ANALYSIS OF FACTORS EFFECTING THE PERFORMANCE OF DRUG SWALLOWING CONTROL (PMO) IN ASSISTING PATIENTS WITH PULMONARY TUBERCULOSIS IN THE WORK AREA OF KAMONJI COMMUNITY HEALTH CENTER PALU YEARS 2012-2013 | Nurani | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2

Mei 2015

ANALYSIS OF FACTORS EFFECTING THE PERFORMANCE OF DRUG
SWALLOWING CONTROL (PMO) IN ASSISTING PATIENTS WITH
PULMONARY TUBERCULOSIS IN THE WORK AREA OF KAMONJI
COMMUNITY HEALTH CENTER PALU YEARS 2012-2013
Faramita Nurani*, Andriana Daud Laratu**
*Medical Student, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
**Academic Lecturer, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
ABSTRACT
Background: Pulmonary Tuberculosis (Lungs TB) is chronically infected disease caused
by Mycobacterium tuberculosis. Since the year 1994 Lungs TB curing programs in
Indonesia have already reffered to the Directly Observed Treatment Short Course Strategy
(DOTS) program based on WHO recommendations. Out of DOTS’s five main key
strategies, political commitment, medicine distribution, case detection, recording and
reporting have been conducted. It is only the surveillance by PMO which is still hard to
control due to varies PMO performances. This study aims to analyze factors related to the
performances of PMO in assisting Lungs TB patients in the work area of Kamonji
Community Health Center years 2012-2013.

Method: This study uses a cross-sectional design with the amount of subjects studied as
much as 30 patients and the sampling method used was purposive sampling. Data sources
originated from medical records and data gained from interviews. Then tested by chisquare test with the alternative of fisher test.
Results: Results of study show two variables having significant relationships namely
variable experience of PMO informed of the Lungs TB with p=0,01 and PMO behavior
with p=0,02 and variables which do not have any relationships which are, home
environment, income, age, attitude and level of education with p>0,05.
Conclusion: There are two variables which have significant relationships which are
variable experience of PMO informed of the Lungs TB with PMO behavior and 5 variables
which do not have any relationships which are home environment, income, age, attitude
and level of education.
Keywords: PMO, Lungs TB, and Performance

58

Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis

Of Factors Effecting The Performance ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2


Mei 2015

ABSTRAK
LatarBelakang : Tuberkulosis paru (TB paru) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Semenjak tahun 1994 program pengobatan
TB di Indonesia sudah mengacu pada program Directly Observed Treatment Short Course
Strategy (DOTS) yang didasarkan pada rekomendasi WHO. Dari 5 kunci pokok strategi
DOTS, komitmen politik, distribusi obat, deteksi kasus, pencatatan dan pelaporan sudah
dilaksanakan. Hanya saja pengawasan oleh PMO yang masih susah dikendalikan akibat
kinerja PMO yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor
yang berhubungan dengan kinerja PMO dalam mendampingi penderita TB paru di wilayah
kerja Puskesmas Kamonji tahun 2012-2013.
Metode : Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah subjek yang
diteliti sebanyak 30 penderita dan metode pengambilan sampel yang digunakan ialah
purposive sampling. Sumber data berasal dari rekam medis dan data yang diperoleh dari
wawancara. Kemudian diuji dengan uji chi-square dengan alternatifnya yaitu uji fisher.
Hasil : Hasil penelitian menunjukan 2 variabel mempunyai hubungan bermakna yaitu
variable pengalaman PMO mendapat informasi mengenai TB dengan p=0,01 dan perilaku
PMO dengan p=0,02 serta 5 variabel tidak mempunyai hubungan yaitu tempat tinggal,

pendapatan, umur, sikap dan tingkat pendidikan PMO dengan nilai p>0,05.
Kesimpulan : Terdapat 2 variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna yaitu
pengalaman PMO mendapat informasi dan perilaku PMO serta 5 variabel tidak
mempunyai hubungan yaitu tempat tinggal, pendapatan, umur, sikap dan tingkat
pendidikan PMO.
Kata kunci : PMO, TB paru dan Kinerja.

PENDAHULUAN

merupakan masalah utama kesehatan

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu

masyarakat.

masalah kesehatan yang harus dihadapi

Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di

masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB


dunia setelah India dan Cina dengan

menyebabkan hampir 2 juta kematian,

jumlah pasien sekitar 10% dari total

dan diperkirakan saat ini sekitar sepertiga

jumlah pasien TB di dunia [1]. Data

penduduk dunia telah terinfeksi kuman

profil Kesehatan Indonesia (2011).

Jumlah

pasien

TB


di

TB, yang mungkin akan berkembang
menjadi penyakit TB di masa datang.
(WHO,
59

2006).

Di

Indonesia,

TB

Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis

Of Factors Effecting The Performance ...


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2

Mei 2015

menunjukkan bahwa case detection rate

mempengaruhi

(CDR) TB paru di Indonesia mencapai

mendampingi pasien TB paru di Wilayah

82,2%, angka ini telah mencapai target

kerja Puskesmas Kamonji Kota Palu

nasional yaitu 70%. Namun, untuk

tahun 2012-2013.


Sulawesi

Tengah

masih

mencapai

50,53% untuk capaian program pada
tahun 2011 sedangkan CDR untuk kota
Palu sendiri menurut data dari Profil
Kesehatan Sulawesi Tengah (2009 dan
2010) sebesar >70% [2].
Semenjak

tahun

1994

program


pengobatan TB di Indonesia sudah
mengacu

pada

program

Observed

Treatment

Short

Directly
Course

Strategy (DOTS) yang didasarkan pada
rekomendasi WHO. [1]. Dari 5 kunci
pokok strategi DOTS, komitmen politik,

distribusi obat, deteksi kasus, pencatatan
dan pelaporan sudah dilaksanakan. Hanya
saja pengawasan oleh PMO yang masih
susah dikendalikan akibat kinerja PMO
yang berbeda-beda. Selain itu belum
adanya perkumpulan PMO yang sudah
terlatih . Pemilihan Puskesmas Kamonji
Kota Palu sebagai tempat penelitian
didasari karena tingginya angka kejadian
TB Paru. Keadaan tersebut di atas
menarik

untuk

menganalisis
60

dikaji

faktor-faktor


kinerja

PMO

dalam

METODE
Pelaksanaan

penelitian

menganalisis

kinerja

ini

PMO


yaitu
dengan

melihat rekam medis dari penderita TB
paru untuk mencari alamat PMO dan
status pengobatan penderita kemudian
melakukan wawancara kepada PMO
terkait kinerjanya. Pengambilan sampel
dengan menggunakan metode purposive
sampling , besarnya sampel yang telah
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria
eklusi yaitu sebesar 30 sampel. Terdapat
7 variabel penelitian yaitu tempat tinggal,
umur, pendapatan, tingkat pendidikan,
pengalaman

PMO

mendapatkan

informasi tentang TB paru, sikap dan
perilaku PMO sebagai variabel bebas
serta kinerja PMO sebagai variabel
terikat. Olahan data ini dilakukan dengan
cara editing, coding, entry dan tabulating,
dengan penggunaan software SPSS versi
17. Uji hipotesis atau analisis

dengan
yang

Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis

Of Factors Effecting The Performance ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2

Mei 2015

bivariat menggunakan uji chi square

(66,7%). Sementara itu, PMO yang

namun karena tidak memenuhi syarat

rentang umurnya berada dikisaran 46-65

maka alternatifnya yaitu uji fisher.

tahun

Waktu penelitian dilakukan pada bulan

berjumlah 1 orang (4,8%) dan yang tidak

Februari-Maret 2014 untuk melakukan

berhasil sebanyak 3 orang (33,3%). Dari

uji validitas kuesioner di Puskesmas

hasil uji fisher menunjukkan tidak adanya

Siranindi.

selesai

hubungan antara umur PMO dengan

diujikan, kemudian dilanjutkan dengan

status pengobatan penderita TB paru di

melakukan penelitian pada bulan April-

wilayah

Juni 2014 di Puskesmas Kamonji.

dengan nilai p 0,06.

Setelah

kuesioner

dan

pengobatannya

kerja

Puskesmas

berhasil

Kamonji

HASIL

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa

PMO yang pendidkan terakhirnya adalah

PMO yang rentang umurnya berada

Sekolah

dikisaran 12-25 tahun dan pengobatannya

berhasil berjumlah 2 orang (9,5%) dan

berhasil berjumlah 1 orang (4,8%) dan

yang tidak berhasil sebanyak 4 orang

tidak ada PMO yang pada rentang umur

(44,4%).

tersebut

pengobatan

terakhirnya adalah Sekolah Menegah

penderitas TB paru yang tidak berhasil.

Pertama dan pengobatannya berhasil

PMO yang rentang umurnya berada

berjumlah 8 orang (38,1%) dan yang

dikisaran 26-45 tahun dan pengobatannya

tidak berhasil sebanyak 2 orang (22,2%).

berhasil berjumlah 19 orang (90,5%) dan

PMO yang pendidkan terakhirnya adalah

yang tidak berhasil sebanyak 6 orang

Sekolah

61

dengan

status

Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis

Dasar

PMO

dan

pengobatannya

yang

Menengah

pendidkan

Atas

dan

Of Factors Effecting The Performance ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2

Mei 2015

pengobatannya berhasil berjumlah 4orang

orang (77,8%). Dari hasil uji fisher

(19%) dan yang tidak berhasil sebanyak 1

menunjukkan adanya hubungan antara

orang (11,1%). Sementara itu, PMO yang

pengalaman

pendidkan terakhirnya adalah Perguruan

pelatihan

Tinggi

penderita TB paru di wilayah kerja

dan

pengobatannya

berhasil

berjumlah 7 orang (33,3%) dan yang

PMO

dengan

dalam
status

mengikuti
pengobatan

Puskesmas Kamonji dengan nilai p 0,01.

tidak berhasil sebanyak 2 orang (22,2%).
Dari hasil uji fisher menunjukkan tidak
adanya

hubungan

pendidikan

PMO

antara

tingkat

dengan

status

pengobatan penderita TB paru di wilayah
kerja Puskesmas Kamonji dengan nilai p
0,22.

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
PMO

berpendapatan

rendah

dan

pengobatannya berhasil berjumlah 14
orang (66,7%) dan pengobatannya tidak
berhasil berjumlah 7 orang (77,8%).
Sementara itu, PMO yang berpendapatan
tinggi

dan

pengobatannya

berhasil

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa

berjumlah

PMO yang pernah mengikuti pelatihan

pengobatannya tidak berhasil berjumlah 2

dan pengobatannya berhasil berjumlah 15

orang (22,2%). Dari hasil uji fisher

orang (71,4%) dan pengobatannya tidak

menunjukkan tidak adanya hubungan

berhasil berjumlah 2 orang (22,2%).

antara pendapatan PMO dengan status

Sementara itu, PMO yang tidak pernah

pengobatan penderita TB paru di wilayah

mengikuti pelatihan dan pengobatannya

kerja Puskesmas Kamonji dengan nilai p

berhasil berjumlah 6 orang (28,6%) dan

0,44.

7

orang

(33,3%)

dan

pengobatannya tidak berhasil berjumlah 7
62

Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis

Of Factors Effecting The Performance ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2

Mei 2015

berhasil berjumlah 5 orang (55,6%).
Sementara itu, perilaku PMO kurang
selama mendampingi penderita TB paru
dan pengobatannya berhasil berjumlah
1orang (4,8%) dan pengobatannya tidak
berhasil berjumlah 2 orang (22,2%). Dari
Dari

tabel

PMO

hasil uji fisher menunjukkan adanya

menunjukkan sikap yang positif . Karena

hubungan antara perilaku PMO selama

tidak adanya PMO yang bersikap negatif

mendampingi pendertia TB paru dengan

sehingga tidak ada pembanding untuk

status pengobatan penderita TB paru di

menunjukkan hubungan antara variabel

wilayah

terikat

dengan nilai p 0,02.

yaitu

diatas

kinerja

semua

PMO

(status

kerja

Puskesmas

Kamonji

pengobatan) dan variabel bebasnya.
PEMBAHASAN
Untuk variabel yang pertama diteliti yaitu
tempat tinggal PMO dengan penderita
didapatkan

untuk

hasil

uji

statistik

dengan menggunakan uji fisher, yaitu
nilai p=0,67 (nilai p >0,05) artinya tidak
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
perilaku PMO baik selama mendampingi
penderita TB paru dan pengobatannya
berhasil berjumlah 18 orang (85,7%) dan
pengobatannya tidak berhasil berjumlah 2
orang (22,2%). Perilaku PMO cukup

ada hubungan yang bermakna antara
tempat tinggal PMO dan kinerja PMO
dalam mendampingi penderita TB paru.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat
Nomi Andita Puri[3] yang menyatakan
bahwa :

selama mendampingi penderita TB paru
dan pengobatannya berhasil berjumlah 2
orang (9,5%) dan pengobatannya tidak
63

Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis

Of Factors Effecting The Performance ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2

Mei 2015

Kinerja PMO dipengaruhi hubungan

Pada variabel kedua yaitu hubungan

keluarga dan tempat tinggalnya serumah

umur

dengan

yang

mendapatkan hasil uji statistik dengan

ditunjuk/ditugaskan menjadi PMO adalah

nilai p=0,06 (nilai p>0,05) artinya tidak

orang yang mempunyai pengetahuan

ada hubungan antara umur PMO dengan

yang baik tentang penyakit TB paru dan

kinerja sebagai seorang PMO dalam

masih mempunyai hubungan keluarga

mendampingi penderita TB paru. Secara

dengan penderita TB paru serta serumah

teori menurut Notoatmodjo[4], tidak ada

sehingga PMO dapat dengan mudah

batasan

mengawasi penderita saat minum obat.

penderita TB paru, yang terpenting PMO

Menurut

nasional

dapat melakukan pengawasan terhadap

yang

penderita TB paru pada saat menelan

diterbitkan oleh Departemen Kesehatan

obatnya. Umur merupakan salah satu

tahun 2007[1], menguraikan beberapa

faktor

persyaratan untuk menjadi seorang PMO,

kematangan seseorang ,baik kematangan

yaitu sebagai berikut :

fisik,

a. Seseorang yang dikenal, dipercaya dan

mempengaruhi baik tidaknya seseorang

penderita.

Orang

pedoman

penanggulangan

TB

paru

PMO

umur

yang

psikis

dengan

untuk

dapat

dan

kinernya

menjadi

PMO

menggambarkan

sosial,yaitu

umur

disetujui, baik oleh petugas kesehatan

pada proses belajar mengajar.

maupun

Hasil uji fisher untuk variabel pendidikan

pasien,

selain

itu

harus

disegani dan dihormati oleh pasien.

PMO dengan kinerjanya menunjukkan

b. Seseorang yang tinggal dekat dengan

nilai p=0,22 (nilai p>0,05) artinya tidak
ada hubungan antara kedua variabel.

pasien.
c. Bersedia membantu pasien dengan

oleh

sukarela.
d. Bersedia dilatih dan atau mendapat
penyuluhan

Tidak seperti teori yang dikemukakan

bersama-sama

dengan

pasien.

Bagoes

Widjanarto[5]

tentang

pendidikan PMO, bahwa hal ini dapat
mempengaruhi
tentang

materi

tingkat

pengetahuan

pelayanan

dan

pengawasan penderita TB paru. Semakin
tinggi pendidikan PMO maka semakin
64

Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis

Of Factors Effecting The Performance ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2

Mei 2015

pengetahuannya,

Hasil uji statistik untuk variabel kelima

sehingga secara tidak langsung juga akan

yaitu tingkat pendapatan PMO dengan

mempengaruhi terjadinya praktik PMO

kinerja didapatkan nilai p=0,44 (nilai

terhadap penderita TB paru. Untuk

p>0,05) artinya tidak ada hubungan yang

variabel keempat yaitu pengalaman PMO

bermakna

dalam

PMO

tinggi

pula

tingkat

mencari

informasi

atau

tentang

mendapatkan

TB

paru

dengan

antara

tingkat

dengan

mendampingi

pendapatan

kinerja

penderita

TB

paru.

kinerjanya didapatkan hasil uji statistik

Menurut

dengan nilai p=0,01(nilai p