Soeka Moelidja Point (Mixed Use Building)

BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1 Deskripsi Proyek
Nama Proyek

: Soeka Moelidja Point

Status Proyek

: Fiktif

Lokasi Proyek

: Jalan Palang Merah Kec.Medan Maimun Kota Medan

Pemilik Proyek

: Swasta

Luas Lahan


:39.000m2

KDB

:50 %

Ketinggian

:Di atas 5 Lantai

GSS

:15 m

Kontur

:Tidak Ada (Datar)

Fungsi


:Hotel Bintang 3 (Bisnis), Convention Hall dan
Shopping Mall (Pusat Perbelanjaan)

Skala Pelayanan

:Lokal, Nasional dan Internasional

Bangunan Eksisting

:Apartemen

Potensi Lahan

:

o Terletak dipusat kota.
o Berada pada kawasan perdagangan dan jasa juga kawasan bersejarah.
o Transportasi lancar dan baik, dilalui angkutan umum.
o Luas site mendukung + 3.9 Ha
o Memiliki jalur utilitas yang baik


2.2 Tinjauan Lokasi
Letak geografis kota Medan berada pada 2o27’-2o47’ lintang utara dan 98o35’98o44’ bujur timur. Berada 2.5-37.5 meter diatas permukaan laut. Topografi site datar
(tidak berkontur), iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3oC-24.4oC dan suhu
maksimum antara 30.7oC-33.2oC.
Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan terdiri dari 5 WPP, beserta
wilayah per WPP, seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 : Potensi Pengembangan Wilayah Kota Medan

WPP

Cakupan Kecamatan

Pusat

1. Kec. Medan Belawan
A

2. Kec. Medan Marelan

3. Kec. Medan Labuhan

Sasaran Peruntukkan

Pengembangan

Pelabuhan,
Belawan

rekreasi,

industri,
maritim,

pemukiman,

usaha

kegiatan


pembangunan jalan baru, jaringan air
minum, septic tank, sarana pendidikan

B

Kec. Medan Deli

Tanjung Mulia

Kawasan

perkantoran,

perdagangan,

rekreasi

indoor,

pemukiman,


pembangunan jalan baru, jaringan air
minum, pembuangan sampah, dan sarana
pendidikan

C

1. Kec. Medan Timur

Pemukiman, perdagangan, dan rekreasi,

2. Kec. Medan perjuangan

pembangunan sambungan air minum,

3. Kec. Medan Tembung
4. Kec. Medan Area

Aksara


septic tank, jalan baru, rumah permanen,
sarana pendidikan dan kesehatan

5. Kec. Medan Denai
6. Kec. Medan Amplas

D

1. Kec. Medan Johor

Kawasan

2. Kec. Medan Kota

rekreasi indoor dan pemukiman, dengan

3. Kec. Medan Baru

Inti Kota


program

perdagangan,

kegiatan
permanen,

perkantoran,

pembangunan

4. Kec. Medan Maimoon

perumahan

penanganan

5. Kec. Medan Polonia

sampah dan sarana pendidikan


E

1. Kec. Medan Barat

Kawasan pemukiman, perdagangan, dan

2. Kec. Medan Petisah

rekreasi

3. Kec. Medan Sunggal

Sei Sikambing

dengan

program

kegiatan


sambungan air minum, septic tank, jalan

4. Kec. Medan Selayang

baru,

rumah

permanen,

5. Kec. Medan Tuntungan

pendidikan dan kesehatan

sarana

Sumber: RUTRK Medan

2.3 Latar Belakang Penulisan Judul Proyek

Lokasi perancangan sejak dahulu pada masa awal 1900/ Penjajahan Belanda
difungsikan sebagai Kompleks Penjara Suka Mulya ( Soeka Moelidja ). Penduduk
kota Medan menyebutkannya dengan ‘ Suka Mulya’ tanpa kata penjara sebagai
bagian dari upaya meringkaskan. Seiring dengan perkembangan Kota Medan, daerah
yang dulunya diperuntukan sebagai penjara beralih fungsi karena yang tadinya adalah
wilayah peralihan antara pusat kota dan pinggiran kota ( permukiman polonia )
sekarang telah menjadi kawasan pusat kota. Kawasan pusat kota pada saat sekarang
ini diharapkan memenuhi fungsi dalam peningkatan pertumbuhan koata dari sisi
ekonomi dan budaya.
Peralihan fungsi yang terjadi akibat perkembangan kota yang ditandai dengan
hadirnya bangunan mixed-use pada lokasi yang dahulunya penjara adalah dalam
upaya pemenuhan fasilitas yang mendukung keberadaan Kota Medan. Nama daerah
yang sudah tertera sejak dahulu dijadikan sebagai upaya konservasi aspek sejarah
tentang kota Medan, sehingga penggunaan kata Suka Mulya dengan penulisan lama
digunakan sebagai judul/nama proyek : Soeka Moelidja. Point sendiri yang berarti
titik diletakan sebagai kata berikutnya karena merujuk kepada seluruh wilayah yang

tadinya kompleks penjara Suka Mulya yang sekarang direncanakan sebagai area bagi
bangunan fungsi mixed-use. Hal ini yang menjadi tanggapan akan penentuan
judul/nama proyek pada lokasi yaitu : SOEKA MOELIDJA POINT.
2.4 Sejarah Mixed-Use
Dalam konteks urban, bangunan tinggi multi fungsi, dikenal

dengan istilah

"mixed-use building" adalah suatu bangunan yang mengakomodasi beberapa fungsi
sekaligus, umumnya fasilitas komersial yang meliputi mall, per-kantoran. perbankan,
perhotelan, kondominium, apartemen, rekreasi, auditorium, sineplex, studio
radio/TV, ruang observasi dan restoran, parker. Keseluruhan fungsi tadi disusun
secara vertikal dalam wujud suatu bangunan tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia, menciptakan citra (image) dan identitas spesifik serta integrasi maksimal
semua elemen system dalam bangunan.
Bangunan mixed-use merupakan pendekatan perancangan yang berusaha
menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota yang
disebabkan karena luas area terbatas, harga tanah mahal, letak

strategis, nilai

ekonomi tinggi, sehingga terjadi satu struktur yang kompleks di mana semua
kegunaan dan fasilitas saling berkaitan dalam kerangka integrasi yang kuat (Meyer,
1983). Upaya tersebut dimaksudkan untuk mengeliminasi ruang mati sehingga
penggunaan lahan lebih efektif dan efisien, pelayanan kebutuhan lebih mudah, dan
lingkungan menjadi lebih nyaman. Penyatuan berbagai fungsi dan aktivitas dalam
suatu bangunan inilah yang disebut bangunan multifungsi atau “mixed-use building”.

Tujuan dari “mixed-use building” ini adalah menuju bangunan tinggi sebagai
sinergi antar multi fungsi, dimana semua fasilitas yang dirancang sebagai sumber
pendapatan harus saling mendukung dan melengkapi dengan menghindari kompetisi
antar fasilitas sehingga secara kolaboratif dapat memberikan kontribusi pendapatan
yang baik.
Penerapan bangunan tinggi ini diutamakan pada area lahan strategis yang hanya
menempati lahan yang relatif kecil, umumnya di pusat kota. Pengalamam empiris
pada beberapa kota, implementasi konsep mixed-use dapat merupakan strategi yang
tepat untuk menggerakkan momentum revitalisasi kota, terutama pada beberapa
bagian kota yang cenderung tertinggal (declining area).
Ciri-ciri bangunan mixed-use adalah :
฀ Mewadahi 3 fungsi urban atau lebih, misalnya terdiri dari retail, perkantoran,
hunian, hotel, dan rekreasi.
฀ Terjadi integrasi dengan sinergi fungsional.
฀ Terdapat ketergantungan kebutuhan antara masing-masing fungsi bangunan yang
memperkuat sinergi dan integrasi antar fungsi tersebut.
Pembangunan multifungsi dapat dilakukan dalam skala kawasan, kompleks, blok
bangunan maupun di dalam bangunan itu sendiri, dapat terdiri dari fungsi yang sama
(hunian) ataupun campuran dengan fungsi lain (non hunian). Dapat berupa pola
horisontal maupun vertikal sesuai jenis fungsi yang dicampurkan.
Kota Medan merupakan kota yang menjadi pintu masuk bagi wisatawan dan
perdagangan barang dan jasa, baik domestik maupun luar negeri. Bagi kota Medan,

perdagangan berupa hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda perekonomian
kota. Seiring perkembangan waktu, aktivitas dan kebutuhan terhadap ruang juga
semakin

meningkat, terutama yang berada di pusat kota. Kebanyakan orang

cenderung melakukan aktvitas di pusat kota karena letaknya strategis dan memiliki
sarana dan prasarana yang lengkap. Akan tetapi, terdapat kendala di dalamnya yaitu
selain luas area terbatas, harga tanah di perkotaan juga mahal. Tingginya minat
masyarakat terhadap sebuah fasilitas yang dapat mengakomodasi kebutuhan ruang
memacu pertumbuhan properti. Masyarakat perkotaan, pada umumnya lebih memilih
melakukan aktivitas, seperti bekerja, belanja, berekreasi dalam satu lingkungan yang
relatif dekat. Fenomena inilah yang terjadi di kota-kota.
Pada akhir abad ke 20, banyak developer dan berbagai ahli menyadari bahwa
konsep pembangunan multifungsi menawarkan banyak keuntungan dan bisa
diterapkan pada kota. Inilah yang menjadi tren bagi arsitektur kota saat ini, bangunan
yang bersifat multifungsi atau yang disebut “mixed-use building”. Para developer
berusaha menawarkan sarana yang lengkap dalam satu area, seperti gabungan kantor,
pertokoan dan apartemen atau gabungan hotel, pertokoan dan kantor. Semuanya pada
dasarnya menawarkan kepraktisan dan kenyaman terhadap penggunanya.
Kota Medan memiliki beberapa bangunan mixed-use diantaranya :
฀ Cambridge City Square yang memiliki fungsi apartemen,hotel dan shopping
mall.
฀ Grand Aston yang memiliki fungsi sebagai apartemen dan hotel.
฀ B&G Tower yang memiliki fungsi sebagai hotel dan kantor.

฀ Grand City yang nantinya akan didirikan dengan fungsi hotel, kantor,
apartemen, dan pusat perbelanjaan.
Adapun keuntungan memiliki bangunan mixed-use di perkotaan yaitu:
฀ Integrasi berbagai fungsi dalam bangunan.
฀ Memberikan kemudahan, mempercepat aksesibilitas dan efisiensi waktu.
฀ Meningkatkan kualitas fisik lingkungan.
฀ Optimalisasi pemanfaatan lahan kota yang mahal.
฀ Mengurangi kendala yang ditimbulkan akibat single land use.
฀ Membentuk pertumbuhan komersial baru, vitalitas dan generator pertumbuhan
kawasan di sekitarnya sebagai respon terhadap kebutuhan pengguna.
2.5 Studi Banding Fungsi Sejenis
2.5.1 Zona Rosa, Kansas City
Zona Rosa dengan luasan sekitar 46.000 m2 adalah pembangunan mixed-use
(retail, kantor dan perumahan) yang berlokasi di Kansas City, Plate County, Missouri.

Gambar 1.2 Zona Rosa, Kansas City
Sumber:Google, 2012

Zona Rosa adalah suatu bentuk contoh trend baru retail yang menggantikan mall
traditional dengan proyek mixed-use yang memunculkan perumahan, kantor dan/atau
menggunakan perhotelan dalam kepadatan menengah (Medium Density) lingkungan
Urban/kota yang terorganisir di sekitar jalan grid jalan lokal.

2.5.2 Berjaya Times Square, Kuala Lumpur Malaysia
Berjaya Times Square adalah bangunan mix use hotel dan shopping mall dengan
luas terbangun 7.5 juta kaki.Berjaya Times Square menjadi landmark internasional
sebagai kawasan perbelanjaan, akomodasi yang mewah, area bisnisnya dan
pengunjungnya yang banyak setiap harinya. Berjaya times square adalah sebuah
karya besar arsitektur yang di salamnya terdapat 1000 retail yang bervariasi dalam
satu atap.

Gambar 1.3 Berjaya Times Square, Kuala Lumpur Malaysia
Sumber:Google, 2012

Untuk Kamar hotelnya bangunan ini memiliki 4 tipe kamar yaitu deluxe suite,
studio suite, superior suite dan Brooklyn suite. Fasilitas yang terdapat di dalamnya

antara lain 650 kamar, ball room dengan kapasitas 2000 org, restaurant dan bar,
fitness center, spa & sauna, tempat bermain anak. Fasilitas shopping all Berjaya
Times Square antar lain GSC Maxx, A 3-storey IT Centre, 9-screen Cineplex, 10
lantai pusat hiburan dan perbelanjaan, 900outlet retail, 20 tur pantai, 4,500 parkir
mobil.

Gambar 1.4 Fasilitas dan Tipe Kamar Hotel di
Berjaya Times Square, Kuala Lumpur Malaysia
Sumber:Google, 2012
2.5.3 Armada Town Square, Magelang
PT. Mekar Armada Jaya membangun proyek Hypermart & Hotel New Armada
di Magelang, Jawa Tengah. Bangunan ini mempunyai 8 lantai yang terdiri atas 1
lantai (LG) untuk Hypermart, 1 lantai (GF) untuk Retail dan 6 lantai (UG, 1, 2, 3, 4 &
5) untuk hotel. Luas lantai hypermart sekitar 8.000 m2, Retail sekitar 12.000 m2, dan

hotel sekitar 10.000 m2, sehingga total luas lantai menjadi sekitar 30.000 m2.
Penyewa utama adalah Carrefour di LG floor.

Gambar 1.5 Armada Town Square, Magelang
Sumber:Google, 2012
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi banding ini bahwa studi banding ini
merupakan beberapa konsep proyek mixed-use yang menggabungkan beberapa fungsi
pada satu area dengan menggunakan beberapa massa bangunan (banyak massa). Pada
bangunan – bangunan mixed-use ini setiap individu juga memperoleh banyak fasilitas
yang didapatkan dalam satu area sehingga menghemat waktu dan biaya dalam
menempuh jarak apabila fungsi fungsi tersebut terpisah dalam area-area khusus.