Efektivitas berkumur ekstrak daun neem terhadap penurunan jumlah bakteri pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Karies gigi banyak diderita oleh masyarakat di seluruh dunia. Menurut
survei National Health and Nutrition Examination, prevalensi karies gigi pada orang
dewasa usia 20-64 adalah 92%.1 Tingkat keparahan dan prevalensi penyakit karies
gigi di Indonesia terus meningkat.Data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2007,
melaporkan bahwa 72% penduduk Indonesiamempunyai pengalaman karies dan 46,5
% diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat dan pada umumnya
diderita anak-anak.2
Penyebab utama karies adalah plak.Plak adalah suatu lapisan lunak yang
terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dalam matriks yang
terbentuk dan melekat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.3 Permukaan gigi
yang tidak dibersihkan ini akan mengakibatkan akumulasi plak secara terus-menerus
sehingga memungkinkan pertumbuhan bakteri fakultatif anaerob yaitu Streptococcus
mutans

yang merupakan penyebab utama terjadinya karies.4 Menurut penelitan

Mundorff, terdapat korelasi antara keberadaan Streptococcus mutans yang ada dalam

plak dan saliva. Apabila jumlah bakteri dalam saliva tinggi, jumlah bakteri dalam
saliva juga bertambah. Jumlah bakteri yang tinggi dalam saliva berkorelasi dengan
penambahan bakteri sebanyak 103Colony Forming Unit (CFU) dalam plak. Oleh
karena itu, jumlah bakteri yang tinggi merupakan indikator risiko terjadinya karies
gigi.5
Walaupun plak gigitidak dapat disingkirkan secara keseluruhan, namun efek
patogeniknya dapat dikurangi melalui pemeliharaan oral higiene yang efektif.5
Kontrol plak secara mekanis seperti menyikat gigi dan menggunakan benang gigi
(flossing) tidak 100% efektif menyingkirkan penumpukan plak. Hasil penelitian
menunjukkan kebanyakan pasien tidak efektif dalam membersihkan bagian
interdental untuk menyingkirkan plak gigi secara rutin. Oleh karena itu, diperlukan
metode tambahan yaitu kontrol plak secara kimiawi dengan pemakaian obat kumur.

Universitas Sumatera Utara

Penggunaan obat kumur antiseptik menghasilkan efek antimikroba di seluruh rongga
mulut, termasuk daerah-daerah yang tidak tercapai dengan menyikat gigi dan
flossing.6 Obat kumurterdiri atas berbagai agen antimikroba untuk kontrol plak seperti
bisbiguanida,ammonia kuaternari,senyawa fenol,agen pengoksidasi,ion logam dan
ekstrak tumbuhan.7

Sebanyak 80% populasi di dunia ini menggunakan obat-obatan herbal atau
ekstrak tanaman untuk perawatan dan pencegahan penyakit terutama di negara
berkembang.Obat herbal merupakan obat yang aman,efektif,dengan efek samping
yang minimal dan dapat diterima oleh masyarakat. Zat kimia yang terdapat dalam
obat herbal merupakan bagian dari fungsi fisiologis tanaman dan dipercayai
mempunyai kompatibilitas yang tinggi terhadap tubuh manusia.8
Tanaman herbal banyak bermanfaat dalam kesehatan rongga mulut di
seluruh dunia. Salah satu tanaman herbal ini adalah Azadirachta indica.Azadirachta
indica

juga

dikenal

sebagai

neem

India,Filipina,Bangladesh,Burma,Pakistan,Sri


dan

dapat

dijumpai

Lanka,Malaysia,Thailand

di

termasuk

Indonesia.8 Selama berabad-abad,bagian tanaman pohon neem seperti kulit, batang,
akar, daun, dan biji

telah digunakan oleh masyarakat India sebagai obat

tradisional.Keuntungan penggunaan obat tradisional adalah risiko terjadinya alergi
yang rendah dan efek samping yang minimal.Neem menjadi sasaran untuk dilakukan
penelitian yang luas sebagai bahan terapeutik.10 Dalambidang kedokteran gigi,neem

menjadi kepentingan penelitian karena mempunyai sejarah panjang terhadap
perawatan gigi dan gusi.Di daerah pedesaan India, ranting neem digunakan sebagai
alat penyikat gigi untuk menghambat terjadinya gingivitis.11
Komposisi kimia ekstrak neem telah dianalisis sejak dua puluh tahun
lalu.Berbagai komponen aktif neem telah diidentifikasi dan diperoleh bahwa
komponen teraktif adalah azadirachtin.10 Pai dkk.melakukan penelitian untuk
mengevaluasi efek daun Azadirachtin indica terhadap bakteri S. mutans dan
Lactobasilus dalam plak dan saliva untuk membandingkan efektivitasnya dengan obat
kumur klorheksidin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah
bakteri dalam plak dan sampel saliva dari kedua kelompok perlakuan dan kontrol.11

Universitas Sumatera Utara

Sorna Kumari dkk melakukan penelitian untuk menilai efek antibakteri daun
neem terhadap penderita diabetes yang mempunyai karies gigi. Lima belas penderita
diabetes yang mempunyai karies gigi telah diambil sampel saliva dan plak, dan
diukur dengan menggunakan caries susceptibility test. Hasil penelitian menunjukkan
pada konsentrasi 50%, ekstrak daun neem memperlihatkan aktivitas antibakteri
maksimum terhadap bakteri penyebab karies gigi.12
Hasil penelitian Botelho dkk. meneliti efek obat kumur ekstrak daun neem

pada penderita gingivitis kronis dan membandingkan efektivitasnya dengan obat
kumur klorheksidin. Sampel saliva sebanyak lima puluh empat orang penderita
gingivitis kronis diambil sebelum dan sesudah 7 hari melakukan terapi berkumur
ekstrak daun neem, dan dihitung jumlah bakterinya. Jumlah S. mutans dalam saliva
menunjukkan penurunan yang signifikan pada kelompok yang berkumur obat kumur
ekstrak daun neem. Jumlah S. mutans pada kelompok perlakuan menunjukkan
penurunan median 9550 CFU/ml menjadi 1200 CFU/ml (p