Analisis Regulasi dan Impementasi Indone

KARYA TULIS ILMIAH
Kesiapan Regulasi Nasional Menjelang Asean Economic
Community 2015

“Analisis Regulasi dan Impementasi Indonesia National
Single Window (INSW) Terkait Ekspor Impor di
Indonesia”

Disusun Oleh :

Nama

: Ellen Vembrey

NIM

: 205120038

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA

2014

LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini dengan judul “Analisis Regulasi dan Impementasi
Indonesia National Single Window (INSW) Terkait Ekspor Impor di
Indonesia” ini telah disetujui dan diperiksa oleh Dekan dan Dosen Mata kuliah
Hukum Ekonomi Internasional sebagai dosen pembimbing Fakultas Hukum
Universitas Tarumanagara.
Oleh:
Nama : Ellen Vembrey
NIM

: 205120038
Jakarta, 13 Oktober 2014
Disetujui oleh:

Dekan Fakultas Hukum

:


( Dr. Amad Sudiro, S.H., M.H., M.M.)
Dosen Pembimbing I

:

( Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H )
Dosen Pembimbing II

:

( Vera W Soemarwi, S.H., LL.M )

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Ellen Vembrey

Program Studi


: Ilmu Hukum

NIM

: 205120038

Judul Karya Tulis

: Analisis Regulasi dan Impementasi Indonesia National
Single Window (INSW) Terkait Ekspor Impor di Indonesia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
berdasarkan penelitian, analisa dan pemaparan asli saya sendiri. Jika terdapat
karya orang lain, saya akan mencantukan sumber yang jelas dan yang sebenarnya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di lingkungan
Universitas Tarumanagara, khususnya Fakultas Hukum.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan
dari pihak manapun.


Jakarta, 13 Oktober 2014
Yang menyatakan,

Ellen Vembrey
NIM:205120038

ABSTRAK
Nama

: Ellen Vembrey

Program Studi

: Ilmu Hukum

Judul

: Analisis Regulasi dan Impementasi Indonesia National
Single Window (INSW) Terkait Ekspor Impor di Indonesia


Karya tulis ini membahas tentang Indonesia National Single Window (INSW) yang
merupakan suatu sistem nasional Indonesia yang memungkinkan dilakukannya
suatu penyampaian data dan informasi secara tunggal (single submission of data
and information), pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron
(single and synchronous processing of data and information), dan pembuatan
keputusan secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran
barang (single decision-making for custom release and Clearance of cargoes);
INSW menjadi elemen penting terkait keberadaannya sebagai implementasi dari
pelaksanaan ASW (Asean Single Window), dan juga dilatarbelakangi oleh
beberapa kepentingan nasional terkait ekspor-impor yang mempengaruhi
perekonomian nasional dan persaingan di lingkup Internasional pada umumnya,
lingkup regional pada khususnya.
Dalam fasilitasi perdagangan yang dioperasikan berdasarkan strandarisasi
informasi, prosedur, dan praktek pergerakan barang-barang lintas pabean dalam
perdagangan Internasional.
Pada keadaan sekarang ini dimana proses dalam melayani kegiatan ekspor- impor
masih cukup lama, dan masih tingginya biaya dalam lalu lintas barang ini,
mengakibatkan tingkat ekonomi yang tinggi, dan tingkat keakuratan data atas
kegiatan ekspor-impor yang masih belum terintegrasi dengan baik

Kata Kunci : Indonesia National Single Window, Asean Single Window, EksporImpor.

ABSTRACT
Name

: Ellen Vembrey

Study Program

: Law

Title

: Regulation and Indonesian National Single Window (INSW)
Implementation Analysis Regarding Export Import in
Indonesia.

This paper discusses about the Indonesian National Single Window (INSW)
which is an Indonesian national system that allows single submission of data and
information, single and synchronous processing of data and information, single

decision-making for custom release and Clearance of cargoes;
INSW has become an important element regarding its existence as an
implementation of ASW (Asean Single Window) execution, and also motivated by
some national interest regarding export-import that affects national economy and
its competition in International scope generally, regional scope especially.
In trading facilities which operated based on standardization of information,
procedure, and the practice of movement of of goods across the customs in
International Trade.
In the present circumstances where process in serving activities in export-import
still long enough, and the high cost of the goods traffic, resulting in a high level
of economic, and the accuracy of the data on export-import activities that are still
not well integrated.
Keywords:

Indonesian National Single Window, Export-Import.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmatnya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat

pada waktunya dalam mengikuti lomba karya tulis ilmiah yang diselenggarakan
LKTI mahasiswa tingkat Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara dan sebagai
tugas wajib dalam mata kuliah Hukum Ekonomi Internasional.
Di latar belakangi setelah terjadinya krisis ekonomi yang melanda khususnya pada
kawasan Asia Tenggara beberapa waktu silam, para kepala Negara ASEAN
(Association of South East Asia Nations) pada KTT ASEAN ke-9 di Bali,
Indonesia tahun 2003, menyepakati pembentukan komunitas ASEAN dalam
bidang Keamanan Politik (ASEAN Political-Security Community), Ekonomi
(ASEAN Economic Community), dan Sosial Budaya (ASEAN Socio-Culture
Community) yang di kenal dengan Bali Concord II.
Pada kesempatan kali ini penulis akan memusatkan Karya Tulis Ilmiah ini pada
kesepakatan AEC (ASEAN Economic Community) 2015. AEC merupakan suatu
realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi seperti Visi ASEAN 2020. Dengan
adanya AEC tersebut maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dimana terjadi
arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang
lebih bebas diantara Negara ASEAN. Dengan terbentuknya pasar tunggal yang
bebas tersebut maka akan terbuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan
pangsa pasarnya dikawasan ASEAN.
Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk menggali beberapa Point penting dalam
pelaksanaan AEC 2015 sebagaimana yang dimaksudkan pada AEC Blueprint.

Dalam rangka untuk memberikan pandangan dan juga wawasan terkait dengan
Point yang akan penulis sajikan. Serta memberikan “public awareness” kepada
masyarakat pada umumnya mengenai AEC 2015 ini. Khusunya mengenai
Indonesia National Single Window (INSW) sebagai komitmen Indonesia dalam
kesepakatan AEC 2015 terkait dengan sistem Asean Single Window (ASW).

Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih Kepada Dosen
Pembimbing Hukum Ekonomi Internasional Bpk. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H
dan Ibu Vera W Soemarwi, S.H., LL.M karena berkat bantuan dan jasa beliau
penulis memperoleh pemahaman serta informasi dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah ini.
Layaknya agent of change penulis mencoba berperan aktif dan memberikan
kontribusi melalui pemahaman yang penulis sajikan dalam Karya Tulis Ilmiah ini
secara maksimal, namun penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Jakarta, 13 Oktober 2014


Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
ABSTRACT ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I

PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 3
1.4 Metode Penelitian ......................................................................... 3
1.5 Hipotesis ....................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................... 4

BAB II

KERANGKA TEORITIS...................................................................... 6
2. 1 Kerangka Teoritis .......................................................................... 6
2. 2 Kerangka konsepsional................................................................. 8

BAB III DATA HASIL PENELITIAN............................................................... 10
3. 1 National Single Window.................................................................10
3. 2 Regulasi/landasan hukum terkait penerapan dan pelaksanaan
National Single Window di Indonesia............................................
10
3. 3 Cara kerja sistem INSW terhadap barang ekspor..........................
11
3. 4 Kegiatan Impor melalui cara kerja INSW....................................
12
3. 5 Program kerja pemerintah terkait dengan INSW..........................
12

BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................
13
4. 1 Analisis Regulasi/landasan hukum

terkait penerapan dan

pelaksanaan National Single Window di Indonesia......................
13
4. 2 Analisis mengenai perlindungan hukum bagi para pelaku
perdagangan ekspor impor.............................................................
20
BAB V

PENUTUP............................................................................................. 22
5. 1 Simpulan........................................................................................ 22
5. 2 Saran............................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................ 26

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Sistem INSW dalam kegiatan impor ................................................ 12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdagangan Internasional merupakan faktor penting dalam menggerakkan
dan mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara dan menjadi inti
kegiatan bisnis yang meliputi investasi, produksi, pemasaran, dan lain-lain.
Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin dan
tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara
dengan negara lain serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk
perdagangan antar bangsa.
Perdagangan

internasional

sangat

mempengaruhi

pertumbuhan

perekonomian suatu negara, karena dalam perdagangan internasional semua
negara bersaing di pasar internasional. Salah satu keuntungan perdagangan
internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi
dalam menghasilkan barang dan jasa secara murah, baik dari segi bahan
maupun cara berproduksi. Akan tetapi manfaat nyata dari perdagangan
internasional dapat berupa kenaikan pendapatan, cadangan devisa, transfer
modal dan luasnya kesempatan kerja.
Perdagangan Internasional sebagai elemen penting pada perekonomian
suatu bangsa tersebut juga tertuang dalam Kesepakan antara anggota
ASEAN dalam KTT ASEAN ke-9 di Bali, Indonesia tahun 2003 (Bali
Concord II), yang salah satunya menyepakati pembentukan Asean
Economic Community (AEC) 2015.
Dalam Kesepakatan AEC tsb salah satu yang menjadi point penting adalah
yang menyatakan bahwa Indonesia harus menyiapkan dan menerapkan
sistem Indonesia National Single Window (INSW) sebagai bentuk
Implementasi dari Asean Single Window (ASW) di akhir tahun 2008.1

1 The asean charter and economic community blueprint

Penerapan sistem INSW tidak lain untuk meningkatkan kondisi kinerja
teknologi pelayanan ekspor-impor saat ini sebagai Komitmen Indonesia
terhadap Asean Economic Community 2015 tersebut.
INSW merupakan suatu sistem layanan publik yang terintegrasi, yang
menyediakan fasilitas pengajuan, pertukaran dan pemrosesan informasi
standar secara elektronik. Tujuan umum penerapannya adalah untuk
meningkatkan kecepatan penyelesaian proses ekspor-impor melalui
peningkatan efektifitas dan kinerja sistem layanan yang ter-integrasi antar
seluruh entitas yang terkait, meminimalisasi waktu dan biaya yang
diperlukan dalam penanganan lalulintas barang ekspor-impor, terutama
terkait dengan proses customs release and clearance of cargoes,
meningkatkan validitas dan akurasi data dan informasi yang terkait dengan
kegiatan ekspor dan impor, serta meningkatkan daya saing perekonomian
nasional dan mendorong masuknya investasi.
Penerapan INSW di Indonesia dilatarbelakangi oleh kondisi ekspor-impor
dan kepabeanan di Indonesia yang masih tertinggal terutama jika dilihat dari
kinerja layanan seperti indikator lead-time pelayanan impor, tingginya biaya
yang dikeluarkan dan ketidakpastian dalam proses pelayanan ekspor-impor.
Pelaksanaan INSW juga membawa tantangan baru seperti harmonisasi data
antarinstansi kemudian bagaimana teknis metode pertukaran data sehingga
importir dan eksportir mendapatkan data yang valid.
Berdasarkan pemikiran pentingnya penerapan sistem INSW sebagai sistem
layanan publik yang terintegrasi secara elektronik yang menyediakan
fasilitas untuk pelayanan seluruh kegiatan ekspor-impor yang merupakan
hal baru di Indonesia dan di latarbelakangi oleh salah satu dari kesepakatan
Asean Economic Community 2015 serta kepentingan nasional lainnya,
maka penulis menyusun karya tulis dengan judul : Analisis Regulasi dan
Impementasi Indonesia National Single Window (INSW) Terkait
Ekspor Impor di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, yaitu:
1. Bagaimana Kesiapan Regulasi Indonesia terkait dengan penerapan
dan pelaksanaa INSW?
2. Bagaimana perlindungan hukum bagi para pelaku perdagangan
ekspor impor?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pokok dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui sejauh mana Pemerintah telah mempersiapkan regulasi
terkait penerapan dan pelaksanaan INSW terhadap ASW.
2. Mengetahui bagaimanakah perlindungan hukum bagi para pelaku
perdagangan ekspor impor.
1.4 Metode Penelitian
Bentuk penulisan yang digunakan adalah yuridis normatif. yuridis
normatif artinya karya tulis ini mengacu pada norma hukum yang terdapat
dalam peraturan perundang-undangan.Penelitian yuridis normatif adalah
penelitian hukum kepustakaan2 sehingga dalam karya tulis ini penulis
melakukan studi pustaka terhadap bahan pustaka atau data sekunder yang
bersifat hukum.
1.5 Hipotesis
1. Jika regulasi yang ada belum memadai, akan sangat berpengaruh
pada proses pelaksanaan sistem INSW, karena kita belum
mengetahui sejauh mana sistem ini akan menjadi peluang atau
ancaman bagi Indonesia terkait isu terorisme, narkotika, dsb.
2. Kesiapan regulasi dibutuhkan untuk menjaga stabilitas nasional
khusunya dari aspek hukum dalam pelaksanaan INSW sebagai
wujud komitmen Indonesia terhadap ASW dan perlindungan
hukum bagi setiap pelaku ekspor impor serta pengguna portal
INSW.
3. Sejauh belum terdapat kemudahan regulasi terkait ketersediaan
informasi, seperti bea cukai, data ekspor impor dan bentuk
perdagangan serta prosuder yang jelas, pengusaha tidak akan
2 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, cet 9,
(Jakarta:Rajawali Press, 2006), hlm. 23.

tertarik

bertransaksi

dengan

Indonesia

yang

menyebabkan

lambatnya pertumbuhan ekonomi dari tinjauan perdagangan
internasional.
1.6 Sistematika Penulisan
Agar karya tulis ini dapat diuraikan secara sistematis maka penulis
memberi gambaran secara garis besar dalam bab-bab berikut ini:
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang pemilihan masalah
dalam karya tulis ini. Bagian ini di bagi menjadi enam sub-bab yang
menguraikan latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan,
metode penelitian, hipotesis, dan sistematika penulisan.
BAB 2 KERANGKA TEORITIS
Dalam bab ini penulis menerangkan tentang teori apa yang penulis
gunakan dalam penelitian ini dan kemudian membatasi beberapa definisi
yang akan penulis pakai dalam karya tulis ini dalam suatu sub bab
kerangka konsepsional
BAB 3 DATA HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini penulis memasukan data penelitian terkait dengan masalah/
topik yang penulis pilih, yaitu terbagi menjadi 5 (lima) sub-bab yaitu
tentang National Single Window, Regulasi/landasan hukum

terkait

penerapan dan pelaksanaan National Single Window di Indonesia, Cara
kerja sistem INSW terhadap barang ekspor, Kegiatan Impor melalui cara
kerja INSW, Program kerja pemerintah.
BAB 4 PEMBAHASANDalam bab ini penulis menganalisis
masalah yang menjadi topi pada karya tulis ini dengan membagi menjadi 2
(dua) sub bab yaitu Analisis Regulasi/landasan hukum terkait penerapan
dan pelaksanaan

National Single Window di Indonesia dan Analisis

mengenai perlindungan hukum bagi para pelaku perdagangan ekspor
impor
BAB 5 PENUTUP
Dalam bab ini penulis akan mencoba menarik dan kesimpulan dari
penelitian yang telah dilakukan. Kemudian atas dasar kesimpulan tersebut,
penulis mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat.

BAB II
KERANGKA TEORITIS
2. 1
Kerangka Teoritis
Sebagai landasan kerja, penulis mencoba menganalisis dan mengkaitkan teori
sistem hukum yang di kemukakan oleh sosiolog hukum Lawrence Meir Friedman
yaitu sebagai berikut.Lawrence M. Friedman mengemukakan bahwa efektif dan
berhasil tidaknya penegakan hukum tergantung tiga unsur sistem hukum, yakni
struktur hukum (struktur of law), substansi hukum (substance of the law) dan
budaya hukum (legal culture). Struktur hukum menyangkut aparat penegak
hukum, substansi hukum meliputi perangkat perundang-undangan dan budaya
hukum merupakan hukum yang hidup (living law) yang dianut dalam suatu
masyarakat.3

Tentang struktur hukum

3 zen hadianto, “Hukum Pidana”, http://zenhadianto.blogspot.com/2014/01/teori-sistem-hukumlawrence-m-friedman.html, di akses pada tanggal 2 Oktober 2014

“To begin with, the legal sytem has the structure of a legal system consist of
elements of this kind: the number and size of courts; their jurisdiction …
Strukture also means how the legislature is organized …what procedures the
police department follow, and so on. Strukture, in way, is a kind of crosss section
of the legal system…a kind of still photograph, with freezes the action.”
Struktur adalah Pola yang menunjukkan tentang bagaimana hukum dijalankan
menurut ketentuan-ketentuan formalnya. Struktur ini menunjukkan bagaimana
pengadilan, pembuat hukum dan badan serta proses hukum itu berjalan dan
dijalankan.
Keseluruhan institusi-institusi hukum yang ada beserta aparatnya, mencakupi
antara lain Kepolisian dengan para Polisinya, Kejaksaan dengan para Jaksanya,
Pengadilan dengan para Hakimnya; Kelembagaan yang diciptakan sistem hukum
yang memungkinkan pelayanan dan penegakan hukum
Di Indonesia misalnya jika kita berbicara tentang struktur sistem hukum
Indonesia, maka termasuk di dalamnya struktur institusi-institusi penegakan
hukum seperti kepolisian, kejaksaan dan pengadilan (Achmad Ali, 2002 : 8).
Substansi hukum
“Another aspect of the legal system is its substance. By this is meant the actual
rules, norm, and behavioral patterns of people inside the system …the stress here
is on living law, not just rules in law books”.
Aspek lain dari sistem hukum adalah substansinya. Yang dimaksud dengan
substansinya adalah aturan, norma, dan pola perilaku nyata manusia yang berada
dalam system itu. Jadi substansi hukum menyangkut peraturan perundangundangan yang berlaku yang memiliki kekuatan yang mengikat dan menjadi
pedoman bagi aparat penegak hukum.
Keseluruhan aturan hukum, norma hukum dan asas hukum, baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis, termasuk putusan pengadilan.
Budaya hukum,:

“The third component of legal system, of legal culture. By this we mean people’s
attitudes toward law and legal system their belief …in other word, is the climinate
of social thought and social force wicch determines how law is used, avoided, or
abused”.
Kultur hukum menyangkut budaya hukum yang merupakan sikap manusia
(termasuk budaya hukum aparat penegak hukumnya) terhadap hukum dan sistem
hukum. Sebaik apapun penataan struktur hukum untuk menjalankan aturan hukum
yang ditetapkan dan sebaik apapun kualitas substansi hukum yang dibuat tanpa
didukung budaya hukum oleh orang-orang yang terlibat dalam sistem dan
masyarakat maka penegakan hukum tidak akan berjalan secara efektif.
Sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum-kepercayaan, nilai, pemikiran,
serta harapannya. Kultur hukum adalah suasana pemikiran sosial dan kekuatan
sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari, atau
disalahgunakan. Budaya hukum erat kaitannya dengan kesadaran hukum
masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan tercipta
budaya hukum yang baik dan dapat merubah pola pikir masyarakat mengenai
hukum selama ini.
Dengan teori yang dikemukakan oleh Lawrence M. Friedman tersebut akan dapat
ditarik beberapa pengertian, analisa, dan kesimpulan terkait regulasi National
Single Window (NSW) sebagai suatu sistem elektronik yang terintegrasi dan
merupakan hal baru di Indonesia.

2. 2

Kerangka konsepsional

Untuk membatasi kesimpangsiuran definisi dalam penelitian ini, maka penulis
juga membatasi permasalahan pada definisi operasional yang berkaitan dengan
tema penelitian, yaitu mencakup:
1. Indonesia National Single Window yang selanjutnya disebut dengan
INSW

adalah

sistem

nasional

Indonesia

yang

memungkinkan

dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara tunggal

(single submission of data and information), pemrosesan data dan
informasi secara tunggal dan sinkron (single and synchronous processing
of data and information), dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk
pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang (single decisionmaking for custom release and clearance of cargoes).4
2. Portal INSW adalah sistem yang akan melakukan integrasi informasi
berkaitan

dengan

proses

penanganan

dokumen

kepabeanan

dan

pengeluaran barang, yang menjamin keamanan data dan informasi serta
memadukan alur dan proses informasi antar sistem internal secara
otomatis,

yang

meliputi

sistem

kepabeanan,

perizinan,

kepelabuhanan/kebandarudaraan, dan sistem lain yang terkait dengan
proses penanganan dokumen kepabeanan dan pengeluaran barang.5
3. Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan
atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean Berta
pemungutan bea masuk dan bea keluar.6
4. Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.7
5. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.8

4 Republik Indonesia, Peraturan Presiden No 10 tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem
Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window, Pasal 1 angka 2
5 Republik Indonesia, Peraturan Presiden No 10 tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem
Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window, Pasal 1 angka 3
6 Republik Indonesia, Undang-undang No.17 tahun 2006 tentang Kepabeanan, Pasal 1 angka 1
7 Republik Indonesia, Undang-undang No.17 tahun 2006 tentang Kepabeanan, Pasal 1 angka 13
8 Republik Indonesia, Undang-undang No.17 tahun 2006 tentang Kepabeanan, Pasal 1 angka 14

BAB III
DATA HASIL PENELITIAN
3. 1

National Single Window
Adalah Suatu sistem elektronik yang akan melakukan integrasi informasi
berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeaan dan pengeluaran
barang yang menjamin keamanan data dan informasi serta memadukan
alur dan proses informasi antar sistem internal secara otomatis, yang
meliputi sistem kepabeaan, perizinan, kepelabuhan/kebandarudaraan, dan
sistem lain yang terkait dengan proses penanganan dokumen kepabeanan
dan pengeluaran barang9
National Single Window juga merupakan sistem yang memungkinkan
untuk:
1. Penyampaian tunggal data dan informasi;
Untuk sekali layanan transaksi ekspor/impor. User hanya perlu
melakukan satu kali mengirimkan data, maka sistem akan
menyelesaikan semua proses yang terkait (di semua instansi).
2. Sinkronisasi tunggal proses data dan informasi;
Atas data yang dikirimkan oleh user ke Portal National Single
Window akan dilakukan satu proses yang terintegrasi dan
tersinkronisasi ke semua instansi terkait.
3. Pembuatan keputusan tunggal untuk izin kepabeanan dan
bongkar/muat barang.

9 Republik Indonesia, Peraturan Presiden No 10 tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem
Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window

3. 2

Regulasi/landasan hukum

terkait penerapan dan pelaksanaan

National Single Window di Indonesia
1. Keputusan Presiden No. 54 Tahun 2002 jo. Keppres No. 24 Tahun 2005
tentang Tim Koordinasi Peningkatan Kelancaran Arus Barang Ekspor dan
Impor;
2. Instruksi Presiden No.3 Tahun 2006 dilanjutkan Inpres No. 6 Tahun 2007
dan Inpres No. 5 Tahun 2008 berkaitan dengan Peningkatan Investasi &
Fokus Program Ekonomi;
3. Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2008 tanggal 26 Pebruari 2008 (Perpres
No. 10/2008): Penggunaan Sistem Elektronik dalam rangka INSW;
4. Keputusan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor
22/M.Ekon/03/2006 jo. KEP-19/M.EKON/04/2008 tentang Pembentukan
Tim Persiapan NSW, yang ditindak-lanjuti dengan
5. Keputusan Menteri Keuangan selaku Ketua Tim Persiapan NSW. Selain





3. 3

itu undang-undang yang mendasarinya, yaitu
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata),
UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE),
UU Kepabeanan, UU tentang Pengesahan Persetujuan Pendirian WTO,
UU tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan,
UU tentang Pangan, dan UU tentang Keuangan.
Cara kerja sistem INSW terhadap barang ekspor

1. Pengiriman data ekspor yang dikirim oleh Eksportir atau PPJK berupa
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) secara elektronik melalui sistem
Electronic Data Interchange (EDI) PEB dengan database LARTAS Ekspor
berdasarkan parameter Harmonized System Code (HS CODE).
2. Apabila HS CODE pada barang eksport tersebut membutuhkan perijinan
khusus, maka sistem INSW akan mengecek kelengkapan perijinan
berdasarkan parameter Nomor Aju PEB, NPWP, nomor dan tanggal
perijinan, kode ijin dan masa berlakunya perijinantersebut.
3. Apabila perijinan tersebut memerlukan pengecekan lebih lanjut secara
fisik maka INSW memberikan respon Analysing Point dimana Analysing
Point tersebut terdapat di kantor Bea dan Cukai setempat, untuk
memastikan bahwa dokumen perijinan yang menjadi syarat wajib sesuai
dengan PEB.

4. Apabila semua perijinan sesuai, maka INSW memberikan respon dengan
meneruskan data PEB ke sistem Komputer Kantor Bea dan Cukai untuk
diproses lebih lanjut. Langkah terakhir adalah penerbitan Nota Pelayanan
Ekspor (NPE), disertai dengan pemberian nomor PEB dan tanggalnya,
dengan penerbitan NPE ini maka barang tersebut diperlakukan sebagai
barang ekspor dan dapat di ekspor dengan segera.10
3. 4

Kegiatan Impor melalui cara kerja INSW

Gambar 3.1 Sistem INSW dalam kegiatan impor
Sumber: Susiwijono, disampaikan dalam kuliah umum Universitas Indonesia, Balai
sidang UI,13 November 2008

Dahulu sebelum sistem INSW ini ada, importir harus mendatangi instansiinstansi yang ijinnya diperlukan untuk pengeluaran barang. Secara garis
besar, alur perubahan sistem dalam proses impor barang dengan
menggunakan sistem INSW adalah seperti gambar diatas.
3. 5

Program kerja pemerintah terkait dengan INSW
a. Membentuk Tim Persiapan INSW
b. Membentuk Portal INSW
c. Menyusun Blueprint INSW

10 Widayati, M. 2014. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN INDONESIA NATIONAL SINGLE
WINDOW (INSW) TERHADAP KEPUASAN EKSPORTIR MEBEL DI PELABUHAN
TANJUNG EMAS. Jurnal Ilmu Pemerintahan, hlm.5

d. Menyusun Strategi pentahapan implementasi INSW
e. Sosialisasi terhadap semua pengguna portal INSW
BAB IV
PEMBAHASAN
4. 1

Analisis

Regulasi/landasan

hukum

terkait

penerapan

dan

pelaksanaan National Single Window di Indonesia
Dalam pertimbangan Perpres No. 10/2008 secara garis besar menyebutkan bahwa
dasar dari pembentukannya adalah:
1. Untuk meningkatkan daya saing nasional dan memfasilitasi perdagangan
dalam rangka menghadapi persaingan global, diperlukan upaya untuk
mendorong kelancaran dan kecepatan arus barang ekspor dan/atau impor
serta mengurangi biaya transaksi melalui peningkatan efisiensi waktu dan
biaya dalam proses penanganan dokumen kepabeanan dan pengeluaran
barang (customs release and clearance of cargoes);
2. Untuk melaksanakan komitmen Indonesia dalam Agreement to Establish
and Implement the ASEAN Single Window11 perlu dibangun sistem
Nasional Single Window yang efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Dengan diundangkannya Perpres No. 10/2008 tersebut dapat diketahui bahwa
pemerintah (dalam hal ini Presiden selaku memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar12 telah menyadari arti penting INSW bagi
perdagangan (ekspor dan/atau impor) terutama dalam proses kepabeanan dan
perizinan (menggunakan sistem elektronik (INSW) dalam penanganan dokumen
kepabeanan dan perizinan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dan/atau
impor). Tak lama diundangkanlah UU ITE yang merupakan dasar hukum bagi
sahnya transaksi elektronik yang mana Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah (Pasal 5
ayat (1) UU ITE).

11 Article 2 Agreement to Established and Implement The ASEAN Single Window
12 Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 4 ayat (1)

Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang INSW menekankan bahwa
perdagangan dan perekonomian nasional adalah dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Contohnya adalah UU tentang Pengesahan Persetujuan
Pendirian WTO menyebutkan dalam konsiderannya bahwa dalam pelaksanaan
pembangunan nasional, khususnya di bidang ekonomi, diperlukan upaya-upaya
untuk antara lain terus meningkatkan, memperluas, memantapkan dan
mengamankan pasar bagi segala produk baik barang maupun jasa, termasuk aspek
investasi dan hak atas kekayaan intelektual yang berkaitan dengan perdagangan,
serta meningkatkan kemampuan daya saing terutama dalam perdagangan
internasional.
Jika diamati pengertian atau definisi INSW maka terlihat bahwa sistem tersebut
melibatkan bukan hanya satu instansi pemerintah tapi beberapa instansi
pemerintah yang berkepentingan mengurus penanganan dokumen kepabeanan dan
perizinan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dan/atau impor. Dalam portal
INSW disebutkan bahwa beberapa instansi pemerintah yang tergabung dalam
INSW adalah :
1. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
3. Departemen Perdagangan;
4. Badan Pengawas Obat dan Makanan;
5. Departemen Kelautan dan Perikanan c.q. Pusat Karantina Ikan;
6. Departemen Pertanian c.q. Badan Karantina Pertanian;
7. Departemen Perhubungan;
8. Departemen Kehutanan;
9. Departemen Kesehatan;
10. Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi;
11. Departemen Perindustrian;
12. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;
13. Kementerian Negara Lingkungan Hidup;
14. Kepolisian Negara Republik Indonesia;
15. Badan Pengawas tenaga Nuklir;
16. Departemen Pertanian c.q. Pusat Perizinan dan Investasi.
Hal ini tentu cukup kompleks dan signifikan sehingga diperlukan pengaturan yang
rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan dokumen kepabeanan
dan perizinan yang berkaitan dengan perdagangan internasional (kegiatan ekspor
dan/atau impor).

Lebih jauh lagi, perlu dicermati dasaran hukum dari pelaksanaan INSW13 yaitu:
 Pasal 5A Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan:
1) Pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
dapat disampaikan dalam bentuk tulisan di atas formulir atau dalam bentuk
data elektronik.
2) Penetapan kantor pabean tempat penyampaian pemberitahuan pabean
dalam bentuk data elektronik dilakukan oleh Menteri.
3) Data elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan alat bukti
yang sah menurut Undang-Undang ini.
4) Ketentuan mengenai tata cara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur


lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan menteri.
Pasal 1 angka 1 dan angka 2 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik (ITE):
1) Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail),
telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode
Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau
dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
2) Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik


lainnya.
Pasal 2 UU Nomor 11 Tahun 2008 :

Undang-undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukan perbuatan hukum
sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini, baik yang berada di wilayah
hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat
hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia
dan merugikan kepentingan Indonesia.
 Pasal 5 UU Nomor 11 Tahun 2008 :
1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil
cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.

13 “Presentasi Umum INSW”, http : //www.insw.go.id, diunduh pada 17 Oktober tahun
2010.

2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil
cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari
alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia.
3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan sah apabila
menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-undang ini.
4) Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:
a.surat yang menurut Undang-undang harus dibuat dalam bentuk tertulis;
b.surat beserta dokumennya yang menurut Undang-undang harus dibuat

dalam

bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta.


Pasal 2 Perpres Nomor 10 Tahun 200871 tentang Penggunaan Sistem

Elektronik dalam Kerangka INSW:
1) Peraturan Presiden ini dimaksudkan untuk mengatur penggunaan sistem
elektronik dalam penanganan dokumen kepabeanan dan perizinan yang
berkaitan dengan kegiatan ekspor dan/atau impor dalam kerangka INSW.
2) Tujuan pengaturan:
a.Memberikan kepastian hukum dalam rangka penanganan dokumen kepabeanan
dan perizinan yang dilaksanakan melalui sistem elektronik berkaitan dengan
kegiatan ekspor dan/atau impor.
b.Melindungi penanganan dokumen kepabeanan dan perizinan yang berkaitan
dengan kegiatan ekspor dan/atau impor dari penyalahgunaan sistem.
c.Memberikan pedoman bagi pembangunan dan penerapan sistem INSW.
Bahwa untuk merealisasikan INSW, berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator
Perekonomian Nomor KEP-19/M.EKON/04/2008 Tentang Tim Persiapan
Nasional Single Window telah dibentuk Tim Persiapan NSW yang melakukan
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pembangunan,
pengembangan, dan penerapan sistem NSW.Pelaksanaan INSW didasarkan juga
pada informasi yang dibuat oleh Tim Persiapan NSW yang terdapat pada portal
INSW (www.insw.go.id).

Kewenangan Tim Persiapan NSW ini berdasarkan Keputusan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Nomor KEP-19/M.EKON/04/2008 tentang
Tim Persiapan NSW14, yaitu:
1. Menetapkan kebijakan dan memberikan arahan yang diperlukan untuk
kelancaran pelaksanaan pembangunan, pengembangan dan penerapan
sistem NSW dan integrasi ke dalam sistem ASW;
2. Memantau, mengevaluasi dan mengendalikan perkembangan pelaksanaan
pembangunan, pengembangan dan penerapan sistem NSW dan integrasi ke
dalam ASW;
3. Melaporkan

pelaksanaan

tugas

dalam

rangka

pembangunan,

pengembangan dan penerapan sistem NSW dan integrasi ke dalam sistem
ASW, kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Pengarah
Tim Persiapan NSW;
4. Melaksanakan kegiatan lain yang diperlukan dalam rangka pembangunan,
pengembangan dan penerapan sistem NSW dan integrasi ke dalam sistem
ASW.
Dengan kewenangan yang diberikan oleh keputusan menteri koordinator
perekonomian tersebut maka Tim Persiapan NSW mengeluarkan informasi dan
data yang menjadi acuan bagi para pihak yang terkait dengan INSW (pengguna
portal INSW). Salah satu contohnya adalah pada 15 September 2008 Tim
Persiapan NSW memberikan informasi dalam rangka mempermudah pengguna
(selain instansi-instansi pemerintah (GA)) dan GA mengunakan sistem NSW
berupa file-file petunjuk operasi dan user manual penggunaan sistem aplikasi
dalam portal INSW.
Keputusan

Menteri

Koordinator

Bidang

Perekonomian

Nomor

KEP-

19/M.EKON/04/2008 memberi kewenangan kepada Tim Persiapan NSW untuk
mengeluarkan pengaturan terhadap pelaksanaan INSW. Dengan demikian,
informasi yang bersifat mengatur yang dikeluarkan oleh Tim Persiapan NSW
merupakan hal-hal yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pihak yang
14 Keputusan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor KEP- 19/M.EKON/04/2008, Poin
kedua

terkait dengan INSW demi terciptanya suatu pelaksanaan sistem INSW yang
berlandaskan hukum dan sesuai dengan peraturan yang ada di dalamnya..
Pelaksanaan INSW bagi DJBC diatur dalam UU Kepabeanan (UU No. 10/1995)
dan Amandemennya (UU No. 17/2006). Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, terdapat hal-hal baru yang terdapat di UU No. 17/2006, dimana halhal yang baru tersebut menjadi suatu perlindungan hukum terhadap para pelaku
perdagangan ekspor-impor, sedangkan terhadap pihak kepabeanan ini menjadi
suatu kemajuan dari segi sistem kerja Bea dan Cukai yang lebih baik. Beberapa
hal-hal baru yang terdapat di UU No. 17/200615 yaitu:
1. Pengawasan bea keluar atas ekspor barang dengan kriteria tertentu;
2. Pengawasan pengangkutan barang tertentu yang diangkut melalui laut di
dalam daerah pabean;
3. Registrasi kepabeanan;
4. Perubahan data dalam pemberitahuan pabean akibat kekhilafan yang
5.
6.
7.
8.

nyata;
Pengaturan mengenai data elektronik sebagai alat bukti yag sah;
Jangka waktu impor sementara;
Bea masuk tindak pengamanan (safeguard tariff);
Penindakan oleh pejabat bea dan cukai atas barang yang diduga terkait

dengan tindakan terorisme dan/atau kejahatan lintas negara;
9. Pemeriksaan jabatan;
10. Pembetulan atau penghapusan sanksi administrasi oleh direktur jenderal;
11. Keberatan selain tarif dan nilai pabean;
12. Kode etik;
13. Sanksi kepada pejabat bea dan cukai apabila pejabat salah menghitung
atau menetapkan bea masuk atau bea tidak keluar sesuai dengan UU ini
sehingga mengakibatkan belum terpenuhinya pungutan negara;
14. Kewenangan Dirjen Bea Cukai untuk mengawasi barang dalam free trade
zone.
Selain itu, terdapat kewenangan Dirjen Bea Cukai yang ditambahkan16 yaitu:
1. Kewenangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap pengangkutan
barang tertentu di dalam daerah pabean;
2. Kewenangan Direktur Jenderal untuk membuat keputusan keberatan selain
tarif dan/atau nilai pabean;
3. Kewenangan pejabat bea cukai untuk mencegah barang yang diduga
terkait dengan terorisme dan kejahatan lintas negara;
15 Ibid
16 Ibid

4. Kewenangan khusus Direktur Jenderal untuk melakukan pembetulan,
pengurangan atau penghapusan denda administrasi dan surat tagihan bea
masuk;
5. Kewenangan untuk melakukan penyegelan oleh pejabat dalam rangka
audit di bidang kepabeanan;
6. Pemeriksaan jabatan (ex officio) berdasarkan dugaan bahwa telah atau
akan terjadi suatu pelanggaran kepabeanan.
Pelaksanaan transaksi elektronik bagi pada pihak dalam pelaksanaan
INSW dapat dilihat pada Rancangan UU ITE Bab V (Pasal 17- Pasal 22). Pasal 17
ayat (3) menyebutkan :
“Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Transaksi Elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.”
Dengan demikian, diperlukan Peraturan Pemerintah untuk mengatur
mengenai INSW (saat ini yang berlaku untuk mendukung UU ITE dalam
pelaksanaan INSW adalah Perpres No. 10/2008).
4. 2

Analisis

mengenai

perlindungan

hukum

bagi

para

pelaku

perdagangan ekspor impor
Dalam pengimplementasiannya, INSW dilakukan melalui portal INSW. Dan
berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh keputusan menteri koordinator
perekonomian Nomor KEP-19/M.EKON/04/2008 Tentang Tim Persiapan NSW,
maka Tim Persiapan NSW mengeluarkan informasi dan data yang menjadi acuan
bagi para pihak yang terkait dengan INSW (pengguna portal INSW).
Pihak terkait disini adalah pengguna portal INSW sesuai yang dijelaskan dalam
pasal 1 angka 10 Perpres 10/2008 bahwa pengguna portal adalah para pihak yang
melakukan akses dengan portal INSW yang meliputi antara lain instansi penerbit
perizinan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Importir, Eksportir, Agen
pelayaran, dan Pengusaha pengurusan jasa kepabeanan.

Bentuk perlindungan hukum yang sudah dilakukan oleh Tim Persiapan NSW
terkait dengan regulasi yang ada sejauh ini hanya sebatas pemberian informasi
sesuai tugas Tim Persiapan NSW, untuk meminimalisir terjadinya sebuah
masalah, sehingga pengguna portal pada umumnya, eksportir dan importir pada
khususnya dapat melakukan kegiatan ekspor-impor dengan lancar sesuai dengan
asas kepastian hukum bagi para pihak.
Beberapa contoh informasi yang diberikan oleh Tim Persiapan NSW sebagai
bentuk perlindungan hukum bagi pihak importir dan eksportir adalah pada 15
September 2008 Tim Persiapan NSW memberikan informasi dalam rangka
mempermudah pengguna (selain instansi-instansi pemerintah (GA)) dan GA
mengunakan sistem NSW berupa file-file petunjuk operasi dan user manual
penggunaan sistem aplikasi dalam portal INSW.17
Untuk pengguna (selain instansi pemerintah / Goverment Agencies) ada 3 (tiga)
file yaitu:
1.Petunjuk/tata cara registrasi user pada portal NSW
2.Petunjuk operasi administrator perusahaan;
3.Petunjuk operasi user perusahaan;
Dan untuk Goverment Agencies (GA) ada 2 (dua) file yaitu:
1.Petunjuk operasi portal NSW untuk GA;
2.Petunjuk penggunaan Web Form untuk GA;, sedangkan
3.Petunjuk operasi pengunaan portal NSW untuk petugas Analizing Point
(petugas bea cukai).

17 Indonesia National Single Window, http://www.insw.go.id/, diakses pada 6 Oktober 2014

BAB V
PENUTUP
5. 3 Simpulan
Indonesia Single Window menggunakan sistem elektronik yang dapat
mengumpulkan, mempersiapkan, menyimpan, memproses, menganalisis, dan
menyebarkan informasi elektronik. Sistem elektronik ini merupakan sistem
nasional Indonesia yang memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data
dan informasi secara tunggal (single submission of data and information),
pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron (single and
synchronous processing of data and information), dan pembuatan keputusan
secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang
(single decision-making for custom release and clearance of cargoes). Pengguna
INSW adalah para pihak yang melakukan akses dengan portal INSW yang
meliputi antara lain lain instansi penerbit perizinan, Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai (DJBC), Importir, Eksportir, Agen pelayaran, dan Pengusaha pengurusan
jasa kepabeanan.
Berdasarkan kajian terhadap teori Lawrence M. Friedman yaitu:
1. Tentang struktur hukum;
Pemerintah melakukan berbagai harmonisasi juga terhadap institusiinstitusi terkait dan juga harmonisasi dengan pengguna portal INSW. Hal
ini tidak mudah karena harmonisasi dalam hal ini adalah menyamakan
kebijakan bukan mengubah kebijakan, belum lagi setiap instansi yang
telah memiliki inhouse sistemnya sendiri-sendiri
2. Substansi hukum;
Telah dikeluarkan -05/M.ekon/7/2007 tentang persiapan national single
window dan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008,serta peraturanperaturan lain yang berintegrasi dengan Goverment Agencies yang terkait.

3. Budaya hukum
Dipandang dari sudut

budaya hukum, masih banyak kecenderungan

masing-masing instansi yang “malas”dalam menerapkan sistem INSW
sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008.
Karena sistem INSW adalah elektronik, maka untuk merubah prosedur
dari yang sebelumnya adalah manual akan sulit karena adanya tuntutan
perubahan kultur perilaku negatif masing-masing pejabat instansi karena
biasanya pada proses pemberian izin terdapat “permainan” sehingga
pengguna jasa dipersulit, akan tetapi dengan adanya sistem INSW
pengguna jasa akan langsung mendapatkan izin jika syarat nya sudah
terpenuhi semua. Bagi masyarakat sendiri juga ini adalah merupakan hal
baru sehingga sosialisasi nya harus benar dan jelas.
Meskipun masih banyak kendala-kendala yang dihadapi Indonesia dalam
penerapan sistem INSW sebelum memasuki ASW seperti, harmonisasi dan
penyesuasian sistem di masing-masing instansi terkait, banyaknya instansi
yang terlibat dengan tingkat kesiapan yang berbeda, serta sulitnya
merubah budaya dari prosedur manual menjadi elektronik, sumber daya
yang kurang terlatih dalam bidang elektronik.
Namun point penting yang harus kita cermati adalah tujuan dari sistem
INSW adalah baik dan harus didukung tentunya oleh semua lapisan
masyarakat dan pengguna portal INSW khususnya. Seperti yang dikatakan
oleh Ekonom EC Think, Telisa Fallianty, saat ini konsep INSW terhadap
ASW akan membuat perdagangan dan investasi dengan negara-negara
ASEAN lebih terintegrasi. Menurutnya, selain memberikan integrasi data
di negara-negara ASEAN, dampak positif dari sistem ini adalah
meminimalisir terjadinya korupsi di bea cukai.18

18 Indrastiti N, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia,
http://www.lppi.or.id/index.php/module/Blog/sub/9/id/pemerintah-sapkan-diri-untuk-penerapanasean-single-window, diakses pada 6 oktober 2014

5. 4

Saran

Karena INSW merupakan sistem yang kompleks dan berkaitan dengan banyak
instansi, maka perlu adanya peningkatan suatu regulasi yang terstruktur dan
khusus sebagai Undang-undang dan peraturan pelaksananya. Hal ini sangat
diperlukan untuk mengintegrasi tugas setiap instansi terkait dan memberikan
kepastian hukum.
Secara teknis pemerintah dan Goverment Agencies juga harus memastikan dengan
memantau serta mengevaluasi terus sistem INSW ini agar kualitas dan akses
jaringan telekomunikasi/konektifitas internal INSW berjalan dengan baik dan
lancar di lapangan sebelum meningkat ke konektifitas tingkat Asean (ASW)
Secara non-teknis Pemerintah dan Goverment Agencies juga harus melakukan
pengawasan berkala terkait liberalisasi perdagangan di dalam ekspor-impor agar
tidak terjadi berbagai transaksi illegal yang dimanfaatkan beberapa “oknum”
melalui sistem ini.
Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Dedi M.
Masykur Riyadi mengatakan bahwa Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia dapat menjadi solusi dengan memberi referensi
fokus wilayah perdagangan yang strategis dengan infrastruktur yang memadai
mengingat Indonesia adalah negara yang luas dan besar sehingga terdapat kendala
pada fokus wilayah perdagangan”.19

"Have you ever wonder why other countries called us “The Sleeping Giant”?
They see the potential in us, they see what wonders that we can do" –Faradila D.
Putri (Akademisi)

19 Lavinda, Finansial Bisnis.com, http://finansial.bisnis.com/read/20111120/9/53766/siapkanregulasi-untuk-asean-single-window, diakses pada 6 oktober 2014

DAFTAR PUSTAKA

The asean charter and economic community blueprint
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat, cet 9,(Jakarta:Rajawali Press, 2006), hlm. 23.
zen hadianto, “Hukum Pidana”, http://zenhadianto.blogspot.com/2014/01/teorisistem-hukum-lawrence-m-friedman.html, di akses pada tanggal 2 Oktober 2014
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Tahun 1945
Republik Indonesia, Peraturan Presiden No 10 tahun 2008 tentang Penggunaan
Sistem Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window,
Republik Indonesia, Undang-undang No.17 tahun 2006 tentang Kepabeanan
Keputusan
Menteri
19/M.EKON/04/2008,

Koordinator

Perekonomian

Nomor

KEP-

Widayati, M. 2014. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN INDONESIA NATIONAL
SINGLE WINDOW (INSW) TERHADAP KEPUASAN EKSPORTIR MEBEL
DI PELABUHAN TANJUNG EMAS. Jurnal Ilmu Pemerintahan, hlm.5
Article 2 Agreement to Established and Implement The ASEAN Single Window
“Presentasi Umum INSW”, http : //www.insw.go.id, diunduh pada 17 Oktober
tahun 2010.
http://www.insw.go.id/
Indrastiti
N,
Lembaga
Pengembangan
Perbankan
Indonesia,
http://www.lppi.or.id/index.php/module/Blog/sub/9/id/pemerintah-sapkan-diriuntuk-penerapan-asean-single-window
Lavinda,
Finansial
Bisnis.com,
http://finansial.bisnis.com/read/20111120/9/53766/siapkan-regulasi-untuk-aseansingle-window,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
Nama

: Ellen Vembrey

Tempat/Tgl. Lahir

: Jakarta, 30 November 1994

NIM

: 205120038

Jenis Kelamin

: Perempuan

Anak ke

: 4 dari 4 bersaudara

Kewarganegaraan

: Indonesia

Agama

: Khatolik

Alamat

: Tytyan Kencana C4/22 Bekasi Utara- 17142

Email

: ellenvembrey@gmail.com

Blog

: http://ellenvembrey.blogspot.com/

PENDIDIKAN FORMAL
1. 1998 – 2000

: TK Tytyan Kencana, Bekasi

2. 2000 – 2006

: SD Mutiara Tujuh Belas Agustus , Bekasi

3. 2006 – 2009

: SMP Stella Maris, Bekasi

4. 2009 – 2012

: SMK Strada Budi Luhur , Bekasi

5. 2012 –

: S1 Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara, Jakarta

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65