih dari sebelumnya. O: pasien tampak bersih
A: Masalah sebagian Teratasi P: intervensi dilanjutkan.
(32)
2.4. Pembahasan
Dalam bab ini, penulis akan membahas Asuhan keperawatan pada Ny. M dengan prioritas masalah gangguan Mobilitas Fisik di RSUP.H Adam Malik, pembahasan meliputi : Pengkajian, Analisa Data, Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan.
Pengkajian yang sudah didapat berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan penulis dan keluhan pasien yang ditemukan pada pengakajian yang dilakukan pada tanggal 17 juni 2013 didapatkan data Ny.M, umur 44 tahun, jenis kelamin perempuan, status menikah, agama Islam, pendidikan tamat SLTA, alamat jl. Kelengkeng Desa Banjar Senen dan nomor registrasi masuk RS 00.56.26.88. Didapatkan data antara lain : data subyektif yang meliputi pasien mengatakan kedua kakinya tidak bisa digerakkan, dan pasien mengatakan ia jarang mandi. Data obyektif meliputi pasien tampak lemah, tampak kedua kakinya tidak bisa digerakkan, pasien bedrest Total, dan kaki pasien tampak kering.
Pembahasan ini terjadi dari masing-masing diagnosa keperawatan dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip dalam proses keperawatan. Adapun duadiagnosa yang muncul adalah sebagai berikut :
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Menurut teori jenis mobilitas yang sesuai dalam pengkajian ini adalah gangguan mobilitas sebagian temporer karena Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskuluskeletal. ( Hidayat, 2009)
Faktor yang mempengaruhi menurut data yang di dapat karena adanya proses penyakit dan injuri sedangkan dalam teori terdapat beberapa faktor- factor lain yg dapat mempengaruhi mobilisasi seperti, gaya Hidup, kebudayaan, tingkat energy, usia dan status perkembangan, tiap persendian dan pergerakan sendi. (Nurul & Wahit, 2007)
(33)
Dalam mengatasi masalah tersebut penulis menetapkan beberapa rencana keperawatan, tujuan serta kriteria hasil. Penulis menetapkan tujuan yang ingin dicapai setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan pasien mampu melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuannya.
Berikut ini adalah beberapa rencana keperawatan yang ditentukan penulis untuk diagnosa ini:
e. Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap penigkatan kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motorik.
Rasionalnya : Mengetahui tingkat kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
f. Ubah posisi pasien tiap 2 jam.
Rasionalnya : Menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan akibat sirkuasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan.
g. Lakukan gerak pasif pada ekstremitas yang sakit.
Rasionalnya : Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan.
h. Bantu pasien melakukan latihan ROM sesuai toleransi.
Rasionalnya : Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuan.
i. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik pasien.
Rasionalnya : Peningkatan kemampuan dalam mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapis. ( Hidayat, 2009)
Evaluasi pada diagnosa keperawatan Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan trauma SOL Medula Spinalis yang dilakukan pada tanggal 18-06-2013 penulis menemukan data subyektif klien S: Pasien mengatakan lebih nyaman setelah melakukan latihan ROM.O: tanda vital :TD:120 / 90 mmHg, HR: 80 x/iRR: 20x/I, Temp: 36.5 oC, Nyeri: 2, Analisa masalah mobilitas fisik sebagian teratasi planning melanjutkan intervensi yang telah dibuat dalam rencana tindakan keperawatan selanjutnya.
(34)
2. Defisit Perawatan Diri
Secara teori diagnosa ini dimunculkan apabila terdapat batasan karakteristik tidak mampu dalam memakai atau melepas pakaian yang perlu, berpakaian cepat, menyediakan baju, memakai pakaian atas dan bawah, memilih pakaian, menggunakan alat bantu, mengancingkan baju, mengganti baju dan mempertahankan penampilan dalam tingkat memuaskan(Mitayani, 2009 : 111).
Dalam mengatasi masalah tersebut penulis menetapkan beberapa rencana keperawatan, tujuan serta kriteria hasil. Penulis menetapkan tujuan yang ingin dicapai setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan pasien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kemampuan.
Berikut ini adalah beberapa rencana keperawatan yang ditentukan penulis untuk diagnosa ini:
a. Kaji tingkat kemampuan dan tingkat penurunan dalam melakukan ADL.
Rasionalnya : Membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan pertemuan kebutuhan individual.
b. Hindari apa yang tidak dapat dilakukan pasien dan bantu bila perlu.
Rasionalnya : Pasien dalam keadaan cemas dan tergantung hal ini dilakukan untuk mencegah frustasi dan harga diri pasien. c. Identifikasi kebiasaan BAB. Anjurkan minum dan
meningkatkan aktivitas.
Rasionalnya : Meningkatkan latihan dan menolong mencegah konstipasi.
Evaluasi pada diagnosa keperawatan Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan trauma SOL Medula Spinalis yang dilakukan pada tanggal 20-06-2013 penulis menemukan data subyektif klienS : - , O: pasien tampak bersih, analisa masalah sebagian Teratasi dan planning melanjutkan intervensi yang telah dibuat dalam rencana tindakan keperawatan selanjutnya.
Berdasarkan pengelolaan kasus selama 3 kali 24 jam penulis memunculkan 2 diagnosa keperawatan yaitu Gangguan Mobilitas
(35)
fisik dan Defisit Perawatan Diri. Sedangkan pada teori terdapat diagnosa keperawatan : ansietas dan Harga Diri rendah.
1. Ansietas tidak dimunculkan karena tidak ada tanda-tanda krisis situasi. Secara teori diagnosa tersebut dimunculkan apabila terdapat batasan karakteristik peningkatan ketegangan, keprihatinan, perasaan tidak adekuat, stimulasi simpatik tidak dapat tidur dan sementara itu pada saat pengkajian penulis tidak menemukan data yang sama pada batasan karakteristik tersebut.
2. Harga diri rendah situasional tidak dimunculkan karena tidak ada data yang ditemukan oleh penulis sesuai dengan batasan karakteristik yaitu mengungkapkan tantangan situasional yang sedang terjadi terhadap harga diri, mengungkapkan diri yang negatif, bimbang, mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi dan mengekspresikam tidak berdaya dan tidak berguna. Saat dilakukan pengkajian pada Ny.M penulis tidak menemukan data yang sesuai dengan batasan karakteristik tersebut.
(36)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Menurut Teori Hirarki Maslaw kebutuhan mobilisasi merupakan kebutuhan dasar manusia Aman kenyamanan yang harus dipenuhi setelah terpenuhinya kebutuhan fisiologis untuk memenuhi kebutuhan keselamatan dan kesejahteraan fisiologis (Potter & Perry, 2005).
Imobilisasi adalah ketidakmampuan untuk bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit atau impairment (gangguan pada alat/ organ tubuh) yang bersifat fisik atau mental. Imobilisasi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan tidak bergerak / tirah baring yang terus – menerus selama 5 hari atau lebih akibat perubahan fungsi fisiologis. Di dalam praktek medis imobilisasi digunakan untuk menggambarkan suatu sindrom degenerasi fisiologis akibat dari menurunnya aktivitas dan ketidakberdayaan (Hidayat, 2009).
Gangguan mobilitas fisik dikatakan sebagai faktor resiko utama pada munculnya luka dekubitus baik di rumah sakit maupun di komunitas. Kondisi ini dapat meningkatkan waktu penekanan pada jaringan kulit, menurunkan sirkulasi dan selanjutnya mengakibatkan luka dekubitus. Imobilisasi disamping mempengaruhi kulit secara langsung, juga mempengaruhi beberapa organ tubuh. Misalnya pada system kardiovaskuler,gangguan sirkulasi darah perifer, system respirasi, menurunkan pergerakan paru untuk mengambil oksigen dari udara (ekspansi paru) dan berakibat pada menurunnya asupan oksigen ke tubuh (Lindgren et al. 2004).
Diruang rawat inap geriatri RSUPN Dr. Cipto Mangun kusumo Jakarta pada tahun 2000 di dapatkan prevalensi imobilisasi sebesar 33,6% dan pada tahun 2001 sebesar 31,5%.Immobilisasi lama bisa terjadi pada semua orang tetapi kebanyakan terjadi pada orang – orang lanjut usia, pasca operasi yang membutuhkan tirah baring lama. Dampak imobilisasi lama terutama dekubitus mencapai 11% dan terjadi dalam kurun waktu 2
(37)
minggu, perawatan emboli paru berkisar 0,9%, dimana tiap 200.000 orang meninggal tiap tahunnya (Setiati dan Roosheroe, 2007).
Berbagai kondisi dapat menyebabkan terjadinya immobilisasi, yaitu seperti gangguan sendi dan tulang, penyakit reumatik seperti pengapuran tulang atau patah tulang akan menghambat pergerakan, penyakit Saraf, Stroke, penyakit parkinson dan gangguan saraf tepi, penyakit jantung atau pernafasan, gangguan penglihatan (Wartawarga.gunadarma,2009).
Imobilisasi dapat menimbulkan berbagai masalah seperti Infeksi saluran kemih, atrofi otot karena disused, konstipasi, infeksi paru, gangguan aliran darah, dan decubitus (Wartawarga.gunadarma,2009).
Yang harus dilakukan Perawat dalam mengatasi masalah imobilisasi antara lain dengan perbaikan status gizi, memperbaiki kemampuan monilisasi, melaksanakan latihan pasif dan aktif, mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan bady aligmen (Struktur tubuh), dan melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi untuk menghindari terjadinya dekubitus / pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh (Hidayat,2009).
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan Asuhan keperawatan dengan masalah Gangguan Mobilitas Fisik pada Ny.M di RSUP. H. Adam Malik.
1.2.Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan komprehensif dengan masalah gangguan Mobilitas Fisik.
2. Tujuan Khusus.
a. Melakukan pengkajian pada Ny. M dengan masalah gangguan Mobilitas Fisik.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.M dengan masalah gangguan Mobilitas Fisik.
(38)
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada Ny. M dengan masalah gangguan Mobilitas Fisik.
d. Melakukan implementasi pada Ny.M dengan masalah gangguan Mobilitas Fisik.
e. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan yang telah diakukan pada Ny. M dengan masalah gangguan Mobilitas Fisik.
f. Mendokumentasikan asuhan terhadap pelaksanaan yang telah diakukan pada Ny. M dengan masalah gangguan Mobilitas Fisik.
1.3.Manfaat
1. Praktek Pelayanan Keperawatan
Hasil penulisan karya tulis ilmiah yang diperoleh dapat menjadi sumber pengetahuan dan strategi bagi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan Mobilitas Fisik.
2. Pendidikan Keperawatan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sangat berguna untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai penerapan ilmu yang telah diterima selama kuliah.
3. Perawat
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bisa berguna untuk bahan ilmu untuk perkuliahan dan praktek dalam Asuhan keperawatan. 4. Masyarakat
Hasil Karya Tulis Ilmiah ini bisa menjadi sumber pengetahuan dan pedoman dalam masalah gangguan Mobilitas fisik dalam masyarakat.
(39)
Asuhan Keperawatan pada Ny.M dengan Prioritas Masalah
Gangguan Mobilitas Fisik di RSUP.H. Adam Malik Medan
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan
Oleh Nurul Mawaddah
102500035
Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
(40)
(41)
DAFTAR ISI
Lembar Sampul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi... iv
Bab I Pendahuluan 1.1.LatarBelakang ... 1
1.2.Tujuan ... 2
1.3. Manfaat ... 3
Bab II Pengelola Kasus 2.1.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Gangguan Mobilitas Fisik ... 4
2.1.1. Pengertian ... 4
2.1.2. Tujuan Mobilisasi ... 4
2.1.3. Jenis Mobilisasi ... 4
2.1.4. Indikasi ... 5
2.1.5. Kontra indikasi ... 5
2.1.6. Faktor yang mempengaruhi ... 6
2.1.7. Masalah fsik yang dapat terjadi dalamMobilitas ... 7
2.2.Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Masalah Gangguan Mobilisasi ... 8
2.2.1. pengkajian ... 8
2.2.2. Diagnosa ... 11
2.2.3. Perencanaan... 11
2.3.Asuhan Keperawatan Kasus ... 12
(42)
2.3.2. Analisa Data ... 25
2.3.3. Rumusan Masalah Keperawatan ... 26
2.3.4. Diagnosa Keperawatan Prioritas ... 26
2.3.5. Perencanaan... 27
2.3.6. Implementasi ... 28
2.3.7. Evalusi ... 28
2.4.Pembahasan ... 30
BabIII Kesimpulan dan Saran 3.1.Kesimpulan ... 34
3.2.Saran ... 35
Daftar Pustaka ... 36 Lampiran
(43)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun karya tulis ilmiah ini dengan judul ”Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Prioritas Masalah Gangguan Mobilitas Fisik Di RSUP.H. Adam Malik Medan” .
Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dorongan doa serta kerja sama yang baik dari semua pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu dalam kesempatan yang baik ini penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada.
1) Bapak Dr.Dedi selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2) Ibu Erniyati S.Kep, M.NS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3) Ibu Nur Afi Darti S.Kp, M.Kep ketua Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kebijakannya.
4) Ibu Lufthiani, S.kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, pemikiran serta dengan sabar memberikan bimbingan dan saran – sarannya.
5) Ibu Siti Zahara Nasution S.Kp, MNS penguji yang telah meluangkan waktu, serta dengan sabar memberikan bimbingan dan saran- sarannya. 6) Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
7) Pasien kelolaan saya yang telah meluangkan waktu kepada saya untuk melakukan Asuhan Keperawatan.
8) Kedua Orangtua saya tercinta dan keluarga saya yang telah mendukung dan memberi semangat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih untuk semua pengorbanan, kasih sayang dan doa yang diberikan.
(44)
9) Teman – teman mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara khususnya program studi DIII Keperawatan 2010 dan semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Medan, 5 juli 2013
(1)
Asuhan Keperawatan pada Ny.M dengan Prioritas Masalah
Gangguan Mobilitas Fisik di RSUP.H. Adam Malik Medan
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan
Oleh Nurul Mawaddah
102500035
Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
2013
(2)
(3)
DAFTAR ISI
Lembar Sampul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi... iv
Bab I Pendahuluan 1.1.LatarBelakang ... 1
1.2.Tujuan ... 2
1.3. Manfaat ... 3
Bab II Pengelola Kasus 2.1.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Gangguan Mobilitas Fisik ... 4
2.1.1. Pengertian ... 4
2.1.2. Tujuan Mobilisasi ... 4
2.1.3. Jenis Mobilisasi ... 4
2.1.4. Indikasi ... 5
2.1.5. Kontra indikasi ... 5
2.1.6. Faktor yang mempengaruhi ... 6
2.1.7. Masalah fsik yang dapat terjadi dalamMobilitas ... 7
2.2.Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Masalah Gangguan Mobilisasi ... 8
2.2.1. pengkajian ... 8
2.2.2. Diagnosa ... 11
2.2.3. Perencanaan... 11
2.3.Asuhan Keperawatan Kasus ... 12
2.3.1. Pengkajian ... 12
(4)
2.3.2. Analisa Data ... 25
2.3.3. Rumusan Masalah Keperawatan ... 26
2.3.4. Diagnosa Keperawatan Prioritas ... 26
2.3.5. Perencanaan... 27
2.3.6. Implementasi ... 28
2.3.7. Evalusi ... 28
2.4.Pembahasan ... 30
BabIII Kesimpulan dan Saran 3.1.Kesimpulan ... 34
3.2.Saran ... 35
Daftar Pustaka ... 36 Lampiran
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun karya tulis ilmiah ini dengan judul ”Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Prioritas Masalah Gangguan Mobilitas Fisik Di RSUP.H. Adam Malik Medan” .
Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dorongan doa serta kerja sama yang baik dari semua pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu dalam kesempatan yang baik ini penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada.
1) Bapak Dr.Dedi selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2) Ibu Erniyati S.Kep, M.NS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3) Ibu Nur Afi Darti S.Kp, M.Kep ketua Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kebijakannya.
4) Ibu Lufthiani, S.kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, pemikiran serta dengan sabar memberikan bimbingan dan saran – sarannya.
5) Ibu Siti Zahara Nasution S.Kp, MNS penguji yang telah meluangkan waktu, serta dengan sabar memberikan bimbingan dan saran- sarannya. 6) Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
7) Pasien kelolaan saya yang telah meluangkan waktu kepada saya untuk melakukan Asuhan Keperawatan.
8) Kedua Orangtua saya tercinta dan keluarga saya yang telah mendukung dan memberi semangat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih untuk semua pengorbanan, kasih sayang dan doa yang diberikan.
(6)
9) Teman – teman mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara khususnya program studi DIII Keperawatan 2010 dan semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Medan, 5 juli 2013