Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Terjadi peningkatan dan penurunan return saham itu tidak lepas dari faktor
– faktor yang mempengaruhi return saham seperti return on assets, arus
kas,economi value added, residual income, market value added, dan debt to
equity. Faktor – faktor ini merupakan pendukung keberhasilan
kinerja
perusahaan. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan
kelanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan, yang ditentukan oleh
komponen akrual dan aliran kasnya (Penman, 2001).
Pendekatan fundamental merupakan salah satu cara di dalam melakukan
penilaian perusahaan. Pendekatan fundamental terutama memperhatikan faktor –
faktor yang pada umumnya berada diluar pasar modal yang akan mempengaruhi
harga saham di masa yang akan datang. Pendekatan ini berlandaskan prinsip
bahwa sebab mendasar yang menimbulkan gerak harga saham adalah antisipasi
tentang perubahan dalam pendapatan/laba perusahaan. Faktor – faktor yang
menyebabkan perubahan tersebut antara lain adalah laba, dividen, tingkat suku
bunga, perubahan harga, produksi, penjualan , produk nasional bruto,
perkembangan politik, dan lain – lain. Dengan demikian pendekatan fundamental
memfokuskan diri pada analisa – analisa untuk mengetahui kondisi fundamental
perusahaan yang pada gilirannya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian pada
umumnya. Permasalahannya adalah apakah model - model yang digunakan oleh
pendekatan fundamental dapat dijadikan alat ukur yang berarti didalam menilai
kemajuan penciptaan value maupun nilai kinerja perusahaan (Rousanna, 1997).
Pertumbuhan tingkat pengembalian (return) pasar saham Indonesia
sepanjang April terjungkal ke level – 7,56% atau terendah sepanjang tahun ini.
Berdasarkan data Infovesta Utama, pengembalian return saham sepanjang April
merosot dibandingkan dengan bulan – bulan sebelumnya. Hal ini terlihat pada
return saham yang tercatat – 7,56% atau terendah sejak 3 Oktober 2014 (
dibandingkan dengan 3 September 2014)
yang diperkirakan sekitar – 6,3%.
(www.bisnis.com).
Semakin tinggi perusahaan, maka semakin besar pula pendapatan per
lembar saham yan diperoleh investor. Maka oleh karena itu dalam melakukan
investasi, para investor akan selalu mencari informasi mengenai laporan keuangan
perusahaan yang dapat meramalkan laba perusahaan (Kwang,2002).
Return saham merupakan tujuan utama seorang investor dalam
berinvestasi yaitu untuk mendapatkan keuntungan dari investasinya tersebut.
Investor
yang
melakukan
investasi
dalam
bentuk
saham
akan
selalu
memperhitungkan hasil atas return yang diperolehnya.
Pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari
pihak yang memiliki dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana
(perusahaan) dan memberikan peluang dan kesempatan bagi pemilik dana untuk
memperoleh return sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Syarat
utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya
melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang
akan diperoleh dari investasi tersebut. Returnmemiliki peran yang sangat
signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi. (Daniati dan Suhairi,
2006).
Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi.
Salah satunya adalah dengan melakukan investasi di pasar modal. Investasi ini
merupakan suatu cara yang dilakukan oleh para investor untuk ditanamkan dalam
bentuk suatu usaha dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang
akan datang. Motif investor menanamkan dananya pada sekuritas dari pasar modal
adalah untuk memperoleh return saham(tingkat pengembalian ) yang optimal
dengan resiko tertentu atau memperoleh return saham pada resiko yang minimal.
Perusahaan sering dikaitkan dengan kejadian – kejadian diluar kegiatan
operasional perusahaan seperti: inflasi, resesi, dan sebagainya. Resiko pasar yang
besar akan memberikan informasi bagi investor untuk dapat berhati – hati dalam
pengambilan keputusan berinvestasi. Hal ini dapat diartikan jika kondisi pasar
tidak stabil, akan menimbulkan permintaan saham dipasar akan menurun. Ini
dapat membuat minat para investor dalam berinvestasi menurun, maka harga
saham relatif menurun.
Economic Value Added (EVA) yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh
Stewart & Company, sebuah konsultan manajemen terkemuka adalah salah satu
varian
value
based
management
(Stewart,1998).
Economic
Value
Addedmenghitung economic profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya,
Economic ValueAddedmengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai
tambah ini tercipta apabila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) diatas
cost of capital perusahaan. Secara matematis, Economic Value Added dihitung
dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jika Economic
Value Added positif, menunjukkan perusahaan telah menciptakan kekayaan.
Sebelum munculnya konsep economic value added, tolak ukur lain yang banyak
digunakan oleh para analis untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, antara lain
adalah arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi (operating cash flows),
earnings before extraordinary income, residual income dan lain sebagainya.
Economic Value Added didasarkan pada konsep dengan menambahkan adanya
penyesuaian akuntansi (accounting adjustment).Menurut Stewart & Company,
earnings dan earnings per share adalah pengukuran yang keliru untuk kinerja
perusahaan. Pengukuran kinerja yang terbaik adalah economic value added
(Stewart, 1998).
Daniati dan Suhairi (2006) menguji mengenai hubungan antara laporan
arus kas,laba kotor, size perusahaan terhadap expected return saham. Hasil
penelitian Daniati dan Suhairi ini menyimpulkan bahwa arus kas investasi, laba
kotor, size perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected
returnsaham.Sedangkan arus kas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap expected return saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam menentukan expected return saham dari investasinya, investor juga
menggunakan informasi arus kas operasi, laba kotor, dan size perusahaan sebagai
ukuran dan menilai prospek perusahaan dimasa depan.
Trisnawati (2009) menguji mengenai pengaruh economic value added,
arus kas operasi, residual income, earnings, operating leverage dan market value
added terhadap return saham. Hasil penelitian Trisnawati menyimpulkan bahwa
economic value added, arus kas operasi, residual income, earning, operating
leverage, market value added tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return
saham.
Pradhono dan Christiawan(2005) menganalisis pengaruh economic value
added, residual income, earnings dan arus kas operasi terhadap return yang
diterima oleh pemegang saham perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek
Jakarta. Berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa variabel arus kas operasi
berpengaruh paling signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang
saham. Variabel berikutnya yang berpengaruh adalah earnings.Sedangkan
variabelEconomic Value Added dan residual income tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap return.
Ulupui (2000) menganalisis rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan
profitabilitas terhadap return saham yang terdaftar dibursa efek Jakarta.
Berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa variabel current ratio, return on assets
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel debt to equity ratio, total
asset turn over tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Susi (2014 ) menguji mengenai pengaruh economic value added, market
value added, dan good corporate governance terhadap return saham pada
perusahaan publik yang mendapat pemeringkatan dari The Indonesian Institute
For Corporate Governance. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa
economic value added, market value added berpengaruh signifikan terhadap
return saham dan good corporate governance tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
Dian (2009) menguji mengenai pengaruh earnings, arus kas operasi,
residual income, economic value added serta market value added terhadap return
saham. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel earnings, arus kas
operasi, residual income, economic value added memiliki pengaruh signifikan
terhadap return saham, sedangkan market value added tidak berpengaruh
signifikan.
Kurniawan (2012) menganalisis pengaruh earnings pershare, debt to
equity ratio, return on assets, return on equity terhadap return saham. Hasil dari
penelitian ini adalah variabel earning pershare,return on equity berpengaruh
signifikan. Sedangkan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
Murwaningsari (2009) menguji mengenai pengaruh struktur kepemilikan
terhadap return saham, dengan hasil penelitian bahwa variabel kepemilikan
institusional mempunyai pengaruh siginifikan terhadap return saham.
Ang (2007) mengungkapkan bahwa rasio yang dapat mempengaruhi
return suatu saham adalah Debt To Equity (DER). Rasio ini merupakan rasio
solvabilitas
yang
mengukur
kemampuan
kinerja
perusahaan
dalam
mengembalikan hutang jangka panjangnya dengan melihat perbandingan antara
total hutang dengan total ekuitasnya.
Selain Debt To Equity terdapat juga variabel yang mempengaruhi return
saham yaitu Return On Assets (ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahaan
didalam
menghasilkan
keuntungan
(return)
bagi
perusahaan
dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. (Tendelilin, 2010). Nilai return on assets
(ROA) menunjukkan kinerja yang baik suatu perusahaan semakin efisien dalam
memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan
meningkat (Brigham,2011).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka memberikan judul
penelitiannya “ Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Return
SahamDengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderating Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2.
Perumusan Masalah
Adapun masalah dalam penelitian ini diindentifikasikan sebagai berikut:
1. Apakah return on assets, arus kas operasi, arus kas pendanaan, arus kas
investasi, cconomic value added,residual income, market value added,
debt to equity ratio mempengaruhi returnsaham secara simultan dan
parsial ?
2. Apakah
kepemilikan
institusional
dapat
memoderasi
hubungan
antarareturn on assets, arus kas operasi, arus kas pendanaan, arus kas
investasi, cconomic value added, residual income, market value added,
debt to equity ratioyang menpengaruhi returnsaham ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengaruhreturn on assets, arus kas operasi, arus kas
pendanaan, arus kas investasi, economic value added, residual income,
market value added dan debt to equity ratio terhadap returnsaham secara
simultan dan parsial.
2.
Untuk
mengetahui
apakah
kepemilikan
institusional
memoderasi
hubungan antara return on assets, arus kas operasi, arus kas pendanaan,
arus kas investasi, economic value added, residual income, market value
added, debt to equity ratioterhadap return saham.
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan mengenai pasar modal.
2. Bagi pengguna informasi keuangan seperti investor, peneliti ini dapat
menjadi alat pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi di
pasar modal.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil peneliti ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melengkapi temuan – temuan empiris dalam bidang
akuntansi yang tujuannya mengembangkan ilmu pengetahuan.
1.5. Originalitas
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian
Ninna dan Suhairi
(2006) yang berjudul “ Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Arus Kas,
Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap ExpectedReturn Saham ( Survey Pada
Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di BEJ)
Tabel 1.1. perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian sekarang
Penelitian Terdahulu
Penelitian Sekarang
Variabel Independen : Laporan Arus Kas, Variabel Independen :Return On Assets,
Laba Kotor, dan Size Perusahaan
Arus Kas Operasi,Arus Kas Pendanaan,
Arus
Kas
Investasi,Economic
Added,Residual
Income,
Market
Value
Value
Added, dan Deb to Equity Ratio
Variabel
Dependen:
Expected
Return Variabel Dependen: Return Saham
Saham
Variabel
moderating:
Kepemilikan
Institusional
Tahun penelitian :1999 - 2004
Penelitian ini merupakan
Tahun penelitian: 2011 – 2014
penelitian yang dilakukan oleh Ninna dan
Suhairi (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Kandungan Informasi
Komponen Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap Expected
Return Saham ( Survey Pada Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di
BEJ) . Hasil penelitiannya menyatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh
terhadap Expected Return Saham. Arus kas investasi berpengaruh negatif terhadap
Expected Return Saham. Laba kotor berpengaruh positif terhadap Expected
Return Saham. Dansize berpengaruh negatif terhadap Expected Return Saham.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai
adanya pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba kotor,
dan size perusahaan terhadap expected return saham.Sehingga dapat dinyatakan
bahwa penelitian ini berhasil menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan
antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap expected return saham.
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Miller
dan Rock (1985), Livnat dan Zarowin (1992). Laba kotor memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap expected return saham, juga sesuai dengan penelitian
Febrianto (2005). Begitu juga dengan size perusahaan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap expected return saham yang sesuai dengan hasil penelitian
Cooke (1992) dan Miswanto (1999). Sedangkan arus kas dari aktivitas operasi
tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham.
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Livnat
dan Zarowin (1992).
Ketidaksesuaian ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kondisi pasar
modal yang diteliti, karakteristik sampel, jumlah observasi, dan jangka waktu
penelitian. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan
expected return dari investasinya, investor juga menggunakan informasi arus kas
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Terjadi peningkatan dan penurunan return saham itu tidak lepas dari faktor
– faktor yang mempengaruhi return saham seperti return on assets, arus
kas,economi value added, residual income, market value added, dan debt to
equity. Faktor – faktor ini merupakan pendukung keberhasilan
kinerja
perusahaan. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan
kelanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan, yang ditentukan oleh
komponen akrual dan aliran kasnya (Penman, 2001).
Pendekatan fundamental merupakan salah satu cara di dalam melakukan
penilaian perusahaan. Pendekatan fundamental terutama memperhatikan faktor –
faktor yang pada umumnya berada diluar pasar modal yang akan mempengaruhi
harga saham di masa yang akan datang. Pendekatan ini berlandaskan prinsip
bahwa sebab mendasar yang menimbulkan gerak harga saham adalah antisipasi
tentang perubahan dalam pendapatan/laba perusahaan. Faktor – faktor yang
menyebabkan perubahan tersebut antara lain adalah laba, dividen, tingkat suku
bunga, perubahan harga, produksi, penjualan , produk nasional bruto,
perkembangan politik, dan lain – lain. Dengan demikian pendekatan fundamental
memfokuskan diri pada analisa – analisa untuk mengetahui kondisi fundamental
perusahaan yang pada gilirannya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian pada
umumnya. Permasalahannya adalah apakah model - model yang digunakan oleh
pendekatan fundamental dapat dijadikan alat ukur yang berarti didalam menilai
kemajuan penciptaan value maupun nilai kinerja perusahaan (Rousanna, 1997).
Pertumbuhan tingkat pengembalian (return) pasar saham Indonesia
sepanjang April terjungkal ke level – 7,56% atau terendah sepanjang tahun ini.
Berdasarkan data Infovesta Utama, pengembalian return saham sepanjang April
merosot dibandingkan dengan bulan – bulan sebelumnya. Hal ini terlihat pada
return saham yang tercatat – 7,56% atau terendah sejak 3 Oktober 2014 (
dibandingkan dengan 3 September 2014)
yang diperkirakan sekitar – 6,3%.
(www.bisnis.com).
Semakin tinggi perusahaan, maka semakin besar pula pendapatan per
lembar saham yan diperoleh investor. Maka oleh karena itu dalam melakukan
investasi, para investor akan selalu mencari informasi mengenai laporan keuangan
perusahaan yang dapat meramalkan laba perusahaan (Kwang,2002).
Return saham merupakan tujuan utama seorang investor dalam
berinvestasi yaitu untuk mendapatkan keuntungan dari investasinya tersebut.
Investor
yang
melakukan
investasi
dalam
bentuk
saham
akan
selalu
memperhitungkan hasil atas return yang diperolehnya.
Pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari
pihak yang memiliki dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana
(perusahaan) dan memberikan peluang dan kesempatan bagi pemilik dana untuk
memperoleh return sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Syarat
utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya
melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang
akan diperoleh dari investasi tersebut. Returnmemiliki peran yang sangat
signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi. (Daniati dan Suhairi,
2006).
Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi.
Salah satunya adalah dengan melakukan investasi di pasar modal. Investasi ini
merupakan suatu cara yang dilakukan oleh para investor untuk ditanamkan dalam
bentuk suatu usaha dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang
akan datang. Motif investor menanamkan dananya pada sekuritas dari pasar modal
adalah untuk memperoleh return saham(tingkat pengembalian ) yang optimal
dengan resiko tertentu atau memperoleh return saham pada resiko yang minimal.
Perusahaan sering dikaitkan dengan kejadian – kejadian diluar kegiatan
operasional perusahaan seperti: inflasi, resesi, dan sebagainya. Resiko pasar yang
besar akan memberikan informasi bagi investor untuk dapat berhati – hati dalam
pengambilan keputusan berinvestasi. Hal ini dapat diartikan jika kondisi pasar
tidak stabil, akan menimbulkan permintaan saham dipasar akan menurun. Ini
dapat membuat minat para investor dalam berinvestasi menurun, maka harga
saham relatif menurun.
Economic Value Added (EVA) yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh
Stewart & Company, sebuah konsultan manajemen terkemuka adalah salah satu
varian
value
based
management
(Stewart,1998).
Economic
Value
Addedmenghitung economic profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya,
Economic ValueAddedmengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai
tambah ini tercipta apabila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) diatas
cost of capital perusahaan. Secara matematis, Economic Value Added dihitung
dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jika Economic
Value Added positif, menunjukkan perusahaan telah menciptakan kekayaan.
Sebelum munculnya konsep economic value added, tolak ukur lain yang banyak
digunakan oleh para analis untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, antara lain
adalah arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi (operating cash flows),
earnings before extraordinary income, residual income dan lain sebagainya.
Economic Value Added didasarkan pada konsep dengan menambahkan adanya
penyesuaian akuntansi (accounting adjustment).Menurut Stewart & Company,
earnings dan earnings per share adalah pengukuran yang keliru untuk kinerja
perusahaan. Pengukuran kinerja yang terbaik adalah economic value added
(Stewart, 1998).
Daniati dan Suhairi (2006) menguji mengenai hubungan antara laporan
arus kas,laba kotor, size perusahaan terhadap expected return saham. Hasil
penelitian Daniati dan Suhairi ini menyimpulkan bahwa arus kas investasi, laba
kotor, size perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected
returnsaham.Sedangkan arus kas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap expected return saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam menentukan expected return saham dari investasinya, investor juga
menggunakan informasi arus kas operasi, laba kotor, dan size perusahaan sebagai
ukuran dan menilai prospek perusahaan dimasa depan.
Trisnawati (2009) menguji mengenai pengaruh economic value added,
arus kas operasi, residual income, earnings, operating leverage dan market value
added terhadap return saham. Hasil penelitian Trisnawati menyimpulkan bahwa
economic value added, arus kas operasi, residual income, earning, operating
leverage, market value added tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return
saham.
Pradhono dan Christiawan(2005) menganalisis pengaruh economic value
added, residual income, earnings dan arus kas operasi terhadap return yang
diterima oleh pemegang saham perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek
Jakarta. Berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa variabel arus kas operasi
berpengaruh paling signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang
saham. Variabel berikutnya yang berpengaruh adalah earnings.Sedangkan
variabelEconomic Value Added dan residual income tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap return.
Ulupui (2000) menganalisis rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan
profitabilitas terhadap return saham yang terdaftar dibursa efek Jakarta.
Berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa variabel current ratio, return on assets
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel debt to equity ratio, total
asset turn over tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Susi (2014 ) menguji mengenai pengaruh economic value added, market
value added, dan good corporate governance terhadap return saham pada
perusahaan publik yang mendapat pemeringkatan dari The Indonesian Institute
For Corporate Governance. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa
economic value added, market value added berpengaruh signifikan terhadap
return saham dan good corporate governance tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
Dian (2009) menguji mengenai pengaruh earnings, arus kas operasi,
residual income, economic value added serta market value added terhadap return
saham. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel earnings, arus kas
operasi, residual income, economic value added memiliki pengaruh signifikan
terhadap return saham, sedangkan market value added tidak berpengaruh
signifikan.
Kurniawan (2012) menganalisis pengaruh earnings pershare, debt to
equity ratio, return on assets, return on equity terhadap return saham. Hasil dari
penelitian ini adalah variabel earning pershare,return on equity berpengaruh
signifikan. Sedangkan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
Murwaningsari (2009) menguji mengenai pengaruh struktur kepemilikan
terhadap return saham, dengan hasil penelitian bahwa variabel kepemilikan
institusional mempunyai pengaruh siginifikan terhadap return saham.
Ang (2007) mengungkapkan bahwa rasio yang dapat mempengaruhi
return suatu saham adalah Debt To Equity (DER). Rasio ini merupakan rasio
solvabilitas
yang
mengukur
kemampuan
kinerja
perusahaan
dalam
mengembalikan hutang jangka panjangnya dengan melihat perbandingan antara
total hutang dengan total ekuitasnya.
Selain Debt To Equity terdapat juga variabel yang mempengaruhi return
saham yaitu Return On Assets (ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahaan
didalam
menghasilkan
keuntungan
(return)
bagi
perusahaan
dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. (Tendelilin, 2010). Nilai return on assets
(ROA) menunjukkan kinerja yang baik suatu perusahaan semakin efisien dalam
memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan
meningkat (Brigham,2011).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka memberikan judul
penelitiannya “ Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Return
SahamDengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderating Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2.
Perumusan Masalah
Adapun masalah dalam penelitian ini diindentifikasikan sebagai berikut:
1. Apakah return on assets, arus kas operasi, arus kas pendanaan, arus kas
investasi, cconomic value added,residual income, market value added,
debt to equity ratio mempengaruhi returnsaham secara simultan dan
parsial ?
2. Apakah
kepemilikan
institusional
dapat
memoderasi
hubungan
antarareturn on assets, arus kas operasi, arus kas pendanaan, arus kas
investasi, cconomic value added, residual income, market value added,
debt to equity ratioyang menpengaruhi returnsaham ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengaruhreturn on assets, arus kas operasi, arus kas
pendanaan, arus kas investasi, economic value added, residual income,
market value added dan debt to equity ratio terhadap returnsaham secara
simultan dan parsial.
2.
Untuk
mengetahui
apakah
kepemilikan
institusional
memoderasi
hubungan antara return on assets, arus kas operasi, arus kas pendanaan,
arus kas investasi, economic value added, residual income, market value
added, debt to equity ratioterhadap return saham.
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan mengenai pasar modal.
2. Bagi pengguna informasi keuangan seperti investor, peneliti ini dapat
menjadi alat pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi di
pasar modal.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil peneliti ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melengkapi temuan – temuan empiris dalam bidang
akuntansi yang tujuannya mengembangkan ilmu pengetahuan.
1.5. Originalitas
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian
Ninna dan Suhairi
(2006) yang berjudul “ Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Arus Kas,
Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap ExpectedReturn Saham ( Survey Pada
Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di BEJ)
Tabel 1.1. perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian sekarang
Penelitian Terdahulu
Penelitian Sekarang
Variabel Independen : Laporan Arus Kas, Variabel Independen :Return On Assets,
Laba Kotor, dan Size Perusahaan
Arus Kas Operasi,Arus Kas Pendanaan,
Arus
Kas
Investasi,Economic
Added,Residual
Income,
Market
Value
Value
Added, dan Deb to Equity Ratio
Variabel
Dependen:
Expected
Return Variabel Dependen: Return Saham
Saham
Variabel
moderating:
Kepemilikan
Institusional
Tahun penelitian :1999 - 2004
Penelitian ini merupakan
Tahun penelitian: 2011 – 2014
penelitian yang dilakukan oleh Ninna dan
Suhairi (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Kandungan Informasi
Komponen Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap Expected
Return Saham ( Survey Pada Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di
BEJ) . Hasil penelitiannya menyatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh
terhadap Expected Return Saham. Arus kas investasi berpengaruh negatif terhadap
Expected Return Saham. Laba kotor berpengaruh positif terhadap Expected
Return Saham. Dansize berpengaruh negatif terhadap Expected Return Saham.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai
adanya pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba kotor,
dan size perusahaan terhadap expected return saham.Sehingga dapat dinyatakan
bahwa penelitian ini berhasil menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan
antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap expected return saham.
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Miller
dan Rock (1985), Livnat dan Zarowin (1992). Laba kotor memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap expected return saham, juga sesuai dengan penelitian
Febrianto (2005). Begitu juga dengan size perusahaan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap expected return saham yang sesuai dengan hasil penelitian
Cooke (1992) dan Miswanto (1999). Sedangkan arus kas dari aktivitas operasi
tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham.
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Livnat
dan Zarowin (1992).
Ketidaksesuaian ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kondisi pasar
modal yang diteliti, karakteristik sampel, jumlah observasi, dan jangka waktu
penelitian. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan
expected return dari investasinya, investor juga menggunakan informasi arus kas