Analisis Kapasitas Produksi dengan Pendekatan Theory of Constraint (TOC) dan Goal Programming Pada PT. Intan Nasional Iron Industri

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Perencanaan produksi merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam

perusahaan manufaktur. Perencanaan produksi berhubungan dengan penentuan
apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang
dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah direncanakan. Perencanaan
produksi dilakukan untuk menyusun suatu rencana produksi agar dapat memenuhi
permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan sumber-sumber atau
alternatif-alternatif yang tersedia dengan biaya minimum. Salah satu faktor
perencanaan produksi yang berpengaruh adalah perencanaan kapasitas.
Kapasitas merupakan ukuran kemampuan fasilitas dalam menghasilkan
produk ataupun jasa dalam interval waktu tertentu. Perencanaan kapasitas
produksi merupakan penentuan kemampuan fasilitas untuk menghasilkan produk
atau jasa yang disesuaikan dengan permintaan pasar, persediaan bahan baku
ataupun biaya yang dikeluarkan. Perencanaan kapasitas merupakan langkah
penting untuk mencapai perencanaan produksi yang optimum, dimana jumlah

produksi yang kelebihan atau kekurangan tidak menguntungkan perusahaan,
untuk itu diperlukaan perencanaan kapasitas produksi yang optimum dengan
memperhitungkan data historis permintaan serta kemampuan dan keterbatasan
sumber daya perusahaan sehingga diperoleh biaya yang minimum dan
memaksimalkan keuntungan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Perencanaan produksi (production planning) adalah salah satu dari
berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses
produksi yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan
perusahaan. Jika perencanaan produksi tidak dapat diatur dengan baik, maka dapat
menyebabkan terjadinya masalah di lantai produksi seperti penumpukan atau
bottleneck. Bottleneck terjadi apabila stasiun kerja memiliki kapasitas lebih kecil
dari kebutuhan produksi.
PT. Intan Nasional Iron Industri merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang industri pembuatan baja lembaran lapis seng (BJLS) yang
berproduksi seng gelombang dan rabung. Penelitian dilakukan pada proses produksi
seng, berdasarkan diskusi dengan pihak perusahaan sering terjadi masalah
keterlambatan produksi, yang menyebabkan perusahaan tidak mampu memenuhi

permintaan. Perusahaan hanya mampu memproduksi sebesar 90 % dari permintaan.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata jumlah produksi seng gelombang sebesar 729.202
Kg/Bulan dari jumlah permintaan seng gelombang sebesar 821.336 Kg/Bulan. Aliran
produksi proses pembuatan seng terdiri dari empat

stasiun kerja yaitu stasiun

pembersihan, stasiun galvanisir, stasiun pemotongan (shearing), dan stasiun
pembentukan gelombang (roll foarming). Sedangkan proses pembuatan rabung seng
hanya terdiri dari dua stasiun kerja yaitu stasiun kerja slitting (pemotongan) dan
stasiun kerja gutter (pembentukan), pembuatan rabung ini memanfaatkan produk seng
yang cacat setelah melewati proses peotongan (shearing) ataupun pembentukan
gelombang (roll foarming).

Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa tidak semua aliran produksi
berjalan dengan lancar. Salah satu masalah yang terjadi adalah adanya bottleneck

Universitas Sumatera Utara

yang menyebabkan terjadinya penumpukan work in process (WIP) pada lantai

produksi terutama pada stasiun kerja pemotongan (shearing), karena adanya
perbedaan kapasitas antara stasiun kerja pemotongan (shearing) dengan stasiun
kerja pembentukan gelombang (roll foarming). Penumpukan terjadi pada stasiun
pemotongan (shearing) yang menyebabkan keterlambatan dalam proses produksi

dan penurunan jumlah produk yang dihasilkan perusahaan. Aliran proses masingmasing stasiun kerja proses pembuatan seng gelombang dan rabung dapat dilihat pada
Gambar 1.1.
Jalur Kritis
80 m/menit

Stasiun
Pembersihan

60 m/menit

45 m/menit

Stasiun
Galvanisir


80 m/menit

80 m/menit

Stasiun
Pembentukan
(sitting)

Stasiun
Pemotongan
(Gutter)

Stasiun
Pemotongan
(Shearing)

60 m/menit

Stasiun
Pembentukan

Gelombang
(Roll Foarming)

Stasiun Kerja Pembuatan Seng
Gelombang

Stasiun Kerja Pembuatan Rabung

Gambar 1.1. Aliran Proses Setiap Stasiun Kerja di PT. Intan Nasional
Iron Industri

Adanya perbedaan kapasitas yang dibutuhkan dengan kapasitas yang tersedia
pada stasiun kerja, khususnya stasiun kerja pemotongan (shearing) dalam proses
produksi di PT. Intan Iron Nasional Industri, menyebabkan adanya penumpukan
atau bottleneck. Data penumpukan yang terjadi pada stasiun kerja III periode kerja

28 Desember – 30 Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.1. Data Penumpukan Stasiun Kerja III
Tanggal
Pengamatan

Rencana Produksi
(Lembar)

28 Desember
29 Desember
30 Desember

8640
10080
11520

Jumlah
Produksi
(Lembar)
6480
8.820

10.080

Penumpukan
(Lembar)
2160
1260
1440

Sumber: Pengamatan Produksi Seng PT. Intan Nasional Iron Industri

Satu jam yang hilang karena bottleneck berarti satu jam hilang dari
keseluruhan sistem. Karena bottleneck akan mengatur sejumlah throughput di
pabrik, maka jika bottleneck dihentikan sama saja dengan menghentikan seluruh
aktifitas produksi. Beberapa cara yang biasa dilakukan untuk mengatasi stasiun
bottleneck adalah penambahan mesin, peralatan, atau karyawan, perbaikan metode
kerja serta penambahan jumlah lembur. Akan tetapi cara-cara tersebut
membutuhkan modal yang besar dan waktu yang lama sehingga sulit untuk
dilakukan. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan pemecahan masalah, yaitu
dengan mengoptimalkan sumber-sumber daya yang ada di pabrik serta mengelola
kendala-kendala yang ada di pabrik dengan baik.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
bottleneck adalah theory of constraints (TOC). 1Theory of Constaint (TOC) yang
juga dikenal sebagai Constraint Management (CM) atau Syncrhonous
Management (SM) adalah metodologi menejerial global yang berfokus pada
masalah-masalah penting pada sebuah sistem. Kendala harus diidentifikasi dan
diselesaikan secara logis untuk meningkatkan kinerja sistem. TOC merupakan
pendekatan berkelanjutan yang berfokus pada identifikasi dan penyelesaian

1

Shamuvel.V.Pandit.,“Application Of Theory Of Constraints On Scheduling Of Drum-BufferRope System”, (Kolhapur: Department of Engineering. KIT’S College of Engineering,2013), h. 1

Universitas Sumatera Utara

kendala yang membatasi perusahaan. TOC memfokuskan pada aktivitas produksi
dan faktor-faktor pembatas yang terdapat di dalam ataupun di luar perusahaan
(kendala internal atau eksternal). Kendala internal misalnya dapat berupa
perbedaan kapasitas produksi dan kapasitas waktu mesin, sedangkan kendala
eksternal dapat berupa permintaan pasar.
Berdasarkan defenisi dan review penelitian yang pernah dilakukan, metode

yang lebih sesuai digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian
ini adalah penerapan lima langkah perbaikan theory of constraints (TOC) karena
TOC memfokuskan perhatian pada kendala yang memperlambat proses produksi
dan membantu memaksimumkan tingkat keluaran produk atau throughput
(Tunggal, 2003). TOC akan memeriksa kendala dan menemukan bagaimana
kendala tersebut mempengaruhi tujuan perusahaan. Kendala yang ditemukan
dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan kapasitas produksi antara stasiun
kerja pemotongan (shearing) dengan stasiun kerja pembentukan gelombang (roll
foarming) yang disebabkan adanya mesin yang memiliki kapasitas terbatas, pekerja

atau karyawan yang terbatas jumlahnya serta permintaan pasar yang fluktuatif.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa metode goal programming
digunakan sebagai solusi pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan multi
sasaran. Wiwik Angraeni (2015) meneliti penggunaan goal programming di
perusahaan konveksi yang memproduksi berbagai jenis pakaian muslim. Goal
programming digunakan untuk menentukan jumlah kombinasi produk dengan
memperhatikan

beberapa


tujuan

seperti

memaksimumkan

pendapatan,

meminimumkan biaya produksi dan memaksimumkan penggunaan mesin.

Universitas Sumatera Utara

Hasilnya dapat dilihat dari output bahwa nilai variabel deviasi sasaran adalah nol,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tiga tujuan tercapai yaitu menghasilkan
keuntungan yang lebih besar dari target keuntungan, biaya produksi lebih kecil
dari target biaya produksi yang diharapkan, penggunaan mesin yang masih di
bawah target penggunaan mesin.
Metode Goal Programming ini sangat potensial digunakan untuk
memecahkan masalah menjadi optimal dengan tujuan lebih dari satu. Maka dari
itum melalui metode ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan

perusahaan dimana mempunyai lebih dari satu masalah yaitu adanya masalah
kelebihan dan kekurangan produksi setiap bulannya.
Perencanaan dan pengolahan sumberdaya merupakan satu hal yang dapat
mewujudkan tujuan perusahaan. Kendala-kendala berupa keterbatasan dapat
digunakan untuk mencapai tujuan guna meningkatkan keuntungan perusahaan,
karena keterbatasan itu akan menentukan aliran produksinya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis sumber-sumber pembatas dan
mengoptimalkannya guna meningkatkan keuntungan perusahaan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan Theory of Constrains untuk mengatasi masalah
bottleneck serta mengoptimalkan kapasitas produksi dan pembentukan model
batasan menggunakan goal programming.

Universitas Sumatera Utara

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

pokok masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah adanya ketidak
seimbangan kapasitas antara stasiun kerja pemotongan (shearing) dengan stasiun
kerja pembentukan gelombang (roll foarming) secara signifikan yang menyebabkan

terjadinya penumpukan work in process (WIP). Sehubungan dengan masalah di
atas, dibutuhkan pengaturan kembali aliran produksi yag efektif untuk
menurunkan penumpukan work in process (WIP) sampai tingkat minimum.

1.3.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki dua tujuan yakni tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendapatkan
usulan perbaikan yang efektif dalam menurunkan bottleneck pada stasiun kerja
khususnya stasiun kerja pemotongan (shearing) mengoptimalkan aliran produksi

dan pembentukan model batasan menggunakan goal programming.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1.

Untuk menentukan waktu baku produksi dari setiap stasiun kerja.

2.

Untuk menentukan rough-cut capacity planning (RCCP).

3.

Untuk mengidentifikasi stasiun kerja bottleneck dan non-bottleneck.

4.

Untuk menyesuaikan JIP yang optimal berdasarkan prinsip theory of
constraints dengan menggunakan goal programming.

Universitas Sumatera Utara

1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Bagi penulis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan pola pikir
yang lebih cerdas dan cermat pada bidang kerja nyata.
b. Menambah wawasan terkait dengan penerapan Theory Of Constraint
(TOC).

2.

Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu bahan pertimbangan dalam
memperkirakan kendala-kendala yang terjadi pada lantai produksi sehingga
perusahaan dapat mengatasi setiap kendala yang terjadi dengan lebih cepat
dalam meningkatkan kapasitas produksi.

1.5.

Batasan Masalah dan Asumsi
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.

Constraints yang menjadi perhatian dalam penelitian adalah internal
constraints berupa stasiun kerja bottleneck pada lantai produksi di PT. Intan
Iron Nasional Industri.

2.

Metode yang digunakan adalah lima prinsip dasar perbaikan TOC untuk
mengoptimalkan perencanaan produksi dengan menggunakan metode goal
programming.

3.

Peramalan permintaan untuk dua belas bulan ke depan.

Universitas Sumatera Utara

4.

Penggunaan Theory of Constraints (TOC) hanya sebatas pengidentifikasian
dan pengoptimalan stasiun kerja bottleneck.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1.

Tidak

terjadi

penambahan

jumlah

sumber

daya selama penelitian

berlangsung.
2.

Semua fasilitas, baik mesin maupun peralatan yang digunakan pada proses
produksi tidak mengalami kerusakan selama penelitian berlangsung.

3.

Biaya produksi dan harga jual produk tidak mengalami perubahan/konstan.

4.

Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung dan
sudah terstandarisasi.

1.6.

Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam

beberapa bab sebagai berikut:

Bab I pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat
penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika
penulisan laporan penelitian.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah singkat dari PT.
Intan Iron Nasional Industri, ruang lingkup bidang usaha, visi dan misi, lokasi
perusahaan, daerah pemasaran, serta organisasi dan manajemen.

Bab III Landasan Teori, berisi tinjauan Pustaka yang berisi teori-teori yang
mendukung pemecahan permasalahan penelitian. Teori yang digunakan berhubungan

Universitas Sumatera Utara

dengan pengidentifikasian stasiun kerja bottleneck dan non-bottleneck, peramalan,
jadwal induk produksi, theory of constraints, serta goal programming.

Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian seperti penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek
penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual penelitian, blok diagram prosedur
penelitian, pengumpulan data, metode pengolahan data, analisis pemecahan masalah,
serta kesimpulan dan saran.
Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, memuat data-data yang
dikumpulkan peneliti yang berhubungan dengan pemecahan permasalahan penelitian,
baik data primer maupun data sekunder, serta bagaimana data-data tersebut diolah
untuk memperoleh hasil yang menjadi dasar pemecahan permasalahan tersebut.

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, yang memaparkan analisis terhadap
hasil dari pengolahan data dan hasil pemecahan permasalahan penelitian.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pemecahan masalah, serta saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan dan
pengembangan penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara