ANALYSIS OF FACTORS EFFECTING THE PERFORMANCE OF DRUG SWALLOWING CONTROL (PMO) IN ASSISTING PATIENTS WITH PULMONARY TUBERCULOSIS IN THE WORK AREA OF KAMONJI COMMUNITY HEALTH CENTER PALU YEARS 2012-2013 | Nurani | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
ANALYSIS OF FACTORS EFFECTING THE PERFORMANCE OF DRUG
SWALLOWING CONTROL (PMO) IN ASSISTING PATIENTS WITH
PULMONARY TUBERCULOSIS IN THE WORK AREA OF KAMONJI
COMMUNITY HEALTH CENTER PALU YEARS 2012-2013
Faramita Nurani*, Andriana Daud Laratu**
*Medical Student, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
**Academic Lecturer, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
ABSTRACT
Background: Pulmonary Tuberculosis (Lungs TB) is chronically infected disease caused
by Mycobacterium tuberculosis. Since the year 1994 Lungs TB curing programs in
Indonesia have already reffered to the Directly Observed Treatment Short Course Strategy
(DOTS) program based on WHO recommendations. Out of DOTS’s five main key
strategies, political commitment, medicine distribution, case detection, recording and
reporting have been conducted. It is only the surveillance by PMO which is still hard to
control due to varies PMO performances. This study aims to analyze factors related to the
performances of PMO in assisting Lungs TB patients in the work area of Kamonji
Community Health Center years 2012-2013.
Method: This study uses a cross-sectional design with the amount of subjects studied as
much as 30 patients and the sampling method used was purposive sampling. Data sources
originated from medical records and data gained from interviews. Then tested by chisquare test with the alternative of fisher test.
Results: Results of study show two variables having significant relationships namely
variable experience of PMO informed of the Lungs TB with p=0,01 and PMO behavior
with p=0,02 and variables which do not have any relationships which are, home
environment, income, age, attitude and level of education with p>0,05.
Conclusion: There are two variables which have significant relationships which are
variable experience of PMO informed of the Lungs TB with PMO behavior and 5 variables
which do not have any relationships which are home environment, income, age, attitude
and level of education.
Keywords: PMO, Lungs TB, and Performance
58
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
ABSTRAK
LatarBelakang : Tuberkulosis paru (TB paru) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Semenjak tahun 1994 program pengobatan
TB di Indonesia sudah mengacu pada program Directly Observed Treatment Short Course
Strategy (DOTS) yang didasarkan pada rekomendasi WHO. Dari 5 kunci pokok strategi
DOTS, komitmen politik, distribusi obat, deteksi kasus, pencatatan dan pelaporan sudah
dilaksanakan. Hanya saja pengawasan oleh PMO yang masih susah dikendalikan akibat
kinerja PMO yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor
yang berhubungan dengan kinerja PMO dalam mendampingi penderita TB paru di wilayah
kerja Puskesmas Kamonji tahun 2012-2013.
Metode : Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah subjek yang
diteliti sebanyak 30 penderita dan metode pengambilan sampel yang digunakan ialah
purposive sampling. Sumber data berasal dari rekam medis dan data yang diperoleh dari
wawancara. Kemudian diuji dengan uji chi-square dengan alternatifnya yaitu uji fisher.
Hasil : Hasil penelitian menunjukan 2 variabel mempunyai hubungan bermakna yaitu
variable pengalaman PMO mendapat informasi mengenai TB dengan p=0,01 dan perilaku
PMO dengan p=0,02 serta 5 variabel tidak mempunyai hubungan yaitu tempat tinggal,
pendapatan, umur, sikap dan tingkat pendidikan PMO dengan nilai p>0,05.
Kesimpulan : Terdapat 2 variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna yaitu
pengalaman PMO mendapat informasi dan perilaku PMO serta 5 variabel tidak
mempunyai hubungan yaitu tempat tinggal, pendapatan, umur, sikap dan tingkat
pendidikan PMO.
Kata kunci : PMO, TB paru dan Kinerja.
PENDAHULUAN
merupakan masalah utama kesehatan
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu
masyarakat.
masalah kesehatan yang harus dihadapi
Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di
masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB
dunia setelah India dan Cina dengan
menyebabkan hampir 2 juta kematian,
jumlah pasien sekitar 10% dari total
dan diperkirakan saat ini sekitar sepertiga
jumlah pasien TB di dunia [1]. Data
penduduk dunia telah terinfeksi kuman
profil Kesehatan Indonesia (2011).
Jumlah
pasien
TB
di
TB, yang mungkin akan berkembang
menjadi penyakit TB di masa datang.
(WHO,
59
2006).
Di
Indonesia,
TB
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
menunjukkan bahwa case detection rate
mempengaruhi
(CDR) TB paru di Indonesia mencapai
mendampingi pasien TB paru di Wilayah
82,2%, angka ini telah mencapai target
kerja Puskesmas Kamonji Kota Palu
nasional yaitu 70%. Namun, untuk
tahun 2012-2013.
Sulawesi
Tengah
masih
mencapai
50,53% untuk capaian program pada
tahun 2011 sedangkan CDR untuk kota
Palu sendiri menurut data dari Profil
Kesehatan Sulawesi Tengah (2009 dan
2010) sebesar >70% [2].
Semenjak
tahun
1994
program
pengobatan TB di Indonesia sudah
mengacu
pada
program
Observed
Treatment
Short
Directly
Course
Strategy (DOTS) yang didasarkan pada
rekomendasi WHO. [1]. Dari 5 kunci
pokok strategi DOTS, komitmen politik,
distribusi obat, deteksi kasus, pencatatan
dan pelaporan sudah dilaksanakan. Hanya
saja pengawasan oleh PMO yang masih
susah dikendalikan akibat kinerja PMO
yang berbeda-beda. Selain itu belum
adanya perkumpulan PMO yang sudah
terlatih . Pemilihan Puskesmas Kamonji
Kota Palu sebagai tempat penelitian
didasari karena tingginya angka kejadian
TB Paru. Keadaan tersebut di atas
menarik
untuk
menganalisis
60
dikaji
faktor-faktor
kinerja
PMO
dalam
METODE
Pelaksanaan
penelitian
menganalisis
kinerja
ini
PMO
yaitu
dengan
melihat rekam medis dari penderita TB
paru untuk mencari alamat PMO dan
status pengobatan penderita kemudian
melakukan wawancara kepada PMO
terkait kinerjanya. Pengambilan sampel
dengan menggunakan metode purposive
sampling , besarnya sampel yang telah
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria
eklusi yaitu sebesar 30 sampel. Terdapat
7 variabel penelitian yaitu tempat tinggal,
umur, pendapatan, tingkat pendidikan,
pengalaman
PMO
mendapatkan
informasi tentang TB paru, sikap dan
perilaku PMO sebagai variabel bebas
serta kinerja PMO sebagai variabel
terikat. Olahan data ini dilakukan dengan
cara editing, coding, entry dan tabulating,
dengan penggunaan software SPSS versi
17. Uji hipotesis atau analisis
dengan
yang
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
bivariat menggunakan uji chi square
(66,7%). Sementara itu, PMO yang
namun karena tidak memenuhi syarat
rentang umurnya berada dikisaran 46-65
maka alternatifnya yaitu uji fisher.
tahun
Waktu penelitian dilakukan pada bulan
berjumlah 1 orang (4,8%) dan yang tidak
Februari-Maret 2014 untuk melakukan
berhasil sebanyak 3 orang (33,3%). Dari
uji validitas kuesioner di Puskesmas
hasil uji fisher menunjukkan tidak adanya
Siranindi.
selesai
hubungan antara umur PMO dengan
diujikan, kemudian dilanjutkan dengan
status pengobatan penderita TB paru di
melakukan penelitian pada bulan April-
wilayah
Juni 2014 di Puskesmas Kamonji.
dengan nilai p 0,06.
Setelah
kuesioner
dan
pengobatannya
kerja
Puskesmas
berhasil
Kamonji
HASIL
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
PMO yang pendidkan terakhirnya adalah
PMO yang rentang umurnya berada
Sekolah
dikisaran 12-25 tahun dan pengobatannya
berhasil berjumlah 2 orang (9,5%) dan
berhasil berjumlah 1 orang (4,8%) dan
yang tidak berhasil sebanyak 4 orang
tidak ada PMO yang pada rentang umur
(44,4%).
tersebut
pengobatan
terakhirnya adalah Sekolah Menegah
penderitas TB paru yang tidak berhasil.
Pertama dan pengobatannya berhasil
PMO yang rentang umurnya berada
berjumlah 8 orang (38,1%) dan yang
dikisaran 26-45 tahun dan pengobatannya
tidak berhasil sebanyak 2 orang (22,2%).
berhasil berjumlah 19 orang (90,5%) dan
PMO yang pendidkan terakhirnya adalah
yang tidak berhasil sebanyak 6 orang
Sekolah
61
dengan
status
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Dasar
PMO
dan
pengobatannya
yang
Menengah
pendidkan
Atas
dan
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
pengobatannya berhasil berjumlah 4orang
orang (77,8%). Dari hasil uji fisher
(19%) dan yang tidak berhasil sebanyak 1
menunjukkan adanya hubungan antara
orang (11,1%). Sementara itu, PMO yang
pengalaman
pendidkan terakhirnya adalah Perguruan
pelatihan
Tinggi
penderita TB paru di wilayah kerja
dan
pengobatannya
berhasil
berjumlah 7 orang (33,3%) dan yang
PMO
dengan
dalam
status
mengikuti
pengobatan
Puskesmas Kamonji dengan nilai p 0,01.
tidak berhasil sebanyak 2 orang (22,2%).
Dari hasil uji fisher menunjukkan tidak
adanya
hubungan
pendidikan
PMO
antara
tingkat
dengan
status
pengobatan penderita TB paru di wilayah
kerja Puskesmas Kamonji dengan nilai p
0,22.
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
PMO
berpendapatan
rendah
dan
pengobatannya berhasil berjumlah 14
orang (66,7%) dan pengobatannya tidak
berhasil berjumlah 7 orang (77,8%).
Sementara itu, PMO yang berpendapatan
tinggi
dan
pengobatannya
berhasil
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
berjumlah
PMO yang pernah mengikuti pelatihan
pengobatannya tidak berhasil berjumlah 2
dan pengobatannya berhasil berjumlah 15
orang (22,2%). Dari hasil uji fisher
orang (71,4%) dan pengobatannya tidak
menunjukkan tidak adanya hubungan
berhasil berjumlah 2 orang (22,2%).
antara pendapatan PMO dengan status
Sementara itu, PMO yang tidak pernah
pengobatan penderita TB paru di wilayah
mengikuti pelatihan dan pengobatannya
kerja Puskesmas Kamonji dengan nilai p
berhasil berjumlah 6 orang (28,6%) dan
0,44.
7
orang
(33,3%)
dan
pengobatannya tidak berhasil berjumlah 7
62
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
berhasil berjumlah 5 orang (55,6%).
Sementara itu, perilaku PMO kurang
selama mendampingi penderita TB paru
dan pengobatannya berhasil berjumlah
1orang (4,8%) dan pengobatannya tidak
berhasil berjumlah 2 orang (22,2%). Dari
Dari
tabel
PMO
hasil uji fisher menunjukkan adanya
menunjukkan sikap yang positif . Karena
hubungan antara perilaku PMO selama
tidak adanya PMO yang bersikap negatif
mendampingi pendertia TB paru dengan
sehingga tidak ada pembanding untuk
status pengobatan penderita TB paru di
menunjukkan hubungan antara variabel
wilayah
terikat
dengan nilai p 0,02.
yaitu
diatas
kinerja
semua
PMO
(status
kerja
Puskesmas
Kamonji
pengobatan) dan variabel bebasnya.
PEMBAHASAN
Untuk variabel yang pertama diteliti yaitu
tempat tinggal PMO dengan penderita
didapatkan
untuk
hasil
uji
statistik
dengan menggunakan uji fisher, yaitu
nilai p=0,67 (nilai p >0,05) artinya tidak
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
perilaku PMO baik selama mendampingi
penderita TB paru dan pengobatannya
berhasil berjumlah 18 orang (85,7%) dan
pengobatannya tidak berhasil berjumlah 2
orang (22,2%). Perilaku PMO cukup
ada hubungan yang bermakna antara
tempat tinggal PMO dan kinerja PMO
dalam mendampingi penderita TB paru.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat
Nomi Andita Puri[3] yang menyatakan
bahwa :
selama mendampingi penderita TB paru
dan pengobatannya berhasil berjumlah 2
orang (9,5%) dan pengobatannya tidak
63
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
Kinerja PMO dipengaruhi hubungan
Pada variabel kedua yaitu hubungan
keluarga dan tempat tinggalnya serumah
umur
dengan
yang
mendapatkan hasil uji statistik dengan
ditunjuk/ditugaskan menjadi PMO adalah
nilai p=0,06 (nilai p>0,05) artinya tidak
orang yang mempunyai pengetahuan
ada hubungan antara umur PMO dengan
yang baik tentang penyakit TB paru dan
kinerja sebagai seorang PMO dalam
masih mempunyai hubungan keluarga
mendampingi penderita TB paru. Secara
dengan penderita TB paru serta serumah
teori menurut Notoatmodjo[4], tidak ada
sehingga PMO dapat dengan mudah
batasan
mengawasi penderita saat minum obat.
penderita TB paru, yang terpenting PMO
Menurut
nasional
dapat melakukan pengawasan terhadap
yang
penderita TB paru pada saat menelan
diterbitkan oleh Departemen Kesehatan
obatnya. Umur merupakan salah satu
tahun 2007[1], menguraikan beberapa
faktor
persyaratan untuk menjadi seorang PMO,
kematangan seseorang ,baik kematangan
yaitu sebagai berikut :
fisik,
a. Seseorang yang dikenal, dipercaya dan
mempengaruhi baik tidaknya seseorang
penderita.
Orang
pedoman
penanggulangan
TB
paru
PMO
umur
yang
psikis
dengan
untuk
dapat
dan
kinernya
menjadi
PMO
menggambarkan
sosial,yaitu
umur
disetujui, baik oleh petugas kesehatan
pada proses belajar mengajar.
maupun
Hasil uji fisher untuk variabel pendidikan
pasien,
selain
itu
harus
disegani dan dihormati oleh pasien.
PMO dengan kinerjanya menunjukkan
b. Seseorang yang tinggal dekat dengan
nilai p=0,22 (nilai p>0,05) artinya tidak
ada hubungan antara kedua variabel.
pasien.
c. Bersedia membantu pasien dengan
oleh
sukarela.
d. Bersedia dilatih dan atau mendapat
penyuluhan
Tidak seperti teori yang dikemukakan
bersama-sama
dengan
pasien.
Bagoes
Widjanarto[5]
tentang
pendidikan PMO, bahwa hal ini dapat
mempengaruhi
tentang
materi
tingkat
pengetahuan
pelayanan
dan
pengawasan penderita TB paru. Semakin
tinggi pendidikan PMO maka semakin
64
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
pengetahuannya,
Hasil uji statistik untuk variabel kelima
sehingga secara tidak langsung juga akan
yaitu tingkat pendapatan PMO dengan
mempengaruhi terjadinya praktik PMO
kinerja didapatkan nilai p=0,44 (nilai
terhadap penderita TB paru. Untuk
p>0,05) artinya tidak ada hubungan yang
variabel keempat yaitu pengalaman PMO
bermakna
dalam
PMO
tinggi
pula
tingkat
mencari
informasi
atau
tentang
mendapatkan
TB
paru
dengan
antara
tingkat
dengan
mendampingi
pendapatan
kinerja
penderita
TB
paru.
kinerjanya didapatkan hasil uji statistik
Menurut
dengan nilai p=0,01(nilai p
Mei 2015
ANALYSIS OF FACTORS EFFECTING THE PERFORMANCE OF DRUG
SWALLOWING CONTROL (PMO) IN ASSISTING PATIENTS WITH
PULMONARY TUBERCULOSIS IN THE WORK AREA OF KAMONJI
COMMUNITY HEALTH CENTER PALU YEARS 2012-2013
Faramita Nurani*, Andriana Daud Laratu**
*Medical Student, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
**Academic Lecturer, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
ABSTRACT
Background: Pulmonary Tuberculosis (Lungs TB) is chronically infected disease caused
by Mycobacterium tuberculosis. Since the year 1994 Lungs TB curing programs in
Indonesia have already reffered to the Directly Observed Treatment Short Course Strategy
(DOTS) program based on WHO recommendations. Out of DOTS’s five main key
strategies, political commitment, medicine distribution, case detection, recording and
reporting have been conducted. It is only the surveillance by PMO which is still hard to
control due to varies PMO performances. This study aims to analyze factors related to the
performances of PMO in assisting Lungs TB patients in the work area of Kamonji
Community Health Center years 2012-2013.
Method: This study uses a cross-sectional design with the amount of subjects studied as
much as 30 patients and the sampling method used was purposive sampling. Data sources
originated from medical records and data gained from interviews. Then tested by chisquare test with the alternative of fisher test.
Results: Results of study show two variables having significant relationships namely
variable experience of PMO informed of the Lungs TB with p=0,01 and PMO behavior
with p=0,02 and variables which do not have any relationships which are, home
environment, income, age, attitude and level of education with p>0,05.
Conclusion: There are two variables which have significant relationships which are
variable experience of PMO informed of the Lungs TB with PMO behavior and 5 variables
which do not have any relationships which are home environment, income, age, attitude
and level of education.
Keywords: PMO, Lungs TB, and Performance
58
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
ABSTRAK
LatarBelakang : Tuberkulosis paru (TB paru) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Semenjak tahun 1994 program pengobatan
TB di Indonesia sudah mengacu pada program Directly Observed Treatment Short Course
Strategy (DOTS) yang didasarkan pada rekomendasi WHO. Dari 5 kunci pokok strategi
DOTS, komitmen politik, distribusi obat, deteksi kasus, pencatatan dan pelaporan sudah
dilaksanakan. Hanya saja pengawasan oleh PMO yang masih susah dikendalikan akibat
kinerja PMO yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor
yang berhubungan dengan kinerja PMO dalam mendampingi penderita TB paru di wilayah
kerja Puskesmas Kamonji tahun 2012-2013.
Metode : Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah subjek yang
diteliti sebanyak 30 penderita dan metode pengambilan sampel yang digunakan ialah
purposive sampling. Sumber data berasal dari rekam medis dan data yang diperoleh dari
wawancara. Kemudian diuji dengan uji chi-square dengan alternatifnya yaitu uji fisher.
Hasil : Hasil penelitian menunjukan 2 variabel mempunyai hubungan bermakna yaitu
variable pengalaman PMO mendapat informasi mengenai TB dengan p=0,01 dan perilaku
PMO dengan p=0,02 serta 5 variabel tidak mempunyai hubungan yaitu tempat tinggal,
pendapatan, umur, sikap dan tingkat pendidikan PMO dengan nilai p>0,05.
Kesimpulan : Terdapat 2 variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna yaitu
pengalaman PMO mendapat informasi dan perilaku PMO serta 5 variabel tidak
mempunyai hubungan yaitu tempat tinggal, pendapatan, umur, sikap dan tingkat
pendidikan PMO.
Kata kunci : PMO, TB paru dan Kinerja.
PENDAHULUAN
merupakan masalah utama kesehatan
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu
masyarakat.
masalah kesehatan yang harus dihadapi
Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di
masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB
dunia setelah India dan Cina dengan
menyebabkan hampir 2 juta kematian,
jumlah pasien sekitar 10% dari total
dan diperkirakan saat ini sekitar sepertiga
jumlah pasien TB di dunia [1]. Data
penduduk dunia telah terinfeksi kuman
profil Kesehatan Indonesia (2011).
Jumlah
pasien
TB
di
TB, yang mungkin akan berkembang
menjadi penyakit TB di masa datang.
(WHO,
59
2006).
Di
Indonesia,
TB
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
menunjukkan bahwa case detection rate
mempengaruhi
(CDR) TB paru di Indonesia mencapai
mendampingi pasien TB paru di Wilayah
82,2%, angka ini telah mencapai target
kerja Puskesmas Kamonji Kota Palu
nasional yaitu 70%. Namun, untuk
tahun 2012-2013.
Sulawesi
Tengah
masih
mencapai
50,53% untuk capaian program pada
tahun 2011 sedangkan CDR untuk kota
Palu sendiri menurut data dari Profil
Kesehatan Sulawesi Tengah (2009 dan
2010) sebesar >70% [2].
Semenjak
tahun
1994
program
pengobatan TB di Indonesia sudah
mengacu
pada
program
Observed
Treatment
Short
Directly
Course
Strategy (DOTS) yang didasarkan pada
rekomendasi WHO. [1]. Dari 5 kunci
pokok strategi DOTS, komitmen politik,
distribusi obat, deteksi kasus, pencatatan
dan pelaporan sudah dilaksanakan. Hanya
saja pengawasan oleh PMO yang masih
susah dikendalikan akibat kinerja PMO
yang berbeda-beda. Selain itu belum
adanya perkumpulan PMO yang sudah
terlatih . Pemilihan Puskesmas Kamonji
Kota Palu sebagai tempat penelitian
didasari karena tingginya angka kejadian
TB Paru. Keadaan tersebut di atas
menarik
untuk
menganalisis
60
dikaji
faktor-faktor
kinerja
PMO
dalam
METODE
Pelaksanaan
penelitian
menganalisis
kinerja
ini
PMO
yaitu
dengan
melihat rekam medis dari penderita TB
paru untuk mencari alamat PMO dan
status pengobatan penderita kemudian
melakukan wawancara kepada PMO
terkait kinerjanya. Pengambilan sampel
dengan menggunakan metode purposive
sampling , besarnya sampel yang telah
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria
eklusi yaitu sebesar 30 sampel. Terdapat
7 variabel penelitian yaitu tempat tinggal,
umur, pendapatan, tingkat pendidikan,
pengalaman
PMO
mendapatkan
informasi tentang TB paru, sikap dan
perilaku PMO sebagai variabel bebas
serta kinerja PMO sebagai variabel
terikat. Olahan data ini dilakukan dengan
cara editing, coding, entry dan tabulating,
dengan penggunaan software SPSS versi
17. Uji hipotesis atau analisis
dengan
yang
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
bivariat menggunakan uji chi square
(66,7%). Sementara itu, PMO yang
namun karena tidak memenuhi syarat
rentang umurnya berada dikisaran 46-65
maka alternatifnya yaitu uji fisher.
tahun
Waktu penelitian dilakukan pada bulan
berjumlah 1 orang (4,8%) dan yang tidak
Februari-Maret 2014 untuk melakukan
berhasil sebanyak 3 orang (33,3%). Dari
uji validitas kuesioner di Puskesmas
hasil uji fisher menunjukkan tidak adanya
Siranindi.
selesai
hubungan antara umur PMO dengan
diujikan, kemudian dilanjutkan dengan
status pengobatan penderita TB paru di
melakukan penelitian pada bulan April-
wilayah
Juni 2014 di Puskesmas Kamonji.
dengan nilai p 0,06.
Setelah
kuesioner
dan
pengobatannya
kerja
Puskesmas
berhasil
Kamonji
HASIL
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
PMO yang pendidkan terakhirnya adalah
PMO yang rentang umurnya berada
Sekolah
dikisaran 12-25 tahun dan pengobatannya
berhasil berjumlah 2 orang (9,5%) dan
berhasil berjumlah 1 orang (4,8%) dan
yang tidak berhasil sebanyak 4 orang
tidak ada PMO yang pada rentang umur
(44,4%).
tersebut
pengobatan
terakhirnya adalah Sekolah Menegah
penderitas TB paru yang tidak berhasil.
Pertama dan pengobatannya berhasil
PMO yang rentang umurnya berada
berjumlah 8 orang (38,1%) dan yang
dikisaran 26-45 tahun dan pengobatannya
tidak berhasil sebanyak 2 orang (22,2%).
berhasil berjumlah 19 orang (90,5%) dan
PMO yang pendidkan terakhirnya adalah
yang tidak berhasil sebanyak 6 orang
Sekolah
61
dengan
status
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Dasar
PMO
dan
pengobatannya
yang
Menengah
pendidkan
Atas
dan
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
pengobatannya berhasil berjumlah 4orang
orang (77,8%). Dari hasil uji fisher
(19%) dan yang tidak berhasil sebanyak 1
menunjukkan adanya hubungan antara
orang (11,1%). Sementara itu, PMO yang
pengalaman
pendidkan terakhirnya adalah Perguruan
pelatihan
Tinggi
penderita TB paru di wilayah kerja
dan
pengobatannya
berhasil
berjumlah 7 orang (33,3%) dan yang
PMO
dengan
dalam
status
mengikuti
pengobatan
Puskesmas Kamonji dengan nilai p 0,01.
tidak berhasil sebanyak 2 orang (22,2%).
Dari hasil uji fisher menunjukkan tidak
adanya
hubungan
pendidikan
PMO
antara
tingkat
dengan
status
pengobatan penderita TB paru di wilayah
kerja Puskesmas Kamonji dengan nilai p
0,22.
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
PMO
berpendapatan
rendah
dan
pengobatannya berhasil berjumlah 14
orang (66,7%) dan pengobatannya tidak
berhasil berjumlah 7 orang (77,8%).
Sementara itu, PMO yang berpendapatan
tinggi
dan
pengobatannya
berhasil
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
berjumlah
PMO yang pernah mengikuti pelatihan
pengobatannya tidak berhasil berjumlah 2
dan pengobatannya berhasil berjumlah 15
orang (22,2%). Dari hasil uji fisher
orang (71,4%) dan pengobatannya tidak
menunjukkan tidak adanya hubungan
berhasil berjumlah 2 orang (22,2%).
antara pendapatan PMO dengan status
Sementara itu, PMO yang tidak pernah
pengobatan penderita TB paru di wilayah
mengikuti pelatihan dan pengobatannya
kerja Puskesmas Kamonji dengan nilai p
berhasil berjumlah 6 orang (28,6%) dan
0,44.
7
orang
(33,3%)
dan
pengobatannya tidak berhasil berjumlah 7
62
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
berhasil berjumlah 5 orang (55,6%).
Sementara itu, perilaku PMO kurang
selama mendampingi penderita TB paru
dan pengobatannya berhasil berjumlah
1orang (4,8%) dan pengobatannya tidak
berhasil berjumlah 2 orang (22,2%). Dari
Dari
tabel
PMO
hasil uji fisher menunjukkan adanya
menunjukkan sikap yang positif . Karena
hubungan antara perilaku PMO selama
tidak adanya PMO yang bersikap negatif
mendampingi pendertia TB paru dengan
sehingga tidak ada pembanding untuk
status pengobatan penderita TB paru di
menunjukkan hubungan antara variabel
wilayah
terikat
dengan nilai p 0,02.
yaitu
diatas
kinerja
semua
PMO
(status
kerja
Puskesmas
Kamonji
pengobatan) dan variabel bebasnya.
PEMBAHASAN
Untuk variabel yang pertama diteliti yaitu
tempat tinggal PMO dengan penderita
didapatkan
untuk
hasil
uji
statistik
dengan menggunakan uji fisher, yaitu
nilai p=0,67 (nilai p >0,05) artinya tidak
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
perilaku PMO baik selama mendampingi
penderita TB paru dan pengobatannya
berhasil berjumlah 18 orang (85,7%) dan
pengobatannya tidak berhasil berjumlah 2
orang (22,2%). Perilaku PMO cukup
ada hubungan yang bermakna antara
tempat tinggal PMO dan kinerja PMO
dalam mendampingi penderita TB paru.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat
Nomi Andita Puri[3] yang menyatakan
bahwa :
selama mendampingi penderita TB paru
dan pengobatannya berhasil berjumlah 2
orang (9,5%) dan pengobatannya tidak
63
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
Kinerja PMO dipengaruhi hubungan
Pada variabel kedua yaitu hubungan
keluarga dan tempat tinggalnya serumah
umur
dengan
yang
mendapatkan hasil uji statistik dengan
ditunjuk/ditugaskan menjadi PMO adalah
nilai p=0,06 (nilai p>0,05) artinya tidak
orang yang mempunyai pengetahuan
ada hubungan antara umur PMO dengan
yang baik tentang penyakit TB paru dan
kinerja sebagai seorang PMO dalam
masih mempunyai hubungan keluarga
mendampingi penderita TB paru. Secara
dengan penderita TB paru serta serumah
teori menurut Notoatmodjo[4], tidak ada
sehingga PMO dapat dengan mudah
batasan
mengawasi penderita saat minum obat.
penderita TB paru, yang terpenting PMO
Menurut
nasional
dapat melakukan pengawasan terhadap
yang
penderita TB paru pada saat menelan
diterbitkan oleh Departemen Kesehatan
obatnya. Umur merupakan salah satu
tahun 2007[1], menguraikan beberapa
faktor
persyaratan untuk menjadi seorang PMO,
kematangan seseorang ,baik kematangan
yaitu sebagai berikut :
fisik,
a. Seseorang yang dikenal, dipercaya dan
mempengaruhi baik tidaknya seseorang
penderita.
Orang
pedoman
penanggulangan
TB
paru
PMO
umur
yang
psikis
dengan
untuk
dapat
dan
kinernya
menjadi
PMO
menggambarkan
sosial,yaitu
umur
disetujui, baik oleh petugas kesehatan
pada proses belajar mengajar.
maupun
Hasil uji fisher untuk variabel pendidikan
pasien,
selain
itu
harus
disegani dan dihormati oleh pasien.
PMO dengan kinerjanya menunjukkan
b. Seseorang yang tinggal dekat dengan
nilai p=0,22 (nilai p>0,05) artinya tidak
ada hubungan antara kedua variabel.
pasien.
c. Bersedia membantu pasien dengan
oleh
sukarela.
d. Bersedia dilatih dan atau mendapat
penyuluhan
Tidak seperti teori yang dikemukakan
bersama-sama
dengan
pasien.
Bagoes
Widjanarto[5]
tentang
pendidikan PMO, bahwa hal ini dapat
mempengaruhi
tentang
materi
tingkat
pengetahuan
pelayanan
dan
pengawasan penderita TB paru. Semakin
tinggi pendidikan PMO maka semakin
64
Faramita Nurani & Andriana Daud, Analysis
Of Factors Effecting The Performance ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.2
Mei 2015
pengetahuannya,
Hasil uji statistik untuk variabel kelima
sehingga secara tidak langsung juga akan
yaitu tingkat pendapatan PMO dengan
mempengaruhi terjadinya praktik PMO
kinerja didapatkan nilai p=0,44 (nilai
terhadap penderita TB paru. Untuk
p>0,05) artinya tidak ada hubungan yang
variabel keempat yaitu pengalaman PMO
bermakna
dalam
PMO
tinggi
pula
tingkat
mencari
informasi
atau
tentang
mendapatkan
TB
paru
dengan
antara
tingkat
dengan
mendampingi
pendapatan
kinerja
penderita
TB
paru.
kinerjanya didapatkan hasil uji statistik
Menurut
dengan nilai p=0,01(nilai p