Perlindungan Terhadap Anak-Anak Korban Bencana Ditinjau Dari Konvensi Hak-Hak Anak Dan Hukum Nasional

ABSTRAK
Ella Andira*
Dr. Chairul Bariah, S.H., M.Hum**
Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum***
Peristiwa bencana senantiasa disertai dengan cerita tragis penderitaan
manusia yang tidak habis-habisnya.Korban yang paling mengkhawatirkan adalah
yang berasal dari kalangan anak-anak.Anak-anak masih sangat rentan kondisi
psikologisnya, parahnya persentase jumlah koban yang berasal dari anak-anak di
seluruh dunia lumayan besar, baik dalam angka kematian ataupun dampak
lainnya.Namun dalam prakteknya, perlindungan secara langsung terhadap anakanak korban bencana masih sangat minim.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis
penelitian yuridis normatif, karena sasaran penelitian adalah meninjau peraturan
hukum yang terkait dengan perlindungan terhadap anak-anak korban bencana.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (Library
Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka
atau yang disebut dengan data sekunder berupa buku, dokumen, artikel, peraturan
yang berkaitan, koran, dan majalah dengan tujuan yang termaksud dalam
penyusunan penelitian ini. Data sekunder yang telah disusun secara sistematis
kemudian dianalisa dengan menggunakan metode deduktif dan induktif.
Hak-hak anak diatur didalam Konvensi Hak Anak yang menjadi acuan
perlindungan hak anak secara internasional.Di Indonesia perlindungan terhadap

hak-hak anak diatur dalam UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang dapat
menimbulkan ancaman dan gangguan terhadap keberfungsian suatu masyarakat
melebihi batas kemampuannya, sehingga mengakibatkan kerusakan, kerugian
serta penderitaan bahkan sampai jatuhnya korban jiwa, baik terjadi karena alam
ataupun non-alam (seperti oleh manusia) ataupun karena faktor keduanya.Di
Indonesia pengaturan mengenai bencana dan manajemen penanggulangannya
diatur di dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Ada
lima kluster pengelompokan hak anak yang harus dipenuhi dalam konteks tanggap
darurat bencana mengacu kepada Konvensi Hak Anak yaitu: Hak sipil dan
kemerdekaan, Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, Kesehatan dan
kesejahteraan dasar, Pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya, dan
Perlindungan khusus. Untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak
korban bencana, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 mengamanatkan dalam
beberapa pasal yaitu pada pasal 59, pasal 60 dan pasal 62.
Kata Kunci : Perlindungan Anak, Korban Bencana, Konvensi Hak Anak, Hukum
Nasional.

* Mahasiswa Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum USU
** Dosen Pembimbing I

*** Dosen Pembimbing II

vi
Universitas Sumatera Utara