Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di WWW.K

(1)

Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP

USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1)

Di Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu sosial

Disusun oleh : BOB RIANDY

070904068

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di dan wawasan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU tentang standar jurnalistik Citizen Journalism.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yang berarti hanya menjelaskan data – data yang didapatkan. Responden yang dipilih adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2008, 2009, dan 2010, dengan jumlah populasi sebanyak 397 untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Arikunto yaitu dengan mengambil 25% dari total populasi, sehingga didapat 99 orang responden, yang kemudian ditentukan dengan purposive sampling.

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Selain penelitian lapangan juga dilakukan penelitian kepustakaan untuk memperoleh dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku-buku serta sumber yang relevan dan mendukung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan analisa tabel tunggal serta tabel silang dan kemudian diinterpretasikan.

Kesimpulan dari penelitian yang diperoleh adalah standar jurnalistik citizen journalism menurut mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU sudah dapat dikatakan sebagai karya jurnalistik. Namun, jika dibandingkan dengan media utama seperti surat kabar dan televisi, malah standar di media utama lebih jelas daripada citizen journalism.


(3)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk melengkapi syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak menghadapi kesulitan karena keterbatasan dan kempuan, namun penulis bersyukur dan berterima kasih karena telah mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini. Maka, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orangtua tercinta, Ayah Teo Shian Un dan Ibu Rinah yang selalu memberikan dukungan dan semangat di setiap saat. Semoga penulis dapat membuat Ayah dan Ibu tersenyum bahagia dan bangga.

2. Bapak Prof. Dr. Baharuddin, M.Si selaku Dekan FISIP USU.

3. Ibu Dra. Fatma Waty Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi. 4. Kak Yovita Sabarina Sitepu, S.Sos selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu yang sangat banyak dan berbagi ilmu yang sangat berharga selama membimbing penulis.

5. Bapak Dr.Iskandar Zulkarnain, M.Si selaku dosen wali penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bekal pengetahuan selama masa perkuliahan.

7. Kak Cut, Kak Maya, dan Kak Ros yang telah membantu dalam proses administrasi.

8. Staf Laboratorium Ilmu Komunikasi.

9. Erick, Ali, Rival, Harry, Hera, dan teman – teman Komunikasi stambuk 2007 yang selalu membantu penulis dalam perkuliahan serta dalam penulisan skripsi. Penulis merasa sangat senang karena telah menjadi bagian dari stambuk 2007.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini belum mencapai kesemurnaan, namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya dengan baik. Dengan segala kerendahan hati, penulis bersedia untuk diberikan saran maupun kritik yang sifatnya membangun. Semoga tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah kepada kita semua. Terima Kasih.

Penulis


(4)

DAFTAS ISI

ABSTRAK…. ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

I.1 Latar Belakang Masalah... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 5

I.3 Pembatasan Masalah ... 5

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 6

I.4.2 Manfaat Penelitian ... 6

I.5 Kerangka Teoritis... 7

I.5.1 Komunikasi Massa... 7

I.5.2 Citizen Journalism... 9

I.5.3 Persepsi ... 10

I.5.4 Internet ... 12

I.6 Kerangka Konsep ... 13

I.7 Model Teoritis... 13

I.8 Operasional Variabel... 14

I.9 Definisi Operasional ... 15

I.10 Asumsi Penelitian ... 16

BAB II URAIAN TEORITIS... 17

II.1 Komunikasi Massa ... 17

II.1.1 Definisi Komunikasi Massa ... 17

II.1.2 Ciri –Ciri Komunikasi Massa... 19

II.1.3 Fungsi Komunikasi Massa ... 23

II.1.4 Unsur Komunikasi Massa ... 26


(5)

II.2.1 Pengertian dan Citizen Journalism... 28

II.2.2 Perkembangan Citizen Journalism... 28

II.2.3 Tipe Media Citizen Journalism... 30

II.2.4 Keterkaitan Citizen Journalism dengan New Media Theory . 32

II.2.5 Perbedaan Media Baru dengan Media Konvensional ... 32

II.2.6 Perbedaan Media Baru dengan Media Lama... 34

II.3 Persepsi ... 35

II.3.1 Pengertian Persepsi... 35

II.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi... 35

II.3.3 Proses Persepsi ... 37

II.4 Internet ... 39

II.4.1 Pengertian Internet ... 39

II.4.2 Internet Sebagai Media Komunikasi ... 40

II.4.3 Kompasiana.com ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45

III.1 Metodologi Penelitian ... 45

III.2 Populasi ... 45

III.3 Lokasi Penelitian... 46

III.4 Sampel... 46

III.5 Teknik Penarikan Sampel ... 48

III.6 Teknik Pengumpulan Data... 49

III.7 Teknik Analisis Data... 50

III.7.1 Analisis Tabel Tunggal ... 50

III.7.2 Analisis Tabel Silang ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

IV.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 51

IV.1.1 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU …….... 51

IV.1.2 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ……... 52

IV.2 Pelaksanaan dan Pengumpulan Data di Lapangan ……….. 54

IV.3 Teknik Pengolahan Data ... 54

IV.4 Analisis Tabel Tunggal ... 56


(6)

IV.5 Pembahasan... 82

BAB V PENUTUP ... 88

V.1 Kesimpulan ... 88

V.2 Saran ... 88


(7)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Daftar Tabel

Tabel I.1 Operasional Variabel ... 14

Tabel II.1 Perbedaan Media Lama dengan Media Baru………... 34

Tabel III.1 Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU ... 46

Tabel III.2 Perhitungan Sampel dari Setiap Angkatan ... 48

Tabel IV.1 Jenis Kelamin Responden ... 56

Tabel IV.2 Pengeluaran Responden Per-bulan ... 57

Tabel IV.3 Situs Citizen Journalism lain yang pernah di akses selain... Kompasiana ... 58

Tabel IV.4 Sering Mengakses 59 Tabel IV.5 Membaca Artikel Tewasnya Osama di Kompasiana Untuk Memenuhi Kebutuhan Akan Hiburan ... 60

Tabel IV.6 Membaca Artikel Tewasnya Osama di Kompasiana.Com... untuk Memenuhi Kebutuhan Akan Informasi ... 61

Tabel IV.7 Artikel Tewasnya Osama di Kompasiana Memberikan ... Pendidikan ... 62

Tabel IV.8 Memperoleh berita mengenai tewasnya Osama dari media cetak dan elektronik ... 63

Tabel IV.9 Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di Kompasiana Dapat Dikatakan Sebagai Karya Jurnalistik ... 64

Tabel IV.10 Puas Dengan Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di ... Kompasiana ... 65

Tabel IV.11 Artikel Mengenai Tewasnya Osama Yang Dimuat di Kompasiana Sudah Sesuai Dengan Fakta ... 66

Tabel IV.12 Artikel Tewasnya Osama di Kompasiana Dapat di Percaya Kebenaran Beritanya ... 67

Tabel IV.13 Ada Pemberitaan Tewasnya Osama Bin Laden di Media ... Lain ... 68

Tabel IV.14 Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di Kompasiana Lebih Dapat Dipercaya Daripada Berita di Media Utama ... 69

Tabel IV.15 Unsur berita (5W+1H) Pada Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di Kompasiana Lengkap ... 70

Tabel IV.16 Unsur Berita Pada Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di . Kompasiana Lebih Lengkap Daripada Berita di Media Utama 71 Tabel IV.17 Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di Kompasiana ... Mengambil Banyak Sudut Pandang ... 72

Tabel IV.18 Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di Kompasiana ... Mengambil Lebih Banyak Sudut Pandang Daripada Berita di Media Utama ... 73

Tabel IV.19 Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di Kompasiana Tidak Condong Pada Sudut Pandang Salah Satu Pihak ... 74

Tabel IV.20 Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di Kompasiana Netral 75 Tabel IV.21 Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di Kompasiana Lebih Netral Daripada Berita Media Utama ... 76


(8)

Tabel IV.22 Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di Kompasiana Akurat

Beritanya ... 77 Tabel IV.23 Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di Kompasiana Lebih Akurat

Daripada Berita di Media Utama ... 78 Tabel IV.24 Silang Objek Terhadap Variabel ... 80 Tabel IV.25 Silang Objek Terhadap Variabel ... 81 Daftar Gambar


(9)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di dan wawasan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU tentang standar jurnalistik Citizen Journalism.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yang berarti hanya menjelaskan data – data yang didapatkan. Responden yang dipilih adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2008, 2009, dan 2010, dengan jumlah populasi sebanyak 397 untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Arikunto yaitu dengan mengambil 25% dari total populasi, sehingga didapat 99 orang responden, yang kemudian ditentukan dengan purposive sampling.

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Selain penelitian lapangan juga dilakukan penelitian kepustakaan untuk memperoleh dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku-buku serta sumber yang relevan dan mendukung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan analisa tabel tunggal serta tabel silang dan kemudian diinterpretasikan.

Kesimpulan dari penelitian yang diperoleh adalah standar jurnalistik citizen journalism menurut mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU sudah dapat dikatakan sebagai karya jurnalistik. Namun, jika dibandingkan dengan media utama seperti surat kabar dan televisi, malah standar di media utama lebih jelas daripada citizen journalism.


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Jurnalisme berarti pekerjaan ataupun kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa sehari - hari. Tujuan pokok jurnalisme adalah menyediakan informasi yang akurat, dapat diandalkan dan yang dibutuhkan oleh warga agar mereka bisa berfungsi dalam sebuah masyarakat yang bebas. Media massa adalah alat dari jurnalisme yang digunakan dalam penyampaian pesan – pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat – alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 1998:134). Selain itu, pada masa sekarang ini, internet juga sudah menjadi salah satu media massa yang digunakan sebagai alat jurnalisme. Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat, 2001:207). Orang yang bekerja untuk media massa disebut wartawan atau jurnalis. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi tahun 2008 mendefinisikan wartawan atau jurnalis sebagai orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar, majalah, radio, dan televisi; juru warta; jurnalis. Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik (Pasal 1UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers).

Di masa sekarang, di mana perkembangan zaman dan teknologi yang sudah semakin maju. Jurnalisme sudah tidak hanya dikuasai oleh kaum wartawan


(11)

awam yang tidak berprofesi sebagai seorang wartawan ataupun jurnalis dapat melakukan kegiatan jurnalisme. Mereka dapat melakukannya melalui banyak media, seperti di rubrik opini surat kabar, web blog, ataupun di website khusus seperti WWW.Kompasiana.Com. Fenomena tersebut dinamakan sebagai Citizen Journalism atau Jurnalisme Warga dalam Bahasa Indonesia.

Citizen journalism sebenarnya bukanlah hal baru, namun baru beberapa tahun terakhir ini dikenal di Indonesia. Citizen Journalism sendiri oleh Shayne Bowman dan Chris Willis didefinisikan sebagai “the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information”. (. Citizen Journalism dapat diartikan sebagai kegiatan jurnalisme yang meliputi proses pencarian, pengolahan, pelaporan, penganalisaan berita dan informasi oleh warga (non-jurnalis) dimana warga memiliki peran yang aktif dalam kegiatan tersebut.

Citizen Journalism bermula di Amerika Serikat ketika Pemilihan Presiden tahun 2004, dua calon presiden, George W Bush dari Partai Republik dan John Kerry dari Partai Demokrat bersaing ketat. Banyak warga Amerika yang bosan dengan berita-berita yang disampaikan oleh media konvensional seperti koran, karena media tersebut dikuasai oleh partai politik. Akhirnya, untuk memperoleh berita dengan persepsi yang berbeda, orang – orang mencarinya di web blog.

Inilah contoh konkrit Citizen Journalism. Inti Citizen Journalism adalah masyarakat menjadi obyek sekaligus subyek berita. Bisa dikatakan bahwa Citizen Journalism lahir dari perkembangan teknologi. Sekarang, berita-berita di media cetak sudah mulai didampingi oleh internet, bahkan setiap orang bisa menjadi


(12)

penulis. Hal ini bukan merupakan bentuk persaingan media, tapi justru merupakan perluasan media.

Perkembangan Citizen Journalism di Indonesia masih belum lama. Yang mengawali adalah Detik.com yang menampilkan berita-berita segar dan tidak terkungkung. Tetapi situs ini dibuat oleh insitusi untuk banyak orang. Berbeda dengan blog yang disiapkan oleh banyak orang untuk dibaca orang banyak pula. Bisa dibilang, keberadaan blog di Indonesia saat ini sudah sangat banyak, salah satu blog terbaik adalah perspektif.net sebagaimana masuk dalam 10 blog terbaik pilihan Majalah Tempo ).

Namun, kalau dilihat dari standar jurnalistiknya, Citizen Journalism masih perlu dipertanyakan, karena jika di lihat dari realitas yang ada, Citizen Journalism khususnya di Indonesia kebanyakan berbentuk opini dari penulisnya masih harus dipertanyakan keakuratan serta objektivitasnya. Istilah keakuratan yang berasal dari kata akurat yang berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi membingungkan seperti bagaimana kelengkapan unsur beritanya, apakah ada dlakukan verifikasi data, imparsialitasnya, independensinya. Misalnya saja, The New York Times yang pernah mempertanyakan keakuratan dan objektivitas hasil peliputan citizen journalism. Jurnalis tradisional juga mengaku skeptis dan menganggap citizen journalism tidak dapat melakukan peliputan dengan baik karena hanya jurnalis terlatih yang mengetahui etika media saat melakukan peliputan (sumber: http/www.fisip.undip.ac.id). Meski mendapat kritikan pedas semacam ini, namun citizen journalism terus berkembang, bahkan pada beberapa


(13)

peristiwa penting di dunia citizen journalism menjadi pihak yang paling banyak memberikan informasi kepada masyarakat. Misalnya saja saat tsunami terbesar di Samudera Hindia, video dan informasi penting justru bersumber dari blog yang dimiliki warga. Blog-blog pribadi warga juga menjadi saksi peristiwa besar lain seperti perang Irak, runtuhnya World Trade Center di Amerika Serikat, Bom Bali I dan II, dan lain – lain.

Saat tsunami di Aceh, citizen journalism dengan blogger dan gambar video amatir yang diunggah di www.youtube.com, berhasil memberikan data multimedia yang ternyata membantu menggalang dana besar dari seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia bagi para korban di Aceh. Citizen journalism melalui blogger di Indonesia pada dasarnya memberikan kontribusi besar saat terjadi masa reformasi di Indonesia tahun 1998, pada saat itu para blogger lah yang melaporkan indikasi adanya KKN di keluarga cendana.

Belum lama ini pada tanggal 1 Mei 2011, terjadi kehebohan di seluruh dunia karena tewasnya Osama Bin Laden oleh Pasukan Amerika Serikat. Dan tentu saja peristiwa ini menjadi perbincangan semua orang di dunia. Tak dapat dipungkiri juga menjadi bahan berita oleh media massa. Namun selain media massa, banyak juga blogger dan kompasianer (penulis di kompasiana) yang juga menulis tentang peristiwa tersebut. Meskipun banyak yang membaca artikel – artikel tersebut, untuk standar jurnalistiknya sendiri masih perlu kita pertanyakan.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat kita ketahui bahwa citizen journalism yang walaupun tidak dilakukan oleh wartawan profesional, ternyata juga berdampak besar pada suatu peristiwa. Bahkan tidaak jarang di bahas pada


(14)

media mainstream. Namun, untuk standar jurnalistik artikel – artikel citizen journalism tersebut masih perlu kita pertanyakan.

Adapun yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2008, 2009, dan 2010. Sebab, sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi yang salah satu konsentrasi studinya tentang media komunikasi dan jurnalisme sudah tentu harus memperhatikan perkembangan yang terjadi di media – media terutama tentang fenomena Citizen Journalism.

Pada penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana persepsi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2008, 2009, dan 2010 terhadap standar artikel tentang tewasnya Osama Bin Laden di

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2008, 2009, dan 2010 FISIP USU Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tewasnya Osama Bin Laden di

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mencoba membatasi masalah yang menjadi dasar penelitian dalam menyusun skripsi yaitu :


(15)

1. Objek penelitian yang dimaksud adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2008, 2009, dan 2010.

2. Penelitian ini hanya melihat persepsi mahasiswa terhadap standar jurnalistik artikel tewasnya Osama Bin Laden di dari tanggal 2 – 15 Mei 2011.

3. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2011 – Juni 2011

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2008, 2009, dan 2010 tentang standar jurnalistik artikel – artikel di WWW.Kompasiana.Com.

2. Untuk mengetahui wawasan mahasiswa tentang Citizen Journalism.

1.4.2 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian ini yaitu :

1. Secara akademik, penelitian ini akan disumbangkan kepada FISIP USU khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapka dapat memperkaya khasanah penelitian khususnya dalam bidang jurnalistik.


(16)

1.5 KERANGKA TEORITIS

Setiap penelitian sosial memerlukan teori, karena salah satu unsur yang paling besar peranannya dalam penelitian adalah teori (Singarimbun, 1995:37). Teori yang berguna untuk menjelaskan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Fungsi teori yang dimaksud adalah untuk menerangkan, meramalkan, memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta – fakta yang ada secara sistematis (Effendy, 2003: 224).

Untuk kerangka teori dalam penelitian ini menggunakan :

1.5.1 Komunikasi Massa

Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Tetapi, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa) (Nurudin, 2003:2). Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat modern dewasa ini ada satu perkembangan tentang media massa yakni ditemukannya internet. Belum ada, untuk mengatakan tak ada, bentuk media dari definisi komunikasi massa. Padahal, jika ditinjau dari cirri, fungsi dan elemennya, internet jelas masuk dalam bentuk komunikasi massa. Dengan demikian, bentuk komunikasi massa juga ditambah dengan internet (Nurudin, 2003:3).


(17)

Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan memperjelas apa itu komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai Komunikasi Massa jika mencakup (Nurudin, 2003:6);

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan diantara media tersebut.

2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan – pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.

3. Pesan adalah publik. Artinya, bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan sebagai milik publik.

4. Sebagai sumber, komunikastor massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan buka organisasi suka rela atau nirlaba.

5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (pentapis informasi). Artinya pesan – pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini


(18)

berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok atau public dimana yang mengontrol tidak oleh sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya, adalah seoraang reporter, editor film, penjaga rubrik dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper.

6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar persona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed).

Ada pula fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Alexis S Tan (Nurudin, 2003:63).

1. Memberi informasi

2. Mendidik

3. Mempersuasi

4. Menyenangkan; memuaskan kebutuhan komunikasi

1.5.2 Citizen Journalism

Citizen Jurnalism atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai jurnalisme warga sebenarnya bukanlah hal baru, namun baru beberapa tahun terakhir ini dikenal di Indonesia. Citizen Journalism sendiri oleh Shayne Bowman dan Chris


(19)

Willis didefinisikan sebagai “the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information”.

Jadi Citizen Journalism bisa diartikan kegiatan jurnlisme yang meliputi proses pencarian, pengolahan, pelaporan, penganalisaan berita dan informasi oleh warga (non-jurnalis) dimana warga memiliki peran yang aktif dalam kegiatan tersebut. J.D. Lasica, dalam Online Journalism Review (2003), mengategorikan media citizen journalism ke dalam 6 tipe, yaitu:

Audience participation (seperti komentar user yang diattach pada kisah-kisah berita, blog-blog pribadi, foto, atau video footage yang diambil dari handycam pribadi, atau berita lokal yang ditulis oleh anggota komunitas).

 Situs web berita atau informasi independen (contoh: Kompasiana).  Situs berita partisipatoris murni (contoh: OhmyNews).

 Situs media kolaboratif (contoh: Slashdot, Kuro5hin).

 Bentuk lain dari media ‘tipis’ (contoh: mailing list, newsletter e-mail).  Situs penyiaran pribadi (contoh: situs penyiaran video, seperti KenRadio). 1.5.3 Persepsi

Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana, 2005:167). Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan – hubungan yang diperoleh


(20)

dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan stimuli pada stimuli indrawi (sensory stimuli). (Rakhmat, 2005:51).

Kimbal Young (Walgito, 1986:89) mengatakan, “persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktivitas merasakan, mengintrepetasikan dan memahami objek, baik fisik maupun sosial”. Pendapat young ini sejalan dengan William James (Adi, 1994:55) yang mengatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data – data yang kita proses dari lingkungan yang diserap oleh indera kita serta sebagian lainnya diperoleh kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki.

Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu hal penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang akan menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun segala rangsangan yang datang dari lingkungannya, dalam batas – batas kemampuannya, segala rangsangan yang diterimanya tersebut diolah, dan selanjutnya diproses.

Dari segi psikologis dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh sebab itu untuk mengubah tingkah laku seseorang harus dimulai dengan mengubah persepsinya. Dijelaskan bahwa dalam persepsi terdapat 3 komponen utama, yaitu (Sobur, 2003:446):

1. Seleksi, adalah proses penyaringan indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi


(21)

kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.

3. Reaksi, yaitu persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.

1.5.4 Internet

Internet adalah jaringan komputer dunia yang mengembangkan ARPANET, suatu sistem komunikasi yang terkait dengan pertahanan – keamanan yang dikembangkan pada tahun 1960-an (Werner, 2005:443). Internet memungkinkan hampir semua orang di belahan dunia mana pun untuk saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Fitur internet yang paling populer adalah e-mail, sebuah fitur yang dipakai oleh para pengguna Internet untuk bertukar pesan dengan orang lain yang memiliki alamat e-mail, dan world wide web (www), sebuah sistem komputer yang sangat luas yang dapat dikunjungi oleh siapa saja dengan program browser dan dengan menyambungkan sebuah komputer dengan internet.

Selain itu, internet juga mengubah komunikasi dengan cara fundamental. Media massa tradisional pada dasarnya menawarkan model komunikasi “satu-untuk-banyak”. Sedangkan internet memberikan model tambahan: “banyak-untuk-satu” (e-mail ke satu alamat sentral, banyaknya pengguna yang berinteraksi dengan satu website) dan “banyak-untuk-banyak” (e-mail, milis, kelompok – kelompok baru). Internet menawarkan potensi komunikasi yang lebih terdesentralisasi dan lebih demokratis dibandingkan yang ditawarkan oleh media massa sebelumnya (Werner, 2005:445).


(22)

Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 1.6 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan pada perumusan hipotesa (Nawawi, 1995: 40). Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan fenomena yang sama. Kerangka konsep dari suatu gejala sosial yang memadai diperlukan untuk menyelesaikan maslaah penelitiaan dengan cara yang jelas dan dapat diuji, karena itu variabel – variabel yang penting harus didefinisikan dengan jelas, setidaknya beberapa variabel yang harus didefinisikan secara operasional untuk memungkinkan dalil – dalil yang dapat diuji.

Adapun konsep yang akan dijelaskan dalam penelitian ini yaitu persepsi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2008, 2009 dan 2010 tentang keakuratan artikel - artikel di WWW.Kompasiana.Com. Dalam hal ini, penelitian yang dimaksud adalah terhadap artikel tewasnya Osama Bin Laden di WWW.Kompasiana.Com.

1.7 Model Teoritis

Berdasarkan variabel – variabel yang telah dikelmpokkan dalam kerangka konsep, maka dibentuk suatu model teoritis, yaitu:

Gambar I.1 Model Teoritis

Standar jurnalistik artikel tewasnya Osama Bin Laden di WWW.Kompasiana.com


(23)

1.8 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian berikut:

Tabel I.1 Operasional Variabel No Variabel Penelitian Sub Variabel Indikator 1 Persepsi Mahasiswa

Terhadap Artikel Tewasnya Osama Bin

Laden di - Seleksi - Interpretasi - Reaksi a. Intensitas b. Motif Hiburan Informasi Pendidikan a. Pengalaman a. Respon Positif Negatif 2 Standar Jurnalistik - Faktual

- Unsur berita

- Berimbang

- Imparsial

- Akurat

 Adanya berita sejenis

 5W+1H (What, who, where, when, why, dan how)

 Sumber berita tidak hanya 1 sisi

 Netralitas tulisan / Tidak berpihak


(24)

1.9 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu petunjuk pelakasanaan mengenai cara – cara untuk mengukur variabel – variabel. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Persepsi mahasiswa terhadap artikel – artikel yang tergolong citizen journalism:

o Seleksi: tahap dimana terjadi proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan, intensitasnya dapat banyak atau sedikit.

 Intensitas : seberapa sering membaca atau mengakses.

 Motif: alasan membaca atau mengakses. Alasan terdiri dari:  Hiburan

 Informasi  Pendidikan

o Interpretasi: proses pengorganisasian informasi, sehingga memiliki arti bagi seseorang.

 Pengalaman: pengetahuan tentang suatu rangsangan

o Reaksi: yaitu, persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku.


(25)

2. Standar Jurnalistik:

o Faktual: berkaitan dengan benar atau tidaknya sebuah artikel yang ditulis dan dipublikasikan.

 Adanya berita sejenis di media – media lainnya.

o Unsur Berita: berkaitan dengan 5W+1H artikel, apakah lengkap atau tidak.

o Berimbang: cover both side, berkaitan dengan sumber berita, apakah hanya melihat dari 1 sisi atau lebih.

 Jumlah sisi yang diambil di artikel.

o Imparsial: berkaitan dengan ada atau tidaknya pihak yang diuntungkan dalam artikel yang dipublikasikan tersebut.

 Netralitas penulisan berita

o Akurasi: berkaitan dengan ada atau tidaknya ricek ulang sumber data dalam penulisan artikel.

 Kebenaran data. 1.10 Asumsi penelitian

Penelitian pada dasarnya dilakukan untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas serta hubungan teori dengan kenyataan di lapangan. Oleh karena itu diperlukan suatu pernyataan yang menjadi patokan awal penelitian. Adapun anggapan dasar pada penelitian ini adalah : “Diduga Persepsi Mahasiswa Bahwa


(26)

Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di WWW.Kompasiana.Com itu Sesuai dengan standar jurnalistik”.


(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS II.1 KOMUNIKASI MASSA

II.1.1 Definisi Komunikasi Massa

Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Tetapi, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa) (Nurudin, 2003:2).

Untuk definisi yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Ardianto, 2004:3), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar oraang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran dan televisi yang dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah yang dikenal sebagai media cetak; serta internet sebagai bentuk media baru.

Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah


(28)

produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry (Nurudin, 2003:4).

Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan memperjelas apa itu komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai Komunikasi Massa jika mencakup (Nurudin, 2003:6);

7. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan diantara media tersebut.

8. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan – pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.

9. Pesan adalah publik. Artinya, bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan sebagai milik publik.

10.Sebagai sumber, komunikastor massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan buka organisasi suka rela atau nirlaba.


(29)

11.Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (pentapis informasi). Artinya pesan – pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok atau public dimana yang mengontrol tidak oleh sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya, adalah seoraang reporter, editor film, penjaga rubric dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper.

12.Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar persona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed).

II.1.2 Ciri – Ciri Komunikasi Massa

Adapun ciri – ciri komunikasi massa, yaitu (Nurudin, 2003:16):

A. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

Komunikator daalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang – orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana kita ketahui sistem itu adalah “Sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan


(30)

mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, symbol, lambing, menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.”

Menurut Alexis S Tan (1981), komunikator dalam komunikasi massa adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak, ke sejumlah khalayak yang banyak dan terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya adalah media massa.

B. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, komunikan itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, punya jabatan yang beragam, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama pula.

Herbert Blummer, pernah memberikan cirri tentang karakteristik komunikan/audience sebagai berikut (Nurudiin, 2003:20):

1. Komunikan dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat.

2. Berisi individu – individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping itu, antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung.


(31)

C. Pesannya Bersifat Umum

Pesan – pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan – pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan – pesan yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus yang berarti pesan itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.

D. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah

Secara singkat, komunikasi massa itu adalah komunikasi menggunakan atau melalui media massa. Karena itu media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan juga aktif menerima pesan, namun tidak terjadi dialog sebagaimana terjadi di komunikasi antarpersonal. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.

Dalam media cetak seperti Koran, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikastornya (media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, kita mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui surat pembaca. Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah itu akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback).


(32)

E. Komunikasi Massa Menimbulkan Kesermpakan

Kelebihan komunikasi massa adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan - pesannya. Serempak di sini berarti khalayak bisa menikmati media massa itu hampir bersamaan. Tentunya bersamaan ini juga sifatnya relatif.

F. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis.

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Televise disebut sebagai media massa yang kita bayangkan saat ini tidak akan lepas dari pemancar. Radio juga membutuhkan stasiun pemancar. Di dalam surat kabar, dengan SCJJ (Sistem Cetak Jarak Jauh) juga tidak akan terlaksana tanpa bantuan peralatan teknis seperti satelit.

G. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper

Gatekeeper adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor film/surat kabar/buku, manajer pemberitaan, penjaga


(33)

rubric, kameraman, sutradara dan lembaga sensor film yang semuanya mempengaruhi bahan – bahan yang akan dikemas dalam sebuah pesan – pesan dari media massa masing – masing. Gatekeeper ini juga berfungsi untuk mengintrepetasikan pesan, menganalisis, menambah data dan mengurangi pesan – pesannya. Intinya, adalah pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa..

II.1.3 Fungsi Komunikasi Massa

1. Informasi

Fungsi informasi adalah fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita – berita yang disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal juga punya fungsi memberikan informasi disamping juga fungsi – fungsi lain. Fakta – fakta yang dicari oleh wartawan di lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga tak terkecuali sebagai informasi.

2. Hiburan

Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan ,fungsi hiburan. Fungsi hiburan bagi sebuah media elektronik juga menduduki posisi paling tinggi dibanding fungsi – fungsi lain. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan, hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Begitupun radio siaran, siarannya banyak dimuati acara hiburan (Ardianto, 2004:18).


(34)

Hal yang berbeda terjadi pada media cetak. Media cetak biasanya tidak menempatkan fungsi hiburan pada posisi paling atas. Biasanya media ceak lebih menitik beratkan ke fungsi informasi. Tetapi, media cetak juga tetap harus memfungsikan hiburan. Gambar – gambar yang muncul di setiap halaman, adanya teka – teki, cerita bergambar menjadi beberapa ciri dimana media cetak juga memberikan layanan hiburan.

3. Persuasi

Fungsi mempersuasi dari media massa secara implicit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan – iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara jeli ternyata terdapat fungsi persuasi.

4. Transmisi Budaya

Transmisi budaya adalah salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit diperbincangkan. Transmisi budaya tak dapat dielakkan selalu hadir untuk berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Demikian juga, beberapa bentuk komunikasi menjadi, jika pernah sedikitnya, bagian dari pengalaman dan pengertahuan individu. Melalui individu, komunikasi menjadi bagian dari pengalaman kolektif kelompok, public, audience berbagai jenis dan individeu bagian dari suatu massa. Ini adalah pengalaman kolektif yang direfleksikan kembali melalui bentuk komunikasi, tidak hanya melalui media massa. Tetapi


(35)

5. Mendorong Kohesi Sosial

Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dalam bahasa yang populer kohesi sosial ini bisa disamakan artinya dengan integrasi.

6. Pengawasan

Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian – kejadian mengenai kejadian – kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi ini sendiri dapat dibagi menjadi 2: warning or beware surveillance (pengawasan peringatan) dan instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari bencana alam, kondisi ekonomi yang memprihatinkan, inflasi, atau adanya serangan militer. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari – hari, seperti berita tentang film apa yang dimainkan di bioskop; produk – produk baru; ide – ide tentang mode; resep masakan dan sebagainya.

7. Korelasi

Fungsi korelasi yang dimaksud disini adalah fungsi yang menghubungkan bagian – bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antar berbagai komponen masyarakat. Berita yang disajikan oleh reporter akan


(36)

menghubungkan narasumber (salah satu unsur bagian masyarakat) dengan pembaca surat kabar (unsure bagian masyarakat yang lain).bahkan antar unsur dalam masyarakat ini bisa saling berkomunikasi satu sama lain melalui media massa. Tak terkecuali dengan iklan. Iklan menghubungkan antara pemasang iklan tersebut dengan sasaran dalam iklan tersebut.

8. Pewarisan Sosial

Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal amupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskann suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

II.1.4 Unsur Komunikasi Massa

Unsur komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku pada komunikasi massa. Secara ringkas proses sederhana komunikasi seperti yang di nyatakan oleh Harold D.Laswell, who says what in which channel to whom and with what effect (Effendy,2005:10):

1. Who (sumber atau komunikator)

Komunikator daalam komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator di sini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi komunikator adalah gabungan dari beberapa individu dalam sebuah lembaga media massa.


(37)

2. What (pesan)

Sesuai dengan ciri dari komunikasi massa yaitu bersifat umum., maka pesan harus diketahui oleh setiap orang. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda satu sama lainnya. Bagi Ray Eldon Herbert dkk (1985) pesan dari media setidaknya dibagi ke dalam 5 kategori yakni; berita dan informasi, analisis dan in terpretasi, pendidikan dan sosialisasi, hubungan masyarakat dan persuasi, iklan dan bentuk penhualan lain, dan hiburan (Nurudin, 2003:93).

3. Which (saluran atau media)

Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki cirri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak dan serentak. Media itu bisa berupa televisi, surat kabar, majalah, radio, film, dan internet.

4. Whom (penerima atau komunikan)

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa sasaran yang dituju dalam komunikasi massa itu adalah massa atau sejumlah besar khalayak. ada tiga karakteristik audiens, yaitu: (1) large, dimana besarnya mass audience yang relatif dan menyebar diberbagai lokasi tidak dilakukan dengan tatap muka dan tidak terikat ditempat yang sama; (2) heterogen, dalam hal ini diartikan sebagai semua lapisan masyarakat dengan berbagai keanekaragamannya; dan (3) anonim diartikan sebagai anggota-anggota dari mass audience, pada umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator.


(38)

5. What (efek atau feedback)

Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil dibandingkan dengan jumlah khalayak secara keseluruhan yang merupakan sasaran komunikasi massa dan sering tidak mewakili seluruh khalayak. Oleh karena itu, pengetahuan mass communication atau mass audience sangat terbatas dan cenderung terlambat atau delayed.

II.2 CITIZEN JOURNALISM Atau CJ II.2.1 Pengertian dan Citizen Journalism

Shayne Bowman & Chris Willis (2003) mendefinisikan citizen journalism sebagai “the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information”. Artinya warga memiliki hak untuk menjadi pencari, pemroses dan penganalisa berita untuk kemudian dilaporkan kepada masyarakat luas melalui media. Sementara Wood and Smith (2005) mendefinisikan netizens (sebutan untuk citizen journalist) sebagai sekelompok warga yang aktif memberikan kontribusi berita seiring dengan perkembangan internet. Menurutnya netizen harus memahami nilai – nilai kerja kolektif dan aspek-aspek yang harus dimiliki dalam menjalankan proses komunikasi publik.

II.2.2 Perkembangan Citizen Journalism

Citizen Journalism, meski berangkat dari berbagai konsep jurnalisme diatas namun memiliki keunikan khusus yang tidak dimiliki konsep lain dimana Citizen Journalism berada pada posisi yang sama dengan jurnalisme profesional termasuk tugasnya yaitu meliput, menganalisa dan menyiarkan berita yang dibuatnya. Moch Kurniawan (2007) memaparkan bagaimana konsep Citizen Journalism berawal.


(39)

Pertama lahir, jurnalisme publik yang pada dasarnya dikembangkan oleh wartawan profesional untuk menyikapi meningkatnya ketidakpercayaan publik terhadap media dan kesinisan publik terhadap politik di Amerika Serikat sekitar tahun 1988. Saat itu, kritik pedas terhadap standar dan arogansi media membawa media berpikir tentang fungsi dan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan bagaimana wartawan lebih responsif dengan masalah yang menjadi perhatian masyarakat, inilah yang dikenal sebagai jurnalisme publik.

Civic journalism (jurnalisme publik) mencoba mendefinisi ulang nilai berita, mempertanyakan nilai objektivitas dan imparsialitas, mendorong keterlibatan wartawan lebih besar sebagai peserta aktif dalam masyarakat, dan menginginkan praktik jurnalisme yang mencerminkan keragaman kultural di masyarakat Amerika.

Kemunculan gerakan civic journalism merupakan reaksi terhadap jurnalisme konvensional yang menghiraukan kewajiban untuk mewakili kepentingan pembacanya, dan dalam tingkat tertentu menjadi alat mengeruk keuntungan semata. Namun civic journalism yang dijalankan oleh media massa tidak mampu bertahan lama lantaran program beritanya memerlukan dana yang besar. Tahun 2003 pelopor civic journalism the Pew Center of Civic Journalism membubarkan diri. Civic journalism ini membuka pintu bagi tumbuhnya citizen journalism di mana warga yang mempunyai berita, dan foto dapat menyampaikannya langsung melalui blog atau ke beberapa mainstream media yang sudah mengakomodasi misalnya situs BBC (www.bbc.co.uk), CNN (www.cnn.com), dan lain - lain. Dan dari sinilah citizen journalism lahir dan berkembang hingga saat ini.


(40)

Di negara asalnya AS, CJ berkembang dan diakui masyarakat karena pada beberapa kasus blog milik seorang netizen justru lebih mendapar perhatian dari 12 pada media konvensional. Misalnya saja www.wonkette.com yang mendapat kunjungan 1 juta hit per hari melebihi audience harian nasional Pundit (Wood&Smith, 2005:133).

II.2.3 Tipe Media Citizen Journalism

J.D. Lasica, dalam Online Journalism Review (2003), mengategorikan media citizen journalism ke dalam 6 tipe, yaitu:

1. Audience participation (seperti komentar user yang diattach pada kisah-kisah berita, blog-blog pribadi, foto, atau video footage yang diambil dari handycam pribadi, atau berita lokal yang ditulis oleh anggota komunitas).

2. Situs web berita atau informasi independen (contoh: Kompasiana). 3. Situs berita partisipatoris murni (contoh: OhmyNews).

4. Situs media kolaboratif (contoh: Slashdot, Kuro5hin).

5. Bentuk lain dari media ‘tipis’ (contoh: mailing list, newsletter e-mail). 6. Situs penyiaran pribadi (contoh: situs penyiaran video, seperti KenRadio).

Dua tahun kemudian seorang ahli media yang sering menulis di www.poynter.org, Steve Outing (2005) memilah citizen journalism ke dalam 11 kategori:

1. Membuka ruang untuk komentar publik, dimana pembaca bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan bahan tulisan jurnalis professional.


(41)

Ini mungkin yang kita kenal sebagai ruang “surat pembaca” di media konvensional.

2. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis jurnalis professional. Biasanya ada kontribusi pendapat dari luar jurnalis, dimana foto kontributor akan ikut diterbitkan. Ini juga yang biasa kita jumpai di majalah-majalah umumnya.

3. Kolaborasi antara jurnalis profesional dengan non jurnalis yang memiliki kemampuan dalam materi/ bidang yang akan dibahas dalam artikel tersebut, sebagai bantuan dalam mengarahkan atau memeriksa keakuratan artikel. Terkadang professional non jurnalis ini bisa juga menjadi kontributor tunggal yang menghasilkan artikel tersebut. Ini juga bisa kita temui di media konvensional.

4. Bloghouse, sebuah website yang mengundang pembaca untuk ikut membaca.

5. Newsroom citizen „transparency blogs, merupakan blog yang disediakan untuk upaya transparansi organisasi sebuah media, dimana pembaca bisa memasukkan keluhan, kritikan, atau pujian atas pekerjaan media tersebut.

6. Stand-alone citizen journalism site melalui proses editing.

7. Stand-alone citizen journalism site tanpa proses editing.


(42)

9. Hybrid: Pro + Citizen journalism. Suatu kerja organisasi media yang menggabungkan pekerjaan jurnalis professional dengan jurnalis warga. Disini ada peran para editor dalam menilai dan memilih berita yang akan diangkat ke halaman utama. Kontribusi berita tidak otomatis diterima sebagai sebuah berita, dan berita yang masuk masih tersaring lagi sebagai berita yang menjadi topik utama (berhak muncul di halaman pertama) atau bukan, contohnya adalah ohmynews.com

10. Penggabungan antara jurnalis professional dan jurnalis warga dalam satu atap, dimana website membeli tulisan dari jurnalis professional dan menerima tulisan jurnalis warga.

11. Model wiki, di mana pembaca adalah juga editor. Setiap orang bisa menulis artikel, dan setiap orang bisa memberi tambahan atau komentar terhadap artikel yang terbit.

II.2.4 Keterkaitan Citizen Journalism dengan New Media Theory

Citizen Journalism memiliki keterkaitan dengan New Media Theory yang dikemukakan Denis McQuail (2000). Ia memperlihatkan adanya empat kategori media baru yang juga menjadi sifat dari Citizen Journalism diantaranya, (1) Media komunikasi interpersonal, seperti telepon (yang semakin hari semakin bersifat mobile bahkan bisa terkoneksi internet) dan email, (2) Media interaktif, contohnya semua perangkat lunak yang ada di komputer dan video games, (3) Information seach media, contoh yang paling relevan adalah internet (www) yang merupakan sebuah perpustakaan dunia maya. Termasuk didalamnya adalah google.com,


(43)

aktif dan menjadi subyek sementara teknologi menjadi obyeknya, (4) Collective participatory media. Contohnya adalah penggunaan internet untuk sharing dan bertukar inforasi, ide, pengalaman dan mengambangkan hubungan berbasis internet. Disinilah letak obyek penelitian yaitu Citizen Journalism berada. Citizen Journalism bahkan telah meruntuhkan teori agenda setting, karena Citizen Journalism menjadi penentu arah perkembangan isu, bahkan peran gatekeeping dan editing tidak lagi berada di editor (mainstream media) namun pada user. II.2.5 Perbedaan Media Baru dengan Media Konvensional

Denis McQuail (2000: 127) memberikan 6 konsep pembeda antara media baru dengan media konvensional diantaranya: (1) Derajat interaktivitas, dimana interaksi dalam new media lebih fleksibel dan lebih tinggi dibanding media konvensional, (2) Derajat secial presence (keberadaan sosial) dimana media massa bersifat lebih personal, mengurangi ambiguitas. Pada penerapannya, citizen journalism sebagai media baru memungkinkan audience untuk bisa berhubungan secara personal dengan media dengan melakukan kontak langsung, (4) Derajat otonomi, dimana user dalam hal ini netizen memiliki kemampuan untuk mengotrol isi dan penggunaan medianya sendiri dan menjadi sumber independen. Bagian ini menjadi bagian terpenting dalam sejarah keberadaan citizen journalism, dimana warga bisa memiliki media sendiri dan diolah sendiri, (5) Derajat playfullness, kemampuan media menyediakan hiburan bagi para user, (6) Derajat privasi yang berhubungan dengan tepi isi yang dimiliki para pengguna media. Mereka bebas menampilkan apapun di media baru (internet) sehingga menghasilkan media yang unik (berbeda) dan personal.


(44)

II.2.6 Perbedaan Media Baru dengan Media Lama

Tabel II.1 Perbedaan Media Lama dan Media Baru

Dennis McQuail (2000) juga mengatakan bahwa media baru membuka kesempatan komunikasi yang lebih besar untuk demokrasi. Hal inilah yang menjadi kunci konsep citizen journalism yang pada dasarnya digunakan untuk komunikasi langsung antara citizen (warga) dengan negara yang selama ini dijembatani oleh mainstream media yang menyebut dirinya dari pilah ke-4 demokrasi. Lebih jauh citizen journalism membuka forum terbuka bagi interaksi antar warga negara dan menjalankan fungsi advokasi dan watchdog yang selama ini didominasi oleh media konvensional. Fungsi watchdog memungkinkan warga untuk mengawasi kinerja pemerintah untuk memastikan bahwa pemerintah bekerja untuk kepentingan masyarakat luas. Hal itu senada juga dikemukakan oleh pencetus citizen journalism yaitu Bowman and Willis yang mengatakan bahwa: "The intent of this participation is to provide independent, reliable, accurate, wide-ranging and relevant information that a democracy requires."

NO Media Lama Media Baru

1 Satu objek berbicara pada banyak orang Bersifat Decentralized, yang artinya semua orang memiliki kesempatan berbicara kepada siapapun.

2 One way communication Two way communication yang

memungkinkan adanya feedback dari audience

3 Dibawah control Negara Diluar control Negara, bahkan bisa dinikmati siapapun yang ada di dunia 4 Memroduksi lapisan social Memroduksi konsep demokratisasi 5 Memfragmentasi audience Meletakkan audience pada posisi yang

sama


(45)

II.3 PERSEPSI

II.3.1 Pengertian Persepsi

Secara etimologis, persepsi berasal dari bahasa Latin percipere, yang berarti menerima atau mengambil (Sobur, 2003:445). Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Sobur, 2003:445).

Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana, 2007:179). Pengetian lain dari persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada inderawai (sensory stimuli) (Rakhmat, 2001:51).

Jadi dapat kita simpulkan bahwa persepsi adalah suatu hal penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang akan menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun segala rangsangan yang datang dari lingkungannya, dalam batas – batas kemampuannya, segala rangsangan yang diterimanya tersebut diolah, dan selanjutnya diproses.

II.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi tidak muncul begitu saja, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. David Krech dan Richard S. Crurchfield (Rakhmat, 2001: 55) menyebutkan ada 4 faktor, yaitu:


(46)

a. Faktor Fungsional

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal – hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor – faktor personal. Jadi persepsi ditentukan oleh karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli tersebut. Dari sini Krech dan Crutchfield merumuskan dalil pesepsi yang pertama, yaitu: Persepsi bersifat selektif. Ini berarti bahwa objek – objek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek – objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. b. Faktor Struktural

Faktor struktural berasal murni dari sifat stimuli fisik dan efek – efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem syaraf individu. Dari sini Krech dan Cructhfield melahirkan dalil pesepsi yang kedua, yaitu: Medan konseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.

c. Faktor Situasional

Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk prosemik, petunjuk, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari faktor situasional yang memperngaruhi.

d. Faktor Personal

Faktor personal terdiri dari pengalaman, motivasi, dan kepribadian. Pengalaman bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi. Pengalaman bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi. Sementara motivasi adalah faktor yang mempengruhi stimuli yang akan diproses. Sedangkan kepribadian adalah ragam pola tingkah laku dan


(47)

pikiran yang memiliki pola tetap yang dapat dibedakan dari orang lain yang merupakan karakteristik individu.

II.3.3 Proses Persepsi

Dijelaskan bahwa dalam persepsi terdapat 3 komponen utama, yaitu (Sobur, 2003:446):

4. Seleksi, adalah proses penyaringan indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

5. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.

6. Reaksi, yaitu persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.

Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia, kita ingin mengenali dunia dan lingkungan yang mengenalinya. Pengetahuannya adalah kekuasaan. Tanpa pengetahuan kita tidak dapat bertindak secara efektif. Persepsi adalah sumber utama daari pengetahuan itu. Dari definisi yang diungkapkan oleh Pereek (Sobur, 2003:451) yaitu “persepsi adalah proses menerima, menyeleksi, mengorganisir, mengartikan, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera dan data”, tercakup beberapa segi atau proses yang selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:


(48)

1. Proses menerima rangsangan

Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca indera. Kita melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya, sehingga kita mempelajari segi – segi lain dari sesuatu itu.

2. Proses menyeleksi rangsangan

Setelah rangsangan diterima atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat perhatian yang digunakan, rangsangan – rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk proses yang lebih lanjut.

3. Proses pengorganisasian

Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. Ada tiga dimensi utama daalam pengorganisasian rangsangan, yakni pengelompokan (berbagai rangsangan yang diterima dikelompokkan dalam suatu bentuk), bentuk timbul dan latar (dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada gejala – gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan gejala atau ransangan yang lain berada di latar belakang), kemantapan persepsi (ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi, dan perubahan – perubahan konteks tidak mempengaruhinya)


(49)

Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.

5. Proses pengecekan

Setelah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambilkan tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau . proses ini terlalu cepat dan orang mungkin tidak menyadarinya.

6. Proses reaksi

Tahap terakhir dari proses perceptual adalah bertindak sehubungan dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang bertindak sehubungan dengan persepsinya.

II.4 INTERNET

II.4.1 Pengertian Internet

Internet adalah jaringan komputer dunia yang mengembangkan ARPANET, suatu sistem komunikasi yang terkait dengan pertahanan – keamanan yang dikembangkan pada tahun 1960-an (Werner, 2005:443). Internet memungkinkan hampir semua orang di belahan dunia mana pun untuk saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Fitur internet yang paling populer adalah e-mail, sebuah fitur yang dipakai oleh para pengguna Internet untuk bertukar pesan dengan orang lain yang memiliki alamat e-mail, dan world wide web (www), sebuah sistem


(50)

komputer yang sangat luas yang dapat dikunjungi oleh siapa saja dengan program browser dan dengan menyambungkan sebuah komputer dengan internet.

Selain itu, internet juga mengubah komunikasi dengan cara fundamental. Media massa tradisional pada dasarnya menawarkan model komunikasi “satu-untuk-banyak”. Sedangkan internet memberikan model tambahan: “banyak-untuk-satu” (e-mail ke satu alamat sentral, banyaknya pengguna yang berinteraksi dengan satu website) dan “banyak-untuk-banyak” (e-mail, milis, kelompok – kelompok baru). Internet menawarkan potensi komunikasi yang lebih terdesentralisasi dan lebih demokratis dibandingkan yang ditawarkan oleh media massa sebelumnya (Werner, 2005:445).

II.4.2 Internet Sebagai Media Komunikasi

Pertumbuhan dramatis internet telah mempresentasikan gagasan “mediamorfosis” oleh Roger Fidler yang berarti sebagai perubahan bentuk media komunikasi yang biasanya disebabkan oleh interaksi kompleks dari kebutuhankebutuhan penting, tekanan-tekanan kompetitif dan politis dan inovasi-inovasi sosial dan teknologi (Severin dan Tankard,2007:459). Internet telah membentuk ruang dan waktu baru, yang bersifat nirjarak dan nirwaktu, yang disebut cyberspace. Hampir semua media komunikasi saat ini yang kita kenal akhirnya berkonvergensi menyatu membuat internet disebut sebagai multimedia. Sebagian buku mengelompokkan internet yang multimedia sebagai media massa, sebagian lagi mengkategorikannya sebagai media antarpribadi. Kedua pendapat itu sama benarnya, tapi juga sama kelirunya. Karena,kedua pendapat yang bertentangan itu pada dasarnya mengingkari hakikat internet yang multimedia.


(51)

berkunjung ke majalah elektonik Tempo Online. Pada tataran lain ia adalah media antar pribadi, ketika seseorang mengirim surat elektronik ke seorang teman, misalnya. Jadi, karena sifatnya yang multimedia, ia bersifat massa tapi juga antar pribadi, tergantung dalam konteks apa kita menggunakan atau mengkajinya (Vardiansyah, 2004:106).

Survei penelitian Perse dan Dunn (1995) dalam (Severin dan Tankard 2007:362) menyebutkan tentang surveinya mengenai penggunaan komputer adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui layanan informasi dan Internet, atau yang oleh para penulisnya disebut sebagai konektivitas komputer. Orang yang menggunakan komputer sebagai sarana komunikasi elektronik untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut: pembelajaran, hiburan, interaksi sosial, pelarian, melewatkan waktu dan lepas dari kebiasaan.

Profesor Gabriel Weimann, guru besar Ilmu Komunikasi pada Universitas Haifa, Israel mengemukakan bahwa para ilmuwan perlu mencermati secara serius adanya kecenderungan yang kini terjadi di media internet yang dinamakan narrowcasting yang berbanding terbalik dengan broadcasting. Yang artinya sebagai penyebaran informasi untuk kalangan terbatas, bukan ditujukan untuk publik sebagaimana peran yang dilakukan dunia penyiaran konvensional(broadcasting) (Majalah Dictum, hal 2, Desember 2007). Kecenderungan ini memungkinkan munculnya kalangan-kalangan tertentu dalam dunia maya yang disebut juga komunitas maya (virtual communities). Ruang chatting, e-mail, milis dan kelompok-kelompok yang diapakai oleh komunitas untuk saling berkomunikasi (Severin dan Tankard, 2007:447).


(52)

Kompasiana adalah sebuah Media Warga (Citizen Media). Di sini, setiap orang dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman audio dan video.

Nama Kompasiana diusulkan oleh Budiarto Shambazy, wartawan senior Kompas yang biasa menulis kolom "Politika". Nama ini pernah digunakan untuk kolom khusus yang dibuat pendiri Harian Kompas, PK Ojong, berisi tulisan tajam mengenai situasi mutahir pada masanya. Kumpulan rubrik Kompasiana yang ditulis PK Ojong itu sendiri sudah dibukukan.

Ide pendirian Kompasiana berangkat dari dari fakta tidak semua jurnalis akrab dengan blog. Jangankan punya, membaca blog orang barangkali belum pernah. Jadi, merupakan langkah maju dan terobosan tak terduga manakala sejumlah jurnalis Kompas menyatakan diri ingin menjadi bagian dari Kompasiana dan bahkan sudah langsung mencurahkan pandangan dan gagasannya.

Pada tanggal 1 September 2008, Kompasiana mulai online sebagai blog jurnalis. Pada perjalanannya, Kompasiana berkembang menjadi Social Blog atau blog terbuka bersama para jurnalis harian Kompas dan Kompas Gramedia (KG) serta beberapa orang penulis tamu dan artis. Antusiasme para blogger dan netizen untuk ikut ngeblog di Kompasiana sangat besar sehingga dibuatkan satu menu khusus bernama Public. Pada 22 Oktober 2008, Kompasiana sebagai Social Blog resmi diluncurkan.


(53)

Dan baru satu tahun berjalan, Kompasiana telah mengalami perubahan besar-baik dari segi tampilan maupun format dan konsep keseluruhan. Dari sebatas jaringan blog jurnalis menjadi sebuah bentukSocial Media baru yang bisa diakses dan dikelola oleh semua orang.

Kompasiana menampung beragam konten yang menarik, bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan dari semua lapisan masyarakat dengan beragam latar belakang budaya, hobi, profesi dan kompetensi. Keterlibatan warga secara masif ini diharapkan dapat mempercepat arus informasi dan memperkuat pondasi demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kompasiana juga melibatkan kalangan jurnalis Kompas Gramedia dan para tokoh masyarakat, pengamat serta pakar dari berbagai bidang, keahlian dan disiplin ilmu untuk ikut berbagi informasi, pendapat dan gagasan.

Di Kompasiana, setiap orang didorong menjadi seorang pewarta warga yang, atas nama dirinya sendiri, melaporkan peristiwa yang dialami atau terjadi di sekitarnya. Tren Jurnalisme Warga (Citizen Journalism) seperti ini sudah mewabah di banyak negara maju sebagai konsekuensi dari lahirnya web 2.0 yang memungkinkan masyarakat pengguna internet (netizen) menempatkan dan menayangkan konten dalam bentuk teks, foto dan video.

Kompasianer (sebutan orang-orang yang beraktifitas di Kompasiana) juga diberi kebebasan menyampaikan gagasan, pendapat, ulasan maupun tanggapan sepanjang tidak melanggar ketentuan yang berlaku. Setiap konten yang tayang di Kompasiana menjadi tanggungjawab Kompasianer yang menempatkannya.


(54)

Selain itu, Kompasiana menyediakan ruang interaksi dan komunikasi antar-anggota. Setiap Kompasianer bisa menjalin pertemanan dengan Kompasianer lain. Mereka juga dapat berkomunikasi lewat email, komentar dan fitur interaktif lainnya.

Fasilitas dan fitur Kompasiana hanya bisa digunakan oleh pengguna

internet yang telah melakukan registrasi di

Begitu proses registrasi selesai, pengguna akan mendapatkan blog pribadi dengan alamat http://kompasiana.com/namapengguna. Tanpa registrasi, pengguna hanya bisa membaca konten Kompasiana.

Dengan beragam fitur dan fasilitas interaktif tersebut, Kompasiana yang mengusung semangat berbagi dan saling terhubung (sharing. connecting.) telah berwujud menjadi sebuah Social Media yang informatif, interaktif, komunikatif dan mencerahkan bagi setiap orang. (sumber:)


(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metodologi Penelitian

Metode pada dasarnya adalah untuk mencapai tujuan. Menurut Nawawi (1995: 75) tujuan penelitian ini sebenarnya adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah – langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah dirumuskan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain – lain pada saat sekarang berdasarkan fakta – fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1995: 63).

III.2 Populasi

Polulasi adalah keseluruhan objek yang terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh – tumbuhan, gejala – gejala, peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Nanawi, 1995: 141). Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2008, 2009 dan 2010.


(56)

Tabel III.1 Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU

Angkatan Populasi 2008 131 2009 125 2010 141 Total 397 Sumber : Bagian Pendidikan FISIP USU

III.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus FISIP Universitas Sumatera Utara, Jl. Prof. A. Sofian No. 1 Kampus USU, Padang Bulan, Medan.

III.4 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nanawi, 1995: 144). Untuk penelitian ini besar sampel ditentukan berdasarkan rumus Arikunto. Arikunto mengatakan jika jumlah populasi hanya berkisar 100 orang ke bawah maka sebaiknya jumlah sampel adalah jumlah keseluruhan populasi (total sampling), sehingga penelitiannya merupakan penelitiaan populasi, namun jika subjeknya besar, maka diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% dari jumlah keseluruhan populasi (Arikunto, 1998: 120).

Dari pendapat Arikunto tersebut, maka peneliti mengambil sampel 25% dari jumlah keseluruhan populasi:


(57)

n=25% x N

Ket:

n= sampel

N= jumlah keseluruhan populasi

Berdasarkan data yang ada, maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak:

N=25% x 397

=99.25 = 99 orang

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 99 orang. Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak menjadi sampel digunakan proporsional sampling. Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap terpilih sebagai sampel (Rakhmat, 2004 : 79).

Ket:

n1 = Jumlah mahasiswa setiap stambuk

n = Jumlah sampel


(58)

berdasarkan rumus di atas maka dapat dihitung sampel yang terpilih di setiap stambuk yaitu :

Tabel III.2 Perhitungan Sampel dari Setiap Angkatan

Angkatan Populasi Keterangan Sampel Sampel

2008 131 33

2009 125 31

2010 141 35

Total 397 99

III.5 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah:

1. Proporsional sampling, penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Rakhmat, 2004: 79).

2. Purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan teknik yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai kriteria – kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Kriyantono, 2006: 154). Kriteria sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:


(59)

b. Pernah mengakses.

III.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Angket

Dilakukan dengan cara menyebarkan angket atau kuesioner yang telah disusun untuk diisi oleh objek penelitian. Dan dari hasil angket tersebutlah yang menjadi data primer penelitian ini.

2. Observasi

Mengamati subjek dengan menggunakan panca. Observasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata serta dibantu dengan panca indera lainnya (Bungin, 2009:115).

3. Penelitian Kepustakaan

Peneltian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melaui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku – buku, literature serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang mendukung penelitian.


(60)

III.7 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah porses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 2006: 263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dan diintrepetasikan.

III.7.1 Analisis Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi – bagikan variabel penelitian ke dalam kategori – kategori yang dilakukan atas dasar frekwensi dan presentase. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom, sejumlah frekwensi dan presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 2006 : 226). Data – data yang terkumpul diproses sesuai dengan tahapan – tahapan yang telah ditetapkan, kemudian ditabulasi dan dianalisis. Selanjutnya peneliti akan melakukan pembahasan dan mengintrepetasikannya.

III.7.2 Analisis Tabel Silang

Teknik ini digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif (Singarimbun, 1995: 273).


(1)

No Pertanyaan

SS

(4)

S

(3)

TS

(2)

STS

(1)

Y3

14

Artikel tewasnya Osama Bin

Laden di kompasiana

mengambil banyak sudut

pandang

15

Artikel tewasnya Osama Bin

Laden di Kompasiana

mengambil lebih banyak

sudut pandang daripada

berita di media utama

(Suratkabar dan televisi)

16

Artikel tewasnya Osama Bin

Laden di Kompasiana tidak

condong pada sudut

pandang salah satu pihak

Komentar Tambahan

Y4

17

Artikel tewasnya Osama Bin

Laden di Kompasiana netral

(tidak condong pada salah

satu pihak atau

menguntungkan salah satu

pihak)

20

21

22


(2)

No Pertanyaan

SS

(4)

S

(3)

TS

(2)

STS

(1)

18

Artikel tewasnya osama Bin

Laden di Kompasiana lebih

netral daripada berita media

utama (Suratkabar dan

televisi)

Komentar Tambahan

Y5

19

Artikel tewasnya Osama Bin

Laden di Kompasiana akurat

beritanya

20

Artikel tewasnya Osama Bin

Laden di Kompasiana lebih

akurat daripada berita di

media utama (Suratkabar

dan televisi)

24

25

26

Komentar Tambahan


(3)

NO  Data  Persepsi  Standar Jurnalistik  Respo

nden 

Respond

en  X1  X

2 X3  Y1  Y2  Y3  Y4  Y5 

1  2  3  4  5 6  7  8  9  1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1  2 2  2 3  2 4  2 5 2 6 0  1  2  2  3 1  3  3  3  3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2  3  3  3  2 2 0  2  2  2  3 1  2  3  4  4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3  3  3  3  4 2 0  3  2  2  3 1  2  2  3  2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2  3  3  2  3 2 0  4  1  2  3 4  1  2  3  3 4 4 2 2 3 3 2 2 1 2 2  2  2  2  2 2 0  5  1  2  3 4  1  2  3  2 4 3 2 2 2 4 1 3 2 3 2  3  3  2  2 2 0  6  1  2  3 4  2  2  3  2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2  2  2  2  3 2 0  7  2  2  3 3  2  2  2  3 4 2 2 2 2 4 1 4 3 2 3  3  3  2  3 2 0  8  2  1  3 4  1  1  1  3 4 4 1 3 3 4 3 3 2 2 3  3  3  2  3 3 0  9  2  1  3 4  2  2  3  1 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3  2  3  2  3 2 1  0  1  2  3 1  3  3  3  3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3  3  3  3  3 3 1  1  2  1  3 1  4  4  4  4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2  3  3  3  3 3 1  2  2  2  3 1  2  2  2  3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2  3  3  2  3 2 1  3  2  2  3 3  4  4  3  4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3  4  4  3  3 4 1  4  2  1  3 4  2  3  3  3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2  3  3  3  3 3 1  5  2  2  3 1  2  2  2  4 2 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3  3  3  3  3 3 1  6  2  2  3 1  2  2  2  3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2  3  3  3  3 2 1  7  1  2  3 3  3  3  3  2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2  3  3  3  4 4 1  8  2  2  3 4  2  3  3  3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3  3  2  2  2 2 1  9  2  1  3 1  3  3  3  4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2  3  3  3  3 2 2  0  2  2  3 1  3  3  3  2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2  3  3  3  3 3 2  1  2  2  3 3  1  2  3  3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2  2  3  3  3 3 2  2  2  2  3 1  2  2  2  3 4 3 2 3 2 4 2 2 2 2 2  3  3  3  3 3 2  3  2  1  3 3  2  2  3  3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3  3  3  3  3 3 2  4  1  1  3 1  4  3  4  3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3  3  3  3  3 3 2  5  1  2  3 1  2  2  3  3 4 3 2 3 3 4 2 2 2 4 3  3  3  3  2 2 2  6  1  2  3 1  2  2  3  3 4 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2  3  3  3  3 2 2  7  1  2  3 1  3  2  3  3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 3  3  3  3  2 3 2  8  2  2  3 3  2  2  2  3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 3 3  3  3  2  2 2 2  9  2  1  3 3  2  2  3  3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3  3  3  3  4 4 3  0  2  2  3 1  2  3  3  3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3  3  3  3  4 4 3  1  1  2  3 1  3  2  3  3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2  2  3  2  3 2 3  2  1  2  3 1  2  2  4  4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2  3  4  3  3 2 3  3  2  2  3 3  2  3  3  4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3  3  3  3  4 3 3  4  2  2  3 1  3  3  4  4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 2  3  3  2  4 2 3  5  1  2  3 1  3  3  4  4 4 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2  3  3  2  3 2 3  6  1  2  1 1  2  2  2  2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2  2  3  2  2 2 3  7  1  2  1 3  4  4  4  4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 4  4  4  4  3 4 3  8  2  2  1 1  2  2  2  3 4 3 2 2 3 4 2 2 2 2 2  2  2  2  2 2


(4)

3  9  2  2  1 3  2  2  2  2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 2 2  2  2  3  3 3 4  0  2  2  1 1  2  2  3  2 4 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2  2  2  2  2 2 4  1  2  1  1 1  2  2  2  2 4 2 2 2 3 4 2 3 2 2 2  2  2  2  2 2 4  2  1  2  1 1  4  4  4  3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2  3  1  2  3 4 4  3  2  2  1 1  1  1  1  1 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2  2  3  3  2 2 4  4  1  2  1 1  2  3  3  3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3  3  3  3  3 3 4  5  2  2  1 1  2  2  2  2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2  2  2  2  2 2 4  6  2  2  1 4  2  2  1  1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1  1  1  1  1 1 4  7  1  1  1 4  3  4  4  3 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 3  3  2  2  2 1 4  8  2  1  1 4  3  1  1  1 4 4 2 2 3 4 2 2 1 2 2  2  2  2  2 2 4  9  1  2  1 1  3  2  3  3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2  3  3  2  3 2 5  0  2  1  1 3  2  2  2  3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2  3  3  2  2 2 5  1  1  2  1 1  3  3  2  2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3  3  3  3  3 3 5  2  2  2  1 3  2  3  3  3 4 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3  3  3  3  3 3 5  3  2  2  1 1  2  3  2  3 4 2 1 3 3 4 2 3 2 3 3  3  3  2  3 2 5  4  2  2  1 3  2  2  4  3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3  3  3  2  3 2 5  5  2  2  1 1  2  2  2  3 4 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2  2  2  2  2 2 5  6  2  2  1 1  1  2  2  2 3 4 3 1 2 4 2 3 2 3 2  1  1  2  2 2 5  7  2  1  1 1  1  1  1  3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3  2  2  3  2 3 5  8  2  1  1 1  2  2  3  3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2  3  2  2  2 2 5  9  2  2  1 1  2  2  3  2 4 3 2 3 2 4 2 2 2 2 2  3  3  2  2 2 6  0  1  2  1 1  3  2  3  3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3  3  3  3  4 4 6  1  1  2  1 3  3  1  4  3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4  4  3  3  3 3 6  2  1  1  1 3  3  2  3  3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3  3  3  3  3 2 6  3  2  1  1 3  3  2  4  2 4 3 4 3 3 4 2 3 2 3 4  3  3  3  3 2 6  4  1  1  1 1  4  3  3  3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3  3  3  3  3 3 6  5  2  2  1 1  4  2  4  3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3  3  4  3  3 3 6  6  2  2  1 3  2  2  3  3 4 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3  3  3  3  3 2 6  7  1  1  1 1  2  2  3  3 4 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3  3  3  3  2 2 6  8  2  2  1 3  3  2  3  3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3  4  3  3  3 3 6  9  2  2  2 1  2  2  4  3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2  3  3  3  3 2 7  0  1  2  2 1  2  2  2  2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2  2  2  2  2 2 7  1  2  2  2 1  2  2  2  2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2  2  2  2  2 2 7  2  1  1  2 1  3  2  4  3 4 2 3 2 2 4 2 3 3 3 3  3  3  3  3 3 7  3  2  2  2 1  3  2  3  3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2  3  3  2  3 2 7  4  1  2  2 4  1  2  3  3 4 3 3 3 2 4 1 3 2 3 3  2  3  3  2 2 7  5  1  2  2 1  2  2  3  3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3  3  3  3  3 3 7  6  1  2  2 4  2  3  4  3 4 2 2 4 4 4 2 2 4 3 4  3  3  3  3 2 7  7  2  1  2 1  2  3  3  2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2  3  3  3  2 2 7  8  2  2  2 1  2  2  3  3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2  3  3  3  2 2 7  9  2  2  2 1  3  2  3  3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3  3  3  4  3 3 8  0  1  1  2 1  2  2  2  2 4 3 3 2 3 4 2 3 2 2 2  3  3  2  2 2 8  1  1  2  2 1  1  1  2  4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3  2  3  2  2 3


(5)

8  2  2  2  2 4  2  2  3  4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3  3  3  3  3 3 8  3  1  2  2 1  3  3  3  2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3  3  2  2  3 3 8  4  2  1  2 3  1  1  1  1 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3  3  4  3  4 4 8  5  2  2  2 1  3  2  3  3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2  3  3  4  3 3 8  6  1  2  2 3  2  2  3  3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2  3  3  2  3 3 8  7  2  2  2 1  2  2  2  2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2  2  2  2  3 2 8  8  2  2  2 1  2  2  3  4 4 4 3 2 3 4 2 3 2 2 2  3  2  2  2 2 8  9  2  2  2 1  2  3  2  2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2  2  2  2  2 2 9  0  2  2  2 1  2  2  2  3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2  2  2  2  2 2 9  1  2  2  2 1  2  2  2  3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3  3  2  3  3 3 9  2  1  1  2 3  3  2  3  2 3 2 1 2 1 3 2 2 3 4 4  3  3  2  3 3 9  3  1  1  2 4  2  4  3  3 1 4 4 2 1 2 2 2 3 4 4  3  2  3  3 3 9  4  1  2  2 2  3  2  4  3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 2  2  3  3  2 3 9  5  2  2  2 2  3  3  3  2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3  3  3  2  2 2 9  6  2  2  2 3  2  2  1  3 4 2 2 2 3 4 2 2 1 2 2  3  3  2  3 2 9  7  1  1  2 4  1  1  1  1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1  1  1  1  1 1 9  8  2  2  2 1  3  2  4  2 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3  3  4  3  3 2 9  9  1  2  2 1  3  2  4  3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3  3  3  3  3 2


(6)

BIODATA

Nama

:

Bob

Riandy

NIM

:

070904068

Departemen

: Ilmu Komunikasi

Program Studi

: Hubungan Masyarakat (Humas)

Tempat / Tanggal Lahir

: Medan / 07 Oktober 1989

Agama

:

Buddha

Anak ke

: 1 dari 2 bersaudara

Pendidikan

:1.

SD

Perguruan Kristen Kalam Kudus Medan

2. SMP Perguruan Kristen Kalam Kudus Medan

3. SMU Perguruan Kristen Kalam Kudus Medan

4. Ilmu Komunikasi FISIP USU

Nama Orang Tua

a) Ayah

: Teo Shian Un

b)

Ibu

:

Rinah

Alamat

:

Jalan

D.I.Panjaitan

No.44

No.Telepon

: (061)4153141 / 083197877554


Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Tentang Donor Darah (Studi Etnografi tentang Persepsi Mahasiswa FISIP USU tentang Donor Darah)

16 157 111

Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi)

4 95 99

Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di WWW.K

6 41 112

Buku Sex for Sale dan Persepsi Publik (Studi Korelasional tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Program Ekstensi Angkatan 2008-2009 terhadap Prostitusi Melalui Foto Jurnalistik dalam Buku Sex for Sale)

0 28 85

Studi Kasus Persepsi Mahasiswa Tentang Komunikasi Nonverbal Dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

0 65 257

PENGARUH KORAN DIGITAL TERHADAP PERILAKU BACA MAHASISWA (Studi Pada Mahasiswa Angkatan 2009 Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik UMM)

0 7 16

Persepsi Mahasiswa Tentang Donor Darah (Studi Etnografi tentang Persepsi Mahasiswa FISIP USU tentang Donor Darah)

0 3 13

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori. - Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbing

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. - Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bim

0 0 6

Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi)

0 1 14