HUBUNGAN PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEM

HUBUNGAN PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS BAHU
Liberty Meivert Rumagit1, Christian Tilaar2, Grace D Kandou3
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Jl.Kampus Unsrat Manado
Abstrack

Total Quality Management (TQM) is a system that is currently being adopted by companies because they are able
to support the performance of organizations and companies. Bahu Health Center is one of the basic level of
health care facilities that have implemented the Total Quality Management to become exemplary health center in
North Sulawesi. Described in the literature that Total Quality Management (TQM) directly affect the
performance of the organization. Based on this, the research was conducted in order to examine and analyze the
relationship between the application of Total Quality Management (TQM) through the elements of customer
focus, teamwork, and education and training with employee performance in the Bahu Health Center Manado
City. The method used in this study is an analytical survey research with cross sectional approach. The sample
used is the total population of as many as 45 employees Bahu Health Center. This study proved that the variable
elements of Focus on the customer, team collaboration, and education and training in the application of Total
Quality Management (TQM) have a relationship with the performance of employees in the Bahu Health Center
Malalayang,
Manado
City.

Keywords:

Total Quality Management, Focus On the Customer, Teamwork, Education and Training,
Performance

Abstrak
Total Quality Management (TQM) merupakan satu sistem yang saat ini mulai diterapkan oleh perusahaanperusahaan karena dianggap mampu mendukung kinerja organisasi maupun perusahaan. Puskesmas Bahu
merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar yang telah menerapkan Manajemen Mutu
Terpadu sehingga menjadi Puskesmas teladan di Sulawesi Utara. Dalam literature dijelaskan bahwa Total Quality
Management (TQM) secara langsung berpengaruh terhadap kinerja organisasi atau perusahaan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menguji dan menganalisis hubungan
penerapan Total Quality Management (TQM) melalui unsur fokus pada pelanggan, kerjasama tim, dan
pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pegawai di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan penelitian Cross Sectional.
Sampel yang digunakan adalah total populasi yaitu sebanyak 45 orang pegawai Puskesmas Bahu. Penelitian ini
berhasil membuktikan bahwa variabel unsur Fokus pada pelanggan, Kerjasama tim, dan Pendidikan dan pelatihan
dalam penerapan Total Quality Management (TQM) memiliki hubungan dengan kinerja pegawai di Puskesmas
Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado.
Kata Kunci :
Total Quality Management, Fokus Pada Pelanggan, Kerjasama Tim, Pendidikan dan

Pelatihan, Kinerja

Sulawesi utara dan dipersiapkan oleh
pemerintah
kota
Manado
untuk
memperoleh sertifikat standar internasional
(ISO). Oleh karena itu saat ini puskesmas
Bahu sedang dalam tahapan untuk
pencapaian ISO melalui perbaikan terus
menerus, dan salah satu yang menjadi
prioritas karena merupakan indikator
perolehan standar internasional yaitu
manajemen mutu pelayanan kesehatan.

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan nasional saat ini
masih menghadapi berbagai kendala yang

belum
sepenuhnya
dapat
diatasi.
Keberhasilan pembangunan kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan mutu
dan daya saing sumber daya manusia. Maka
sangat
diperlukan
penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang harus disertai
dengan berbagai terobosan penting untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. (SKN,
2009).
Kalau
ditinjau
dari
indeks
pembangunan
manusia

(Human
Development Indeks) masyarakat Indonesia
masih memerlukan perhatian khusus. Salah
satu upaya yang perlu dilakukan adalah
meningkatkan kemandirian masyarakat
dalam pemeliharaan kesehatan individu,
keluarga
dan
masyarakat
serta
lingkungannya agar pada akhirnya dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
secara keseluruhan.
Pada era globalisasi saat ini,
ketatnya persaingan serta pelanggan yang
semakin selektif mengharuskan puskesmas
sebagai salah satu penyedia jasa pelayanan
kesehatan dasar untuk selalu meningkatkan
kualitas pelayanannya. Untuk dapat
meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih

dahulu harus diketahui apakah pelayanan
yang telah diberikan kepada pasien selama
ini telah sesuai dengan harapan pasien atau
belum. Sebagai ujung tombak pelayanan
dan pembangunan kesehatan di Indonesia
maka puskesmas perlu mendapatkan
perhatian terutama berkaitan dengan mutu
pelayanan kesehatan, sehingga dalam hal
ini puskesmas terlebih yang dilengkapi
dengan unit rawat inap dituntut untuk selalu
meningkatkan keprofesionalan dari para
pegawainya
serta
meningkatkan
fasilitas/sarana
kesehatannya
untuk
memberikan kepuasan kepada masyarakat
pengguna jasa layanan kesehatan.
Salah

satu
puskesmas
yang
dilengkapi unit rawat inap 24 jam adalah
puskesmas Bahu yang terletak di kecamatan
Malalayang kota Manado. Puskesmas Bahu
merupakan puskesmas unggulan di

METODOLOGI PENELITIAN

Berikut ini akan diuraikan jenis
penelitian, tempat dan waktu, populasi dan
sampel,
instrument
penelitian,
pengumpulan data, dan analisis data
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Survei
analitik dengan pendekatan penelitian
Cross Sectional dimana semua data yang

menyangkut variabel penelitian diukur
secara bersama-sama atau sekaligus.

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
Bahu Kota Manado pada Bulan Februari
hingga April 2013..
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
pegawai yang ada di Puskesmas Bahu
kecamatan Malalayang yaitu sebanyak 51
orang pegawai. Besar sampel yang di teliti
adalah semua jumlah populasi yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
yaitu sebanyak 45 orang pegawai.
Instrumen Penelitian
Intrumen yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah:
1. Alat tulis menulis
2. Kuesioner sebagai alat ukur dan

pedoman wawancara dengan responden
untuk mendapatkan data penelitian.
3. Komputer yang akan digunakan untuk
pengolahan
data
menggunakan
program SPSS.
2

kepada mereka, sedangkan pelanggan
internal berperan besar dalam menentukan
kualitas manusia, proses, dan lingkungan
yang berhubungan dengan produk atau jasa.

Pengumpulan Data
Setelah
mendapat
persetujuan
dari
responden yang menjadi subjek penelitian

maka peneliti akan membagikan kuisioner
yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Cara
pengambilan
data
adalah
peneliti
mengambil data secara langsung kepada
responden.

b. Kerjasama Tim
Kerjasama Tim (Teamwork) adalah
kemitraan dan hubungan yang dijalin dan
dibina dengan baik antar pegawai,
pengguna jasa dan masyarakat sekitarnya.
Dalam organisasi yang dikelola secara
tradisional, seringkali diciptakan persaingan
antar departemen yang ada dalam
organisasi tersebut agar daya saingnya
terdongkrak. Akan tetapi persaingan
internal

terebut
cenderung
hanya
menggunakan dan menghabiskan energi
yang seharusnya dipusatkan pada upaya
perbaikan kualitas, yang pada gilirannya
untuk meningkatkan daya saing eksternal.
Sementara itu dalam organisasi yang
menerapkan TQM, kerja sama tim,
kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina
baik antar karyawan perusahaan maupun
dengan
pemasok,
lembaga-lembaga
pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
c. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan Pelatihan adalah pemberian
kesempatan kepada pegawai untuk belajar
dan menambah pengetahuan/ilmu yang
dimiliki.

Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang
menutup mata terhadap pentingnya
pendidikan
dan
pelatihan.
Mereka
beranggapan bahwa perusahaan bukanlah
sekolah, yang diperlukan adalah tenaga
terampil siap pakai. Jadi, perusahaanperusahaan seperti itu hanya akan
memberikan pelatihan sekadarnya kepada
para karyawannya. Kondisi seperti itu
menyebabkan
perusahaan
yang
bersangkutan tidak berkembang dan sulit
bersaing dengan perusahaan lainnya,
apalagi dalam era persaingan global.
Sedangkan
dalam
organisasi
yang
menerapkan TQM, pendidikan dan
pelatihan
merupakan
factor
yang
fundamental. Setiap orang diharapkan dan
didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini
berlaku prinsip bahwa belajar merupakan

Analisis Data
Dalam menganalisis data yang diperoleh,
Jenis analisis yang dilakukan terhadap
variabel adalah:
a) Analisis univariate
Analisis univariate adalah analisis yang
digunakan untuk mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variabel
yang diteliti. (Notoatmodjo 2010),
dalam hal ini variabel yng diteliti yaitu
unsur TQM fokus pada pelanggan,
kerjasama tim, pendidikan dan
pelatihan, dan kinerja pegawai.
b) Analisis bivariate
Analisis bivariate dilakukan terhadap
dua variabel yang dianggap memiliki
hubungan atau korelasi. (Notoatmodjo
2010) Dalam hal ini variabel unsurunsur TQM serta hubungannya dengan
variabel kinerja pegawai menggunakan
jenis uji statistic chi-square.
VARIABEL PENELITIAN
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini
adalah
unsur-unsur
Total
Quality
Management yaitu Fokus pada pelanggan,
kerjasama tim, dan pendidikan dan
pelatihan sebagai variabel Independen
(Bebas) serta Kinerja sebagai Variabel
Dependen (Terikat)
a. Fokus Pada Pelanggan
Fokus pada pelanggan adalah bagaimana
pegawai Puskesmas Bahu memusatkan
perhatian dan memberikan pelayanan yang
terbaik untuk pelanggan dalam hal ini
pasien yang datang berobat di Puskesmas.
Dalam TQM, baik pelanggan internal
maupun pelanggan eksternal merupakan
driver. Pelanggan eksternal menentukan
kualitas produk atau jasa yang disampaikan
3

proses yang tidak ada akhirnya dan tidak
mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap
orang
dalam
perusahaan
dapat
meningkatkan keterampilan teknis dan
keahlian profesionalnya.

H0 :

H1 :
d. Kinerja
Mashun (2006) mendefinisikan kinerja
(performance) sebagai gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan
dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam perencanaan
strategi
(Strategic
Planning)
suatu
organisasi. Istilah kinerja sering juga
digunakan untuk menyebut prestasi atau
tingkat keberhasilan individu maupun
kelompok individu. Pelayanan (service)
sebagai serangkaian aktifitas yang bersifat
tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang
terjadi sebagai akibat adanya interaksi
antara konsumen dengan karyawan atau
hal-hal lain yang disediakan oleh
perusahaan pemberi pelayanan yang
dimaksudkan
untuk
memecahkan
permasalahan konsumen.
KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep dari penelitian yang
menghubungkan
Total
Quality
Management (TQM) dengan Kinerja
Pegawai adalah sebagai berikut :

H0 :

H1 :

PENGOLAHAN DATA
Berikut ini hasil pengolahan data yang
diperoleh dari kuesioner sebagai instrument
penelitian, dan di uji menggunakan
program SPSS.
1.Penerapan
Unsur
Fokus
Pada
Pelanggan
Pelaksanaan unsur fokus pada pelanggan di
Puskesmas Bahu dapat dilihat berdasarkan
distribusi frekuensi pelaksanaan unsur
fokus pada pelanggan di Puskesmas Bahu
pada tabel 1 di bawah ini

Variabel Independen
Fokus pada
pelanggan
Kerjasama Tim

Tidak terdapat hubungan antara
unsur “kerjasama tim (Teamwork)”
dalam penerapan Total Quality
Management (TQM) dengan kinerja
pegawai di puskesmas Bahu.
Terdapat hubungan antara unsur
“kerjasama tim (Teamwork)” dalam
penerapan
Total
Quality
Management (TQM) dengan kinerja
pegawai di puskesmas Bahu.
Tidak terdapat hubungan antara
unsur “pendidikan dan pelatihan”
dalam penerapan Total Quality
Management (TQM) dengan kinerja
pegawai di puskesmas Bahu.
Terdapat hubungan antara unsur
“kerjasama tim (Teamwork)” dalam
penerapan
Total
Quality
Management (TQM) dengan kinerja
pegawai di puskesmas Bahu.

Variabel Dependen
Kinerja Pegawai

Tabel 1 Distribusi Frekuensi pelaksanaan
unsur fokus pada pelanggan

Pendidikan dan
Pelatihan

No

HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat hubungan antara
unsur “fokus pada pelanggan”
dalam penerapan Total Quality
Management (TQM) dengan kinerja
pegawai di puskesmas Bahu.
H1 : Terdapat hubungan antara unsur
“fokus pada pelanggan” dalam
penerapan
Total
Quality
Management (TQM) dengan kinerja
pegawai di puskesmas Bahu.

1
2

Fokus
pada
pelanggan
Ya
Tidak
Jumlah

Frekuensi

%

25
20
45

55,5
45,5
100

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari
hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45
responden, yang melaksanakan unsur fokus
pada pelanggan sebanyak 25 orang (55,5%)
dan 20 orang (45,5%) tidak melaksanakan
unsur fokus pada pelanggan.

4

2. Penerapan Unsur Kerjasama Tim
Pelaksanaan unsur kerjasama tim di
Puskesmas Bahu dapat dilihat berdasarkan
distribusi frekuensi pelaksanaan unsur
kerjasama tim di Puskesmas Bahu pada
tabel 2 di bawah ini.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kinerja
Pegawai di Puskesmas Bahu

Tabel 2 Distribusi frekuensi pelaksaanaan
unsur kerjasama tim
No

Kerjasama tim

Frekuensi

%

1

Ya

30

66,6

2

Tidak

15

33,3

Jumlah

45

100

1
2

Frekuensi

%

25
20
45

55,5
45,5
100

Baik

30

66,6

Tidak Baik

15

33,4

Total

45

100

Tabel 5. Hubungan penerapan unsure fokus
pada pelanggan dengan Kinerja Pegawai di
Puskesmas Bahu
Kinerja
Fokus Pada
Pelanggan

Tabel 3 Daftar Frekuensi Pelaksanaan unsur
pendidikan dan pelatihan
dan

%

HASIL
1. Hubungan penerapan unsur Fokus
Pada Pelanggan dengan Kinerja pegawai
Hubungan antara pelaksanaan perbaikan
sistem yang berkesinambungan dengan
kinerja pegawai di Puskesmas Bahu dapat
dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

3. Penerapan Unsur Pendidikan dan
Pelatihan
Pelaksanaan
unsur
pendidikan
dan
pelatihan di Puskesmas Bahu dapat dilihat
berdasarkan
distribusi
frekuensi
pelaksanaan unsur pendidikan dan pelatihan
di Puskesmas Bahu pada tabel 3 di bawah
ini

Pendidikan
pelatihan
Ya
Tidak
Jumlah

Frekuensi

Tabel 4 menunjukkan bahwah dari hasil
penelitian yang dilakukan ditemukan 45
responden memiliki kinerja baik sebanyak
30 orang (66,6%) dan 15 orang (33,4%)
memiliki kinerja yang tidak baik.

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari
hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45
responden, yang melaksanakan unsure
kerjasama tim sebanyak 30 orang (66,6%)
dan 15 orang (33,3%) tidak melaksanakan
unsur kerjasama tim.

No

Kinerja

Ya

Tidak

Tidak
baik

Baik

jumlah

n

%

n

%

n

22

88
,0

3

12
,0

25

40
,0

12

60
,0

20

8

pVal
ue

%
1
0
0
1
0
0

0,0
5

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui
bahwa dari 25 pegawai yang melaksanakan
unsur fokus pada pelanggan, 22 orang
(88,0%) memiliki kinerja yang baik dan 3
orang (12,0%) memiliki kinerja tidak baik,
sedangkan
pegawai
yang
tidak
melaksanakan unsur fokus pada pelanggan
yaitu sebanyak 20 orang, 8 orang (40,0%)
diantaranya memiliki kinerja baik dan 12
orang (60,0%) memiliki kinerja tidak baik.

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
bahwa
dari
45
responden,
yang
melaksanakan unsur pendidikan dan
pelatihan sebanyak 25 orang (55,5%) dan
20 orang (45,5%) tidak melaksanakan unsur
pendidikan dan pelatihan.
4. Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai dapat dilihat berdasarkan
distribusi kinerja pegawai di Puskesmas
Bahu pada tabel 4 di bawah ini.

2.
Hubungan
penerapan
unsur
kerjasama tim dengan kinerja pegawai
5

Hubungan antara pelaksanaan perbaikan
sistem yang berkesinambungan dengan
kinerja pegawai di Puskesmas Bahu dapat
dilihat pada tabel 6. dibawah ini.

orang (12,0%) memiliki kinerja tidak baik,
sedangkan
pegawai
yang
tidak
melaksanakan unsur pendidikan dan
pelatihan yaitu sebanyak 20 orang, 8 orang
(40,0%) diantaranya memiliki kinerja baik
dan 12 orang (60,0%) memiliki kinerja
tidak baik.

Tabel 6. Hubungan penerapan unsur
kerjasama tim dengan Kinerja Pegawai di
Puskesmas Bahu

PEMBAHASAN
1. Hipotesis – 1
Hasil uji statistik dengan chi-square pada
tingkat kemaknaan 95% menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara
pelaksanaan unsur fokus pada pelanggan
dengan kinerja pegawai di puskesmas Bahu
dengan signifikansi 0,001 (p value < 0,05).
Odds ratio yang didapat adalah 11,00,
artinya Puskesmas yang menerapkan unsue
fokus pada pelanggan mempunyai kinerja
pegawai 11,00 kali lebih baik daripada
puskesmas yang tidak menerapkan unsur
fokus pada pelanggan.
Hal ini juga dapat dibuktikan
melalui observasi yang dilakukan peneliti
dengan membandingkan Puskesmas Bahu
dengan Puskesmas lain yang mempunyai
karakteristik
sama
namun
belum
menerapkan unsur fokus pada pelanggan.
Kinerja puskesmas yang tidak menerapkan
unsur fokus pada pelanggan, kinerjanya
tidak lebih baik daripada Puskesmas Bahu
dinilai dari hasil penilaian kinerja saat
peneliti melakukan uji validitas kuesioner,
serta kondisi pelayanan kurang baik yang
dialami peneliti ketika berkunjung di
puskesmas tersebut.
Hal ini berarti organisasi yang
bergerak dalam bidang apapun termasuk
sarana pelayanan kesehatan yang semakin
fokus dalam melayani pelanggan mampu
mendorong semakin meningkatnya kinerja
yang dicapai oleh karyawan. Fokus pada
pelanggan merupakan salah satu factor
mikro dari dalam perusahaan yang
mempengaruhi
perubahan
dan
pengembangan
kinerja
dari
suatu
organisasi, juga sebagai salah satu variabel
yang secara signifikan mempengaruhi
kinerja. (Prayogo and Hong, 2008 dalam
Munizu, 2010). Hal ini juga dapat

Kinerja
Kerjasama tim

Ya

Tidak

Baik

Tidak
baik

jumlah

Va
lue

n

%

n

%

n

25

83
,3

5

16
,7

30

33
,3

10

66
,7

15

5

p-

%
1
0
0
1
0
0

0,0
5

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui
bahwa dari 25 pegawai yang melaksanakan
unsur kerjasama tim, 25 orang (83,3%)
memiliki kinerja yang baik dan 5 orang
(16,7%) memiliki kinerja tidak baik,
sedangkan
pegawai
yang
tidak
melaksanakan unsur fokus pada pelanggan
yaitu sebanyak 15 orang, 5 orang (33,3%)
diantaranya memiliki kinerja baik dan 10
orang (66,7%) memiliki kinerja tidak baik.
4.3.3 Hubungan
penerapan
unsur
pendidikan dan pelatihan dengan
kinerja pegawai
Hubungan antara pelaksanaan unsure
pendidikan dan pelatihan dengan kinerja
pegawai di Puskesmas Bahu dapat dilihat
pada tabel 7 dibawah ini.
Tabel 7 Hubungan penerapan unsur
pendidikan dan pelatihan dengan Kinerja
Pegawai di Puskesmas Bahu
Kinerja
Pendidikan dan
pelatihan

Ya

Tidak

Baik

Tidak
baik

jumlah

n

%

n

%

n

22

88
,0

3

12
,0

25

40
,0

12

60
,0

20

8

pVa
lue

%
1
0
0
1
0
0

0,0
5

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui
bahwa dari 25 pegawai yang melaksanakan
unsur pendidikan dan pelatihan, 22 orang
(88,0%) memiliki kinerja yang baik dan 3
6

3. Hipotesis – 3
Hasil uji statistik dengan chi-square pada
CT 95% menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara unsur
pendidikan dan pelatihan dengan kinerja
pegawai di puskesmas Bahu dengan
signifikansi 0,001 (p value < 0,05). Odds
ratio yang didapat adalah 11,00, artinya
Puskesmas yang menerapkan unsur
pendidikan dan pelatihan mempunyai
kinerja pegawai 11,00 kali lebih baik
daripada puskesmas yang tidak menerapkan
unsur pendidikan dan pelatihan.
Berdasarkan hasil yang di dapat ini
menyatakan bahwa unsur pendidikan dan
pelatihan yang selama ini diterapkan di
Puskesmas sangat mempengaruhi kinerja
pegawai. Melalui pendidikan dan pelatihan,
pegawai memperoleh ilmu dan keahlian
sesuai bidang mereka masing masing dan
dapat dipraktekkan untuk meningkatkan
produktifitas organisasi maupun perusahaan
yang tentunya dipengaruhi oleh kinerja
pegawai tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa program
pendidikan dan pelatihan yang selama ini
diterapkan oleh Puskesmas Bahu, baik itu
internal untuk para pegawai maupun
eksternal
untuk
masyarakat,
telah
memberikan dampak yang besar yaitu
dengan meningkatnya kinerja pegawai yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan
tersebut dan tentunya berpengaruh pada
kinerja keseluruhan dari Puskesmas Bahu.
Dalam organisasi yang menerapkan
Total Quality Management (TQM),
pendidikan dan pelatihan merupakan factor
yang fundamental. Setiap orang diharapkan
dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal
ini berlaku prinsip bahwa belajar
merupakan proses yang tidak ada akhirnya
dan tidak mengenal batas usia. Dengan
belajar, setiap orang dalam perusahaan
dapat meningkatkan keterampilan teknis
dan keahlian profesionalnya. (Tjiptono &
Diana, 2001)

dibuktikan lewat penelitian yang dilakukan
Muzran Munizu tahun 2010.
2. Hipotesis – 2
Hasil uji statistik dengan chi-square pada
tingkat kemaknaan 95% menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara
antara unsure kerjasama tim dengan kinerja
pegawai di puskesmas Bahu dengan
signifikansi 0,001 (p value < 0,05). Odds
ratio yang didapat adalah 10,00, artinya
Puskesmas yang menerapkan unsur
kerjasama tim mempunyai kinerja pegawai
10,00 kali lebih baik daripada puskesmas
yang tidak menerapkan unsur kerjasama
tim.
Hasil ini membuktikan bahwa
kerjasama tim yang dibangun sangat baik
oleh seluruh pegawai di masing-masing
bagian tugas unit pelayanan, berpengaruh
baik terhadap kinerja Puskesmas Bahu dan
juga membawa pengaruh positif terhadap
kinerja sesama pegawai. Sebagaimana teori
yang sudah dikemukakan oleh para ahli,
bahwa tim atau kelompok itu adalah
kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih
individu, dan kehadiran masing-masing
individu mempunyai arti serta nilai bagi
orang lain, dan dalam situasi saling
mempengaruhi. (Kartini Kartono, 1992).
Empat karakteristik kerjasama tim
yang ada di Puskesmas bahu, yaitu “Ada
kesepakatan terhadap misi tim”, “semua
anggota menaati peraturan tim yang
berlaku”, “ada pembagian tanggung jawab
dan wewenang yang adil”, dan „beradaptasi
terhadap
perubahan”
benar-benar
dipraktekkan dan membawa hasil yang baik
terhadap kinerja. Hal ini berarti organisasi
yang menerapkan unsur kerjasama tim akan
meningkatkan kinerja dari pegawai yang
ada di dalamnya karena memungkinkan
terjadinya pembagian tugas sehingga akan
semakin efektif dan efisien dalam
pelaksanaannya. Hal ini dapat dibuktikan
lewat penelitian yang dilakukan di CV
Banyu Biru. (Diatin dkk, 2006)

7

&
Reliability
Management,
Vol.17, No.1, pp. 14-26.
Diatin, I, Farmayanti, N & Nita S 2006,
„Kajian Penerapan Manajemen
Mutu Terpadu di CV Banyu Biru,
Kebayoran
Lama,
Jakarta
Selatan‟,
Buletin
Ekonomi
Perikanan, Vol. 6, no. 3.
Gaspersz V. 2005. Total Quality
Management.
Jakarta
:
PT.Gramedia Pustaka Umum.
Ibrahim, Andi I. 2010. Pengaruh
Penerapan
Total
Quality
Management (TQM) terhadap
Kinerja Pelayanan Rumah Sakit.
Jurnal Ekonomi Bisnis. Thn.15,
No.3.
Kartono, Kartini. 1992. Pemimpin dan
Kepemimpinan. Bandung : Raja
Grafindo Persada.
Koentjoro T. 2007. Regulasi Kesehatan di
Indonesia. Yogyakarta : Andi.
Krajewski, J. Lee and P. R. Larry. 2006.
Operations Management Strategy
and Analysis, fifth edition.
Addison : Wesley Publising
Company Inc.
Mangkunegara A.A. 2005. Evaluasi
Kinerja SDM. Bandung : Refika
Aditama.
Mashun, Mohamad. 2006. Pengukuran
Kinerja
Sektor
Publik.
Yogyakarta : BPFE UGM.
Mathis, Robert L, dan John H.Jackson.
2006.
Human
Resource
Management. Jakarta : Penerbit
Salemba Empat.
Munizu, Musran. 2010. Praktik Total
Quality Management (TQM) dan
pengaruhnya terhadap Kinerja
Karyawan. Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan, Vol.12,
No.2, 185-194.
Nasir, ABD, Muhith, A & Ideputri, M, E
2011, Buku Ajar Metodologi
Penelitian Kesehatan: konsep
pembuatan karya tulis dan thesis
untuk mahasiswa kesehatan,
Nuha Medika, Yogyakarta.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan penelitian yang telah dilakukan
pada 45 responden yang ada di Puskesmas
Bahu maka kesimpulan yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. Total Quality Management (TQM)
unsur fokus pada pelanggan,
kerjasama tim, dan pendidikan dan
pelatihan telah diterapkan oleh
Puskesmas Bahu.
2. Penerapan unsur fokus pada
pelanggan dalam Total Quality
Management
(TQM)
memiliki
hubungan dengan kinerja pegawai
di Puskesmas Bahu.
3. Penarapan unsur kerjasama tim
dalam Total Quality Management
(TQM) memiliki hubungan dengan
kinerja pegawai di Puskesmas Bahu.
4. Penarapan unsur pendidikan dan
pelatihan dalam Total Quality
Management
(TQM)
memiliki
hubungan dengan kinerja pegawai
di Puskesmas Bahu.
SARAN
1. Bagi instansi Puskesmas hendaknya
meningkatkan kesadaran pegawai
tentang penerapan Total Quality
Management
(TQM)
dengan
melaksanakan sosialisasi.
2. Bagi instansi Puskesmas diharapkan
meningkatkan kembali sosialisasi visi,
misi, serta tugas pokok dan fungsi
pegawai di setiap bagian.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
dengan menambah variabel penelitian
dari
determinan
Total
Quality
Managemnt (TQM) serta kinerja
pegawai di Puskesmas Bahu guna
pengembangan ilomu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Sistem Kesehatan Nasional.
Jakarta
Corbett and Rastrick. 2000. Quality
Performance and Organizational
Culture. A New Zealand study,
International Journal Of Quality

8

Nasution M.N. 2005. Manajemen Mutu
Terpadu. Jakarta : Penerbit
Ghalia Indonesia.
Pawitra T. 1993. Kepuaan Pelanggan
Sebagai Keunggulan Daya Saing.
Journal Of Marketing, Prasetya
Mulya, Vol.1, No.1.
Suhartini, Dwi. 2007. Pengaruh Penerapan
Total
Quality
Management
terhadap Kinerja Manajerial dan
Budaya
Organisasi
sebagai
Variabel
Moderating
pada
PT.Pertamina
(Persero)
Surabaya. Jurnal Ekonomi dan
Manajemen, Vol.8, No.2.
Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Tjiptono F, dan Anastasya Diana. 2001.
Total Quality Management Edisi
Revisi. Yogyakarta : Andi.
Tjiptono,
Fandy.
2008.
Service
Management,
Mewujudkan
Layanan Prima. Yogyakarta :
Andi.

9