Hubungan Motivasi Belajar dan Kecemasan

Hubungan Motivasi Belajar dan Kecemasan Bahasa Asing terhadap Hasil
Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UNDIKSHA
Kusuma, I Putu Indra
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Pendidikan Ganesha
indrakusuma.edd@gmail.com
Abstrak
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UNDIKSHA, sebagai salah satu jurusan yang paling
diminati oleh peserta didik, memiliki jumlah mahasiswa yang besar yang tentu saja memiliki tingkat
motivasi dan kecemasan bahasa asing yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian
regresi berganda untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dan kecemasan bahasa asing
dengan hasil belajar. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan studi
dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif dan uji hipotesis dengan bantuan spss 16. Hasil
penelitian menunjukan bahwa motivasi mahasiswa dalam belajar bahasa Inggris tergolong tinggi. Namun
di sisi lain, kecemasan bahasa asing mereka dalam belajar bahasa Inggris juga tergolong tinggi. Data juga
menunjukan bahwa secara bersama-sama motivasi dan kecemasan bahasa asing berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa sebesar 12,4% dan sisanya 81,6% dipengaruhi oleh variable
lain yang tidak dianalisis. Namun secara parsial, hanya motivasi belajar mahasiswa yang tidak
berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Berdasarkan hasil pemaparan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-sama motivasi dan kecemasan bahasa asing berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa. Namun, secara parsial hanya motivasi belajar mahasiswa

yang tidak berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa.
Kata Kunci: Motivasi Belajar, Kecemasan bahasa asing
Abstract
English Education Departmen UNDIKSHA as one of the favorite departments, has a big
amount of students who have various motivations and anxieties. This study belonged to multiple
regression to investigate the relationship between learning motivation and foreign language anxiety
(FLA) toward learning result. Data collection was conducted through administering questionnaires and
document study. The data was analyzed descriptively by using SPSS. 16 for Windows. The results
show that both students’ learning motivation and foreign language anxiety were in high category. It also
shows that learning motivation and FLA simultaneously had significant effect toward learning result as
shown by 12.4% and the other 81.6% was affected by another unanalyzed variable. But partially, only
students’ learning variable had no significant effect toward learning result. Based on the
aforementioned results, it can be concluded that learning motivation and FLA simultaneously had
significant effect toward learning result. But partially, only students’ learning variable had no significant
effect toward learning result.
Keywords: Learning Motivation, Foreign Language Anxiety

Pendahuluan
Keberhasilan proses pembelajaran dalam perkuliahan yang tercermin dari
hasil belajar yang diperoleh di setiap akhir semester ini tidak terlepas dari pengaruh

beberapa faktor yang muncul dalam proses pembelajaran. Dua dari beberapa faktor
tersebut adalah motivasi belajar dan kecemasan bahasa asing dalam proses
pembelajaran.
Ushioda

(2014)

mengemukakan

bahwa

dari

perspektif

pendidikan,

pentingnya mempelajari bahasa Inggris sudah tidak perlu diragukan lagi, sehingga
dapat diasumsikan bahwa motivasi mempelajari bahasa Inggris pasti sangat tinggi.


Namun kenyataannya, motivasi belajar bahasa Inggris masih menjadi perbincangan
pada abad 21 ini. Dornyei (1994) menyebutkan bahwa motivasi yang merupakan
salah satu kunci dari keberhasilan proses belajar mengajar, dapat diartikan sebagai
daya upaya yang mampu mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau
daya penggerak dari subyek untuk melakukan suatu perbuatan dalam suatu tujuan.
Jadi, motivasi belajar adalah adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk belajar, sehingga hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk
belajar meningkat. Iskandar (2009) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah gaya
penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk
pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada
keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta
mengarahkan minat belajar siswa sehingga sungguh-sungguh untuk belajar dan
termotivasi untuk mencapai prestasi.
Berdasarkan interview awal yang dilakukan peneliti pada mahasiswa tahun
pertama di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tidak semua mahasiswa memiliki
motivasi yang tinggi untuk melanjutkan pendidikannya di jurusan ini. Beberapa
mahasiswa mengatakan orang tua merekalah yang menginginkan mereka
melanjutkan studi di jurusan ini, beberapa mahasiswa lain mengatakan mereka
berada di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris karena mereka tidak diterima di
jurusan yang mereka inginkan. Perbedaan alasan yang ada dapat menimbulkan

perbedaan motivasi dalam mengikuti perkuliahan dan dapat berimbas pada prestasi
belajar mereka.
Selain motivasi, kesuksesan proses belajar juga sangat dipengaruhi oleh
kecemasan bahasa asing. Elliot sebagaimana dikutip dalam Marhaeni, (2008)
mengatakan terdapat sejumlah afektif seperti kecemasan bahasa asing dan rasa
percaya diri yang berkontribusi terhadap motivasi dan keberhasilan belajar. Selain
itu, Na (2007) menyatakan kegelisahan dan kecemasan bahasa asing dalam
pembelajaran bahasa Inggris sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang
dalam berkomunikasi langsung menggunakan bahasa tersebut. Kecemasan bahasa
asing atau kegelisahan membuat peserta didik tegang dalam mengikuti proses
pembelajaran. Laskowski (1996) mempunyai pendapat bahwa kecemasan bahasa
asing yang terlalu rendah dan kecemasan bahasa asing yang terlalu tinggi akan
berfungsi sama dalam komunikasi. Dalam proses belajar mengajar, siswa yang
memiliki tingkat kecemasan bahasa asing yang variatif tersebut akan menampilkan
performa yang variatif pula.

Berdasarkan observasi yang dilaksanakan pada mahasiswa semester
pertama, banyak mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang kurang aktif
berbicara menggunakan bahasa Inggris. Berdasarkan hasil interview, mahasiswa
merasa cemas saat harus berkomunikasi dengan bahasa Inggis. Terlebih lagi,

mereka kurang percaya diri dan merasa minder melihat teman yang lain berbicara.
Ketika seorang temannya berbicara, mahasiswa merasa cemas atau khawatir bahwa
mereka tidak mampu berbicara sebagus temannya tersebut sehingga mereka
mengurungkan niatnya untuk berbicara di depan kelas. Dampak yang ditimbulkan
adalah hanya beberapa mahasiswa yang dengan kemauan sendiri mau aktif
berpartisipasi dalam pembelajaran.
Dari pemaparan di atas, maka penting untuk dilakukan suatu penelitian untuk
mengetahui kontribusi motivasi belajar dan kecemasan bahasa asing peserta didik
terhadap hasil belajar mengingat prestasi belajar merupakan cerminan kesuksesan
proses belajar mengajar. Oleh karena itu dalam penelitian ini, dilihat seberapa besar
motivasi belajar dan kecemasan bahasa asing mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris berkorelasi terhadap hasil belajarnya. Adapun dalam penelitian ini,
yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris yang duduk di tahun pertama. Sedangkan hasil belajar yang diamati adalah
prestasi belajar mahasiswa pada akhir semester.
Penelitian ini sangat perlu untuk dilakukan guna mengetahui seberapa besar
motivasi belajar dan kecemasan bahasa asing mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris berkorelasi terhadap hasil belajarnya, sehingga hasil yang
didapatkan nantinya akan menjadi bahan pertimbangan dosen pengajar dalam
mengajar pada tahun-tahun berikutnya.

Dalam melaksanakan penelitian ini tentunya diperlukan kerangka berpikir
yang melandasi. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut dimana motivasi belajar mahasiswa akan diukur berdasarkan 12
indikator oleh gardner, sedangkan untuk mengukur kecemasan bahasa asing
mahasiswa akan diukur berdasarkan 3 komponen oleh Horwitz, Horwitz dan Cope.
Kemudian nilai dari kedua variable tersebut akan dicari kontribusi dari masingmasing variable serta secara bersama-sama terhadap hasil belajar pada akhir
semester.
Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka masalah pokok yang ingin
dicari solusinya melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi
belajar

dan

kecemasan bahasa asing dengan

hasil

belajar. Sedangkan

mengenai tujuan penelitian, penelitian ini difokuskan pada investigasi besarnya

korelasi motivasi belajar dan kecemasan bahasa asing mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris terhadap prestasi belajarnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian korelasional digunakan untuk mengetahui
korelasi antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini variabelvariabel tersebut akan dikorelasikan dengan motivasi belajar (X1) terhadap hasil
belajar (Y), kecemasan bahasa asing (X2) terhadap hasil belajar (Y), motivasi belajar
(X1) dan kecemasan bahasa asing (X2) secara bersama-sama terhadap hasil belajar
(Y).
Berdasarkan metode pengambilan datanya, penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif karena dalam penelitian ini ditandai dengan adanya analisis statistik
dengan tehnik regresi linier berganda. Rancangan penelitian ini terdiri dari : 2
variabel bebas (independent variable) atau prediktor, dan 1 variabel terikat
(dependent variable) atau kriterium.
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris tahun pertama tahun akademik 2014-2015. Sampel merupakan
bagian dari populasi. Elemen anggota sampel, merupakan anggota populasi dimana
sampel ini diambil. Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto 2002: 108). Terkait dengan jumlah sampel yang akan digunakan, Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris memiliki jumlah mahasiswa semester dua berjumlah 234
mahasiswa. Oleh karena itu dengan menggunakan rumus Slovin, maka 70

mahasiswa digunakan sebagai sampel penelitian.
Langkah yang ditempuh dan metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu data tentang motivasi belajar, kecemasan bahasa asing,
dan hasil belajar . Data diperoleh dengan kuesioner yang diuji validitas dan
reabilitasnya. Sebagai responden adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris tahun pertama. Dalam penelitian ini dibuat angket tentang : (1) Motivasi
Belajar (X1), (2) Kecemasan bahasa asing (X2), dan khusus pada instrumen (3) Hasil
belajar (Y) diperoleh melalui metode dokumentasi.
Dalam pembuatan instrumen masing-masing variabel tersebut di atas
memperhatikan definisi operasional dan indikatornya selanjutnya dibuatkan tabel
kisi-kisi dan penulisan butir. Adapun kuesioner terkait pengumpulan data motivasi
belajar dan kecemasan bahasa asing akan menggunakan skala Likert. Responden

dapat memilih satu sampai enam alternatif jawaban yang tersedia. Walaupun
prosedur yang digunakan sama, namun alternatif pilihan jawaban dan indikatorindikatornya berbeda antara instrumen untuk mengukur variabel yang lainnya.
Hasil dan Pembahasan
Data mengenai hubungan motivasi belajar dan kecemasan terhadap hasil
belajar matakuliah Speaking 2 mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
UNDIKSHA dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner motivasi belajar dan
kuesioner mengenai kecemasan. Selanjutnya, data yang terkumpul diolah dengan

menggunakan program SPSS for Windows 16. Adapun data yang telah terkumpul
dapat dilihat di bawah ini.
Obyek penelitian ini adalah hubungan motivasi belajar dan kecemasan
terhadap hasil belajar matakuliah Speaking 2 mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris UNDIKSHA. Oleh karena itu, data pada penelitian ini dapat
dikelompokan menjadi (1) Motivasi belajar mahasiswa pada matakuliah Speaking 2,
(2) Kecemasan mahasiswa pada matakuliah Speaking 2, dan (3) hasil belajar
mahasiswa pada matakuliah Speaking 2.
Tabel 1 Rekapitulasi Deskriptif Statistik Masing-masing Variabel
Variabel
X1

X2

Y

229,10
22,44
503,37
121

271
150

121,61
13,31
177,11
91
143
52

82,30
4,52
20,39
70
90
20

Statistik
Mean
Std. Deviasi

Varians
Minimum
Maksimum
Rentangan

Keterangan :
X1 : Data motivasi belajar mahasiswa yang mengikuti matakuliah Speaking 2.
X2 : Data kecemasan mahasiswa yang mengikuti matakuliah Speaking 2.
Y : Data hasil belajar mahasiswa yang mengikuti matakuliah Speaking 2.
Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
analisis yang terdiri atas (1) Uji Multikolinieritas, (2) Uji Autokorelasi, (3) Uji
Heterokedastisitas, dan (4) Uji Normalitas.

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan nilai VIF dan Tolerance.
Adapun melalui hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 16., didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics
Model
1

Tolerance

VIF

(Constant)
Motivasi

.905

1.105

Kecemasan

.905

1.105

Tabel di atas menunjukan bahwa nilai tolerance dan VIF pada motivasi
belajar mahasiswa adalah 0,905 dan 1,105. Hal ini menunjukan bahwa nilai
tolerance di atas 0,01 dan nilai VIF pada variable motivasi di bawah 5 atau 10. Hasil
yang sama juga dapat ditemukan pada variable kecemasan di mana nilai tolerance
dan VIF adalah 0,905 dan 1,105. Dari data tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa tidak terjadi multikolinieritas pada kedua variable bebas tersebut. Sehingga,
dapat dilanjutkan dengan uji asumsi analisis selanjutnya.
Uji autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan nilai
Durbin-Watson. Adapun nilai Durbin-Watson yang didapatkan melalui hasil analisis
dengan menggunakan SPSS 16. adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Nilai Durbin-Watson

Model

R

1

.352a

R Square
.124

Adjusted R
Square
.097

Std. Error of
the Estimate
4.28958

DurbinWatson
1.714

Melalui tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai durbin Watson adalah
1,714. Sedangkan nilai dL dan dU pada tabel DW dengan k-3 menunjukan nilai d L =
1,5245 dan dU = 1,7028 dan untuk nilai 4-d U = 2,2972 dan 4-dL = 2,4755.. Adapun
nilai keseluruhan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Ragu
-ragu

Positi
f

dL
0

1,524
5

dU

Tidak ada
Autokorelas
i

1,702
8

4-dU
2,297
2

Rag
uragu

Negat
if

4-dL

2,475
5

4

Gambar 1 Sebaran nilai Durbin-Watson
Melalui gambar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dL dan dU ≤ 1,714 ≤ 4dU dan 4-dL atau nilai Durbin-Watson berada di atas nilai dL dan dU dan berada di
bawah nilai 4-dU dan 4-dL. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi
autokorelasi pada variable-variabel yang dianalisis. Oleh karena itu, uji asumsi
selanjutnya dapat dilakukan.
Uji heterokedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan membuat
scatterplot (Alur Sebaran) antara residual dan nilai prediksi dari variable trikat yang
telah distandarisasi. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2 Sebaran Alur (Scatterplot)

Melalui gambar scatterplot di atas maka dapat diketahui bahwa sebaran titik
tidak membentuk suatu pola/alur tertentu, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas atau dengan kata lain terjadi homoskedastisitas. Oleh karena itu,
uji asumsi dapat dilanjutkan pada uji normalitas.
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat sebaran titik pada
gambar Normal P-P plot dengan melihat apakah titik tersebut mendekati atau meraat
dengan garis diagonal atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 3 P-P Plot

Melalui gambar P-P Plot di atas maka dapat diketahui bahwa sebaran titik
mendekati dan merapat dengan garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa
data terdistribusi normal.
Selain pengujian dengan menggunakan gambar P-P Plot di atas, dilakukan
juga pengujian dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4 Uji Normalitas

Unstandardize
d Residual
N
Normal Parametersa
Most Extreme
Differences

70
.0000000

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive

4.22695656
.139
.069
-.139

Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

1.163
.133

Tabel di atas menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 1,33
dimana nilai ini lebih besar dari nilai 0,05 atau 1,33 > 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi normal. Oleh karena itu, analisis dapat dilanjutkan.
Uji keterandalan model pada peelitian ini menggunakan uji F untuk
mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variable-variabel bebas terhadap variable terikat. Adapun
hasil uji F ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5 Uji keterandalan Model dan Uji Linieritas
F
4.724

Sig.
.012a

Melalui tabel di atas, maka diketahui bahwa nilai F adalah 4,724 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,012. Sedangkan nilai F dengan pembilang 2 dan penyebut 67
pada tabel F dengan taraf sig. 5% adalah 3,13. Maka 4,724 > 3,13. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi layak digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variable-variabel bebas terhadap variable terikat. Selain itu,
terkait dengan uji linieritas, tabel di atas menunjukan bahwa nilai sig. 0,012 < 0,05.
Oleh karena itu data yang dianalisis pada penelitian ini bersifat linier.
Uji hipotesis ada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji simultan
dengan menggunakan Uji F dan uji parsial dengan menggunakan uji t. Pada uji
Simultan ini dilakukan pengujian apakah terdapat pengaruh yang signifikan atau
tidak antara motivasi belajar dan kecemasan mahasiswa secara bersama-sama
terhadap hasil belajar mahasiswa pada matakuliah Speaking 2.

Tabel 6 Uji Simultan dengan menggunakan Uji F
F
4.724

Sig.
.012a

Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai F adalah 4,724 dan nilai
signifikansinya adalah 0,012. Maka dapat diketahui bahwa nilai Sig. F < 0,05 atau
0,012 < 0,05. Hal ini berarti Ho3 ditolak dan Ha3 atau terdapat pengaruh yang
signifikan antara motivasi belajar dan kecemasan mahasiswa secara bersama-sama
dengan hasil belajar.
Pada uji parsial ini dilakukan pengujian apakah terdapat pengaruh yang
signifikan atau tidak antara motivasi belajar mahasiswa dengan hasil belajar
mahasiswa pada matakuliah Speaking 2 dan kecemasan mahasiswa dengan hasil
belajar mahasiswa pada matakuliah Speaking 2. Dengan menggunakan SPSS 16.
Maka didapatkan hasil Uji parsial seperti yang ditunjukan oleh tabel di bawah ini.
Tabel 7 Uji Parsial dengan Menggunakan Uji t
t
Motivasi
Kecemasan

Sig.
-.248
-2.837

.805
.006

Tabel di atas menunjukan bahwa nilai t pada variable motivasi adalah -0,248
dan nilai signifikansinya adalah 0,805. Sedangkan nilai t pada variable kecemasan
adalah -2,837 dan nilai signifikansinya adalah 0,006. Maka dapat dilihat bahwa 0,805
> 0,05 dan 0,006 < 0,05. Hal ini berarti Ho1 diterima atau tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara motivasi belajar mahasiswa dengan hasil belajar secara
parsial dan Ha2 diterima atau terdapat pengaruh yang signifikan antara kecemasan
mahasiswa dengan hasil belajar secara parsial.
Koefisien

determinasi

menjelaskan

pengaruh

variable-variabel

bebas

terhadap variable terikatnya. Melalui pengujian dengan menggunakan SPSS 16,
didapatkan hasil sebagaimana disajikan pada tavel berikut:
Tabel 8 Koefisien Determinasi
R

0.352

R Square

0.124

Melalui tabel di atas, diketahui bahwa nilai R adalah 0,352 dan nilai R Square
adalah 0,124. Hal ini menunjukan bahwa proporsi pengaruh variable motivasi belajar
dan kecemasan mahasiswa terhadap hasil belajar mahasiswa pada matakuliah
Speaking 2 adalah sebesar 12,4% sedangkan sisanya 88,6% (100% – 12,4%)
diengaruhi oleh variable lain yang tidak ada di dalam model regresi linier.
Sedangkan persamaan regresi yang bisa dilihat pada penelitian ini adalah
sebagaimana ditunjukan oleh tabel berikut:
Tabel 9 Persamaan Regresi
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

B
(Constant
)

Std.
Error

97.753

6.215

Motivasi

-.006

.024

Kecemas
an

-.116

.041

a. Dependent Variable:
Nilai
Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa persamaan regresi yang dapat
ditarik adalah Y = 97,753 – 0,006 – 0,116. Persamaan ini memiliki makna yaitu tanpa
adanya kecemasan dan motivasi, maka nilai hasil belajar mahasiswa pada
matakuliah Speaking 2 secara konstan adalah 97,753. Jika variabel motivasi naik
(satu point) maka hal ini akan menyebabkan pengurangan nilai hasil belajar sebesar
0,006 dan jika variable kecemasan naik (satu point) maka akan menyebabkan
pengurangan nilai hasil belajar sebesar 0,116.
Dari data yang telah dipaparkan diatas, maka berbicara mengenai
kecemasan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, data
menunjukan bahwa tingkat kecemasan mahasiswa pada matakuliah Speaking 2
tergolong tinggi. di mana 68 mahasiswa dari 70 memiliki kecemasan yang tinggi. Hal
ini sungguh sangat mengkhawatirkan dikarenakan kecemasan adalah salah satu
factor yang mempengaruhi kinerja serta hasil belajar mahasiswa.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Horwitz (2001), kecemasan sudah
menjadi perhatian bagi banyak peneliti dan mereka telah melakukan berbagai
penelitian mengenai kaitan antara kecemasan dan pembelajaran bahasa. Hasilnya
adalah kecemasan sangat mungkin mempengaruhi pembelajaran bahasa dan kinerja
siswa dalam belajar bahasa. Lebih jauh, Horwitz (2001) menyatakan bahwa
kecemasan dalam pembelajaran berbicara yang lebih dikenal sebagai Foreign
Language Anxiety (FLA) adalah sebagai penyebab buruknya kinerja siswa dalam
mempelajari bahasa.
Pendapat ini telah dibuktikan dengan berbagai penelitian yang dilakukan oleh
Kleinmann (1977), Scovel (1978), Horwitz dkk. (1986) bahwa FLA sangat
berpengaruh terhadap buruknya kinerja siswa dalam mempelajari bahasa. Oleh
karena itu, memiliki kecemasan yang tinggi merupakan sebuah permasalahan yang
harus dijadikan pertimbangan bagi pejabat di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris terkait dengan menghasilkan Guru bahasa Inggris yang kompeten tidak
hanya dalam mendengarkan, membaca, dan menulis, tetapi juga dalam berbicara
karena berbicara dalam bahasa Inggris adalah kegiatan yang akan paling sering
dilakukan oleh para guru bahasa Inggris di kelas.
Terlebih lagi, data di dalam penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial,
kecemasan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa pada
matakuliah Speaking 2. Hasil ini didukung dengan data mengenai kaitan antara
kecemasan mahasiswa dan hasil belajar mereka adalah banyaknya jumlah
mahasiswa yang mendapat nilai di bawah 85 yang ditandai dengan 41 dari 70
mahasiswa. Tentunya, ini merupakan hasil nyata yang bukan merupakan teori saja.
Oleh

karena

itu,

para

pemangku

kebijakan

harus

segera

mengantisipasi

permasalahan ini. Terutama, mahasiswa yang dijadikan subyek penelitian adalah
mahasiswa di semester 2. Perjalanan mereka di Jurusan Pendidikan bahasa Inggris
masih tersisa 3 tahun atau lebih. Sungguh akan dapat diprediksi bagaimana kinerja
mereka di tahun-tahun mendatang apabila tingkat kecemasan mereka masih
tergolong tinggi.
Kecemasan dalam berbicara atau FLA yang dimiliki mahasiswa pada
matakuliah Speaking 2 bisa saja disebabkan oleh berbagai hal. Para peneliti telah
mengidentifikasikan beberapa factor yang menyebabkan timbulnya FLA yang tinggi.
Penyebab tingginya FLA bisa dikategorikan ke dalam 4 kategori yaitu lingkungan
kelas, karakteristik siswa, bahasa yang dipelajari, dan proses pembelajaran bahasa
yang dipelajari tersebut (Han, 2013).

Namun, bertentangan dengan Han (2013), Young (2001) menyatakan bahwa
kecemasan dalam belajar bahasa bisa diakibatkan oleh 6 kategori. Adapun kategori
tersebut

yaitu

kecemasan

personal

dan

interpersonal,

kepercayaan

dan

pengetahuan siswa terhadap bahasa yang dipelajari, kepercayaan dan pengetahuan
guru terhadap bahasa yang diajar, interaksi antara guru dan siswa dalam proses
belajar bahasa, prosedur di dalam kelas di saat mempelajari bahasa, dan tes terkait
bahasa yang dipelajari.
Berapapun factor yang ada yang dapat menyebabkan kecemasan siswa
menjadi tinggi hendaknya menjadi perhatian bagi para pengajar dan para pemangku
kebijakan sehingga penyebab tingginya kecemasan dalam belajar bahasa dapat
segera diidentifikasikan dan secara cepat ditanggulangi. Dalam kaitannya dengan
penelitian ini, maka dosen pengajar serta perangkat Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris harus mampu mengidentifikasi factor-faktor penyebab kecemasan menjadi
tinggi. Lebih jauh, mereka harus mampu untuk memberikan jalan keluar yang bisa
menjadi solusi untuk menanggulangi kecemasan menjadi tinggi.
Kesimpulan dan Saran
Adapun kesimpulan yang dapat dapat diambil sejauh ini terkait analisis
hubungan motivasi belajar dan kecemasan terhadap hasil belajar mahasiswa
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UNDIKSHA adalah Instrumen pengumpulan data
berupa kuesioner motivasi belajar dan kecemasan dengan menggunakan skala 1-6
telah diuji validitasnya dan kedua instrument tersebut memiliki validitas yang tinggi.
Selain itu, instrumen pengumpulan data berupa kuesioner motivasi belajar dan
kecemasan dengan menggunakan skala 1-6 telah diuji reliabilatasnya dan kedua
instrument tersebut terbukti reliable untuk dapat digunakan dalam pengumpulan
data.
Adapun saran yang dapat diberikan adalah penelitian analisis hubungan
motivasi belajar dan kecemasan terhadap hasil belajar mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris UNDIKSHA hendaknya didukung oleh berbagai pihak
agar proses pelaksanaannya bisa lebih maksimal lagi. Terkait dengan pengumpulan
data, diharapkan agar mahasiswa memberikan data yang sebenar-benarnya
dikarenakan hal ini tidak terkait dengan mendapatkan nilai yang memuaskan pada
mata kuliah yang digunakan sebagai salah satu variable dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dornyei, Z. (1994). “Motivation and Motivating in the Foreign Language Classroom”.
Modern

Language

Journal.

78(3).

273-284.

Tersedia

pada

http:www.jstor.org/stable/330107. Diakses pada tanggal 1 September 2014.
Han, Luo. (2013). Foreign Language Anxiety: Past and Future. Chinese Journal of
Applied

Linguistics.

(Volume

36).

p.442-464.

Diunduh

dari

https://www.academia.edu/10090536/A_Review_of_Foreign_Language_Anxi
ety. Diunduh pada 1 September 2015.
Horwitz, Elaine K. (2001). Language Anxiety and Achievement. Annual Review of
Applied Linguistics. (Volume 21). p.112-127. USA: Cambridge University
Press.
Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press
Laskowski, J. (1996). “Overcoming Speaking Anxiety”. International journal. Tersedia
pada

http://www.ijlseminars.com/anxiety.htm.

Diakses

pada

tanggal

1

September 2014
Na, Z. (2007). “A Study of High School Students’ English Learning Anxiety”. Asian
EFL

Journal,

9(3),

Tersedia

pada

http://www.asian-efl-

journal.com/Sept_2007_zn.php. Diakses pada tanggal 26 Agustus 2012
Ushioda, E. (2014). Motivation in the 21th Century EFL Classroom: Language
Learning and Professional Challenges. IATEFL CHILE XIII International
Conference, Santiago 17-18 July 2014
Young, D. J. (1991). Creating a Low-Anxiety Classroom Environment: What Does
Language Anxiety Research Suggest? Modern Language Journal. (Volume
75). p.426-439. UK: Blackwell Publishing.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Hubungan Antara Kepercayaan Diri DenganMotivasi Berprestasi Remaja Panti Asuhan

17 116 2