Analisis Strategi Pemasaran Toyota Motor (1)

TOYOTA MOTOR CORPORATION SUWONDO FADLI M. NUR NICZEN HENRY LOLOWANG RENOSA TOSCA TRIESNA EKA PUTRI

  KELAS VII-C REGULER

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan nikmat dan hidayah terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan paper berjudul “Marketing Strategy Toyota Motor Company” ini. Tak lupa kami sampaikan shalawat dan salam kepada Baginda Rasulullah SAW yang telah menjadi teladan hidup yang luar biasa bagi umat manusia.

  Paper ini dibuat sebagai bentuk penugasan untuk mata kuliah Manajemen Strategis di program studi Diploma IV Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada semester pertama. Dalam penyusunan paper ini Tim Penulis mendapatkan bantuan baik secara langsung, maupun tidak langsung dari berbagai pihak, terutama kepada Bapak Yond Rizal selaku Dosen Manajemen Strategis atas bimbingannya yang inovatif, serta rekan-rekan kelas VII-C Reguler dan pihak lain yang tidak dapat Tim Penulis sebutkan satupersatu, terimakasih banyak atas bantuan dan kerjasamanya.

  Akhirnya, Tim Penulis menyadari bahwa pasti terdapat kekurangan dalam penulisan paper ini yang tentunya berada di luar pengetahuan kami. Oleh karena itu, Tim Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca sekalian demi kesempurnaan paper ini.

  Sekian.

  Tangerang Selatan, Juli 2013 Tim Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Hermawan Kartajaya adalah salah satu pakar marketing di dunia yang sejak tahun 2002 menjabat sebagai Presiden World Marketing Association. Oleh The Chartered Institute of Marketing yang berkedudukan di Inggris ia dinobatkan sebagai 50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing. Hasil pemikiran Hermawan Kartajaya terkait pemasaran banyak diterapkan dan menjadi acuan oleh perusahaan di dunia.

  Di bidang marketing strategies Hermawan Kartajaya telah menyumbangkan banyak ilmu dan pikirannya yang sebagian besar dituangkan dalam bentuk dokumen ilmiah berupa jurnal atau buku-buku. Di antara tulisannya yang populer adalah mengenai sembilan pilar marketing, yaitu segmentation, positioning, targentting, brand, differentiation, marketing mix, process, selling, services.

  Sembilan pilar marketing tersebut penting untuk dimiliki oleh setiap strategi pemasaran perusahaan, tidak terkecuali Toyota Motor Corporation sebagai perusahaan raksasa di bidang automobile dunia. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, Tim Penulis akan mengkaji kesesuaian strategi pemasaran (marketing strategies) yang diusung oleh Hermawan Kartajaya dengan implementasi strategi pemasaran yang sesungguhnya terjadi di dunia ini. Atas kajian tersebut, Tim Penulis juga akan memberikan analisis menyeluruh atas implementasi strategi yang ada.

B. Tujuan Penulisan

  Tujuan penulisan paper ini adalah sebagai berikut. 1. Memberikan gambaran ringkas mengenai strategi bisnis Toyota Motor Corporation, terutama

  strategi di bidang pemasarannya. 2. Memberikan analisis atas strategi pemasaran Toyota Motor Corporation dibandingkan dengan

  sembilan elemen marketing yang diusung Hermawan Kartajaya di dalam artikelnya.

C. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah yang Tim Penulis bahas di paper ini difokuskan pada analisis implementasi strategi pemasaran Toyota Motor Corporation yang didasarkan pada pembahasan sembilan elemen marketing Hermawan Kartajaya.

BAB II LANDASAN TEORI

  Menurut Hermawan Kartajaya, inti dari pemasaran mencakup sembilan elemen yaitu: segmentasi, targetting, positioning, diferensiasi, marketing-mix, selling, brand, servis, proses. Menurut Hermawan lebih lanjut, untuk membangung strategi yang kokoh, pertama-tama perusahaan harus mampu melihat pasarnya secara kreatif dan membagi- bagi pasar tersebut ke dalam segmen-segmen berdasarkan kondisi psikografis–behaviour tertentu. Dari sini kemudian perusahaan akan dapat memilih satu atau beberapa segmen tersebut yang akan dijadikan target pasar. Setelah itu, perusahaan akan dapat memosisikan produk dan merek di dalam benak target pasar tersebut.

  Adapun pokok-pokok sembilan elemen yang diutarakan oleh Hermawan Kartajaya adalah:

  1. Brand

  Merk menurut Hermawan Kartajaya bukan hanya logo atau simbol sebuah produk melainkan value yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Merk merupakan aset yang menciptakan value bagi pelanggan dengan memperkuat kepuasan dan loyalitasnya. Merk merupakan hasil dari setiap langkah-langkah (strategi) yang dilakukan perusahaan dalam membangun dan mengembangkan produk. Suatu merk dikatakan memiliki value yang tinggi apabila merk tersebut memberikan rasio yang tinggi kepada pelanggan antara total get dan total give. Total get terdiri dari dua unsur yaitu functional benefit dan emotional benefit, sementara total give mencakup unsur-unsur price dan other expenses.

   Functional benefit, yaitu terkait dengan fungsi atau manfaat atas suatu produk  Emotional benefit, yaitu manfaat yang dirasakan konsumen berupa stimulasi terhadap

  emosi dan perasaannya  Price, adalah biaya yang dikeluarkan konsumen untuk memperoleh barang (merk).  Other expenses, adalah biaya yang dikeluarkan konsumen selama menggunakan atau

  mengkonsumsi produk (merk) tersebut.

  2. Differentiation

   Diferensiasi adalah upaya untuk mengintegrasikan konten, konteks insfrastruktur produk dan layanan yang kita tawarkan pada pelanggan.

   Konten adalah diferensiasi yang mengarah pada “apa” yang ditawarkan perusahaan

  kepada pelanggan  Konteks merupakan bentuk diferensiasi yang berhubungan dengan bagaiamana “cara”

  perusahaan menawarkan value produk kepada pelanggan.  Infrastruktur adalah faktor yang memungkinkan direalisasikan faktor konten dan konteks

  di atas. Dimensi infrastruktur membedakan perusahaan dari para pesaing melalui kemampuan teknologi (technology), SDM, dan fasilitas.

  3. Marketing mix

   Marketing-mix adalah bagian dari aktivitas pemasaran sebuah perusahaan secara keseluruhan yang berisi tentang bagaimana menggunakan 4P (product, price, place, promotion) dalam proses pemasaran. Menurut Hermawan terdapat 3 jenis marketing-mix:

   Destructive marketing-mix, terjadi apabila marketing mix yang ada tidak mendukung

  atau bahkan merusak strategi pemasaran yang lain. Destructive marketing-mix tidak menambah value dari suatu produk

   Metoomarketing mix, adalah marketing mix yang cenderung untuk meniru strategi yang

  telah dilakukan oleh pesaing  Creative marketing mix, terjadi apabila marketing mix yang dilakukan mendukung

  strategi pemasaran lainnya. Sehingga, marketing mix harus mampu mengintegrasikan kekuatan produk, keunggulan harga, kemampuan saluran distribusi, dan implementasi strategi promosi.

  4. Positioning

   Hermawan Kartajaya mendefinisikan positioning sebagai strategy to lead customer credibly, yaitu upaya mengarahkan pelanggan secara kredibel. Atau dengan kata lain adalah

  upaya kita untuk membangun dan mendapatkan kepercayaan di mata pelanggan. Semakin kredibel anda di mata pelanggan, semakin kukuh pula positioning anda.

   Positioning merupakan being strategy, karena positioning menjadi penentu eksistensi merek, produk, dan perusahaan di benak pelanggan. Position adalah reason for being bagi

  anda.  Positioning merupakan simpul dan titik awal perumusan strategi. Positioning menjadi

  acuan bagi penyusunan differensisasi.  Positioning juga merupakan alat paling ampuh agar persaingan merek tidak terjadi secara

  frontal (berdarah-darahtidak indah).

   Empat cara untuk membangun positioning yang tepat adalah:

  1. Positioning haruslah dipersepsi secara positif oleh pelanggan dan menjadi reason to buy

  mereka. Yaitu dengan mendeskripsikan value yang unggul yang merupakan suatu aset bagi mereka, sehingga menjadi penentu bagi pelanggan pada saat memutuskan untuk membeli.

  2. Positioning seharusnya mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan.

  Jangan sampai terjadi overpromise under deliver, dimana anda tidak mampu melakukan positioning yang telah anda rumuskan sebelumnya. Akibatnya, hancurlah kredibilitas anda di mata pelanggan.

  3. Positioning haruslah bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendiferensiasikan diri

  dari para pesaing, dengan tujuan positioning tidak mudah ditiru oleh pesaing.

  4. Positioning haruslah berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan dalam

  lingkungan bisnis, apakah itu perubahan persaingan, perilaku pelanggan, perubahan sosial-budaya, dan sebagainya. Artinya segera lakukanlah repositioning saat positioning sudah tidak relevan dengan lingkungan bisnis.

  5. Proses

   Proses merupakan salah satu faktor pemasaran terpenting, yang mencerminkan kualitas (quality), biaya (cost), dan penghantaran produk (delivery). Untuk memiliki daya saing yang kuat, wajib untuk memahami proses.  Dalam konteks kualitas, proses adalah bagaimana perusahaan mampu menciptakan suatu sistem yang pada akhirnya dapat memberikan nilai lebih bagi pelanggan. Proses menuntut perusahaan anda menjadi the captain of supply-chain, mulai dari proses produksi bahan mentah sehingga menjadi barang jadi. Diperlukan komitmen yang kuat untuk dapat menciptakan nilai perusahaan yang lebih baik, dan dapat mereduksi aktivitas pengikisan nilai dimaksud.  Dalam konteks cost, perusahaan perlu menciptakan suatu proses yang bisa meningkatkan efisiensi secara finansial dengan tetap mengedepankan kualitas yang terbaik bagi pelanggan.  Dalam konteks delivery, adalah bagaimana melakukan suatu proses penyampaian produk atau jasa secara tepat dan benar sehingga mampu memuaskan dan membawa nilai lebih bagi pelanggan.  Elemen proses dalam pemasaran ini juga mengharuskan perusahaan untuk menjadi simpul dari sebuah network organization. Sangat penting untuk membangun relasi atau  Proses merupakan salah satu faktor pemasaran terpenting, yang mencerminkan kualitas (quality), biaya (cost), dan penghantaran produk (delivery). Untuk memiliki daya saing yang kuat, wajib untuk memahami proses.  Dalam konteks kualitas, proses adalah bagaimana perusahaan mampu menciptakan suatu sistem yang pada akhirnya dapat memberikan nilai lebih bagi pelanggan. Proses menuntut perusahaan anda menjadi the captain of supply-chain, mulai dari proses produksi bahan mentah sehingga menjadi barang jadi. Diperlukan komitmen yang kuat untuk dapat menciptakan nilai perusahaan yang lebih baik, dan dapat mereduksi aktivitas pengikisan nilai dimaksud.  Dalam konteks cost, perusahaan perlu menciptakan suatu proses yang bisa meningkatkan efisiensi secara finansial dengan tetap mengedepankan kualitas yang terbaik bagi pelanggan.  Dalam konteks delivery, adalah bagaimana melakukan suatu proses penyampaian produk atau jasa secara tepat dan benar sehingga mampu memuaskan dan membawa nilai lebih bagi pelanggan.  Elemen proses dalam pemasaran ini juga mengharuskan perusahaan untuk menjadi simpul dari sebuah network organization. Sangat penting untuk membangun relasi atau

  value bagi pelanggan eksternal dan investor, namun harus bisa menjadi kredo bagi pelanggan internal seperti karyawan. Dengan peningkatan value internal, semua karyawan perusahaan bisa menjadi marketer produk perusahaan.  Sangat perlu menerapkan prinsip proses, setelah brand dan servis demi untuk membangun value yang ditawarkan kepada pelanggan, yang dalam jangka pendek untuk kepuasan pelanggan dan dalam jangka panjang akan menjadi pendukung penting untuk produk anda. Tujuan akhirnya adalah merebut heart share pelanggan.

  6. Segmentasi

   Segmentasi merupakan proses memanfaatkan peluang dengan membagi-bagi pasar menjadi beberapa segmen. Pasar dipetakan berdasarkan karakteristik tertentu sehingga perusahaan mampu memahami lebih jelas pasar yang hendak dimasuki.

   Peranan dari segmentasi adalah:

  1. Memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus, sehingga semakin mudah dan jelas dalam

  mengalokasikan sumber daya.

  2. Memungkinkan perusahaan mendapatkan insight peta kompetisi dan posisi pasar.

  3. Basis untuk memudahkan dalam mempersiapkan langkah-langkah berikutnya, seperti

  positioning, differensiasi, dan penguatan merek.

  4. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan

  cara yang berbeda.  Beberapa cara dalam memandang suatu pasar adalah: 

  1. Static attribute segmentation

  

  Memandang pasar berdasarkan geografis atau berdasarkan wilayah, dan berdasarkan demografis atau berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, dan pendidikan.

  2. Dynamic attribute segmentation

  

  Memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan, dapat berupa minat, kebiasaan, sikap, keyakinan, dan sebagainya.

  3. Individual segmentation

  

  Memandang pasar secara personal, langsung ke tiap-tiap individu.

  7. Selling

   Hermawan Kartajaya memandang selling bukan hanya sebagai aktivitas penjualan produk kepada pelanggan termasuk bagaimana cara pelanggan dapat membeli barang atau jasa, namun sebagai bentuk penciptaan hubungan jangka panjang antara produsen dan konsumen melalui barang atau jasa yang diproduksi. Selling berarti sebuah taktik untuk

  mengintegrasikan perusahaan, pelanggan, dan hubungan antara keduanya.  Salah satu konsep yang dapat menjelaskan hubungan antara perusahaan dan pelanggan disebut konsep customer bonding. Konsep ini menjelaskan bahwa relasi antara perusahaan

  dan pelanggan akan berkembang seiring dengan waktu. Sehingga, pada akhirnya pelanggan dapat tingkat paling utama, yaitu loyalis. Loyalis tidak hanya membeli, namun juga mendukung perusahaan.  Strategi selling menurut Hermawan Kartajaya dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu feature selling, benefit selling, dan solution selling. Feature selling adalah keberlanjutan dalam menciptakan fitur-fitur baru pada produk untuk dapat menjaga relasi antara perusahaan dengan pelanggan. Adanya fitur-fitur baru tersebut akan menciptakan nilai tambah yang belum tentu dimiliki pesaing. Harapan dari strategi feature selling ini adalah hubungan emosional pelanggan dan perusahaan yang berlangsung lama karena pelanggan akan terus menunggu fitur-fitur baru yang ditawarkan. Benefit selling berarti menekankan pada kesesuaian manfaat yang diberikan oleh perusahaan melalui produknya kepada pelanggan. Terakhir, solution selling berarti menawarkan produk yang tidak hanya memberi fitur atau sekedar manfaat bagi pelanggan, namun juga manfaat yang ditawarkan oleh perusahaan melalui produknya dapat menjadi solusi atas permasalahan pelanggan. 

  8. Service  Service secara umum dipandang sebagai pelayanan yang diberikan kepada pelanggan berupa layanan prajual, selama penjualan, dan pasca penjualan. Hermawan Kartajaya

  menganggap servis sebagai jiwa dari suatu perusahaan, sikap untuk bertahan dan memenangkan persaingan di masa depan. Servis adalah strategi untuk menghindari business category trap.

   Dalam menerapkan strategi ini, setiap perusahaan dipandang harus menjadi sebuah service business. Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan penting untuk menjadi service business. Pertama, service merupakan sebuah solusi. Artinya, perusahaan adalah

  sebagai pemberi solusi kepada pelanggan, terutama pelanggan yang tidak selalu menunjukkan kebutuhannya. Perusahaan bertindak untuk mendeteksi kebutuhan dan masalah pelanggan. Hal tersebut dipandang akan menciptakan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Kedua, service merupakan sebuah value enhancer. Pandangan dalam hal ini adalah servis yang diberikan perusahaan, dengan cara memberikan kualitas pelayanan atau produk yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, akan memberikan nilai (value) bagi perusahaan sehingga perusahaan mempunyai tempat (positioning) yang baik dalam benak pelanggan. Ketiga, servis dipandang sebagai memorable experience. Pengalaman yang tidak terlupakan adalah sebuah emotional benefit. Dalam hal ini, perusahaan dalam menjual produknya tidak hanya memberikan functional benefit, tetapi juga service experience kepada pelanggan. Keempat, service adalah suatu value added. Dalam hal ini, servis yang mampu memberi nilai tambah secara berkesinambungan memberikan kepuasan bagi konsumen.

  9. Targetting

   Targetting adalah menentukan segmen-segmen pasar yang potensial bagi perusahaan, dimana sebelumnya perusahaan perlu melakukan pemetaan atau segmentasi pasar secara kreatif untuk benar-benar mengenal potensi segmen pasar yang menjadi target. Menurut Hermawan Kartajaya, targeting merupakan strategi dalam mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif. Sumber daya yang dimiliki perusahaan terbatas. Pengalokasian

  sumber daya perusahaan yang efektif, yaitu dengan tujuan yang jelas, akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Setelah pelaksanaan proses secara efektif, pengalokasian sumber daya perlu dilakukan dengan efisien. Efisien berarti menekan anggaran pengeluaran sumber daya perusahaan yang efektif, yaitu dengan tujuan yang jelas, akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Setelah pelaksanaan proses secara efektif, pengalokasian sumber daya perlu dilakukan dengan efisien. Efisien berarti menekan anggaran pengeluaran

   Dalam melakukan targeting untuk menentukan segmen pasar , apabila dilakukan secara sembarangan dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi tidak efektif. Menurut Hermawan Kartajaya, terdapat beberapa kriteria dalam menentukan target segmen pasar. Kriteria pertama adalah menentukan apakah segmen pasar sudah cukup besar, bagus, serta

  menguntungkan. Segmen pasar yang cukup besar akan memberikan return yang semakin besar. Kriteria kedua adalah pengamatan terhadap potensi pertumbuhan pasar. Semakin tinggi potensi pertumbuhan pasar, maka segmen tersebut juga akan semakin besar memberikan keuntungan bagi perusahaan. Kriteria ketiga yaitu targetting harus dilakukan berdasarkan keunggulan kompetitif perusahaan. Strategi ini bertujuan mengukur kekuatan dan keahlian perusahaan dalam menguasai segmen pasar yang dipilih. Perusahaan harus memiliki kapabilitas, kompetensi inti, dan keunggulan dalam melakukan diferensiasi agar dapat memiliki yang kompetitif sehingga dapat memenangkan kompetisi dalam pasar. Analisis terhadap segmen pasar juga diperlukan untuk menilai apakah segmen pasar yang dipilih mendukung tujuan jangka panjang perusahaan. Kriteria keempat, segmen pasar yang dipilih harus disesuaikan dengan persaingan. Dalam memilih segmen pasar perlu dipertimbangkan intensitas persaingan dalam bisnis, termasuk jumlah pesaing, pemasok, dan entry barrier dalam bisnis. 

 BAB III DATA DAN FAKTA

  

  Toyota Motor Corporation (TMC) adalah sebuah pabrikan mobil yang berasal dari Jepang , yang berpusat di Toyota, Aichi . Saat ini, Toyota merupakan salah satu pabrikan penghasil mobil terbesar di

  dunia.

   Di samping memproduksi mobil, Toyota juga memberikan pelayanan finansial, dan juga mebuat robot . TMC merupakan anggota dari Grup Toyota dan memproduksi mobil dengan merek Toyota Lexus dan Scion , memiliki sebagian besar saham dari Daihatsu dan Hino ,dan memiliki sebagian kecil saham Subaru dan Isuzu .

  

A. Sejarah Pendirian Toyota Motor Corporation

   Toyota Motor Corporation didirikan pada September 1933 sebagai divisi mobil Pabrik Tenun Otomatis Toyoda. Divisi mobil perusahaan tersebut kemudian dipisahkan pada

  27 Agustus 1937 untuk

  menciptakan Toyota Motor Corporation seperti saat ini.

   Toyota merupakan pabrikan mobil terbesar di dunia dalam unit sales dan net sales. Pabrikan terbesar di Jepang ini menghasilkan 8-8,5 juta unit mobil di seluruh dunia tiap tahunnya.

   Dibandingkan dengan industri-industri otomotif lain yang menggunakan nama pendirinya sebagai

  merek dagang seperti Honda yang didirikan oleh Soichiro Honda , Daimler-Benz ( Gottlieb Daimler dan Karl Benz ), Ford ( Henry Ford ), nama Toyoda tidaklah dipakai sebagai merek. Karena berangkat dari pemikiran sederhana dan visi waktu itu, penyebutan Toyoda kurang enak didengar dan tidak akrab dikenal sehingga diplesetkan menjadi Toyota.

  

  Sejalan makin mengglobalnya produk Toyota, mereka

  sadar tidak mempunyai grafik logo. Bahkan di Indonesia dijumpai kendaraan bermerk Toyota seperti Toyota Kijang dengan logo TOYOTA pada grill di bagian bonnet (hidung) mobil. Pada tahun 1989 Toyota akhirnya memutuskan untuk membuat dua lingkaran oval ( elips ) yang menghasilkan huruf T dan ellips ketiga mengisyaratkan akan the spirit of understanding in design. Lingkaran ketiga itu

  sekaligus mengelilingi kedua lingkaran ellips sebelumnya yang berbentuk T itu sebagai bukti menjaga dan memengaruhi sekelilingnya.

  

B. Global Vision and Grand Strategy

   ‘Global Vision’ atau visi global Toyota yang diumumkan pada bulan Maret 2011 berisi pernyataan akan menjadi perusahaan seperti apa Toyota Motor Corporation nantinya atau akan menjadi perusahaan apa seperti apa Toyota Motor Corporation seharusnya. Visi global tersebut adalah “We want Toyota to be a company that customers choose and brings a smile to every customer who chooses it.” Visi global ini diharapkan akan menjadi arah bagi setiap afiliasi Toyota dan pegawai yang tersebar di seluruh dunia demi menciptakan masa depan yang lebih baik dalam mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan (sustainable growth).

   Secara

  filosofis,

  manajemen Toyota Motor Corporation

  menggambarkan

  serangkaian visi dan values perusahaan menjadi sebuah pohon lengkap dari akar sampai buah seperti gambar di samping.

   “Akar”

  (roots)

  menyimbolkan nilai-nilai (values) yang digunakan untuk menjaga agar Toyota tidak keluar dari prinsip monozukuri-nya. Secara harfiah monozukuri berasal dari bahasa Jepang yang terbentuk dari dua kata, yaitu mono yang berarti benda (thing) dan zukuri yang berarti proses pembuatanpenciptaan (process of making). Namun secara terminologis, konsep monozukuri mempunyai pengertian yang lebih mendalam, yaitu semangat untuk menciptakan produk-produk berkualitas terbaik dan kemampuan untuk meningkatkan sistem proses produksi secara konsisten dan berkesinambungan. Adapun nilai-nilai tersebut terbagi mejadi adalah The Toyota Precepts, The Guiding Principles at Toyota, dan The Toyota Way. Tiga hal inilah yang selanjurnya menjadi dasar (foundation) dari bisnis yang dijalankan Toyota Motor Corporation, maka dari itu digambarkan sebagai “akar”.

   Komponen visi selanjutnya adalah “buah” (fruit). “Buah” di sini digambarkan sebagai suatu bentuk pemberian Toyota kepada setiap pelanggannya, yaitu “always better cars” atau “mobil-mobil yang selalu lebih baik. Dengan demikian berdasarkan upaya ini Toyota berharap dapat menjadi perusahaan yang diminati dan dipercaya masyarakat di seluruh belahan dunia dalam rangka melaksanakan bisnisnya.

   Komponen visi yang terakhir yaitu “batang pohon” (trunk) yang menyimbolkan suatu sistem pendukung untuk menciptakan produk Toyota yang dapat meraih senyum setiap pelanggan sehingga dapat menjalankan bisnis yang stabil dan mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan (growth sustainability).

  

  Penjabaran Global Vision Toyota Motor Corporation

   Piramida di samping menggambarkan bagaimana Global Vision Toyota Motor Corporation dijabarkan ke dalam Regional Mission. Regional Mission berarti misi yang dimiliki dan dikembangkan oleh setiap afiliasi Toyota Motor Corporation yang tersebar ke berbagai regionwilayah di dunia. Contoh regional mission ini adalah pernyataan misi dari Toyota Astra Motor Indonesia, sebagai berikut.

   1) Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas tinggi serta memenuhi

  kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran yang terbaik 2) Mengembangkan karyawan yang berkompeten dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik

  untuk mendukung tercapainya kepuasan pelanggan 3) Memperkuat kolaborasi dengan produsen, dealer utama dan dealer-dealer melalui komunikasi dan

  kerjasama yang lebih baik 4) Untuk mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala aspek, misalnya pemenuhan

  peraturan, lingkungan dan lain-lain.

   Selanjutnya regional mission tersebut akan diterjemahkan ke dalam 2020 Regional Goals. 2020 Regional Goals di sini dapat diartikan sebagai tujuan jangka panjang (Long Term Objectives) dari Toyota

  Motor Corporation yang akan dicapai pada tahun 2020. Untuk mencapai tujuan tujuan jangka panjang ini, Toyota Motor Corporation mengembangkan Mid Term Business Plan yang dapat diterjemahkan sebagai Grand Strategy Toyota Motor Corporation dalam mencapai tujuan jangka panjangnya. Grand Strategy di sini sifatnya Mid Term dengan pertimbangan bahwa formulasi strategi akan dikembangkan secara mid term, katakanlah 3-5 tahunan, dan akan di-update berdasarkan kondisi makro ekonomi yang sangat dinamis. Dengan demikian strategi yang dikembangkan akan bersifat lebih responsif pada perubahan.

   Mid Term Business Plan selanjutnya akan dijabarkan ke dalam Regional Hoshin dan Divisional Hoshin. Hoshin di sini diartikan sebagai kompasarah yang dapat ditempuh dalam upaya mencapai Long Term Objectives perusahaan. Regional Hoshin adalah bagian dari Hoshin Kanri (Japanese for Direction

  Management) yaitu alat yang digunakan perusahaan untuk menerjemahkan misi dan tujuan jangka panjangjangka menengah perusahaan ke dalam tujuan tahunan (annual objectives).

   Terakhir, Hoshin Kanri tersebut akan diterjemahkan ke dalam Individual Objectives masing- masing karyawan Toyota Motor Corporation. Jadi, secara filosofis Toyota Motor Corporation berharap agar global vision yang dikembangkan perusahaan induk dapat meresap ke setiap afiliasi regional, bahkan sampai menjadi tujuan kerja masing-masing karyawan perusahaan. Dengan demikian akan tercipta suatu ‘fit’ yang kuat melalui pemahaman visi dan nilai perusahaan oleh para karyawan Toyota Motor Corporation.

  

C. Global Strategy of Toyota Motor Corporation

   Dalam menghadapi pasar global yang semakin kompleks, terutama pasar untuk mobil dunia yang semakin ‘padat’ oleh pesaing-pesaing, Toyota Motor Corporation perlu mengembangkan strategi khusus terutama di bidang produksi, pemasaran, penjualan, dan penetapan harga (pricing), serta CSR Policy. Berikut ini adalah beberapa strategi Toyota Motor Corporation terkait bidang-bidang tersebut di atas.

  1) Produksi

   Di bidang produksi, visi Toyota sebagaimana diutarakan oleh Akio Toyoda, President Toyota Motor Corporation saat ini adalah untuk terus menciptakan Ever-Better Cars That Exceed Expectations melalui berbagai inovasi yang dibutuhkan tanpa melupakan social responsibilities pada environtment. Dalam menciptakan “ever better cars” ini Toyota betul-betul melakukan riset yang mendalam dan mengkaji berbagai faktor terutama faktor-faktor yang berkaitan dengan pasar dan selerakebutuhan konsumen saat ini yang tersebar di berbagai regionwilayah di dunia. Perlu diketahui, selerakebutuhan

  konsumen akan sangat berbeda antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya. Oleh karena itu, riset mendalam untuk mengkaji kemungkinan perubahan selerakebutuhan konsumen di setiap regionwilayah menjadi hal yang penting agar perusahaan dapat secepat mungkin bersikap responsif pada perubahan yang mungkin terjadi.

   Produksi kendaraan Toyota sendiri dibagi ke dalam empat divisi produk:

  1) Cars specialized to meet tastes and car sense: Lexus, Celica. 2) Fleet and personal transportation vehicles: Innova, Land Cruiser, Truck. 3) Compact town cars: Yaris, Auris, Aqua. 4) Next-generation vehicles such as green vehicles and concepts: Prius+, Lexus GS.

  

  Berikut ini adalah beberapa strategi produksi yang dilakukan Toyota Motor Corporation: Berikut ini adalah beberapa strategi produksi yang dilakukan Toyota Motor Corporation:

   Inovasi baik dari segi mesin, kerangka, dan terutama desain mobil terus dikembangkan dengan menyesuaikan pada hasil riset terhadap perkembangan selera atau kebutuhan konsumen di setiap regionwilayah. Inovasi ini dilakukan agar Toyota Motor Corporation dapat memenuhi tujuan utamanya yaitu untuk menciptakan ever-better cars untuk para pelanggan.

  b) Pengembangan Produk Next-Gen Vehicles

   Menurut annual report Toyota Motor Corporation tahun 2012, saat ini Toyota sedang melakukan pengembangan besar-besaran pada divisi kendaraan keempat, yaitu Next-generation vehicles yang mengembangkan ‘green’ vehicles dengan teknologi Hybrid. Produksi di divisi ini dimotori oleh brand Prius yang bisa dikatakan sangat populer untuk pasar ‘green’ vehicle low cost saat ini. Saat ini kendaraan Hybrid Toyota telah banyak ditemukan di pasar, yaitu mulai dari Yaris Hybrid, Prius+, Auris Hybrid, sampai ke kelas luxury seperti Lexus GS 450h.

  c) Peningkatan Kapasitas Pengembangan Produk dan Rantai Penawaran (Supply Chains) untuk

  Meningkatkan Kompetitif Internasional

   Toyota terus maju dengan meningkatkan kapasitas produksi yaitu dengan menambah lokasi pabrik mobil di berbagai regionwilayah sesuai dengan tagline Toyota: Local Procurement, Locally Produced Unit. Terkait hal ini, Toyota telah menargetkan akan melakukan peningkatan kapasitas produksi sebesar 30 di akhir tahun 2013 dibandingkan dengan kondisi akhir tahun 2009. Pengembangan kapasitas produksi ini diharapkan akan mendorong terciptanya peningkatan efisiensi produksi Toyota Motor Corporation.

   Sampai saat ini berbagai inovasi telah dilakukan oleh Toyota Motor Corporation, di antaranya adalah sebagai berikut.

  1) Hybrid gas-electric vehicles; 2) Advance Parking Guidance System; 3) Eight-speed automatic transmission; 4) Four-speed electronically controlled automatic with buttons for power and economy shifting; 5) Etc.

  d) Reforming the Monozukuri Structure for Making Better Cars

   Penggunaan konsep Monozukuri ini dilakukan dalam rangka menciptakan produk yang semakin berkualitas namun dengan harga terjangkau bagi masyarakat. Ini penting dalam upaya Toyota Motor Corporation untuk bertahan menghadapi persaingan di Competitive Market yang semakin ‘padat’ oleh pesaing.

   Pada praktiknya terdapat tiga pillar dari struktur monozukuri yang dilaksanakan pada divisi

  produksi Toyota Motor Corporation, yaitu:

  1) One-by-one production; 2) Produce at the minimum speed for sale; 3) Small-scale production.

   Selanjutnya konsep monozukuri akan diaplikasikan pada sistem Just in Time perusahaan dalam

  memproduksi produk-produknya. Dengan demikian, lead time akan dipertahankan seminimal mungkin dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

  2) Pemasaran, Penjualan, dan Penetapan Harga (Pricing)

  a) Pemasaran Produk Berdasarkan Region (Regiocentric Approach)

   Sekarang kita akan membahas general marketing strategy of Toyota Motor Corporation. Jika kita perhatikan pemasaran produk Toyota berbeda untuk setiap regionwilayah. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memenuhi permintaan lokal. Sebagai contoh, antara Perancis yang menjual 14 jenis mobil Toyota dengan Amerika yang menjual 18 jenis mobil Toyota, hanya ada empat (4) jenis mobil yang

  sama. Empat jenis mobil tersebut adalah Yaris, RAV 4, Prius, dan Land Cruiser. Namun tidak hanya sampai di situ, dari empat jenis mobil tersebut pun ternyata harga jualnya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Misalnya saja Land Cruiser yang harganya sampai lebih murah 20.000 Euro di Amerika daripada di Perancis. Lebih lanjut, untuk penjualan di Amerika mobil yang ditawarkan rata-rata adalah SUV atau Crossover yaitu mobil-mobil yang memang lebih sering digunakan di Amerika, daripada di Eropa yang rata-rata adalah mobil compact yang didesain untuk perkotaan (e.g. Yaris, Auris).  Berdasarkan EPRG Framewok, Toyota menggunakan pendekatan regiocentric untuk mencapai tujuan pemasaran dan penjualan produknya. Pendekatan regiocentric artinya menawarkan produk yang serupa untuk suatu regionwilayah yang disesuaikan dengan budaya dan kondisi ekonomi regionwilayah tersebut dalam upaya untuk memenuhi permintaan lokal (local demand). Secara global, Toyota Motor Corporation membagi regionwilayah pemasarannya ke dalam 6 regionwilayah, yaitu:

  1. North America; 2. Latin America; 3. Europe; 4. Africa; 5. Asia; dan 6. Oceania.

   Dampak dari pendekatan regioncentric ini, produk Toyota tertentu bisa saja dijual di suatu region untuk memenuhi local demand setempat, namun tidak dijual di region lainnya. Contoh ekstrimnya seperti yang dijelaskan di awal, bahwa antara Region Eropa (Perancis) dan Region Amerika hanya menjual empat produk yang sama. Dampak lainnya adalah dalam penentuan harga produk. Harga produk tertentu bisa saja lebih mahal di regionwilayah tertentu dibandingkan di regionwilayah  Dampak dari pendekatan regioncentric ini, produk Toyota tertentu bisa saja dijual di suatu region untuk memenuhi local demand setempat, namun tidak dijual di region lainnya. Contoh ekstrimnya seperti yang dijelaskan di awal, bahwa antara Region Eropa (Perancis) dan Region Amerika hanya menjual empat produk yang sama. Dampak lainnya adalah dalam penentuan harga produk. Harga produk tertentu bisa saja lebih mahal di regionwilayah tertentu dibandingkan di regionwilayah

  b) Penjualan Produk tertentu Untuk Memenuhi Permintaan Pasar Tertentu

   Ini merupakan tindak lanjut dari segmentasi pasar yang dijelaskan di poin A di atas. Toyota dengan sengaja memproduksi suatu produk yang desainnya maupun seluruh komponen-komponennya ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar region tertentu. Contoh nyata dari strategi ini adalah Toyota memproduksi Yaris untuk masuk ke pasar Eropa dan bersaing dengan mobil-mobil Eropa semacam Volkswagen dan Mercedez yang rata-rata berbentuk kecil yang cocok untuk kultur perkotaan. Strategi ini dinilai cukup sukses dimana penjualan Yaris di Eropa berada pada angka yang cukup baik.

  c) Diferensiasi dan Diversifikasi Produk

   Saat ini lini produk Toyota telah terdiversivikasi dengan luas yang memungkinkan Toyota untuk masuk ke setiap RegionWilayah yang memiliki kultur yang berbeda-beda.  Luasnya diversifikasi produk ini tentu tidak akan menghentikan Toyota melakukan diversifikasi baru yang mungkin akan sesuai dengan perkembangan pasar dunia ke depannya. Untuk itu, penting bagi Toyota untuk terus melakukan pengembangan dan inovasi untuk mencapai growth sustainability.

  d) Memperluas Saluran Produksi dengan Menambah Jumlah Dealer

   Toyota terus menambah dealer produk di setiap region atau wilayah dalam upaya untuk menguasai pasar di region atau wilayah tersebut. Untuk daerah pemasaran Indonesia, sampai dengan

  bulan Maret 2012 ini, Toyota memiliki 227 jumlah dealer yang bertambah sebesar 2 dari jumlah dealer pada tahun 2011. Pada tahun ini (2013) secara umum Toyota merencanakan penambahan sebanyak 48 dealer. Hal ini dilakukan salah satunya ialah demi memenuhi kebutuhan pelanggan. Dealer Toyota memang memiliki peranan terhadap kepuasan pelanggan karena dealer memiliki hubungan secara langsung dengan pelanggan.

  e) Memperluas Pasar dengan Bekerjasama dengan Perusahaan Automobile Lokal

   Contoh dari strategi ini ialah ketika Toyota bekerja sama dengan perusahaan automobile PSA Peugeot di Perancis. Contoh lainnya ialah pada Toyota Motor Corporation melakukan joint venture dengan Kirloskar Group di India yang memudahkan Toyota dalam melakukan penetrasi pasar di India.

  f) Memperluas Pasar dengan Memiliki Mayoritas Saham Perusahaan Automobile Lainnya

   Saat ini Toyota Motor Corporation telah memiliki mayoritas saham Daihatsu dan Hino dan memiliki sebagian kecil saham Subaru dan Isuzu.

  g) Strategi Penentuan Harga

  - Promotional Pricing

  1) Low Interest Financing 2) Longer Payment Terms

  - Warranties and Service Contracts: Perusahaan menyediakan garansi dan kontrak servis untuk

  perbaikan atas kerusakan menggunakan Toyota Genuine Parts selama periode 3 tahun atau 100.000 km (whichever earlier).

  - Differentiated Pricing

  Location Pricing: Harga Mobil Toyota ditetapkan berbeda pada setiap regionwilayah menyesuaikan dengan kultur dan kondisi ekonomi regionwilayah terkait.

  

  

  3) Corporate Social Responsibility (CSR)

  Strategy

   Selain strategi bisnis untuk memaksimalkan profit, Toyota Motor Corporation juga telah mengambangkan CSR policy sebagai bentuk concern Toyota Motor Corporation pada lingkungannya. Terdapat enam point utama CSR Policy Toyota Motor Corporation yang dikembangkan di tahun 2012 seperti kita lihat pada gambar di samping. Sampel afiliasi Toyota Motor Corporation yang kami ambil di sini adalah afiliasi

  wilayahregion Eropa.

   Adapun, keenam tujuan tersebut adalah: 1) Over 10 of Sales of our European are hybrids; 2) Safety of our parts centres continued to improve by 33; 3) Toyota and Lexus offer a range of 8 hybrid models; 4) We achieved ZERO waste to landfill at all European manufacturing sites; 5) 100 of our European production and logistics are ISO 14001 certified;

  6) Absolute CO 2 emissions from production decreased by 3,4 even though production increased about

 BAB IV PEMBAHASAN MATERI

  

A. Tows Analysis of Toyota Motor Corporation

   Berikut ini kami sajikan beberapa TOWS penting yang dimiliki danatau dihadapi Toyota Motor Corporation dalam menjalankan bisnisnya saat ini.

   Threats

   Opportunities

  - Toyota menghadapi persaingan yang ketat dan

  - Kenaikan harga bahan bakar minyak dunia

  besar dalam pasar mobil global;

  mendukung pengembangan teknologi Hybrid

  - Krisis ekonomi global;

  yang hemat bahan bakar

  - Ketidakstabilan ekonomi;

  - Hybrid car market

  yang semakin

  - Kenaikan harga minyak dunia dapat

  berkembang;

  meningkatkan biaya produksi secara

  - ‘Urban youth’ market yang semakin

  signifikan

  meningkat jumlahnya

  

  - Kebutuhan masyarakat akan kendaraan hemat bahan bakar dan rendah biaya (low cost)

  

  Weakness

   Strengths

  - Perbedaan harga produk yang seringkali

  - Diversifikasi produk yang luas yang dapat

  signifikan antara antara satu negara dengan

  masuk ke berbagai segmentasi pasar; - Brand name yang telah terkenal luas, Toyota

  negara yang lainnya - Higher lead time;

  adalah simbol realibility, comfort, and trust

  - Trade union issues;

  bagi sebagian masyarakat.

  - TQM dan Monozukuri dapat berdampak pada

  - Just-in-Time Process;

  ketidakefisienan dalam produksi (high cost

  - Total Quality Management; - Toyota’s Culture (Kaizen, Monozukuri,

  production). - Pergantian teknologi yang sangat dinamis.

  Genchi Genbutsu, Jidoka) - Jumlah pabrik dan dealer yang tersebar luas

  

B. Marketing Strategy Analysis of Toyota Motor Corporation

   Dari analisis TOWS di atas dapat kita lakukan analisis atas strategi tahunan Toyota yang telah disebutkan pada bab II, dalam hal ini Tim Penulis akan menganalisis strategi tersebut dari sisi marketing dengan menelaah teori pemasaran yang diutarakan oleh Hermawan Kartajaya.

1. Inovasi Produk Tanpa Henti

   Toyota dalam berproduksi melakukan riset yang mendalam dan mengkaji berbagai faktor

  terutama faktor-faktor yang berkaitan dengan pasar dan selerakebutuhan konsumen saat ini yang tersebar di berbagai regionwilayah di dunia. Strategi produksi yang dilakukan Toyota dalam penyesuaian terhadap kebutuhan konsumen tersebut apabila dilihat dari sisi strategi pemasaran produk menurut Hermawan Kartajaya, artinya Toyota menerapkan konsep benefit selling. Fokus pada manfaat produk terhadap kebutuhan pelanggan ini, apabila dilihat dalam prakteknya pada pasar industri mobil di Indonesia mampu mendorong Toyota menjadi salah satu penguasa pasar.

   Lebih dalam, implementasi strategi produksi Toyota dikenal dengan istilah “inovasi produk tanpa henti”. Melalui inovasi tanpa henti, artinya Toyota selalu berusaha menciptakan penambahan fitur-fitur baru dalam produknya. Konsep yang diterapkan oleh Toyota dalam hal ini

  adalah konsep feature benefit. Penambahan fitur pada produk menurut Hermawan Kartajaya merupakan faktor pendorong untuk meningkatkan relasi jangka panjang dengan pelanggan. Relasi tersebut tercipta sebagai hasil dari ekspektasi pelanggan terhadap pembaruan-pembaruan yang dilakukan oleh perusahaan.

   Pada akhirnya, menurut analisis kami penerapan strategi inovasi tanpa henti pada Toyota apabila dikombinasikan dengan penyesuaian terhadap kebutuhan konsumen, berpotensi untuk menciptakan customer bonding yang semakin baik. Customer bonding dalam hal ini tercipta dari

  hubungan antara produsen dan konsumen, dimana produsen merupakan pemberi solusi atas kebutuhan konsumen.

   Sebagai contoh, dalam pasar Indonesia dapat dilihat dari produksi mobil Kijang. Dari sisi kebutuhan pelanggan, Toyota dengan produksi mobil Kijang memfokuskan pada produksi mobil

  keluarga yang multifungsi. Hal ini menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan di Indonesia yang lebih memilih satu kendaraan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti kebutuhan kendaraan keluarga maupun untuk kepentingan bisnis. Dalam sisi inovasi, Kijang terus mengalami perkembangan dari generasi pertama hingga generasi kelima. Perkembangan tersebut mencakup antara lain perkembangan bentuk yang semakin futuristik, teknologi mesin yang semakin hemat bahan bakar, serta kenyamanan dalam berkendara.

  

2. Pengembangan Produk Next-Gen Vehicles

   Next-Gen Vehicles adalah kendaraan yang ditujukan untuk menyesuaikan dengan tren ke perkembangan teknologi ke depan dimana lebih ditujukan untuk menghasilkan teknologi yang ramah lingkungan. Hal ini diterapkan dengan mengembangkan hybrid vehicle, electric vehicle, plug-in hybrid vehicle, dan fuel cell vehicle.

   Jika dilihat dari 9 elemen pemasaran Hermawan Kartajaya, pengembangan produk Next- Gen Vehicles ini ditujukan untuk mendukung elemen segmentasi, differensiasi, dan brand. Dari sisi segmentasi adanya pengembangan produk ini ditujukan untuk menyesuaikan dengan

  ekspektasi masyarakat dunia yang cenderung untuk mendukung teknologi yang ramah lingkungan. Pengembangan lini produk next-gen vehicles akan dapat membuka segmen pasar yang baru baik dari static segmentation maupun dynamic segmentation. Dari segi static segmentation adalah peluang untuk membuka pangsa pasar di negara-negara yang tingkat kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan tinggi seperti pasar eropa. Sementara dari sisi dynamic segmentation adalah untuk mengantisipasi selera pasar masyarakat dunia yang semakin mendukung diterapkannya green technologies.

   Dari elemen differensiasi, kegiatan pengembangan produk Next-Gen Vehicles untuk melakukan differensiasi produk Toyota yang sudah dikenal sebagai kendaraan keluarga. Dengan adanya strategi ini, Toyota akan menambah value brand Toyota dengan cara menawarkan produk kendaraan keluarga berteknologi tinggi yang ramah lingkungan.

   Dari sisi brand, Toyota selama ini dikenal sebagai kendaraan keluarga karena memiliki kapasitas yang besar dengan harga terjangkau seperti produk Toyota Kijang dan Toyota Avanza. Pengembangan kendaraan berteknologi tinggi yang ramah lingkungan akan menambah value Toyota dan serta meningkatkan loyalitas pelanggan. Para pengguna produk Toyota yang ingin

  berpindah ke kendaraan hybrid misalnya tidak perlu bingung untuk mencari produk dari merk yang lain karena sudah pasti percaya akan kualitas kendaraan Toyota.

   Lebih jauh bila kita lihat dari strategi Tzun Tsu, siapa yang pertama datang di medan perang maka dialah yang akan memenangi pertempuran. Dalam hal pemasaran, siapa yang

  pertama memasuki pasar maka dia akan menjadi market leader sehingga dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan di kemudian hari.

  

3. Peningkatan Kapasitas Pengembangan Produk dan Rantai Penawaran (Supply

  Chains) untuk Meningkatkan Kompetitif Internasional.

   Strategi ini ditujukan untuk mendorong peningkatan kapasitas produksi baik menambah jumlah pabrik maupun meningkatkan efisiensi dalam proses produksi. Strategi ini akan mendukung peningkatan target penjualan perusahaan seiring dengan prediksi bahwa semakin

  banyaknya golongan masyarakat kelas menengah dunia yang salah satu cirinya adalah adanya kepemilikan mobil sebagai lifestyle. Bila kita hubungkan dengan 9 elemen pemasaran Hermawan Kartajaya, maka strategi ini dapat kita golongkan ke dalam bentuk strategi elemen marketing- mix, dan proses.

   Menurut Fred R. David marketing-mix mencakup 4 variabel yaitu product, place, promotion, dan price. Peningkatan kapasitas melalui efisiensi proses produksi akan meciptakan produk dengan harga yang lebih rendah tanpa harus mengurangi kualitas dari produk itu sendiri.

  Sebagai contoh penerapan Just-in Time dalam proses produksi akan mengurangi komponen biaya penyimpanan persediaan Toyota. Kendaraan akan diproduksi hanya ketika memang benar barang tersebut akan laku dijual hal ini karena barang diproduksi ketika barang tersebut terlebih dulu dipesan oleh dealer-dealer Toyota. Hal inilah yang oleh Porter disebut sebagai operational effectiveness yang menjadi salah satu faktor mengapa harga mobil Toyota bisa lebih murah bila kita bandingkan dengan Ford, Mercedes-Benz, atau BMW.

   Sementara dengan adanya penambahan pabrik baru pada lokasi yang baru akan dapat meningkatkan luasan wilayah penjualan, memperluas distributin coverage, serta memperluas distribution channels.

   Perluasan distribution channels tentu akan mendukung peningkatan rantai penawaran (supply chains) perusahaan. Hal ini sejalan dengan elemen proses menurut Hermawan Kartajaya

  yang menekankan penghantaran produk menjadi salah satu bagian penting dari proses pemasaran. Peningkatan rantai penawaran akan meningkatkan value pelanggan berupa kemudahan dalam mendapatkan produk Toyota.

  

4. Reforming the Monozukuri Structure for Making Better Cars

   Aplikasi konsep monozukuri dalam perusahaan Toyota adalah melalui penerapan sistem produksi Just In Time. Penerrapan konsep monozukuri ini diarahkan untuk mendukung

  penerapan strategi peningkatan kapasitas produksi melalui kapasitas produksi.

   Selain itu penerapan strategi ini akan meningkatkan value perusahaan berupa proses produksi yang lebih cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Hal ini jika kita hubungkan dengan teori dari Hermawan Kartajaya maka akan dapat me-leverage pemasaran dari sisi proses dengan penciptaan produk yang berkualitas yang rendah biaya.

  

5. Pemasaran Produk Secara Regional (Regionsentric Approach)

   Pendekatan regionsentric yang dilakukan Toyota membagi pasarkonsumen dalam 6 regionwilayah yaitu, Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, Afrika, Asia dan Oseania. Pembagian wilayah ini adalah teknik segmentasi yang menurut Hermawan Kartajaya merupakan

  bagian dari static attribute segmentation berdasarkan geografis. contohnya saja di eropa, lebih cocok digunakan tipe mobil yang compact karena sebagian besar wilayahnya adalah jalan perkotaan, sangat berbeda dengan amerika yang lebih cocok menggunakan tipe mobil SUV atau crossover.

   Namun regionsentric approach ini bukan hanya mempertimbangkan masalah geografis, Toyota juga menerapkan harga yang berbeda untuk jenis mobil yang sama guna mengincar pasar yang mempunyai kemampuan ekonomi yang berbeda. dalam hal ini Toyota memasang harga di

  Eropa lebih tinggi daripada Amerika.

   Strategi Toyota yang mereka sebut universal segmentasi ini, berusaha selalu memberikan produk yang sesuai harapan dan memuaskan setiap permintaan pasar. strategi yang responsif ini juga sejalan dengan konsep marketing yang disampaikan Hermawan Kartajaya yaitu

  repositioning, dimana perusahaan terus-menerus merespon perubahan yang terjadi pada pasar dan menyesuaikan dengan positioning yang telah mereka tetapkan sebelumnya.

  

6. Penjualan Produk Tertentu untuk Memenuhi Pasar Tertentu

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63