Makro Ekonomi Analisis Saham dan Pasar

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan kehidupan dewasa ini sangat berkembang pesat,
terutama dalam hal perekonomian. Banyak inovasi-inovasi yang dilakukan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Dikarenakan setiap manusia
memerlukan harta untuk mencukupi segala yang dibutuhkan dalam hidupnya.
Sekarang banyak orang yang memilih untuk menginvestasikan uangnya, baik
dalam bentuk investasi emas, rumah maupun tanah. Selain ketiga investasi
tersebut juga terdapat

alternatif investasi lain berupa investasi saham.

Investasi saham pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda. Walaupun
investasi dalam bentuk saham merupakan investasi yang memiliki resiko
yang tinggi, akan tetapi pada saat ini investasi saham menjadi pilihan
alternatif investasi yang paling banyak dipilih oleh beberapa investor atau
pemilik modal di ranah pasar modal lokal maupun Internasional.
Di Indonesia sendiri pasar modal berupa saham sudah menjadi bisnis
yang besar di kalangan para pengusaha-pengusaha sukses yang bergerak di

bidang pasar saham. Perdangan saham menjadi hal pokok yang di perjualan
belikan oleh pengusaha-pengusaha besar karena orientasi dari pasar saham
sangat menguntungkan. Dipergunakannya saham sebagai salah satu alat untuk
mencari tambahan dana menyebabkan kajian dan analisis tentang saham
begitu berkembang baik secara fundamental dan teknikal.
Namun, tidak semua orang memahami apa itu saham. Oleh karena itu
perlu diadakannya suatu kegiatan yang dapat memperkenalkan saham kepada
seluruh masyarakat Indonesia, agar semua saham di Negara ini tidak jatuh ke
tangan asing.

1

B. Rumusan Masalah
1. Apa dan bagaimanakah saham?
2. Apa dan bagaimanakah pasar modal?
3. Apakah permasalahan global yang tengah dihadapi oleh kelangsungan
4.
5.

perekonomian Bangsa terkait dengan pasar modal?

Mengapa saham di Indonesia banyak dikuasai oleh pihak asing?
Bagaimana dampak yang terjadi jika saham di Indonesia terus dikuasai

6.

dan dikembangkan oleh pihak asing?
Apakah usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi peningkatan

7.

pembelian saham oleh pihak asing?
Bagaimanakah pandangan hukum Islam terhadap jual-beli saham?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan saham beserta
2.
3.

spesifikasinya.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pasar modal.

Untuk mengatahui permasalahan global yang tengah dihadapi oleh

4.

Indonesia terkait dengan pasar modal berupa saham.
Untuk mengetahui penyebab saham di Indonesia banyak dikuasai oleh

5.

pihak asing.
Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika saham di Indonesia

6.

terus-menerus dikuasai oleh pihak asing.
Untuk mengetahui usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi

7.

peningkatan pembelian saham oleh pihak asing.

Untuk mengetahui pandangan hukum Islam mengenai jual-beli saham.

Lampiran Artikel

2

Pasar

Saham

Indonesia

Mayoritas

Dikuasai Asing
Kamis, 12 November 2015 | 17:07 WIB

Ilustrasi pergerakan harga saham

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar saham Indonesia mayoritas dikuasai oleh

perusahaan-perusahaan asing. Pemahaman masyarakat Indonesia tentang pasar
saham masih kurang, sehingga kegiatan pasar saham di tanah air masih jauh di
bawah kegiatan keuangan lainnya.
"Sekarang ini justru dominasi asing 65 persen (di pasar modal). Artinya,
perusahaan besar di Indonesia yang go public masih sebagian besar dimiliki dari
luar (asing)," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla saat meluncurkan kampanye "Yuk
Nabung Saham" di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (12/11/2015).
Menurut Kalla, masalah utama kurangnya partisipasi publik dalam negeri adalah
kekurangpahaman masyarakat akan pasar modal.
"Masyarakat kita belum seperti Singapura dan China. Sebagian menganggap bursa

3

saham itu hanya untuk masyarakat tertentu atau mungkin ditafsirkan berbahaya
karena ada spekulasi," kata Kalla.
Ia berharap kampanye "Yuk Nabung Saham" dapat menarik minat-minat
masyarakat untuk mulai berinvestasi dengan membeli saham secara rutin dan
berkala.
Dalam kesempatan itu, Wakil Presiden mengingatkan, pasar modal memiliki
tanggung jawab melakukan pemerataan pembangunan.

"Berbicara tentang bursa tentu mempunyai makna yang juga bukan hanya
mengumpulkan dana, tapi menciptakan kepemilikan bersama dan juga
menciptakan keadilan agar dunia usaha hasilnya bukan hanya dinikmati
pemiliknya tapi masyarakat luas dengan go public," kata JK.
Penulis : Yoga Sukmana
Editor : Heru Margianto
(sumber:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/11/12/170704126/Pasar.Sa
ham.Indonesia.Mayoritas.Dikuasai.Asing)

4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Saham
1. Pengertian Saham
Saham adalah surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan
yang melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal dan
porsentase tertentu. Sementara itu, saham merupakan jumlah satuan dari
modal kooperatif yang sama jumlahnya bisa diputar dengan berbagai cara

berdagang, dan harganya bisa berubah sewaktu-waktu tergantung
keuntungan dan kerugian atau kinerja perusahaan tersebut.1
Pengertian lain dari saham adalah:
a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu
b.

perusahaan.
Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan
dan di ikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap

c.

pemegangnya.
Persediaan yang siap untuk dijual.2
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa

saham menunjukkan kepemilikan atas suatu perusahaan dan memberikan
hak kepada pemiliknya. Kepemilikan tersebut memberikan kontribusi
kepada pemegangnya berupa return yang dapat diperolehnya, yaitu
keuntungan modal (Capital gain) atas saham yang memiliki harga jual

lebih tinggi daripada harga belinya, atau deviden atas saham tersebut. Di
samping hak lainnya Non-finansial-benefit berupa hak suara dalam
RUPS. Peluang untuk mendapatkan return dari capital gain ini
memotivasi para investor untuk melakukan perdagangan saham di pasar
modal (Bursa Efek). Tentang saham ini, diatur dalam pasal 40, 41, 42, 43
KUHD.3
1 Indah Yuliana, INVESTASI “Produk Keuangan Syariah” (Malang: UIN-MALIKI PRESS,
2010), Hal. 59.
2 Irham Fahmi, RAHASIA SAHAM DAN OBLIGASI “Strategi Meraih Keuntungan Tak Terbatas
Dalam Bermain Saham Dan Obligasi” (Bandung: Alfabeta, 2013), Hal. 36.
3 Indah Yuliana, INVESTASI “Produk Keuangan Syariah”, Hal. 59-60.

5

2.

Jenis-jenis Saham
Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum
dikenal oleh publik yaitu saham biasa (common stock) dan saham
istimewa (preference stock). Dimana kedua jenis saham ini memiliki arti

dan aturannya masing-masing.
a. Common Stock (saham biasa)
Common stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual
oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar,
yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk
mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB
(Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk
menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau
tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan
dalam bentuk deviden.4
Hal ini diatur dalam UUPT No. 1/1995 pasal 45 dan 46. Bahkan
penjelasan pasal 46 ayat 3 UUPT No. 1/1995 menyebutkan bahwa
yang dimaksud saham biasa adalah saham yang memberikan hak
suara untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal
yang berkaitan dengan pengurusan perseroan, hak menerima
pembagian deviden dan sisa kekayaan dalam proses likuidasi.
Dengan kata lain bahwa saham biasa dapat diartikan dengan bila
perusahaan mengeluarkan satu kelas saham saja biasanya saham
biasa yang memiliki hak bagi pemegangnya. Hak yang dimaksud
adalah hak control, hak dividen, hak preemptive, dan treasury stock.5

b.

Preferred Stock (saham istimewa)
Preferred Stock (saham istimewa) adalah suatu surat berharga yang
dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah,
dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya akan memperoleh
pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang akan diterima setiap
kuartal (tiga bulanan).6

4 Irham Fahmi, RAHASIA SAHAM DAN OBLIGASI, Hal. 37.
5 Indah Yuliana, INVESTASI “Produk Keuangan Syariah”, Hal. 72.
6 Irham Fahmi, RAHASIA SAHAM DAN OBLIGASI, Hal. 37.

6

Dalam pengertian lainnya yaitu saham yang mempunyai sifat
gabungan antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang
membayarkan

bunga


atas

pinjaman,

saham

preferen

juga

memberikan hasil yang tetap berupa dividen prefere. Seperti saham
biasa, dalam hal likuiditas. Klaim pemegang saham preferen di
bawah klaim pemegang bond.7
Meskipun telah dijelaskan

sebelumnya

bahwa

salah

satu

karakteristik saham biasa memiliki hak deviden, tetapi hanya saham
preferen yang memiliki hak dividen, tetapi hanya saham preferen
yang memiliki hak lebih dulu/pembayaran deviden diprioritaskan
terlebih dahulu. Tentu saja prioritas ini berlaku bila pemegang saham
lain adalah pemegang saham biasa, dan memang inilah preferensi
yang ditawarkan (Sawidji Atmojo, 2000:89).
Saham preferen/saham istimewa ada dua macam, yaitu:
1) Saham preferen partisipasi, saham preferen yang membagikan
dividen kepada pemegangnya; pemilik saham ini setelah
menerima deviden tetap mempunyai hak untuk membagi
keuntungan yang dinyatakan sebagai dividen kepada pemegang
saham biasa (participating preference shares).
2) Saham preferen non-kumulatif, saham preferen yang tidak
mempunyai hak untuk memdapatkan dividen yang belum
dibayarkan pada tahun-tahun yang lalu secara kumulatif
(noncummulative preferred stock).8
Sebagai catatan keuntungan diperoleh dari common stock adalah
lebih tinggi dibandingkan dari preferred stock. Perolehan keuntungan
tersebut juga diikuti oleh tingginya resiko yang akan diterima nantinya.
Ini sebagaimana dikatakan oleh Haryajid, Hendy, dan Anjar “Investor
yang ingin memperoleh penghasilan yang tinggi lebih baik untuk
malakukan investasi di saham biasa karena perputaran yang diperoleh
dari saham tersebut sangat tinggi. Apabila investor menginvestasikan
7 Indah Yuliana, INVESTASI “Produk Keuangan Syariah”, Hal. 72.
8 Wikipedia, “Saham Preferen”, Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Saham_preferen, 30
Oktober 2014, diakses tanggal 18 November 2015.

7

dananya di saham preferen, maka hanya pada waktu tertentu saham itu
dapat diuangkan.”9
Perbedaan kedua saham di atas berdasarkan pada hak yang
melekat pada saham tersebut. Hak ini meliputi hak atas menerima
dividen, memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah
dikurangi semua kewajiban-kewajiban perusahaan.10 Saham preferen
biasanya disebut sebagai saham campuran karena memiliki karakteristik
hampir sama dengan saham biasa. Biasanya saham biasa hanya memiliki
satu jenis tapi dalam beberapa kasus terdapat lebih dari satu, tergantung
dari kebutuhan perusahaan. Saham biasa memiliki beberapa jenis, seperti
kelas A, kelas B, kelas C, dan lainnya. Masing-masing kelas dengan
keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri.11
Perbedaan yang lain mengenai saham adalah saham atas nama
(register stocks) dan saham atas unjuk (bearer stocks). Saham atas nama
(register stocks) adalah yang berhak atas nilai saham sesuai dengan nama
yang tercantum dalam saham tersebut. Sedangkan saham atas unjuk
(bearer stocks) adalah yang berhak atas nilai saham tersebut pemegang
saham tersebut dan tidak harus nama yang tertera pada saham tersebut
sebagai pemegang saham.12
3.

Keuntungan Memiliki Saham
Bagi pihak yang memiliki saham akan memperoleh beberapa
keuntungan sebagai bentuk kewajiban yang harus diterima, yaitu:
a. Memperoleh deviden yang akan diberikan pada setiap akhir tahun.
b. Memperoleh capital gain, yaitu keuntungan pada saat saham yang
c.

dimiliki tersebut di jual kembali pada harga yang lebih mahal.
Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis common stock
(saham biasa).

4.

Macam-macam Nilai Pada Suatu Saham
a. Nilai Nominal

9 Irham Fahmi, RAHASIA SAHAM DAN OBLIGASI, Hal. 37.
10 Subagyo, Sri Fatmawati, dkk., Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Yogyakarta: STIE
YKPN, 2002), Hal. 189.
11 Wikipedia, “Saham”, Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Saham, 15 November 2015,
diakses tanggal 18 November 2015.
12 Subagyo, Sri Fatmawati, dkk., Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Hal. 190.

8

Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham tersebut.
b.

c.
d.

Nilai Efektif
Nilai efektif adalah nilai yang tercantum pada kurs resmi kalau
saham tersebut di perdagangkan di bursa.
Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham pada saat dilikuidasi.13
Nilai Buku (Book Value)
Nilai buku per lembar saham adalah nilai aktiva bersih (net assets)
yang dimiliki pemilik dengan memiliki satu lembar saham. Dilihat

e.

dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Nilai Pasar (Market Value)
Harga saham di bursa saham pada saat tertentu. Ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar
bursa.14

B. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya
perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari
hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan
dana atau untuk memperkuat modal perusahaan.
Sedangkan menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim pasar modal
adalah pusat perdagangan utang jangka panjang dan saham perusahaan.
Adapun menurut R.J. Shook pasar modal merupakan sebuah pasar tempat
dana-dana modal, seperti ekuitas dan utang, diperdagangkan.15
2.

Sejarah Singkat Pasar Modal Indonesia
Kehadiran pasar modal Indonesia dengan sejarah yang sangat
panjang. Bursa di Indonesia berdiri tahun 1912, lebih dahulu dari bursa
Singapura yang baru lahir bulan Juni 1930, ketika 15 perusahaan efek
membentuk the Singapore Stockbrokers Association untuk mengatur
industri perefek-an disana. Perkembangan bursa efek di Indonesia tidak
terlepas dari pasang surutnya iklim politik, ekonomi dan keuangan

13 Ibid., Hal. 189.
14 Firmansyah, “Penilaian Saham”, Slideshare, http://www.slideshare.net/bungcuu/penilaiansaham, 9 November 2009, diakses tanggal 18 November 2015.
15 Irham Fahmi, RAHASIA SAHAM DAN OBLIGASI, Hal. 1-2.

9

negara ini. Bursa Efek Indonesia mengalami kemunduran aktivitasnya di
tahun 1940, waktu negeri Belanda diserang dan diduduki oleh bangsa
Jerman. Setelah itu muncul lagi tahun 1952 dan seolah-olah menghilang
sejak tahun 1958, kemudian bangkit kemblai pada tanggal 10 Agustus
1977.
Pada tahun 1968 Bank Indonesia membentuk Tim Persiapan Pasar
Uang dan Modal tahun 1969 yang diketuai Gubernur Bank Indonesia.
Tahun 1972 tim ini diganti dengan badan Pembina Pasar Uang dan
Modal yang masih diketuai oleh Gubernur Indonesia. Pada penghujung
tahun 1976 badan inilah yang melahirkan BAPEPAM (Badan Pelaksana
Pasar Modal) dan PT. Persero Danareksa.
Sejak dibuka kembali pada tahun 1977 pasar modal diawasi dan
dilaksanakan oleh BAPEPAM, badan yang berada di dalam lingkungan
Departemen Keuangan. Pelaku pasar modal di samping BAPEPAM
adalah perusahaan-perusahaan efek, yang menjadi perantara antara
perusahaan yang membutuhkan dana (dikenal dengan istilah emiten) dan
para pemilik dana (yang disebut pemodal atau investor), para akuntan,
notaris, penasehat hukum dan para penilai, yang menduduki tempat vital
dalam konfigurasi pasar modal. Pada tahun 1970 BAPEPAM diganti
fungsinya dari Pembina menjadi pengawas.
Baru pada tahun 1992 pengelolaannya diserahkan kepada pihak
swasta, seperti lazimnya hampir diseluruh dunia. Perkembangan pasar
yang begitu cepat menghendaki adanya efisiensi kerja dan bursa harus
diotomatisasi. Inilah yang melahirkan JATS (Jakarta Automated Trading
System), yang diperkuat dengan dukungan undang-undang di tahun
1995.16
3.

Produk yang Diperdagangkan di Pasar Modal
Saham menjadi produk utama diperdagangkan di pasar modal,
dan memang tujuan utama keberadaan pasar modal suatu negara
memperdagangkan saham. Disamping itu, selain dari saham, juga

16 Ibid., Hal. 2-3.

10

diperdagangkan di pasar modal adalah berbagai jenis surat berharga
lainnya (efek lainnya), yaitu sebagai berikut:
a. Surat Pengakuan Utang
b. Surat Berharga Komersial (Commercial Paper)
c. Obligasi
d. Tanda Bukti Utang
e. Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif
f. Kontrak Berjangka Atas Efek
g. Setiap Derivatif dari Efek, seperti Bukti Right, Warrant, dan Opsi
h. Efek Beragun Aset
i. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia
4.

Elemen yang Menyebabkan Tumbuhnya Pasar Modal
Pasar modal di suatu negara telah dapat dijadikan sebagai salah
satu ukuran untuk melihat maju mundurnya dinamika bisnis yang terjadi
di negara tersebut. Dan pemerintah memiliki peran sentral dalam
membentuk serta mendorong suatu pasar modal yang menjadi
pengharapan berbagai pihak, termasuk menciptakan elemen-elemen
pendorong pembentukan pasar modal yang tumbuh berkembang sesuai
pengharapan berbagai pihak. Sebagaimana dikatakan Michael P. Mc.
Lindon mengenai adanya elemen yang menciptakan tumbuhnya pasar
modal, yakni:
a. Adanya kesadaran masyarakat mengenai manfaat dan peluang yang
b.

terdapat di pasar modal serta manfaat lain dari kepemilikan saham.
Perkembangan prasarana pasar modal seperti majunya teknologi
informasi

yang

mendorong

tumbuhnya

sistem

perdagangan

c.

elektronik, kliring, pendaftaran saham, dan lain-lain.
Perkembangan peraturan perundangan guna terciptanya kepercayaan

d.

masyarakat, perlindungan pemodal dan kemandiriannya.
Adanya program privatisasi yang mendorong penawaran dan
permintaan saham.17

C. Permasalahan Global yang Tengah Dihadapi Oleh Kelangsungan
Perekonomian Indonesia Terkait dengan Pasar Modal
17 Ibid., Hal. 4-5.

11

Peristiwa yang tengah dihadapi oleh Bangsa Indonesia dan
perekonomiannya pada saat ini adalah pasar modal berupa saham yang
mayoritas dikuasai oleh asing. Asing disini maksudnya adalah bangsa atau
negara lain selain Indonesia. Berdasarkan hasil data yang telah dipaparkan
oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa pasar modal yang sebagian besar
berupa saham sekarang ini telah didominasi oleh 65 persen pihak asing.
Selain itu pihak asing juga menguasai sekitar 30 persen obligasi milik
pemerintah. Ini masih sangat minim keterlibatan dari investor domestik.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh OJK keterlibatan investor domesitik
dalam investasi saham di pasar modal dalam negeri masih tergolong yang
terkecil dibandingkan dengan negara-negara lainnya termasuk negara
tetangga. Sampai saat ini, keterlibatan investor domestik di pasar modal itu
baru sekitar 0,3 persen dari jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia.18
D. Penyebab Saham di Indonesia Banyak Dikuasai Oleh Pihak Asing
Membengkaknya pembelian saham oleh pihak asing tentunya
mempunyai sebab-sebab yang riil dan kuat dalam segi perekonomian maupun
sosial. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab semakin banyaknya pihak
asing yang menguasai saham di Indonesia:
1. Kurangnya pemahaman masyarakat tanah air terhadap pasar saham dan
2.
3.
4.

pasar modal.
Kurangnya partisipasi publik dalam negeri.
Kurangnya sosialisasi masyarakat terhadap saham.
Sebagian masyarakat tanah air menganggap bursa saham itu hanya untuk

5.

masyarakat tertentu.
Sebagian masyarakat tanah air menafsirkan saham sebagai sesuatu yang
berbahaya karena adanya spekulasi.

E. Dampak yang Ditimbulkan Jika Saham di Indonesia Terus-menerus
Dikuasai Oleh Pihak Asing
Dampak negatif:
1. Lama kelamaan perusahaan-perusahaan besar akan secara total dikuasai
oleh pihak asing.
18 Adhitya Himawan, Dian, “OJK Sebut 65 Persen Saham di Indonesia Dikuasai Asing”, Suara
on line, http://www.suara.com/bisnis/2015/11/12/112702/ojk-sebut-65-persen-saham-di-indonesiadikuasai-asing , 12 November 2015, diakses tanggal 17 November 2015.

12

2.

Pengusaha-pengusaha menengah ke bawah dan masyarakat-masyarakat
kecil hanya akan menjadi bawahan dan terpaksa mengikuti perintah

atasan dari suatu perusahaan.
3. Diskriminasi pendapatan antara pegawai asing dan pegawai lokal.
4. Terjadinya eksploitasi.
Dampak positif:
1. Dana menjadi terkumpul dan menciptakan kepemilikan bersama.
2. Menciptakan keadilan agar dunia usaha hasilnya bukan hanya dinikmati
3.
4.

pemiliknya tapi masyarakat luas dengan go public.
Dapat memeratakan pembangunan serta infrastruktur.
Dapat menambah devisa negara serta memajukan perekonomian
Indonesia.

F.

Usaha yang Dapat Dilakukan Untuk Menanggulangi Peningkatan
Pembelian Saham Oleh Pihak Asing
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi akibat buruk dari
penguasaan saham oleh pihak asing yaitu dengan melakukan sosialisasi
kepada seluruh masyarakat Indonesia, bahwa saham itu diperuntukkan semua
orang, dan bukan hanya untuk orang tertentu saja. Selain itu, masyarakat
Indonesia harus diberi pemahaman bahwa saham tidaklah berbahaya, hanya
saja setiap orang harus berhati-hati dalam memilih saham agar tidak tertipu di
belakang.
Bahkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan giatnya mengadakan
kampanye saham berjudul “Yuk Nabung Saham” di Bursa Efek Indonesia
dengan tujuan agar hati masyarakat terdorong dan yang dulunya tidak
mengerti apa itu saham sekarang menjadi berpartisipasi dalam saham. Selain
itu, Beliau berharap kampanyenya dapat menarik minat-minat masyarakat
untuk memulai berinvestasi dengan membeli saham secara rutin dan berkala.

G.

13

H. Pandangan Hukum Islam Terhadap Jual-Beli Saham
Para ahli hukum islam berbeda pendapat dalam praktek jual beli
saham. Sebagian dari mereka memperbolehkan transaksi jual beli saham dan
sebagian lagi tidak memperbolehkannya dalam sistem ekonomi syariah.
Bagi mereka yang memperbolehkan mengadakan jual beli saham
memberikan argumentasi bahwa saham sesuai dengan terminologi yang
merekat padanya, maka saham yang dimiliki oleh seseorang menunjukkan
sebuah bukti kepemilikan atas perusahaan tertentu yang berbentuk asset.
Logika

tersebut

dijadikan

dasar

pemikiran

bahwa

saham

dapat

diperjualbelikan sebagaimana layaknya barang.
Aturan dan norma jual beli saham tentu mengacu pada pedoman jual
beli barang pada umumnya, yaitu terpenuhinya rukun, syarat, aspek, ‘atTaradhin, serta terhindar dari unsure maisir, gharar, riba, dhulm, ghisy, dan
najasy. Praktek forward contract, short selling, option, insider trading,
“penggorengan” saham pada pasar modal.
Selain hal-hal tersebut, konsep preferrent stok juga cenderung tidak
diperbolehkan secara syariah karena dua alasan yang dapat diterima secara
konsep syariah, dua alasan tersebut adalah: Pertama, adanya keuntungan
tetap, yang dikatagorikan oleh kalangan ulama sebagai riba. Kedua, pemilik
saham prefeerent mendapatkan hak istimewa terutama saat perusahaan
dilikuidiasi. Hal tersebut dianggap mengandung unsur ketidak-adilan.19
Namun, dengan adanya fatwa-fatwa ulama kontemporer tentang jual
beli saham seperti yang telah tertera pada pembahasan dasar hukum diatas,
semakin memperkuat landasan akan bolehnya jual beli saham. Selai fatwa
tersebut fatwa DSN Indonesia juga telah memutuskan akan bolehnya jual beli
saham, berdasar prinsip syariah. (Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-MUI/2003).

1.

Saham Syariah

19 Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Indinesia (Jakarta: Kencana, 2009), Hal. 110.

14

Menurut Soemitra, saham syariah merupakan surat berharga yang
merepresentasikan penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan.
Penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak
melanggar prinsip-prinsip syariah. Akad yang berlangsung dalam saham
syariah dapat dilakukan dengan akad mudharabah dan musyarakah.
Menurut Kurniawan (2008), Saham Syariah adalah saham-saham yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memiliki karakteristik sesuai
dengan syariah Islam.
Saham syariah adalah saham-saham yang memiliki karakteristik sesuai
dengan syariah Islam atau yang lebih dikenal dengan syariah compliant.
2.

Fungsi dan Manfaat Saham Syariah
Menurut Metwally (1995) fungsi dari keberadaan pasar modal syariah :
a.

Memungkinkan bagi masyarakat berpartispasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.

b.

Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas.

c.

Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.

d.

Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek
pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal
konvensional.

e.

Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.20

BAB V
PENUTUP
20 Huda, dan Nurul, dkk., Investasi Pada Pasar Modal Syariah (Jakarta: Kencana, 2008), Hal.
76.

15

A. Kesimpulan
Peristiwa yang tengah dihadapi oleh Bangsa Indonesia dan
perekonomiannya pada saat ini adalah pasar modal berupa saham yang
mayoritas dikuasai oleh asing. Membengkaknya pembelian saham oleh pihak
asing tentunya mempunyai sebab-sebab yang riil dan kuat dalam segi
perekonomian maupun sosial. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman
masyarakat tanah air terhadap pasar saham dan pasar modal. Penguasaan
mayoritas saham di Indonesia oleh asing mempunyai beberapa dampak, yakni
dampak negatif dan dampak positif. Salah satu dampak negatif dari hal itu
adalah lama-kelamaan perusahaan-perusahaan besar akan secara total
dikuasai oleh pihak asing serta terjadinya eksploitasi oleh pihak asing. Untuk
dampak positifnya yaitu dengan pihak asing membeli saham di Indonesia
dapat meningkatkan devisa negara dan pertumbuhan ekonomi bangsa, serta
adanya kemudahan dalam berjalannya bisnis. Namun tidak semua orang
mengerti dampak saham, maka dari itu usaha yang dapat dilakukan untuk
mengurangi akibat buruk dari penguasaan saham oleh pihak asing yaitu
dengan melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat Indonesia, bahwa
saham itu diperuntukkan semua orang, dan bukan hanya untuk orang tertentu
saja. Hal itu untuk menarik minat masyarakat dalam membeli saham.

16

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham. RAHASIA SAHAM DAN OBLIGASI “Strategi Meraih Keuntungan
Tak Terbatas Dalam Bermain Saham Dan Obligasi”. Bandung:Alfabeta,
2013.
Huda, Nurul, dkk. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana, 2008.
Manan, Abdul. Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal
Syariah Indonesia. Jakarta: Kencana, 2009.
Subagyo, Sri Fatmawati, dkk. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Yogyakarta: STIE YKPN, 2002.
Yuliana, Indah. INVESTASI “Produk Keuangan Syariah”. Malang: UIN-MALIKI
PRESS, 2010.
Wikipedia. “Saham”, (http://id.wikipedia.org/wiki/Saham, diakses 18 November
2015).
Wikipedia.

“Saham

Preferen”,

(http://id.wikipedia.org/wiki/Saham_preferen,

diakses 18 November 2015).
Firmansyah. “Penilaian Saham”, (http://www.slideshare.net/bungcuu/penilaiansaham, diakses 18 November 2015).
Adhitya Himawan dan Dian. “OJK Sebut 65 Persen Saham di Indonesia Dikuasai
Asing”,

(http://www.suara.com/bisnis/2015/11/12/112702/ojk-sebut-65-

persen-saham-di-indonesia-dikuasai-asing, diakses 17 November 2015).

17

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65