Strategi Bertahan Hidup Keluarga Miskin Perkotaan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Strategi
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan,
perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang
baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang
sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan
memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang
memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada
umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Contoh berikut
menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan
taktik untuk memenangkan satu pertandingan". Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk
kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti
strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran,
perdagangan, manajemen strategi, dll.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Strategi, diakses pada tanggal 19 september 2015 pukul 10:00 WIB
)
Strategi adalah metode atau rencana yang dipilih untuk membawa masa depan yang
diinginkan, seperti pencapaian tujuan atau solusi untuk masalah; pengertian strategi adalah seni
dan ilmu perencanaan dan memanfaat sumber daya untuk penggunaan yang paling efisien dan
efektif. Istilah srategi berasal dari kata Yunani untuk ahli militer atau memimpin pasukan.

Menurut Henry Mintzberg (1998), seorang ahli bisnis dan manajemen, bahwa pengertian strategi

8
Universitas Sumatera Utara

terbagi atas 5 definisi yaitu strategi sebagai rencana, strategi sebagai pola, strategi sebagai posisi
(positions), strategi sebagai taktik (ploy) dan terakhir strategi sebagai perpesktif.
1.

Pengertian strategi sebagai rencana adalah sebuah program atau langkah terencana (a
directed course of action) untuk mencapai serangkaian tujuan atau cita cita yang telah
ditentukan; sama halnya dengan konsep strategi perencanaan.

2.

Pengertian strategi sebagai pola (pattern) adalah sebuah pola perilaku masa lalu yang
konsisten, dengan menggunakan strategi yang merupakan kesadaran daripada
menggunakan yang terencana ataupun diniatkan. Hal yang merupakan pola berbeda
dengan berniat atau bermaksun maka strategi sebagai pola lebih mengacu pada sesuatu
yang muncul begitu saja (emergent).


3.

Definisi strategi sebagai posisi adalah menentukan merek, produk ataupun perusahan
dalam pasar, berdasarkan kerangka konseptual para konsumen ataupun para penentu
kebijakan; sebuah strategi utamanya ditentukan oleh faktor faktor ekternal.

4.

Pengertian strategi sebagai taktik, merupakan sebuah manuver spesifik untuk mengelabui
atau mengecoh lawan (competitor)

5.

Pengertian strategi sebagai perspektif adalah mengeksekusi strategi berdasarkan teori
yang ada ataupun menggunakan insting alami dari isi kepala atau cara berpikir ataupun
ideologis.

(http://www.apapengertianahli.com/2014/12/pengertian-strategi-menurut-beberapa-ahli.html
diakses pada tanggal 19 september 2015 pukul 10:00 WIB )


9
Universitas Sumatera Utara

1. Strategi Bertahan Hidup
Snel dan Staring dalam Resmi Setia (2005;6) mengemukakan bahwa strategi bertahan
hidup adalah sebagai rangkaian tindakan yang dipilih secara standar oleh individu dan rumah
tangga yang miskin secara sosial ekonomi. Melalui strategi ini
seseorang bisa berusaha untuk menambah penghasilan lewat pemanfaatan sumber
-sumber lain ataupun mengurangi pengeluaran lewat pengurangan kuantitas dan kualitas barang
atau jasa. Cara-cara individu menyusun strategi dipengaruhi oleh posisi Individu atau kelompok
dalam struktur masyarakat, sistem kepercayaan dan jaringan sosial yang dipilih, termasuk
keahlian dalam memobilitasi sumber daya yang ada, tingkat keterampilan, kepemilikan aset,
jenis pekerjaan, status gender dan motivasi pribadi.
Nampak bahwa jaringan sosial dan kemampuan memobilisasi sumber daya yang ada
termasuk didalamnya mendapatkan kepercayaan dari orang lain membantu individu dalam
menyusun strategi bertahan hidup.Dalam menyusun strategi, individu tidak hanya menjalankan
satu jenis strategi saja, sehingga kemudian muncul istilah multiple survival strategies atau
strategi bertahan jamak. Selanjutnya Snel dan Starring mengartikan hal ini sebagai
kecenderungan pelaku-pelaku atau rumah tangga untuk memiliki pemasukan dari berbagai

sumber daya yang berbeda, karena pemasukan tunggal terbukti tidak memadai untuk menyokong
kebutuhan hidupnya. Strategi yang berbeda-beda ini dijalankan secara bersamaan dan akan
saling membantu ketika ada strategi yang tidak bisa berjalan dengan baik.
2.Teori Mc Clelland
Dalam teori ini ditekankan mengenai adanya beberapa individu memiliki dorongan yang
kuat untuk berhasil. Mereka lebih berjuang untuk memperoleh pencapaian pribadi daripada
memperoleh penghargaan. Mereka memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu dengan lebih

10
Universitas Sumatera Utara

baik atau efisien dibandingkan sebelumnya. Dorongan ini kebutuhan pencapaian (nAch). Mc
Clelland dalam Robinson (2007:230)
menemukan bahwa individu dengan prestasi tinggi membedakan diri mereka dari
individu lain menurut keinginan mereka untuk melakukan hal-hal dengan lebih baik.
Mereka mencari situasi-situasi dimana bisa mendapatkan tanggung jawab pribadi guna mencari
solusi atas berbagai masalah, bisa menerima umpan balik yang cepat tentang kinerja sehingga
dapat dengan mudah mereka berkembang atau tidak, dan dimana mereka bisa menentukan
tujuan-tujuan yang cukup menantang.
3. Teori Aksi

Dalam teori ini ditekankan bahwa individu menentukan sendiri barang sesuatu yang bermakna
bagi dirinya sendiri. Jadi sebagai subyek, manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang memberikan makna baginya.
2.2 Pengertian Kemiskinan

Secara umum istilah miskin atau kemiskinan dapat dengan mudah kita artikan sebagai suatu
kondisi yang kurang atau minim. Dalam hal ini konsep kurang maupun minim dilihat secara
komparatif antara kondisi nyata kehidupan pribadi atau sekelompok orang di satu pihak dengan
kebutuhan pribadi atau sekelompok orang di lain pihak. Pengertian minim di sini bersifat
relative, dapat berbeda dengan rentang waktu yang berbeda. Dapat pula berbeda dengan
lingkingan yang berbeda.
Suatu kondisi yang ada saat ini mungkin tergolong minim atau kurang, namun di masa
lampau kondisi yang sama tidak tergolong minim atau kurang. Kondisi yang ad dapat di
kategorikan sebagai minim atau kurang untuk lingkungan tertentu. Namun kondisi yang sama
justru dapat di kategorikan cukup untuk ukuran lingkungan yang berbeda. Sebagai contoh

11
Universitas Sumatera Utara

dengan kondisi tertentu yang dimiliki dan dihadapi seorang atau sekelompok orang di sebuah

desa di jawah tengah dapat di kategorikan sebagai kondisi yang cukup atau memadai. Namun
kondisi yang sama, yang di miliki dan dihadapi seseorang atau sekelompok orang di Jakarta
jelas-jelas di kategorikan sebagai kondisi minim atau kurang.
Selain waktu dan lingkungan, kondisi yang di hadapi dan dialami seseorang atau
sekelompok orang juga dapat di bedakan sebagai budaya maupun kelas. Budaya dan kelas dalam
masyarakat yang berbeda tentu saja dapat menuntut standar kebutuhan yang berbeda pula. Oleh
karena itu generalisasi standar hidup tidak di temukan dalam dunia nyata. ( Siagian Matias
,2012:4-5)
Langkah pertama yang tepat di lakukan dalam upaya memahami ikemiskinan secara
holistic adalah dengan melakukan kajian tentang aspek-aspek kemiskinanitu sendiri yaitu :
1. Kemiskinan itu multi dimensi.
Sifat kemiskinan sebagai suatu konsep yang memiliki dimensi berakar dari kondisi
kebutuhan manusia yang beraneka ragam. Akibatnya jika kita mengemukakakn
seseorang atau suatu kelompok itu miskin, masih akan menimbulkan pertanyaan.
Apanya yang miskin atau miskin apa? Sebagai contoh di tinjau dari segi kebijakan
umum, maka kemiskinan itu meliputi aspek-aspek primer seperti miskin akan assetasset, organisasi-organisasi sosial, kelembagaan sosial berbagai pengetahuan serta
berbagai keterampilan yang di anggap dapat mendukung kehidupan manusia. Sedangkan
aspek skundernya adalah minimnya informasi, jaringan sosial, dan sumber-sumber
keuangan yang kesemuaanya merupakan factor-faktor yang dapat di gunakan
memperoleh suatu fasilitas yang yang dapat mendukung upaya mempertahankan, bahkan

meningkatkan kualitas hidup.

12
Universitas Sumatera Utara

2. Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan , baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sebagai konsekwensi logisnya, kemajuan atau kemunduran pada salahsatu aspek
dapat mengakibatkan kemajuan atrau kemunduran pada aspek lainnya. Justru kondisi
seperti inilah yang mengakibatkan tidak mudahnya menganalisis kemiskinan itu menuju
pada pemahaman yang komperhensif. Hal lain yang juga harus di pahami sebagai
konsekwensi logis

dari kondisi kemiskinan seperti ini adalah pemahaman tentang

kemiskinan hanya dapat di peroleh jika kita menganalisis kemiskinan itu secara agregat.
3. Kemiskinan itu adalah fakta yang terukur.
Fenomena yang sering kita temui adalah, pendapatan yang di peroleh sekelompok
yang bermukim di tempat yang sama boleh sama, namun kualitas individu atau keluarga
yang dimiliki mungkin saja berbeda. Keadaan yang demikian sering mengkondisikan
kita untuk mengidentifikasi kemiskinan sebagai sesuatu yang serba abstrak dan tidak

mungkin di ukur. Cara berfikir seperti ini harus di cegah kareana akan menjauhkan kita
dari pemahaman yang bbenar dan holistic tentang kemiskinan itu sehingga kitapun
mustahil dapat menemukan solusi.
4. Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual maupun kolektif.
Kita sering mendengar istilah

kemiskinan pedesaan, kemiskinan perkotaan, dan

sebagainya. Berbagai istilah tersebut bukanlah berarti bahwa yang mengalami
kemiskinan itu adalah desa atau kota. Kondisi desa kota itu merupakan penyebab
kemiskinan bagi manusia. Yang demikian pihak yang menderita miskin hanyalah
manusia, baik secara individu maupun kelompok , dan bukan wilayah. ( Siagian Matias,
2012:13-15)

13
Universitas Sumatera Utara

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,

ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan
masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif,
sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
1.

Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan seharihari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

2.

Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan

untuk

berpartisipasi

dalam


masyarakat.

Hal

ini

termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan,
karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang
ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang
lainnya.
3.

Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai"
di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara
halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
Kemiskinan

bisa


dikelompokan

dalam

dua

kategori

,

yaitu Kemiskinan

absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standar yang

14
Universitas Sumatera Utara

konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran
absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang
kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
Bank

Dunia mendefinisikan Kemiskinan

absolut sebagai

hidup

dg

pendapatan

dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg
batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari
$1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari."[1] Proporsi penduduk
negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990
menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia
yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari
$1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang
kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan
kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang
miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok
orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhannegara kadang-kadang dianggap
miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara
berkembang.
Dalam sebuah lingkungan belajar, terutama murid yang lebih kecil yang berasal dari
keluarga

miskin,

kebutuhan

dasar

mereka

seperti

yang

dijelaskan

oleh Abraham

Maslow dalam hirarki kebutuhan Maslow; kebutuhan ini beralih ke kemiskinan pada umumnya,
yaituefek Matthew.

15
Universitas Sumatera Utara

Perdebatan yang berhubungan dalam keadaan capital manusia dancapital individual seseorang
cenderung untuk memfokuskan kepada akses capital instructional dan capital social yang
tersedia hanya bagi mereka yang terdidik dalam sistem formal.
Deklarasi Copenhagen menjelaskan kemiskinan absolut sebagai "sebuah kondisi yang
dicirikan dengan kekurangan parah kebutuhan dasar manusia, termasuk makanan, air
minum yang aman, fasilitas sanitasi, kesehatan, rumah, pendidikan, dan informasi."
Bank Dunia menggambarkan "sangat miskin" sebagai orang yang hidup dengan
pendapatan kurang dari PPP$1 per hari, dan "miskin" dengan pendapatan kurang dari PPP$2 per
hari. Berdasarkan standar tersebut, 21% dari penduduk dunia berada dalam keadaan "sangat
miskin", dan lebih dari setengah penduduk dunia masih disebut "miskin", pada 2001.
A. Jenis-Jenis Kemiskinan dan Pengaruh Terhadap Pelayanan Kesehatan

1. Kemiskinan strukural
Merupakan kemiskinan yang disebabkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang belum pro
rakyat. Menurut Lono Lastoro (Dosen Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah
Mada), kemiskinan struktural bukan karena kemalasan si miskin atau etos kerja, tetapi karena
sistem sosial, politik dan ekonomi negara yang menyebabkan satu atau banyak kelompok
termarginalkan.
Kemiskinan struktural yang muncul bukan karena ketidakmampuan si miskin untuk
bekerja (malas), melainkan karena ketidakmampuan sistem dan struktur sosial dalam
menyediakan kesempatan-kesempatan yang memungkinkan si miskin dapat bekerja. Struktur
sosial tersebut tidak mampu menguhubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yang
tersedia, baik yang disediakan oleh alam, pemerintah maupun masyarakat yang ada
disekitarnya. Mereka yang tergolong dalam kelompok ini adalah buruh tani, pemulung,
16
Universitas Sumatera Utara

penggali pasir dan mereka yang tidak terpelajar dan tidak terlatih. Pihak yang berperan besar
dari terciptanya kemiskinan struktural ini adalah pemerintah, karena pemerintah yang
memiliki kekuasaan dan kebijakan cenderung membiarkan masyarakat dalam kondisi miskin,
tidak mengeluarkan kebijakan yang pro masyarakat miskin, jikapun ada lebih berorientasi
pada proyek, bukan pada pembangunan kesejahteraan. Sehingga tidak ada masyarakat miskin
yang „naik kelas‟, artinya jika pada awalanya buruh, nelayan, pemulung maka selamanya
menjadi buruh nelayan dan pemulung, karena tidak ada upaya dalam menaikan derajat dan
kemampuan mereka baik itu dalam kesempatan pendidikan atau pelatihan.
a. Beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab kemiskinan majemuk meliputi tiga aspek
yaitu :
1. .Kelembagaan, rakyat miskin tidak punya akses ke pembuat keputusan dan kebijakan,
sedangkan kelembagaan yang ada tidak pernah menjaring atau menyalurkan aspirasi
yang muncul dari bawah, dan setiap kebutuhan rakyat miskin sudah didefinisikan dari
atas oleh kelembagaan yang ada, sehingga kemiskinan tidak dapat terselesaikan.
2. Regulasi, kebijakan pemerintah yang mengutamakan kepentingan ekonomi.Kebijakan
ekonomi dalam investasi modal pada sektor-sektor industri yang tidak berbasis pada
potensi rakyat menutup kesempatan masyarakat untuk mengembangkan potensinya dan
menjadi akar proses pemiskinan.
3. Good governance, tidak adanya transparansi dan keterbukaan pada pembuatan dan
pelaksanaan kebijakan yang mengakibatkan kebijakan hanya bisa diakses oleh orangorang tertentu. Segala bentuk regulasi diputuskan oleh lembaga-lembaga pembuat
kebijakan tanpa mengikutkan para pelaku yang terlibat dan tidak memahami aspirasi
rakyat miskin sehingga kebijakan yang muncul tidak mendukung rakyat miskin.

17
Universitas Sumatera Utara

b. Aspek politik yang mengakibatkan kemiskinan yaitu:
1. Tidak ada budaya demokrasi yang mengakar.
2. Keputusan-keputusan politik yang sangat dipengaruhi keputusan dan kepentingan
politik dari luar negeri.
3. Tidak ada kontrol langsung dari rakyat terhadap birokrasi.
4. Tidak berdayanya mekanisme dan sistem perwakilan politik menghadapi kepentingan
modal.
c.

Aspek ekonomi yang mengakibatkan munculnya kemiskinan yaitu:
1. Kebijakan globalisasi atau liberalisasi sistem ekonomi.
2. Rendahnya akses terhadap faktor produksi pembangunan yang
berorientasipertumbuhan.
3. Spekulasi mata uang.

d. Aspek sosial budaya yang mengakibatkan kemiskinan yaitu:
1.

Hancurnya identitas sosio kultural yang hidup di masyarakat.

2. Hancurnya kemampuan komunikasi antar berbagai kelompok dan gerakan social.
3. Marginalisasi mayoritas rakyat.
4.

Lemahnya kelembagaan yang ada.

5. Kuatnya budaya bisu di semua lapisan masyarakat.
2. Kemiskinan Kultural
Sedangkan kebudayaan kemiskinan, merupakan kemiskinan yang muncul sebagai akibat
adanya nilai-nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang-orang miskin, seperti malas, mudah
menyerah pada nasib, kurang memiliki etos kerja, atau mungkin adanya budaya hedonisme, dan
sebagainya. Ciri dari kebudayaan kemiskinan ini adalah masyarakat enggan mengintegrasikan

18
Universitas Sumatera Utara

dirinya dalam lembaga-lembaga utama, sikap apatis, curiga, terdiskriminasi oleh masyarakat
luas. Dalam komunitas lokal ditemui ada rumah yang bobrok, penuh sesak dan bergerombol.
Ditingkat keluarga, masa kanak-kanak cenderung singkat, cepat dewasa, cepat menikah. Pada
individu mereka ada perasaan tidak berharga, tidak berdaya dan rendah diri akut. Pandangan lain
tentang budaya kemiskinan adalah, bahwa kebudayaan kemiskinan merupakan efek domino dari
belenggu kemiskinan struktural yang menghinggap masyarakat terlalu lama, sehingga membuat
masyarakat apatis, pasrah, berpandangan jika sesuatu yang terjadi adalah takdir, dalam konteks
keagamaan disebut dengan pahamJabariah, terlebih paham ini disebarkan dan di doktrinasikan
dalam mimbar agama. Contoh kemiskinan ini ada pada masyarakat pedesaan, komunitas
kepercayaan atau agama, dan kalangan marginal lainnya.
3. Kemiskinan Rasional
Merupakan suatu kemiskinan yang disebabkan oleh keterbatasan kualitas maupun kuantitas
SDA dan SDM, tidak adanya/ hilangnya sumber daya alam yang menguntungkan dan kurangnya
keahlian dan kualitas sumber daya manusianya mau tidak mau menjadi penyebab terjadinya
kemiskinan rasional. Selain itu pula bisa diakibatkan oleh musibah, bencana alam dan bencanabencana lainnya, seperti tahun 2004 ketika terjadi tsunami di Aceh, suka tidak suka masyarakat
yang terkena tsunami harus kehilangan harta benda mereka dan hidup dengan kekurangan, atau
mungkin sama halnya dengan korban amuk massa dan sebagainya. Juga dalam konsep roda
kehidupan, dimana ada saatnya seorang pemilik perusahaan yang jatuh miskin dikarenakan
perusahaanya merugi, berubahnya seseorang yang kaya menjadi miskin karena sebab dan akibat
yang masuk akal.

19
Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Indikator Kemiskinan
2.2.1.1 Menurut BPS
Pengertian kemiskinan antara satu Negara dengan Negara lain tentu berbeda. Di
Indonesia, pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) membuat kriteria kemiskinan, agar
dapat menyusun secara lengkap pengertian kemiskinan sehinggadapat diketahui dengan pasti
jumlahnya dan cara tepat menanggulanginya. Kriteria BPS tersebut adalah:
1. Tidak miskin, mereka yang pengeluaran per orang per bulan lebih dari Rp 350.610.
2. Hampir Tidak Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 280.488.s/d. –
Rp 350.610.- atau sekitar antara Rp 9.350 s/d. Rp11.687.- per orang per hari. Jumlah
masyarakat yang dikategorikan “hampir tidak miskin” mencapai 27,12 juta jiwa.
3. Hampir Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 233.740.- s/d Rp
280.488.- atau sekitar antara Rp 7.780.- s/d Rp 9.350.- per orang per hari. Jumlah
masyarakat yang dikategorikan “hampir miskin” mencapai 30,02 juta.
4. Miskin, dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp 233.740.-kebawah atau
sekitar Rp 7.780.- kebawah per orang per hari.Jumlah masyarakat yang dikategorikan
“miskin” mencapai 31 juta.
5.

Sangat Miskin (kronis), tidak ada kriteria berapa pengeluaran per orang per hari.
Tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah pastinya. Namun, diperkirakan masyarakat
yang dikategorikan “sangat miskin” mencapai sekitar 15 juta.

Telah banyak program dari pemerintah untuk penanggulangan kemiskinan. Salah satunya
yaitu Program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dalam penetapan keluarga miskin yang berhak
menerima bantuan ini, pemerintah menggunakan acuan dari BPS tentang 14 Kriteria
Kemiskinan, yaitu:

20
Universitas Sumatera Utara

1.

Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

2.

Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.

3.

Jenis

dinding

tempat

tinggal

terbuat

dari

bambu/rumbia/kayu

berkualitas

rendah/tembok tanpa diplester.
4.

Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.

5.

Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6.

Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.

7.

Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.

8.

Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.

9.

Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

10.

Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan
0, 5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau
pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan.
13. Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat
SD/hanya SD.
14. 500.000, seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor,
atau barang modal lainnya.
2.2.1.2 Menurut Bapenas
Indikator kemiskinan menurut Bappenas (2006) adalah:
1.

Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan

2.

Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan

21
Universitas Sumatera Utara

3.

Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan

4.

Terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha

5.

Lemahnya perlindungan terhadap aset usaha dan perbedaan upah

6.

Terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi

7.

Terbatasnya akses terhadap air bersih

8.

Lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah

9.

Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam, serta
terbatasnya akses masyarakat terhadap sumber daya alam

10.

Lemahnya jaminan rasa aman

11.

Lemahnya partisipasi

12.

Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan

13.

Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas

keluarga;

dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi, dan rendahnya jaminan sosial terhadap
masyarakat.
2.2.1.3 Menurut Keluarga Sejahtera ( KS )
Indikator Keluarga Sejahtera pada dasarnya berangkat dari pokok pikiran yang
terkandung didalam undang-undang no. 10 Tahun 1992 disertai asumsi bahwa kesejahteraan
merupakan variabel komposit yang terdiri dari berbagai indikator yang spesifik dan operasional.
Berikut indikator menurut Keluarga Sejahtera ( KS ) :
a.

Keluarga Pra Sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan
dasarnya (basic needs) Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran
agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan.

22
Universitas Sumatera Utara

b. Keluarga Sejahtera Tahap I
Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal yaitu:
1.

Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga.

2.

Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau lebih.

3.

Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah
dan bepergian.

4.

Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah.

5.

Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber-KB dibawa ke sarana / petugas
kesehatan.

c.

Keluarga Sejahtera tahap II
Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera
I, harus pula memenuhi syarat sosial psikologis 6 sampai 14 yaitu :
1. Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
2. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk
pauk.
3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per tahun.
4.

Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni rumah.

5. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.
6. Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas
mempunyai penghasilan tetap.
7. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca tulisan latin.
8. Seluruh anak berusia 5 - 15 tahun bersekolah pada saat ini.

23
Universitas Sumatera Utara

9. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai
kontrasepsi (kecuali sedang hamil)
d.

Keluarga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 14 dan dapat pula memenuhi syarat
15 sampai 21, syarat pengembangan keluarga yaitu :

1. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
2.

Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan keluarga untuk
tabungan keluarga.

3.

Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dimanfaatkan
untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.

4.

Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.

5.

Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6 bulan.

6.

Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.

7.

Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai dengan kondisi
daerah setempat.

e.

Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Keluarga yang dapat memenuhi kriteria 1 sampai 21 dan dapat pula memenuhi
kriteria 22 dan 23 kriteria pengembangan keluarganya yaitu :
1. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi
kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.
2. Kepala

Keluarga

atau

anggota

keluarga

aktif

sebagai

pengurus

perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.
f.

Keluarga Miskin

24
Universitas Sumatera Utara

Adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan ekonomi
tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :
1.

Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging/ikan/telor.

2.

Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel
pakaian baru.

3.
g.

Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap penghuni.

Keluarga Miskin Sekali
Adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan ekonomi
tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :
1.

Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih.

2.

Anggota keluarga tidak memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja/sekolah
dan bepergian.

3.

Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah.

2.3 Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
1.

penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku,
pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan
keuangan tidak mengukur pemasukan.

2.

penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.
Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan
pemasukan keuangan keluarga.

25
Universitas Sumatera Utara

3.

penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan
sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang
mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.

4.

penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk
perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor
yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.

5.

penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial.

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari
kemalasan, namun diAmerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki
jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagaipekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau
rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.
2.4. Kebutuhan Manusia
Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam
aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) bagi setiap individu untuk berusaha. Pada
dasarnya,manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu,yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan
tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Selama hidup manusia membutuhkan bermacammacam kebutuhan. Seperti: makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan.
Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan, waktu, dan agama. Semakin tinggi tingkat
kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggi / banyak pula macam kebutuhan yang harus
dipenuhi.
Model akademis kebutuhan yang paling terkenal adalah model yang dikembangkan oleh
Abraham Maslow, yaitu Teori hierarki kebutuhan Maslow. Dalam model itu, ia menyatakan

26
Universitas Sumatera Utara

bahwa manusia memiliki berbagai tingkat kebutuhan, mulai dari keamanan sampai aktualisasi
diri. Model ini kemudian dikembangkan lagi oleh Clayton Alderfer.
Studi akademis tentang kebutuhan mencapai puncaknya pada tahun 1950-an. Saat ini, studi
tentang kebutuhan kurang banyak diminati. Meskipun begitu, ada beberapa studi terkenal yang
berhubungan dengan kebutuhan, misalnya studi yang dilakukan oleh Richard Sennett yang
meniliti tentang pentingnya rasa hormat. Studi lain yang dipelajari adalah tentang konsep
kebutuhan intelektual yang teliti dalam kependidikan.
Model Compassionate Communication, dikenal juga dengan nama Nonviolent
Communication (NVC) buatan Marshall Rosenberg menyebutkan tentang adanya perbedaan
antara kebutuhan universal manusia (apa yang menopang dan mendorong kehidupan manusia)
dengan strategi tertentu untuk memuaskan kebutuhan itu. Bertentangan dengan Maslow, model
Rosenberg tidak membagi kebutuhan ke dalam hierarki-hierarki tertentu. Dalam model tersebut,
perasaan dijadikan indikator apakah kebutuhan itu telah terpuaskan atau belum. Salah satu tujuan
dari model Rosenberg ini adalah mendorong manusia untuk mengembangkan kesadaran bahwa
kebutuhan makhluk hidup akan terus bertambah sepanjang hidupnya sehingga manusia harus
berusaha mencari strategi yang lebih efektif untuk menutupi kebutuhannya itu.
A. Kebutuhan menurut tingkatan atau intensitasnya :
1.

Kebutuhan primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus/wajib terpenuhi, artinya apabila

kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka manusia akan mengalami kesulitan dalam hidupnya.
Contoh: sandang (pakaian), pangan (konsumsi), papan (tempat tinggal),pendidikan dan
pekerjaan (sifatnya opsional)
2.

Kebutuhan sekunder

27
Universitas Sumatera Utara

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer
terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik.
Contoh: pariwisata, rekreasi, hiburan
3.

Kebutuhan tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan

sekunder terpenuhi. Contoh: mobil, sepeda motor, komputer, handphone, tablet, dll.
B. Kebutuhan menurut waktunya
1. Kebutuhan Sekarang
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang pemenuhannya tidak bisa ditunda-tunda
lagi/kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Contoh: makan, minum, sandang, tempat tinggal,
dan obat-obatan
2. Kebutuhan yang akan datang/masa depan
Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat ditunda, tetapi harus
dipikirkan mulai sekarang. Contoh: tabungan

3. Kebutuhan tidak terduga
Kebutuhan ini disebabkan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba / tidak disengaja yang sifatnya
insidental. Contoh : konsultasi kesehatan
4. Kebutuhan sepanjang waktu
Kebutuhan sepanjang waktu adalah kebutuhan yang memerlukan waktu lama
C. Kebutuhan menurut sifatnya
1. Kebutuhan jasmani

28
Universitas Sumatera Utara

Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang diperlukan untuk pemenuhan fisik/jasmani yang
sifatnya kebendaan. Contoh: makanan, pakaian, olahraga, dan istirahat
2. Kebutuhan rohani
Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang diperlukan untuk pemenuhan jiwa atau rohani.
Kebutuhan ini sifatnya relatif karena tergantung pada pribadi seseorang yang membutuhkan.
Contoh: beribadah, rekreasi, kesenian, dan hiburan
Kebutuhan menurut subyeknya
3. Kebutuhan individu
Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang hanya diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan seorang saja. Contoh: kebutuhan petani waktu bekerja berbeda dengan kebutuhan
seorang dokter
4. Kebutuhan sosial (kelompok)
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kepentingan
bersama kelompok. Contoh: siskamling, gedung sekolah, rumah sakit, dan jembatan serta
berbagai contoh yang lainnya.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan diakses pada tanggal 22 september 2015 pukul 11:00
WIB)
2.5 Peran dan Fungsi Keluarga
A. Fungsi agama
Agama adalah dasar kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang ada sejak dalam
kandungan.Keluarga adalah tempat pertama seorang anak mengenal agama. Keluarga juga
menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga anak
menjadi manusia yang berakhlak baik dan bertaqwa.Setiap manusia mempunyai kewajiban yang
berbeda.Kewajiban tersebut disesuaikan berdasarkan umur dan profesinya. Karena itu penting

29
Universitas Sumatera Utara

bagi maing-masing individu untuk mengetahui dan dasar dengan tanggung jawab yang
dipikulnya, termasuk dengan pengetahuan akan eksitensinya sebagai manusia yang dicipta oleh
yang Maha Pencipta.
Manusia pada hakekatnya dciptakan tak lain adalah untuk menyembah kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena itu sangat pantaslah sekiranya setiap langkah yang akan dituju oleh
setiap manusia hanyalah mengharap atas ridho dari Allah SWT. Dalam hidup perjalanan setiap
manusia sesungguhnya tak lepas dari sekedar menjalani sebuah skenario yang telah digariskan
oleh yang Maha mengatur, sehingga masing-masuing orang satu sama lain baik rezeki, musibah
dan takdir pasti tidak akan sama, karena disitulah letak kerahasiaan dari Sang Pencipta. Dalam
fungsi agama, terdapat 12 nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Dua
belas nilai dasar tersebut diantaranya:
1. Iman, yang dimaksud dengan iman yaitu mempercayai akan adanya Allah SWT,
Tuhan YME, mengamalkan segala ajaranNya.
2. Taqwa, yang dimaksud dengan taqwa adalah mengamalkan segala sesuatu yang
diperintahkan dan menghindari segala yang dilarang Allah SWT.
3. Kejujuran, yang dimaksud dengan kejujuran yaitu menyampaikan apa adanya.
4. Tenggang rasa ditandai dengan adanya kesadaran bahwa setiap orang berbeda dalam
setiap sifat dan karakternya.
5. Rajin, maksudnya menyediakan dan tenaga untuk menyelesaikan tugasnya dengan
berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
6. Kesalehan, maksudnya memiliki nilai moral yang tinggi dengan melakukan sesuatu
yang benar secara konsisten.

30
Universitas Sumatera Utara

7. Ketaatan, maksudnya dengan segera dan senang hati melaksanakan apa yang menjadi
tugas dan tanggung jawabnya.
8. Suka membantu, memiliki kebiasaan menolong dan membantu orang lain tanpa
mengharapkan imbalan.
9. Disiplin, maksudnya menepati waktu, mematuhi aturan yang telah disepakati.
10. Sopan santun, maksudnya adalah seseorang yang berperilaku sesuai dengan normanorma dan nilai-nilai agama.
11. Sabar dan Ikhlas, maksudnya kemampuan seseorang untuk menahan diri dalam
menginginkan sesuatu serta dalam menghadapi suatu kesulitan.
12. Kasih sayang, merupakan ungkapan perasaan dengan penuh perhatian, kesadaran dan
kecintaan terhadap seseorang.
B.

Fungsi Sosial Budaya
Dalam fungsi sosial budaya, terdapat 7 (tujuh) nilai dasar yang mesti dipahami dan

ditanamkan dalam keluarga. Tujuh nilai dasar tersebut diantaranya:
1. Gotong royong, melakukan pekerjaan secara bersama-sama yang dilandasi oleh
sukarela dan kekeluargaan.
2. Sopan santun, perilaku seseorang yang sesuai dengan norma-norma sosial budaya
setempat.
3. Kerukunan, hidup berdampingan dalam keberagaman secara damai dan harmonis.
4. Peduli, mendalami perasaan dan pengalaman orang lain.
5. Kebersamaan, adanya perasaan bersatu, sependapat, dan sekepentingan.
6. Toleransi, bersikap menghargai pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan
pendirian sendiri.

31
Universitas Sumatera Utara

7. Kebangsaan, kesadaran diri sebagai warga Negara Indonesia harus menjunjung tinggi
harkat dan martabat bangsa.
C.

Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Dalam fungsi cinta dan kasih sayang terdapat 8 (delapan) nilai dasar yang mesti dipahami

dan ditanamkan dalam keluarga, diantaranya adalah:
1. adalah memahami dan mengerti akan perasaan orang lain.
2. Akrab, hubungan yang dilandasi oleh rasa kebersamaan dan kedekatan perasaan
3. Adil, memerlukan orang lain dengan sikap tidak memihak
4. Pemaaf, dapat menerima kesalahan orang lain tanpa perasaan dendam
5. Setia, maksudnya adalah setia terhadap kesepakatan
6. Suka menolong, ditandai dengan tindakan suka menolong dan suka membantu orang
lain
7. Pengorbanan, kerelaan memberikan sebagian haknya untuk membantu orang lain
8. Tanggung jawab, mengetahui serta melakukan apa yang menjadi tugasnya.
D.

Fungsi Perlindungan
Dalam fungsi perlindungan terdapat 5 (lima) nilai dasar yang mesti dipahami dan

ditanamkan dalam keluarga. Nilai dasar tersebut diantaranya:
1. Aman, dimaksudkan suatu perasaan yang terbatas dari ketakutan dan kekhawatiran
2. Pemaaf, memberitahukan atau menunjukkan kesalahan seseorang dan memberi
kesempatan untuk memperbaikinya
3. Tanggap,

maksudnya

mengetahui

dan

menyadari

sesuatu

yang

akan

membahayakan/mengkhawatirkan
4. Tabah, mampu menahan diri ketika menghadapi situasi yang tidak di harapkan

32
Universitas Sumatera Utara

5. Peduli, suatu upaya untuk memelihara, melindungi lingkungan dari kerusakan
E.

Fungsi Reproduksi
Diantaranya adalah tanggung jawab, sehat, dan teguh.
1. Tanggung jawab, dimaksudkan untuk mengetahui apa yang menjadi tugasnya
2. Sehat, dimaksudkan untuk keadaan sehat secara fisik, fungsi dan system reproduksi
serta rohani/emosional, orang yang sehat dalam fungsi reproduksi di cirikan dengan
kemampuan seseorang menjaga kebersihan dan kesehatan reproduksinya.
3. Teguh, dimaksudkan untuk keteguhan dalam fungsi reproduksi yaitu kemampuan
seseorang mampu menjaga kesucian organ reproduksinya sebelum menikah.

F. Fungsi Sosialisasi dan pendidikan
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia dalam kehidupannya saling
membutuhkan bantuan satu sama lain, hidup secara berkelompok dan bermasyarakat. Setiap
manusia memiliki system sosial terkecil yaitu keluarga.Menurut Coleman dan Cressey, Keluarga
adalah sekelompok orang yang di hubungkan oleh pernikahan, keturunan atau adopsi yang hidup
bersama dalam sebuah rumah tangga.
Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.Keluarga selain
berfungsi sebagai pendidik juga sebagai pembimbing dan pendamping dalam tumbuh kembang
anak, baik secara fisik, mental, sosial dan spiritual.Mendidik anak adalah kewajiban orang tua.
Dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan terdapat 7 nilai dasar yang mesti di pahami dan
ditanamkan dalam keluarga. Ketujuh nilai dasar tersebut diantaranya :
1.

Percaya diri dalam fungsi sosialisasi/pendidikan adalah kebebasan berbuat secara mandiri
dengan mempertimbangkan serta memutuskan sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

33
Universitas Sumatera Utara

2.

Luwes dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan adalah mudah menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi misalnya mudah bergaul dengan siapa saja.

3.

Bangga dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan, yaitu perasaan senang yang dimiliki,
ketika selesai melaksanakan tugas/pekerjaan yang menantang atau berhasil meraih sesuatu
yang di inginkan.

4.

Rajin dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan yaitu menyediakan waktu dan tenaga untuk
menyelesaikan tugasnya dengan berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

5.

Kreatif dalam fungsi sosial dan pendidikan

6.

Tanggungjawab dalam fungsi sosialisasi danb pendidikan maksudnya mengetahui serta
melakukan apa yang telah menjadi tugasnya.

7.

Kerjasama dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan maksudnya melakukan sesuatu
pekerjaan secara bersama-sama.

G.

Fungsi Ekonomi
Dalam menjalani kehidupan manusia membutuhkan berbagai jenis dan macam barang-

barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya diantaranya adalah:
1.

Kebutuhan primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok yang benar-benar sangat di butuhkan oleh

keluarga dan sifatnya wajib untuk dipenuhi, contohnya kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
2.

Kebutuhan sekunder
Kebutuhan skunder keluarga adalah kebutuhan yang diperlukan setelah semuakebutuhan

pokok terpenuhi, contohnya kebutuhan rekreasi, kebutuhan transportasi, kesehatan dan
pendidikan.

34
Universitas Sumatera Utara

3.

Kebutuhan tersier
Kebutuhan tersier keluarga

adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak

sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan promer dan kebutuhan
skunder, contohnya adalah mobil, computer, apartemen, dan lainsebagainya.
H.

Fungsi Lingkungan
Dalam fungsi lingkungan terdapat 2 (dua) nilai dasar yang mesti di pahami dan di

tanamkan dalam keluarga. Kedua nilai dasar tersebut diantaranya :
1.

Bersih maksudnya suatu keadaan lingkungan yang bebas dari kotoran, sampah dan polusi.

2.

Disiplin, maksudnya mematuhi aturan dan kesepakatan yang berlaku (Kurikulum Diklat
Teknis Bina Keluarga Remaja BKR tahun 2014).

35
Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Pemikiran
Persaingan hidup di kota juga semakin keras,setiap orang bersaing belomba-lomba
mendapatkan pekerjaan dan membuka peluang usaha.sebagai masyarakat miskin kota yang tidak
punya power,aset,sempitnya wawasan,dan tebatasnya jaringan dan lain sebagainya,tentu saja
masyarakat miskin tersebut memiliki kendala atau kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup
keluarga.dalam hal ini sebagai perhatian dari kehidupan sosial peneliti tertarik ingin mengetahui
bagaimana strategi masyarakat miskin perkotaan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga
dengan studi kasus di bantaran sungai deli kelurahan jati kecamatan medan maimun..

Strategi Masyarakat Miskin
Perkotaan

Bertahan Hidup

-sistem kepercayaan

-jaringan social
-keterampilan Individu
-jenis pekerjaan
-motivasi pribadi

36
Universitas Sumatera Utara

2.7 Definisi Konsep
Konsep merupakan istilah khusus yang di gunakan para ahli dalam upaya
menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan di teliti, untuk menghindari salah
pengertian atas makna konsep-konsep yang akan di jadikan objek penelitian. Dengan kata
lain, penulis berupaya membawa para pembaca bahwa hasil penelitian ini untuk memaknai
konsep sesuai dengan yang di inginkan dan di maksudkan oleh penulis. Jadi definisi konsep
adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang di anut dalam suatu penelitian.
(Siagian,2011:138)
Untuk lebih memahami pengertian konsep-konsep yang akan di gunakan, maka
penulis membatasi konsep-konsep sebagai berikut :
1.

Yang di maksud dengan Strategi dalam penelitian ini adalah metode atau rencana
yang dipilih untuk membawa masa depan yang diinginkan, seperti pencapaian tujuan
atau solusi untuk masalah

2.

Yang di maksud dengan masyarakat miskin perkotaan adalah suatu kondisi hidup
yang kurang mampu atau minim yang di alami masyarakat di perkotaan.

3.

Yang dimaksud Bertahan Hidup adalah rangkaian tindakan yang dipilih secara
standar oleh individu dan rumah tangga yang miskin secara sosial ekonomiuntuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.

37
Universitas Sumatera Utara