Analisis Ekonomi Media PT. Mahaka Media

Bab I Pendahuluan

1.1. Profil PT Mahaka Media, Tbk

  PT Mahaka Media, Tbk (Perseroan) didirikan di Jakarta dengan nama PT Abdi Bangsa pada tanggal 28 November 1992. Pada tanggal 4 Januari 1993, Perseroan mendirikan Harian Republika, surat kabar pertama bagi komunitas Muslim di Indonesia. Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 4 Mei 2010, nama PT Abdi Bangsa Tbk berubah menjadi PT Mahaka Media Tbk. Tahun 2002 merupakan tahun penting dalam sejarah berdirinya Mahaka Media, dimana perusahaan ini pertama kali mencatatkan sahamnya sebagai PT Abdi Bangsa, Tbk pada tanggal 3 April 2002 di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan menjadikannya sebagai perusahaan penerbitan surat kabar pertama yang menjadi perseroan publik (Mahakamedia.com, 2014)

  Pada tahun 2003, Mahaka Media mulai mengawali perkembangannya sebagai sebuah Induk Perusahaan Multi Media (Multi Media Holding Company) dengan membawahi dua unit usaha, yaitu PT Pustaka Abdi Bangsa dan PT Republika Media Mandiri. Kemudian, melalui Penawaran Umum Terbatas III pada tanggal 29 September 2004, perkembangan Mahaka Media menjadi lebih luas dengan mengakuisisi seluruh kepemilikan PT Indopac Usaha Prima di beberapa perusahan lain seperti PT Media Golfindo yang bergerak dalam penerbitan majalah berlisensi, PT Mahaka Visual Indonesia yang bergerak di bidang animasi dan PT Avabanindo Perkasa yang bergerak dalam media iklan luar ruang (billboard), sehingga memperkuat kedudukan Perseroan menjadi Perusahan Induk Multi Media. Pada tahun 2014, Mahaka Media kembali memperluas perkembangan bisnisnya dengan melakukan pengambilalihan sebagian saham (akuisisi) PT Kalyanamitra Adhara Mahardhika (Alive Indonesia) dan juga pembelian saham terhadap PT Wahana Kalyanamitra Mahardhika (CardPlus).

1.2. Unit Usaha PT Mahaka Media

  Sejalan dengan perkembangan usahanya, kini PT Mahaka Media Tbk telah menjadi Induk Perusahaan Multi Media dengan unit-unit usaha seperti surat kabar, majalah, penerbit buku, televisi, radio, media luar ruang, serta media digital. Di ranah surat kabar, PT Mahaka Media, Tbk menerbitkan Harian Republika dan Harian Indonesia yang kini berganti nama menjadi Sin Chew Indonesia. Selain itu, ia juga menerbitkan majalah Golf Digest dan majalah Parents Indonesia. Kedua majalah ini merupakan majalah franchise yang berasal dari Amerika.

  Tak hanya berbisnis di media cetak, PT Mahaka Media, Tbk juga melebarkan sayapnya ke ranah media elektronik. Ia membawahi stasiun Jak TV, stasiun radio Gen FM, Jak FM, Delta FM, FeMale Radio, dan Prambors. Untuk tetap mengokohkan posisi bisnisnya, belakangan PT Mahaka Media juga merambah ke bisnis media digital. Jak-Tv.co.id, Republika.co.id, 987GenFM.com, 101JakFM.com, dan ParentsIndonesia.com merupakan platform media digital yang didirikan oleh PT Mahaka Media, Tbk. Setiap unit bisnis tersebut berhasil membangun kekuatan dari masing-masing karakter produk, seperti Harian Republika sebagai Surat Kabar Muslim terbesar di Indonesia, Golf Digest Indonesia sebagai Majalah Golf No. 1 di Indonesia, Jak TV sebagai stasiun TV lokal Jakarta, serta Gen FM sebagai radio No. 1 di Jakarta dengan jumlah pendengar terbanyak. Selain itu, PT Mahaka Media, Tbk juga membawahi PT Republika Media Visual yang bergerak di bidang pembuatan animasi dan penyedia konten video. Ada pula Penerbit Republika dan agency iklan Mahaka Advertising.

  Pembagian saham PT Mahaka Media, Tbk Sumber: Laporan Keuangan PT Mahaka

  Media, Tbk , 2014

  Namun, di balik

  disematkan pada produk- produknya,

  finansial PT Mahaka Media, Tbk? Makalah ini bertujuan menganalisis

  kondisi

  ekonomi media PT Mahaka Media, Tbk dengan kondisi ekonomi media PT Mahaka Media,

  Tbk

  dengan

  kerangka analisis market structure, market conduct, dan market performance. Temuan

  menggambarkan pemetaan komprehensif atas industri media di Indonesia.

Bab II Pembahasan

2.2. Kerangka Teoritis

a. Ekonomi Media

  Albarran (1996) mendefinisikan ekonomi media sebagai suatu kajian yang mengkhususkan dirinya pada bagaimana industri media mengelola sumber-sumber daya yang terbatas (scarce resources) untuk memproduksi konten yang didistribusikan di antara masyarakat konsumen sesuai dengan pemenuhan keinginan dan kebutuhan mereka.

  Dalam menganalisis ekonomi media, terdapat tiga kerangka analisis yang bersifat resiprokal, yaitu market conduct-market structure-market performance. Ketiga kerangka analisis ini pada intinya terpusat pada bagaimana suatu satuan bisnis dalam industri media menyusun kebijakan harga, kebijakan produk, strategi pemasaran (market conduct) sebagai respons terhadap struktur pasar (market structure) tertentu; kompetisi, pemusatan pasar, dan sebagainya. Selanjutnya, bagaimana pula kebijakan yang digunakan tersebut mempengaruhi kinerja media (market performance), seperti efisiensi, produktivitas, kualitas produk, dan sebagainya, yang pada akhirnya memungkinkan kembali dapat mempengaruhi struktur pasar.

  Market Structure

a. Market Structure

  Market structure atau struktur suatu pasar umumnya bergantung pada enam faktor (Lin and Chi, 2003). Keenam faktor itu adalah konsentrasi produser atau penjual (horizontal integration, ownership

  concentration,

  market concentration), integrasi vertikal (vertical integration), diferensiasi

  Market conduct

  Market performance

  produk (product differentiated), barriers to entry (natural barriers dan artificial barriers), dan struktur biaya (cost structure).

  Untuk menentukan struktur pasar media, dua hal yang menjadi fokus perhatian adalah konsentrasi dan hambatan untuk memasuki pasar (barriers to entry). Konsentrasi yang dimaksud adalah konsentrasi kepemilikan dan konsentrasi pasar. Konsentrasi kepemilikan meliputi horizontal integration, cross-media integration, dan vertical integration. Horizontal integration merupakan kepemilikan media massa yang berjenis sama oleh suatu perusahaan. Misalnya, Jawa Pos Group yang memiliki 80 rantai kepemilikan surat kabar dan majalah di seluruh Indonesia. Cross-media integration menunjukkan adanya kepemilikan berbagai jenis media massa yang berbeda oleh satu perusahaan yang sama. Hal ini ditemui pada Media Group milik Surya Paloh yang memiliki televisi, surat kabar, tabloid dan juga portal online. Terakhir, vertical integration merujuk pada kepemilikan sebuah perusahaan media atas unit produksi, distribusi, eksibisi sebuah produk. Misalnya, Kompas Group memiliki penerbit Gramedia Pustaka Utama, percetakan Gramedia Printing Group, serta toko buku Gramedia.

  Konsentrasi pasar dapat dilihat dari dua perspektif, yakni konsentrasi pasar audience dan konsentrasi pasar pengiklan. Konsentrasi pasar audience berarti perusahaan menawarkan Konsentrasi pasar dapat dilihat dari dua perspektif, yakni konsentrasi pasar audience dan konsentrasi pasar pengiklan. Konsentrasi pasar audience berarti perusahaan menawarkan

  Unit analisis yang kedua, barriers to entry terbagi menjadi dua, yakni natural barriers to entry dan artificial barriers to entry. Natural barriers to entry meliputi structural barriers yang disebabkan oleh konsentrasi pasar, terutama akibat integrasi vertikal dan financial barriers yang disebabkan oleh keterbatasan modal yang dimiliki. Financial barriers ini mencakup empat hal. Pertama, absolute cost advantage for established firm, contohnya pengurangan biaya peralatan dan jaringan pemasaran. Kedua, product differentiation advantages for established firms, misalnya pengurangan biaya promosi. Berikutnya, economies of scale atau skala ekonomi, seperti pengurangan biaya dan harga per satuan produk. Terakhir, cost structure atau struktur biaya, contohnya modal intensif yang dimiliki. Sementara itu, hambatan yang kedua, artificial barriers to entry bersifat buatan yang mencakup hambatan dari segi legal atau regulasi dan hambatan dari segi politis berupa kebijakan pemerintah.

  Secara singkat, kerangka analisis di atas dapat dipetakan sebagai berikut.

  Horizontal integration

  integration Vertical integration

  Concentrations

  re

  Audience market

  u

  Market

  ct u Concentration

  Advertiser market

  Barriers to entry

  Perangkat Analisis Market Structure

1. Penentuan Tingkat Konsentrasi Pasar

  Untuk menentukan tingkat konsentrasi pasar, digunakan perhitungan Concentration Ratio (CR). CR terbagi dua, yakni CR-4 dan CR-8. CR-4 merupakan perhitungan

  persentase share dari empat pemain terbesar,

  sementara

  CR-8

  menjumlahkan share dari delapan pemain terbesar. Jumlah yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan indikator di samping ini.

2. Penentuan Tingkat Competitiveness

  Penentuan tingkat competitiveness dilakukan dengan perhitungan Herfindahl Index (HI), yaitu jumlah perbandingan antara market share setiap perusahaan dengan market share pasar secara keseluruhan. Herfindahl Index dirumuskan dengan:

  Si = the size of any firm in the market S = the size of the market

  n = the numbers of firms in the market

  Hasil perhitungan akumulatif dari Herfindahl Index dicocokkan dengan indikator dalam tabel berikut.

b. Market conduct

  Market conduct merupakan proses strategis yang diterapkan dalam internal organisasi sebuah perusahaan media sebagai respons terhadap market structure. Market conduct terdiri atas pricing behavior (penentuan harga), Productmarketingpromotion strategies (strategi promosi dan pemasaran), research and innovation (riset dan inovasi), plant investment (penanaman investasi), legal tactics (taktik legal).

c. Market performance

  Market performance adalah konsekuensi yang diterima perusahaan media sebagai hasil dari market conduct. Kajian market performance bertujuan untuk mengetahui efisiensi sebuah perusahan media untuk mencapai kondisi yang optimal. Kerangka analisis market performance meliputi production efficiency (efisiensi produk), allocative efficiency (efisiensi alokasi biaya), technological progress (perkembangan teknologi), full employment (operasional tenaga kerja), dan equity (permodalan).

  Selain itu, terdapat pula Financial Performance yang digunakan untuk mengkaji kelangsungan hidup (viabilitas) suatu badan usaha. Dalam financial performance, terdapat beberapa rasio yang digunakan, yaitu Growth ratio untuk mengukur pertumbuhan dari waktu ke waktu, Profitability ratio untuk mengukur kekuatan finansial, Liquidity ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan mencairkan asetnya, Debt ratio untuk mengukur utang dan kewajiban perusahaan, serta Capitalization untuk mengukur valuasi saham.

  Analisis terhadap keberlangsungan proses ekonomi media di PT Mahaka Media sebagai salah satu Induk Perusahaan Multi Media (Multi Media Holding Company) dilakukan dengan kerangka analisis yang telah dijabarkan di atas.

2.3. Analisis Market Structure dan Market Conduct PT Mahaka Media, Tbk

  Analisis market structure dan market conduct dilakukan berdasarkan kategori unit-unit usaha yang dimiliki oleh PT Mahaka Media, Tbk. Dalam hal ini, market structure yang dianalisis meliputi industri surat kabar, majalah,televisi, radio, dan situs berita online.

1. Industri Surat Kabar

  PT Mahaka Media menerbitkan dua surat kabar berskala nasional, yaitu Harian Republika dan Harian Indonesia Xin Zhou Ri Bao (Sin Chew). Harian Republika merupakan koran nasional yang menyasar komunitas muslim di Indonesia, sedangkan Harian Indonesia Sin Chew adalah koran berbahasa Mandarin terbesar di Indonesia yang menargetkan masyarakat keturunan Tionghoa di seluruh Indonesia sebagai pembacanya. Oleh karena itu, analisis struktur pasar yang digunakan adalah analisis struktur pasar koran nasional yang terbit di Indonesia, tanpa menyertakan koran lokal.

  Konsentrasi Pasar

  Market Concentration

  Untuk menentukan seberapa tinggi

  o 120.00

  tingkat konsentrasi pasar iklan di

  ati 100.00

  85.03 suratkabar

  nasional Indonesia,

  n R 80.00 o

  digunakan perhitungan CR-4. Hasil

  ati 60.00

  penjumlahan dari empat pemain

  terbesar, yaitu Kompas, Koran Sindo,

  n 20.00

  C o

  Jawa Pos, dan Media Indonesia

  menunjukkan angka 85,03 yang

  Pasar Pembaca

  Pasar Iklan

  pasar pengiklan di surat kabar bersifat

  high concentration. Kategori high concentration market

  membuat tidak semua surat kabar mendapatkan jatah “kue iklan” secara merata. Biaya belanja iklan yang dikeluarkan oleh perusahaan ataupun agency iklan cenderung terpusat di beberapa surat kabar saja, seperti Kompas yang menguasai 42,68 dari total biaya belanja iklan untuk surat kabar nasional. Jumlah ini sangat besar dibanding dengan jatah “kue iklan” yang didapat oleh surat kabar nasional lain, seperti Koran Tempo dan Bisnis Indonesia. Bahkan, selisih pendapatan dari Kompas dengan Koran Sindo yang berada di urutan kedua terbilang cukup tinggi, yaitu sebesar 24,04. Di pasar pengiklan ini, Republika yang menjadi surat kabar andalan PT Mahaka Media, Tbk berhasil menduduki peringkat keenam di tahun 2012 dengan share iklan sebesar 5.01, angka yang cukup kecil jika dibanding kompetitornya. Sementara itu, Harian Indonesia Sin Chew tidak berhasil masuk dalam kategori surat kabar dengan pendapatan menjanjikan.

  Konsentrasi yang tinggi ini terjadi pula di pasar pembaca koran nasional yang terlihat dari nilai CR-4 yang berjumlah 100. Pembaca koran nasional terpusat di dua surat kabar besar, yaitu Jawa Pos dan Kompas yang menguasai 91,55 jumlah pembaca koran nasional. Artinya, pemasukan dari penjualan oplah koran nasional pun masuk ke kantong dua media besar itu saja.

  Konsentrasi yang terpusat di tangan Kompas ini bisa dimengerti dengan memasukkan

  variabel lain yang tidak terukur angka, yaitu popularitas

  reputasi Kompas dibandingkan dengan koran-koran lainnya. Dalam kenyataannya, bisa saja Kompas menaikkan harga tetapi tetap dicari oleh para pengiklan karena Kompas telah memiliki popularitas dan reputasi baik sehingga berpotensi menarik lebih banyak pembaca yang melihat iklan yang ditampilkan di sana. Di sisi lain pun ada kecenderungan pembaca yang lebih percaya jika melihat iklan yang ditampilkan di Kompas dibanding koran lain yang belum seterkenal Kompas.

  dan

  Persaingan Pasar

  Penentuan jenis pasar dilakukan dengan menghitung total Herfindahl Index. Akumulasi

  Market Competitiveness

  indeks ini menunjukkan angka 0.258 yang berarti bahwa pasar iklan untuk surat kabar nasional 0.5

  Indonesia tergolong pasar oligopoli. Jika beberapa

  d ex 0.4

  surat kabar membentuk kartel dan menentukan

  l In 0.3 0.2369 0.2581

  sendiri harga space iklan yang ditawarkan, maka ah d

  n 0.2

  persaingan di dalamnya akan semakin ketat bagi

  erfi

  H 0.1

  surat kabar yang berada di luar kartel-kartel.

  Pasar Iklan Pasar oligopoli juga menunjukkan kecenderungan penawaran space iklan dikuasai

  Pasar Pembaca

  oleh beberapa perusahaan. Dari data di atas, perusahaan yang melakukan dominasi adalah Kompas, Koran Sindo, dan Jawa Pos. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan surat kabar ini memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar. Artinya, tidak semua produsen dan konsumen mempunyai kebebasan keluar-masuk pasar. Untuk masuk ke pasar iklan ini, ada barriers to entry yang menghalangi pemain-pemain baru untuk masuk, misalnya, dengan adanya kartel yang dibentuk oleh pemain besar. Adanya kartel ini juga akan menyebabkan pemain lama tidak ingin keluar dari pasar karena merasa sudah menguasai pasar.

  Membicarakan diferensiasi produk, di pasar oligopoli bisa terjadi diferensiasi ataupun tidak. Di pasar pengiklan, produk yang disajikan oleh surat kabar adalah akses ke pembaca. Hal yang menjadi variasi adalah kategori pembaca surat kabar yang bisa jadi terdiferensiasi berdasarkan demografis tertentu. Misalnya, kriteria pembaca Republika adalah penganut agama Islam yang cenderung religius sehingga cocok bila dijadikan target sasaran iklan-iklan biro perjalanan haji dan umrah dibanding jika iklan itu dipasang di Kompas yang segmentasi pembacanya lebih universal.

  Tipe pasar oligopoli tak hanya terjadi di pasar iklan, tetapi juga di pasar pembaca surat kabar nasional. Artinya, terjadi pemusatan pendapatan dari penjualan surat kabar di beberapa pihak, dalam hal ini Kompas dan Jawa Pos. Jika terbentuk kartel, maka persaingan akan sangat sulit bagi surat kabar yang berada di luar kartel untuk merebut pembaca. Namun, tanpa membentuk kartel pun, Jawa Pos dan Kompas sudah memegang porsi pembaca yang cukup besar.

Barriers to Entry

  Dari data pengukuran konsentrasi dan competitiveness pasar yang telah dipaparkan di atas, terlihat bahwa barriers to entry yang terdapat di industri surat kabar nasional adalah natural barriers to entry, lebih tepatnya disebabkan oleh konglomerasi yang dilakukan oleh grup-grup media besar, seperti Kompas Gramedia dan Jawa Pos Group yang terlanjur sudah memiliki reputasi dan modal yang besar pula. Dominasi ini juga menyebabkan produk yang beredar menjadi homogen. Dengan kata lain, berita yang disajikan oleh surat kabar nasional biasanya menyoroti peristiwa yang sama dan dengan angle yang sama pula. Jika hal ini terus berlanjut, maka kurang baik untuk keberagaman informasi yang diterima oleh masyarakat.

  Sementara itu, berbicara dari sisi regulasi yang dapat menjadi artificial barriers, industri surat kabar justru semakin dibebaskan dengan pencabutan SIUP (Surat Izin Usaha Penerbitan). Dengan demikian, semakin mudah bagi para pengusaha untuk mendirikan surat kabar dan hal ini berdampak pada hilangnya barriers to entry. Penghapusan SIUP ini terbukti menaikkan jumlah surat kabar di Indonesia. Di tahun 1997, ketika SIUP masih berlaku, hanya ada 167 surat kabar di Indonesia. Di tahun 2010, jumlahnya menjadi 589 surat kabar (Serikat Penerbit Surat Kabar, 2011). Artinya, terjadi peningkatan sebesar 352 dari segi pemain pasar.

  Namun, hal yang perlu digarisbawahi

  adalah terjadinya tren penurunan jumlah pembaca surat kabar nasional. Dari data yang dirilis oleh AGB Nielsen, terjadi penurunan pembaca sebanyak 300 ribu orang dari tahun 1997 hingga tahun 2007. Tren ini dapat disebabkan oleh kemunculan media berita online yang lebih murah dan terjangkau. Dengan demikian,

  meskipun

  jumlah pemainnya meningkat, tetapi jumlah konsumen justru menurun dan menuntut para pemain surat kabar untuk berkompetisi secara lebih ketat.

  Tren yang sedang marak di industri surat kabar adalah penerbitan surat kabar lokal di daerah. Dalam konteks periklanan, ternyata lebih banyak surat kabar daerah yang sukses di daerah dibandingkan di Pulau Jawa. Manado Post, misalnya, mampu menduduki peringkat keempat perolehan iklan terbesar untuk surat kabar dengan penghasilan kotor sebesar Rp 1,2 triliun. Riau Pos, Kaltim Post, Batam Pos, Radar Lampung, Sumatera Ekspres, Jambi Independen, Rakyat Bengkulu, Tribun Timur, dan Fajar bahkan mampu memperoleh penghasilan iklan yang lebih besar dibanding suratkabar nasional, seperti Media Indonesia,

  Koran Tempo, dan Republika. Hal ini membuka kesempatan untuk para pemain industri surat kabar di daerah untuk menerbitkan surat kabar lokal.

Market Conduct Harian Republika dan Harian Indonesia Sin Chew

  Menyikapi kondisi pasar surat kabar nasional yang sedemikian terkonsentrasi, Harian Republika merespons dengan melakukan strategi pricing. Untuk tarif iklan display, Republika memasang tarif yang sudah ditentukan ukuran kolomnya, misalnya paket iklan ukuran

  seperempat halaman, setengah halaman, dan satu halaman penuh. Paket ini jauh lebih murah dibanding dengan harga iklan display di Kompas yang dihitung berdasarkan ukuran lebar dan tingginya. Untuk satu iklan display berukuran seperempat halaman (184 mm x 270 mm) yang dibandrol seharga Rp 92,2 juta di Republika, Kompas memasang harga jauh lebih mahal, mencapai angka miliaran rupiah. Selain itu, Kompas memberlakukan tarif yang berbeda untuk posisi iklan di halaman regular dan Klasika yang khusus berisi iklan. Sementara itu, Republika tidak melakukan pembedaan ini dengan maksud menyederhanakan skema harga. Dengan strategi ini, Harian Republika berharap banyak pengiklan yang tertarik.

  Harian Republika juga melakukan strategi promosi produk berupa penyelenggaraan Anugerah Tokoh Perubahan Republika yang telah dimulai sejak tahun 2005. Dalam acara ini, tokoh-tokoh muslim yang dianggap inspiratif dari seluruh Indonesia diberi penghargaan. Penyelenggaraan acara ini merupakan sebuah strategi branding untuk memperkuat eksistensi dan positioning Republika sebagai media komunitas Islam terbesar di Indonesia. Selain itu, Harian Republika juga menggelar acara-acara off-air lain, seperti menggalang sumbangan pembaca Republika ketika terjadi kerusuhan di Gaza dan acara Dzikir Nasional Republika di Masjid At-Tin pada akhir tahun 2014. Selain itu, Harian Republika juga memiliki situs berita online bernama Republika.co.id yang akan dibahas di bagian lain.

  Sementara itu, Harian Indonesia Sin Chew juga melakukan diferensiasi produk yang sangat khusus, yakni dengan menggunakan bahasa Mandarin. Artinya, pasar yang dituju hanyalah orang-orang keturunan Tionghoa yang bisa berbahasa Mandarin atau masyarakat Indonesia yang sedang belajar bahasa Mandarin. Strategi ini cukup berhasil karena di Indonesia hanya ada tiga harian berbahasa Mandarin. Harian Indonesia Sin Chew berhasil memimpin Sementara itu, Harian Indonesia Sin Chew juga melakukan diferensiasi produk yang sangat khusus, yakni dengan menggunakan bahasa Mandarin. Artinya, pasar yang dituju hanyalah orang-orang keturunan Tionghoa yang bisa berbahasa Mandarin atau masyarakat Indonesia yang sedang belajar bahasa Mandarin. Strategi ini cukup berhasil karena di Indonesia hanya ada tiga harian berbahasa Mandarin. Harian Indonesia Sin Chew berhasil memimpin

  Harian Indonesia memiliki halaman kesehatan yang terbit setiap hari yang menjadi fokus pembaca untuk usia diatas 40 tahun, rubrik pendidikan, budaya dan menambah halaman khusus yang memuat kegiatan Komunitas Chinese Indonesia, informasi-informasi seputar investasi di Indonesia serta info hotel dan restoran.

  Harian Indonesia juga memiliki tabloid akhir pekan (hi Young) majalah bacaan siswasiswi berumur 9 – 15 tahun, khususnya bagi siswasiswi yang sedang belajar bahasa mandarin dan untuk masyarakat luas yang juga ingin belajar bahasa Mandarin, sehingga mereka memiliki satu majalah berbahasa Mandarin yang edukatif. Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan oplah dan image serta mempertahankan pembaca koran Harian Indonesia telah dilakukan sejak tahun 2013, seperti program-program “Gunting Logo HI” yang kembali diselenggarakan pada tahun 2014

2. Industri Majalah

  Industri

  majalah

  merupakan sebuah industri yang sangat tersegmentasi. Di Indonesia, terdapat banyak sekali genre majalah yang mencoba memenuhi selera konsumen. Karena tersegmentasi dan jumlah pemainnya yang sangat banyak, maka market share yang

  termasuk kecil. Namun, banyaknya jumlah pemain dengan target pasar yang berbeda-beda tidak lantas menjadikan industri ini sebagai pasar yang bebas dari pemusatan kepemilikan.

Konsentrasi dan Persaingan Pasar

  Dari perhitungan CR-8, pasar pembaca dan pengiklan industri majalah di Indonesia seolah- olah termasuk dalam pasar dengan konsentrasi rendah. Nilai CR-8 pasar iklan di tahun 2012

  dan 2013 hanya sekitar 29,7 dan 31,7 dan di

  Market Concentration

  (CR-8)

  o 40.00 Namun, ketika beralih ke nilai Herfindahl

  ati 30.00

  R

  Index dengan mengelompokkan majalah yang n o 20.00 bernaung di bawah grup yang sama, maka

  ati tr 10.00 n

  terlihat adanya peningkatan nilai Herfindah

  ce n 0.00

  Index yang cukup signifikan, yakni dua kali

  Co

  Pasar Pembaca

  Pasar Iklan

  lipat dari semula. Artinya, dengan adanya fenomena yang disebut horizontal integrations

  menyulitkan pemain baru yang ingin memasuki pasar. Tak hanya horizontal integrations, structural barriers lain yang terdapat di industri majalah adalah vertical integration. Grup besar seperti Kompas Gramedia bahkan memiliki semua anak usaha yang dibutuhkan dalam produk produksi, distribusi, dan eksibisi. Ia memiliki percetakan dan toko buku sendiri untuk menjual produknya.

  Jika diperhatikan lebih lanjut, tingkat konsentrasi yang terjadi di pasar pembaca sangat kecil, bahkan ketika digabung ke dalam sebuah grup. Hal ini disebabkan banyaknya variasi genre yang beredar di pasar. Variasi genre ini termasuk dalam upaya diferensiasi produk supaya target market yang disasar tidak sama dengan kompetitornya. Mengingat karakterisitiknya yang tersegmentasi, analisis dari sisi genre majalah ini penting dilakukan untuk melihat adanya dominasi dari suatu genre tertentu di pasar majalah.

  Menurut data dari Media Scene (2014), genre majalah yang

  paling banyak masuk ke

  jajaran majalah yang mendapat pendapatan signifikan dari

  iklan maupun penjualan majalah adalah genre majalah perempuan. Majalah-majalah yang ditargetkan untuk perempuan ini pun masih bisa dikerucutkan lagi berdasarkan usia, agama, dan gaya hidup, misalnya majalah Ummi ditargetkan untuk perempuan yang beragama Islam, sementara majalah GoGirl ditujukan untuk perempuan dalam usia remaja. Fenomena dominasi majalah wanita ini dapat dijadikan strategi oleh perusahaan media untuk ikut mengeluarkan majalah perempuan mengingat pasarnya yang memang besar dan bervariasi. Selain itu, perempuan seringkali dianggap sebagai pihak yang gemar berbelanja sehingga dapat dijadikan target potensial oleh para pengiklan di majalah.

  Namun, secara keseluruhan, tiras pembaca majalah menurun secara signifikan dibanding lima tahun lalu. Hal ini mengharuskan pengelola majalah untuk lebih kreatif agar dapat menahan laju penurunan majalah. Penurunan ini diduga karena informasi semakin mudah diperoleh di internet. Pembaca tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli majalah karena internet menyediakan informasi yang mereka butuhkan secara cuma-cuma.

  Di pasar majalah yang terkonsentrasi ini, Golf Digest milik PT

  Declining Readership of Magazines

  Mahaka Media berhasil meraup 1,1

  Readership 2008

  Readership 2013

  share iklan, turun 0,1 dari tahun sebelumnya. Sementara itu, majalah 400000

  Parents Indonesia yang juga bernaung 300000 di bawah PT Mahaka tidak berhasil 250000

  masuk ke jajaran majalah yang dirilis 200000

  Media Scene karena share iklan yang 100000 terlalu kecil. 50000

Market conduct Majalah Golf Digest dan Parents Indonesia

  Golf Digest Indonesia merupakan majalah lisensi bulanan dari dari CondeNast Publications USA. yang menerbitkan Golf Digest, majalah golf terbesar dan no.1 di dunia hingga saat ini. Di Indonesia, Golf Digest merupakan majalah golf yang paling populer dan menjadi referensi utama bagi para pemain golf. Pada tahun 2014, Golf Digest melakukan perubahan konsep yang sangat revolusioner dari majalah sport tentang golf menjadi majalah golf dan gaya hidup sebagai sebuah market conduct. Misalnya saja, tip dan lesson golf yang diberikan oleh para pemain top dunia dan para guru golf terbaik di dunia.

  Strategi lain yang dilakukan oleh majalah Golf Digest Indonesia adalah pelaksanaan event off-air dalam bidang olahraga golf. Misalnya, majalah ini menjadi penyelenggara turnamen dari PT Toyota Astra Motor untuk menyelenggarakan Camry Invitational 2014 Pro- Am Golf Tournament yang ke-8 kalinya. PT Mercedes Benz Indonesia juga menyerahkan penyelenggaraan Mercedes Trophy 2014 pada Golf Digest Indonesia. Strategi ini digunakan untuk menguatkan branding Golf Digest di Indonesia.

  Sementara itu, majalah Parents Indonesia yang merupakan majalah bulanan berlisensi dari Meredith Corp. USA dengan target pasar pasangan calon dan orang tua muda. Dengan slogan “Happy Kids, Happy Families”, Parents Indonesia yang terbit perdana pada bulan April 2007 ini menyajikan semua kebutuhan para orang tua muda dan keluarganya secara lengkap. Majalah ini menyediakan situs online yang dapat diakses di parentsindonesia.com yang berisi artikel yang lebih singkat.

  Market conduct yang dilakukan oleh majalah Parents Indonesia adalah pembentukan komunitas dalam aktivitas Parent Gathering dan Smart Parents. Parents Gathering merupakan ajang pertemuan para orang tua untuk berbagi pengalaman, ide, dan pengetahuan sekaligus diskusi dengan pakar. Sedangkan Smart Parents adalah komunitas bagi para orang tua yang bekerja di perkantoran. Strategi lain adalah program sampling, yaitu kesempatan bagi pengiklan untuk memberikan contoh produknya ke konsumen langsung melalui program From Parents with Love. Sejak 2014, Parents Indonesia telah mendapatkan kepercayaan dari para pemasang iklan dari berbagai kategori industri seperti baby maternity product, beverages, toys hingga perbankan sebagai ajang untuk peneterasi produk mereka. Untuk menguatkan posisinya sebagai majalah keluarga muda, Parents Indonesia juga bekerja sama dengan perusahaan dalam melaksanakan program Corporate Social Responsibility mereka. Salah satu kerja sama yang terjalin adalah dengan CIMB Niaga, salah satu bank di Indonesia, dengan program CSR bertema ‘Ayo Menabung dan Berbagi’.

3. Industri Televisi

  Industri televisi merupakan industri media massa dengan perputaran uang paling tinggi. Di tahun 2013, belanja iklan di televisi mencapai 73 triliun, menjadikannya media massa dengan belanja iklan terbesar di Indonesia. Dibandingkan dengan jenis media massa lainnya, televisi juga merupakan satu-satunya media yang pendapatan iklannya meningkat tiap tahun. Televisi

  masih menjadi favorit para pengiklan karena televisi menjadi satu- satunya

  medium dengan

  pengukuran dari menit ke menit dengan people meter yang dikeluarkan oleh Nielsen.

  Data ini memungkinkan media planner dari sebuah agency

  untuk

  mempertanggungjawabkan anggaran yang mereka gunakan karena lebih mudah untuk menjelaskan khalayak sasaran potensial yang dapat mereka capai (Media Scene, 2014).

  Konsentrasi dan Persaingan Pasar

  Market Concentration Berdasarkan perhitungan CR-4 dan

  CR-8, struktur pasar televisi Indonesia termasuk ke dalam pasar dengan konsentrasi

  76.10 yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi ini

  CR-8

  disebabkan empat stasiun televisi yang

  83.70 memimpin pasar dengan share iklan yang cukup besar, yakni RCTI, MNC TV, SCTV,

  CR-4

  dan Trans 7.

  Sementara itu, dari perhitungan

  Herfindahl Index, industri televisi Indonesia terlihat seolah-olah termasuk dalam kategori

  MARKET

  close to perfect competition. Namun, jika

  C O M P E T I T I VE N ES S

  mengelompokkan stasiun TV yang berasal dari 2013 grup media yang sama, maka langsung terlihat

  perbedaan yang signifikan. Herfindahl Index-

  d e x 0.2

  nya menjadi di atas 0,2 yang menunjukkan jenis

  l In 0.15

  pasar oligopoli. Jenis pasar olygopoly ini

  d ah 0.097 0.096

  in disebabkan oleh horizontal integration yang 0.1

  e dilakukan oleh pemain-pemain besar, seperti rf

  H 0.05

  MNC Group (RCTI, MNC TV, Global TV), Bakrie Group (TV One dan ANTV), serta

  Individual

  In Group

  TransCorp (TransTV dan Trans7).

  Konsentrasi ini menjadi barriers to entry bagi pemain-pemain baru karena integrasi horizontal dan vertikal yang dilakukan oleh media moguls ini menunjukkan kemapanan finansial mereka yang sulit ditembus. Tingkat konsentrasi yang tinggi ini sudah terjadi dari tahun 2012. Namun, di tahun 2013, rasio konsentrasinya mengalami penurunan karena munculnya beberapa pemain baru, seperti Net TV dan Kompas TV. Dalam pasar yang berjenis oligopoli ini, JakTV milik PT Mahaka Media berhasil meraih share iklan sebanyak Rp 4,04 miliar, jumlah yang kecil dibanding kompetitornya, seperti Dewata TV yang berhasil meraup penghasilan dari iklan sebanyak Rp 541,3 miliar.

  Untuk mencegah terjadinya praktik oligopoli semacam itu, sebenarnya Indonesia telah memiliki UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 yang mengharuskan sistem pertelevisian Indonesia berbentuk berjaringan secara lokal. Namun, kondisi ideal itu belum dapat diwujudkan karena modal yang dimiliki pemain besar terpusat di daerah Pulau Jawa saja. Sementara itu, pengusaha TV lokal juga tak bisa berharap banyak dari investor asing karena UU yang sama membatasi kepemilikan saham asing dalam media penyiaran di Indonesia maksimal 20 saja. Akhirnya, frekuensi yang seharusnya dialokasikan untuk stasiun televisi lokal dibeli oleh para pengusaha besar dan diisi dengan konten nasional. Pembatasan penyuntikan modal dari pihak asing ini termasuk dalam artificial barriers, yakni legal barriers.

  Di industri TV lokal, khususnya daerah Jakarta, pemain besar yang terlibat adalah KTV, TVRI 2, O Channel, Elshinta TV, Daai TV, dan Jak TV. Pasar televisi lokal sebenarnya masih memiliki kesempatan yang potensial karena pemainnya masih sedikit, tetapi di sisi lain TV lokal harus bersaing juga dengan televisi nasional yang sama-sama disiarkan secara gratis.

  Untuk menyikapi struktur pasar semacam ini, Jak TV melakukan beberapa strategi.

  Dimulai dari positioning produk,

  Jak TV memfokuskan konsentrasi

  pada program-program news dan informasi.

  Jak tv mendapat apresiasi tinggi karena

  memiliki kualitas yang setara dengan media sejenis yang sudah terlebih dahulu memposisikan diri sebagai televisi Informasi. Salah satu apresiasi yang didapat pada desember 2014 adalah penghargaan atas partisipasi dalam mengawal demokrasi dan pengawasan PEMILU Anggota DPR, DPD dan DPRD serta PEMILU Presiden dan Wakil Presiden 2014. Penghargaan tersebut diberikan badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia.

  Selain itu, Jak TV juga melakukan penyebaran siaran yang tidak hanya terkonsentrasi di Jakarta, tapi juga mencakup Asia Pasifik melalui satelit Indosat. Hal ini akan membuat siaran Jak TV dapat ditangkap mulai dari Jakarta hingga ke Adelaide di Australia atau Dubai di Emirat Arab dan berdampak pada perluasan pangsa pasarnya. Langkah selanjutnya, Jak TV berencana bermigrasi ke digital untuk meningkatkan kualitas gambar dan siarannya.

  Strategi siaran multiplatform juga diadopsi oleh Jak TV. Tayangannya bisa diakses secara streaming di www.jak-tv.com. Strategi promosi yang gencar dilakukan oleh Jak TV adalah penyelenggaraan acara off-air untuk mendekatkan diri kepada pemirsa setianya. Contoh kegiatan off-air yang dilakukan, yakni Ayo Tepat Waktu Bayar Pajak, Jakarta Bersepeda Bersama XL, dan Sekampung Ngabuburit.

4. Industri Radio

  Meskipun termasuk dalam jenis media massa, radio memiliki jangkauan yang terbatas pada wilayah tertentu karena keterbatasan jaringannya. Maka, berbeda dari industri media lainnya, penentuan market structure radio dilakukan secara lokal. Daerah yang dipilih menjadi

  wilayah kajian adalah Jakarta, Bandung, dan Semarang dengan pertimbangan bahwa radio-radio yang dimiliki oleh PT Mahaka Media, yakni Gen FM, Prambors, Jak FM, Delta FM dan Female Radio, merupakan radio dengan jangkauan di Pulau Jawa sehingga analisis akan lebih relevan.

  Secara keseluruhan, pendapatan yang diterima radio dari iklan tergolong kecil jika dibandingkan

  dengan media-media lain. Radio hanya berada setingkat di atas pemasukan yang diperoleh dari iklan luar ruangan (billboard, baliho). Tak hanya kecil, pemasukan radio dari iklan pun mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini merupakan pertanda yang kurang baik bagi pemain-pemain di industri radio. Pemilik radio harus memutar otak untuk menciptakan sebuah program radio yang kreatif dan menjaring pengiklan. Sebenarnya, para pemilik radio bisa memanfaatkan keunikan radio sebagai media lokal yang tersegmentasi. Biaya operasi radio jauh lebih murah dari televisi dan media cetak sehingga siapa saja bisa membuat radio. Seperti majalah, radio dapat menyasar kalangan yang sangat spesifik dengan konten yang spesifik pula.

  Konsentrasi Pasar dan Persaingan

  Berdasarkan

  Market Concentration (CR-4)

  perhitungan CR-

  4 dari share

  pendengar dari radio yang ada di

  tio 60.00 50.90 54.22 52.78 49.91

  46.93 empat kota

  n Ra 50.00

  46.34 tersebut, industri

  tio 40.00

  radio ternyata

  tra n 30.00

  merupakan pasar

  konsentrasi yang

  paling tinggi

  ditemukan di kota Bandung.

  Hal ini disebabkan kehadiran dua

  Market Competitiveness in 3

  pemain besar, yakni radio Dahlia dan

  Cities

  Rama yang masing-masing menguasai 25,9 persen dan 21,1 persen total

  Semarang

  pendengar di Bandung. Sementara itu, di

  Semarang, tingkat

  Surabaya

  konsentrasi pasar pendengar radio hampir sama, yakni berkisar di angka 50. Di

  Semarang, stasiun radio yang menguasai

  pasar adalah Pop FM dan Gajah Mada. Di

  Surabaya, radio yang memperoleh pendengar yang banyak adalah Suara Giri

  HERFINDAHL INDEX

  dan Wijaya FM. Sedangkan di Jakarta, konsentrasi pendengar radio lebih rendah

  dibanding kota lain karena radio-radio di Jakarta berbagi share pendengar yang cukup merata.

  Beralih ke tingkat persaingan yang terjadi di radio, Herfindahl Index pasar pendengar radio di Semarang, Surabaya, dan Bandung masih berada di bawah 0,2 sehingga jenis pasarnya tergolong close to perfect competition. Konsentrasi paling tinggi ditemui di kota Bandung di tahun 2013 karena adanya dua pemain besar yang menguasai hampir 50 dari pasar pendengar sehingga sulit bagi pemain baru untuk bersaing di pasar radio Bandung. Berdasarkan grafik, terlihat pula pertumbuhan yang cepat dari industri radio di Bandung. Terjadi peningkatan signifikan dari tahun 2012 ke tahun 2012. Hal ini disebabkan munculnya stasiun radio Bobot dan Hits FM di tahun 2014 yang langsung memperoleh pendengar yang signifikan.

  Tingkat persaingan radio dipisahkan dari ketiga kota itu karena fenomena di Jakarta menarik untuk dianalisis. Di Jakarta, terdapat radio-radio yang dimiliki oleh grup yang sama. Misalnya, Gen FM, Female Radio, Prambors, Delta FM dan Jak FM dimiliki oleh satu grup yang sama, PT Mahaka Media. Kepemilikan ini turut berpengaruh pada nilai Herfindahl Index yang dimiliki oleh radio-radio di Jakarta. Hasil perhitungan Herfindahl Index-nya di bawah 0.2 sehingga masih dikategorikan sebagai close to perfect competition. Namun, ketika perhitungan dilakukan dengan mengelompokkan radio yang dimiliki oleh grup yang sama, maka angka Herfindahl Index-nya meningkat dan menunjukkan semakin sulitnya bagi pemain baru untuk memasuki pasar. Hambatan berupa structural barriers ini diperparah dengan fakta bahwa radio yang dimiliki oleh Gen FM, salah satu radio milik Mahaka Media itu merupakan radio dengan share pendengar terbanyak di Jakarta.

  MARKET COMPETITIVENESS IN

  Market Conduct Radio Gen FM, Delta

  J A K A R TA

  FM, Prambors, Female,

  Individu

  In Group

  Gen FM (Jakarta dan Surabaya) 0.1026

  l In 0.1000

  Gen FM Jakarta berhasil menjadi radio ah d

  in 0.0500

  dengan jumlah pendengar tertinggi di Jabodetabek pada tahun 2011. Radio ini

  H e rf

  juga berhasil menjadi Indonesia Most

  Favourite Brand 2013 yang dinobatkan oleh Majalah Markeeters. Market conduct yang dilakukan oleh Gen FM adalah positioning- nya sebagai radio untuk kalangan anak muda yang fokus pada kemajuan musik Indonesia.

  Segmentasi ini tercermin dari program siarannya selama sehari penuh yang bertajuk Semangat Pagi, Tulalit, Gen 48 dan GANAS.

  Selain itu, untuk meningkatkan engagement dengan para pendengar setianya, Gen FM juga menggelar beberapa program off-air, antara lain GANASKUSTIK, Pesta Generasi Musik Terkini dan Fun Walk Hari Musik Nasional. Acara off-air ini bertemakan dukungan terhadap musik Indonesia. Melalui acara off-air semacam ini, Gen FM mampu mengumpulkan database pendengarnya dan bisa menjadi senjata untuk memetakan pendengarnya secara lebih akurat untuk kepentingan pengiklan.

  Market conduct lainnya adalah interaksi di berbagai platform media. Gen FM Jakarta juga sangat aktif berkomunikasi dengan pendengarnya lewat media sosial yang dimiliki. Hal ini kemudian menjadikan Gen FM sebagai radio pertama yang memiliki lebih dari 1 juta twitter followers. Selain itu, Gen FM Jakarta juga berhasil menggaet lebih dari 100 ribu subscriber di akun resmi LINE hanya dalam kurun waktu 1 bulan. Gen FM juga menyediakan saluran streaming di internet yang bisa diakses melalui 987genfm.com

Jak FM (Jakarta)

  Sesuai dengan tagline-nya, Adult Contemporary Hits Radio, Jak FM merupakan radio dengan segmentasi pendengar usia dewasa muda, yakni para eksekutif muda di Jakarta. Untuk menyasar khalayak tersebut, Jak FM membuat komposisi musik yang terdiri dari lagu Indonesia dan musik internasional. Beberapa contoh program Jak FM adalah Sarapan Seru bersama Ronal Tike, Joki 3in1 bersama Jodi dan Vecky, Jak FM Music Marathon, Jak FM Night Mix, Jak 40 Vote dan Sparta yang disiarkan oleh para penyiar radio terkenal.

  Market condact lain yang dilakukan oleh Jak FM adalah inovasi berupa aplikasi streaming 101 Jak FM yang telah memiliki lebih dari 2 juta pengguna. Selain itu, di tahun 2014, radio Jak FM bekerjasama dengan platform instant messaging, LINe untuk membuat official account radio lokal pertama di Indonesia dan menjadi trendsetter. Engagement dengan pendengar setianya pun turut dilakukan dengan menggelar acara Jak FM 7ammin, sebuah acara music off-air yang menghadirkan konsep kolaborasi penyiar Jak FM dengan musisi lokal, seperti Ello dan Kahitna.

Radio Delta (Jakarta)

  Radio Delta melakukan market conduct dengan menargetkan pendengar dewasa kelas menengah ke atas. Delta FM juga menyediakan saluran streaming yang memudahkan pendengarnya untuk menikmati lagu-lagu hits. Market conduct yang sedang gencar dilakukan oleh Delta FM adalah promosi program lewat media sosial, seperti FB dan Twitter. Delta FM juga kerap mengadakan kompetisi pendengar lewat sosial media, misalnya, program promosi lewat Twitter JepratJepret delta_fm yang menjangkau pendengar potensial sebanyak 17 Juta. Di Facebook DeltaFM, kuis Tebak Muka menjangkau 19.000 pendengar potensial.

FeMale Radio (Jakarta)

  Market conduct FeMale radio adalah dengan menyediakan channel untuk perempuan, membuat program-program untuk perempuan dan berkolaborasi untuk perempuan. Dengan target market perempuan dewasa, FeMale Radio masih menjadi yang teratas di kelasnya. Dari sisi listenership, dibandingkan dengan kompetitornya, radio-radio dengan target market perempuan dewasa, FeMale masih menjadi market leader. FeMale Radio tidak hanya menjadi media untuk perempuan, yang dilengkapi dengan website, mobile application, social media, YouTube, dan event-event untuk perempuan, FeMale terus mengembangkan konten yang diminati perempuan, bahkan mengembangkan komunitas perempuan sehingga telah memiliki Market conduct FeMale radio adalah dengan menyediakan channel untuk perempuan, membuat program-program untuk perempuan dan berkolaborasi untuk perempuan. Dengan target market perempuan dewasa, FeMale Radio masih menjadi yang teratas di kelasnya. Dari sisi listenership, dibandingkan dengan kompetitornya, radio-radio dengan target market perempuan dewasa, FeMale masih menjadi market leader. FeMale Radio tidak hanya menjadi media untuk perempuan, yang dilengkapi dengan website, mobile application, social media, YouTube, dan event-event untuk perempuan, FeMale terus mengembangkan konten yang diminati perempuan, bahkan mengembangkan komunitas perempuan sehingga telah memiliki

Radio Prambors (Jakarta)

  Radio Prambors merupakan radio yang menyasar anak muda kelas menengah ke atas dengan memutarkan hits terbaik mancanegara. Radio ini mencatat pertumbuhan pendengar yang baik di tahun 2014 sehingga di akhir 2014 memperoleh 1,137 juta pendengar. Prambors juga menyediakan akses mobile streaming yang meraih 1,6 juta pengakses.

  Interaksi di media sosial merupakan salah satu market conduct yang dilakukan oleh Prambors. Ia bahkan menggelar program promosi miripkaty di Twitter prambors yang berhadiah tiket konser Katy Perry dimana jangkauan pendengar potensialnya mencapai 29,6 juta orang. Sementara salah satu meme di FB Prambors yaitu Belajarlah Dari Zombie menjangkau 38.500 pendengar potensial. Lewat siarannya, Radio Prambors juga memperoleh penghargaan bergensi di tahun 2014 melalui program “The Dandees” dengan memperoleh penghargaan Yahoo Celebrity Awards sebagai Favorite Radio Show 2014.

5. Industri Berita Online

  Seiring dengan penetrasi internet

  Jumlah dan Perkiraan Jumlah Pengguna

  yang

  semakin meningkat di

  Internet di Indonesia (APJII, 2013)

  Indonesia,

  maka kebutuhan

  masyarakat akan informasi, termasuk

  berita, yang bisa diakses secara lebih cepat dari internet pun kian

  meningkat. Para pemain di industri

  ta) (ju 100

  82 media melihat hal ini sebagai sebuah

  n a u

  55 63 kesempatan untuk melebarkan sayap

  gg 50

  bisnis mereka. Di Indonesia,

  Pen

  kemunculan situs berita online dipelopori oleh detik.com pada tahun

  1998 sebagai bentuk resistensi dari pembredelan media cetak yang marak terjadi kala itu.

  Tahun 2010-2015

  Berbeda dengan media massa sebelumnya,

  penentuan

  market

  structure situs berita online tidak dapat dilakukan secara eksplisit dengan menghitung Concentration Rate (CR) dan Herfindahl Index-nya sebab belum banyak data yang tersedia tentang media baru ini. Maka, penentuan pasar berita online hanya dapat dilakukan dengan melihat traffic atau lalu lintas jejaring yang terjadi di internet. Penentuan traffic ini dapat dilihat dari perkiraan banyaknya kunjungan yang dilakukan dalam rentang waktu 30 menit (visit), structure situs berita online tidak dapat dilakukan secara eksplisit dengan menghitung Concentration Rate (CR) dan Herfindahl Index-nya sebab belum banyak data yang tersedia tentang media baru ini. Maka, penentuan pasar berita online hanya dapat dilakukan dengan melihat traffic atau lalu lintas jejaring yang terjadi di internet. Penentuan traffic ini dapat dilihat dari perkiraan banyaknya kunjungan yang dilakukan dalam rentang waktu 30 menit (visit),

  Alexa.com, sebuah situs yang berfungsi menghitung traffic website merilis data tentang 1o situs berita online yang paling sering dikunjungi di Indonesia. Peringkat ditentukan oleh daily pageviews, yakni seberapa banyak halaman yang dibuka oleh seorang pengunjung ketika ia mengunjungi suatu situs berita. Detik.com meraih urutan pertama dengan total pageview 7 halaman per pengunjung. Republika.com milik PT Mahaka Media berada di posisi kesembilan dengan jumlah pageview perhari sebanyak 3 halaman per pengunjung.

  Indikator lain yang digunakan untuk menentukan peringkat tersebut adalah tingkat bounce rate. Bounce rate merupakan persentase pengunjung yang masuk ke website, lalu ia langsung keluar tanpa melihat halaman lain. Secara sederhana, bounce rate diartikan sebagai persentase pengunjung yang hanya mengunjungi satu halaman di website. Maka, semakin kecil tingkat bounce rate, maka semakin baik. Detik.com sebagai situs yang paling banyak dikunjungi hanya memiliki bounce rate sebanyak 21,2. Artinya, 78,8 dari total pengunjungnya membuka lebih dari satu halaman berita detik.com. Sementara itu, Republika.co.id memiliki bounce rate sebesar 44,1.

  Melihat struktur pasarnya, industri berita online cenderung mengarah ke pasar persaingan sempurna karena pemain besarnya masih berada di grup-grup yang berbeda dan tidak terjadi konsentrasi kepemilikan. Selain itu, siapa saja dapat dengan mudah membuat website berita sendiri dengan konten yang dengan mudah disadur dari website lain. Meskipun berita-berita yang ada di situs-situs ini dapat diakses secara gratis, tetapi tetap ada skema ekonomi yang berjalan di dalamnya. Pengunjung yang membaca berita di website itu dijadikan target oleh para pengiklan. Tarif iklan ditentukan sesuai dengan posisi yang dipilih oleh pengiklan di website berita.

  Berita online yang menggunakan media internet yang seolah-olah bebas ternyata masih memiliki barriers to entry bagi para pemain baru. Natural barriers to entry di situs berita online meliputi teknologi, finansial, dan struktur. Kecepatan perkembangan teknologi mengharuskan para pemainnya untuk mengikuti tren yang ada demi memenuhi kebutuhan pembaca. Misalnya, dengan maraknya keberadaan smartphone, maka pemilik situs berita harus memperbarui tampilan websitenya menjadi versi mobile.