Implementasi Kebijakan Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) di Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara mempunyai kewajiban untuk melayani setiap warga negara dan
penduduk dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasarnya. Kewajiban pelayanan
publik merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945. Oleh karena itu perlu kiranya dibangun kepercayaan masyarakat atas
pelayanan publik yang dilakukan oleh lembaga pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik. Demikian diungkapkan dalam pertimbangan penyusunan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
publik (http://endanglarasati.blogspot.com/).
Bagi bangsa Indonesia, tanah merupakan unsur vital dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) merupakan kesatuan tanah air dari keseluruhan Bangsa Indonesia. Tanah
merupakan perekat NKRI oleh karena itu tanah perlu dikelola dan diatur secara
nasional untuk menjaga keberlanjutan sistem kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam kerangka ini, kebijakan pertanahan diarahkan untuk mewujudkan tanah
untuk “sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
Untuk membantu kesejahteraan rakyat dalam bidang pertanahan maka
dibentuk Badan Pertanahan Nasional. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

(BPN-RI) diawali dengan adanya pengesahan undang-undang

Nomor 5 tahun 1960

tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau yang lebih dikenal UUPA pada
tanggal 24 September 1960. UUPA ini merupakan pelaksanaaan amanat konstitusi Pasal

Universitas Sumatera Utara

33 ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan “Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar–besarnya
kemakmuran rakyat‟. Selain Pancasila dan UUD 1945, nilai-nilai dasar di bidang

pertanahan juga dinyatakan oleh TAP MPR No. IX/2001 tentang Pembaruan
Agraria dan Pengelolaan Sumber daya Alam.
Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala.
BPN diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan
Nasional. (Sesuai dengan Perpres No. 20 Tahun 2015). Badan Pertanahan Nasional
mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara

nasional, regional dan sektoral sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.
Adapun Semboyan BPN-RI adalah: “Lihat ke depan, lakukan sesuatu yang
dibutuhkan, dipikirkan dan dirasakan rakyat”. Dengan melihat Visi BPN-RI, yaitu
menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesarbesar

kemakmuran

rakyat,

serta

keadilan

dan

keberlanjutan

sistem


kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia, maka dengan
semboyan tersebut BPN-RI bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai
kesejahteraan rakyat dalam bidang pertanahan dan diharapkan mampu utuk
melihat kebutuhan masyarakat dalam pelayanan bidang pertanahan.
Disadari bahwa kondisi aparatur negara masih dihadapkan pada sistem
manajemen pemerintahan yang belum efisien dan lemah. Kondisi ini
menghasilkan kualitas pelayanan publik yang rendah dan terjadi berbagai praktek
korupsi,

kolusi

dan

nepotisme

serta

mengakibatkan


inefisiensi

dalam

Universitas Sumatera Utara

penyelenggaraan pemerintahan. Upaya perbaikan dan peningkatan kinerja
aparatur, diharapkan dapat mewujudkan pelayanan yang cepat, murah, mudah,
berkeadilan, berkepastian hukum, transparan dan dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan perkembangan dinamika masyarakat.
Pelayanan publik yang banyak dikenal dengan sifat birokratis dan banyak
mendapat keluhan dari masyarakat pelanggannya, antara lain disebabkan masih
belum memperhatikan kepentingan masyarakat penggunanya. Paradigma yang
dipergunakan para pengelola pelayanan publik cenderung lebih bersifat direktif
yang hanya

mengutamakan kepentingan pimpinan organisasinya saja.

Masyarakat sebagai penggguna seperti tidak memiliki kemampuan apapun untuk
berkreasi, suka tidak suka, mau tidak mau, mereka harus tunduk kepada

pengelolanya. Seharusnya, pelayanan publik dikelola dengan paradigma yang
bersifat supportif dimana lebih memfokuskan diri kepada kepentingan
masyarakatnya. Pengelola pelayanan harus mampu bersikap menjadi pelayan
yang sadar untuk melayani dan bukan dilayani (Larasati, 2007:36).
Sejalan dengan arus globalisasi yang terjadi di seluruh dunia pada saat ini
kebutuhan informasi semakin penting dan mendesak. Bahkan menurut Robert
Murdick (dalam Sutabri, 2005:114) informasi dianalogikan sebagai darah bagi
organisasi. Selanjutnya Sutabri (2005:114) mengemukakan bahwa informasi
merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting untuk organisasi publik.
Informasi pada dasarnya adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna
bagi para pemakainya (Jogiyanto, 2003:36). Agar dapat mencapai tujuannya maka
dibentuklah suatu sistem informasi.

Universitas Sumatera Utara

Pada dasarnya sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem
informasi yang selain melakukan semua pengolahan transaksi yang diperlukan
oleh suatu organisasi, juga memberi dukungan informasi dan pengolahan untuk
fungsi manajemen dan proses pengambilan keputusan. Pesatnya perkembangan
organisasi publik yang ada saat ini, jika ditinjau dari segi administrasi negara,

membuat usaha untuk merumuskan kerangka kerja (framework). Sistem Informasi
Manajemen (SIM) pada organisasi publik merupakan kebutuhan yang mendesak
(Sutabri, 2005:117). Lebih lanjut Sutabri (2005:54) mengatakan bahwa
pentingnya SIM dalam konteks organisasi publik salah satu penyebabnya adalah
bahwa organisasi sekarang sudah cenderung mendasarkan pengambilan
keputusannya pada sistem informasi, dan bukan pada struktur hirarkhi
wewenang/tanggung jawab yang statis.
Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan akan sistem informasi yang lebih
efisien dan dapat diandalkan dalam membuat keputusan manajemen, teknologi
atau komputerisasi adalah unsur utama yang berpengaruh. Kemampuan komputer
telah membantu perkembangan konsep Sistem Informasi Manajemen karena
perangkat keras dan perangkat lunak telah membuka dimensi baru yang
digunakan dalam konseptualisasi sistem informasi bagi sebuah organisasi.
Penggunaan komputer di dalam SIM sangat banyak membantu pemerintah dalam
proses pengambilan keputusan.
Berkaitan dengan tugas yang harus dilaksanakan, maka penyediaan
pelayanan pemerintah harus difokuskan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat,
baik secara kualitas maupun kuantitas sebagai upaya pemberian kepuasan

Universitas Sumatera Utara


masyarakat penggunanya. Perhatian akan pemberian kepuasan masyarakat ini
sangatlah penting, mengingat kepuasan masyarakat merupakan tolok ukur dari
keberhasilan pelayanan yang efektif dan efisien yang diberikan oleh pemerintah.
Badan Pertanahan Nasional adalah salah satu instansi pemerintah yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pertanahan. Disadari
bahwa sistem informasi dan manajamen yang baik dalam sistem pemerintahan
dapat membantu meningkatkan pelayanan publik yang memadai dan menciptakan
kenyamanan kepada masyarakat sehingga pemerintah juga mendapat kepercayaan
dari masyarakat.

Pengembangan

e-government

merupakan upaya

untuk

mengembangkan penyelenggaraan pemerintah yang berbasis elektronik dalam

rangka meningkatkan pelayanan publik secara efektif dan efesien, hal ini sesuai
dengan Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2001 tentang
Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia dan Intruksi Presiden
Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan egovernment.

Proses transformasi menuju e-government di Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia (BPN-RI) dimulai dengan dibangunnya Sistem Informasi dan
Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS). Sejak tahun 1997 BPN telah
menyelenggarakan

kegiatan

SIMTANAS

melalui

kegiatan

Land


Office

Computerization (LOC) atau Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) di Kantor

Pertanahan dan Kantor Wilayah BPN. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama
Pemerintah Repulik Indonesia dengan Pemerintahan Kerajaan Spanyol di bidang
teknologi informatika.

Universitas Sumatera Utara

Dalam meningkatkan pelayanan pertanahan maka pemerintah membentuk
satu kementerian dan menetapkan peraturan-peraturan bidang pertanahan. Salah
satu peraturan tersebut adalah SIMTANAS (Sistem Informasi dan Manajemen
Pertanahan Nasional) yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun
2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan, Peraturan Kepala BPNRI Nomor 4 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertananahan Bab I pasal 3 huruf e dan Bab II
pasal 53 huruf i. Sebelum SIMTANAS di kantor pertanahan dikembangkan, setiap
Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kota berusaha meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan teknologi informasi yang
mereka miliki.

Secara external SIMTANAS bertujuan untuk membantu memudahkan
masyarakat dalam proses mendapatkan informasi dari sisi waktu, biaya, tenaga,
dan prosedur. Secara internal tujuan SIMTANAS adalah membantu pejabat
struktural dalam memperoleh informasi tentang kinerja kantor berupa laporan
secara cepat, akurat, dan aktual karena dikerjakan oleh sistem (bukan SDM) dan
membangun kedisiplinan seluruh pegawai untuk memelihara dan konsisten
terhadap aplikasi KKP (Komputerisasi Kantor Pertanahan) yang sudah dibangun
BPN-RI sehingga kualitas informasi pada SIMTANAS terjaga tetap cepat, akurat,
dan aktual.
Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu, adalah salah satu kantor
pertanahan yang telah menerapkan komputerisasi sistem informasi manajemen
untuk pelayanan pertanahan. Kinerja BPN dalam penyelenggaraan pelayanan

Universitas Sumatera Utara

pertanahan tidak luput dari perhatian berbagai pihak karena dalam pelaksanaan
pelayanan pertanahan masih banyak terdapat permasalahan yang terjadi
dilapangan, diantaranya prosedur yang rumit dan mahal, adanya keluhan dari
masyarakat karena kurang cepatnya dalam pelayanan, lambatnya penyelesaian
pensertifikasian tanah, dan sebagainya. Hal ini seperti yang terjadi di Kantor

Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu.
Sebelumnya pelayanan yang dilakukan di Kantor Pertanahan Kabupaten
Labuhanbatu dilakukan secara manual menggunakan mesin ketik dan beberapa
peralatan manual yang sederhana lainnya. Setelah berkembangnya teknologi
komputer, pelayanan pertanahan memanfaatkan aplikasi komputer seperti aplikasi
micrsoft word dan microsoft excel untuk pengolahan data tekstual dan software
autocad untuk pengolahan data grafis dalam pemograman yang sederhana.

Pelayanan yang dilaksanakan secara manual tersebut banyak mengalami kendala
dan dirasakan tidak efesien karena data tekstual dan data grafisnya tidak
terintegrasi dalam suatu sistem informasi yang berbasis komputerisasi sehingga
terdapat kesulitan dalam pencarian data maupun pemeliharaan data. Guna
memenuhi tuntutan masyarakat dan arus globalisasi, aparatur pemerintah di
lingkungan Kantor Pertanahan Kabubapen Labuhanbatu perlu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat menguasai bidang tugasnya dengan
rasa tanggung jawab.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik mengadakan penelitian
dengan judul “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI DAN

Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN (SIMTANAS) DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN
LABUHANBATU”
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan demikian permasalahan dari penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut: “Bagaimana implementasi kebijakan Sistem Informasi dan
Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) di Kantor Pertanahan
Nasional Kabupaten Labuhanbatu?”.
C. TUJUAN PENELITIAN
Sebuah kegiatan yang dilaksanakan memiliki tujuan tertentu yang hendak
dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan memahami bagaimana penerapan Kebijakan Sistem Informasi dan
Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) di Kantor Pertanahan Kabupaten
Labuhanbatu.
D. MAFAAT PENELITIAN
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara

subyektif,

mengembangkan

bermanfaat

kemampuan

bagi

peneliti

berfikir

ilmiah,

dalam
dan

melatih

sistematis

dan
dalam

mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang
berguna bagi instansi terkait.
3. Secara akademis, penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian
dibidang yang sama.

Universitas Sumatera Utara