contoh abtrack disertasi doktor doc
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang
pendidikan moral lingkungan, studi makna ritual cukur rambut gimbal dalam
komunitas Muslim Penghayat Kepercayaan Tunggul Sabdo Jati. Untuk maksud
tersebut, penelitian ini untuk memahami makna ritual yang lebih konsepsional, ideide, lambang, konsepsi ketuhanan, konsepsi alam semesta, konsepsi kehidupan, dan
konsep wewarah. Teknik pengumpulan data dengan observasi partisipatif
(participant observation), wawancara mendalam (indepth interview) dan metode
dokumentasi (documentation research) dengan teknis analisis data model interaktif
ala Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi sekaligus menggunakan metode snow ball sampling dari
jumlah subjek yang sedikit dan semakin lama semakin berkembang.
Dari hasil penelitian ditemukan beberapa hal di antaranya adalah dalam ritual
tersebut terdapat unsur-unsur ritual dalam bentuk simbolis yang terwujud dalam
pandangan-pandangan, pengalaman yang ditetapkan ke dalam suatu bentuk yang
dapat dilihat dan dirasakan secara kasad mata, konkret, tindakan-tindakan dalam
menyikapi keberadaan lingkungan, dengan kata lain ritual tersebut merupakan
perwujudan dari cara masyarakat lokal menjalankan agama dan kepercayaannya
berdasarkan cara pandangan mereka sebagai kearifan lokal (local wisdom) yang tidak
dimiliki oleh komunitas lain.
Selain itu, hasil penelitian ini menemukan adanya pola pendidikan moral
lingkungan yang terbangun dalam aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dalam
aspek ontologi terwujud dalam pemahaman, ungkapan perasaan terhadap hal-hal
yang bersifat eksternal di luar diri mereka, sementara landasan epistemologinya
tercermin dalam pengetahuan yang terangkum dalam paugeran, pelanggeran yang
berisi pendidikan moral lingkungan yang dibangun dari spirit ritual cukur rambut
gimbal yang lebih filosofis dengan menonjolkan simbol-simbol berupa sesaji.
Sementara aksiologinya terungkap dalam praktik bercocok tanam dengan pola
tumpang sari dan selalu mengawali bertanam dan masa panen dengan slametan
terlebih dahulu.
Kontribusi disertasi ini dalam bidang keilmuan adalah bahwa orang Islam
yang masih menambah kerohanian dengan menjalankan ajaran penghayat
kepercayaan, mereka lebih kreatif dalam merumuskan moralitas yang lebih praktis
dan operasional. Selain itu, ritual tersebut memiliki fungsi yang lebih luas yaitu
fungsi material, spiritual, sosial, pendidikan moral, reuni, solidaritas sosial dan ikatan
emosional. Fungsi sosial sebuah ritual memiliki peran penting karena dalam ritual
terdapat perjumpaan spiritual yang bersifat vertikal dan horizontal, adanya
kesesuaian antara pemahaman, kesadaran dan tindakan nyata komunitas tersebut
terhadap lingkungan sehingga membentuk sebuah pola pendidikan moral lingkungan
yang dapat dilakukan oleh kebanyakan orang. Meskipun demikian, ritual yang
seharusnya menjadi tuntunan (spiritualitas), dalam praktiknya justru menjadi
tontonan (turisme) semata, bahkan masyarakat tidak lagi menjadi pemilik ritual,
karena sudah disandera oleh aktor-aktor pasar dan pemerintah, yang akhirnya
memisahkan masyarakat dari ritual, demikian pula praktek bisnis dalam ritual seperti
turisme semakin mendangkalkan hakikat ritual tersebut.
Kata kunci: ritual, cukur rambut gimbal, pendidikan moral lingkungan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang
pendidikan moral lingkungan, studi makna ritual cukur rambut gimbal dalam
komunitas Muslim Penghayat Kepercayaan Tunggul Sabdo Jati. Untuk maksud
tersebut, penelitian ini untuk memahami makna ritual yang lebih konsepsional, ideide, lambang, konsepsi ketuhanan, konsepsi alam semesta, konsepsi kehidupan, dan
konsep wewarah. Teknik pengumpulan data dengan observasi partisipatif
(participant observation), wawancara mendalam (indepth interview) dan metode
dokumentasi (documentation research) dengan teknis analisis data model interaktif
ala Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi sekaligus menggunakan metode snow ball sampling dari
jumlah subjek yang sedikit dan semakin lama semakin berkembang.
Dari hasil penelitian ditemukan beberapa hal di antaranya adalah dalam ritual
tersebut terdapat unsur-unsur ritual dalam bentuk simbolis yang terwujud dalam
pandangan-pandangan, pengalaman yang ditetapkan ke dalam suatu bentuk yang
dapat dilihat dan dirasakan secara kasad mata, konkret, tindakan-tindakan dalam
menyikapi keberadaan lingkungan, dengan kata lain ritual tersebut merupakan
perwujudan dari cara masyarakat lokal menjalankan agama dan kepercayaannya
berdasarkan cara pandangan mereka sebagai kearifan lokal (local wisdom) yang tidak
dimiliki oleh komunitas lain.
Selain itu, hasil penelitian ini menemukan adanya pola pendidikan moral
lingkungan yang terbangun dalam aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dalam
aspek ontologi terwujud dalam pemahaman, ungkapan perasaan terhadap hal-hal
yang bersifat eksternal di luar diri mereka, sementara landasan epistemologinya
tercermin dalam pengetahuan yang terangkum dalam paugeran, pelanggeran yang
berisi pendidikan moral lingkungan yang dibangun dari spirit ritual cukur rambut
gimbal yang lebih filosofis dengan menonjolkan simbol-simbol berupa sesaji.
Sementara aksiologinya terungkap dalam praktik bercocok tanam dengan pola
tumpang sari dan selalu mengawali bertanam dan masa panen dengan slametan
terlebih dahulu.
Kontribusi disertasi ini dalam bidang keilmuan adalah bahwa orang Islam
yang masih menambah kerohanian dengan menjalankan ajaran penghayat
kepercayaan, mereka lebih kreatif dalam merumuskan moralitas yang lebih praktis
dan operasional. Selain itu, ritual tersebut memiliki fungsi yang lebih luas yaitu
fungsi material, spiritual, sosial, pendidikan moral, reuni, solidaritas sosial dan ikatan
emosional. Fungsi sosial sebuah ritual memiliki peran penting karena dalam ritual
terdapat perjumpaan spiritual yang bersifat vertikal dan horizontal, adanya
kesesuaian antara pemahaman, kesadaran dan tindakan nyata komunitas tersebut
terhadap lingkungan sehingga membentuk sebuah pola pendidikan moral lingkungan
yang dapat dilakukan oleh kebanyakan orang. Meskipun demikian, ritual yang
seharusnya menjadi tuntunan (spiritualitas), dalam praktiknya justru menjadi
tontonan (turisme) semata, bahkan masyarakat tidak lagi menjadi pemilik ritual,
karena sudah disandera oleh aktor-aktor pasar dan pemerintah, yang akhirnya
memisahkan masyarakat dari ritual, demikian pula praktek bisnis dalam ritual seperti
turisme semakin mendangkalkan hakikat ritual tersebut.
Kata kunci: ritual, cukur rambut gimbal, pendidikan moral lingkungan