DESCRIPTION OF SMOKING BEHAVIOR IN PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS AT THE PUBLIC HEALTH CENTER LAANTULA JAYA 2014-2015 | Ahmad | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9286 30342 1 PB
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
DESCRIPTION OF SMOKING BEHAVIOR IN PULMONARY TUBERCULOSIS
PATIENTS AT THE PUBLIC HEALTH CENTER LAANTULA JAYA 2014-2015
Tasrif Ahmad*, Indah P. Kiay Demak**
*Medical Student, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
**Department of Laboratory Skill, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
ABSTRACT
Background : It is estimated that around one third of the world's population has been
infected by Mycobacterium tuberculosis. In developing countries TB cases estimated to be
around 95% and 98% of TB deaths worldwide occur in developing countries. Cigarettes
and tobacco consumption is one of the major risk factor for the occurrence of various
diseases. Data showed the world tobacco epidemic tobacco kills more than 5 million
people each year.
Methods : descriptive study with retrospective approach to determine the smoking
behavior in patients with tuberculosis. The population in this study are patients with
pulmonary TB who went to public health centers Laantula Jaya period January 2014 September 2016 with a sample of 33 people. Sample selection method is purposive
sampling.
Results : The statistical results processed by SPSS 21.0. Results showed 33 samples
obtained from 20 (60.6%) of smokers and 13 people (39.4%) non-smokers. Of overall
smokers based on the frequency of smoking 16 people (80%) smoked every day, and 4
(20%) smoked occasionally. Based on the long smoking 3 people (15%) 5-10 years of
smoking, 8 (40%) of 10-20 years, and 9 (45%)> 20 years of smoking. Based on the number
of cigarettes consumed 2 (10%)> 5 stems, 4 (20%) of 5-10 stems, 14 (70%) of 10-20 stems.
Based on the type of cigarettes consumed 16 (80%) cigarette filters and 4 (20%) nonfiter
cigarettes. Based on the first cigarette consumption in the morning after waking up 2
people (10%)> 5 minutes, 1 (5%) 6-30 minutes. 14 people (70%) 31-60 minutes and 3
(15%).> 60 minutes.
Keywords: Tuberculosis, M. Tuberculosis, Cigarettes, Smoking
41
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
ABSTRAK
Latar Belakang: Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh
Mycobacterium Tuberculosis. Di negara-negara berkembang kasus Tuberkulosis
diperkirakan sekitar 95% dan 98% kematian akibat TB di dunia terjadi di negara-negara
berkembang. Konsumsi rokok dan tembakau merupakan salah satu faktor resiko utama
terjadinya berbagai penyakit. Data epidemi tembakau dunia menunjukkan tembakau telah
membunuh lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya.
Metode: Jenis Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif untuk
mengetahui perilaku merokok pada pasien Tuberkulosis. Populasi pada penelitian ini
adalah pasien Tuberkulosis Paru yang berobat ke Puskemas Laantula Jaya Periode Januari
2014 – September 2016 dengan jumlah sampel 33 orang. Metode pemilihan sampel adalah
purposive sampling.
Hasil: Hasil statistik diolah dengan SPSS 21.0. Hasil menunjukkan dari 33 sampel
didapatkan 20 orang (60,6%) perokok dan 13 orang (39,4%) bukan perokok. Dari
keseluruhan perokok berdasarkan frekuensi merokok 16 orang (80%) merokok setiap hari
dan 4 orang (20%) merokok kadang-kadang. Berdasarkan lama merokok 3 orang (15%) 510 tahun merokok, 8 orang (40%) 10-20 tahun dan 9 orang (45%) >20 tahun merokok.
Berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi 2 orang (10%) >5 batang, 4 orang (20%) 5-10
batang, 14 orang (70%) 10-20 batang. Berdasarkan jenis rokok yang dikonsumsi 16 orang
(80%) rokok filter dan 4 orang (20%) rokok nonfiter. Berdasarkan konsumsi rokok
pertama di pagi hari setelah bangun tidur 2 orang (10%) >5 menit, 1 orang (5%) 6-30
menit. 14 orang (70%) 31-60 menit dan 3 orang (15%) .>60 menit.
Kata Kunci : Tuberkulosis Paru, M. Tuberkulosis, Rokok, Merokok
42
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Di Puskesmas Laantula Jaya pada
PENDAHULUAN
Diperkirakan
sekitar
sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi oleh
Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun
1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB
baru dan 3 juta kematian akibat TB
diseluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus
TB dan 98% kematian akibat TB didunia,
terjadi pada negara-negara berkembang.
Demikian juga, kematian wanita akibat
TB lebih banyak dari pada kematian
karena kehamilan, persalinan dan nifas.[1]
Menurut
WHO
(2013),
Indonesia
menempati urutan ke 4 di dunia untuk
jumlah kasus TB dengan angka kejadian
antara 0,4-0,5 juta setelah India, China
dan Afrika selatan.[2]
Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Kabupaten
Morowali
pada
triwulan
pertama tahun 2014 jumlah kasus TB
BTA positif yang diobati sebanyak 50
penderita terdiri dari laki-laki 36 orang
dan
perempuan
kesembuhan
di
14
orang
Kabupaten
dengan
Morowali
mencapai 50 penderita atau 100 % terdiri
dari laki-laki 36 (100%) dan perempuan
[3]
14 (100%).
Mei 2017
tahun 2014 kasus baru TB berjumlah 11
orang. Terdiri Dari 9 laki-laki dan 2
Perempuan.[4]
Konsumsi
rokok
dan
tembakau
merupakan salah satu faktor resiko utama
terjadinya berbagai penyakit. Menurut
WHO rokok adalah pembunuh yang akrab
di sekeliling kita, karena setiap 6 detik,
satu orang meninggal akibat merokok.
Rokok membunuh separuh dari masa
hidup perokok, dan separuh perokok mati
pada usia 35 sampai dengan 69 tahun.
Data
epidemi
tembakau
di
dunia
menunjukkan tembakau membunuh lebih
dari lima juta orang setiap tahunnya. Jika
hal ini berlanjut terus maka diproyeksikan
akan terjadi 10 juta kematian pada tahun
2020, dengan 70% kematian terjadi di
negara sedang berkembang.[5]
Global Youth Tobacco Survey (GYTS)
Indonesia tahun 2006 melaporkan lebih
dari 1/3 (37,3%) pelajar biasa merokok,
anak laki-laki lebih tinggi dari perempuan,
yaitu pada anak laki-laki sebesar 61,3%
sedangkan pada anak perempuan sebesar
15,5%.[5]
Berdasarkan Laporan Global Adult
Tobacco Survey (GATS) Indonesia tahun
43
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
2011 sebanyak 67,4% laki-laki dewasa
Kabupaten Morowali yang melingkupi 9
merokok sedangkan perempuan
desa
merokok
yang
sebanyak 4,5% dan sebanyak
yaitu
Desa
Sampeantaba,
Puntari
Laantula
Makmur,
Jaya,
Bumi
51,3% orang dewasa yang bekerja dalam
Harapan,
ruangan (14,6 juta) terpapar asap rokok di
Solonsa Jaya dan Solonsa. Penelitian ini
tempat kerja, 78,4% (133,3 juta) terpapar
dilaksanakan pada bulan November tahun
asapa rokok di rumah dan 85,4% (44,0
2015.
Emea,
Ungkaya,
Moahino,
juta) orang yang mengunjungi restoran
Pengambilan data dilakukan dengan
terpapar asap rokok. Serta 86,0% orang
data sekunder dari dinas kesehatan dan
dewasa yang merokok dipercaya dapat
puskesmas setempat serta data primer
menyebabkan penyakit yang serius.[5]
dengan
Berdasarkan data di atas, peneliti
tertarik
untuk
melakukan
penelitian
wawancara
langsung
menggunakan kuesioner yang berisi 9
pertanyaan tentang perilaku merokok.
“bagaimana gambaran perilaku merokok
Pengolahan
dengan kejadian tuberkulosis paru di
bantuan aplikasi software SPSS 21.0.
wilayah kerja Puskesmas Laantulajaya
Morowali tahun 2014.”
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
data
dilakukan
dengan
HASIL
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden Di Wilayah
Kerja Puskesmas Laantula Jaya
Morowali Tahun 2014-2015
deskriptif dengan pendekatan retrospektif
untuk mengetahui perilaku merokok pada
Karakteristik
pasien Tuberkulosis Paru di wilayah kerja
Jenis kelamin :
Laki-laki
Perempuan
Total
Umur :
11-30
31-50
51-70
>70
Puskesmas Laantula Jaya 2014-2015.
Teknik
pengumpulan
sampel
dengan
menggunakan purposive sampling.
Lokasi
penelitian
dilaksanakan
di
wilayah kerja puskesmas Laantula Jaya
Morowali,
44
Kecamatan
Wita
Ponda
Jumlah
(Orang)
Presentase
(%)
22
11
33
66,7
33,3
100
4
15
13
1
12,1
45,5
39,4
3,0
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Total
Pendidikan
Terakhir :
SD
SMP
SMA
S1
Total
Alamat(Desa) :
Puntari
Makmur
Sampeantaba
Laantula Jaya
Bumi Harapan
Emea
Ungkaya
Moahino
Solonsa Jaya
33
100
18
5
9
1
54,5
15,2
27,3
3,0
terbanyak umur 31-50 tahun yaitu 15
orang (45,5%). Berdasarkan pendidikan
yang terbanyak adalah SD yaitu 18 orang
(54,5%).
tingal
Berdasarkan
yang
terbanyak
alamat
tempat
adalah
desa
33
100
Laantula Jaya yaitu 7 orang (21,2%).
2
4
7
2
3
4
6
4
6,1
12,1
21,2
6,1
9,1
12,1
18,2
12,1
Berdasarkan pekerjaan yang terbanyak
Karakterist Jumlah(Oran Presenta
ik
g)
se (%)
Alamat
(Desa) :
1
3,0
Solonsa
Total
33
100
Pekerjaan :
Wiraswasta
6
18,2
Tani
21
63,6
Nelayan
2
6,1
Guru
1
3,0
Tidak
3
9,1
bekerja
Total
33
100
Sumber : Data Primer (Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 1 di atas, distribusi
dari responden berdasarkan jenis kelamin
terbanyak
laki-laki
(66,7%).
Berdasarkan
45
Mei 2017
yaitu
22
orang
umur
yang
adalah tani yaitu 21 orang (63,6%).
Tabel 2. Gamabaran Perilaku Merokok
Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di
Wilayah Kerja Puskesmas Laantula
Jaya Morowali Tahun 2014-2015
Perilaku
Merokok
Perilaku
Merokok:
Perokok
Bukan
Perokok
Total
Frekuensi
Merokok:
Setiap Hari
Kadangkadang
Total
Perilaku
Merokok
Lama
Merokok:
5-10 Tahun
10-20 Tahun
>20 Tahun
Total
Jumlah
Rokok:
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
20
13
60,6
39,4
33
100
16
4
80,0
20,0
20
Jumlah
(Orang)
100
Persentase
(%)
3
8
9
15,0
40,0
45,0
20
100
2
10,0
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
20
tahun
Berdasarkan
yaitu
9
jumlah
orang
(45%).
rokok
yang
dikonsumsi lebih banyak perokok yang
dose
response
untuk
menyebabkan
gangguan kesehatan/penyakit, lebih lama
merokok dijalani, labih banyak batang
rokok
setiap
harinya,
lebih
dalam
menghisap asap rokoknya, maka lebih
tinggi resiko untuk mendapatkan penyakit
akibat rokok. Menurut Adiatma (2003,
Dalam Purnamasari, 2010) kebiasaan
merokok dapat menyebabkan rusaknya
pertahanan paru serta merusak mekanisme
mucociliary clearance, selain itu asap
mengonsumsi 10-20 batang perhari yaitu
46
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
rokok juga akan meningkatkan airway
hari toksin dari kandungan asap rokok
resistance serta permeabilitas epitel paru
akan lebih cepat menumpuk dibandingkan
dan
perokok yang merokok kadang-kadang.
merusak
gerak
silia,
makrofag
dan
Secara teoritis beberapa zat kimia dalam
antiprotease.
rokok bersifat kumulatif dan suatu saat
Semakin lama seseorang merokok maka
dosis racunnya akan mencapai titik toksin
akan
sehingga mulai kelihatan gejala yang
meningkatkan
sintesis
menurunkan
produksi
semakin
elastase
beresiko
terkena
TB
[6][7]
ditimbulkannya, selain itu kandungan
Paru.
Perokok akan mengalami gejala klinis
yang
lebih
berat
dibanding
bukan
racun dari asap rokok yang dihisap setiap
hari
akan
tertimbun
dalam
tubuh,
perokok. Merokok dapat mempengaruhi
sedangkan tubuh sama sekali tidak dapat
perkembengan lesi tuberkulosis, pada
menghilangkan pengaruh nikotin dalam
perokok cenderung lebih banyak terbentuk
jumlah sekecil apapun.[9]
kavitas dan lebih menambah kehebatan
penyakit
walaupun
demikian
diagnostiknya lebih lambat. Karena batuk
kronik dan flek paru akibat rokok sulit
dibedakan dengan akibat tuberculosis.[8]
c. Lama Merokok
Dari hasil penelitian diperoleh lama
merokok pada penderita TB Paru tidak
jauh
berbeda,
perkok
yang
telah
menghisap rokok lebih dari 20 tahun
b. Frekuensi Merokok
sebanyak 9 orang (45%), 10-20 tahun 8
Dari hasil penelitian diperoleh jumlah
orang (40%) dan 5-10 tahun 3 orang
pasien TB Paru perokok yang menghisap
(15%). Firdaus (2010) rokok mempunyai
rokok setiap hari sebanyak 16 orang
doseresponse
(80%)
menghisap
muda usia merokok, akan semakin besar
rokok tidak setiap hari/kadang-kadang
pengaruhnya terserang penyakit salah
sebanyak 4 orang (20%). Menurut Wuaten
satunya
(2010) Dalam tubuh seorang perokok
bertambah
yang memiliki frekuensi merokok setiap
banyaknya merokok dan umur awal
47
sedangkan
sisanya
TB
effect,
paru.
artinya
Resiko
berhubungan
semakin
kematian
dengan
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
orang
(20%).
Mei 2017
merokok yang lebih dini. Dampak rokok
4
Penggunaan
filter
akan terasa setelah 10-20 tahun pasca
berpengaruh terhadap kejadian TB paru,
digunakan.[10]
penelitian yang dilakukan Purnamasari
(2010) menyebutkan perokok non filter
lebih beresiko mengalami kejadian TB
d. Jumlah Rokok
Dari hasil penelitian diperoleh pasien
TB Paru perokok mayoritas menghisap
rokok 10-20 batang per hari yakni
sebanyak 14 orang (70%), diikuti yang
menghisap rokok 5-10 batang per hari
sebanyak 4 orang (20%) dan 10 batang dalam sehari akan
pagi hari 6-30 menit setelah bangun tidur
merasakan dampak yang ditimbulkan
yaitu sebanyak 14 orang (70%) sisanya
lebih cepat dibandingkan orang yang
kurang dari 5 menit setelah bangun 3
merokok
Mei 2017
DESCRIPTION OF SMOKING BEHAVIOR IN PULMONARY TUBERCULOSIS
PATIENTS AT THE PUBLIC HEALTH CENTER LAANTULA JAYA 2014-2015
Tasrif Ahmad*, Indah P. Kiay Demak**
*Medical Student, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
**Department of Laboratory Skill, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
ABSTRACT
Background : It is estimated that around one third of the world's population has been
infected by Mycobacterium tuberculosis. In developing countries TB cases estimated to be
around 95% and 98% of TB deaths worldwide occur in developing countries. Cigarettes
and tobacco consumption is one of the major risk factor for the occurrence of various
diseases. Data showed the world tobacco epidemic tobacco kills more than 5 million
people each year.
Methods : descriptive study with retrospective approach to determine the smoking
behavior in patients with tuberculosis. The population in this study are patients with
pulmonary TB who went to public health centers Laantula Jaya period January 2014 September 2016 with a sample of 33 people. Sample selection method is purposive
sampling.
Results : The statistical results processed by SPSS 21.0. Results showed 33 samples
obtained from 20 (60.6%) of smokers and 13 people (39.4%) non-smokers. Of overall
smokers based on the frequency of smoking 16 people (80%) smoked every day, and 4
(20%) smoked occasionally. Based on the long smoking 3 people (15%) 5-10 years of
smoking, 8 (40%) of 10-20 years, and 9 (45%)> 20 years of smoking. Based on the number
of cigarettes consumed 2 (10%)> 5 stems, 4 (20%) of 5-10 stems, 14 (70%) of 10-20 stems.
Based on the type of cigarettes consumed 16 (80%) cigarette filters and 4 (20%) nonfiter
cigarettes. Based on the first cigarette consumption in the morning after waking up 2
people (10%)> 5 minutes, 1 (5%) 6-30 minutes. 14 people (70%) 31-60 minutes and 3
(15%).> 60 minutes.
Keywords: Tuberculosis, M. Tuberculosis, Cigarettes, Smoking
41
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
ABSTRAK
Latar Belakang: Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh
Mycobacterium Tuberculosis. Di negara-negara berkembang kasus Tuberkulosis
diperkirakan sekitar 95% dan 98% kematian akibat TB di dunia terjadi di negara-negara
berkembang. Konsumsi rokok dan tembakau merupakan salah satu faktor resiko utama
terjadinya berbagai penyakit. Data epidemi tembakau dunia menunjukkan tembakau telah
membunuh lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya.
Metode: Jenis Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif untuk
mengetahui perilaku merokok pada pasien Tuberkulosis. Populasi pada penelitian ini
adalah pasien Tuberkulosis Paru yang berobat ke Puskemas Laantula Jaya Periode Januari
2014 – September 2016 dengan jumlah sampel 33 orang. Metode pemilihan sampel adalah
purposive sampling.
Hasil: Hasil statistik diolah dengan SPSS 21.0. Hasil menunjukkan dari 33 sampel
didapatkan 20 orang (60,6%) perokok dan 13 orang (39,4%) bukan perokok. Dari
keseluruhan perokok berdasarkan frekuensi merokok 16 orang (80%) merokok setiap hari
dan 4 orang (20%) merokok kadang-kadang. Berdasarkan lama merokok 3 orang (15%) 510 tahun merokok, 8 orang (40%) 10-20 tahun dan 9 orang (45%) >20 tahun merokok.
Berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi 2 orang (10%) >5 batang, 4 orang (20%) 5-10
batang, 14 orang (70%) 10-20 batang. Berdasarkan jenis rokok yang dikonsumsi 16 orang
(80%) rokok filter dan 4 orang (20%) rokok nonfiter. Berdasarkan konsumsi rokok
pertama di pagi hari setelah bangun tidur 2 orang (10%) >5 menit, 1 orang (5%) 6-30
menit. 14 orang (70%) 31-60 menit dan 3 orang (15%) .>60 menit.
Kata Kunci : Tuberkulosis Paru, M. Tuberkulosis, Rokok, Merokok
42
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Di Puskesmas Laantula Jaya pada
PENDAHULUAN
Diperkirakan
sekitar
sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi oleh
Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun
1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB
baru dan 3 juta kematian akibat TB
diseluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus
TB dan 98% kematian akibat TB didunia,
terjadi pada negara-negara berkembang.
Demikian juga, kematian wanita akibat
TB lebih banyak dari pada kematian
karena kehamilan, persalinan dan nifas.[1]
Menurut
WHO
(2013),
Indonesia
menempati urutan ke 4 di dunia untuk
jumlah kasus TB dengan angka kejadian
antara 0,4-0,5 juta setelah India, China
dan Afrika selatan.[2]
Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Kabupaten
Morowali
pada
triwulan
pertama tahun 2014 jumlah kasus TB
BTA positif yang diobati sebanyak 50
penderita terdiri dari laki-laki 36 orang
dan
perempuan
kesembuhan
di
14
orang
Kabupaten
dengan
Morowali
mencapai 50 penderita atau 100 % terdiri
dari laki-laki 36 (100%) dan perempuan
[3]
14 (100%).
Mei 2017
tahun 2014 kasus baru TB berjumlah 11
orang. Terdiri Dari 9 laki-laki dan 2
Perempuan.[4]
Konsumsi
rokok
dan
tembakau
merupakan salah satu faktor resiko utama
terjadinya berbagai penyakit. Menurut
WHO rokok adalah pembunuh yang akrab
di sekeliling kita, karena setiap 6 detik,
satu orang meninggal akibat merokok.
Rokok membunuh separuh dari masa
hidup perokok, dan separuh perokok mati
pada usia 35 sampai dengan 69 tahun.
Data
epidemi
tembakau
di
dunia
menunjukkan tembakau membunuh lebih
dari lima juta orang setiap tahunnya. Jika
hal ini berlanjut terus maka diproyeksikan
akan terjadi 10 juta kematian pada tahun
2020, dengan 70% kematian terjadi di
negara sedang berkembang.[5]
Global Youth Tobacco Survey (GYTS)
Indonesia tahun 2006 melaporkan lebih
dari 1/3 (37,3%) pelajar biasa merokok,
anak laki-laki lebih tinggi dari perempuan,
yaitu pada anak laki-laki sebesar 61,3%
sedangkan pada anak perempuan sebesar
15,5%.[5]
Berdasarkan Laporan Global Adult
Tobacco Survey (GATS) Indonesia tahun
43
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
2011 sebanyak 67,4% laki-laki dewasa
Kabupaten Morowali yang melingkupi 9
merokok sedangkan perempuan
desa
merokok
yang
sebanyak 4,5% dan sebanyak
yaitu
Desa
Sampeantaba,
Puntari
Laantula
Makmur,
Jaya,
Bumi
51,3% orang dewasa yang bekerja dalam
Harapan,
ruangan (14,6 juta) terpapar asap rokok di
Solonsa Jaya dan Solonsa. Penelitian ini
tempat kerja, 78,4% (133,3 juta) terpapar
dilaksanakan pada bulan November tahun
asapa rokok di rumah dan 85,4% (44,0
2015.
Emea,
Ungkaya,
Moahino,
juta) orang yang mengunjungi restoran
Pengambilan data dilakukan dengan
terpapar asap rokok. Serta 86,0% orang
data sekunder dari dinas kesehatan dan
dewasa yang merokok dipercaya dapat
puskesmas setempat serta data primer
menyebabkan penyakit yang serius.[5]
dengan
Berdasarkan data di atas, peneliti
tertarik
untuk
melakukan
penelitian
wawancara
langsung
menggunakan kuesioner yang berisi 9
pertanyaan tentang perilaku merokok.
“bagaimana gambaran perilaku merokok
Pengolahan
dengan kejadian tuberkulosis paru di
bantuan aplikasi software SPSS 21.0.
wilayah kerja Puskesmas Laantulajaya
Morowali tahun 2014.”
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
data
dilakukan
dengan
HASIL
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden Di Wilayah
Kerja Puskesmas Laantula Jaya
Morowali Tahun 2014-2015
deskriptif dengan pendekatan retrospektif
untuk mengetahui perilaku merokok pada
Karakteristik
pasien Tuberkulosis Paru di wilayah kerja
Jenis kelamin :
Laki-laki
Perempuan
Total
Umur :
11-30
31-50
51-70
>70
Puskesmas Laantula Jaya 2014-2015.
Teknik
pengumpulan
sampel
dengan
menggunakan purposive sampling.
Lokasi
penelitian
dilaksanakan
di
wilayah kerja puskesmas Laantula Jaya
Morowali,
44
Kecamatan
Wita
Ponda
Jumlah
(Orang)
Presentase
(%)
22
11
33
66,7
33,3
100
4
15
13
1
12,1
45,5
39,4
3,0
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Total
Pendidikan
Terakhir :
SD
SMP
SMA
S1
Total
Alamat(Desa) :
Puntari
Makmur
Sampeantaba
Laantula Jaya
Bumi Harapan
Emea
Ungkaya
Moahino
Solonsa Jaya
33
100
18
5
9
1
54,5
15,2
27,3
3,0
terbanyak umur 31-50 tahun yaitu 15
orang (45,5%). Berdasarkan pendidikan
yang terbanyak adalah SD yaitu 18 orang
(54,5%).
tingal
Berdasarkan
yang
terbanyak
alamat
tempat
adalah
desa
33
100
Laantula Jaya yaitu 7 orang (21,2%).
2
4
7
2
3
4
6
4
6,1
12,1
21,2
6,1
9,1
12,1
18,2
12,1
Berdasarkan pekerjaan yang terbanyak
Karakterist Jumlah(Oran Presenta
ik
g)
se (%)
Alamat
(Desa) :
1
3,0
Solonsa
Total
33
100
Pekerjaan :
Wiraswasta
6
18,2
Tani
21
63,6
Nelayan
2
6,1
Guru
1
3,0
Tidak
3
9,1
bekerja
Total
33
100
Sumber : Data Primer (Kuesioner)
Berdasarkan Tabel 1 di atas, distribusi
dari responden berdasarkan jenis kelamin
terbanyak
laki-laki
(66,7%).
Berdasarkan
45
Mei 2017
yaitu
22
orang
umur
yang
adalah tani yaitu 21 orang (63,6%).
Tabel 2. Gamabaran Perilaku Merokok
Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di
Wilayah Kerja Puskesmas Laantula
Jaya Morowali Tahun 2014-2015
Perilaku
Merokok
Perilaku
Merokok:
Perokok
Bukan
Perokok
Total
Frekuensi
Merokok:
Setiap Hari
Kadangkadang
Total
Perilaku
Merokok
Lama
Merokok:
5-10 Tahun
10-20 Tahun
>20 Tahun
Total
Jumlah
Rokok:
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
20
13
60,6
39,4
33
100
16
4
80,0
20,0
20
Jumlah
(Orang)
100
Persentase
(%)
3
8
9
15,0
40,0
45,0
20
100
2
10,0
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
20
tahun
Berdasarkan
yaitu
9
jumlah
orang
(45%).
rokok
yang
dikonsumsi lebih banyak perokok yang
dose
response
untuk
menyebabkan
gangguan kesehatan/penyakit, lebih lama
merokok dijalani, labih banyak batang
rokok
setiap
harinya,
lebih
dalam
menghisap asap rokoknya, maka lebih
tinggi resiko untuk mendapatkan penyakit
akibat rokok. Menurut Adiatma (2003,
Dalam Purnamasari, 2010) kebiasaan
merokok dapat menyebabkan rusaknya
pertahanan paru serta merusak mekanisme
mucociliary clearance, selain itu asap
mengonsumsi 10-20 batang perhari yaitu
46
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
Mei 2017
rokok juga akan meningkatkan airway
hari toksin dari kandungan asap rokok
resistance serta permeabilitas epitel paru
akan lebih cepat menumpuk dibandingkan
dan
perokok yang merokok kadang-kadang.
merusak
gerak
silia,
makrofag
dan
Secara teoritis beberapa zat kimia dalam
antiprotease.
rokok bersifat kumulatif dan suatu saat
Semakin lama seseorang merokok maka
dosis racunnya akan mencapai titik toksin
akan
sehingga mulai kelihatan gejala yang
meningkatkan
sintesis
menurunkan
produksi
semakin
elastase
beresiko
terkena
TB
[6][7]
ditimbulkannya, selain itu kandungan
Paru.
Perokok akan mengalami gejala klinis
yang
lebih
berat
dibanding
bukan
racun dari asap rokok yang dihisap setiap
hari
akan
tertimbun
dalam
tubuh,
perokok. Merokok dapat mempengaruhi
sedangkan tubuh sama sekali tidak dapat
perkembengan lesi tuberkulosis, pada
menghilangkan pengaruh nikotin dalam
perokok cenderung lebih banyak terbentuk
jumlah sekecil apapun.[9]
kavitas dan lebih menambah kehebatan
penyakit
walaupun
demikian
diagnostiknya lebih lambat. Karena batuk
kronik dan flek paru akibat rokok sulit
dibedakan dengan akibat tuberculosis.[8]
c. Lama Merokok
Dari hasil penelitian diperoleh lama
merokok pada penderita TB Paru tidak
jauh
berbeda,
perkok
yang
telah
menghisap rokok lebih dari 20 tahun
b. Frekuensi Merokok
sebanyak 9 orang (45%), 10-20 tahun 8
Dari hasil penelitian diperoleh jumlah
orang (40%) dan 5-10 tahun 3 orang
pasien TB Paru perokok yang menghisap
(15%). Firdaus (2010) rokok mempunyai
rokok setiap hari sebanyak 16 orang
doseresponse
(80%)
menghisap
muda usia merokok, akan semakin besar
rokok tidak setiap hari/kadang-kadang
pengaruhnya terserang penyakit salah
sebanyak 4 orang (20%). Menurut Wuaten
satunya
(2010) Dalam tubuh seorang perokok
bertambah
yang memiliki frekuensi merokok setiap
banyaknya merokok dan umur awal
47
sedangkan
sisanya
TB
effect,
paru.
artinya
Resiko
berhubungan
semakin
kematian
dengan
Tasrif Ahmad & Indah PKD., Description of Smoking behaviour in Pulmonary ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 2
orang
(20%).
Mei 2017
merokok yang lebih dini. Dampak rokok
4
Penggunaan
filter
akan terasa setelah 10-20 tahun pasca
berpengaruh terhadap kejadian TB paru,
digunakan.[10]
penelitian yang dilakukan Purnamasari
(2010) menyebutkan perokok non filter
lebih beresiko mengalami kejadian TB
d. Jumlah Rokok
Dari hasil penelitian diperoleh pasien
TB Paru perokok mayoritas menghisap
rokok 10-20 batang per hari yakni
sebanyak 14 orang (70%), diikuti yang
menghisap rokok 5-10 batang per hari
sebanyak 4 orang (20%) dan 10 batang dalam sehari akan
pagi hari 6-30 menit setelah bangun tidur
merasakan dampak yang ditimbulkan
yaitu sebanyak 14 orang (70%) sisanya
lebih cepat dibandingkan orang yang
kurang dari 5 menit setelah bangun 3
merokok