Analisis Kinerja Ekonomi Daerah Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat Sebelum dan Sesudah Pemekaran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pemekaran daerah atau desentralisasi merupakan sebuah aspirasi

masyarakat untuk kemajuan daerahnya

sendiri dimana daerah otonom baru

mempunyai kewenangan sendiri untuk mengurus pemerintahan agar rentang
kendali dapat mempercepat proses pembangunan di daerah yang dimekarkan.
Pada dasarnya pembangunan daerah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, maka pembangunan harus dilaksanakan secara berkelanjutan,
berencana dan juga perlu didukung oleh semua unsur masyarakat dalam bentuk
partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat dapat terwujud apabila masyarakat
dapat diberdayakan semaksimal mungkin (Sabarno, 2008).
Upaya Pemekaran Wilayah merupakan


suatu terobosan dalam upaya

mempercepat pertumbuhan wilayah dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.
Tapi juga perlu disadari bahwa upaya ini tidak cukup karena sebuah euphoria
desentralisasi memerlukan suatu sistem yang terpadu, terkoordinasi, dan
menyeluruh. Isu pemekaran daerah sendiri bukan merupakan isu yang baru di
Indonesia, pada masa orde baru sudah mulai terlihat, meskipun dengan jumlah
yang sedikit. Dan semakin banyak ketika era otonom digulirkan pada tahun 1999,
sehingga dalam kurun waktu kurang dari 7 tahun telah terbentuk 173 derah
otonom baru terdiri dari 7 provinsi, 135 kabupaten, serta 31 kota. Pada tahun 2004
pemerintah provinsi bertambah dari 26 menjadi 34 propinsi dan pemerintah
kabupaten/kota meningkat dari 303 menjadi 517 kabupaten/kota . Dalam rentang

1
Universitas Sumatera Utara

waktu 13 tahun, proses pemekaran daerah terus berlangsung hampir setiap
tahun dan menghasilkan 222 daerah otonom baru.

Secara prinsipil otonomi daerah adalah penyerahan wewenang dari

Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur rumah tangganya
sendiri. Pemberian wewenang kepada daerah yang lebih luas sangat cepat, karena
daerah lebih mengerti dengan kondisinya sendiri. pembangunan yang dilakukan
akan sesuai dengan prioritas daerah dan aspirasi masyarakat. Hal ini disebabkan
karena adanya partisipasi masyarakat dalam aktivitas politik ditingkat daerah sera
sistem demokratisasi yang dijalankan sesuai dengan tujuan otonomi itu sendiri.
Otonomi daerah sendiri pada dasarnya memberikan kesempatan berkarya
kepada daerah dalam batas kewenangan dan fungsi sebagai yang diserahkan dan
kebebasan itu dapat dijalankan tidak melampaui batas fungsi lembaga
pemerintahanyang lebih tinggi, atau peraturan suatu instansi daerah dan tidak
melampaui kewenangan atau tidak bertentangan dengan peraturan lembaga
wewenang yang lebih tinggi. Disinilah pentingnya aspek perencanaan dalam
membina serta mengembangkan otonomi daerah.
Kabupaten Dharmasraya sendiri merupakan kabupaten hasil pemekaran
dari Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Provinsi Sumatera Barat yang diresmikan
tanggal 7 Januari 2004 oleh Presiden RI secara simbolik di Istana Negara dengan
Ibu Kota Kabupaten yaitu Pulau Punjung . Dibentuk berdasarkan Undang Undang
Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten
Solok Selatan, dan Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat yang


2
Universitas Sumatera Utara

diresmikan oleh Gubernur Sumatera Barat atas nama Menteri Dalam Negeri pada
tanggal 7 Januari 2004.
Menurut Perda No. 10 Tahun 2012 luas wilayah Kabupaten Dharmasraya
mencapai 3 025,99 km2. Kabupaten Dharmasraya merupakan salah satu
kabupaten yang cukup berpotensi di Propinsi Sumatera Barat. Sebagian besar
penggunaan lahan di Kabupaten Dharmasraya adalah untuk sektor pertanian
hingga mencapai 88,26% dimana lahan perkebunan adalah yang terbesar
mencapai 50,30% sedangkan lahan untuk sawah sebesar 2,70 %.
Berdasarkan peta dibawah ini, sebelah Utara Kabupaten Dharmasraya
berbatasan langsung dengan kabupaten induknya yaitu kabupaten Sijunjung dan
Provinsi Riau, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah Timur
berbatasan dengan Provinsi Jambi, serta sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Solok dan Solok Selatan.

3
Universitas Sumatera Utara


Sumber : Bappeda Kabupaten Dharmasraya

Gambar 1.1
Wilayah dan Batas Wilayah Kabupaten Dharmasraya

Sebelum adanya pemekaran Kabupaten Dharmasraya, Daerah ini menjadi
salah satu tujuan transmigran yang berasal dari luar daerah Sumatera Barat,
dimana sepertiga penduduk kabupaten ini merupakan transmigran dari berbagai
daerah di Pulau Jawa, yang semula dipindahkan untuk memanfaatkan ladang tidur
yang terhampar luas di kabupaten ini sekaligus membuka lapangan kerja baru.
Proses transmigrasi ini terjadi antara tahun 1976 hingga 2002, dan pusat
transmigrasi berada di Kecamatan Sitiung. Meski hampir 32% penduduknya
berasal dari etnis Jawa, namun hubungan dengan etnis Minangkabau tetap
berjalan baik, dan nyaris tidak ada konflik antarkelompok.

4
Universitas Sumatera Utara

Pemekaran Kabupaten Dharmasraya diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian daerah dari sebelum dilakukannya pemekaran daerah, dimana

peningkatan perekonomian dapat diukur melalui PDRB harga yang berlaku
(ADHB). Dilihat dari subsektor pembentuk nilai PDRB di sektor pertanian,
subsektor perkebunan lebih berkembang pesat dibandingkan subsektor lainnya,
yaitu tumbuh sekitar 8,45%. Namun disisi lain, subsektor tanaman pangan dan
hortikultura belum menunjukkan perubahan yang baik, dan menunjukkan adanya
pertumbuhan yang bernilai negatif sekitar 1,30%.
Kurang bergairahnya subsektor ini disebabkan adanya alih fungsi lahan
tanaman pangan menjadi lahan lain seperti perkebunan dan perumahan. Alih
fungsi lahan yang cukup signifikan dalam penggunaan lahan yaitu berkurangnya
lahan pertanian secara keseluruhan seluas 12.496 Ha atau proporsinya turun dari
89,92% di tahun 2010 menjadi 85,70% di tahun 2013, diantaranya karena
berkurangnya sawah dari 3,13% di tahun 2010 menjadi 2,70% di tahun 2013,
turunnya luas penggembalaan padang rumput dari 0,55% menjadi 0,31%, serta
hilangnya empang. Namun luas lahan perkebunan naik dari 117.135 Ha menjadi
149.752 Ha atau naik sekitar 32.617 Ha.
Selain sektor pertanian, 3 (tiga) sektor lain yang cukup berdampak besar
dalam menentukan nilai PDRB (diatas 10%) adalah sektor bangunan, sektor
perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa - jasa dengan nilai kontribusi
sebesar 11,67%, 11,59% dan 16,42%, ketiga sektor ini memperlihatkan
pertumbuhan yang cukup baik yaitu di atas 6% Hal ini menggambarkan bahwa

investasi daerah juga telah berkembang dengan baik.

5
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1
Perkembangan Nilai PDRB Kabupaten Dharmasraya
Tahun 2010-2013
PDRB

Nilai ( Milyar Rp )

Atas Dasar
Harga Berlaku
Atas Dasar
Harga Konstan

Perubahan ( % )

2010

2667, 79

2011*
3067, 92

2012**
3448, 62

2013**
3942, 07

2012**
12,41

2013**
14,31

1158, 56

1234, 30


1316, 14

1402, 40

6,62

6,55

Sumber : BPS Dharmasraya, data diolah
*Angka diperbaiki
**Angka Sementara

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti sejauh
manakah pengaruh Pemekaran Daerah terhadap Kinerja Ekonomi Daerah
Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat. Sehingga dari hal ini
penulis menulis skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Ekonomi Daerah
Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat Sebelum dan Sesudah
Pemekaran”
1.2


Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Bagaimana

kinerja

Ekonomi,dan

Sosial

Daerah

Kabupaten

Daerah


Kabupaten

Dharmasraya sebelum Pemekaran ?
2.

Bagaimana

Kinerja

Ekonomi

dan

Sosial

Dharmasraya sesudah Pemekaran ?
1.3

Tujuan Penelitian

1.

Untuk menganalisis kinerja Ekonomi, dan Sosial Daerah Kabupaten
Dharmasraya sebelum Pemekaran

6
Universitas Sumatera Utara

2.

Untuk menganalisis Kinerja Ekonomi dan sosial Daerah Kabupaten
Dharmasraya sesudah Pemekaran

1.4

Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan/kebijakan oleh pihak yang berwenang.
2. Sebagai masukan bagi peneliti-peneliti lain yang akan melakukan
penelitian sejenis.
3. Sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswa Departemen
Ekonomi Pembangunan
4. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama tentang
Kinerja Ekonomi Daerah pada Daerah Pemekaran daerah di Indonesia

7
Universitas Sumatera Utara