Pendekatan Problem Based Learning. docx

PENDEKATAN PROBLEM-BASED LEARNING PADA STANDAR KOMPETENSI
MENERAPKAN BUDAYA HIDUP SEHAT POKOK BAHASAN PENYAKIT
KRONIS, PENYAKIT AKUT, DAN PENYAKIT NON AKUT DAN
PENGARUH OLAHRAGA YANG TEPAT PADA
MATAPELAJARAN PENJASORKES
Septian Raybowo
Dr. Saichudin, M.Kes
Dr. Sugiharto, M.S
Pendidikan Olahraga
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Malang
septianraibowompor@blendedlearning.id
Abstrak: Menjadi kaya dan sehat adalah keinginan semua orang tetapi
bagaimana caranya itulah yang penting. Salah satu faktor yang mempengaruhi
adalah perubahan ekonomi yang disertai perubahan gaya hidup (life style). Salah
satu perubahan gaya hidup (life style) modern yang kurang sehat adalah
kurangnya jam tidur istirahat, kurangnya aktivitas fisik (olahraga), dan minimnya
pengetahuan pola makan dan minum yang baik dan benar. Kesibukan “duniawi”
seringkali menyebabkan orang menjadi kurang gerak, disertai stress yang dapat
mengundang berbagai penyakit non-infeksi. Khususnya bagi orang yang tidak
melakukan olahraga atau tidak menjalankan pola hidup sehat. Akibatnya timbul

penyakit yang diakibatkan dari gaya hidup yang tidak sehat tersebut, dan penyakit
tersebut mempunyai sifat tersendiri yaitu,penyakit kronis, penyakit akut dan
penyakit non-akut. Melalui Penjasorkes pada lembaga pendidikan tingkat sekolah
diharapkan budaya gaya hidup sehat muncul sejak dini pada siswa. Berbagai
model pendekatan pembelajaran diterapkan untuk menamkan perspektif hidup
sehat pada siswa. Diantaranya adalah dengan Problem Based Learning yang
terdapat pada kurikulum K13, Pendekatan pembelajaran ini dipusatkan kepada
masalah-masalah yang disajikan oleh guru dan siswa menyelesaikan masalah
tersebut dengan seluruh pengetahuan dan keterampilan mereka dari berbagai
sumber yang dapat diperoleh.
Kata Kunci: Budaya Hidup Sehat, Penjasorkes, Problem Based Learning,
Kurikulum 2013

Menurut UU Indonesia no. 36 tahun

Angka presentase rumah tangga yang

2009 tentang kesehatan mengatakan bahwa

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehta


Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara

(PHBS) adalah sebesar 56,70% (data dari

fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

Pusat dan Informasi Kementerian Kesehatan

memungkinkan setiap orang untuk hidup

RI tahun 2012), dari data tersebut bisa

produktif secara sosial dan ekonomis.

diketahui bahwa masyarakat di Indonesia

Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia

belum sepenuhnya menerapkan pola hidup


(WHO)

adalah

bersih dan sehat, bahkan didaerah-daerah

sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan

tertentu masih jauh dari harapan tentang

sosial

pengetahuan akan perilaku hidup bersih dan

mendefinisikankesehatan
kesejahteraan

dan


bukan

ketiadaan penyakit atau kelemahan”.

hanya

sehat yang di canangkan oleh pemerintah

dalam

hal

ini

Kementrian

Kesehatan

Nasional.


dunia pekerjaan membuat seseorang rentan
terkena penyakit yang bersifat non-infeksi.

P. R. Messent, Carlton B. Cooke and

Khususnya bagi orang yang tidak melakukan

Jonathon Long (1999) hambatan yang secara

olahraga atau tidak menjalankan pola hidup

luas diakui dan dipahami oleh seseorang,

sehat. Akibatnya timbul penyakit yang

tetapi bisa dibilang kurang dipahami oleh

diakibatkan dari gaya hidup yang tidak sehat

para


tersebut, dan penyakit tersebut mempunyai

pembuat

kebijakan

(pemerintah),

lembaga promosi kesehatan, komisaris dan

sifat

penyedia

penyakit akut dan penyakit non-akut.

belajar

layanan


kecacatan.

Kurangnya sumber daya dan tanggung

tersendiri

yaitu,penyakit

kronis,

Untuk itu perlu sejak dini penanaman

jawab tidak cukup ditentukan berkaitan

pengetahuan

dengan

pelayanan


menolak

lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan

banyak

orang

ketidakmampuan

membentuk manusia seutuhnya pada jenjang

masyarakat

dengan

belajar adalah pilihan nyata untuk menjalani

budaya


hidup

sehat

pada

tingkatan sekolah.

gaya hidup sehat aktif secara fisik .

Membudayakan hidup sehat harus

Arti penting dari kesehatan itu sendiri

diterapkan sedini mungkin pada anak agar

sangat penting menurut pendapat Suliddin

menjadi kebiasaan dan kebutuhan bagi anak


Hamidli1, Ayşen Yetkin and Yalçın Yetkin

tersebut. Dalam hal ini perlu di gunakan

(2010)

model

kesehatan manusia adalah sangat

pendekatan

pembelajaran

yang

penting. Pengobatan penyakit dan perawatan

menanamkan budaya hidup sehat yang sesuai


layanan untuk orang-orang yang diperlukan.

dengan kurikulum 13 yaitu salah satunya

Pengobatan, termasuk metode tradisional

pendekatan Problem Based Learning

atau alami, dibuat dan dilaksanakan, serta

PEMBAHASAN

mengikuti aturan rumah sakit.

Notoatmodjo, 2003, mendefenisikan

Seiring perkembangan zaman dan
kemajuan

teknologi

saat

ini,

hal

itu

perilaku

adalah

aktivitas,

baik

semua
yang

kegiatan

diamati

atau

langsung

mempunyai dampak negatif sendiri dalam

maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak

dunia kesehatan. Dengan laju pertumbuhan

luar.

ekonomi yang sangat pesat, gaya hidup

menyebutkan perilaku berasal dari dorongan

(lifestyle) turut ikut berubah, salah satu

yang ada di dalam diri, dorongan tersebut

perubahan gaya hidup (lifestyle) pada era

merupakan

sekarang ini adalah kurangnya aktifitas fisik

kebutuhan yang ada di dalam diri.

Sedangkan

usaha

Purwanto,

untuk

2002

memenuhi

(olahraga) dan minimnya pengetahuan pola

Menurut Ochieng, Bertha M. N, 2006

makan dan minum yang baik . Stres dalam

faktor yang mempengaruhi gaya hidup

seperti

status

sosial

ekonomi,

tingkat

pendidikan, keluarga, kerabat dan jaringan

Keturunan; (c)Status kesehatan; (d) Perilaku;
(e)Pelayanan kesehatan

sosial, jenis kelamin, usia dan pengaruh

Oleh karena itu guru harus menyusun

antarpribadi semua mempengaruhi pilihan

wacana untuk pembentukan perilaku. Dalam

gaya hidup. Hal ini memiliki dampak bagi

praktek kelembagaan seperti pendidikan

para praktisi yang bekerja di bidang promosi

jasmani,

kesehatan, khususnya untuk mempromosikan

menciptakan struktur yang atau membuat

gaya hidup sehat.

sebuah bidang tindakan yang mungkin

Perilaku pada dasarnya berorientasi

tindakan

spesifik

tertentu

(Sullivan, 2001) tindakan ini membentuk

tujuan (goal oriented). Dengan perkataan

pola

lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi

menerapkan

oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan

wacana, pemahaman yang lebih baik dari

tertentu”.

dalam

pola dalam praktek kelembagaan dapat

bentuk

diperoleh.

Pengaruh

pembentukan
perilaku

perilaku

adalah

teori

analisis

wacana

Wetherell

dan

et

al.

(2001)

kewajiban, kebebasan dan tanggung jawab

yang melibatkan kepentingan dalam proses.

baik pribadi maupun kelompok masyarakat.

Titik awal yang penting dalam posisi ini

Perilaku mendapat pengaruh yang kuat dari

adalah bahwa cara yang berbeda kita

motif kepentingan yang disadari dari dalam

memahami dunia dan diri kita sendiri

faktor intrinsik dan kondisi lingkungan dari

didasari dalam bahasa. Ini berarti bahwa kita

luar

selalu

ekstrinsik

hak

Dengan

berpendapat, sebuah "beralih ke wacana"

faktor

berdasarkan

keteraturan-wacana.

dan

/

yang

lingkungan

dan

atau

exciting

dalam

bahasa

dan

tidak

bisa

condition. Oleh karena itu perilaku terbentuk

melangkah di luar bahasa untuk menentukan

atas

apakah sesuatu itu benar atau salah.

pengaruh

eksternal,

pendirian,

keperntingan

yang

lingkungan
disadari,

kepentingan responsif, ikut-ikutan atau yang

Penyakit Kronis, Akut dan Non-akut

tidak disadari serta rekayasa dari luar.

Penyakit kronis dalam hal pengertian

Perilaku kesehatan merupakan suatu
tindakan

preventif,

mencegah

yang

berkembang

di

tengah-tengah

dan

masyarakat adalah penyakit bawaan dari

memelihara kesehatan. Individu memiliki

individu itu sendiri. Dalam hal ini di dunia

status kesehatan yang berbeda-beda, status

olahraga para atlet muda pun juga menderita

kesehatan merupakan keadaan sehat pada

penyakit

waktu tertentu. Dengan kata lain faktor-

kegiatan atau aktivitas olahraga tertentu

faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan

dapat menyebabkan masalah khusus atau

adalah sebagai berikut : (a) Lingkungan; (b)

kronis

seperti

ini.

Beberapa

resiko bagi individu yang menderita penyakit

pada kondisi yang kurang baik.

kronik

Meningkatkan polusi udara serta
(a)Asma Penyakit asma berasal dari
kata “Ashtma” yang diambil dari
bahasa Yunani yang berarti “sukar
bernapas”. Penyakit asma merupakan
proses

inflamasi

kronik

saluran

pernafasan yang melibatkan banyak
sel dan elemennya. Proses inflamasi
kronik

ini

menyebabkan

saluran

pernafasan menjadi hiperresponsif,
sehingga

memudahkan

bronkokonstriksi,
hiperskeresi

terjadinya

edema

dan

kelenjar

yang

mengasilkan pembatasan aliran udara
di

saluran

manifestasi

pernafasan
klinik

yang

dengan
bersifat

periodik berupa mengi, sesak nafas,
dada

terasa

berat,

batuk-batuk

terutama pada malam hari atau dini
hari/subuh (GINA/Global Initiative
for Asthma: 2011).
Penyakit asma adalah salah satu

berbagai kenyaman yang notabene
memanjakan manusia dalam dimensi
fisiknya,

ternyata

situasi yang kurang menguntungkan
dari segi kesehatan, terlebih bagi para
penderita asma. Diketahui bersama
bahwa, seorang penderita asma akan
sangat sensitive pada situasi dimana
kualitas udara tidak begitu bagus.
Secara klinis, penyakit asma belum
bisa disembuhkan. Berdasarkan data
dari WHO (2002) dan GINA (2011),
diseluruh dunia diperkirakan terdapat
300 juta orang menderita Asma dan
tahun

2025

diperkirakan

jumlah

pasien Asma mencapai 400 juta.
Jumlah ini dapat saja lebih besar
mengingat asma merupakan penyakit
yang

underdiagnosed.

Buruknya

kualiatas udara dan berubahnya pola
hidup

banyak diidap oleh masyarakat kita.

menjadi

Seiring kemajuan teknologi yang

meningkatnya

menjanjikan

(b)Diabetes

macam

akhirnya

semakin menyudutkan manusia pada

penyakit yang hingga saat ini cukup

berbagai

pada

masyarakat

diperkirakan

penyebab

utamanya

penderita
Melitus,

asma;
Diabetes

lain

melitus merupakan suatu penyakit

yang

yang ditandai oleh kenaikan kadar

berbagai

gula darah (hyperglikemia) kronik

sistem transportasi dan teknologi

yang dapat menyerang bnyak orang

mesin pabrik, pada kenyataanya telah

di

membawa lingkungan kita cederung

Menurut

kemudahan,
menimbulkan
merugikan.

ternyata

disisi

dampak
Munculnya

semua

lapisan
Giriwijoyo

masyarakat.
(2013:126)

diabetes melitus merupakan penyakit

metabolic/endocrine

paling

Tanda-tanda dan gejala cystic

umum dijumpai pada anak-anak.

fibrosis (CF) adalah kebanyakan

Gejala dininya dapat diketahui dalam

disebabkan oleh lendir yang kental

hubungan dengan kegiatan fisik yang

dan

menyebabkan kelelahan yang tidak

paling umum adalah: (a) Batuk yang

biasa atau yang meningkat, rasa haus

seringkali

yang tidak normal, sering buang air

(dahak) yang kental; (b) Serangan-

kecil dan menurunya berat badan.
Berdasarkan data dari WHO

serangan yang sering dari bronchitis

(World

yang

Health

Organization),

diperkirakan dalam kurun waktu 30
tahun (1995-2025), jumlah penderita
diabetes di negara berkembang akan
meningkat

sebesar

170%.

Dari

persentase tersebut, jumlah penderita
diabetes di Indonesia akan meningkat
dari 5 juta penderita menjadi 12 juta
penderita yang akan termasuk dalam
10 daftar negara dengan jumlah
penderita diabetes terbesar (Healthy
Choice, 2002); (c)Fibrosis Cyistica,
Cystic fibrosis atau fibrosis kistik
adalah

penyakit

genetika

yang

menyebabkan lendir-lendir di dalam
tubuh menjadi kental dan lengket,
sehingga menyumbat saluran-saluran
di dalam tubuh. Akibat penyumbatan
ini beberapa organ, terutama paruparu

dan

sistem

pencernaan,

mengalami gangguan dan bahkan
kerusakan.

Fibrosi

cystica

merupakan penyakit keturunan yang
fatal (Giriwijoyo, 2013:126)

dan

lengket.

Gejala-gejala

mengelurakan

pneumonia.

menejurus

pada

yang

spuktum

Mereka

dapat

peradangan

dan

kerusakan paru-paru yang permanen;
(c)Kulit yang rasanya asin; (d)Sering
merasakan dehidrasi; (e) Kemandulan
(kebanyakan para pria); (f) Diare atau
feses-feses yang besar, berbau busuk
dan berminyak yang terus menerus;
(g) Nafsu makan yang besar namun
penambahan

berat

badan

dan

pertumbuhan yang buruk. Ini disebut
“kegagalan untuk tumbuh dengan
subur” Itu adalah akibat mal-nutrisi
yang kronis karna tidak mendapatkan
nutrisi-nutrisi
makanan;

yang

cukup

dari

(h)

Nyeri

dan

ketidaknyamanan

lambung

yang

disebabkan oleh terlalu banyak gas
didalam

usus-usus;

(d)Epilepsi,

Epilepsi

merupakan

salah

satu

masalah kesehatan yang menonjol di
masyarakat,

karena

permasalahan

tidak hanya dari segi medis tetapi
juga

sosial

menimpa
keluarganya.

dan

ekonomi

penderita
Dalam

yang

maupun
kehidupan

sehari-hari,

epilepsi

merupakan

anga

bawah

(diastolik)

pada

stigma bagi masyarakat. Mereka

pemeriksaan

cenderung untuk menjauhi penderita

menggunakan alat pengukur tekanan

epilepsi.
Bagi orang awam, epilepsi

darah, baik yang berupa cuff

dianggap sebagai penyakit menular

tensi

( melalui buih yang keluar dari
mulut

normal

penyakit

menakutkan

dan

keturunan,

air

raksa (sphygmomanometer) atau alat
digital lainnya.
Sunardi

),

darah

(2012:126)

tekanan

darah

Nilai

seseorang

memalukan.

dengan ukuran tinggi badan, berat

Epilepsi dapat terjadi pada laki-laki

badan, tingkat aktivitas fisik normal,

maupun wanita, tanpa memandang

dan kesehatan secara umum adalah

umur dan ras. Jumlah penderita

120/80 mmHG, dan untuk batas atas

epilepsi meliputi 1 - 2 % populasi,

tekanan darah yang normal untuk

secara umum diperoleh gambaran

pubertas

bahwa insidens epilepsi menunjukkan

maksimalny adalah 140/85 mmHg

pola

(Giriwijoyo, 2013:13).
Tekanan darah tinggi

bimodal,

puncak

insiden

terdapat pada golongan anak dan
lanjut usia.
Giriwijoyo (2013:127) Epilepsi

10-15

tahun

nilai

yang

terus-menerus menyebabkan jantung
bekerja ekstra keras, akhirnya kondisi

dapat berlangsung dari yang sangat

ini berakibat terjadinya kerusakan

singkat hanya beberapa detik (petit

pada pembuluh darah jantung, ginjal,

mal) sampai kepada prilaku yang

otak

aneh dan

merupakan

otomatik (epilepsy

dan

lobus temporal) atau yang sangat

terjadinya

berat, menyeluruh dengan kejang

jantung.

tonik/klonik sampai tidak sadar dan
terjatuh, yang diikuti dengan fase
pemulihan berupa tidur yang dalam
(grand mal).
Hipertensi, Penyakit darah tinggi

mata.

Penyakit

penyebab
stroke

dan

ini

umum
serangan

Penyakit akut antara lain adalah:
Hepatitis,

Penyakit

hepatitis

merupakan

masalah

kesehatan

masyarakat di dunia termasuk di

atau hipertensi (hypertension) adalah

Indonesia,

suatu keadaan dimana seseorang

Hepatitis

mengalami

Hepatitis A dan E sering muncul

peningkatan

tekanan

yang

terdiri

A,B,C,D
kejadian

dan
luar

dari
E.

darah di atas normal yang ditunjukan

sebagai

biasa,

oleh angka sistolik (bagian atas) dan

ditularkan secara fecal oral dan

biasanya

berhubungan

dengan

darah meningkat dan otomatis

prilaku hidup bersih dan sehat,

kadar gula darah berkurang.
Menurut Sunardi (2012:117)

bersifat akut dan dapat sembuh
dengan baik. Sedangkan hepatitis
B,C, dan D (jarang) ditularkan
secara Parenteral, dapat menjadi
kronis

dan

menimbulkan

ada beberapa macam olahraga
yang bisa dilakukan, antara lain
olahraga dengan intensitas ringan
yaitu berjalan kaki selama 30
menit, olahraga intensita sedang

cirrhosis dan lalu kanker hati.

yaitu jalan cepat selama 20 menit,
Istilah

dipakai

dan olahraga intensitas berat yaitu

untuk semua jenis peradangan

jogging, dengan intesitas 3-4 kali

pada sel-sel hati, yang disebabkan

seminggu.
Selain dengan

oleh

Olahraga

“Hepatitis”

infeksi

(virus,

bakteri,

berolahraga

parasit), obat-obatan, konsumsi

prilaku hidup atau gaya hidup

alkohol, lemak yang berlebih.

sehat

dan

Pengaruh

Terhadap

Penyakit

sangat

diterapkan,
disini

perlu

gaya

yang

untuk

hidup

dimaksud

sehat
adalah

pengaturan pola makan yang
(a) Diabetes, Ada 3 macam

sesuai

pengelolaan

yaitu

Dibawah ini adalah beberapa

dengan mengatur pola makan,

nutrisi khusus untuk penderita

latihan

diabetes : (a) Buncis, terbukti

diabetes,
jasmani,

mengkonsumsi

dan
obat-obat

dengan

kesehatan.

mampu

mengobati

pengendali gula darah secara

karena

didalam

teratur. Yang akan dibahas pada

terkandung

subbab ini adalah pengelolaan

stigmasterol

yang kedua, yaitu latihan jasmani

meningkatkan kadar insulin; (b)

atau berolahraga.

Bawang merah, bawang merah

Pengaruh
kontrol

gula

olahraga

pada

darah

telah

dibuktikan pada beberapa studi.
Menurut

studi-studi

tersebut,

olahraga meningkatkan sensivitas
insulin sehingga ambilan glukosa

diabetes

b-sitosterol
yang

buncis
dan
mampu

sudah lama menjadi favorit dalam
ilmu kedokteran sebagai obat
diabetes.
modernpun

Penelitian-penelitian
memperlihatkan

bahwa bawang merah memiliki
kekuatan menurunkan gula darah.

Bawang

merah

mempunyai

kemampuan

hipoglikemia-

yoga

dan

membantu

meditasi
dalam

ini

bisa

menangani

menurunkan kadar gula aktif-

stress; (d) Teknik Pernapasan,

dengan

propyl

berdasarkan

allicin.

dipublikasikan dalam American

adanya

disulfide

allyl

dan

penelitian

Kesimpulannya adalah apabila

Journal

mengkonsumsi bawang merah,

seseorang dapat mengatur tingkat

senyawa antidiabetes akan segera

tekanan

aktif dan membunuh/menurunkan

memanfaatkan

gula darah.

tekanan alami tubuh.

(b) Hipertensi, Menurut Sunardi

of

yang

Hypertension,

darah

Selain

dengan
“regulator”

olahraga

makanan

(2012:129) ada 4 macam jenis

untuk penderita hipertensi adalah

olaharaga

sebagai berikut: (a)

untuk

penderita

Kedelai,

hipertensi (a) Aerobik, Latihan

kedelai mengandung isoflavon

aerobik berpengaruh besar pada

yang penting untuk menurunkan

level tekanan darah. Aerobik ini

tekanan darah; (b) Alpukat, asam

termasuk berjalan, berlari, hiking¸

oleat

bersepeda dan berenang dengan

membantu mengurangi kolesterol.

intensitas 30 menit dalam satu

Selaim itu kandungan kalium dan

hari, selama satu minggu; (b)

asam folat nya sangat penting

Latihan Beban, meskipun dapat

untuk

menyebabkan lonjakan tekanan

(c)Pisang, selain memiliki kalium

darah secara tiba-tiba, latihan ini

dalam

memiliki jangka manfaat jangka

namun juga dapat menstabilkan

panjang. Intensitas latihan beban

tekanan darah. Jadi makanlah

ini sesuai dengan kemampuan

setidaknya satu pisang setiap hari;

tubuh

dalam

(d) Bayam, magnesium yang

menerima beban yang berlebih;

terkandung dalam bayam dapat

(c) Yoga dan Meditasi, salah satu

menurunkan tekanan darah dan

pemicu

adalah

melindungi dari penyakit jantung.

manajemen stress yang buruk.

(c)Epilepsi, penderita epilepsi tak

Jika saat stress tekanan darah

perlu

cenderung

aktivitas

si

penderita

darah

tinggi

meningkat.

Latihan

dalam

alpukat

kesehatan
jumlah

takut

yang

dalam

sehari-hari.

dapat

jantung;
banyak,

menjalani
Olahraga

pun boleh dilakukan. Hanya saja,

itu , epilepsi juga tidak boleh

tak semua olahraga baik untuk

menjadi

orang dengan epilepsi. Beberapa

berolahraga.

olahraga

membahayakan

sama dengan orang biasa, hanya

penderita epilepsi jika tiba-tiba

saja jenis olahraga yang harus

mengalami kejang. Memang salah

disesuaikan

bisa

satu yang perlu dihindari oleh
pederita

epilepsi

adallah

penghalang

untuk

Aturannya

tetap

Penyakit Akut
Pada dasarnya penyakit akut

kelelahan, karena kelelahan dapat
mencetuskan terjadinya kejang.
Untuk
itu
dianjurkan

merupakan
disebabkan

oleh

virus

yang

berolahraga

menyerang

organ

bagian

tubuh

secara

bertahap,

penyakit

yang

mulailah dengan jalan pagi 15

manusia. Virus menyerang hati akan

menit, bila kejang muncul artinya

menyebabkan

olahraga tersebut tidak dapat

hepatitis, virus menyerang saluran

dilakukan.

tidak

pernafasan akan mengakibatkan flu

dapat

dan demam.

Tetapi

bila

muncul

kejang,

ditingkatkan

olahraga

menjadi

adalah faktor yang sangat penting

dengan waktu yang lebih lama,

bagi

untuk kemudia mencoba olahraga

epilepsi

virus

dan

kembalinya ke aktivitas hendaknya

dokter

secara berangsur- angsur dengan

penderita

memperlihatkan hilangnya gejala-

tiba-tiba,
agar

terhadap

yang

sifatnya

menyarankan

penyembuhan

penyakit-penyakit

lain.
muncul

penyakit

Giriwijoyo (2013:133) Istirahat

lari pagi misalnya atau jalan pagi

Karena

timbul

menghindari

gejala.

aktivitas

Hendaknya

ada

masa

fisik/olahraga yang menggunakan

istirahat yang sering dan beban

alat seperti bersepeda, berenang

kerja hendaknya ringan. Penilaian

juga tidak boleh karena bisa

kembalinya tingkat kebugaran dapat

tenggelam.
Beberapa jenis aktivitas fisik

dilakukan melalui tes nadi istirahat

yang

disarankan

oleh

dokter

adalah seperti yoga, joging, atau
olahraga

permainan

dan nadi pemulihan setelah olahraga

seperti

badminton dan tenis. Oleh karena

Pendekatan
(PBL)

Problem

Based

Learning

Di

Indonesia

kita

pernah

dalam PBM melalui model-model

mengenal sistem belajar siswa aktif

pembelajaran

(CBSA) pada tahun 80-90-an. Lalu

kurikulum 2013, seperti discovery

awal Tahun 2000-an muncul konsep

learning, project based learning

baru

Bebasis

(PjBL), dan problem based learning

Kompetensi (KBK) atau dikenal

(PBL).
Untuk menunjang perkembangan

yaitu

dengan

Kurkulum

KBK

Kurikukulum

2004,

selanjutnya

Tingkat

Satuan

Pendidikan (KTSP) metode yang
dipakai adalah contextual teaching
learning (CTL) yang menyelaraskan
PBM,

dan

sekarang

dengan

munculnya kurikulum baru yaitu
kurikulum

2013

(K13)

lebih

mengutamakan pada metode atau
pendekatan saintifik yang tujuan
utamanya adalah agar PBM lebih
bersifat ilmiah.dengan kebutuhan dan
lingkungan
dengan

sekitarnya.

Kemudian

berkembangnya

sistem

pembelajran didunia pendidikan dan
berubah

menyesuaikan

perkembangan jaman, maka muncul
suatu

sistem

pembelajaran

yang

berbasis problem atau lebih bersifat
ilmiah. Karena itu kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan
ilmiah dalam pembelajaran. Langkahlangkah

pembelajaran

dalam

pendekatan

saintifik

meliputi

pengamatan,

bertanya,

mencoba,

mengolah, menyaji, menalar, dan
mencipta.

Langkah-langkah

pembelajaran tersebut diterapkan ke

yang

ada

dalam

pemahaman peserta didik dalam hal
pemahaman

konsep

dari

materi

pembelajaran Penjasorkes tersebut,
diperlukan alat pembelajaran yang
mampu memberikan pengaruh positif
terhadap

penanaman

pemahaman

peserta didik. Salah satu cara untuk
meningkatkan pemahaman peserta
didik

tersebut,

menerapkan
yang

adalah

model

cocok

dengan

pembelajaran

untuk

merangsang

pemahaman peserta didik. Sehingga,
dengan

menerapkan

pembelajaran

diharapkan

model
pada

akhirnya peserta didik akan mengerti
manfaat dari pengetahuan tentang
pola

hidup

sehat

salah

satunya

pemahaman tentang penyakit kronis ,
akut dan penyakit non akut.
Salah satu model pembelajaran
yang

dianggap

merangsang

mampu

pemahaman

untuk
peserta

didik adalah model pembelajaran
problem

based

learning

(PBL),

karena dalam model pembelajaran
PBL peserta didik ditempatkan pada
situasi yang hampir sama dengan

kehidupan

sehari-hari

lingkungannya.

di

Peserta

didik

pembimbing
Kemudian,

dan

fasilitator.

suasana

pembelajaran

dihadapkan pada suatu masalah, dan

dikondisikan

masalah

kehidupan sehari-hari.
Keuntungan dari

penggunaan

model

PBL

tersebut

dipecahkan

oleh

harus
mereka

bisa
sendiri

sehingga mereka mendapatkan solusi
yang

paling

baik.

Chu

(2008)

menjelaskan “PBL is a studentreal-world

provides

situations

resources,

pembelajaran

diungkap

oleh

situasi

juga

KEMDIKBUD

(2013), yaitu:

centered pedagogical strategy that
poses

seperti

“Dengan

and

PBL

akan

terjadi

pembelajaran bermakna. Peserta

guidance,

didik/mahapeserta

didik

yang

instruction, and opportunities for

belajar

memecahkan

suatu

reflection”.
Kemudian PBL menurut Jones

masalah

maka

akan

menerapkan pengetahuan yang

dan Turner dalam Bethel (2011)

dimilikinya

adalah “an approach to teaching
and

subtle

diperlukan.

tutor

learning

dapat

berhadapan dengan situasi di

PBL menurut Schmidt (2000) adalah
to

Belajar

diperluas ketika peserta didik

critical ways of thinking”. Sedangkan
approach

berusaha

semakin bermakna dan dapat

questioning to facilitate in students

“an

atau

mengetahui pengetahuan yang

which uses realistic, problematic
scenarios

mereka

mana konsep diterapkan”

that
to

Penerapan model pembelajaran

understanding is the ability to ask the

PBL ke dalam PBM penjasorkes

right

diharapkan

presumes

that
questions”.

the

key

Pernyataan-

mampu

pernyataan di atas dapat disimpulkan

peserta

bahwa, model pembelajaran PBL

sebuah pemahaman tentang konsep dan

adalah sebuah model pembelajaran

penegtahuan berdasarkan pengalaman

yang memposisikan peserta didik

langsung dalam dunia nyata atau

sebagai pusat dalam proses belajar

proses pembelajaran. Trial and error

mengajar (PBM) di kelas, setiap

yang dilalui peserta didik merupakan

permasalahan yang mereka hadapi

pengalaman berharga dalam mencari

harus

solusi masalah

dipecahkan

oleh

mereka

sendiri. Peran guru adalah sebagai

KONSEP

didik

untuk

memfasilitasi

PROBLEM

mendapatkan

BASED

LEARNING

is encountered first in the learning

Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) atau Problem Based Learning

process”.
Landasan

teori

PBL

adalah

(PBL) didasarkan pada hasil penelitian

kolaborativisme, suatu pandangan yang

Barrow

(1980,

berpendapat bahwa mahasiswa akan

kali

menyusun pengetahuan degan cara

sekolah

membangun penalaran dari semua

kedokteran di McMaster University

pengetahuan yang sudah dimlikinya

Kanda pada tahun 60-an. PBM sebagai

dan dari semua yang diperoleh sebagai

sebuah

hasil kegiatan berinteraksi dengan

and

Barret,2005)

Tamblyn
dan

pertama

diimplementasikan

pada

pendekatan

pembelajaran

diterapkan dengan alasan bahwa PBM

sesame

sangat

individu.

efektif

untuk

kedokteran

dimana

dihadapkan

pada

sekolah
mahasiswa

Hal

menyiratkan

tersebut

juga

bahwa

proses

permasalahan

pembelajaran berpindah dari transfer

untuk

informasi fasilitator mahasiswa ke

memecahkannya. PBM lebih tepat

proses konstruksi pengetahuan yang

dilaksanakan

dengan

sifatnya social dan individual. Menurut

pendekatan pembelajaran tradisional.

paham kosntruktivisme, manusia hanya

Hal ini dapat dimengerti bahwa para

dapat

dokter

sesuatu yang dikonstruksinya sendiri.

kemudian

dituntut

yang

dibandingkan

nanti

bertugas

pada

memahami

melalui

segala

kenyataannya selalu dihadapkan pada
masalah pasiennya sehingga harus
PBM memiliki gagasan bahwa

mampu menyelesaikannya.
Walaupun pertama dikembangkan
dalam

pembelajaran

di

sekolah

kedokteran tetapi pada perkembangan
selanjutnya

diterapkan

dalan

pembelajaran secara umum. Barrow
(1980, Barret, 2005) mendefinisikan
PBM sebagai “The learning that
results from the process of working
towards

the

understanding

of

a

resolution of a problem. The problem

pembelajaran

dapat

dicapai

jika

kegiatan pendidikan dipusatkan pada
tugas-tugas atau permasalahan yang
otentik, relevan, dan dipresentasikan
dalam suatu konteks. Cara tersebut
bertujuan agar peserta didik memilki
pengalaman
mereka

sebagaimana

hadapi

di

nantinya
kehidupan

profesionalnya. Pengalaman tersebut
sangat penting karena pembelajaran

yang efektif dimulai dari pengalaman

memahami

konkrit.

prasyaratnya, sehingga siswa berusaha

Pertanyaan,

pengalaman,

semua

formulasi, serta penyususan konsep

untuk

tentang pemasalahan yang mereka

sumbernya,

ciptakan sendiri merupkan dasar untuk

informasi lainnya; (d) Learning occurs

pembelajaran.

in small groups, agar terjadi interaksi

Hal itu sesuai dengan pemberian
materi pola hidup sehat yang lebih
tepat sasaran penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik

baik

sendiri
dari

melalui

buku

atau

ilmiah dan tukar pemikiran dalam
usaha membangun pengetahuan secara
kolaborative, maka PBL dilaksakan
dalam kelompok kecil. Kelompok yang
dibuat menuntut pembagian tugas yang

KARAKTERISTIK PBM
Berdasarkan

mencari

pengetahuan

jelas dan penetapan tujuan yang jelas;
yang

(e) Teachers act as facilitators, pada

dikembangkan Barrow, Min Liu (2005)

pelaksanaan PBL, guru hanya berperan

menjelaskan karakteristik dari PBM,

sebagai fasilitator. Namun, walaupun

yaitu: (a) Learning is student centered,

begitu guru harus selalu memantau

proses pembelajaran dalam PBL lebih

perkembangan aktivitas siswa dan

menitikberatkan kepada siswa sebagai

mendorong siswa agar mencapai target

orang belajar. Oleh karena itu, PBL

yang hendak dicapai.

didukung

juga

konstruktivisme

teori

oleh

teori

dimana

siswa

LANGKAH-LANGKAH
BASED LEARNING (PBL)

didorong untuk dapat mengembangkan
pengetahuannya sendiri; (b) Authentic
problems form the organizing focus for
learning,

masalah

yang

disajikan

kepada siswa adalah masalah yang
otentik sehingga siswa mampu dengan
mudah memahami masalah tersebut
serta

dapat

menerapkannya

dalam

kehidupan profesionalnya nanti; (c)
New information is acquired through
self-directed learning, Dalam proses
pemecahan masalah mungkin saja
siswa

belum

mengetahui

dan

PROBLEM

Pelaksanaan PBM memiliki ciri
tersendiri berkaitan dengan langkah
pembelajarannya.
menjelaskan

Barret

(2005)

langkah-langkah

pelaksanaan PBM sebagai berikut: (a)
Siswa diberi permasalahan oleh guru
(atau

permasalahan

diungkap

dari

pengalaman siswa). Dalam hal ini
tentang permasalahan pola hidup sehat
yaitu pengetahuan tentang penyakit
kronis, akut dan non akut yang terjadi
disekitar lingkungan peserta didik; (b)

Siswa

melakukan

diskusi

dalam

Penilaian dalam PBM tentunya

kelompok kecil dan melakukan hal-hal

tidak hanya kepada hasilnya saja tetapi

berikut:

terhadap proses pembelajaran yang

mengklarifikasi

permasalahan

yang

kasus
diberikan,

dilakukan

oleh

mendefinisikan masalah, melakukan

Research

Council

tukar pikiran berdasarkan pengetahuan

Waters and McCracken, -) memberikan

yang mereka miliki, menetapkan hal-

tiga prinsip berkaitan penilaian dalam

hal

PBM, yaitu yang berkaitan dengan

yang

diperlukan

untuk

National

(NRC)

(dalam

menyelesaikan masalah, menetapkan

konten,

hal-hal yang harus dilakukan untuk

kesamaan. Lebih jelasnaya sebagai

menyelesaikan masalah; (c) Siswa

berikut. (a) Konten : penilaian harus

melakukan kajian secara independen

merefleksikan apa yang sangat penting

berkaitan dengan masalah yang harus

untuk dipelajari dan dikuasai oleh

diselesaikan.

dapat

siswa; (b) Proses pembelajaran :

melakukannya dengan cara mencari

penilaian harus sesuai dan diarahkan

sumber di perpustakaan, database,

pada

internet,

Kesamaan

Mereka

sumber

melakukan

personal

observasi;

kembali

kepada

semula

untuk

informasi,

(d)

atau

proses

siswa.

pembelajaran,

proses

pembelajaran;
:

penilaian

dan

(c)
harus

Siswa

menggambarkan kesamaan kesempatan

kelompok

PBM

siswa untuk belajar Oleh karena itu,

melakukan

tukar

menurut

and

McCracken

teman

penilaian yang dilakukan harus dapat :

dalam

menyajikan

situasi

menyelesaikan masalah; (e) Siswa

menyajikan

data

menyajikan

ulang; memberikan peluang pada siswa

sejawat,

pembelajaran

Waters

dan

bekerjasaman
solusi

yang

mereka

secara

otentik;
berulang-

temukan; (f) Siswa dibantu oleh guru

untuk

melakukan evaluasi berkaitan dengan

merefleksi

seluruh kegiatan pembelajaran. Hal ini

kemampuannya sendiri; menyajikan

meliputi sejauh mana pengetahuan

laporan perkembangan kegiatan siswa.

yang
sudah diperoleh oleh siswa serta
bagaiman peran masing-masing siswa
dalam kelompok.
PENILAIAN PADA PBM

Dari

dapat

secara

mengevaluasi
pemahaman

uraian

tersebut

dan
dan

dapat

disimpulkan bahwa penilaian dalam
PBM tidak hanya kepada hasil aakhir
tetapi juga yang tidak kalah pentingnya
adalah penilaian proses. Penilaian ini

bisa didasarkan pada jenis penilaian

Mengamati (Mengorientasi/PBL 1),

otentik (autentic assessment) dimana

(a)Peserta

penilaian difokuskan terhadap proses

penjelasan tentang penyebab penyakit

belajar. Oleh karena itu, peran guru

dan dampk yang ditimbulkan terhadap

dalam proses PBM tidak pasif tetapi

diri sendiri, keluarga dan masyarakat

harus aktif dalam memantau kegiatan

serta cara pencegahan penyakit secara

siswa serta mengontrol agar proses

individu;

pembelajaran berjalan dengan baik.

Menanya (Mengorganisasi/PBL 2) (a)

Sementara

Mengajukan

itu,

untuk

mengetahui

didik

memperhatikan

pertanyaan

permasalah

sejauhmana hasil belajar yang telah

yang dijelaskan guru berkaitan dengan

diperoleh siswa, guru pun perlu untuk

materi dampak penyakit;

mengadakan tes secara individual. Jadi

Mengumpulkan

penialaian dilakukan secara kelompok

(Membimbing/PBL 3)

juga individual.

informasi dari berbagai media tentang

LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PROBLEM BASED
LEARNING PADA MATERI POLA
HIDUP SEHAT
Pendahuluan (20 Menit), (a) Ketua

penyebab
dampak

terjadinya
yang

Mengidentifikasi
penyakit

Informasi

pada

(a) Mencari
penyakit

dan

ditimbulkannya;
berbabagai
usia

(b)

macam

sekola

secara

individu; (c) Mendiskusikan penyebab

kelas menyiapkan siswa duduk rapi

terjadinya penyakit, dan dampak yang

dibangku masing-masing; (b) Berdoa;

ditimbulkam

(c) Presensi; (d)Guru menyampaikan

keluarga dan masyarakat serta cara

tujuan pembelajaran pada pertemuan; (d)

pencegahan

Guru memberikan permainan (games)

menunjukan

kecil;.

kerjasama,

(e)

Guru

menyampaikan

terhadap

diri

penyakit
perilaku
toleransi,

sendiri,
dengan

hidup
disiplin

sehat,
dan

pengorganisasian kelas yaitu: kegiatan

tanggung

pembelajaran akan dilakukan dalam

aktivitas.

bentuk tugas individu, berpasangan dan

Mengasosiasi (Mengembangkan dan

berkelompok; (f) Guru menyampaikan

menyajikan/PBL

stimulant

berupa

Mengidentifikasi penyebab timbulnya

pertanyaan dan juga tayangan film/video

berbagai macam penyakit di lingkungan

berkaitan dengan materi pembelajaran;

sekitar;

kepada

siswa

jawab

selama

4)

melakukan

(a)

Mengkomunikasikan
Kegiatan Inti (85 Menit)

(Menganalisis/PBL

5)

(a)Mempresentasikan

kerja

mendiskusikan dengan kelompoknya untuk

berkaitan

menemukan solusi dari masalah tersebut. Hal

dengan berbagai macam penyakit dan

itu dikarenakan dengan memberikan contoh-

penyebabnya

contoh

kelompo di

hasil

depan kelas
secara

berkelompok

dari

masalah

yang

terjadi

di

dengan menunjukan prilaku disiplin,

lingkungan sekitar maka peserta didik akan

kerjasama,

lebih memahami, dikarenakan peserta didik

toleransi,

dan

tanggung

jawab selama melakukan aktivitas.

merasakan terjun langsung ke dalam masalah

Kegiatan

tersebut

Penutup

(a)Merangkum

(15

dan

Menit)

menyimpulkan

materi pembelajaran secara bersama-

dan

penyampaian

materi

pembelajaran lebih menyenangkan dan tepat
sasaran.

sama; (b)Melakukan refleksi oleh guru
dengan melibatkan peserta didika materi

DAFTAR RUJUKAN

dampak

Barret,

penyakit;

(c)

Memberikan

umpan balik/tanya jawab dan rencana
kegiatan pembelajaran berikutnya; (d)
Guru

mengajak

berdoa

dan

menyampaikan salam;
KESIMPULAN
Dari

pembahasan

diatas

dapat

disimpulkan bahwa perilaku merupakan hasil
dari

segala

pengalaman serta

interaksi

seseorang dengan lingkungannya. Faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku terdiri
personal,
perilakunya
perubahan

dan

situsional.

yaitu,

Bentuk-bentuk

perubahan

terencana,

alamiah,

kesediaan

untuk

berubah. Prilaku itu dapat berubah apabila
kita sebagai pendidik menciptakan
Melalui pendidikan olahraga dan
kesehatan diharapkan penanaman prilaku
budaya hidup sehat dapat tertanam pada diri
peserta didik. Dengan memberi pemahaman
dan contoh masalah yang dekat dengan
kehidupan

sehari-hari

dan

berusaha

Terry (2005). Understanding
Problem Based Learning.

Boyages, dkk. 2009, A-Z
Kesehatan
“Men’s
Andi;Yogyakarta

Panduan
Health”.

Giriwijoyo, dkk. 2013, Ilmu Kesehatan
Olahraga.
Remaja
Rosdakarya;
Bandung
Kemenkes RI, 2012. Jendela Data dan
Informasi Kesehatan
“Penyakit
Tidak
Menular”.
Departemen
Kesehatan; Jakarta.
Miao, Yongwu et.al. (-).PBL-protocols:
Guiding and Controlling Problem
Based
Learning Processes in Virtual
Learning Environment. GMD :
Darmstad.
Notoatmodjo, S.. 2003. Perilaku kesehatan
dan pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S.. 2007. Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S.. 2010. Ilmu perilaku
kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.
Ochieng, Bertha M. N.. 2006. Factors
affecting choice of a healthy

lifestyle: implications for nurses.
British Journal of Community
Nursing . Feb2006, Vol. 11 Issue 2,
p78-81. 4p.
Purwanto, H. 1999. Pengantar Perilaku
Manusi:
Untuk Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Purwanto. 2004, Pendidikan Jasmani Untuk
Penderita Asma. Universitas Negeri
Yogyakarta
P. R. Messent, Carlton B. Cooke and
Jonathon Long. 1999. Primary and
Secondary Barriers To Physically
Active Healthy Lifestyles For Adults
With
Learning
Disabilities.
Disability and Rehabilitation ,
1999 ; vol. 21, no. 9, 409-419
Sudarman. (2007). Problem Based Learning :
Suatu Model Pembelajaran untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan
Kemampuan Memecahkan masalah.

Dalam Jurnal Pendidikan Inovatif
[online], Vol 2 (2), 6
Suliddin Hamidli, Ayşen Yetkin and Yalçın
Yetkin. (2010). The meaning of life:
Health, disease, and the naturopathy.
International Journal of
Physochology and Counselling,
2010; Vol 2(1), 9-16.
Sunardi. 2012, Sehat Itu Pilihan “Gaya
Hidup Sehat Tanpa Repot”. Andi;
Yogyakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Wetherell, M., Taylor, S., & Yates, S.J.
(Eds.). (2001). Discourse theory
and practice. London: SAGE.
Waters, R and McCracken, M.
( -).Assessment and Evaluation In
Problem Based
Learning. Georgia Intitute of
Technoloy : Georgia.