Interpretasi Arsitektur Neo Vernakular Pada Gereja HKBP Parapat, Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Perkembangan arsitektur diberbagai belahan dunia semakin hari semakin

maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Perkembangan arsitektur di Indonesia dipengaruhi oleh budaya, kesenian,
ekonomi, politik, sosial, geografis dan banyaknya suku bangsa di Indonesia.
Banyaknya suku bangsa dengan budaya yang berbeda-beda ini membuat
Indonesia kaya akan Arsitektur Tradisionalnya yaitu Rumah Adat pada tiap suku.
Misalnya Rumoh Aceh, Rumah Adat Batak Toba (Rumah Bolon), Rumah Adat
Karo (Siwalu Jabu), Rumah Gadang, Rumah Panjang, Rumah Limas, dan
sebagainya. Rumah adat tersebut dipengaruhi oleh budaya dan aktivitas yang
biasa dilakukan oleh suku masing-masing.
Perkembangan Arsitektur di Indonesia ini tidak lepas pula dari pengaruh
negara asing. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk bangunan di Indonesia yang
mengadopsi dari Arsitektur Klasik, misalnya pemakaian kolom-kolom bangunan
bergaya doric pada Museum Seni Rupa dan Keramik. Pengaruh tersebut membuat

beberapa Arsitek Indonesia menjadikan negara asing sebagai acuan dalam
mendesain atau merancang suatu bangunan. Sehingga muncul beberapa gaya
arsitektur yang mengadopsi dari negara luar, misalnya gaya arsitektur Klasik yang
memiliki aliran arsitektur seperti arsitektur Gothic dan arsitektur Renaissance,
kemudian dilanjutkan dengan arsitektur Modern dan arsitektur Post-Modern.

1
Universitas Sumatera Utara

Arsitektur Modern dan arsitektur Post-Modern lahir pada periode yang
hampir bersamaan. Walaupun berada pada satu periode yang hampir bersamaan,
arsitektur Modern dan arsitektur Post-Modern memiliki beberapa perbedaan.
Arsitektur Post-Modern merupakan perpaduan antara dua unsur dalam suatu
bangunan, yaitu perpaduan antara Arsitektur Tradisional dan Arsitektur Klasik
yang diaplikasikan pada beberapa gereja di Indonesia. Arsitektur Neo Vernakular
merupakan salah satu aliran yang berkembang pada era Post-Modern yaitu aliran
arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an.
Gereja HKBP Parapat merupakan salah satu gereja yang menerapkan
Arsitektur Neo Vernakular. Perpaduan antara dua gaya arsitektur yang berbeda
dan tetap mempunyai nilai tradisional membuat bangunan ini menarik untuk

dianalisis. Gereja HKBP Parapat terdiri dari dua lantai, dimana pada lantai satu
terdapat altar, tempat pemusik, dan terdapat 86 bangku untuk para jemaat gereja.
Sedangkan, pada lantai dua terdapat 46 bangku para jemaat yang dapat melihat
altar pada lantai satu. Gereja HKBP Parapat memiliki dua lonceng besar pada
lantai teratas yaitu lantai lima, dimana lantai tiga sampai lima hanya untuk
lonceng.
Namun yang menjadi kasus dalam penelitian ini adalah terdapat pada
Gorga Batak mengimplementasikan ornamen Bangso Batak dan tangga Alpa
Omega (AO) juga dibuat sesuai dengan ornamen semi eropa dan di atas tangga
AO ada juga teras yang menggambarkan Tritunggal (Allah Bapak, Anak dan Roh
Kudus), sepintas teras ini seperti rumah adat Karo tapi sebenarnya
menggambarkan ke Tritunggalan Allah. Sehingga dapat menjadi gagasan untuk

2
Universitas Sumatera Utara

meneliti tentang penerapan gaya Arsitektur Neo Vernakular pada Gereja HKBP
Parapat.

1.2.


Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka hal yang menjadi

rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan arsitektur Neo Vernakular pada Gereja HKBP
Parapat?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gereja HKBP Parapat sebagai
bangunan arsitektur Neo Vernakular?

1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:
1. Mengkaji penerapan arsitektur Neo Vernakular pada Gereja HKBP
Parapat.
2. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi Gereja HKBP Parapat
sebagai bangunan arsitektur Neo Vernakular?


1.4.

Manfaat Penelitian
Bagi akademis, penelitian ini untuk pengembangan ilmu pengetahuan

tentang penerapan gaya arsitektur Neo Vernakular pada Gereja HKBP Parapat.
Hasil penelitian diharapkan dapat membantu peneliti lain dalam melakukan
penelitian sejenis sehingga menghasilkan penelitian yang lebih maksimal dan

3
Universitas Sumatera Utara

dapat dijadikan sebagai referensi bahan perbandingan sebagai literatur tentang
arsitektur Neo Vernakular.

4
Universitas Sumatera Utara

1.5.


Kerangka Berpikir

LATAR BELAKANG
Munculnya beberapa gaya arsitektur yang mengadopsi dari negara luar,
misalnya gaya arsitektur Klasik yang memiliki aliran arsitektur seperti
arsitektur Gothic dan arsitektur Renaissance, kemudian dilanjutkan dengan
arsitektur Modern dan arsitektur Post-Modern. Arsitektur Neo Vernakular
merupakan perpaduan antara Arsitektur Tradisional dan Arsitektur Klasik
dalam suatu bangunan.
Gereja HKBP Parapat merupakan salah satu gereja yang menerapkan
Arsitektur Neo Vernakular. Perpaduan antara dua gaya arsitektur yang berbeda



RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana
penerapan
arsitektur Neo

Vernakular pada
Gereja HKBP
Parapat?

STUDI
LITERATUR

 Arsitektur Gereja
 Arsitektur Neo
Vernakular

METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
deskriptif
kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan
dengan cara studi literatur dan
observasi ke lapangan.




TUJUAN
PENELITIAN
Mengkaji
penerapan
arsitektur Neo
Vernakular
pada Gereja
HKBP Parapat.

MANFAAT
PENELITIAN
Menjadi salah satu bahan
literatur mengenai arsitektur
Neo Vernakular.
Dapat
dijadikan
sebagai
referensi bahan perbandingan

sebagai
literatur
tentang
arsitektur Neo Vernakular.

KESIMPULAN

ANALISIS
Analisa gaya arsitektur Neo Vernakular pada
bangunan (deskriptif kualitatif).

OBJEK PENELITIAN
Gereja HKBP Parapat, Sumatera Utara.

5
Universitas Sumatera Utara