Pengujian Kandungan Unsur Hara Pada Eceng (Eichornia crassipes) Dari Danau Toba

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Danau Toba berada di daerah Sumatera Utara merupakan salah satu aset
Negara/Pemda yang sangat berharga dan termasuk salah satu Daerah Tujuan
Wisata penting setelah Bali dan Lombok/NTB sehingga merupakan kebanggaan
tersendiri bagi daerah ini. Ditetapkannya Danau Toba sebagai salah satu daerah
tujuan wisata, karena anggapan selama ini memiliki panorama alam yang
indah.Sekarang ini keindahan Danau Toba sudah terusik sebagai akibat eksploitasi
sumber daya alamnya, baik daerah perairan maupun daratan disekitarnya.Saat ini
DTA Danau Toba mengalami kerusakan lingkungan yang cukup besar terutama
sebagai akibat dari berbagai aktivitas masyarakat sekitarnya DTA Danau Toba
telah kehilangan lebih dari 16.000 ha kawasan hutan.Penyebab utamanya adalah
konversi hutan secara illegal menjadi lahan pertanian. Degradasi lingkungan DTA
Danau Toba tidak saja mengancam kelestarian Danau Toba tetapi juga kehidupan
masyarakat, baik masyarakat sekitar Danau toba maupun seluruh Provinsi
Sumatera Utara (Simangungsong, dkk., 2013).
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kualitas air Danau Toba telah
tercemar, dengan kategori cemar sedang (mengacu kepada Baku Mutu Air kelas I
sesuai dengan PP No. 82/2001). Berbagai sumber pencemar air Danau Toba
antara lain adalah limbah domestik, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi

air dan pertambangan bahan galian golongan C. Limbah domestik mengandung
bahan-bahan pencemar antara lain bahan organic, nitrogen, phosphor, potassium,
kalsium, amoniak, nitrat dan padatan-padatan tersuspensi serta organisme

Universitas Sumatera Utara

patogen. Pencemaran dari kegiatan pertanian berupa limbah pestisida dan pupuk
yang menyebabkan meningkatnya kadar phospor, nitrogen, kalium, dan zat
organik di perairan Danau Toba. Limbah dari kegiatan peternakan menimbulkan
pencemaran bahan organik, unsur N, P, K dan bakteri e-coli.Sedangkan limbah
dari kegiatan budidaya perikanan al. berupa unsur phosphor, nitrogen, vitamin,
mineral dan zat-zat organik.Kegiatan transportasi air berpotensi mencemari
perairan melalui ceceran oli dan bahan bakar, limbah padat dan air limbah dari
toilet kapal yang masuk ke perairan Danau Toba. Kegiatan pertambangan bahan
galian golongan C akan meningkatkan kekeruhan yang dapat mengganggu
kehidupan biota air dan meningkatkan sedimentasi (Bapeda Prop. Sumut, 2000).
Salah satu penyebab lain kerusakan DTA adalah penambangan bahan
galian golongan C dari badan air, pinggiran pantai dan tebing Danau Toba.
Penambangan ini memang memberi manfaat ekonomi, namum pada saat yang
sama juga menimbulkan kerusakan lingkungan yang massif. Di daerah Horsik

sampai Panamean, berdasarkan Survey BLH tahun 2007 ditemukan 34 titik
penambangan batu pada daerah sepanjag 6 km dari dinding danau. Tebing danau
yang

berupa

bebatuan

digali

tebing.Penambangan ini sangat
sedimentasi, kekeruhan,

bahkan

sampai

mencapai

puncak


merusak ekosistem, menimbulkan erosi,

menambah

lahan kritis dan

berpeluang untuk

melongsorkan/meruntuhkan dinding danau (Kuswara, 2007).
Eceng gondok di Danau Toba berkembang secara liar dan menjadi gulma
(tanaman pengganggu).Tanaman air yang pertumbuhannya sangat cepat
inimengganggu ekosistem dalam air.Tumbuhan gulma ini hidup terapung pada
airDanau Toba yang dalam dan mengembangkan perakaran di dalam lumpur pada

Universitas Sumatera Utara

airyang dangkal. Eceng gondok berkembang biak dengan sangat cepat, baik
secaravegetatif


maupun

generatif.

Hasil penelitian Badan

Pengendalian

DampakLingkungan Sumatera Utara di Danau Toba melaporkan bahwa satu
batang ecenggondok dalam waktu 52 hari mampu berkembang seluas 1 m2, atau
dalam waktu 1tahun mampu menutupi area seluas 7 m2. Heyne menyatakan
bahwa dalam waktu 6bulan pertumbuhan eceng gondok pada areal 1 ha dapat
mencapai bobot basahsebesar 125 ton.Di kawasan perairan danau, eceng gondok
tumbuh pada bibir-bibirpantai sampai sejauh 5-20 m (dalam Gunawan Pasaribu
dan Sahwalita 2006).

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja kandungan
unsur hara yang terdapat pada tanaman Eceng gondok (Eichhornia crassipes)dari
Danau Toba

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah memberi informasi
kepada masyarakat sekitar bahwa eceng gondok yang tumbuh disekitar Danau
Toba dapat dijadikan sebagai pupuk organik sehingga dapat menambah
pendapatan ekonomi masyarakat sekitar.

Universitas Sumatera Utara