KONSEP DASAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERB

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Selama beberapa dekade pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya
untuk memperbaiki kualitas kinerja, tranparansi, dan akuntabilitas pemerintahan di
Indonesia. Upaya ini mendapat momentum dengan reformasi keuangan negara di
penghujung tahun 1990an berupa diterbitkannya tiga paket UU di bidang keuangan
negara yaitu UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan Negara.
Sesuai dengan amanat UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pemerintah
telah menetapkan PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut menganut basis kas menuju akrual (cash
toward accrual) yaitu menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan,
belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas
dana.
Namun, penerapan PP No. 24 Tahun 2005 masih bersifat sementara sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 36 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
yang menyatakan bahwa selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.

Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual menurut Pasal 36
ayat (1) UU No. 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun. Oleh karena
itu, PP No. 24 Tahun 2005 perlu diganti. Diterbitkannya PP No. 71 tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan yang menganut basis akrual secara penuh, yang
menggantikan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual menurut PP
No. 24 Tahun 2005 tersebut dimulai pada tahun 2015.
Dengan ditetapkannya PP No. 71 Tahun 2010 maka penerapan sistem akuntansi
pemerintahan berbasis akrual telah mempunyai landasan hukum. Dan hal ini berarti juga
bahwa Pemerintah mempunyai kewajiban untuk menerapkan SAP yang baru yaitu SAP
berbasis akrual. Hal ini sesuai dengan pasal 32 UU No. 17 tahun 2003 yang
mengamanatkaan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan SAP. Dan hal ini ditegaskan dalam
pasal 4 ayat (1) PP No. 71 Tahun 2010 menyebutkan bahwa Pemerintah menerapkan SAP
Berbasis Akrual. SAP tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
(KSAP) yang independen dan ditetapkan dengan PP setelah terlebih dahulu mendapat
pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

1

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penyusunan makalah ilmiah ini adalah untuk mengetahui
konsep dasar akuntansi yang digunakan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) di
Indonesia dan apa manfaatnya.

2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Konsep Dasar Akuntansi adalah prinsip-prinsip akuntansi yang menerapkan kapan
pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan.
Konsep Dasar Akuntansi pada umumnya ada 2 (dua) yaitu basis kas dan basis akrual.
Akuntansi berbasis kas adalah transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas
diterima oleh kas pemerintah atau dibayarkan dari kas pemerintah. Sedangkan akuntansi
berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa
lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya
transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau
dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai
dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang

paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.
Dengan pelaporan berbasis akrual, pengguna dapat mengidentifikasi posisi keuangan
pemerintah dan perubahannya, bagaimana pemerintah mendanai kegiatannya sesuai
dengan kemampuan pendanaannya sehingga dapat diukur kapasitas pemerintah yang
sebenarnya. Akuntansi pemerintah berbasis akrual juga memungkinkan pemerintah untuk
mengidentifikasi kesempatan dalam menggunakan sumber daya masa depan dan
mewujudkan pengelolaan yang baik atas sumber daya tersebut. PP No. 71 2010 Pasal 1
ayat (8) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan SAP Berbasis Akrual adalah SAP
yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial
berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan
pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN atau APBD.
2.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Basis Akrual
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Adapun tujuan penggunaan basis akrual yaitu:

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas (penganggaran, akuntansi dan pelaporan)
Meningkatkan pengendalian fiskal, manajemen asset
Meningkatkan akuntanbilitas dalam program penyediaan barang dan jasa oleh
pemerintah
Informasi yang lebih lengkap bagi pemerintah untuk pengambilan keputusan
Mereformasi sistem anggaran belanja
Transparansi yang lebih luas atas biaya pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah

Manfaat yang diperoleh dari penerapan basis askrual adalah :
1. Gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah
2. Informasi yang sebenarnya kewajiban pemerintah
3. Lebih familiar pada lebih banyak orang dan lebih komprehensif dalam penyajian
informasinya
3

4. Standar yang dapat diterima umum
5. Memperkuat pengelolaan dan pengembangan anggaran, khususnya melalui pengakuan
dan pengendalian asset dan kewajiban pemerintah
6. Sesuai Statistik Keuangan Pemerintah (GFS) yang dipraktekkan secara internasional
2.3 Persamaan Dasar Akuntansi

Dalam akuntansi dikenal persamaan akuntansi. Kekayaan, utang, dan modal yang
dimiliki perusahaan dapat tercermin dalam persamaan akuntansi. Setiap transaksi yang
terjadi dianalisis dalam persamaan dasar akuntansi. Persamaan akuntansi diperlukan
untuk mengenalkan awal pemikiran akuntansi dalam melakukan pencatatan transaksi
keuangan. Hal penting yang dipegang dalam persamaan dasar akuntansi adalah adanya
prinsip keseimbangan antara harta dengan aktiva.
Hubungan antara aset, kewajiban, dan ekuitas dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut ini:
Aset = Kewajiban + Ekuitas
1. Aset, adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai dan dapat diukur
dengan satuan uang. Dalam persamaan dasar akuntansi tersebut, Aset merupakan
wujud kekayaan yang mempunyai nilai uang yang sama dengan sumber (darimana
wujud kekayaan tersebut diperoleh), yaitu Kewajiban ditambah Ekuitas Dana. Artinya,
bertambahnya Aset dapat diperoleh dari (penambahan) Kewajiban dan/atau
(penambahan) Ekuitas Dana. Demikian pula sebaliknya, berkurangnya Aset dapat
digunakan untuk (pengurangan) Kewajiban dan/atau (pengurangan) Ekuitas Dana.
2. Kewajiban, sebagai utang kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi keuangan masa
lalu (tahun-tahun anggaran sebelumnya), atau berupa penerimaan yang perlu dibayar
kembali. Dalam persamaan dasar akuntansi, menunjukkan bahwa bertambahnya
Kewajiban dapat menyebabkan bertambahnya Aset dan/ atau berkurangnya Ekuitas

Dana. Demikian pula sebaliknya, berkurangnya Kewajiban dapat menyebabkan
berkurangnya Aset dan/atau bertambahnya Ekuitas Dana.
3. Ekuitas dana, adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah
Aset dengan jumlah Kewajiban. Dalam persamaan dasar akuntansi, menunjukkan
bahwa bertambahnya Ekuitas Dana dapat menyebabkan bertambahnya Aset dan/atau
berkurangnya Kewajiban. Demikian pula sebaliknya, berkurangnya Ekuitas Dana
dapat menyebabkan berkurangnya Aset dan/atau bertambahnya Kewajiban.
Ekuitas terdiri atas kejadian/transaksi yang bersumber dari transaksi akrual dan transaksi
kas yang terakumulasi dalam Saldo Anggaran Lebih (SAL), dimana Pendapatan LRA dan
Penerimaan Pembiayaan akan menambah SAL, serta Belanja dan Pengeluaran
Pembiayaan akan mengurangi SAL.

4

a. Pendapatan LRA vs Belanja
Pendapatan-LRA diakui pada saat uang diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah, yang mana pencatatan pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan
azas bruto, yaitu mencatat jumlah bruto penerimaan, dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran), namun ketika biaya atas
pendapatan tersebut bersifat variabel dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu

dikarenakan proses belum selesai, maka dapat mencatat nilai netonya.
Sedangkan Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah. Belanja termasuk transfer pengeluaran kepada entitas
pelaporan lainnya (misalnya bagi hasil pajak atau bantuan keuangan provinsi ke
kabupaten/kota).
Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan
dicatat dalam pos Surplus/Defisit-LRA. Surplus-LRA terjadi jika jumlah pendapatanLRA selama suatu periode lebih besar daripada jumlah belanja pada periode tersebut,
begitupula sebaliknya, defisit-LRA terjadi jika jumlah pendapatan-LRA lebih kecil
dari jumlah belanja selama satu periode pelaporan tersebut.
b. Pendapatan LO vs Beban
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar
kembali. Sedangkan beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran
atau konsumsi asset atau timbulnya kewajiban.
Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih antara pendapatan-LO
dan beban selama satu periode pelaporan. Defisit dari kegiatan operasional adalah
selisih kurang antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan.

Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan
dicatat dalam pos Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional.
2.4 Implementasi PUSAP (BAS Daerah)
Pedoman Umum Akuntansi Pemerintahan (PUSAP) merupakan lampiran dari PMK
NO.238/PMK.05/2011 yang menjadi landasan bagi pemerintah di dalam menetapkan
sistem akuntansi pemerintahan khususnya Bagan Akun Standar (BAS) baik di lingkungan
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sistem akuntansi di lingkungan pemerintah
pusat diatur dengan PMK sedangkan sistem akuntansi di lingkungan pemerintah daerah
diatur dengan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota yang mengacu kepada PerMendagri.

5

Ketentuan PUSAP bertujuan untuk memberikan pedoman bagi Pemerintah dalam
rangka:
 Penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintahan yang mengacu pada SAP berbasis
Akrual; dan
 Penerapan statistik keuangan Pemerintah untuk penyusunan konsolidasi fiskal dan
statistik keuangan Pemerintah secara nasional.
 Laporan keuangan disusun melalui suatu sistem akuntansi pemerintahan yang
mengacu pada pedoman umum sistem akuntansi pemerintahan.

 Pemerintah pusat menyusun laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban
atas pelaksanaan APBN.
 Pemerintah
daerah
menyusun
laporan
keuangan
sebagai
bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD.
Bagan Akun Standar (BAS) adalah suatu daftar akun yang disusun secara sistematis
berdasarkan struktur akun yang telah ditetapkan. Akun yang dimaksud disini adalah kode
yang digunakan dalam sistem pengelolaan keuangan negara, termasuk kode dan nama
akun yang digunakan dalam akuntansi suatu transaksi. Dengan demikian, Bagan Akun
Standar memuat seluruh kode yang digunakan dalam pengelolaan keuangan negara.
Bagan Akun Standar (BAS) sebagai pedoman dalam menyusun perencanaan anggaran,
pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan perintah. BAS yang
efektif dapat mengakomodasi hal-hal berikut:
 Sebagai dasar penyusunan laporan keuangan dan laporan manajerial
 Merupakan jantung dari sistem di mana modul dan interface mengalir

 Mendukung disiplin anggaran melalui pengaturan klasifikasi anggaran dan framing
kepada struktur pelaporan.
 Membantu proses pengambilan keuangan yang efektif
2.5 Konsep HOBO
Struktur hubungan entitas dalam akuntansi yang diimplementasikan di Pemerintah
Daerah adalah Home Office & Branch Office (HOBO). Struktur hubungan HOBO lebih
tepat untuk menggambarkan hubungan transaksi antara PPKAD (Pejabat Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah) sebagai Entitas Pelaporan, yaitu unit pemerintahan yang
terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
wajib
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan dengan SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah) sebagai Entitas Akuntansi, yaitu unit pemerintahan pengguna anggaran/
pengguna barang yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Dengan beberapa alasan yaitu:
1. PPKD-SKPD bukan entitas yang masing-masing berdiri sendiri, melainkan satu

kesatuan;
2. Antara PPKD dan SKPD tidak terjadi Transfer Income (dalam pengertian profit);
6

3. SKPD dimiliki 100% oleh Pemerintah Daerah.
PPKAD sebagai Home Office bertugas membuat laporan keuangan yang berdasarkan
PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Komponenkomponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan berbasis akrual terdiri dari
laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, yang jika
diuraikan adalah sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3. Laporan Operasional
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Neraca
6. Laporan Arus Kas
7. Catatan atas Laporan Keuangan
2.6 Akuntansi Anggaran
Salah satu perbedaan utama akuntansi pemerintahan dengan akuntansi perusahaan
komersial terletak pada akuntansi anggaran. Dalam pemerintahan, pencatatan telah
dimulai pada saat anggaran (APBN/APBD) disahkan dan dialokasikan.
Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian
manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer,
dan pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran
yang terdiri dari anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
2.7 Siklus Akuntansi Pemerintah
Laporan keuangan yang akurat dapat dihasilkan hanya jika hasil kejadian dan aktivitas
bisnis dicatat dengan baik. Kejadian-kejadian tertentu, yang dikenal dengan istilah
transaksi, melibatkan pemindahan dan pertukaran barang atau jasa antara dua entitas atau
lebih. Setidaknya ada empat tahapan dalam siklus akuntansi pemerintahan, yaitu:
1. Pencatatan,
2. Penggolongan,
3. Peringkasan
4. Penginterpretasian laporan (hasil pencatatan, penggolongan dan peringkasan
transaksi).
Keempat tahapan dalam siklus akuntansi tersebut tidak berbeda dengan siklus akuntansi
pada perusahaan bisnis. Proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi atau
peristiwa keuangan, khususnya dalam rangka menyusun laporan realisasi anggaran.
a. Jenis Transaksi Keuangan
Transaksi atau peristiwa keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD, pada
dasarnya terdiri dari:
1. Transaksi Penerimaan Kas, yaitu semua penerimaan Kas Daerah dalam periode
tahun anggaran tertentu.
7

2. Transaksi Pengeluaran Kas, yaitu semua pengeluaran Kas Daerah dalam
periode tahun anggaran tertentu.
3. Transaksi Selain Kas, adalah semua transaksi keuangan selain penerimaan Kas
Daerah dan pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun anggaran tertentu.
Misal: transaksi koreksi kesalahan atas pencatatan sebelumnya atau pemberian
atau penerimaan donasi dalam bentuk barang.
b. Media Akuntansi
Transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD yang terdiri dari:
penerimaan kas, pengeluaran kas, dan selain kas dalam proses akuntansi dicatat,
digolongkan, dan diringkas ke dalam Catatan Akuntansi berdasarkan Dokumen atau
Bukti Transaksi yang sah. Dokumen Transaksi merupakan dokumen tertulis sebagai
bukti terjadinya suatu transaksi keuangan; sedangkan Catatan Akuntansi, terdiri dari:
Buku Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu. Berdasarkan uraian tersebut, media
untuk melaksanakan proses akuntansi meliputi: Dokumen atau Bukti Transaksi, Buku
Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu.
c. Dokumen Transaksi
Dokumen atau Bukti Transaksi adalah formulir-formulir yang digunakan sebagai
tanda bukti terjadinya suatu transaksi atau adanya suatu peristiwa keuangan yang
menjadi dasar pencatatan dalam akuntansi.
2.8 Pencatatan Transaksi
Pada dasarnya basis akrual untuk akuntansi pemerintahan memunculkan dua proses
pencatatan, yaitu pencatatan transaksi pada unit akuntansi finansaial dan pencatatan
transaksi pada unit akuntansi pelaksanaan anggaran. Unit akuntansi finansial melakukan
proses pencatatan menggunakan persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:
Aset + Beban = Kewajiban + Ekuitas Dana dan Pendapatan LO
Persamaan tersebut diaplikasikan dengan disiapkan Rekening/akun untuk mendukung
sistem akuntansi yaitu akun aset, akun kewajiban, akun ekuitas, akun pendapatan LO
serta akun beban LO.

BAB III
8

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual merupakan
pelaksanaan amanat UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Namun
mengingat kesiapan berbagai perangkat yang ada pada unit kerja diseluruh tingkatan
pemerintahan, maka pelaksanaannya dilakukan secara bertahap yaitu dengan penerapan
SAP berbasis Kas Menuju Akrual berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005 dan selanjutnya
akan dilaksanakan SAP berbasis Akrual secara penuh sesuai PP No. 71 Tahun 2010 mulai
tahun 2015.
Apabila diperbandingkan antara SAP Kas menuju Akrual (PP No. 24 Tahun 2005)
dengan SAP Akrual (PP No. 71 Tahun 2010) terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan
yang paling memerlukan perhatian adalah pada jenis/komponen laporan keuangan,
khususnya mengenai Laporan Operasional. Entitas pemerintah melaporkan secara
transparan besarnya sumber daya ekonomi yang didapatkan, dan besarnya beban yang
ditanggung untuk menjalankan kegiatan pemerintahan. Surplus/defisit operasional
merupakan penambah atau pengurang ekuitas/kekayaan bersih entitas pemerintahan
bersangkutan.
3.2 Saran
Dalam mengimplementasikan SAP Akrual terdapat beberapa tantangan yang
memerlukan perhatian bagi seluruh pihak yang terkait agar implementasinya dapat
berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan serta manfaat yang diharapkan. Oleh
karena itu, disarankan untuk:
1. Diperlukan langkah-langkah yang penuh dengan kehati-hatian dalam menerapkan
basis akrual.
2. Komitmen politik yang tinggi dari pengambil kebijakan dan persiapan yang matang
agar proses perubahan tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan untuk
mewujudkan pengelolaan keuangan Negara yang akuntabel.

9

DAFTAR PUSTAKA

https://mochram.files.wordpress.com/2014/10/4-materi-bas-150414.pdf
http://anisoerya.blogspot.co.id/2012/12/siklus-akuntansi-pemerintah.html
http://www.kangdadang.com/contoh-transaksi-akuntansi-berbasis-akrual/

10