Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Marsh D. Dental plaque as biofilm: The significance of pH in Health and Caries.

Continuing education 2. 2009; 30(2): 1-2.

2. Nandhini T, Geetha RV. Comparison of the Effectiveness of a Comercially

Available Herbal Mouth Rinse with Chlorhexidine Gluconate at the Clinical and Patient Level. Journal of pharmaceutical sciences and researches. 2015; 7(8): 595-7.

3. netdoctor. Betadine gargle and mouthwash [Online].; 2004. Available from:

http://www.netdoctor.co.uk/medicines/mouth-and-teeth/a7853/betadine-gargle-and-mouthwash-discontinued-in-the-uk/.

4. Mutiarawati V, Ulfah N, Bargowo L. Daya Hambat Ekstrak Daun Sirih Merah

(piper crocatum) terhadap Pertumbuhan Bakteri Plak Supergingiva. 2012: 2-3.

5. Erviana R, Purwono S, M. Active compounds isolated from red betel (piper

crocatum ruiz & pav) leaves active against streptococcus mutans throught its inhibition effect on glucosyltransferase. J Med Sci. 2011; 43(2): 71-8.

6. Wahyu N QI, Lestari PE, Sulistyani E. Daya Hambat Ekstrak Daun Sirih Merah

(piper crocatum) terhadap Streptococcus mutans. 2013: 1-4.

7. Reddy S, Kaul S, MGS P, Asutkar H, Bhowmik N, J. Dental plaque: Unveiling

the biofilm inside. e-Journal of dentistry. 2012; 2(1): 119-125.

8. Nield-Gehric S. Dental Plaque Biofilms.2003: 1-6.

9. Singh I, Jain PC. Current status of dental plaque. International Journal of Pharma and Bio Sciences. 2012; 3(3): 669-81.

10.Chetrus V, Ion IR. Dental plaque-classification, formation and identification. International Journal of Medical Dentistry. 2013; 3(2): 139-43.

11.Dumitrescu LA, Ohara M. Periodontal Microbiology. Etiology and Pathogenesis

of Periodontal Disease. 2010: 39-76.

12.Kidd, E. A. M. Essentials of dental caries. 3rd edi. United States: Oxford

University Press Inc, 2005: 3-4.


(2)

14.Ower P. The Role Of Self-Administered Plaque Control in the Management of Periodontal Diseases: 2. Motivation, Techniques and Assessment. Dental Update. 2003; 30: 110-6.

15.Storehagen S, Midha OS. Dentrifrices and Mouthwashes Ingredients and Their

Use. Universitetet i Oslo, Institute of klinik odontologi; 2003: 5-6.

16.Savant C, Mannasaheb BA, Joshi H. Importance of Antimicrobial Agents from

Plants in Presence Scenario: A review. International Journal of Pharmacognosy. 2014; 1(8): 472-84.

17.Werdhany IW, SS AM, W S. Sirih merah Yogyakarta: Balai pengajian teknologi

pertanian yogyakarta; 2008: 1-3

18.Santos S, Novales M. Staphylococcus aureus. Current opinion in biotechnolgy.

2012: 1-2.

19.Juliantina F, Citra DA, Nirwani B. Manfaat Sirih Merah (Piper Crocatum)

Sebagai Agen Anti. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia: 1-10.

20.Pradhan D, Suri KA, Pradhan DK, Biswasroy P. Golden Heart of the Nature:

Piper betle L. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. 2013; 1(6): 147-67.

21.Fadlilah M. Benefit of red betel (piper crocatum ruiz & pav) as antibiotics. J Majority. 2015; 4(3): 71-5.

22.Marliyana SD, Handayani N, Ngaisah S, Setyowati EN. Aktivitas antibakteri

minyak atrisi daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.). Alchemy Jurnal penelitian kimia. 2013; 9(2): 33-40.

23.Reveny J. Daya antimikroba ekstrak dan fraksi daun sirih merah (piper betle

linn.). Jurnal ilmu dasar. 2011; 12(1): 6-12.

24.Lorenz K, Heumann C, Netuschill L. How to select study designs and

parameters to investigate the effect of mouthrinses? Part1: rationale and background. Journal of Physiology and Pharmacology: An official Journal of the Polish Physiological Society. 2009; 60: 77-83.

25.Hertiani T, Pratiwi S, Irianto I, Adithyaningrum D, Pranoto B. Effect of

Indonesian medicinal plants essential oils on Streptococcus mutans biofilm. Majalah Farmasi Indonesia. 2011; 22(3): 174-81.


(3)

26.Kandarani S, W DA, Cahyani F. Penentuan konsentrasi minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal (KBM) ekstrak daun sirih merah terhadap biofilm bakteri Porphyromonas gingivalis. Conservative Dentisty Journal. 2014; 4(2): 34-9.

27.Fitrin DR, M. M, Samadi K. Perbedaan daya antibiofilm bakteri P. gingivalis

antara ekstrak daun sirih merah dan NaOCI 2,5%. Conservative Dentistry Journal. 2014; 4(1): 55-9.

28.Gunawan S, Erlyawati R, Indrawati R. Mekanisme daya hambat kombinasi

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle Linn) dan ekstrak sirih merah (Piper crocatum) terhadap pertumbuhan Candida albicans. Oral Biology Dental Journal. 2010; 2(2): 16-9.

29.Safithti M, Fahma F, Marlina WNP. Analisa proksimat dan toksisitas akut

ekstrak daun sirih merah yang berpotensi sebagai antidiabetes. Jurnal Gizi dan Pangan. 2012; 7(1): 43-8.

30.Ader AW, Paul TL, Reinhardt W, Safran M, Pino S, McArthur W, et al. Effect

Of Mouth Rinsing With Two Polyvinylpyrrolidone-Iodine Mixtures On Iodine Absorbtion And Thyroid Function. Journal Of Clinical Endocrinology Dan Metabolisme. 2003; 66(3): 632-5.

31.Mariyatin H, Widyowati E, Lestari S. Efektivitas antibakteri ekstrak daun sirih merah (piper crocatum) dan sirih hijau (piper betle L.) sebagai bahan alternatif irigasi saluran akar. Artikel ilmiah hasil penelitian mahasiswa. 2012: 1-4.

32.Farah CS. McCullough MJ. Mouthwashes. Australian Prescriber. 2009

December; 32(6): 162-4.


(4)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental ulang atau pre-posttest control group design.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah double blind study.

Perlakuan : H0 X  H1

Kontrol : H0 Y  H1

Keterangan:

X : Obat kumur ekstrak daun sirih merah

Y : Plasebo

H0 : Pengukuran indeks plak awal (sebelum perlakuan)

H1 : Pengukuran indeks plak hari ke- 7 setelah perlakuan

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1 Tempat Penelitian:

a. Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan b. Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU Medan

3.3.2 Waktu Penelitian


(5)

3.4 Populasi, Sampel, dan Besar Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi penelitian adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan angkatan 2014.

3.4.2 Sampel

Sampel penelitian ini dipilih dari angkatan 2014 yang memiliki kriteria inklusi dan ekslusi.

3.4.2.1 Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa berstatus aktif angkatan 2014 FKG USU

2. Usia 17-25 tahun

3. Jumlah gigi permanen lebih dari 20 gigi

4. Kooperatif dan bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani

informed consent.

3.4.2.2 Kriteria Eksklusi 1. Periodontitis

2. Mengkonsumsi antibiotik sejak 3 bulan sebelum pemeriksaan

3. Sedang memakai gigi tiruan

4. Sedang memakai pesawat ortodonti cekat atau lepasan

5. Penderita penyakit sistemik

6. Sedang menggunakan obat kumur antiseptik

7. Crowded anterior

8. Perokok

9. Melakukan perawatan periodontal

3.4.3 Besar Sampel


(6)

(n – 1) (r – 1) ≥ 15 keterangan:

(n – 1) (2 – 1) ≥ 15 n = besar sampel

n – 1 ≥ 15 r = jumlah kelompok

n ≥ 16

Besar sampel minimum yang diperlukan adalah 16 orang. Namun, untuk mencegah adanya kesalahan selama penelitian, ditetapkan besar sampel sebanyak 20 orang tiap kelompok sehingga jumlah keseluruhan sampel sebanyak 40 orang.

3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas

Obat kumur ekstrak sirih merah 10ml

3.5.2 Variabel Terikat Akumulasi plak selama 7 hari

3.5.3 Variabel Terkendali

1. Volume obat kumur yang digunakan

2. Lama penggunaan obat kumur

3. Waktu dan frekuensi menyikat gigi

4. Metode menyikat gigi

5. Jenis sikat gigi dan pasta gigi

6. Cara berkumur

3.5.4 Variabel Tidak terkendali

1. Jenis makanan yang dikonsumsi

3.6 Definisi Operasional

a. Obat kumur ekstrak sirih merah 3% merupakan obat kumur hasil sediaan yang mengandung 3% ekstrak daun sirih merah, sorbitol, spearmint oil, aquades dan carboxy


(7)

methyl cellulose (suspending agent). Setiap sampel diberikan 150 ml bagi penggunaan selama 7 hari (10ml setiap hari).

b. Akumulasi plak diukur dari nilai skor indeks plak Löe-Silness. Indeks plak ini diukur berdasarkan penumpukan plaknya dimana pengukuran dilakukan pada empat sisi yaitu distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral. Plak diperiksa sebelum dan selepas berkumur lalu diberi skor sesuai kriteria dibawah ini:

Tabel 2. Kriteria skor indeks plak Löe-Silness.22

Skor Kriteria

0 Tidak ada plak

1 Ada plak tipis di sekitar tepi gingiva bebas dan permukaan. Plak terlihat

dengan menggesekkan sonde sepanjang permukaan gigi.

2

Terdapat penumpukan plak yang sedang pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingiva bebas yang dapat terlihat dengan mata.

3

Terdapat penumpukan plak yang banyak pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas gingiva bebas, tumpukan ini sudah dapat dilihat dari jauh.

Kriteria penilaian indeks plak Lӧe-Silness adalah: Baik : 0 - 0,9


(8)

c. Frekuensi menyikat gigi adalah dua kali dalam sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur

d. Waktu menggunakan obat kumur yaitu setelah menyikat gigi pagi dan malam hari

e. Lamanya sekali berkumur yaitu selama 30 detik. f. Obat kumur digunakan sekali kumur yaitu 10ml.

g. Jenis sikat gigi yaitu sikat gigi dengan bulu sikat datar, halus dan pasta gigi jenama colgate.

3.7 Alat dan Bahan 3.7.1 Alat

Alat yang digunakan dalam prosedur pengektrakan daun sirih merah adalah:

1. Timbangan

2. Tampah

3. Kertas perkamen 3 kajang

4. Perkolator

5. Kapas

6. Aluminium foil 1 gulung

7. Blender

8. Kertas saring 9. Vacuum rotavapor 10.Freeze dryer 11.Water bath

Alat yang digunakan dalam preparasi obat kumur ekstrak daun sirih merah adalah: 1. Spatula

2. Gelas ukur

3. Lumping

4. Timbangan digital 5. Sudip


(9)

7. Spidol

Alat yang digunakan dalam prosedur pengumpulan data adalah:

1. Kaca mulut

2. Probe

3. Kapas

4. Sarung tangan

5. Masker

6. Kertas tisu 7. Alat tulis

8. Lembar pemeriksaan

3.7.2 Bahan

1. Ekstrak daun sirih merah

2. Aquades

3. Carboxy methyl cellulose (CMC)

4. Etanol 96%

5. Sorbitol 5% 6. Peppermint oil 1%

7. Pewarna makanan

Gambar 3. Daun sirih merah sedang Gambar 4. Daun sirih merah yang


(10)

Gambar 5. Daun sirih merah yang Gambar 6. Daun sirih merah direndam

telah halus ditimbang. dalam larutan etanol 96%.

Gambar 7. Proses perkolasi ekstrak Gambar 8. Ekstrak kental daun sirih


(11)

3.8 Prosedur Penelitian 3.8.1 Prosedur Ekstraksi

1. Daun sirih merah yang mempunyai struktur yang baik yaitu daun yang bersih

dan tidak mempunyai bintik-bintik hitam telah diseleksi dan dicuci bersih dengan air mengalir dan ditiriskan.

2. Daun sirih merah yang telah dicuci lalu ditimbang dengan alat penimbang

sebanyak 1 kilogram dan dicatat berat basahnya.

3. Daun sirih merah dikeringkan dalam lemari pengering sampai kering dengan

suhu 40°C (simplisia).

4. Daun sirih merah kemudian ditumbuk dengan mortal dan diblender sampai

menjadi serbuk.

5. Serbuk ditimbang 300 gram kemudian dimasukkan dalam wadah bertutup.

6. Etanol 96% ditambahkan untuk perendaman sampai seluruh simplisia

terendam lalu disimpan dalam wadah bertutup dan di rendam selama 1 jam pada suhu 25°C.

7. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator yang sudah

diberi kapas (dicelup etanol 96%) dan kertas saring pada dasarnya.

8. Tambahkan etanol 96% sampai batas perkolator, kemudian ditutup dengan

aluminium foil dibiarkan selama 24 jam.

9. Keran perkolator dibuka, cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 20

tetes/menit, perkolat ditampung, etanol ditambahkan berulang-ulang secukupnya sampai cairan yang keluar tidak berwarna.

10. Ekstrak cair diuapkan dengan rotavapor pada suhu 40°C.

11. Setelah itu dipekatkan dengan menggunakan water bath.

12. Ekstrak dimasukkan dalam botol kaca dan disimpan dalam kulkas.

3.8.2 Peracikan Obat Kumur Uji

1. Aquades 300ml dipanaskan sehingga mendidih dan Carboxy methyl cellulose


(12)

diatas seluruh permukaan aquades. Setelah dibiarkan selama 30 menit, campuran aquades dan Carboxy methyl cellulose (CMC) digerus sampai homogen.

2. Ekstrak kental ditimbang sebanyak 30 g dari total larutan obat kumur dan

dimasukkan kedalam campuran aquades itu tadi dan digerus sampai homogen.

3. Tambahkan bahan pemberi aroma dan rasa 2 tetes peppermint oil dan 10ml

sorbitol ke dalam mortal lalu digerus sampai homogen.

4. Tambahkan 660ml aquades sampai diperoleh volume larutan obat kumur

ekstrak daun sirih merah 3%

Gambar 9. Aquades dipanaskan Gambar 10. CMC ditimbang.

hingga mendidih.

Gambar 11. CMC ditaburkan Gambar 12. Ekstrak kental daun sirih merah


(13)

Gambar 13. Sorbitol sedang Gambar 14. Larutan dimixer

ditakar. hingga homogen.

Gambar 15. Obat kumur dimasukkan ke dalam kemasan botol.

3.8.4 Peracikan Obat Kumur Plasebo

1. Aquades 300ml dipanaskan sehingga mendidih dan Carboxy methyl cellulose (CMC) ditimbang sebanyak 3 g. Carboxy methyl cellulose (CMC) kemudiannya ditabur diatas seluruh permukaan aquades. Setelah dibiarkan selama 30 menit, campuran aquades dan Carboxy methyl cellulose (CMC) digerus sampai homogen.


(14)

3. Tambahkan bahan pemberi aroma dan rasa 2 tetes peppermint oil, 10ml sorbitol dan pewarna makanan hijau ke dalam mortar lalu digerus sampai homogen.

4. Tambahkan 700ml aquades sampai diperoleh volume larutan obat kumur placebo.

3.8.5 Pemeriksaan Awal

1. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan pengisian kuisioner dan

pemeriksaan langsung, semua sampel akan dilakukan skrining terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

2. Subjek yang terpilih kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur

penelitian dan diminta untuk mengisi lembaran informed consent.

3. Pada hari pertama, subjek penelitian di periksa pagi hari, sebelumnya subjek

penelitian diinstruksikan untuk tidak menyikat gigi setelah sarapan dan dilakukan pemeriksaan indeks plak dengan menggunakan indeks plak Löe-Silness.

4. Pada tiap bagian diberi skor 0-3 sesuai dengan kriteria Löe dan Silness.

5. Skor plak tiap gigi ditentukan dengan rumus:

6. Hasil pemeriksaan dicatat pada lembar pemeriksaan.

7. Indeks plak diperoleh dengan menjumlahkan skor plak tiap gigi kemudian

dibagi jumlah gigi yang di periksa.

8. Masing-masing sampel diberikan obat kumur sebanyak 1 botol.

9. Subjek peneltian diinstruksikan untuk menyikat gigi setelah sarapan dan


(15)

10. Setelah itu, subjek penelitian diinstruksikan berkumur dengan obat kumur yang diberikan sebanyak 10 ml selama 30 detik setelah sikat gigi pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur sampai hari ke- 7.

3.8.4 Pemeriksaan Hari ke 0 dan 7.

1. Pemeriksaan dilakukan pada hari ke 0 dan 7.

2. Pasien diinstruksikan menyikat gigi dan berkumur-kumur. Kemudian

dilakukan pemeriksaan indeks plak.


(16)

Skema Prosedur Penelitian

Populasi Peracikan obat kumur

Analisis data dengan program komputer Sampel (Random dan Skrining sesuai kriteria inklusi dan eksklusi)

Kelompok perlakuan terdiri dari 20 orang untuk penggunaan obat kumur dari ekstrak daun sirih

merah 3%

Ethical Clearance

Informed consent

Pemeriksaan indeks plak setelah pemakaian obat kumur & sikat gigi (hari ke – 0 dan 7)

Pemeriksaan indeks plak pra perlakuan

Kelompok kontrol terdiri dari 20 orang untuk penggunaan obat kumur


(17)

3.9 Pengolahan dan Analisis data 3.9.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dan tabulasi dilakukan dengan menggunakan program komputer.

3.9.2.1 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi. Untuk melihat perbandingan penurunan akumulasi plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur ekstrak daun sirih merah dan obat kumur plasebo dengan menggunakan uji t berpasangan (paired t- test) dan uji t tidak berpasangan (unpaired t-test). Derajat kepercayaan 95%. Signifikasi statistik diperoleh jika nilai p< 0,05.


(18)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 40 orang yang dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi pada mahasiswa FKG USU angkatan 2014. Semua subjek penelitian berhasil mengikuti penelitian hingga selesai. Sampel kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan sebanyak 20 orang dan kelompok kontrol sebanyak 20 orang. Selama berlangsungnya penelitian, tidak ada komplikasi yang dilaporkan oleh subjek penelitian. Data-data hasil penelitian yang diperoleh diuraikan di bawah ini (Tabel 3).

Tabel 3. Data demografis subjek penelitian

Variabel Kelompok Pengamatan Jumlah Persentase

Usia a. 18 tahun

b. 19 tahun c. 20 tahun d. 21 tahun e. 23 tahun

2 orang 10 orang 13 orang 13 orang 2 orang 5 % 25 % 32.5 % 32.5 % 5 %

Total 40 orang 100 %

Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan

10 orang 30 orang

25 % 75 %

Total 40 orang 100 %

Frekuensi Menyikat Gigi

a. 1X sehari b. 2X sehari c. 3X sehari

2 orang 34 orang 4 orang 5 % 85 % 10%

Total 40 orang 100 %

Berdasarkan tabel 3, sampel terbanyak berdasarkan usia adalah subjek berusia 20 tahun dan 21 tahun sebanyak 13 orang masing-masing (32.5 %) diikuti 19 tahun sebanyak 10 orang (25 %), 23 tahun dan 18 tahun sebanyak 2 orang masing-masing (5


(19)

%). Distribusi jenis kelamin pula menunjukkan jumlah sampel laki-laki adalah sebanyak 10 orang (25 %) manakala perempuan adalah sebanyak 30 orang (75 %). Frekuensi menyikat gigi memperlihatkan bahwa sebanyak 2 orang yang menyikat gigi 1 kali sehari (5 %) diikuti 2 kali sehari sebanyak 34 orang (85 %) dan 4 orang menyikat gigi 3 kali sehari (10 %).

Tabel 4. Data distribusi rerata skor indeks plak mahasiswa FKG USU angkatan 2014 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Kelompok

Hari

Perlakuan (Ekstrak Daun Sirih Merah)

Kontrol (Plasebo)

N Rerata indeks plak ± SD N Reata indeks plak ± SD

0 20 0,800 ± 0,418 20 0,879 ± 0,459

7 20 0,550 ± 0,376 20 1,027 ± 0,503

Keterangan: SD= Standar Deviasi, *Uji T Independent bermakna jika p < 0,05

Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat rerata dan standar deviasi skor indeks plak pada kelompok perlakuan (Ekstrak Daun Sirih Merah) pada hari ke-0 adalah 0,800 ± 0,418 manakala hari ke-7 adalah 0,550 ± 0,376. Ini menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan sebanyak 0,25. Pada kelompok kontrol (Plasebo) pula, rerata dan standar deviasi skor indeks plak pada hari ke-0 adalah 0,879 ± 0,459 dan pada hari ke-7 adalah 1,027 ± 0,503. Pada kelompok ini dapat dilihat terjadi peningkatan sebanyak 0,148.


(20)

Gambar 16. Rerata skor indeks plak subjek penelitian pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ke-0 dan hari ke-7

Gambar 3 menunjukkan rerata skor indeks plak subjek penelitian pada kedua kelompok secara grafik. Pada kelompok perlakuan, dapat dilihat skor indeks plak pada hari ke-0 adalah 0,800 dan telah terjadi penurunan pada hari ke-7 dan mencapai angka 0,550. Pada kelompok kontrol pula, pada hari ke-0 skor indeks plak adalah sebanyak 0,879 dan telah mengalami peningkatan sebanyak 0,148 pada hari ke-7. Dari hasil yang didapatkan, ini menunjukkan bahwa penggunaan obat kumur ekstrak daun sirih merah pada kelompok perlakuan berpengaruh dalam menghambat akumulasi plak.

Tabel 5. Skor indeks plak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dibandingkan antara hari ke-0 dan hari ke-7

Hari Kelompok Rerata SD t Nilai p

0 Perlakuan 0,800 ± 0,418 -0,570 0,572

Kontrol 0,879 ± 0,459

7 Perlakuan 0,550 ± 0,377 -3,393 0,002

Kontrol 1,027 ± 0,503

Tabel 5 untuk mengetahui pengaruh obat kumur ekstrak daun sirih merah 3% dalam menghambat akumulasi plak dibandingkan dengan obat kumur pada kelompok

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Hari ke 0 Hari ke 7

0.8 0.55 0.88 1.03 Perlakuan Kontrol


(21)

kontrol. Perbedaan skor indeks plak pada kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Perbedaan skor indeks plak pada kelompok kontrol menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Tanda minus (-) berarti skor indeks plak sesudah berkumur adalah lebih besar daripada sebelum berkumur. Apabila dibandingkan perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik dan ini menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak daun sirih merah berpengaruh dalam menghambat akumulasi plak selama seminggu.

Tabel 6. Perbandingan selisih rerata skor indeks sebelum dan sesudah pada kelompok perlakuan dan kontrol

Perbandingan Kelompok Rerata SD t Nilai p

Selisih Skor Plak H-0 dan H-7

Kelompok Perlakuan 0,250 ± 0,162 6,892 0,000*

Selisih Skor Plak H-0 dan H-7

Kelompok Kontrol -0,148 ± 0,237 -2,791 0,012

Keterangan : SD = Standard Deviasi, *Uji T dependent bermakna jika p < 0,05

Tabel 6 untuk mengetahui perbedaan skor indeks plak pada subjek penelitian yang menggunakan obat kumur ekstrak daun sirih merah 3% dan obat kumur plasebo pada hari ke-0 dan hari ke-7. Pada hari ke-0 sebelum berkumur tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p < 0,05). Namun pada hari ke-7 setelah berkumur terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut karena nilai p < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak daun sirih merah 3% berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo karena terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik dalam mengurangi akumulasi plak pada hari ke-7 (p < 0,05).


(22)

BAB 5 PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa rerata indeks plak pada kelompok perlakuan lebih rendah berbanding kelompok kontrol. Obat kumur ekstrak daun sirih merah dengan konsentrasi 3% ini membuktikan efeknya dalam mengurangi plak pada akhir pemeriksaan yaitu hari ke-7 pemakaian obat kumur yang mengandung ekstrak daun sirih merah 3%. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua obat kumur yaitu obat kumur ekstrak daun sirih merah dan obat kumur plasebo

Obat kumur uji yang mengandung ekstrak daun sirih merah 3% menunjukkan penurunan yang signifikan setelah pemakaian 7 hari. Nilai rerata skor plak hari ke-0 dan hari ke-7 kelompok kontrol adalah 0,250 ± 0,162, sedangkan pada obat kumur plasebo menunjukkan nilai rerata -0,148 ± 0,237. Secara keseluruhan keefektifan terhadap pengurangan plak pada obat kumur yang mengandung ekstrak daun sirih merah jauh berbeda dengan obat kumur kontrol. Hasil ini bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Vina Mutiarawati dkk yang menunjukkan ekstrak daun sirih merah mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri plak supragingiva.2

Penelitian yang dilakukan oleh Rima Erviana dkk telah menunjukkan kandungan ekstrak daun sirih merah mempunyai aktivitas paling kuat melawan pertumbuhan S.mutans dan aktivitasnya kemungkinan melalui penghambatan aktivitas

GTF.3 Sifat utama komponen minyak atsiri yang ada di dalam ekstrak daun sirih merah

adalah hidrofobik. Hidrofobisitas ini memungkinkan senyawa tersebut terpartisi dalam

lemak membrane sel bakteri dan mitokondria.16 Hal ini juga didukung oleh penelitian

Qualifah Indah Wahyu, dkk yang menyatakan bahwa ekstrak daun sirih merah

mempunyai daya hambat terhadap S.mutans.4

Konsentrasi ekstrak daun sirih merah yang terkandung dalam obat kumur pada penelitian ini adalah sebanyak 3% yang diekstraksi menggunakan etanol 96% di Laboratorium Obat Tradisional, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara. Nilai KHM sebanyak 3% ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Qolifah Indah


(23)

Wahyu, dkk tentang daya hambat ekstrak daun sirih merah terhadap streptococcus mutans. Hasil penelitian S.D. Marliyana menyatakan bahwa nilai KHM untuk bakteri Gram positif adalah sebesar 1%. Aktifitas antimikroba bakteri ini dilihat dari nilai kadar hambat minimum (KHM) yang telah didapatkan. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa konsentrasi 3% adalah konsentrasi minimum ekstrak daun sirih merah dalam

menghambat pertumbuhan bakteri pembentuk plak.4

Selama penelitian ini dijalankan, tidak ada efek samping yang terjadi pada subjek penelitian. Ini bersesuaian dengan penelitian analisa proksimat dan toksisitas akut yang dilakukan oleh Safithri M. dkk. Uji toksisitas menunjukkan bahwa rebusan daun sirih merah tidak memiliki toksisitas hingga dosis 20 g/kg BB. Tidak adanya kematian pada semua dosis yang diujikan dapat dikatakan bahwa rebusan sirih merah tidak toksik. Dengan demikian dianggap semua toksisitas akut dapat diabaikan dan nilai LD50 tidak perlu ditentukan. Hal ini sesuai dengan klasifikasi toksisitas akut menurut Lu

(1995) yang menyatakan bahwa zat kimia dengan nilai LD50 15 g/kg BB atau lebih

bersifat praktis tidak toksik. Hal ini menunjukkan bahwa rebusan sirih merah relatif aman dan memiliki potensi bioaktivitas.27

Sebagai cara untuk mengurangi rasa kurang enak yang ditimbulkan oleh obat kumur ekstrak daun sirih merah, maka telah ditambahkan bahan-bahan lain. Penambahan sorbitol pada obat kumur bertujuan untuk menghilangkan rasa pahit dari ekstrak daun sirih merah manakala peppermint oil ditambahkan untuk menutupi aroma khas yang terdapat pada ekstrak daun sirih merah dan juga untuk menyamakan aroma pada obat kumur plasebo. Pewarna tiruan juga ditambahkan beberapa titis pada obat kumur plasebo supaya dapat menyamakan dengan warna pada obat kumur ekstrak daun sirih merah, namun pewarna yang ditambahkan tidak mengganggu rasa kedua jenis obat kumur.


(24)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Obat kumur ekstrak daun sirih merah efektif terhadap penurunan akumulasi

plak selama 7 hari.

2. Obat kumur ekstrak daun sirih merah berpengaruh terhadap penurunan

akumulasi plak bila dibandingkan dengan obat kumur placebo karena terdapat perbedaan secara statistik dalam mengurangi akumulasi plak selama seminggu (p<0,05).

6.2 Saran

Antara saran yang dapat ditambahkan untuk penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini hanya meneliti satu jenis konsentrasi ekstrak, oleh karena itu

disarankan agar penelitian selanjutnya meneliti konsentrasi yang lebih tinggi dari ekstrak daun sirih merah.

2. Diharapkan penelitian selanjutnya untuk meneliti efek jangka panjang dari

penggunaan obat kumur ekstrak daun sirih merah sehingga dapat dikembangkan untuk digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.


(25)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Dental

Penelitian pada dekade yang lalu mengemukakan plak gigi sebagai biofilm yaitu akumulasi komunitas mikroba yang melekat pada suatu permukaan. Plak dental merupakan akumulasi mikroba yang melekat pada permukaan gigi. Bakteri kebanyakan hidup pada suatu permukaan, membentuk komunitas kehidupan yang dapat memberikan keuntungan lebih dibanding kehidupan secara planktonik. Matriks ekstraseluler diproduksi oleh biofilm bakteri membungkus komunitas mikroba dan melindunginya dari lingkungan sekitar, termasuk serangan dari agen kemoterapi. Matriks akan membantu untuk melindungi bakteri di dalam biofilm dari antibiotik dan antiseptik dan meningkatkan kelangsungan hidup koloni. Metode mekanis seperti menyikat gigi, penggunaan sikat gigi interdental dan membersihkan karang gigi dapat menghambat pertumbuhan dan membersihkan plak. Antiseptik seperti obat kumur dapat membantu mengkontrol biofilm, tetapi ekstraknya harus diolah sehingga kandungan senyawa antibakteri dapat menembus plak dan ke bakteri patogen.7

Biofilm dapat membentuk energi, susunan ruang, hubungan dan kontinuitas

komunitas mikroorganisme.8 Menurut penelitian Itisha Singh dan P.C Jain, S. mutans

merupakan koloni utama dalam pembentukan plak dental. Koloni ini akan melekat pada pelikel di permukaan gigi dan menjadi reseptor untuk pengikatan dengan koloni sekunder dan seterusnya (Tabel 1).9


(26)

Tabel 1. Keterlibatan bakteri pada kolonisasi plak dental.9

Perlekatan Bakteri Reseptor Pasangan Koagregasi Bakteri

Koloni awal

Streptococcus oralis Pengikatan Galaktos,

Pemecahan sel bakteri

Actinomycetes naeslundii, Capnocytophaga ochracea, Fusobacterium nucleatum, Hemophillus parainfluenzae, Pervotella loscheilli, Streptococcus gordonii, Veillonella atypical

Streptococcus mitis Pengikatan Galaktos Capnocytophaga ochracea, Fusobacterium

nucleatum, S. gordonii

S. gordonii A-amylase, Prolin kaya

protein, Pemecahan sel bakteri

Fusobacterium nucleatum, Porphyromonas acene, S. mitis, S. oralis, S. sanguis

S. sanguis Pemecahan sel bakteri A.naeslundii, H. parainfluenzae,

P. loescheli, S. gordonii,V. atypical

Koloni menengah

F. nucleatum Capnocytophaga sputigens, C. ochracea,

S. oralis, S. mitis, P. acnes, S. gordonii, Capnocytophaga gingivalis, Actinomyces israelli, H. parainfluenzae, V. atypical, A.naeslundii, Actinobacillus

mycetemcomitans

Veillonella atypical S. oralis, A.actinomycesnaeslundii,

V. atypical

Pervotella loescheli S. oralis, S. sanguis

Actinomyces naeslundi Prolin kaya protein S. gordonii, S. oralis, S. sanguis,

F. nucleatum, V. atypical

C. gingivalis A.israelli, F. nucleatum

Koloni akhir

A.actinomycetemcomita ns

F. nucleatum

Eubacterium F. nucleatum, P. gingivalis

Treponema spp F. nucleatum

P.gingivalis F.nucleatum


(27)

2.1.1. Proses Pembentukan Plak

Pola pembentukan biofilm plak dapat dibagi menjadi tiga fase: (1) Pelekatan bakteri ke permukaan keras (2) Pembentukan mikrokoloni pada permukaan (3) Pembentukan matang, biofilm plak subgingiva.

Pelekatan awal bakteri dimulai dengan pembentukan pelikel. Pelikel adalah lapisan tipis dari protein saliva yang menempel pada permukaan gigi dalam beberapa menit setelah pembersihan. Pelikel bertindak seperti perekat dua sisi, berpegang pada permukaan gigi di satu sisi dan menyediakan permukaan lengket yang memfasilitasi keterikatan bakteri pada permukaan gigi di sisi lain.

Setelah pembentukan pelikel, bakteri mulai menempel pada permukaan luar pelikel tersebut. Bakteri terhubung ke pelikel dan satu sama lain dengan ratusan struktur mirip rambut yang disebut fimbriae. Setelah melekat tetap, bakteri mulai memproduksi zat yang merangsang bakteri bebas lain untuk bergabung dengan komunitas ini. Dalam 2 hari pertama, jika pembersihan tidak dilakukan, permukaan gigi yang dikolonisasi akan didominasi oleh cocci fakultatif Gram positif, terutamanya spesies streptokokus. Pembentukan koloni dimulai setelah permukaan gigi telah ditutupi dengan bakteri yang menempel. Biofilm berkembang terutamanya melalui pembelahan sel bakteri yang sudah melekat, bukan melalui pelekatan bakteri baru. Plak berkembang cepat dalam fase awal dan lebih lambat dalam biofilm yang lebih matang.

Gelombang kedua kolonisasi bakteri bertahan pada bakteri yang sudah melekat pada pelikel tersebut. Koagregasi adalah kemampuan kolonisasi bakteri baru untuk melekat dan berkembang di atas sel yang melekat sebelumnya. Bakteri mengelompok bersama untuk membentuk koloni mikro berbentuk jamur yang melekat pada permukaan gigi. Hasil koagregasi adalah pembentukan kompleks bakteri yang berbeda terkait pada satu sama lain. Setelah beberapa hari dari pembentukan plak yang tidak terganggu, margin gingiva menjadi meradang dan bengkak. Inflamasi ini menghasilkan pendalaman sulkus gingiva. Biofilm meluas ke wilayah subgingiva dan berkembang dalam lingkungan yang terlindung ini, mengakibatkan pembentukan biofilm plak subgingiva matang.


(28)

Inflamasi gingiva tidak muncul sehingga terjadinya perubahan di dalam biofilm yang terdiri dari bakteri Gram positif ke bakteri anaerob Gram negatif. Sebuah mikrokoloni bakteri subgingiva, yang terdiri dari bakteri Gram negatif anaerob, terbentuk pada sulkus gingiva antara 3 dan 12 minggu setelah awal pembentukan plak supragingiva.8

Gambar 1. Gambaran tahap pembentukan plak biofilm. 1. Pelekatan Bakteri 2. Kolonisasi awal 3. Kolonisasi sekunder 4. Pematangan biofilm.8

2.1.2. Komposisi Plak Dental

Rongga mulut menyediakan lingkungan untuk mikroorganisme yang terlibat dalam pembentukan plak dental. Rongga mulut juga menyediakan media untuk pertumbuhan bakteri yang menyebabkan kerusakan gigi. Spesies dari beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yang ditemukan dalam rongga mulut termasuk spesies Enterococcus, Peptostreptococcus, Streptococcus, Staphylococcus, Actinomyces, Corynebacterium, Eubacterium, Lactobacillus, Aggregatibacter (sebelumnya Actinobacillus), Haemophilus, Bacteroides, Campylobacter, Leptotrichia, Porphyromonas, Capnocytophaga, Prevotella, Tannerella, Eikenella, Treponema, Fusobacterium, dan Wolinella. Hal ini juga diketahui bahwa mayoritas bakteri dalam akumulasi plak milik genus Streptococcus. Streptococci telah dibuktikan sebagai bakteri


(29)

dominan di dalam rongga mulut dan segelintir bakteri dalam plak dental adalah dari kolonisasi primer (yaitu, Streptococcus sanguis, S. oralis, S. mitis). Bakteri kolonisasi sekunder dalam plak dental adalah jenis streptokokus dan beberapa bakteri spesis lain.9

2.1.3. Klasifikasi Plak Dental

Menurut penelitian Viorica Chetrus dan I.R. Ion, berdasarkan lokasinya plak dental dapat dibedakan menjadi dua yaitu supragingiva dan subgingiva. Plak supragingiva sering ditemui pada sepertiga gingiva dari permukaan mahkota gigi, daerah interproksimal, pit dan fisur beserta daerah lain yang terkait. Plak subgingiva berada di bawah batas dentogingiva biasanya dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu daerah pelekatan gigi, daerah perlekatan epitel dan daerah tanpa perlekatan.10

2.2 Kontrol Plak

Kontrol plak adalah prosedur penyingkiran plak mikroba dan debris makanan

dalam rongga mulut. Konsep kontrol ada dua yaitu mekanis dan kimia.13 Prosedur

kontrol secara mekanis merupakan prosedur yang paling efektif dalam menghambat

plak.8 Untuk menjaga kesehatan periodontal, pasien harus membersihkan plak setiap

kali terjadi akumulasi.14

2.3 Obat Kumur

Obat kumur didefinisikan sebagai larutan non-steril yang digunakan untuk mengurangi bakteri mulut. Obat kumur umumnya diklasifikasikan untuk estetik dan terapi atau kombinasi keduanya. Obat kumur komersial adalah produk yang membantu mengurangi bau mulut, mengurangi bakteri di mulut dan menyegarkan mulut dengan rasa yang menyenangkan. Perawatan dengan obat kumur sering memiliki manfaat yang sama dengan estetik tetapi juga mengandung tambahan bahan aktif, contohnya fluoride atau khlorhexidin, yang membantu melindungi dari beberapa penyakit mulut.

Jumlah kandungan komponen yang dijumpai pada obat kumur bervariasi pada berbagai produk.


(30)

Beberapa produk memiliki komposisi yang sama seperti pasta gigi tetapi tidak abrasif. Berbeda dari pasta gigi, kebanyakan larutan kumur mengandung alkohol, sebagai pengawet dan bahan semi-aktif. Konsentrasi alkohol biasanya berkisar 18-26%.15

2.3.1 Ekstrak Herbal

Menurut WHO, lebih dari 80% dari populasi dunia bergantung pada pengobatan tradisional yang sebagian besar ditanam untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan primer. Di India, koleksi dan pengolahan tanaman obat dan tanaman produk berkontribusi terhadap perekonomian nasional setiap tahun. Tanaman adalah salah satu sumber paling penting dari obat-obatan. Tanaman obat secara luas digunakan seluruh dunia dalam dua bidang yang berbeda dari manajemen kesehatan; sistem obat tradisional dan sistem kedokteran modern.16

2.4 Sirih Merah

Tanaman sirih merah (Piper crocatum) merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Selain itu, sirih merah termasuk salah satu unsur penting yang harus ada dalam setiap upacara adat di Jawa khususnya di Jogjakarta karena dipercaya memiliki nilai-nilai spiritual yang tinggi.

Tanaman sirih merah ini termasuk dalam famili Piperaceae.18

Sejak zaman dahulu tanaman sirih merah telah diketahui memiliki berbagai khasiat obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit atau dianggap sebagai tanaman obat multifungsi. Air rebusannya mengandung antiseptik atau karvakrol yang bersifat desinfektan dan anti jamur, sehingga bisa digunakan sebagai obat antiseptik

untuk menjaga kesehatan rongga mulut.17 Senyawa karvakrol (carvakrol) diketahui

bekerja secara spesifik terhadap Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermis. Karvakrol menarget viabilitas biofilm dan morfologi sel pada susunan biofilm tertentu.18


(31)

Gambar 2. Sirih Merah 19

Taksonomi sirih merah.20

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliphyta

Kelas : Magnolipisida

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : betle

2.4.1 Kandungan sirih merah

Daun sirih merah mengandungi senyawa fitokimia yakni alkaloid, saponin, tannin

dan flavonoid.21 Polifenol adalah toksik kepada bakteri. Senyawa polifenol memiliki

kelompok teroksidasi yang dapat menghambat aktivitas enzim pada bakteri dan

menonaktifkan protein pada permukaan sel.7 Ekstrak adalah sediaan dari pekat

tumbuh-tumbuhan yang diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan. Tujuan ekstraksi pada umumnya mengambil sebagian atau seluruh zat tertentu yang ada dalam bahan tanaman agar memudahkan dalam pengaturan bentuk sediaan, dosis atau takaran yang tepat serta mudah dalam penyimpanannya, praktis dalam penyajian dan


(32)

menjaga keawetan bahan tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan

degan yang disimpan dalam bentuk bahan mentah.4

Banyak penelitian menunjukkan daun sirih mengandung zat tepung, diastases, gula dan menyusun minyak essensial dari safrole, alil pirokatekol monoacetate, eugenol, terpinen-4-ol, eugenil asetat dan sebagainya.18 Penapisan fitokimia daun sirih

merah menunjukkan adanya kandungan minyak atsiri.20

Minyak atsiri daun sirih merah mengandung senyawa a-pinenam a-tuyan, sabinen, b-mirsena, kamfen dan trans-kariofilen. Nilai KHM untuk bakteri Gram positif yaitu Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis secara berurutan sebesar 1%, 0.25%, 0.5%.20

2.4.2 Aktifitas Antimikroba

Senyawa flavanoid dan tannin pada fraksi etilsetat mempunyai efek antimikroba yang kuat terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Penelitian Ditijen menyebutkan bahwa pada daun sirih dijumpai senyawa flavonoid dan tannin yang bersifat antimikroba, dan senyawa karvakrol yang memiliki daya membunuh bakteri lima kali lebih kuat dari fenol biasa, berarti fraksi etilasetat daun sirih merah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh adanya bakteri Candida albicans, Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.21

Mekanisme penghambatan bakteri pada daun sirih dimungkinkan karena daun sirih mengandung minyak atsiri yang di dalamnya terdapat senyawa fenol yang bersifat bakterisid. Senyawa fenol apabila terjadi interaksi dengan dinding sel mikroorganisme akan terjadi denaturasi protein dan meningkatkan permeabilitas mikroorganisme. Interaksi antar mikroorganisme mengakibatkan perubahan keseimbangan muatan dalam molekul protein, sehingga terjadi perubahan struktur protein dan menyebabkan terjadinya koagulasi. Protein yang mengalami denaturasi dan koagulasi akan kehilangan aktivitas fisiologis sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perubahan struktur protein pada dinding sel bakteri akan meningkatkan permeabilitas sel sehingga pertumbuhan sel akan terhambat dan kemudian sel menjadi rusak. Selain itu senyawa


(33)

karvakrol memberikan bau yang khas pada daun sirih dan memiliki daya bunuh bakteri lima kali lebih besar dari fenol biasa.29

Selain itu dalam daun sirih terdapat flavonoid yang berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang menganggu integritas membran sel bakteri. Alkaloid juga memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme yang diduga adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut. Tanin memiliki aktivitas antibakteri, mekanisme tanin diduga dapat mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga


(34)

2.5 Kerangka Teori

`

Daun Sirih Merah

Alkaloid

Menghambat aktifitas antimikroba pada bakteri Gram positif yaitu Staphylococcus aureus, Streptococcus salivarius dan Streptococcus sanguis serta bakteri Gram negatif seperti Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa

Mengurangi pembentukan plak dental

Flavonoid Tannin

Kandungan Senyawa

Saponin


(35)

2.6 Kerangka Konsep

`

Variabel Terikat:

Akumulasi plak selama 7 hari

Variabel Terkendali:

1. Volume obat kumur yang

digunakan.

2. Lama penggunaan obat kumur.

3. Waktu dan frekuensi menyikat

gigi.

4. Metode menyikat gigi yaitu

metode bass.

5. Jenis pasta gigi dan sikat gigi.

6. Cara berkumur

Variabel Tak Terkendali:

1. Jumlah makanan yang

dikonsumsi Variabel Bebas:

Obat kumur Ekstrak Sirih Merah Ketumbar 3%


(36)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plak gigi adalah komunitas mikroorganisme yang ditemukan pada permukaan gigi yang membentuk biofilm dan tertanam dalam matriks polimer dari pejamu dan bakteri. Plak bakteri umumnya memiliki hubungan yang harmonis dengan pejamu. Bakteri ini menggunakan nutrisi endogen (contohnya: protein saliva, glikoprotein seperti musin), untuk pertumbuhannya, serta produksi asam yang sedikit dan keberadaanya membantu

melepaskan mikroorganisme eksogen.1

Salah satu upaya untuk menyingkir bakteri plak adalah dengan menggunakan obat

kumur. Di antara obat kumur herbal dan kimia seperti obat kumur klorheksidin, obat

kumur khlorheksidin adalah obat kumur yang paling efektif. Walaupun efektif, obat kumur klorheksidin memiliki efek samping yang signifikan seperti perubahan warna

gigi menjadi coklat, erosi mukosa oral dan rasa pahit.2 Efek samping kegunaan obat

kumur providone iodine yang berlebihan adalah disfungsi tiroid, iritasi pada lapisan

rongga mulut dan tenggorokan.3 Oleh karena itu, perlu dilakukan penemuan obat kumur

baru yang tidak mempunyai efek samping.Pada saat ini, banyak beredar di masyarakat

obat kumur yang terbuat dari bahan alami untuk memelihara kesehatan rongga mulut.4

Tanaman sirih merah (Piper crocatum) termasuk salah satu tanaman yang berkhasiat di Indonesia yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Daun sirih merah bersifat antibiotik terhadap bakteri dan mengandung beberapa zat yaitu flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan polifenol. Senyawa-senyawa tersebut sebagian besar bersifat antibakteri.5

Penelitian Wahyu, QI, dkk (2013) menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih merah mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan S. mutans. Daya hambat ekstrak daun sirih merah dengan konsentrasi 100%, memiliki efek yang sama dengan Chlorhexidine (sebagai kontrol positif). Konsentrasi minimal pada ekstrak daun sirih

merah dalam menghambat S. mutans adalah 1 % .6


(37)

Penelitian Rima Ervina, Setyo Purwono dan Mustofa menyatakan minyak atsiri diisolasi dari daun sirih merah memiliki kemampuan tertinggi untuk menghambat pertumbuhan kelompok S. mutans dibandingkan dengan senyawa aktif lainnya, dan povidone iodine juga memiliki kadar hambatan yang sama terhadap pertumbuhan S. mutans.5

Berdasarkan penelitian sebelumnya telah terbukti bahwa obat kumur ekstrak daun sirih merah mempunyai efek terhadap penurunan plak bakteri. Oleh karena itu penulis merasa tertarik dan perlu melakukan penelitian mengenai efektivitas obat kumur dengan larutan ekstrak daun sirih merah terhadap akumulasi plak, sehingga penggunaan obat kumur ini dapat dijadikan alternatif pengganti obat kumur yang berada di pasaran.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah efektivitas obat kumur dengan larutan ekstrak daun sirih merah terhadap akumulasi plak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU angkatan 2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas obat kumur dengan larutan ekstrak daun sirih merah 3% terhadap akumulasi plak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU angkatan 2014.

1.4 Hipotesis

Larutan ekstrak daun sirih merah 3% mempunyai efek terhadap akumulasi plak.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkenalkan alternatif obat kumur dari bahan alami seperti sirih merah dalam meningkatkan kesehatan gigi dan jaringan periodontal.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan tambahan dalam bidang kedokteran gigi mengenai efektifitas larutan ekstrak daun sirih merah terhadap


(38)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2016

Priangka Padmanathan

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

xi + 37 Halaman

Daun sirih merah mengandung senyawa-senyawa antibakteri antara lain minyak atsiri, tanin, flavonoid, polifenol dan saponin. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh konseantrasi daun sirih merah terhadap plak. Ekstrak daun sirih merah dibuat dengan melakukan maserasi daun segar yang telah dihaluskan menggunakan pelarut alkohol 96%, selanjutnya rendaman disaring, lalu filtrat dikeringkan. Ekstrak kering kemudian dibuat larutan dengan konsentrasi 3%. Jenis penelitian ini ialah penelitian eksperimental ulang atau pre-posttest control group design.yang dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU 2014. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah double blind study. Penelitian dilakukan di departemen periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan dan laboratorium obat tradisional fakultas farmasi USU Medan dari Juli 2015 sampai Februari 2016. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan metode pemeriksaan indeks plak dengan mengunakan indeks plak Löe-Silness. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan pengisian kuisioner dan pemeriksaan langsung, semua sampel akan dilakukan skrining


(39)

terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Setelah itu, subjek penelitian diinstruksikan berkumur dengan obat kumur yang diberikan sebanyak 10 ml selama 30 detik setelah sikat gigi pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur sampai hari ke- 7. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa larutan ekstrak daun sirih merah 3% mempunyai efek terhadap akumulasi plak dengan penurunan plak sebanyak 0.250. Dari hasil penelitian ekstrak daun sirih merah 3% terhadap akumulasi plak ini diharapkan dapat menjadi bahan petunjuk sebagai alternatif obat umur dari bahan alami seperti sirih merah dalam meningkatkan kesehatan gigi dan jaringan periodontal.


(40)

PENGARUH BERKUMUR DENGAN EKSTRAK DAUN SIRIH

MERAH (Piper crocatum) 3% TERHADAP AKUMULASI

PLAK PADA MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN GIGI USU

ANGKATAN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

PRIANGKA PADMANATHAN NIM: 110600212

DOSEN PEMBIMBING: KRISNAMURTHY, drg., Sp. Perio

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(41)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2016

Priangka Padmanathan

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

xi + 37 Halaman

Daun sirih merah mengandung senyawa-senyawa antibakteri antara lain minyak atsiri, tanin, flavonoid, polifenol dan saponin. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh konseantrasi daun sirih merah terhadap plak. Ekstrak daun sirih merah dibuat dengan melakukan maserasi daun segar yang telah dihaluskan menggunakan pelarut alkohol 96%, selanjutnya rendaman disaring, lalu filtrat dikeringkan. Ekstrak kering kemudian dibuat larutan dengan konsentrasi 3%. Jenis penelitian ini ialah penelitian eksperimental ulang atau pre-posttest control group design.yang dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU 2014. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah double blind study. Penelitian dilakukan di departemen periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan dan laboratorium obat tradisional fakultas farmasi USU Medan dari Juli 2015 sampai Februari 2016. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan metode pemeriksaan indeks plak dengan mengunakan indeks plak Löe-Silness. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan


(42)

terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Setelah itu, subjek penelitian diinstruksikan berkumur dengan obat kumur yang diberikan sebanyak 10 ml selama 30 detik setelah sikat gigi pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur sampai hari ke- 7. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa larutan ekstrak daun sirih merah 3% mempunyai efek terhadap akumulasi plak dengan penurunan plak sebanyak 0.250. Dari hasil penelitian ekstrak daun sirih merah 3% terhadap akumulasi plak ini diharapkan dapat menjadi bahan petunjuk sebagai alternatif obat umur dari bahan alami seperti sirih merah dalam meningkatkan kesehatan gigi dan jaringan periodontal.


(43)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipersetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 14 Maret 2016

Pembimbing Tanda Tangan

Krishnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio


(44)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji pada tanggal 14 Maret 2016

TIM PENGUJI

KETUA : Krishnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio ... ANGGOTA: 1. Aini Hariyani Nasution, drg., Sp. Perio ...

2. Armia Syahputra, drg ...

Mengetahui:

SEKRETARIS DEPARTEMEN

Pitu Wulandari, drg., S.Psi, Sp. Perio ...


(45)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta, yaitu ayahanda Padmanathan dan ibunda Paramjit Kaur yang telah membesarkan, memberikan kasih sayang yang tidak terbalas, doa, nasehat, semangat, dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada abang saya Yuvaveeraraj yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Krisnamurthy, drg., Sp. Perio selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan pengarahan, saran, nasehat, dorongan, serta meluangkan waktu, tenaga, pemikiran dan kesabaran kepada penulis selama penelitian dan penulisan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Prof. H. Nazruddin, drg., Ph.D., C.Ort, Sp.Ort selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

3. Pitu Wulandari drg., Sp. Perio selaku koordinator skripsi Departemen

Prostodonsia yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Aini Hariyani Nasution, drg., Sp. Perio dan Armia Syahputra, drg selaku

anggota tim penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ika Devi Adiana, drg selaku penasehat akademik atas motivasi dan bantuan


(46)

6. Seluruh staf pengajar serta pegawai Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas motivasi dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.

7. Drs. Awaluddin Saragih selaku selaku ketua Laboratorium Obat Tradisional

Fakultas Farmasi USU yang turut meluangkan waktu, tenaga, an pikiran dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Maya Fitria, SKM., M.Kes dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam analisis statistik.

9. Para residen PPDGS Departemen Periodonsia atas dukungan dan

bantuannya selama penulisan skripsi.

10.Teman-teman sejawat terutama Tineshraj, Uma Sundari, Intan Mariam,

Sasidaran, Hareesh Raj, Patrick, Simba dan juga teman-teman angkatan 2011 dan 2014 yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bantuan, perhatian, dukungan, dan dorongan semangat yang diberikan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan. Akhir kata, penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat berguna bagi pengembangan disiplin ilmu Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, dan bagi kita semua.

Medan, 20 Maret 2016 Penulis

(Priangka Padmanathan)


(47)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Hipotesis ... 2

1.5 Manfaat Penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Dental ... 3

2.1.1Proses Pembentukan Plak ... 5

2.1.2 Komposisi Plak Dental ... 6

2.1.3 Klasifikasi Plak Dental ... 7

2.2 Kontrol Plak ... 7

2.3 Obat Kumur ... 7


(48)

2.4.1 Kandungan Sirih Merah ... 9

2.4.2 Aktivitas Antimikroba ... 9

2.5 Kerangka Teori... 12

2.6 Kerangka Konsep ... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 14

3.2 Rancangan Penelitian ... 14

3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 14

3.3.1 Tempat Penelitian ... 14

3.3.2 Waktu Penelitian ... 14

3.4 Populasi, Sampel Dan Besar Sampel ... 15

3.4.1 Populasi Penelitian ... 15

3.4.2 Sampel ... 15

3.4.2.1 Kriteria Inklusi ... 15

3.4.2.2 Kriteria Eksklusi... 15

3.4.3 Besar Sampel ... 15

3.5 Variabel Penelitian ... 16

3.5.1 Variabel Bebas ... 16

3.5.2 Variabel Terikat ... 16

3.5.3 Variabel Terkendali ... 16

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali ... 16

3.6 Definisi Operasional... 16

3.7 Alat Dan Bahan ... 18

3.7.1 Alat ... 18

3.7.2 Bahan ... 19

3.8 Prosedur Penelitian... 21

3.8.1 Prosedur Ekstraksi ... 21

3.8.2 Peracikan Obat Kumur ... 21

3.8.3 Peracikan Obat Kumur Plasebo ... 23

3.8.4 Pemeriksaan Awal ... 24

3.8.5 Pemeriksaan Akhir ... 25

3.9 Pengolahan Dan Analisis Data ... 27


(49)

3.9.1 Pengolahan Data ... 27

3.9.2 Analisis Data ... 27

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 28

BAB 5 PEMBAHASAN ... 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 35

6.2 Saran ... 35


(50)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keterlibatan Bakteri Pada Kolonisasi Plak Dental ... 4 Tabel 2. Kriteria Skor Indeks Plak Löe-Silness ... 17 Tabel 3. Data Demografis Subjek Penelitian ... 28 Tabel 4. Data Distribusi Rerata Skor Indeks Plak Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol ... 29 Tabel 5. Skor Indeks Plak Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol

Dibandingkan Antara Hari Ke-0 Dan Hari Ke-7 ... 30 Tabel 6. Perbandingan Selisih Rerata Skor Indeks Sebelum dan Sesudah Pada

Kelompok Perlakuan dan Kontrol ... 31 ix


(51)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambaran Tahap Pembentukan Plak Biofilm. ... 7

Gambar 2. Sirih Merah ... 9

Gambar 3. Daun sirih merah sedang dikeringkan. ... 19

Gambar 4. Daun sirih merah yang kering dihaluskan. ... 19

Gambar 5. Daun sirih merah yang telah halus ditimbang. ... 20

Gambar 6. Daun sirih merah direndam dalam larutan etanol 96%. ... 20

Gambar 7. Proses perkolasi ekstrak daun sirih merah. ... 20

Gambar 8. Ekstrak kental daun sirih setelah diuapkan. ... 20

Gambar 9. Akuades dipanaskan hingga mendidih. ... 22

Gambar 10. Carboxy methyl cellulose (CMC) ditimbang. ... 22

Gambar 11. CMC ditaburkan dalam aquades. ... 22

Gambar 12. Ekstrak kental daun sirih merah setelah ditimbang 30g. ... 22

Gambar 13. Sorbitol sedang ditakar. ... 23

Gambar 14. Larutan dimixer hingga homogen. ... 23

Gambar 15. Obat kumur dimasukkan ke dalam kemasan botol... 23

Gambar 16. Rerata Skor Indeks Plak Subjek Penelitian Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Pada Hari Ke-0 dan Hari Ke-7 ... 30


(52)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik

2. Surat Izin Penelitian Di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Usu

3. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

4. Informed Consent

5. Kuesioner Penelitian

6. Lembar Hasil Pemeriksaan Klinis


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ...

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Hipotesis ... 2

1.5 Manfaat Penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Dental ... 3

2.1.1Proses Pembentukan Plak ... 5

2.1.2 Komposisi Plak Dental ... 6

2.1.3 Klasifikasi Plak Dental ... 7

2.2 Kontrol Plak ... 7

2.3 Obat Kumur ... 7

2.3.1 Ekstrak Herbal ... 8

2.4 Sirih Merah ... 8

vi


(2)

2.4.1 Kandungan Sirih Merah ... 9

2.4.2 Aktivitas Antimikroba ... 9

2.5 Kerangka Teori... 12

2.6 Kerangka Konsep ... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 14

3.2 Rancangan Penelitian ... 14

3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 14

3.3.1 Tempat Penelitian ... 14

3.3.2 Waktu Penelitian ... 14

3.4 Populasi, Sampel Dan Besar Sampel ... 15

3.4.1 Populasi Penelitian ... 15

3.4.2 Sampel ... 15

3.4.2.1 Kriteria Inklusi ... 15

3.4.2.2 Kriteria Eksklusi... 15

3.4.3 Besar Sampel ... 15

3.5 Variabel Penelitian ... 16

3.5.1 Variabel Bebas ... 16

3.5.2 Variabel Terikat ... 16

3.5.3 Variabel Terkendali ... 16

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali ... 16

3.6 Definisi Operasional... 16

3.7 Alat Dan Bahan ... 18

3.7.1 Alat ... 18

3.7.2 Bahan ... 19

vii


(3)

3.9.1 Pengolahan Data ... 27

3.9.2 Analisis Data ... 27

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 28

BAB 5 PEMBAHASAN ... 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 35

6.2 Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

viii


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keterlibatan Bakteri Pada Kolonisasi Plak Dental ... 4

Tabel 2. Kriteria Skor Indeks Plak Löe-Silness ... 17

Tabel 3. Data Demografis Subjek Penelitian ... 28

Tabel 4. Data Distribusi Rerata Skor Indeks Plak Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol ... 29

Tabel 5. Skor Indeks Plak Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol

Dibandingkan Antara Hari Ke-0 Dan Hari Ke-7 ... 30

Tabel 6. Perbandingan Selisih Rerata Skor Indeks Sebelum dan Sesudah Pada

Kelompok Perlakuan dan Kontrol ... 31

ix


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambaran Tahap Pembentukan Plak Biofilm. ... 7

Gambar 2. Sirih Merah ... 9

Gambar 3. Daun sirih merah sedang dikeringkan. ... 19

Gambar 4. Daun sirih merah yang kering dihaluskan. ... 19

Gambar 5. Daun sirih merah yang telah halus ditimbang. ... 20

Gambar 6. Daun sirih merah direndam dalam larutan etanol 96%. ... 20

Gambar 7. Proses perkolasi ekstrak daun sirih merah. ... 20

Gambar 8. Ekstrak kental daun sirih setelah diuapkan. ... 20

Gambar 9. Akuades dipanaskan hingga mendidih. ... 22

Gambar 10. Carboxy methyl cellulose (CMC) ditimbang. ... 22

Gambar 11. CMC ditaburkan dalam aquades. ... 22

Gambar 12. Ekstrak kental daun sirih merah setelah ditimbang 30g. ... 22

Gambar 13. Sorbitol sedang ditakar. ... 23

Gambar 14. Larutan dimixer hingga homogen. ... 23

Gambar 15. Obat kumur dimasukkan ke dalam kemasan botol... 23

Gambar 16. Rerata Skor Indeks Plak Subjek Penelitian Pada Kelompok Perlakuan dan

Kelompok Kontrol Pada Hari Ke-0 dan Hari Ke-7 ... 30


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik

2. Surat Izin Penelitian Di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Usu 3. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

4. Informed Consent 5. Kuesioner Penelitian

6. Lembar Hasil Pemeriksaan Klinis 7. Hasil Analisis Data


Dokumen yang terkait

Formulasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz &amp; Pav.) Secara Granulasi Basah

3 53 89

Formulasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz &amp; Pav.) Secara Granulasi Basah

9 71 88

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Buah Kismis (Vitis Vinifera L.) Dengan Konsentrasi 1% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

1 5 52

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Buah Kismis (Vitis Vinifera L.) Dengan Konsentrasi 1% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 1 16

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Buah Kismis (Vitis Vinifera L.) Dengan Konsentrasi 1% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 0 3

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 0 2

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 1 2

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 0 11

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 0 3

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 0 13