Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi)

(1)

PERSEPSI MAHASISWA KOMUNIKASI FISIP USU

TERHADAP PROSES KOMUNIKASI

DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan oleh: M. Fajar Khalil

100904021

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

PERSEPSI MAHASISWA KOMUNIKASI FISIP USU

TERHADAP PROSES KOMUNIKASI

DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

(Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unuversitas Sumatera Utara

M. Fajar Khalil 100904021

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : M. Fajar Khalil

Nim : 100904021 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU

Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi.

(Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi)

Medan, Mei 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Dayana, M.Si Dra. Fatma Wardy Lubis, MA NIP. 196007281987032002 NIP. 196208281987012001

Dekan FISIP USU

Prof. Dr.Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : M. Fajar Khalil

NIM : 100904021

Tanda Tangan : Tanggal : 2014


(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : M. Fajar Khalil

NIM : 100904021

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : PERSEPSI MAHASISWA KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM

BIMBINGAN SKRIPSI

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji :

Penguji :

Penguji Utama :

Ditetapkan di :


(6)

Abstrak

Penelitian ini berjudul tentang Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU terhadap proses komunikasi dalam bimbingan skripsi. Dengan memilih studi deskriptif kuatitatif, peneliti akan menggambarkan seperti apa proses komunikasi yang dilakukan mahasiswa dengan dosen pembimbing selama bimbingan berlangsung. Teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah: Komunikasi, Komunikasi Antarpribadi, Bimbingan dan Persepsi. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa Komunikasi FISIP USU yang masih aktif mengerjakan skripsi dan yang telah menyelesaikan Skripsi. Keseluruhan populasi diambil dari tahun pengajuan judul 2012 Januari dan dibatasi sampai dengan 2013 Juni. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, maka diperoleh sampel sebanyak 61 mahasiswa. Kemudian teknik penarikan sampel mengunakan Proposional nonprobability sampling dan sampel acak sederhana.

Teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan metode kuesioner (Field Research) dan metode kepustakaan (Library Research). Adapun teknik analisis datanya menggunakan analisis tabel tunggal, dengan penggunaan Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi antara mahasiswa dan dosen pembimbing sudah cukup efektif karena sebagian besar mahasiswa menganggap proses komunikasi dalam bimbingan merupakan suatu hal yang penting. Dalam proses bimbingan skripsi mahasiswa sudah mendapatkan motivasi, pengetahuan dan arahan yang cukup baik dari dosen pembimbing. Berdasarkan hasil dari analisis dan pengamatan juga ditemukan persepsi mahasiswa yang cukup baik dalam memandang proses komunikasi dalam bimbingan. Namun, masih ditemukan sebagian kecil persepsi mahasiswa yang merasa tidak efektif ketika berkomunikasi dengan dosen pembimbing yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti sulitnya untuk berjumpa dengan dosen pembimbing, makna pesan dosen pembimbing yang terkadang sulit untuk dimengerti, makna pesan yang disampaikan dosen kurang informatif dan cenderung koersif, serta tidak adanya suasana setara dalam proses bimbingan.

Kata Kunci:


(7)

Abstract

This research entitled “Student Perceptions of Communication Faculty of social and political science University of North Sumatra in the communication process of Scription guidance”. By selecting a quantitative descriptive study, researchers will describe what kind of communication process between the student with guidance lecturer. Theories that are considered relevant to this study are: Communication, Interpersonal Communication, Guidance and Perception. The population is all students of Communications USU Faculty of Social which is still actively working on the Scription and the scription has been finished. The entire population was taken from the January 2012 filing title and limited to 2013 June. To determine the number of samples used Taro Yamane formula with a precision of 10% and a confidence level of 90%, then obtained a sample of 61 students. Then use proportional sampling technique nonprobability sampling and simple random sampling. data collection techniques, researchers used a questionnaire method (Field Research) and the methods of literature (Library Research). The data analysis technique using a single table analysis, with use of the Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Conclusion is that the process of communication between students and lecturers are already quite effective for most students consider the communication process in the guidance is an important thing . In the process of student thesis guidance've got motivation, knowledge and direction quite well from the supervisor. Based on the results of the analysis and observation also found a pretty good student perception of looking at the process of communication in the guidance. However, there is still a small proportion of students who are perceived to be ineffective when communicating with the supervisor caused by several factors such as the difficulty to meet with the supervisor, the supervisor is the meaning of the message is sometimes difficult to understand, the meaning of the message delivered lecturers tend to be less informative and coercive , and the absence of similar atmosphere in the guidance process.

Key words:


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan syafa’atnya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyratan untuk mencapai gelar Sarjana Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan. Adapun judul yang penulis angkat adalah “Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP terhadap proses komunikasi dalam bimbingan skripsi”. Skripsi ini menggambarkan seperti apa proses komunikasi dalam bimbingan antara mahasiswa dengan dosen pembimbing.

Dalam menyelesaikan skripsi ini banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi, tetapi itu semua dapat diatasi berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak yang terkait, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan secara efektif dan efisien sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Pertama-tama saya akan mengucapkan sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya, yakni Drs. Armia Yusuf, M.A dan Zulfitri. Terimakasih buat keduanya yang selama ini telah mendukung, memberi nasehat, doa dan pengorbanan yang diberikan kepada saya hingga sekarang.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini baik moril maupun materiil. Karena dalam proses penyelesaian peneliti tidak hanya mengadalkan kemampuan individu. Oleh sebab itu, di dalam kata pengantar ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Badaruddin, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Dra. Fatma Wardy Lubis, MA selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bu Dra. Dayana, M.Si selaku Dosen Pembimbing Penelitian, terimakasih yang tak terhingga dari penulis secara pribadi atas kebaikan dan


(9)

pengetahuan yang telah banyak ibu berikan kepada saya selama dalam membimbing peneliti. Semoga ibu selalu diberikan kesehatan.

4. Untuk Saudari-saudari kandung saya, Rizqia Maulida, S.psi , drg. Mutia Ukhra, dan Nazli Aulia yang telah memberikan dukungan dan motivasi dan semangat kepada saya.

5. Untuk sahabat-sahabat seperjuanganku : Kiki Agus Setiawan, S.ikom, Melati Wanda Putri Samantha, Yani Tampubolon, Icha Hasibuan, Mishara Khairunnisa, Indah maulidia yang telah membantu penulis di dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Untuk teman-teman Ilmu Komunikasi yang Senior dan khusunya untuk teman-teman Stambuk 2010 yang selalu menjadi motivasi.

7. Untuk seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu- persatu, saya ucapkan terima kasih banyak.

Penulis menyadari skripsi ini belum sempurna di saatu sisi karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh sebab itu besar harapan penulis kepada semua pihak agar memberikan kritik dan saran yang konstruktif guna menghasilkan sebuah karya ilmiah yang lebih baik dan sempurna, baik dari segi materi maupun cara penulisannya di masa yang kan datang

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, semoga Allah SWT meridhoi kita semua. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan Ilmu Komunikasi di Sumatera Utara.

Medan, Mei 2014 Hormat Saya


(10)

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ABSTRAK………..i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR………..iii

DAFTAR ISI………..v

DAFTAR TABEL………..vii

DAFTAR GAMBAR………ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………. 1

1.2 Perumusan Masalah……… 4

1.3 Pembatasan Masalah………... 5

1.4 Tujuan Penelitian………...………. 5

1.5 Manfaat Penelitian………..……... 5

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori………...………….. 7

2.1.1 Komunikasi……….………... 7

2.1.1.1 Model Harold lasswell……….……... 8

2.1.1.2 Arus komunikasi……….……… 9

2.1.2 Komunikasi Antarpribadi……….…….. 12

2.1.2.1 Definisi berdasarkan komponen……….……… 12

2.1.2.2 Definisi berdasarkan hubungan diadik…...………… 12

2.1.4.1 Definisi berdasarkan pengembangan………. 13

2.1.3 Bimbingan……….……. 16

2.1.4 Persepsi……….………..…… 16

2.2 Kerangka Konsep………..……. 19

2.3 Variabel Penelitian……….……… 20

2.4 Definisi Operasional……….……. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian……….……… 26

3.2 Populasi dan Sampel………..………..…….. 26

3.2.1 Populasi……….………...……….. 26

3.2.2 Sampel……….…………...………… 28

3.2.2.1 Teknik Penarikan Sampel……… 28

3.3 Teknik Pengumpulan data dan pengolahan data……….……… 31

3.3.1 Teknik pengumpulan data………... 31

3.3.2 Pengolahan data……….. 32

3.4 Teknik Analisis Data……….. 33


(11)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi penelitian….………..….. 34

4.1.1 Sejarah FISIP USU…..………... 34

4.1.1.1 Sejarah Perkembangan Departemen Ilmu Komunikasi…….36

4.1.1.2 Visi, Misi dan Sasaran Departemen Ilmu komunikasi….…38 4.1.1.3 Struktur Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU………39

4.2 Pelaksanaan dan pengumpulan data di lapangan……… 41

4.3 Teknik Pengolahan data………41

4.4 Analisis tabel tunggal...……….42

4.5 Pembahasan………...…72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan………..77

5.2 Saran……….………...78

DAFTAR REFERENSI………. ……79 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Operasional Variabel…....………... 20

3.1 Populasi Mahasiswa..………... 27

3.2 Sampel Per-Dosen……… 29

4.1 Tabel pengelola departemen..……….. 40

4.2 Jenis kelamin Responden………….……… 43

4.3 Frekuensi melakukan bimbingan Skripsi....………. 43

4.4 Pentingnya arti bimbingan skripsi………...……… 44

4.5 Motivasi yang diberikan oleh dosen pembimbing bermanfaat dalam penyusunan skripsi………...………. 45 4.6 Pengetahuan yang diberikan oleh dosen pembimbing sangat berarti dalam penyusunan skripsi……… 46 4.7 Mengikuti setiap arahan yang diberikan oleh dosen pembimbing dalam pengerjaan skripsi……… 48 4.8 Melakukan semua perintah dosen pembimbing dalam pengerjaan skripsi……… 49 4.9 Dosen pembimbing membuka pembicaraan dalam bimbingan…...………. 50 4.10 Saya membuka pembicaraan dalam memulai bimbingan skripsi………... 51 4.11 Pesan yang disampaikan dosen pembibing bersifat informatif………. 52

4.12 Pesan yang disampaikan dosen pembimbing bersifat koersif………... 53

4.13 Pesan yang disampaikan dosen pembimbing bersifat persuasif………... 54 4.14 Bimbingan secara tatap muka……….. 55

4.15 Bimbingan via telepon atau media lain……… 56 4.16 Pesan yang disampaikan oleh dosen pembimbing mudah

dimengerti………

57 4.17 Saya mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh dosen

pembimbing dengan baik……….

58 4.18 Makna pesan yang disampaikan dosen pembimbing selama

bimbingan sangat jelas……….

59 4.19 Dosen pembimbing membantu mahasiswa dalam

menghadapi kendala………

59 4.20 Dosen Pembimbing memberikan pengetahuan dan informasi

yang cukup kepada anda……….

60 4.21 Dapat mendiskusikan semua kendala yang dihadapi secara

terbuka dengan dosen pembimbing………..

61 4.22 Dosen pembimbing selalu bertanya mengenai kendala yang

di hadapi………..

62 4.23 Mendiskusikan kendala yang bersifat akademis dengan

dosen pembimbing………...

63 4.24 Mendiskusikan kendala yang bersifat non-akademis dengan 64


(13)

dosen pembimbing………. 4.25 Tidak ada kecanggungan saat berkomunikasi dengan dosen

pembimbing………..

65 4.26 Dosen pembimbing memahami kendala yang dihadapi……... 66 4.27 Dosen pembimbing memberikan semangat dan dorongan

dalam penyusunan skripsi………

67 4.28 Dosen pembimbing memberikan perhatian terhadap

penyusunan skripsi yang dikerjakan………

68 4.29 Tidak adanya kecurigaan dalam proses komunikasi antara

dosen dengan peneliti saat bimbingan………..

69 4.30 Saat berinteraksi dan berdikusi dengan dosen pembimbing

merasa nyaman……….

69 4.31 Adanya kesetaraan dalam proses komunikasi………. 70 4.32 Dosen pembimbing menghargai perbedaan pandangan yang

terjadi selama bimbingan……….


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Skema Variabel penelitian……….. 19


(15)

Abstrak

Penelitian ini berjudul tentang Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU terhadap proses komunikasi dalam bimbingan skripsi. Dengan memilih studi deskriptif kuatitatif, peneliti akan menggambarkan seperti apa proses komunikasi yang dilakukan mahasiswa dengan dosen pembimbing selama bimbingan berlangsung. Teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah: Komunikasi, Komunikasi Antarpribadi, Bimbingan dan Persepsi. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa Komunikasi FISIP USU yang masih aktif mengerjakan skripsi dan yang telah menyelesaikan Skripsi. Keseluruhan populasi diambil dari tahun pengajuan judul 2012 Januari dan dibatasi sampai dengan 2013 Juni. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, maka diperoleh sampel sebanyak 61 mahasiswa. Kemudian teknik penarikan sampel mengunakan Proposional nonprobability sampling dan sampel acak sederhana.

Teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan metode kuesioner (Field Research) dan metode kepustakaan (Library Research). Adapun teknik analisis datanya menggunakan analisis tabel tunggal, dengan penggunaan Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi antara mahasiswa dan dosen pembimbing sudah cukup efektif karena sebagian besar mahasiswa menganggap proses komunikasi dalam bimbingan merupakan suatu hal yang penting. Dalam proses bimbingan skripsi mahasiswa sudah mendapatkan motivasi, pengetahuan dan arahan yang cukup baik dari dosen pembimbing. Berdasarkan hasil dari analisis dan pengamatan juga ditemukan persepsi mahasiswa yang cukup baik dalam memandang proses komunikasi dalam bimbingan. Namun, masih ditemukan sebagian kecil persepsi mahasiswa yang merasa tidak efektif ketika berkomunikasi dengan dosen pembimbing yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti sulitnya untuk berjumpa dengan dosen pembimbing, makna pesan dosen pembimbing yang terkadang sulit untuk dimengerti, makna pesan yang disampaikan dosen kurang informatif dan cenderung koersif, serta tidak adanya suasana setara dalam proses bimbingan.

Kata Kunci:


(16)

Abstract

This research entitled “Student Perceptions of Communication Faculty of social and political science University of North Sumatra in the communication process of Scription guidance”. By selecting a quantitative descriptive study, researchers will describe what kind of communication process between the student with guidance lecturer. Theories that are considered relevant to this study are: Communication, Interpersonal Communication, Guidance and Perception. The population is all students of Communications USU Faculty of Social which is still actively working on the Scription and the scription has been finished. The entire population was taken from the January 2012 filing title and limited to 2013 June. To determine the number of samples used Taro Yamane formula with a precision of 10% and a confidence level of 90%, then obtained a sample of 61 students. Then use proportional sampling technique nonprobability sampling and simple random sampling. data collection techniques, researchers used a questionnaire method (Field Research) and the methods of literature (Library Research). The data analysis technique using a single table analysis, with use of the Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Conclusion is that the process of communication between students and lecturers are already quite effective for most students consider the communication process in the guidance is an important thing . In the process of student thesis guidance've got motivation, knowledge and direction quite well from the supervisor. Based on the results of the analysis and observation also found a pretty good student perception of looking at the process of communication in the guidance. However, there is still a small proportion of students who are perceived to be ineffective when communicating with the supervisor caused by several factors such as the difficulty to meet with the supervisor, the supervisor is the meaning of the message is sometimes difficult to understand, the meaning of the message delivered lecturers tend to be less informative and coercive , and the absence of similar atmosphere in the guidance process.

Key words:


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.

Dewasa ini Perguruan Tinggi merupakan tempat berkumpulnya civitas akademika dalam menempuh pendidikan sarjana. Perguruan Tinggi adalah lembaga pendidikan yang diharapkan perannya memiliki pengaruh dalam menghasilkan sarjana-sarjana yang berkualitas, sehingga untuk kedepannya mampu mencerdaskan kehidupan bangsa yang nantinya akan bisa bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

Selain itu Perguruan Tinggi juga menjadi tempat yang memiliki peran penting untuk membuat para civitas akademika menjadi agen perubahan yang memiliki kualitas yang tinggi, bukan hanya sekedar menguasai materi-materi perkuliahan, tetapi mampu menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan di kehidupan bermasyarakat serta bermanfaat untuk orang banyak.

Untuk menghasilkan suatu lulusan sarjana yang memiliki kualitas dan integritas dapat dilihat dari hasil pendidikan selama perkuliahan yang telah ditempuh. Ketika mahasiswa menjalani pendidikan di Perguruan Tinggi, mahasiwa akan diberikan berbagai macam tugas dan tanggung jawab oleh dosen, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan mahasiswa, membentuk mental, menguji, serta menilai bagaimana keterampilan dan kecekatan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

Menempuh pendidikan sarjana di Perguruan Tinggi, mahasiswa tingkat akhir akan dihadapkan dengan sebuah tugas akhir, suatu karya ilmiah yang disebut dengan skripsi. Seperti yang di ungkapkan Mahmudi (2013:43) Skripsi merupakan jenis tulisan ilmiah yang disusun untuk kepentingan penyelesaian studi pada jenjang starata satu atau sarjana. Maka dari itu skripsi yang telah dibuat diharapkan nantinya akan berguna bagi perkembangan ilmu dan dapat diimplementasikan di dalam kehidupan bermasyarakat.

Untuk menyelesaikan studi pada jenjang starata satu atau sarjana, mahasiswa harus mengerjakan tugas skripsi tersebut dengan memperhatikan tatanan dan struktur bahasa yang logis, efektif dan sistematis didalam


(18)

pengerjaannya. Penulisan skripsi ini merupakan latihan bagi para calon sarjana dalam membuat karya ilmiah berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian ini akan dituangkan kedalam bentuk laporan ilmiah berdasarkan aturan-aturan yang telah berlaku dalam penulisan ilmiah.

Akan tetapi sangat disayangkan, ketika pengerjaan skripsi dianggap sebagai beban oleh mahasiswa. Skripsi dipandang sebagai halangan besar yang harus cepat segera dilalui untuk bisa maju dan segera mendapatkan gelar sarjana. Terkadang proses menjadi tidak berharga, bahkan ada yang terlintas dibenak mahasiswa untuk menggunakan cara paling praktis tanpa hambatan untuk sampai ke bab akhir. Padahal skripsi merupakan dedikasi terbaik yang sudah seharusnya dikerjakan oleh mahasiswa S1 sepenuh hati melibatkan kemampuan intelegensi dan emosional mahasiswa, yang nantinya diharapkan hasil dari karya ilmiahnya tersebut bermanfaat untuk orang banyak. Salah satu hal yang sangat berkaitan dengan proses pengerjaan skripsi adalah sebuah bimbingan dari dosen pembimbing skripsi.

Setiap mahasiswa yang mengerjakan skripsi akan dibimbing oleh seorang dosen berdasarkan topik skripsi yang akan diajukan untuk dijadikan bahan penelitian. Berdasarkan ungkapan Sunaryo Kartadinata (1998:3) bimbingan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal (Syamsu, 2005: 6).

Bimbingan skripsi pada dasarnya adalah suatu proses didalam pengerjaan skripsi. Bimbingan tersebut bertujuan agar mengarahkan mahasiswa untuk fokus dengan judul penelitiannya, agar tidak bingung dengan latar belakang masalah, teori-teori yang akan digunakan, metodologi penelitian yang dipakai, mengumpulkan dan menganalisis data, mengerjakannya secara sistematis dan terstruktur, serta menguji kecerdasan dan mental mahasiswa didalam penyelesaian skripsi. Berhasil atau tidaknya penelitian tersebut adalah tanggung jawab dari mahasiswa yang melakukan pengerjaan skrispi.

Dalam hal ini proses komunikasi dalam bimbingan skripsi berperan besar didalam pengerjaan skripsi. Mahasiswa yang dibimbing oleh dosen pembimbing skripsi tentunya ada keterkaitan dalam proses komunikasi dan interaksi diantara kedua belah pihak. Hal ini bertujuan agar skripsi yang dikerjakan menjadi optimal


(19)

dengan adanya masukan-masukan dari dosen pembimbing kepada mahasiswanya. Selama pengerjaan skripsi tersebut, seorang dosen pembimbing akan memperhatikan, mengarahkan, memberikan masukan teori-teori dan metodelogi penelitian yang layak digunakan, sehingga keaslian dan kualitas dari skripsi itu dapat di pertanggung jawabkan sebagai karya ilmiah.

Perhatian dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada mahasiswa tersebut dapat diperoleh mahasiswa melalui proses komunikasi yang intensif antara mahasiswa dengan dosen pembimbing skripsi. Interaksi antara dosen pembimbing dan mahasiswa memerlukan perananan komunikasi antar pribadi.

Proses komunikasi antara dosen pembimbing dan mahasiswa di harapkan dapat berlangsung efektif dan berjalan lancar. Namun sering kali ada beberapa hambatan yang terkadang menjadi kendala dalam berkomunikasi dengan dosen pembimbing skripsi.

Komunikasi mahasiswa dengan dosen harusnya berjalan dua arah, sehingga memudahkan dalam proses komunikasi pada saat bimbingan skripsi. Dalam proses bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi pembimbing berperan sebagai fasilitator. Sehingga serangkaian tahapan kegiatan dalam bimbingan dapat berjalan sistematis dan berencana didalam mencapai tujuan.

Bimbingan dari dosen diharapkan mampu mengurangi permasalahan mahasiswa dalam proses pengerjaan skripsinya. Namun terkadang sebuah kondisi dimana berkomunikasi menjadi sebuah persoalan yang mendasar. Harusnya proses komunikasi berjalan dua arah, lebih bersifat informatif, responsif, kooperatif, persuasif, dan memerlukan hasil seperti timbal balik didalam bimbingan. Komunikasi yang tidak lancar disebabkan oleh beberapa hambatan. Menurut A.W. Wijaya, Adapun hambatan-hambatan tersebut adalah kebisingan, keadaan psikologis komunikan, kekurangan komunikator dan komunikan, kesalahan penilaian oleh komunikator, kurangnya pengetahuan komunikator atau komunikan, bahasa, dan isi pesan berlebihan, bersifat satu arah, faktor teknis, prasangka, cara penyajian yang verbalistis, dan sebagainya (Priyanto, 2009:18).


(20)

Mengerjakan sebuah skripsi terkadang membuat kebanyakan mahasiswa menjadi takut, stress, dan bahkan frustasi. Padahal mahasiswa adalah people educated yang nantinya akan berhadapan dengan dunia luar yang memiliki banyak persoalan. Mahasiswa akan berkomunikasi dengan orang-orang yang bahkan belum pernah ditemui di dunia kampus. Untuk itu proses komunikasi dalam setiap interaksi harus bisa dijalankan seefektif mungkin di mana saja dan kapan saja.

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian berfokus kepada mahasiswa Jursusan Komunikasi FISIP USU yang sedang melakukan bimbingan skripsi dan yang telah menyelesaikan tugas akhir skripsi. Pemilihan tempat lokasi penelitian berfokus kepada mahasiswa jurusan Komunikasi FISIP USU dikarenakan, sebagai mahasiswa jurusan komunikasi tentunya memiliki nilai yang lebih didalam berinteraksi satu sama lain.

Karena ketika berada di bangku perkuliahan, mahasiswa komunikasi belajar mengenai cara berkomunikasi yang efektif dan efisien. Dari segi keilmuan, jurusan komunikasi mengajarkan tentang ilmu komunikasi kepada mahasiswanya mengenai konsep dasar komunikasi, unsur-unsur komunikasi, tataran komunikasi dan hakikat komunikasi yang efektif dan lain-lain.

Hal inilah yang menjadikan mahasiswa komunikasi memiliki pemahaman yang lebih dalam dibanding jurusan-jurusan yang lain. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memperoleh pengetahuan mengenai proses komunikasi mahasiswa dalam bimbingan skripsi.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dari itu peneliti merasa tertarik dan mencoba melakukan penelitian mengenai, “Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU terhadap proses komunikasi dalam Bimbingan skripsi.”

1.2. Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana Persepsi Mahasiswa Komunikasi Fisip USU terhadap proses Komunikasi dalam Bimbingan Skripsi”


(21)

1.3. Pembatasan Masalah.

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang luas, maka peneliti memberikan pembatasan masalah dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Penelitian menggunakan studi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

2. Sampel penelitian dibatasi pada mahasiswa S1 Komunikasi FISIP USU regular yang sedang dalam proses bimbingan skripsi dan yang telah menyelesaikan skripsi.

3. Penelitian berfokus untuk mengetahui bagaimana persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU terhadap proses komunikasi dalam bimbingan skripsi.

4. Waktu penelitian dimulai dari bulan maret sampai dengan bulan 20 april 2014

1.4. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana proses komunikasi di dalam bimbingan skripsi antara mahasiswa dan dosen.

2. Untuk mengetahui persepsi Mahasiswa FISIP USU terhadap proses komunikasi di dalam bimbingan skripsi.

1.5. Manfaat Penelitian.

Berdasarkan tujuan penelitiannya, maka manfaat dari penelitian ini secara Akademis, Teoritis dan Praktis.

1. Manfaat penelitian secara akademis, yaitu:

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya keanekaragaman wacana penelitian di Departemen Ilmu komunikasi FISIP USU dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pembacanya.

2. Manfaat penelitian secara teoritis, yaitu:

Penelitian diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan bagi peneliti, mahasiswa, serta masyarakat luas mengenai proses komunikasi di dalam bimbingan skripsi.


(22)

3. Manfaat penelitian secara Praktis, yaitu:

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan dan masukan bagi mahasiswa dan dosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, dalam memahami proses komunikasi dalam bimbingan skripsi.


(23)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1Kerangka Teori.

Dalam suatu penelitian teori memiliki peran sebagai pendorong pemecahan masalah. Setiap penelitian sosial memerlukan teori, karena salah satu unsur yang paling besar peranannya dalam penelitian adalah teori (Singarimbun, 1995:37). Adapun teori yang relevan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.1.1 Komunikasi

Secara epistemologi istilah kata komunikasi atau dalam bahasa inggris

communication berasal dari bahasa latin yakni communicatio dari bersumber kata communis yang berarti “sama”. Sama dalam arti kata ini bisa di interpretasikan dengan pemaknaannya adalah sama makna. Jadi secara sederhana dalam proses komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut (Amir, dkk, 2010:1).

Komunikasi adalah merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat kerja, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. (Muhammad, 2009:1).

Ruben dan Stewart, 1998 dalam buku Alo liliweri Komunikasi serba ada serba makna 35:2011, Komunikasi merupakan proses yang menjadi dasar pertama memahami hakikat manusia, dikatakan sebagai proses karena ada aktifitas yang melibatkan peranan banyak elemen atau tahapan yang meskipun terpisah-pisah, namun semua tahapan ini saling terkait sepanjang waktu. Contoh, dalam suatu percakapan yang sederhana saja selalu ada langkah seperti penciptaan pesan, pengiriman, penerimaan, dan interpretasi terhadap pesan.

Menurut Harjana (2003) komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan di mengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, kemudian pesan di tidaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada


(24)

hambatan untuk hal itu (Daryanto, 2013: 165). Sedangkan menurut Berelson dan Steiner (1964) komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain (Amir, dkk, 2010:32).

Dengan demikian definisi komunikasi mendapat penekanan yang berbeda-beda antara satu sama lain, dan perberbeda-bedaan tersebut pada umumnya dilatarbelakangi oleh sudut pandang keilmuan para ahli yang mendefinisikannya.

2.1.1.1 Model Harold Lasswell

Model Lasswell dapat dikatakan sebagai model teoretis pertama dan model yang paling sederhana karena ketika merancang model ini laswell sangat dipengaruhi oleh pemikirannya tentang The Structure and function of communication in Society (Liliweri, 2011: 107).

Model Lasswell ini berisi 5 Unsur: 1. Who (Siapa)

Sumber/Komunikator adalah Pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, dlsb.

2. Says what (berkata apa/pesan)

Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat simbol verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan/maksud. Bentuk pesan bisa bersifat informatif,persuasif,dan koersif.

3. In which channel (melalui saluran apa)

Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui media), dll.

4. To whom (kepada siapa)

Orang/kelompok/organisasi yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination), pendengar (listener), khalayak (audience).

5. With what effect (dengan efek apa)

Dampak/efek adalah sesuatu hal yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti bertambahnya wawasan dan pengetahuan.

Sebagai model dasar yang sangat awal proses ini tampak lebih menyederhanakan permasalahan dalam komunikasi. Seolah-olah apa yang diinginkan oleh komunikator dipastikan sampai kepada komunikan dan akan mencapai efek yang diinginkannya. Meskipun menuai banyak kritik model ini


(25)

merupakan titik awal munculnya beberapa konsep penelitian khususnya dalam bidang komunikasi massa. Bidang-bidang penelitian tersebut adalah penelitian tentang siapa (komunikator) yang disebut control studies, berkata apa (pesan) menjadi subjek analisis isi pesan atau informasi, melalui saluran apa (media) disebut analisis media; kepada siapa (komunikan) yakni analisis audience (penerima); dengan efek apa (efek) adalah analisis efek, pengaruh atau dampak (Amir,dkk, 2010:48).

Lasswell mengemukakan studi ini dalam konteks komunikasi massa namun pola semacam ini juga sering digunakan sebagai referensi atau model dasar dalam menganalisis komunikasi antar pribadi maupun komunikasi kelompok. Pada model komunikasi tersebut komunikan tidak memberikan umpan balik apapun termasuk penjelasannya, pembelaan diri, pembenaran, laporan dan lain-lain selain-lain hanya menjamin penyampaian pesan (Amir,dkk, 2010:48).

2.1.1.2 Arus Komunikasi. A. Komunikasi satu arah

Model ini menekankan bagaimana mengatur suatu “pesan” sehingga layak diterima dan dipahami oleh penerima. Model ini sangat peduli terhadap self-action treats communication yang mengatakan bahwa pesan itu berterima hanya jika pengirim dapat memanipulasi penerima, dan manipulasi itu hanya dapat dilakukan melalui manipulasi pesan. Para ahli komunikasi mengatakan bahwa model ini very message centrered (Liliweri, 2011:79).

B. Komunikasi Dua arah

Model ini mengemukakan bahwa pada dasarnya peranan penerima sama dengan peranan komunikator, dan peranan itu terlihat ketika dia memberikan umpan balik pesan kepada pengirim. Model yang disebut “model dua arah” ini sangat bermanfaat bagi pengirim dan penerima mendiskusikan pesan-pesan yang dikirimkan dalam suatu proses komunikasi. Fokus model ini diletakan pada penerima.


(26)

Sifat komunikasi meliputi komunikasi verbal dan non-verbal. Tatanan komunikasi meliputi intrapribadi, antarpribadi, kelompok massa, dan media. Tujuan komunikasi bisa terdiri dari soal mengubah sikap, opini, perilaku, masyarakat, dan lainnya. Sementara itu, fungsi komunikasi adalah menginformasikan, mendidik dan mempengaruhi. Teknik komunikasi terdiri dari komunikasi informatif, persuasif, koersif, instruktif, dan hubungan manusia (Mufid, 2012: 84).

Adapun tujuan umum komunikasi, menurut Stanton (1982) dalam buku Alo Liliweri 2011, mengatakan bahwa sekurang-kurangnya ada lima tujuan komunikasi manusia (DeVito, 2001) yaitu:

1. Mempengaruhi orang lain.

2. Membangun atau mengelola relasi antarpersonal. 3. Menemukan perbedaan jenis pengetahuan. 4. Membantu orang lain.

5. Bermain atau bergurau.

Di luar tujuan umum komunikasi ini maka komunikasi bertumbuh dari motivasi untuk menghasilkan sesuatu yang diharapkan dari komunikasi. Artinya, Tujuan komunikasi perlu memerhatikan rencana komunikasi untuk berinteraksi ataukah komunikasi dapat dijalankan secara alamiah saja. Dengan kata lain, tujuan komunikasi sedapat mungkin memperhatikan elemen-elemen utama komunikasi, (Liliweri, 2011:128) yaitu:

1. Pengirim adalah orang yang mengirim pesan (encoder)

2. Penerima adalah orang yang mengiterpretasikan pesan (decoder)

3. Saluran adalah metode bagi seseorang untuk mengoptimalisasikan daya guna sehingga kita dapat mengirimkan sebuah pesan secara verbal, non-verbal, atau termediasi.

4. Pesan adalah informasi yang sudah distimulasikan itu dikirim oleh pengirim ke dalam alam pikiran penerima.

5. Umpan balik adalah respons yang diberikan penerima kepada pengirim. 6. Lingkungan adalah dunia fisik dan non fisik sebagai tempat terjadinya


(27)

7. Gangguan adalah sesuatu dari luar yang hanya dapat terlihat dan terasa dalam peristiwa komunikasi.

Adapun Fungsi-Fungsi dasar komunikasi dalam buku Alo Liliweri (2011:136) adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan dan pengajaran

Fungsi Pendidikan dan pengajaran sebenarnya sudah dikenal sejak awal kehidupan manusia, kedua fungsi ini dimulai dari dalam rumah, misalnya pendidikan nilai dan norma budaya, budi pekerti, dan sopan santun (fungsi pengajaran) oleh orang tua dan anggota keluarga lain. Pendidikan dan pengajaran dilaksanakan melalui pendidikan formal disekolah dan pendidikan informal/nonformal dalam masyarakat. Komunikasi menjadi sarana penyediaan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan untuk memperlancar peranan manusia dan memberikan peluang bagi orang lain untuk berpartisiasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Informasi

Kualitas kehidupan seseorangakan menjadi miskin apabila tanpa informasi. Setiap orang dan sekelompok orang membutuhkan informasi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, informasi ini dapat diperoleh dari komunikasi lisan dan tertulis melalui komunikasi antarpersonal, kelompok , organisasi, dan komunikasi melalui media massa. Mereka yang memiliki kekayaan informasi akan menjadi tempat bertanya bagi orang lain disekitarnya.

3. Hiburan

Untuk memecahkan masalah dalam kehidupan yang rutin, maka manusia harus mengalihkan perhatiannya dari situasi stress ke situasi yang lebih santai dan menyenangkan. Hiburan merupakan salah satu kebutuhan pentingnya bagi semua orang. Komunikasi menyediakan hiburan yang tiada habis-habisnya misalnya melalui film, televisi, radio, drama, literatur, komedi dan permainan.

4. Diskusi

Kehidupan kita penuh dengan berbagai pandangan dan pendapat yang berbeda-beda, untuk menyatukan perbedaan itu dibutuhkan debat dan diskusi antarpersonal maupun dalam kelompok. Melalui diskusi dan debat akan di temukan kesatuan pendapat sambil tetap menghargai perbedaan yang dimiliki orang lain. Komunikasi merupakan sarana yang baik bagi penyaluran bakat untuk berdebat dab berdiskusi tentang gagasan baru yang lebih kreatif dalam membagun kehidupan bersama.

5. Persuasi

Persuasi mendorong kita untuk terus berkomunukasi dalam rangka penyatuan pandangan yang berbeda dalam rangka pembuatan keputusan personal maupun kelompok atau organisasi. Komunikasi memungkinkan para pengirim pesan bertindak sebagai seorang persuader terhadap penerima pesan yang diharapkan akan berubah pikiran dan perilakunya.

6. Promosi kebudayaan

Komunikasi juga menyediakan kemungkinan atau peluang untuk memperkenalkan, menjaga, dan melestarikan tradisi buadaya suatu


(28)

masyarakat. Komunikasi membuat manusia dapat menyampaikan dan menumbuh kembangkan kreativitasnya dalam rangka pengembangan kebudayaan.

7. Integrasi

Melalui komunikasi, maka sejumlah orang yang melintasi ruang dan waktu dimuka bumi ini dapat diintegrasikan, artinya dengan komunikasi makin banyak orang saling mengenal dan mengetahui keadaan masing-masing. Suatu bangsa yang besar dapat di intergrasikan melalui komunikasi, misalnya komunikasi media massa.

2.1.2. Komunikasi Antar Pribadi

Dalam buku Devito komunikasi antarmanusia 252:2011, para ahli teori komunikasi mendefinisikan komunikasi antarpribadi secara berbeda-beda (Boncher,1978: cappella, 1987,Miller,1990). Di sini kita membahas tiga pendekatan utama.

2.1.2.1 Definisi Berdasarkan komponen

Definisi berdasarkan komponen menjelaskan komunikasi antarpribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampak dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

2.1.2.2 Definisi bersadarkan hubungan Diadik

Dalam definisi berdasarkan hubungan, kita mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Jadi, misalnya komunikasi antar pribadi meliputi komunikasi yang terjadi antara pramuniaga dan pelanggan, anak dan ayah, dua orang dalam suatu wawancara, dan sebagainya. Dengan definisi ini hampir tidak mungkin ada komunikasi diadik (dua orang) yang bukan komunikasi antarpribadi. Tidaklah mengherankan, definisi ini juga disebut sebagai definisi diadik. Hampir tidak terhindarkan, selalu ada hubungan tertentu antara dua orang. Bahkan seorang asing di sebuah kota yang menanyakan arah jalan ke seorang penduduk mempunyai hubungan yang jelas dengan penduduk itu segera setelah pesan itu disampaikan. Adakala define hubungan ini diperluas sehingga mencakup


(29)

juga sekelompok kecil orang. Seperti anggota keluarga atau kelompok-kelompok yang terdiri atas tiga atau empat orang.

2.1.2.3 Definisi berdasakan pengembangan

Dalam pendekatan pengembangan, komunikasi antarpribadi dilihat sebagai akhir dari perkembangan dari komunikasi yang bersifat tak-pribadi pada satu ekstrem menjadi komunikasi pribadi atau intim pada esktrem yang lain. Perkembangan ini mengisyaratkan atau mendefinisikan pengembangan komunikasi antarpribadi. Penulis disini mengikuti analisis pakar komunikasi Gerald Miller (1978). Komunikasi antarpribadi ditandai oleh, dan dibedakan dari, komunikasi tak-pribadi berdasarkan sedikitnya tiga faktor.

Komunikasi antarpribadi dapat terjadi dalam konteks satu komunikator dengan satu komunikan (komunikasi diadik: dua orang) atau satu komunikator dengan dua komunikan (komunikasi triadic: tiga orang). Lebih dari tiga biasanya dianggap komunikasi kelompok (Daryanto,2013: 35). Sedangkan menurut Kathleen S. Verderber et al. (2007), komunikasi antarpribadi merupakan proses melalui mana orang menciptakan dan mengelola hubungan mereka, melaksanakan tanggung jawab secara timbal balik dalam menciptakan makna (Budyatna, 2011: 14)

Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung secara tatap muka atau menggunakan media komunikasi antarpribadi (non-media massa), seperti telepon. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator relatif cukup mengenal komunikan, dan sebaliknya. Pesan dikirim dan diterima dengan segera . dalam tataran antarpribadi, komunikasi berlangsung sirkuler, peran komunikasi dan komunikan terus dipertukarkan. Karena itu, dikatakan bahwa kedudukan kedudukan komunikator dan komunikan relatif setara. Proses ini lazim disebut dialog. Walaupun demikian, dalam konteks tertentu dapat juga terjadi monolog,hanya satu pihak yang mendominasi percakapan. Efek komunikasi antarpribadi paling kuat di antara tataran komunikasi lainnya. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator dapat mempengaruhi langsung tingkah laku (efek kognitif) dari komunikannya, memanfaatkan pesan verbal-non verbal, serta segera mengubah atau menyesuaikan pesan verbal dan nonverbal, serta segera mengubah atau


(30)

menyesuaikan pesan-pesannya apabila didapat umpan balik negatif ( Daryanto, 2013: 35).

Dalam buku Komunukasi antarpribadi Liliweri (1991:13), Menurut Josep A. Devito, ciri-ciri komunikasi antarpribadi yang efektif adalah keterbukaan (openness), empati (empathy), dukungan (supportiveness), rasa positif (positiveness), kesetaraan (equality).

1. Keterbukaan (openness)

Kualitas Keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tetapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri-mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan-diri ini patut.

Aspek keterbukaan kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan, dan kita berhak mengaharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk dari pada ketidakacuhan-bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.

Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (bochner & Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan yang anda lontarkan adalah memang “milik” anda dan anda bertanggung jawab atasnya (DeVito, 2011:286).

a. Empati (Empathy)

Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai “kemampuan seseorang untuk “mengetahui” apa yang sedang dialami orang lain pada suatu tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu (DeVito, 2011:286).

Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Pengertian yang empatik ini akan membuat seseorang lebih mampu


(31)

menyesuaikan komunikasinya. Anda dapat, misalnya menyesuaikan apa yang anda katakan atau bagaimana anda mengatakannya (DeVito, 2011:287).

b. Dukungan (Supportiveness)

Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (Supportiveness) suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung (DeVito, 2011:288).

c. Sikap positif (Positiveness)

Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikasi antarpribadi terbina jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Orang yang merasa negatif terhadap diri sendiri selalu mengkomunikasikan mengisyaratkan perasaan ini kepada orang lain, yang selanjutnya barangkali akan mengembangkan perasaan negatif yang sama. Sebaliknya, orang yang merasa positif terhadap diri sendiri mengisyaratkan perasaan ini kepada orang lain, yang selanjutnya juga akan merefleksikan perasaan positif ini.

Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih tidak menyenangkan dari pada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak beraksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi. Reaksi negatif terhadap situasi ini (“saya tidak sabar lagi untuk enyah dari tempat ini”) membuat orang merasa mengganggu, dan komunikasi dengan segera akan terputus (DeVito, 2011:290).

d. Kesetaraan (Equality)

Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain.

Dalam suatu hubungan antarpribadi yang ditandai oleh kesetaraan, ketidaksependapatan dan konflik lebih dilihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan non-verbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau, menurut istilah Carl Rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan “penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain (DeVito, 2011:291).


(32)

2.1.3 Bimbingan

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “guidance” dan “counseling” dalam bahasa inggris. Secara harfiyah istilah “guidance” dari akar kata “guide” berarti: (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer). (Syamsu, 2005:5).

Shertzer dan Stone (1971:40) mengartikan bimbingan sebagai “…proses of helping and individual to understand himself and his world (proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya.” (Syamsu, 2005:5).

Menurut Sunaryo kartadinata (1998:3) mengartikan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal” (Syamsu, 2005: 6). Sementara Rochman Natawidjaja (1987:37) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan menikmati kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya, dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. (Syamsu, 2005:5).

2.1.4 Persepsi

Menurut pendapat Muhadjir, Ekspresi mengenal orang lain merupakan studi awal tentang persepsi. Darwin mendorong munculnya permasalahan persepsi dengan pertanyaan, “Apa ciri-ciri keputusan yang baik tentang orang lain?” (Sobur, 2003:445).

Secara Etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa latin perceptio dari percipere yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt, 1978). Menurut Devito (1997:75), persepsi adalah proses ketika kita


(33)

menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Yusuf (1991: 108) menyebut persepsi sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”. Gulo (1982:207) mendefinisikan persepsi sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya. Rakhmat (1994:51) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Bagi Atkinson, persepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Menurut verbeek (1978), persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu fungsi yang manusia secara langsung dapat mengenal dunia rill yang fisik. Brouwer (1983:21) menyatakan bahwa persepsi (pengamatan) ialah suatu replika dari benda diluar manusia yang intrapsikis, dibentuk berdasar ransangan-ransangan dari objek, pareek (1996:13) memberikan definisi yang lebih luas ihwal persepsi ini; dikatakan “persepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada ransangan pancaindra atau data.” (Sobur, 2003:445-446).

Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi prilaku kita (Mulyana, 2005:167). Persepsi merupakan proses dimana individu memlilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan apa yang dibayang tentang dunia di sekelilingnya. Jadi dengan mempersepsi setiap individu memandang dunia berkaitan dengan apa yang dia butuhkan, apa yang dia nilai, apakah sesuai dengan keyakinan dan budayanya. Semua kebutuhan yang ingin dipenuhi ini membuat persepsi individu menjalani suatu proses personal yang rumit, karena apa yang dia persepsikan itu sangat tergantung dari sejauh mana pengaruh beragam faktor pembentuk persepsi, antara lain masa lalu individu. Pengalaman masa lalu tersebut rupanya telah membekas lalu membentuknya untuk memandang sesuatu, memandang seseorang atau suatu peristiwa dengan cara-cara tertentu. Karena itu, setiap individu dapat melihat suatu objek yang sama namun dengan cara yang berbeda. (Liliweri, 2011: 153)

Persepsi setiap orang juga berbeda-beda sesuai dengan makna yang dia berikan kepada “sesuatu”, kepada seseorang atau kepada peristiwa. Disini penting


(34)

untuk dicatat bahwa semua manusia tidak dapat mengelak persepsi yang mempengaruhi komunikasi. Jika seorang pengirim membagi informasi dengan maksud tertentu kepada penerima, maka suka atau tidak suka penerima akan menerima informasi yang dimaksudkan pengirim. (Liliweri, 2011: 153)

Persepsi bersifat kompleks. Tidak ada hubungan satu lawan satu antara pesan yang terjadi “diluar sana” dengan pesan yang akhirnya memasuki otak kita. Apa yang terjadi di dunia luar dapat sangat berbeda dengan apa yang mencapai otak kita. Mempelajari bagaimana dan mengapa pesan-pesan ini berbeda, sangat penting untuk memahami komunikasi. (Daryanto, 2013: 211)

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu hal yang penting yang di alami oleh setiap orang. Setiap orang yang menerima informasi ataupun segala rangsangan tersebut kemudian akan diolah dan selanjutnya diproses. dijelaskan bahwa dalam persepsi terdapat 3 komponen utama, yaitu (Sobur, 2003:446):

1.Seleksi, adalah proses penyaringan indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2.Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi di pengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang di anut, motivasi kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkatagorian informasi yang di terimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.

3.Reaksi, Yaitu Interpretasi dan persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi (Depdikbud, 1985, dalam soelaeman, 1987).


(35)

2.2 Kerangka Konsep.

Kerangka Konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemugkinan hasil penelitian yang dicapai serta perumusan kerangka konsep merupakan bahan yang dicapai serta perumusan kerangka konsep merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesis penelitian (Nawawi, 1995:40).

Di dalam penelitian kuantitatif, menjelaskan suatu konsep penelitian merupakan hal yang penting, karena konsep penelitian ini merupakan kerangka acuan peneliti di dalam mendesain sebuah instrument penelitian (Bungin, 2011 ; 67). Di dalam penelitian ilmiah konsep harus memiliki kriteria yang tepat dalam menjelaskan variabel penelitian. Konsep yang bermanfaat adalah konsep yang dibentuk menjadi keterangan dan menyatakan sebab akibat, yaitu konsep dibentuk dengan kebutuhan untuk menguji hipotesis dan penyusunan teori yang masuk akal, karena konsep dibentuk hanya untuk diuji regulasinya (Bungin, 2013 : 75).

Adapun konsep yang dijelaskan dalam penelitian ini yaitu persepsi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU terhadap proses komunikasi di dalam bimbingan skripsi.

Gambar 2.1

Skema variabel penelitian :

Persepsi Mahasiwa Jurusan Ilmu Komunikasi

Fisip USU

Proses komunikasi dalam Bimbingan Skripsi


(36)

2.3 Variabel Penelitian.

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah disusun, maka dibuatlah suatu operasional variabel agar dapat membentuk kesesuaian dan kesamaan dalam penelitian.

Tabel 2.1 Operasional Variabel Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Persepsi Mahsiswa Komunikasi FISIP USU.

2. Proses Komunikasi dalam Bimbingan Skripsi.

3. Karakteristik Responden

Komponen Utama Persepsi: -Seleksi

-Interpretasi -Reaksi 5 Unsur:

1. Who (Siapa)

2. Says what (berkata apa)

3. In which channel (melalui saluran apa)

4. To whom (kepada siapa)

5. With what effect (dengan efek apa)

2. Komunikasi antarpribadi yang efektif. a. Keterbukaan (Openness) b. Empati (Empathy)

c. Dukungan (Supportiveness) d. Rasa Positif (Positiveness) e. Kesamaan (Equality)


(37)

2.4 Definisi Operasional.

Definisi Variabel operasional bukanlah definisi konsep yang diajukan para ahli, tetapi sudah merupakan definisi yang lebih operasional tentang variabel itu sendiri, dan tentu saja bagaimana mengukur variabel itu. (Idrus, 2009: 81)

Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU.

Komponen Utama Persepsi:

1. Seleksi, adalah proses penyaringan indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. Dalam definisi operasional ini dijabarkan dalam intensitas/frekuensi melakukan bimbingan skripsi.

Skala: Likert

Indikator: Sangat Tidak Sering Tidak Sering

Biasa saja Sering

Sangat sering

2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi kepribadian, dan kecerdasan.

Skala: Likert

Indikator: Sangat Tidak Penting Tidak Penting

Biasa saja Penting

Sangat Penting

3. Reaksi, yaitu sesuatu hal dalam bentuk tindakan atas apa yang telah diterima. Skala: Likert

Indikator: Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju


(38)

Biasa saja Setuju

Sangat Setuju

Proses Komunikasi dalam Bimbingan Skripsi

5 Unsur:

1. Who (Siapa) adalah pelaku atau tokoh utama/pihak yang memulai suatu komunikasi dan menjadi sumber untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Skala: Likert

Indikator: Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Biasa saja setuju

Sangat setuju

2. Says what (berkata apa) adalah isi pesan yang disampaikan dari komunikator ke komunikan, bentuk pesan dapat bersifat informatif, persuasif, dan koersif.

Skala: Likert

Indikator: Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Biasa saja setuju

Sangat setuju

3. In which channel (melalui saluran apa) merupakan sarana atau alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) ke komunikan (penerima), baik secara langsung atau tatap muka, maupun tidak langsung (dengan menggunakan Alat elektronik atau media komunikasi lainnya)

Skala: Likert

Indikator: Sangat Tidak Sering Tidak sering


(39)

Biasa saja Sering

Sangat Sangat Sering

4. To whom (kepada siapa) adalah si penerima pesan atau komunikan yang menerima pesan dari sumber (komunikator). Apakah pesan itu jelas dan mudah dimengerti oleh si penerima pesan.

Skala: Likert

Indikator: Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Biasa saja setuju

Sangat setuju

5. With what effect (dengan efek apa) adalah dampak efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber. Seperti penambahan wawasan, pengetahuan,dll.

Skala: Likert

Indikator: Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Biasa saja setuju

Sangat setuju

Komunikasi antarpribadi yang efektif.

a. Keterbukaan (Openness)

Adalah adalah suatu sikap terbuka dari seseorang dalam beraktifitas, mau menjelaskan apa yang terjadi serta mau menerima pendapat, dan kritik dari orang lain.

Skala: Likert

Indikator: Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju


(40)

Biasa saja setuju

Sangat setuju

b. Empati (Empathy)

Adalah situasi yang dimana seseorang mampu mengetahui dan bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Skala: Likert

Indikator: Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Biasa saja setuju

Sangat setuju

c. Dukungan (Supportiveness)

Seperti Perhatian dan dukungan dosen pembimbing terhadap mahasiswa bimbingannya, memberikan nasihat, semangat dan bantuan dalam mecahkan masalah-masalah yang dihadapi selama proses bimbingan.

Skala: Likert

Indikator: Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Biasa saja setuju

Sangat setuju

d. Rasa Positif (Positiveness)

Adalah suatu perasaan dan pikiran yang positif dalam berkomunikasi dengan diri sendiri maupun orang lain, yang telah terjalin dengan baik dalam bimbingan.

Skala: Likert

Indikator: Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju


(41)

Biasa saja setuju

Sangat setuju

e. Kesamaan/Kesetaraan (Equality)

Bimbingan akan lebih efektif bila suasananya setara. Sikap yang tidak mempertegas perbedaan status, tetapi tetap menghormati perbedaan-perbedaan pandangan antara dosen dan mahasiswa dalam bimbingan.

Skala: Likert

Indikator: Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Biasa saja setuju

Sangat setuju

Karakteristik Responden:

Skala: Nominal

Indikator: Jenis kelamin: 1. Laki-laki 2. Perempuan


(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Metode pada dasarnya adalah untuk mencapai tujuan. Menurut Nawawi (1995:75) tujuan penelitian ini sebenarnya adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah dirumuskan. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan studi deskriptif. Dimana peneliti akan menggambarkan seperti apa keadaan objek penelitian.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan (Universium) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2013: 101).

Berdasarkan definisi diatas, dalam penelitian ini populasi yang dipilih sebagai objek penelitian adalah Mahasiswa Komunikasi FISIP USU yang sedang aktif dalam menyelesaikan skripsi dan yang telah menyelesaikan tugas akhir skripsi. Objek penelitian diambil berdasarkan data periode pengajuan judul yang di mulai pada Januari 2012 sampai dengan Juni 2013. Dengan alasan, mahasiswa pada periode tersebut sudah melalui tahap seminar dan melakukan bimbingan lebih dari lima kali. Periode tersebut dianggap relevan untuk dijadikan objek penelitian karena sudah memiliki gambaran dan pengalaman dalam bimbingan, serta objek penelitan masih bisa ditemukan untuk diteliti.


(43)

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU yang sedang aktif dan yang telah menyelesaikan dalam bimbingan skripsi periode Januari 2012 sampai

dengan Juni 2013

No.

Dosen Pembimbing

Populasi Mahasiswa

1 Drs. Danan Djaja, M.A 4

2 Dra.Rusni, M.A 6

3 Drs. Mukti Sitompul, M.Si 7

4 Drs.Humaizi, M.A 7

5 Prof.DR.Suwardi Lubis, M.A 5

6 Dra. Nurbani, M.Si 9

7 Dra.Fatma Wardy Lubis, M.A 4

8 Drs.Amir Purba, M.A 7

9 Drs. Safrin, M.Si 12

10 Dra.Dayana, M.Si 10

11 Dra.Mazdalifah, M.Si 9

12 Dra.Dewi Kurniawati, M.Si 10

13 Dra.Lusiana A. Lubis, M.A 7

14 DR.Iskandar Zulkarnain, M.Si 10

15 DR.Inon Beydha, M.Si 5

16 Drs. Hendra Harahap, M.Si 8


(44)

Sumber Data: Departemen Komunikasi FISIP USU

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1995:144). Untuk penelitian ini besar sampel ditentukan berdasarkan rumus Taro Yamane. Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, yakni sebagai berikut:

Keterangan :

Berdasarkan jumlah populasi yang ada maka jumlah sampel yang ditentukan adalah sebagai berikut:

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 61 mahasiswa.

3.2.2.1 Teknik Penarikan Sampel

18 Haris Wijaya, S.sos, M.Comm 6

19 Emilia Ramadhani, S.Sos, M.Si 12

20 Yovita S.Sitepu, S.Sos, M.Si 9


(45)

a. Sampling Proposional Nonprobability (Proposional Nonprobability Sampling).

Teknik penarikan sampel ini adalah penggunaan perwalian berimbang, karena itulah sebelum menggunakan teknik ini, peneliti harus mengenal lebih dahulu ciri-ciri dari populasi yang ada dan mengetahui besar kecil sampel dari setiap populasi (Bungin, 2013: 117). Dalam hal ini, ciri-ciri sampel yang ditetapkan adalah Mahasiswa Komunikasi FISIP USU yang sedang dalam pengerjaan skripsi dan yang telah menyelesaikan tugas akhir skripsi periode 2012 Januari sampai dengan 2013 Juni.

Untuk menentukan jumlah sampel dari tiap dosen pembimbing peneliti menggunakan rumus:

Keterangan :

na = ukuran sampel tiap golongan n = ukuran sampel

N1 = jumlah per-golongan N = jumlah sampel

Berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh jumlah sampel per-Dosen pembimbing adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sampel Per-Dosen

NO. Dosen Pembimbing Rumus Jumlah Sampel

Per-Dosen Pembimbing

1 Drs. Danan Djaja, M.A 2


(46)

3 Drs. Mukti Sitompul, M.Si 3

4 Drs.Humaizi, M.A 3

5 Prof.DR.Suwardi Lubis, M.A 2

6 Dra. Nurbani, M.Si 3

7 Dra.Fatma Wardy Lubis, M.A 2

8 Drs.Amir Purba, M.A 3

9 Drs. Safrin, M.Si 4

10 Dra.Dayana, M.Si 4

11 Dra.Mazdalifah, M.Si 4

12 Dra.Dewi Kurniawati, M.Si 4

13 Dra.Lusiana A. Lubis, M.A 3

14 DR.Iskandar Zulkarnain, M.Si 4

15 DR.Inon Beydha, M.Si 2


(47)

17 Drs. Syafruddin Pohan, M.Si 4

18 Haris Wijaya, S.sos, M.Comm 2

19 Emilia Ramadhani, S.Sos, M.Si 4

20 Yovita S.Sitepu, S.Sos, M.Si 3

TOTAL 61

b. Sampel Acak Sederhana

Pada penelitian ini peneliti menggunakan sampel acak sederhana, Artinya penarikan sampel didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Dengan demikian, dalam rancangan ini tidak terdapat diskriminasi unit populasi yang satu dengan unit yang lainnya. Karena semua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel, maka untuk menjadi sampel unit-unit populasi harus di

Random (Bungin, 2013:108).

Tata-tata cara pengundian unit-unit populasi menurut Burhan Bungin (2013:109) adalah sebagai berikut:

1. Membuat daftar unit populasi pada lembaran khusus lengkap dengan kode-kode khusus sebagai lambang setiap unit populasi.

2. Menulis kode-kode khusus tersebut dalam lembaran-lembaran kecil dan dilipat atau digulung satu persatu.

3. Memasukan lembaran-lembaran kecil itu dalam suatu tempat kemudian diacak.

4. Terakhir, mengambil lembaran-lembaran yang keluar tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan.


(48)

5. Pengambalian sampel pada penelitian ini dilakukan per-Dosen pembimbing.

3.3 Teknik Pengumpulan Data dan pengolahan data 3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian. Kesalahan penggunaan teknik pengumpulan data berakibat fatal terhadap hasil-hasil penelitian (Morrisan, 2012 : 129-130).

Pada penelitian ini, peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik penelitian Kuesioner dan teknik penelitian Kepustakaan, dikarena teknik ini dianggap dapat memperoleh jawaban dari rumusan masalah.

1. Metode Kuesioner

Metode Kuesioner berbentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian diberikan ke responden sebagai sampel penelitian untuk diisi. Setelah diisi Kuesioner akan dikembalikan ke peneliti (Bungin, 2013 : 130).

Bentuk umum dari sebuah Kuesioner terdiri dari, pendahuluan berisikan pentunjukan pengisian Kuesioner, bagian identitas berisikan identitas ressponden, kemudian memasuki bagian isi yang berisiskan pertanyaan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis kuesiner semi terbuka.

2. Metode penelitian kepustakaan.

Pada penelitian kepustakaan, penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur. Data yang diperoleh melalui tinjauan pustaka dengan mempelajari buku-buku, jurnal dan sebagainya di anggap punya relevansi dengan rumusan masalah yang mendukung penelitian.

Langkah-langkah yang ditempuh didalam pengumpulan data, antara lain: a. Menyebarkan kuesioner ke responden untuk diisi.

b. Mengumpulkan kembali kuesioner yang sebelumnya diberikan ke responden untuk di olah.


(49)

c. Instrumen pengumpulan data kemudian dioleh dan dianalisis.

3.4.2. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan program spss dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing.

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah penelitian selesai menghimpun data di lapangan (Bungin, 2013 : 182). Kegiatan ini dilakukan dengan pengecekan data yang teleh terkumpul, jika terdapat kesalahan atau kekurangan maka akan di perbaiki dengan memeriksa dan melakukan pendataan kembali. b. Koding.

Setelah tahapan editing selesai, kegiatan berikutnya adalah mengklasifikasikan data-data tersebut melalui tahapan koding (Bungin, 2013 : 184). Di dalam penelitian ini, peneliti mengklasifikasikan jawaban responden kedalam bentuk kode yang telah di tetapkan untuk mempermudah pengolahan data.

c. Tabulating.

Kemudian data yang telah di koding dimasukan kedalam tabel distribusi frekuensi.

3.4 Teknik Analisis Data

Pada bagian ini di uraikan tentang jenis analisis statistik yang digunakan (Syafruddin, 201:15). Data yang diperoleh dari hasil akan dianalisis dan diintrepetasikan kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan.

3.4.1 Analisis Tabel Tunggal.

Analisis tabel tunggal adalah teknik analisis yang dilakukan dengan membagi-bagi variable ke dalam beberapa kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi (Syafruddin, 201:16). Data-data yang telah terkumpul kemudian akan diproses sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan, selanjutnya ditabulasi


(50)

dan dianalisis. Kemudian peneliti akan melakukan pembahasan dan mengintrepetasikannya.


(51)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah FISIP USU

Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) resmi menjadi fakultas pada tahun 1982 berdasar surat keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982. SK Presiden R.I tersebut menetapkan Fisip merupakan fakultas ke 9 (sembilan) pada Universitas Sumatera Utara. Walaupun FISIP USU baru resmi terbentuk pada 1982, tetapi cikal bakal FISIP USU itu sudah muncul pada tahun 1980 berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor. 1181/PT.05/c.80, pada tanggal 1 juli 1980. Perkuliahan pertama kali dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1980 dengan jumlah mahasiswa hasil ujian SIPENMARU bulan Juli 1980 sebanyak 75 orang.

Lebih kurang dalam waktu satu tahun, keluar surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas-fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan SK Mendikbud R.I itu, disebutkan FISIP USU mempunyai 6 (Enam) jurusan dengan urutan sebagai berikut :

1. Jurusan Sosiologi

2. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 3. Jurusan Antropologi

4. Jurusan MKDU

5. Jurusan Ilmu Administrasi 6. Jurusan Ilmu Komunikasi

Pembentukan jurusan di FISIP USU tidak berjalan sesuai dengan urutan berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud R.I Nomor : 0535/0/83 itu, karena pembukaan jurusan pada tahap awal di lakukan pada semester tujuh yang didasarkan pada pilihan mahasiswa. Selain itu juga bergantung pada ketersediaan staf pengajar.

Dewasa ini FISIP USU mempunyai 6 (Enam) departemen, satu program diploma III, dan tiga program pasca sarjana dan satu program Ekstensi yaitu


(52)

sebagai berikut : Departemen Ilmu Administrasi yang dibagi ke dalam Program Studi Ilmu Administrasi Negara, dan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosiologi, Departemen Antropologi, dan Departemen Ilmu Politik. Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, Program Studi S2 Megister Studi Pembangunan, Megister Ilmu Komunikasi, Megister Sosiologi dan program Ekstensi S1 Ilmu Komunikasi (www.fisip.usu.ac.id).

Adapun Visi dan Misi dari FISIP USU ini di uraikan sebagai berikut :

a. Visi : “Menjadi pusat pendidikan dan rujukan bidang-bidang ilmu sosial dan politik di wilayah barat”

b. Misi :

1. Menghasilkan Alumni dengan sekala kualitas global dan menjadi pusat riset, kajian dalam studi ilmu sosial dan ilmu politik.

2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh

stake holders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azaz profesionalitas dalam menjalankan perkerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh civitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan, maka dari seluruh hasil

penelitian dapat dikemukakan beberapa kesimpulan antara lain:

1.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa, proses

komunikasi antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingan

dalam penelitian ini berjalan dengan cukup efektif. Hal ini dibuktikan

dengan adanya interaksi yang seimbang antara dosen dan mahasiswa

dalam proses bimbingan, seperti adanya komunikasi dua arah antara

mahasiswa dan dosen ketika berdiskusi, saling mendengarkan satu sama

lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri, kemudian suasana yang

setara dan saling menghargai ketika mengeluarkan pendapat menjadikan

proses komunikasi berjalan efektif dan seimbang. Namun, masih ada

sebagian kecil mahasiswa yang merasa proses komunikasi dalam

bimbingannya tidak berjalan efektif dikarenakan oleh beberapa faktor.

Seperti perbedaan pandangan yang terkadang tidak menemukan titik

tengah dalam pembicaraan ketika bimbingan, dosen terlalu mendominasi

pembicaraan dan tidak begitu mendengar pendapat mahasiswa, kemudian

sulitnya melakukan bimbingan tatap muka yang disebabkan oleh dosen

pembimbing yang sibuk dengan urusan di luar kota, dan terakhir pesan

yang disampaikan oleh dosen pembimbing terlalu bersifat koersif.

2. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui seperti apa pandangan

mahasiswa dalam proses komunikasi dalam bimbingan skripsi. Mayoritas

mahasiswa komunikasi FISIP USU memiliki persepsi yang cukup baik.

Seperti keterbukaan mahasiswa dengan dosen dalam bimbingan mengenai

kendala akademis maupun non-akademis, mahasiswa menganggap

motivasi dan nasehat yang diberikan dosen pembimbing sangat berarti,

dan menganggap dosen pembimbing sebagai orang tua sendiri. Ketika

bimbingan berlangsung mahasiswa merasa diperhatikan dan diberikan

arahan yang sesuai dengan penelitiannya. Walaupun masih ada sebagian


(2)

kecil mahasiswa yang merasa berbeda pandangan dan pendapat dengan

dosen pembimbing, tetapi hal itu tidak menjadi masalah yang besar ketika

bimbingan berlangsung. Karena pada dasarnya perbedaan pandangan dan

pendapat itulah yang nantinya akan memperkaya masukan ilmu dan

membuat penelitian itu jauh lebih baik dan berkembang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah diteliti atas

jawaban responden. Maka dapat diambil saran yang dapat membangun antara lain:

1.

Bagi para dosen pembimbing diharapkan agar lebih perhatian dan bertanggung

jawab menjadi dosen pembimbing agar didalam proses bimbingan hubungan

dengan mahasiswa terjalin lebih baik dan menghasilkan karya tulis ilmiah yang

berkualitas.

2.

Bagi mahasiswa-mahasiswi yang sedang menjalani proses bimbingan di

harapkan agar lebih aktif saat melakukan proses bimbingan dengan dosen

bimbingan. Sehingga akan menciptakan interaksi timbal balik antara dosen dan

mahasiswa. Serta didalam pengajuan judul mahasiswa lebih memikirkan sesuai

kemampuan yang dimiliki dan tidak asal-asalan dalam mengajukan judul.

3.

Bagi lembaga yang terkait diharapkan dalam menentukan pilihan judul dan

pemilihan dosen pembimbing untuk mahasiswa bimbingan agar lebih

disesuaikan lagi. Ketika nantinya mahasiswa melakukan bimbingan tidak

terjadi perubahan judul yang di karenakan dosen pembimbing merasa judul

yang terpilih tidak sesuai dengan bidangnya.


(3)

DAFTAR REFRENSI

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Budyatna. Muhammad & Mona Ganiem, laila. 2011. Teori Komunikasi

Antarpribadi. Jakarta: Kencana

Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi. Jakarta:

Kencana.

Daryanto. 2013. Ilmu Komunikasi. Bandung: Satu Nusa

Devito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antarmanusia Edisi 5. Jakarta: KARISMA

Publishing Group.

Idrus, Muhammad. 2002. Metode Penelitian Sosial Pendekatan Kualitatif dan

kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi . Jakarta: Citra Aditya Bakti.

______, Alo. 2011. Komunikasi serba ada serba makna. Jakarta: Kencana

Mahmudi. 2013. Penuntun penulisan Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Aswaja

Pressindo.

Mufid, Muhamad. 2012. Etika dan filsafat Komunikasi . Jakarta: Kecana

Muhamad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Kencana

Mulyana, D. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Morissan, dkk. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana.

Nawawi, H. 1995. Metode Penelitian Bidang Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gajah

Mada Press.

Purba, Amir. Dkk. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi : Pustaka Bangsa Press.

Priyanto, Agus. 2009. Komunikasi dan konseling. Jakarta: Salemba Medika.

Singarimbun, M dan Sofyan, E. 1995. Metode Penelitian Suryey: PT.Pustaka.

Sobur, A.2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Syamsu, Yusuf & Nurihsan A.Juntika. 2005. Landasan Bimbingan & Konseling.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Pohan, Syafruddin. dkk. 2012. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal

Penelitian. Medan: Grasindo.


(4)

N O I D Persepsi Mahasiswa Kom FISIP USU

Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

0 1 1 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3

0 2 1 3 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3

0 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3

0 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3

0 5 1 4 4 2 2 2 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 2 2 2

0 6 2 3 5 5 3 4 4 5 4 3 5 3 5 1 4 5 2 4 2 5 3 5 2 5 4 5 4 5 5 5 3

0 7 1 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 1 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3

0 8 2 4 4 5 5 4 3 4 4 5 3 3 4 1 4 4 4 3 5 4 4 5 2 2 4 4 4 3 4 4 4

0 9 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 4 4 4 3 5 4 4 5 2 3 4 4 5 3 4 4 5

1 0 1 3 4 5 4 4 3 4 4 4 3 3 5 1 4 4 4 3 5 4 4 5 2 3 4 4 5 3 4 4 5

1 1 1 3 4 4 4 5 5 3 4 3 3 2 5 2 4 4 5 5 5 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4

1 2 1 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3

1 3 1 4 5 5 5 5 4 5 3 5 1 4 5 1 4 4 4 5 5 5 4 2 2 5 5 5 5 5 5 2 5

1 4 2 4 4 5 4 4 3 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4

1 5 1 3 4 4 3 2 4 5 5 5 3 4 5 2 4 4 4 5 4 2 4 5 3 3 2 4 5 4 4 2 2

1 6 1 4 4 4 5 4 4 3 4 4 2 5 4 2 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3

1 7 1 5 4 5 5 4 4 3 4 2 3 3 5 2 4 4 5 5 4 4 5 4 4 2 4 4 5 4 5 3 4

1 8 1 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4 3

1 9 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3

2 0 1 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 2 4

2 1 2 4 4 4 4 5 5 5 4 5 3 4 5 3 4 5 5 4 4 5 4 5 3 3 4 4 4 3 4 4 4

2 2 1 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 4 3 3 4 4 3 3


(5)

2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3

2 5 1 5 5 5 5 5 5 2 4 5 1 5 5 1 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 5 5 5 5 5 3 5

2 6 2 4 5 5 5 5 2 5 2 4 2 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5

2 7 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4

2 8 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4

2 9 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4

3 0 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4

3 1 2 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 5 4 4 4 3 3

3 2 2 3 5 5 5 5 5 4 4 4 1 4 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 2 4 4 5 4 5 4 4

3 3 2 2 4 3 4 4 3 2 4 3 2 2 5 1 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

3 4 2 4 5 5 4 4 4 4 3 4 2 3 5 2 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4

3 5 2 4 5 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4

3 6 1 3 5 3 4 4 3 3 3 4 3 4 5 1 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3

3 7 1 5 5 5 5 4 4 4 3 5 1 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 1 5 5 5 5 5 4 4 5

3 8 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 5 1 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3

3 9 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 1 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3

4 0 1 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 1 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 4

4 1 1 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4

4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4

4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3

4 4 2 1 3 2 3 4 2 4 4 4 2 3 4 2 4 5 4 1 3 2 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4

4 5 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3

4 6 1 2 4 4 5 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3

4 7 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 4

4 8 2 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 5 5 5 4 4

4 9 2 3 5 5 5 4 4 3 3 4 2 3 4 2 4 4 4 5 4 4 4 2 3 3 4 4 4 5 4 4 4

5 0 1 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 1 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4


(6)

Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi.

FOTRON COBOL

Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi.

5 2 2 5 5 4 5 4 4 3 4 2 2 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4

5 3 1 1 5 4 4 3 3 4 4 5 2 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 5 5 4

5 4 2 3 5 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4

5 5 1 4 5 4 4 4 4 4 1 4 3 3 4 1 5 4 4 5 4 5 4 4 1 3 5 4 4 4 5 4 4

5 6 2 4 5 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 2 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5

5 7 2 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 8 2 4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5

5 9 1 2 4 4 5 4 4 5 3 4 2 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4

6 0 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4


Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa FISIP USU Terhadap Video Parodi Vicky Prasetyo dan Zaskia Ghotic Karya Eka Gustiwana di Youtube

4 62 66

Pola Penggunaan Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP USU” (Studi Deskriptif Kuantitatif Untuk Mengetahui Pola Penggunaan Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP USU).

1 41 110

Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di WWW.K

6 41 112

Talk Show Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 71 232

Studi Kasus Persepsi Mahasiswa Tentang Komunikasi Nonverbal Dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

0 65 257

Dinamika Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa FISIP USU dalam Menjaga Harmonisasi

5 46 104

Pengaruh Proses Belajar Mengajar dalam Perspektif Komunikasi terhadap Kepuasan Komunikasi Mahasiswa Fisip USU (Studi Korelasi tentang Pengaruh Proses Belajar Mengajar dalam Perspektif Komunikasi Terhadap Kepuasan Komunikasi Mahasiswa Fisip USU)

0 4 87

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori. - Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbing

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. - Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bim

0 0 6

Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi)

0 1 14