Persepsi Mahasiswa Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di Media Televisi (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di TV ONE) Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara. Jl. Prof. A. Sofyan No. 1, Medan, Sumatera Utara.
3.1.1

Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) resmi menjadi Fakultas pada tahun
1982 berdasar Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
1982.SK Presiden R.I tersebutmenetapkan FISIP merupakan fakultas ke 9 (Sembilan)
pada Universitas Sumatera Utara.Walaupun FISIP USU baru resmi terbentuk pada
tahun 1982, tetapi cikal bakal FISIP USU itu sudah muncul pada tahun 1980
berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor. 1181/PT.05/C.80, pada tanggal 1
Juli 1980. Perkuliahan pertamakali dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1980 dengan
jumlah mahasiswa hasil ujian SIPENMARU bulan Juli 1980 sebanyak 75 orang.

Berdasarkan SK Mendikbud R.I tersebut, disebutkan FISIP USU mempunyai 6
(enam) jurusan dengan urutan berikut:
1. Jurusan Ilmu Administrasi
2. Jurusan Ilmu Komunikasi
3. Jurusan Kesejahteraan Sosial
4. Jurusan Sosiologi
5. Jurusan MKDU
6. Jurusan Antropologi
Dewasa ini FISIP USU mempunyai enam Departemen, satu Program Diploma-3, dan
tiga Program Pascasarjana yaitu sebagai berikut : Departemen Sosiologi terdiri dari
Program Studi S1 Sosiologi dan Program Studi S2 Magister Sosiologi, Departemen
Ilmu Kesejahteraan Sosial, Departemen Ilmu Administrasi terdiri dari dua program
studi yaitu Program Studi S1 Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis, Departemen Ilmu Komunikasi terdiri dari Program Studi S1 Ilmu
Komunikasi dan Program S2 Magister Ilmu Komunikasi, Departemen Antropologi

33

Universitas Sumatera Utara


34

Sosial, Departemen Ilmu Politik. Program Studi S2 Magister Studi Pembangunan,
Program Studi S3 Doktor Studi Pembangunan, Program Studi Diploma-3
Administrasi Perpajakan.
Visi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Menjadi pusat pendidikan dan rujukan bidang-bidang ilmu sosial dan politik di
wilayah barat.
Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat
riset, kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.
2. Menjalin

kerja

sama

yang

menguntungkan


dengan

seluruh

stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan
fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik

Universitas

Sumatera

Utara

sebagai

suatu

organisasi


profesional pendidikan.Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu
dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu
melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu
menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.
3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi
staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas
dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang
dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh
sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun
suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan
prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan
kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masingmasing.
4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang sangat potensial sebagai
institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat

Universitas Sumatera Utara


35

pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Sendiri.
3.2

Metode Penelitian

Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh
karena tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkahlangkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah
dirumuskan(Nawawi, 65:2012). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deksriptif dengan pendekatan kuantitatif yakni tidak mencari hubungan, tidak
mencari hipotesis atau membuat prediksi. Namun bertujuan untuk menjelaskan,
meringkaskan berbagai kondisi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat
yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi (Bungin, 44:2011).
Dalam hal ini peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi mahasiswa ilmu
komunikasi konsentrasi jurnalistik FISIP USU terhadap pemberitaan demo Ahok di
Stasiun Televisi TV ONE.
3.3


Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi

Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikaphidup, dan
sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin,
109: 2011).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi
jurnalistik FISIP USU program S-1 dari stambuk 2013 dan 2014. Alasan peneliti
memilih populasi ini adalah karena mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi
jurnalistik stambuk 2013 dan 2014 lebih dalam memahami tentang jurnalistik.
Dimana isi pembahasan dalam konsentrasi ini menyangkut dengan penelitian peneliti
yaitu tentang tayangan pada televisi. Stambuk 2013 dan 2014 sudah menyelsaikan
praktek kerja lapangan di tempat yang sesuai dengan konsentrasi jurnalistik. Artinya
stambuk ini sudah terjun langsung dalam penerapan teori-teori yang sudah dibahas
diperkuliahan. Sehingga sangat tepat bila dijadikan responden dalam penelitian ini.


Universitas Sumatera Utara

36

Berdasarkan data yang diperoleh pada saat pra penelitian, jumlah mahasiswa stambuk
2013-2014 ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik FISIP USU sebanyak 75 orang.

Tabel 3.1
Populasi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik
FISIP USU
Stambuk

Jumlah

2013

31

2014


27

Total

58

Sumber : Dirmahasiswa.usu.ac.id
3.3.2

Sampel

Sampel merupakan bagian dari seluruhnya (populasi atau universal), yang menjadi
obyek sesungguhnya dari suatu penelitian ilmiah (Nasution dkk, 21: 2001). Subiakto
(1995: 173) menjelaskan bahwa besar sampel tidak ada ketentuan pasti, yang penting
dalam hal ini representatif. Untuk penelitian ini besar sampel ditentukan berdasarkan
rumus arikunto. Ariukunto mengatakan jika jumlah populasi hanya berkisar 100
orang ke bawah maka sebaiknya jumlah sampel adalah jumlah keseluruhan populasi
(total sampling), sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

3.4


Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan kelengkapan atau pengembangan metode riset
yang dipilih, agar data bisa dikumpulkan. Metode (Kriyantono, 86: 2008). Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan yaitu studi yang dilakukan peneliti dengan cara mempelajari dan
mengumpulkan data melalui sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Universitas Sumatera Utara

37

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan survey ke lokasi penelitian
melalui kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyerahkan sejumlah daftar
pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.
Metode Kuesioner berbentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun
secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian diberikan ke responden

sebagai sampel penelitian untuk diisi. Setelah diisi Kuesioner akan dikembalikan ke
peneliti (Bungin, 2013 : 130).
Bentuk umum dari sebuah Kuesioner terdiri dari, pendahuluan berisikan pentunjukan
pengisian Kuesioner, bagian identitas berisikan identitas ressponden,kemudian
memasuki bagian isi yang berisiskan pertanyaan. Tipe kuesioner yang digunakan
adalah dengan menggunakan tipe pertanyaan tertutup yang meminta responden
membuat pilihan diantara satu set alternatif yang telah ditetapkan peneliti.

3.5

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Kriyantono, 167:
2008). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis ke dalam bentuk
analisis table tunggal.

3.5.1


Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal adalah analisis yang dilakukan dengan membagi variabelvariabel penelitian ke dalam jumlah frekuensi dan persentase setiap kategori
(Singarimbun, 266: 2008). Data-data yang telah terkumpul akan diproses sesuai
dengan tahapan yang telah ditetapkan, selanjutnya akan ditabulasi dan dianalisis,
kemudian peneliti akan melakukan pembahasan dan mengintrepetasikannya.

Universitas Sumatera Utara

38

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Pelaksanaan dan Pengumpulan Data

Peneliti memulai beberapa tahap untuk melakukan penelitian dan pengumpulan data,
adapun tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Perizinan
Peneliti meminta izin untuk meneliti kepada Departemen Ilmu Komunikasi dan
Dekanat FISIP USU, untuk melakukan penelitian di Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara. Setelah memperoleh izin dari pihak dekanat,
peneliti memperoleh data mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang
menjadi Populasi dalam penelitian ini.
B. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada
responden dalam janga waktu empat belas hari yakni, 13 Maret 2015 sampai dengan
tanggal 27 Maret 2015. Jumlah Kuesioner yang disebar oleh peneliti yaitu sebanyak
46 eksamplar.
4.2 Teknik Pengolahan Data
Setelah kuesioner terkumpul dari responden, maka peneliti melakukan proses
pengolahan data dari kuesioner yang telah diisi dari responden. Adapun tahapan
pengolahan data dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Penomoran Kuesioner
Penomoran kuesioner yaitu memberi nomor kuesioner sebagai pengenal, yaitu 1-46.
2. Editing

Universitas Sumatera Utara

39

Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap
jawaban yang meragukan dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan anjuran
pengisian kuesioner.
3. Pengkodean
Pengkodean merupakan proses pemindahan jawaban-jawaban responden kedalam
kotak skor yang disediakan dalam bentuk angka.
4. Inventarisasi Variabel
Inventarisasi Variabel yaitu data mentah yang diperoleh dan dimasukkan kedalam
lembar tabel Fortran Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam kesatuan.
5. Menyediakan kerangka table
Banyaknya kerangka tabel minimal sejumlah pertanyaan dalam kuesioner, maksimal
sesuai dengan kebutuhan analisis. Kerangka tabel ini dilengkapi dengan nomor tabel,
judul tabel, kolom vertikal dan horizontal, kategori dan indikator, frekuensi, persen
dan jumlah. Frekuensi kerangka tabel ini untuk mewadahi selebaran data penelitian.
6. Tabulasi Data
Tabulasi data yaitu memindahkan variabel responden yang sudah melalui pengkodean
dan inventarisasi variabel kedalam kerangka tabel. Adapun tabel sebanyak jumlah
pertanyaan dari kuesioner. Data disajikan dalam bentuk tabel tunggal dan dirinci
melalui kategori, frekuensi dan persentase. Selanjutnya untuk memperjelas isi tabel,
data dianalisis melalui deskripsi teks.

4.3

Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam pembahasan ini peneliti akan
merujuk pada sistem penyajian atau data yang akan diperoleh dari hasil jawaban
responden, dimana metode pengumpulan data dengan melalui kuesioner yang
disebarkan kepada responden yang berjumlah 58 orang.

Universitas Sumatera Utara

40

4.3.1

Karakteristik Responden

Karateristik responden merupakan gambaran tentang responden dalam penelitian ini.
Karakteristik responden yang dimaksud dalam hal ini adalah Jenis Kelamin,
Stambuk, dan Umur responden.
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

F

%

Laki-laki

15

25,7

Perempuan

43

74,3

Total

58

100

Sumber: P2/FC1
Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 58
orang, terdapat 15 orang (25,7%) jenis kelamin laki-laki dan 43 (74,3%) jenis
kelamin perempuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah responden dalam
penelitian ini lebih dominan perempuan dibanding laki-laki

Universitas Sumatera Utara

41

Tabel 4.2
Stambuk
Angkatan

F

%

2013

23

39,7

2014

35

60,3

Total

58

100

Sumber: P3/FC2
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 58 orang jumlah responden, terdapat dua(2)
stambuk yang terdiri dari 2013 dan 2014. Pembagian responden telah ditentukan
dengan metode pengambilan sampel dari populasi yang telah didapatkan melalui prapenelitian, sehingga terdapat 23 responden (39,7%) berada di stambuk 2013 dan 35
responden (60,3%) yang berada di stambuk 2014. Tabel 4.2 menjelaskan bahwa
responden dalam penelitian ini mayoritas stambuk 2014 dengan persentase (60,3%).
Hal ini terjadi karena, dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah mahasiwa
Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik. Beberapa orang dari stambuk 2013 sudah
menyelesaikan studi di Ilmu Komunikasi FISIP USU.

Universitas Sumatera Utara

42

Tabel 4.3
Umur
Umur

F

%

22 Tahun

5

8,6

Total

58

100

Sumber : P4/FC3
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dari 58 orang responden, terdapat empat (4)
klasifikasi umur yang telah ditetapkan peneliti. Diantaranya , 19 responden (32,8%)
berada pada umur 22 Tahun. Data diatas menunjukkan bahwa rata-rata responden berada pada
umur 21 Tahun dengan persentase 26 responden (44,8%).
4.3.2

Pemberitaan Demo Ahok di TV One.

Pemberitaan Demo Ahok di TV One dalam penelitian ini merupakan gambaran
tentang intensitas menonton televisi, intensitas menonton berita di TV One, intensitas
menonton berita tentang Demo Ahok di TV One, dan frekuensi menonton tayangan
berita di TV One dari respoden. Dari sisi ini peneliti akan melihat secara mendalam
tentang responden yang akan diteliti dalam keterkaitannya terhadap masalah dalam
penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

43

Tabel 4.4
Intensitas menonton Televisi
Intensitas menonton

F

%

5

8,6

Sering (1-2 Jam/ Hari)

30

51,7

Tidak Sering ( 45

15

25,9

8

13,8

58

100

televisi
Sangat Sering (3-4
Jam/ Hari)

Menit / Hari)
Sangat Tidak Sering
(5-10Menit/Hari)
Total
Sumber : P5/FC4
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa intensitas responden dalam menonton televisi adalah
sebagai berikut, 5 orang responden masuk dalam kategori Sangat Sering (3-4 Jam/
Hari) dengan persentase 8,6%, 30 orang responden masuk dalam kategori Sering (1-2
Jam/ Hari) dengan persentase 51,7%, 15 orang responden masuk dalam kategori
Tidak sering (45 Menit/ Hari) dengan persentase 25,9% dan 8 orang responden masuk
dalam kategori Sangat Tidak Sering (5-10 Menit/ Hari) dengan persentase 13,8%.
Data diatas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini rata-rata masuk
kedalam kategori Sering (1-2 Jam/ Hari) dalam menonton televisi dengan persentase
30 responden (51,7%). Menurut George Gebner dalam teori kultivasi, penonton 1-2
Jam/Hari masuk kedalam kategori penonton ringan (light viewers) (Baran 406 :
2010). Penonton ringan tidak menggunakan satu stasiun televisi untuk dijadikan
sebagai sumber informasi melainkan penonton menggunakan berbagai macam stasiun
televisi untuk memenuhi kebutuhan informasi terhadap suatu persoalan. Karena
kenyataan ini, maka pengaruh televisi tidak cukup kuat pada diri mereka.

Universitas Sumatera Utara

44

Tabel 4.5
Intensitas Menonton Berita di TV One
Intensitas menonton televisi

F

%

Sangat Sering (3-4 Jam/

1

1,7

Sering (1-2 Jam/ Hari)

5

8,6

Tidak Sering (45 Menit /

35

60,3

17

29,3

58

100

Hari)

Hari)
Sangat Tidak Sering (510Menit/Hari)
Total
Sumber : P6/FC5
Tabel 4.5 menjelaskan bahwa intensitas responden menonton berita di TV One adalah
sebagai berikut, 1 orang responden masuk dalam kategori sangat sering (3-4
Jam/Hari) dengan persentase 1,7%, 5 orang responden masuk dalam kategori sering
(1-2Jam/Hari) dengan persentase 8,6%, 35 orang masuk dalam kategori tidak sering
(45 Menit/ Hari) dengan persentase 60,3% dan 17 orang masuk dalam kategori sangat
tidak sering (5-10 Menit/Hari) dengan persentase 29,3%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik yang menjadi
responden dalam penelitian ini mayoritas tidak sering (45 Menit/ Hari) menonton
berita di TV One dengan responden sebanyak 35 orang dan persentase sebesar 60,3%.
Tabel 4.5 juga menunjukkan, ada hal menarik untuk diamati yaitu pada kategori
Sangat Sering (3-4 Jam/Hari) dengan persentase 1,7%(1 responden), dalam teori
kultivasi penonton 3-4 Jam/Hari masuk dalam kategori Heavy Viewers (Penonton
Berat). Penonton berat akan lebih percaya terhadap realitas yang dibentuk oleh media
dibandingkan dengan kepercayaannya terhadap realitas yang dia alami sendiri secara
langsung. Penonton berat umumnya memiliki akses dan kepemilikan media yang

Universitas Sumatera Utara

45

lebih terbatas. Hal itulah yang menyebabkan mereka mengandalkan televisi sebagai
sumber informasi dan hiburan mereka. Karena keterpakuan pada satu media tersebut,
membuat keragaman alternatif informasi yang mereka miliki menjadi terbatas. Itulah
sebabnya kemudian mereka membentuk gambaran tentang dunia dalam pikirannya
sebagimana yang digambarkan pada televisi.
Tabel 4.6
Intensitas Menonton Berita tentang Demo Ahok di TV One
Intensitas menonton televisi

F

%

Sangat Sering (3-4 Jam/

1

1,7

Sering (1-2 Jam/ Hari)

14

24,2

Tidak Sering ( 45 Menit /

30

51,7

13

22,4

58

100

Hari)

Hari)
Sangat Tidak Sering (510Menit/Hari)
Total
Sumber : P7 / FC6
Tabel 4.6 menjelaskan bahwa intensitas responden menonton berita tentang Demo
Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 1 responden atau 1,7% berada dalam
kategori sangat sering (3-4 Jam/Hari), 14 responden atau 24,2% berada dalam
kategori Sering (1-2 Jam/Hari), 30 responden atau 51,7% berada dalam kategori
Tidak sering (45 Menit/Hari) dan 13 responden atau 22,4% berada dalam kategori
Sangat tidak sering (5-10Menit/Hari).
Peneliti melihat bahwa seluruh responden menonton berita di TV One dengan total 58
dan persentase 100%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa ilmu komunikasi
konsentrasi jurnalistik FISIP USU yang menjadi responden dalam penelitian ini
mengetahui konten pemberitaan tentang Demo Ahok yang disajikan oleh TV One.
Sehingga responden dalam penelitian ini dapat menganalisis dari apa yang pernah

Universitas Sumatera Utara

46

ditonton dari tayangan TV One. Tabel 4.6 juga menunjukkan bahwa rata-rata
responden dalam menonton berita Demo Ahok di TV One berada pada kategori tidak
sering (45menit/ hari) dengan persentase 51,7% (30 responden).
Tabel 4.7
Segmentasi menonton tayangan berita tentang Demo Ahok di TV One
Segmentasi

F

%

1

1,7

14

24,2

24

41,4

19

32,7

46

100

menonton
Keseluruhan
tayangan
¾ tayangan (3-4
Segmen)
½ Tayangan (2
Segmen)
¼ tayangan (1
Segmen)
Total
Sumber : P9/FC7
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa segmentasi menonton responden terhadap pemberitaan
tentang Demo Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 1 responden dengan
persentase 1,7% menonton keseluruhan tayangan, 14 responden dengan persentase
24,2% menonton ¾ tayangan (3-4 Segmen), 24 responden dengan persentase 41,4%
menonton ½ tayangan (2 Segmen) dan 19 responden dengan persentase 32,7%
menonton ¼ tayangan (1 segmen).
Segmentasi pada variabel ini bertujuan untuk melihat sejauh mana para responden
mengikuti tayangan berita Demo Ahok yang disajikan oleh TV One. Seperti program
acara Indonesia Lawyers Club, Apa Kabar Indonesia dsb. Segmentasi yang disajikan
oleh TV One rata-rata berdurasi 5-7 menit diselingi dengan commercial break(jeda
iklan). Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden mengikuti ½ tayangan (2

Universitas Sumatera Utara

47

segmen) dengan persentase 41,4% (24 responden). Data tabel 4.8 juga menunjukkan
bahwasannya hampir seluruh responden tidak menonton tayangan berita berbentuk
dialog dengan keseluruhan segmen. Asumsi peneliti ini dikarenakan program acara
yang disajikan oleh TV One kurang menarik dalam segi penyampaian informasi
kepada masyarakat. Para responden menjadikan program acara dialog yang disajikan
hanya sebatas untuk mengetahui topik pembahasan pada berita tersebut.
4.3.3 Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik FISIP USU
Stambuk 2013-2014
Persepsi merupakan proses internal yang memungkinkan setiap manusia untuk
memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan , dan
proses tersebut mempengaruhi perilaku manusia tersebut. Dalam variabel ini akan
dijelaskan mengenai persepsi mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik
stambuk 2013-2014 yang meliputi proses seleksi, interpretasi, dan reaksi terhadap
pemberitaan tentang Demo Ahok. Proses persepsi ini juga dikemas dengan isi
pemberitaan yang selakyaknya memenuhi unsur fakta, terkini, seimbang, lengkap,
dan menarik.
Tabel 4.8
Pemberitaan Demo Ahok di TV One sebagai referensi utama
Pemberitaan sebagai

F

%

Sangat Setuju

0

0

Setuju

25

43,1

Tidak Setuju

29

50

Sangat Tidak Setuju

4

6,9

Total

58

100

Referensi utama

Sumber : P10/FC8

Universitas Sumatera Utara

48

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa responden yang menyatakan pemberitaan Demo Ahok
yang disajikan oleh TV One menjadi referensi utama adalah sebagai berikut,
sebanyak 25 responden dengan persentase 43,1% menyatakan setuju, 29 responden
dengan persentase 50% menyatakan tidak setuju, dan 4 responden dengan persentase
6,9% menyatakan sangat tidak setuju.
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa rata-rata responden menyatakan pemberitaan TV One
tidak dijadikan sebagai referensi utama dalam mencari informasi yang berkaitan
dengan Demo Ahok dengan persentase 56,9% (33 responden) dengan opsi tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini terjadi karena TV One bukanlah satu-satunya
stasiun televisi yang menyajikan tentang pemberitaan tersebut. Melainkan ada media
lain yang menyajikan tayangan berita tentang Demo Ahok. Seperti Metro TV yang
merupakan stasiun televisi swasta menjadikan program acara berita sebagai sajian
utama. Metro TV menjadi kompetitor TV One, selain sama-sama bergenre berita,
kedua stasiun televisi ini juga bersaing unggul dalam kecepatan menyajikan berita
tentang Demoa Ahok. Selain Metro TV dan TV One, masih banyak stasiun televisi
lain yang menyajikan informasi berita seputar Demo Ahok. Yakni, SCTV, MNCTV,
ANTV, INDOSIAR, dan RCTI.

Universitas Sumatera Utara

49

Tabel 4.9
Alasan memilih menonton TV One dalam pemberitaan Demo Ahok
Alasan

F

%

Berita yang ditayangkan

6

10,3

4

6,9

45

77,6

Lainnya ……

3

5,2

Total

58

100

cukup jelas
Berita yang ditayangkan
cepat dan akurat
Sebagai pembanding
informasi dengan media
televisi lainnya

Sumber : P11/FC9
Tabel 4.9 menjelaskan bahwa alasan responden memilih menonton TV One dalam
pemberitaan Demo Ahok adalah sebagai berikut, 6 responden dengan persentase
10,3% memilih karena berita yang ditayangkan cukup jelas, 4 responden dengan
persentase 6,9% memilih karena berita yang ditayangkan cepat dan akurat, 45
responden dengan persentase 77,6% memilih karena TV One dijadikan sebagai
pembanding informasi dengan media televisi lainnya dan 3 responden dengan
persentase 5,2% memilih lainnya dengan jawaban untuk menambah informasi terkait
pilpres dan satu responden menjawab karena Tv One memang beda.
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa rata-rata responden memilih TV One dalam
pemberitaan Demo Ahok dengan alasan sebagai pembanding informasi dengan media
televisi lainnya dengan persentase 77,6% (45responden). Artinya, TV One dijadikan
sebagai sumber sekunder dalam pencarian informasi terkait Demo Ahok. Responden
menjadikan pemberitaan TV One sebagai angle (sudut pandang) lain untuk melihat
suatu persoalan dari stasiun televisi yang dijadikan sumber utama. Hal Ini juga
berkaitan dengan tabel 4.9 yang menyatakan bahwa 33 responden (56,9.%) tidak
setuju dan sangat tidak setuju TV One dijadikan referensi utama dalam pemberitaan.

Universitas Sumatera Utara

50

Tabel 4.10
Kualitas pesan pemberitaan TV One tentang Demo Ahok
Kualitas Pesan

F

%

Sangat Baik

0

0

Baik

35

60,3

Buruk

19

32,8

Sangat Buruk

4

6,9

Total

58

100

Sumber : P12/FC10
Tabel 4.10 dapat dideskripsikan bahwa kualitas pesan pemberitaan TV One tentang
Demo Ahok adalah sebagai berikut: 35 responden dengan persentase 60,3%
menyatakan kualitas pesan baik, 19 responden dengan persentase 32,8% menyatakan
kualitas pesan buruk dan 4 responden dengan 6,9% menyatakan kualitas pesan Sangat
buruk.
Variabel ini menjelaskan bagaimana kualitas pesan yang disajikan oleh stasiun
televisi TV One terkait Demo Ahok melalui berbagai program berita. Kualitas yang
dimaksud ialah penyampaian pesan oleh stasiun televisi tersebut kepada khalayak
ramai sehingga pesan yang disampaikan mudah untuk dipahami. Pada tabel 4.10
responden rata-rata memandang kualitas pesan yang disampaikan dalam pemberitaan
TV One tentang Demo Ahok baik, dengan persentase 60,3% (35 responden). Hal ini
dapat terjadi karena beberapa faktor, pertama penyampaian dari para host atau
pembawa acara yang tidak menggunakan bahasa yang terlalu formal, dan faktor
kedua ialah TV One juga menyediakan narasumber-narasumber untuk membahas
pesan yang disajikan kepada masyarakat, sehingga pesan tersebut mudah dimengerti
khalayak.
Fenomena ini dapat dilihat dari bentuk program acara yang disajikan oleh TV One
seperti Apa Kabar Indonesia, dimana bentuk penyampaian pesan dari program acara
tersebut tidak hanya berasal dari pembawa acara saja melainkan dari para

Universitas Sumatera Utara

51

narasumber-narasumber yang sudah ditentukan untuk membahas suatu persoalan.
Sehingga menjadikan khalayak dapat mudah dimengerti terhadap pesan yang
disampaikan oleh pembawa acara dan narasumber terkait.
Tabel 4.11
Pemahaman terhadap pemberitaan Demo Ahok di TV One
Pemahaman terhadap

F

%

Sangat Baik

0

0

Baik

44

75,9

Buruk

13

22,4

Sangat Buruk

1

1,7

Total

58

100

pemberitaan

Sumber : P13/FC11
Tabel 4.11 dapat dideskripsikan bahwa pemahaman responden terhadap pemberitaan
Demo Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 44 responden dengan persentase
75,9% menyatakan baik, 13 responden dengan persetase 22,4% menyatakan buruk
dan 1 responden dengan persentase 1,7% menyatakan Sangat Buruk.
Pemahaman terhadap pemberitaan Demo Ahok di TV One bermaksud untuk melihat
sejauh mana responden memahami makna atau pesan yang disajikan oleh TV One
melalui program acara berita yang telah di sediakan. Tabel 4.11 menunjukkan bahwa
rata-rata responden memahami dengan baik pesan yang disampaikan dengan
persentase 75,9% (44 responden). Merujuk pada tabel 4.10 yang menyatakan bahwa
kualitas pesan yang ditampilkan oleh TV One termasuk baik dapat dijadikan faktor
tingginya pemahaman para responden terhadap pemberitaan Demo Ahok. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kualitas pesan mempengaruhi pemahaman terhadap pesan
tersebut.

Universitas Sumatera Utara

52

Tabel 4.12
Social control dalam pemberitaan TV One tentang Demo Ahok
Kontrol sosial dalam

F

%

Sangat Baik

1

1,7

Baik

31

53,4

Buruk

25

43,2

Sangat Buruk

1

1,7

Total

58

100

pemberitaan

Sumber : P14/FC12
Tabel 4.12 dapat dideskripsikan social control (kontrol sosial) dalam pemberitaan
tentang Demo Ahok yang disajikan oleh TV One adalah sebagai berikut, 1 responden
dengan persentase 1,7% menyatakan Sangat Baik, 31 responden dengan persentase
53,4% menyatakan Baik, 25 responden dengan persentasen 43,2% menyatakan buruk
dan 1 responden dengan persentasenya 1,7% menyatakan sangat buruk.
Variabel ini menjelaskan sejauh mana peran media massa menjaga keteraturan sosial
dan kontrol sosial yang dilakukan oleh stasiun televisi TV One. Peran kontrol sosial
ini sebagian besar ditujukan kepada pemerintah dan aparat Negara dimana pada
waktu itu yang menjadi sorotan adalah para pro dan kontra Ahok. Tabel 4.12 diatas
menunjukkan bahwa rata-rata responden memandang kontrol sosial yang dilakukan
oleh TV One dalam pemberitaan Demo Ahok termasuk baik dengan persentase
53,4%.
Analasis dari peneliti melihat fenomena ini bisa terjadi karena selama Demo Ahok
berlangsung TV One masih menampilkan informasi-informasi yang dibutuhkan
masyakarat. Seperti halnya informasi mengenai kondisi Demo pada masa itu, konflikkonflik yang ada, pendapat maupun debat antar pro dan kontra Ahok dan lain
sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

53

Tabel 4.13
Penjelasan terhadap wacana provokatif yang berkembang dimasyarakat selama Demo
Ahok di TV One
Penjelasan terhadap wacana

F

%

Sangat Baik

1

1,7

Baik

25

43,2

Buruk

31

53,4

Sangat Buruk

1

1,7

Total

58

100

provokatif

Sumber : P15/FC13
Tabel 4.13 dapat dideskripsikan bahwa penjelasan terhadapat wacana-wacana yang
provokatif selama Demo Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 1 responden (1,7%)
menyatakan sangat baik, 25 responden (43,2%) menyatakan baik, 31 responden
(53,4%) menyatakan buruk dan 1 responden (1,7%) menyatakan Sangat Buruk.
Variabel ini mencoba untuk menjelaskan sejauh mana stasiun televisi TV One
menjalankan fungsi penerangan sebagai tanggung jawab media. Fenomena yang
diambil adalah wacana-wacana provokatif yang dapat memecah belah atau
membingungkan kalangan masyarakat pada saat Demo Ahok berlangsung. Tabel 4.13
menjelaskan bahwa rata rata responden menyatakan fungsi penerangan yang
dilakukan oleh stasiun televisi TV One masuk dalam kategori buruk dengan
persentase 53,4%(31 responden).
Peneliti melihat bahwasannya stasiun televisi TV One belum mampu memberikan
sajian informasi yang dapat menjelaskan wacana-wacana provokatif yang muncul
dikalangan masyarakat. Pada masa Demo Ahok berlangsung TV One tidak
menjalakan fungsi media massa dengan baik. Konten-konten pemberitaan yang
disajikan oleh TV One juga banyak memunculkan wacana-wacana yang provokatif
dan dapat membingungkan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

54

Tabel 4.14
Pemberitaan Demo Ahok di TV One sesuai Fakta
Pemberitaan Demo Ahok di

F

%

Sangat Setuju

3

5,1

Setuju

25

43,2

Tidak Setuju

29

50,0

Sangat Tidak Setuju

1

1,7

Total

58

100

TV One sesuai Fakta

Sumber : P16/FC14
Tabel 4.14 menjelaskan bahwa fakta (kejadian atau peristiwa yang benar-benar
terjadi) pemberitaan Demo Ahok yang disajikan oleh TV One kepada khalayak
adalah sebagai berikut, 3 responden (5,1%) menyatakan sangat setuju, 25 responden
(43,2%) menyatakan setuju, 29 responden (50%) menyatakan Tidak Setuju, 1
responden (1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.
Variabel ini mencoba untuk menjelaskan apakah pemberitaan yang disajikan oleh
stasiun televisi TV One berdasarakan kejadian yang sebenarnya (fakta) pada Demo
Ahok. Data dari tabel 4.14 menunjukkan bahwa sebanyak 30 responden dengan
persentase 51,7% menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju TV One telah
menyajikan informasi berita berdasarkan kejadian atau peristiwa yang benar-benar
terjadi.
Peneliti berpendapat bahwa fenomena ini terjadi di tataran responden karena
beberapa pemberitaan yang ditayangkan oleh TV One selama Demo Ahok tidak kuat
landasan faktualnya. Seperti salah satu contoh pemberitaan pada Demo Ahok yang
dilakukan oleh TV One, yang ditampilkan oleh media ini sangat jauh berbeda dengan
media massa lainnya.

Universitas Sumatera Utara

55

Tabel 4.15
TV One sebagai Sumber Informasi Tercepat pada Demo Ahok
TV One sebagai Sumber

F

%

Sangat Setuju

0

0

Setuju

34

58,6

Tidak Setuju

21

36,2

Sangat Tidak Setuju

3

5,2

Total

58

100

Informasi tercepat pada
Demo Ahok

Sumber : P17/FC15
Tabel 4.15 menggambarkan stasiun televisi TV One sebagai sumber informasi
tercepat pada Demo Ahok adalah sebagai berikut, 34 responden (58,6%) menyatakan
setuju, 21 responden (36,2%) menyatakan Tidak Setuju dan 3 responden (5,2%)
menyatakan sangat tidak setuju.
Variabel ini mendeskripsikan pandangan dari responden terhadap stasiun televisi TV
One dari segi kecepatan penyebaran informasi yang dilakukan media tersebut. Tabel
4.16 menjelaskan bahwa rata-rata responden menyatakan setuju dengan persentase
58,6% (34 responden) TV One sebagai sumber informasi tercepat pada Demo Ahok.
Peneliti melihat hal ini terjadi karena TV One menyajikan informasi langsung yang
baru terjadi dan sedang terjadi. Ini terlihat pada kegiatan-kegiatan Demo Ahok.
Stasiun televisi TV One meliput dan menayangkan secara langsung (live) acara
tersebut.

Universitas Sumatera Utara

56

Tabel 4.16
TV One mengikuti perkembangan situasi dan kondisi kekinian pada Demo Ahok
TV One mengikuti

F

%

Sangat Setuju

1

1,7

Setuju

45

77,6

Tidak Setuju

11

19,0

Sangat Tidak Setuju

1

1,7

Total

58

100

perkembangan kekinian
pada Demo Ahok

Sumber : P18/FC16
Tabel 4.16 menjelaskan bahwa apakah stasiun televisi TV One sebagai media yang
mengikuti perkembangan situasi dan kondisi kekinian pada Demo Ahok adalah
sebagai berikut, 1 responden (1,7%) menyatakan Sangat Setuju, 45 responden
(77,6%) menyatakan Setuju, 11 responden (19,0%) menyatakan tidak setuju dan 1
responden (1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.
Variabel ini berfungsi untuk menjelaskan sejauh mana stasiun televisi TV One
melalui pemberitaannya mengikuti perkembangan situasi dan kondisi kekinian pada
Demo Ahok. Tabel 4.16 menunjukkan bahwa rata-rata responden menyatakan setuju
stasiun TV One dalam menyajikan informasi mengikuti perkembangan situasi dan
kondisi kekinian pada Demo Ahok dengan persentase 77,6% (45 responden).

Universitas Sumatera Utara

57

Tabel 4.17
Pemberitaan Demo Ahok berasal dari narasumber terkait
Pemberitaan Demo Ahok

F

%

Sangat Setuju

4

6,9

Setuju

48

82,8

Tidak Setuju

6

10,3

Sangat Tidak Setuju

0

0

Total

58

100

berasal dari narasumber
terkait

Sumber : P19/FC17
Tabel 4.17 menjelaskan bahwa responden yang menyatakan pemberitaan Demo Ahok
berasal dari narasumber terkait adalah sebagai berikut, 4 responden (6,9%)
menyatakan sangat setuju, 48 responden (82,8%) menyatakan setuju, 6 responden
(10,3%) menyatakan tidak setuju.
Variabel ini menjelaskan pemberitaan yang disajikan oleh TV One selama Demo
Ahok berasal dari narasumber yang sesuai dengan permasalahan-permasalah yang
sedang dibahas. Tabel 4.17 menunjukkan bahwa rata-rata responden menyatakan
setuju pemberitaan Demo Ahok yang disajikan TV One berasal dari narasumber
terkait dengan persentase 82,8% (48 responden).
Peneliti berpendapat hal ini terjadi karena program acara berita yang disajikan oleh
TV One selalu menghadirkan tokoh atau narasumber yang sesuai dengan pokok
pembahasan. Seperti program acara Apa Kabar Indonesia, program ini merupakan
program berita sekaligus dialog terkait persoalan yang sedang terjadi. Pada program
acara Apa Kabar Indonesia di pembahasan Demo Ahok, TV One menghadirkan
narasumber-narasumber yang berasal dari kubu yang berbeda. Hal inilah yang
menjadi salah satu parameter responden memberikan tanggapan setuju terhadap
variabel ini.

Universitas Sumatera Utara

58

Tabel 4.18
Objektivitas pemberitaan Demo Ahok di TV One
Objektivitas pemberitaan

F

%

Sangat Setuju

0

0

Setuju

13

22,4

Tidak Setuju

34

58,6

Sangat Tidak Setuju

11

19,0

Total

58

100

Demo Ahok di TV One

Sumber : P20 /FC18
Tabel 4.18 menjelaskan bahwa objektifitas pemberitaan Demo Ahok di TV One
adalah sebagai berikut, 13 responden (22,4%) menyatakan setuju, 34 responden
(58,6%) menyatakan tidak setuju dan 11 responden (19,0%) menyatakan sangat tidak
setuju.
Variabel ini menjelaskan objektivitas dari pemberitaan yang disajikan oleh TV One
selama Demo Ahok berlangsung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Objektivitas merupakan sikap, jujur, tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan
pribadi atau golongan dalam mengambil keputusan atau tindakan. Objektivitas dalam
pemberitaan merupakan berita yang disajikan tidak berdasarkan pemilik media
melainkan berdasarkan keseluruhan elemen yang terkait. Tabel 4.18 menunjukkan
bahwa rata-rata responden menyatakan pemberitaan Demo Ahok yang disajikan oleh
TV One belum masuk dalam kategori objektif. Responden menyatakan tidak setuju
dengan persentase 77,6% (45 responden).
Peneliti berpendapat hal ini terjadi karena pemberitaan yang ditayangkan oleh TV
One masih berasal dari pengaruh-pengaruh orang yang berkaitan dengan media
tersebut, yakni pemilik media. Sehingga dapat saya simpulkan, isi pemberitaan yang
ditampilkan oleh TV One selama Demo Ahok berlangsung didikte atau diatur oleh
kepentingan pemilik media tersebut.

Universitas Sumatera Utara

59

Tabel 4.19
Independensi pemberitaan Demo Ahok di TV One
Independensi pemberitaan

F

%

Sangat Baik

0

0

Baik

21

36,2

Buruk

26

44,8

Sangat Buruk

11

19,0

Total

58

100

Demo Ahok di TV One

Sumber : P21 /FC19
Tabel 4.19 menjelaskan bahwa independensi pemberitaan Demo Ahok di TV One
adalah sebagai berikut, 21 responden (36,2%) menyatakan baik, 26 responden (44,8)
menyatakan buruk dan 11 responden (19,0%) menyatakan sangat buruk.
Variabel ini menjelaskan independensi yang dijalankan oleh stasiun televisi TV One
selama Demo Ahok berlangsung. Independesi dalam pemberitaan ialah berita-berita
yang disajikan tidak diintervensi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan. Berita
yang disajikan kepada khalayak harus bebas, tidak terikat. Tabel 4.19 menunjukkan
bahwa rata-rata responden dengan persentase 63,8% (37 responden) menyatakan
pemberitaan Demo Ahok yang disajikan oleh TV One masih jauh dari kata
independensi.
Peneliti berpendapat hal ini terjadi karena kebebasan dan ketidakterikatan
(independensi) dari stasiun televisi TV One selama Demo Ahok dirusak oleh pemilik
media itu sendiri. Pemberitaan yang disajikan pada Demo selalu memberikan dampak
positif kepada pihak ko yang diusung oleh pemilik media. Akan tetapi memberikan
dampak negatif terhadap lawan atau yang berpihak terhadap Ahok. Ketidak
berimbangan dalam pemberitaan ini yang menggambarkan independensi dari stasiun
televisi TV One telah dikangkangi oleh pemilik media.

Universitas Sumatera Utara

60

Tabel 4.20
Keakuratan pemberitaan Demo Ahok di TV One
Keakuratan pemberitaan

F

%

Sangat Baik

0

0

Baik

20

34,5

Buruk

35

60,3

Sangat Buruk

3

5,2

Total

58

100

Demo Ahok di TV One

Sumber : P22/FC20
Tabel 4.20 menjelaskan bahwa responden menyatakan keakuratan pemberitaan Demo
Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 20 responden (34,5%) menyatakan baik, 35
responden (60,3%) menyatakan buruk dan 3 responden (5,2%) menyatakan sangat
buruk.
Variabel ini menjelaskan tentang keakuratan berita yang ditayangkan oleh stasiun
televisi TV One selama Demo Ahok. Keakuratan berita ini dimaksudkan untuk
ketepatan isi konten berita yang berhubungan dengan data-data yang sudah ada untuk
dipublikasikan kepada masyarakat. Tabel 4.20 menunjukkan bahwa rata-rata
responden menyatakan keakuratan dari pemberitaan TV One mengenai Demo Ahok
masuk dalam kategori buruk dengan persentase 60,3% (35 responden).

Universitas Sumatera Utara

61

Tabel 4.21
Kelengkapan pemberitaan Demo Ahok di TV One
Kelengkapan pemberitaan

F

%

Sangat Baik

3

5,2

Baik

21

36,2

Buruk

33

56,9

Sangat Buruk

1

1,7

Total

58

100

Demo Ahok di TV One

Sumber : P23/FC21
Tabel 4.21 menjelaskan bahwa responden menyatakan kelengkapan pemberitaan
Demo Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 3 responden (5,2%) menyatakan
sangat baik, 21 responden (36,2%) menyatakan baik, 33 responden (56,9%)
menyatakan buruk, 1 responden (1,7%) menyatakan sangat buruk.
Variabel ini menjelaskan tentang kelengkapan pemberitaan Demo Ahok yang
disajikan oleh TV One. Kelengkapan berita yang dimaksud ialah sesuai dengan
unsur-unsur berita yakni 5w+1h. Suatu berita dianggap sebagai berita yang lengkap
apabila menggunakan keseluruhan unsur tersebut. Tabel 4.21 menunjukkan bahwa
rata-rata responden menyatakan kelengkapan pemberitaan Demo Ahok di TV One
masuk dalam kategori buruk dengan persentase 56,9% (33 responden).
Menurut peneliti hal ini terjadi karena TV One dalam menyajikan informasi selama
Demo Ahok kepada khlayak tidak memenuhi syarat lengkap atau tidak sesuai dengan
unsur berita yaitu 5w+1h.

Universitas Sumatera Utara

62

Tabel 4.22
Pemberitaan Demo Ahok di TV One merangsang Empati
Pemberitaan Demo Ahok di

F

%

Sangat Setuju

0

0

Setuju

24

41,4

Tidak Setuju

33

56,9

Sangat Tidak Setuju

1

1,7

Total

58

100

TV One merangsang Empati

Sumber : P24/FC22
Tabel 4.22 menjelaskan bahwa responden menyatakan Empati yang dimunculkan dari
pemberitaan Demo Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 24 responden (41,4%)
menyatakan setuju, 33 responden (56,9%) menyatakan Tidak Setuju dan 1 responden
(1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.
Variabel ini menjelaskan tentang empati (merasakan keadaan) yang dimunculkan
oleh TV One melalui berita-berita tentang Demo Ahok. Pemberitaan yang
memunculkan empati yaitu pemberitaan yang mampu mengajak khalayak untuk ikut
serta merasakan keadaan terhadap hal-hal yang diberitakan. Dalam hal ini adalah
Demo Ahok. Tabel 4.22 menunjukkan bahwa rata-rata responden menyatakan tidak
setuju Stasiun televisi swasta TV One melalui pemberitaan selama Demo Ahok
mampu memunculkan rasa empati dari khlayak yang menonton tayangan tersebut.
Peneliti berpendapat bahwa hal ini terjadi karena stasiun televisi swasta TV One
kurang baik dalam menjalankan fungsi dari media massa selama Demo Ahok. Fungsi
media massa yakni, sebagai fungsi penerangan, pendidikan serta hiburan tersebut
sangat berpengaruh terhadap rasa empati masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

63

Tabel 4.23
Pemberitaan Demo Ahok di TV One merangsang Simpati
Pemberitaan Demo Ahok di

F

%

Sangat Setuju

1

1,7

Setuju

25

43,1

Tidak Setuju

31

53,4

Sangat Tidak Setuju

0

0

Total

58

100

TV One merangsang
Simpati

Sumber : P25/FC23
Tabel 4.23 menjelaskan bahwa responden menyatakan simpati yang dimunculkan
oleh TV One dalam pemberitaan Demo Ahok adalah sebagai berikut, 1 responden
(1,7%) menyatakan sangat setuju, 25 responden (43,1%) menyatakan setuju dan 31
responden (53,4%) menyatakan tidak setuju.
Variabel ini menjelaskan tentang rasa simpati (menaruh perhatian) yang dimunculkan
oleh stasiun televisi TV One melalui berita-berita tentang Demo Ahok. Pemberitaan
yang memunculkan simpati yaitu pemberitaan yang mampu mengajak khalayak untuk
ikut serta menaruh perhatian terhadap hal-hal yang diberitakan. Dalam hal ini adalah
pemberitaan tentang Demo Ahok. Tabel 4.23 menunjukkan bahwa rata-rata
responden menyatakan pemberitaan di stasiun televise TV One tidak mampu
merangsang simpati khalayak penonton untuk Demo Ahok dengan persentase 53,4%
(31 responden).
Peneliti berpendapat hal itu terjadi karena pemberitaan yang disajikan oleh TV One
cenderung terlihat berlebihan dalam menyampaikan informasi kepada khalayak
penonton. Pemberitaan yang dimunculkan oleh TV One tidak berimbang, beberapa
pemberitaan menilai dari satu pihak. Keberpihakan pemilik media juga menjadi salah

Universitas Sumatera Utara

64

satu faktor membuat masyarakat tidak terlalu simpati terhadap isi konten yang
disajikan oleh TV One selama Demo Ahok berlangsung.
Tabel 4.24
Pemberitaan Demo Ahok di TV One bermanfaat bagi penonton
Pemberitaan Demo Ahok di

F

%

Sangat Setuju

3

5,2

Setuju

44

75,9

Tidak Setuju

10

17,2

Sangat Tidak Setuju

1

1,7

Total

58

100

TV One bermanfaat bagi
penonton

Sumber : P26/FC24
Tabel 4.24 menjelaskan bahwa responden yang menyatakan pemberitaan Demo Ahok
di TV One bermanfaat bagi penonton adalah sebagai berikut, 3 responden (5,2%)
menyatakan sangat setuju, 44 responden (75,9%) menyatakan setuju, 10 responden
(17,2%) dan 1 responden (1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.
Variabel ini menjelaskan tentang manfaat dari konten pemberitaan yang disajikan
oleh stasiun televisi TV One selama Demo Ahok berlangsung. Konten berita yang
bermanfaat yaitu mampu menjalankan fungsi dari media. Fungsi dari media yakni
mampu memberikan penerangan, pendidikan dan hiburan kepada khalayak. Sehingga
keberadaan dari media itu dapat dirasakan oleh khalayak itu sendiri. Tabel 4.24
menunjukkan bahwa rata-rata responden menyatakan setuju terhadap pemberitaan
Demo Ahok di TV One memberikan manfaat bagi penonton dengan persentase
75,9% (44 responden).
Peneliti berpendapat hal ini terjadi karena tujuan khalayak dalam menonton televisi
untuk mendapatkan informasi sesuai kebutuhan. TV One sebagai stasiun televisi

Universitas Sumatera Utara

65

berita selama Demo Ahok masih menjalankan peran sebagai media massa yang
memberikan informasi kepada khalayak. Seperti informasi tentang kondisi kekinian
Demo, aksi-aksi yang berkelanjutan dan sebagainya.
Tabel 4.25
Penilaian terhadap Pemberitaan Demo Ahok di TV One
Penilaian terhadap

F

%

Positif

18

31,0

Negatif

40

69,0

Total

58

100

Pemberitaan Demo Ahok di
TV One

Sumber : P27/FC25
Tabel 4.25 menjelaskan bahwa penilaian responden terhadap pemberitaan Demo
Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 18 responden (31%) menyatakan positif dan
40 responden (69%) menyatakan negatif.
Variabel ini menjelaskan tentang penilaian atau pendapat dari para responden secara
menyeluruh terhadap konten pemberitaan yang disajikan oleh stasiun televisi TV One
selama Demo Ahok berlangsung. Penilaian atau pendapat terhadap pemberitaan
diklasifikasikan dalam dua opsi yakni positif dan negatif. Tabel 4.25 menunjukkan
rata-rata responden menyatakan penilaian negatif terhadap konten pemberitaan yang
disajikan oleh stasiun televisi TV One dengan persentase 69,6% (32 responden).
Adapun responden yang menyatakan negatif memberikan alasan TV One tidak
objektif dan tidak netral, berpihak terhadap pemilik media, pemberitaannya tidak
sesuai kaedah jurnalistik dan lain sebagainya. Sedangkan responden yang
menyatakan positif rata-rata memberikan alasan informasi yang disampaikan oleh TV
One cukup baik dan jelas, membantu dalam pemenuhan informasi, berita yang
disajikan baik dan informatif dan lain sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

66

4.4 Pembahasan
Pembahasan berguna untuk mengungkap penemuan-penemuan dari pokok masalah
yang telah diteliti. Penemuan itu muncul dari analisis tabel tunggal yang sebelumnya
sudah dideskripsikan sesuai dengan tanggapan dari para responden. Pembahasan ini
meliputi persepsi mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik terhadap
pemberitan Demo Ahok distasiun televisi swasta TV One. Stasiun televisi TV One
merupakan media massa yang memiliki keunggulan dari segi audio (suara) dan visual
(gambar).
Media massa merupakan alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan
secara serempak, cepat kepada khalayak yang luas dan heterogen (Nurudin, 9: 2007).
Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk berkomunikasi
secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada orang banyak (khalayak). Media massa
bukan sekedar alatsemata-mata,melainkan jugainstitusionalisasi dalam masyarakat
sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui
kekuasaan yang ada maupun melalui kesepakatan-kesepakatanlain. Media massa
khususnya televisi memiliki tanggung jawab yang besar terhadap penyampaian
informasi kepada khalayak. Salah satu metode yang digunakan ialah dengan
menyajikan informasi dalam bentuk berita. Berita yang disajikan haruslah sesuai
dengan fungsi dari media itu sendiri.
Menurut Deddy Iskandar Muda (23: 2003), dalam bukunya “Jurnalistik Televisi
Menjadi Reporter Profesional”, pengertian berita adalah suatu fakta atau ide atau
opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar
pembaca, pendengar maupun penonton. Berita memiliki andil besar dalam mengatur
wacana atau isu yang muncul di permukaan khalayak. TV One merupakan stasiun
televisi swasta yang menjadikan berita sebagai sajian utama. TV One menjadi salah
satu corong dalam pemberitaan tentang Demo Ahok. Banyaknya pemberitaan yang
disajikan stasiun televisi TV One tidak sesuai dengan kaedah jurnalistik membuat
peneliti tertarik untuk menganalisis persoalan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

67

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik FISIP USU yang notabene
terbiasa akan teori dan analisis terhadap media massa menjadi responden dalam
penelitian ini. Peneliti menggunakan teori persepsi dalam mengupas tanggapan atau
pandangan responden terhadap fenomena pemberitaan TV One selama Demo Ahok.
Persepsi

merupakan

proses

internal

yang

memungkinkan

kita

memilih,

mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan proses
tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana, 179: 2003). Komponen-komponen
yang terdapat dalam proses persepsi banyak menjadi pembahasan bagi para ahli.
Namun, peneliti tertarik untuk memakai komponen yang dikemukakan oleh alex
soubur. Alex soubur dalam buku psikologi umum (447: 2003), menjelaskan ada tiga
(3) komponen dalam proses persepsi yakni, Seleksi, interpretasi dan reaksi.
Seleksi merupakan proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar.
Proses penyaringan yang dilakukan pada tahap seleksi ini mendapatkan alasan
mendasar terhadap rangsangan luar yang akan masuk kedalam pikiran. Tahap ini
dengan diperbantukan kuesioner yang diberikan kepada responden, peneliti mencoba
untuk mengupas apakah stasiun televisi TV mampu menjadi referensi utama pada
Demo Ahok. Hasil yang diperoleh rata-rata responden menyatakan tidak setuju
dengan persentase 50% (23 responden). Selanjutnya peneliti mengupas lebih dalam
pada tahap seleksi dengan mencari alasan responden menonton stasiun televisi TV
One pada Demo Ahok. Peneliti memperoleh hasil yang menyatakan rata-rata
responden menonton TV One dengan alasan sebagai pembanding informasi dengan
media televisi lainnya dengan persentase 77,6% (45 responden).
Hasil dari proses seleksi yang telah dianalisis oleh peneliti menunjukkan bahwa
responden yakni mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik FISIP USU
teruji melakukan proses seleksi terhadap pemberitaan yang disajikan oleh TV One.
Responden tidak menjadikan stasiun televisi TV One sebagai sumber utama dalam
mencari informasi seputar

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi)

4 95 99

Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di WWW.K

6 41 112

Talk Show Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 71 232

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA MEDIA TELEVISI TV ONE (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Terhadap Iklan Politik Aburizal Bakrie di Media Televisi TV ONE Pada Mahasiswa Komunikasi Non Reguler Universitas Sebelas Mar

0 0 12

Persepsi Mahasiswa Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di Media Televisi (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di TV ONE)

0 0 11

Persepsi Mahasiswa Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di Media Televisi (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di TV ONE)

0 0 2

Persepsi Mahasiswa Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di Media Televisi (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di TV ONE)

0 0 5

Persepsi Mahasiswa Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di Media Televisi (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di TV ONE)

0 0 27

Persepsi Mahasiswa Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di Media Televisi (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di TV ONE)

0 0 2

Persepsi Mahasiswa Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di Media Televisi (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di TV ONE)

0 0 8