BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Jembangan 01 Kecamatan
Batangan Kabupaten Pati pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan
Kabupaten Pati, sebanyak 24 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
SDN Jembangan terletak di Desa Jembangan Kecamatan Batangan Kabupaten Pati.
SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati terdiri dari 6 Rombel
dengan jumlah siswa sebanyak seratus tiga puluh empat (134), sebanyak delapan puluh
satu (81) siswa laki-laki dan lima puluh tiga (53) putri. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
pada SD Negeri Jembangan 01 ini ada dua belas (12) orang, yang terdiri dari satu (1)
orang kepala sekolah, enam (6) orang guru kelas, satu (1) orang guru Agama, satu (1)
orang guru Penjasorkes, satu (1) orang guru Mulok Bahasa Inggris, satu (1) orang
Pustakawan, satu (1) orang penjaga sekolah. Sedangkan sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh sekolah antara lain berupa gedung sekolah yang terdiri 6 ruang kelas, 1 ruang
kepala sekolah dan ruang tamu, 1 ruang kantor guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang
perpustakaan,1 ruang UKS, 1 ruang mushola, 1 ruang gudang, 2 ruang pertemuan, 4
ruang wc yang terdiri dari 2 wc siswa dan 2 wc untuk guru, dan kantin.


3.2 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
dan hasil belajar IPA.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran IPA yang
saling mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai KD 3.1 Menganalisis
hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan dan, KD 4.1
Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan
tumbuhan; K.D 3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta
mengaitkan dengan upaya pelestarian dan KD 4.2 Membuat skema siklus hidup hewan
beberapa jenis makhluk hidup yang dilingkungan sekitarnya dan slogan pelestariannya,

27

28

melalui langkah-langkah pembelajaran membentuk kelompok asal @ 4 orang, menerima
bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji, membetuk kelompok ahli, diskusi untuk
menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji, kembali ke kelompok asal,
masing-masing ahli menjelaskan bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji, masingmasing ahli menyajikan laporan hasil diskusi sesuai keahliannya dalam diskusi kelas.
Hasil belajar IPA adalah besarnya angka yang diperoleh dari pengukuran

pengetahuan (analisis) dan ketrampilan (menyajikan laporan).

3.3 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model PTK yang digunakan
adalah model spiral dari C. Kemmis dan MC Taggart (1998). Prosedur penelitian
menggunakan minimal 2 siklus sampai tujuan pembelajaran tercapai.
Prosedur penelitian dapat digambarkan melalui gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1
PTK Model Spiral C. Kemmis dan Mc. Taggart

Berdasarkan gambar 3.1 prosedur PTK dapat dilakukan melalui beberapa siklus,
jika pada siklus 1 belum mencapai tujuan penelitian, maka diteruskan ke siklus berikutnya
sampai tujuan tercapai. Tahapan penelitian dari setiap siklus dadalah sebagai berikut :

29

Siklus 1
Dalam pelaksanaan siklus 1 terdapat 3 langkah yaitu :
1. Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan yang dilakukan adalah mengajukan permasalahan
pembelajaran yang ada, kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan KD 3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada
hewan dan tumbuhan dan, KD 4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk
dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan yang disajikan pada RPP (lampiran 1 RPP
dan seperangkatnya), menyiapkan materi daun, bunga, buah dan biji pada lampiran 1,
membuat media berupa gambar-gambar daun, bunga, buah dan biji pada lampiran 2,
membuat kisi-kisi pengukuran hasil belajar yang secara rinci pada tabel 3.1 pada lampiran
3, membuat instrumen butir soal pada lampiran 5 dan membuat rubrik pengukuran
ketrampilan yang disajikan dalam tabel 3.3 pada lampiran 4. Membuat lembar observasi
tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guru kelas 4 dan membuat lembar
observasi tindakan model pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw siswa yang terdapat pada
(lampiran 10 lembar observasi siklus 1) .

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan RPP dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah dirancang. Selama
proses pembelajaran dilakukan observasi untuk mengobservasi apakah kegiatan
pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Kegiatan ini
dilakukan oleh guru kelas dan dibantu teman sejawat yang berperan sebagai observer

pada waktu pelaksanaan pembelajaran.

3. Tahap refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan
proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Refleksi bermaksud
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan tindakan pembelajaran yang diberikan. Hasil
refleksi siklus 1 ini akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan pelaksanan siklus 2.
Kekurangan pada siklus 1 diperbaiki pada siklus 2

30

Siklus 2
Perencanaan siklus 2 dirancang apabila hasil dari siklus 1 belum mencapai
keberhasilan yang telah ditentukan, dan sebagai penyempurnaan dari kekurangan siklus
sebelumnya. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu terdiri
dari :
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan dalam siklus 2 ini adalah mengacu permasalahan
pembelajaran yang muncul di siklus 1, kemudian menyusun RPP tentang KD 3.2
Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan dengan

upaya pelestarian, dan KD 4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup
yang ada dilingkungan sekitarnya dan slogan dan upaya pelestariannya yang disajikan
pada (lampiran 2 RPP dan seperangkatnya), menyiapkan materi daur hidup dan hubungan
makhluk hidup dengan lingkungannya pada lampiran 1, menyiapkan media berupa gambar
hewan yang disajikan secara rinci pada lampiran 2, membuat kisi-kisi pengukuran hasil
belajar yang secara rinci disajikan dalam tabel 3.2 yang terdapat pada lampiran 3,
membuat instrumen butir soal yang disajikan pada lampiran 5, membuat rubrik pengukuran
ketrampilan yang disajikan dalam tabel 3.4 yang terdapat pada lampiran 4. Membuat
lembar observasi tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guru kelas 4 dan
lembar observasi tindakan model pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw siswa yang
terdapat pada (lampiran 11 lembar observasi siklus 2).

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu mengimplementasikan RPP tentang
masalah kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat. Selama proses pembelajaran
dilakukan observasi untuk melakukan pengamatan apakah pembelajaran yang
berlangsung sesuai dengan RPP. Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas dan dibantu
teman sejawat yang berperan sebagai observer pada saat pelaksanaan pembelajaran.
3. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dari observasi pada

siklus 2. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari
tindakan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini digunakan untuk

31

menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasr
pertimbangan untuk menyusun laporan.

3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penilaian
Data yang digunakan dalam PTK adalah data primer yang diperoleh langsung
dari observasi dan ulangan.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik tes dan non tes.
Instrumen yang digunakan dalam teknik tes adalah butir soal dan instrumen yang
digunakan dalam teknik non tes berupa observasi adalah lembar observasi yang
dilengkapi dengan rubrik pengukuran keterampilan (psikomotor).
Pembuatan rubrik pengukuran mengacu pada kisi-kisi instrumen penelitian .
Adapun kisi-kisi instrumen penelitian disajikan dalam tabel 3.1 dibawah ini.

32


Tabel 3.1
Kisi – kisi Instrumen Penilaian IPA Siklus 1
Aspek
Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar

3. Memahami pengetahuan
faktual
dengan
cara
mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ngin
tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan
benda-benda
yang
dijumpainya di rumah, di
sekolah

dan
temapt
bermain.
4. Menyajikan pengetahuan
faktual dan anak sehat,
dalam tindakan yang
mencerminkan
perilaku
anak
beriman
dan
berakhlak mulia.

3.1 Menganalisis hubungan
antara bentuk dan fungsi
bagian tubuh pada
hewan dan tumbuhan.

Indikator
3.1.1 menjelaskan bentuk dan fungsi daun

3.1.2 menjelaskan bentuk dan fungsi bunga
3.1.3 menjelaskan bentuk dan fungsi buah
3.1.4 menjelaskan bentuk dan fungsi biji
3.1.5 menganalisis bentuk dan fungsi daun
3.1.6 menganalisis bentuk dan fungsi bunga
3.1.7 menganalisis bentuk dan fungsi buah
3.1.8 menganalisis bentuk dan fungsi biji

4.1 Menyajikan laporan hasil
pengamatan
tentang
bentuk dan fungsi bagian
tubuh
hewan
dan
tumbuhan.

4.1.1 menyajikan laporan hubungan bentuk
dan fungsi daun/bunga/buah dan biji.


1

Kognitif
2 3 4

5

Psikomotorik
1 2 3 4 5














TeknikPenilaian
Tes/
Non
Bentuk
tes
Tes
Obyektif
Pilihan
Ganda

No. Item
3, 5, 8,10,12, 13,14,15,
16,17,18,19,21,23

Tes

Obyektif
Pilihan
Ganda

1, 2, 4, 6, 7, 9, 11, 20,
22, 24, 25, 26, 27, 28,
29, 30

Obse
rvasi

Rubrik
Ketram
pilan

B. 1, 2, 3

33

Tabel 3.2
Kisi – kisi Instrumen Penilaian IPA Siklus 2
Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar

Indikator

3. Memahami pengetahuan
faktual
dengan
cara
mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ngin
tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan
benda-benda
yang
dijumpainya di rumah, di
sekolah
dan
temapt
bermain.

3.2. Membandingkan siklus
hidup beberapa jenis
makhluk hidup serta
mengaitkan
dengan
upaya pelestarian

4. Menyajikan pengetahuan
faktual dan anak sehat,
dalam tindakan yang
mencerminkan
perilaku
anak
beriman
dan
berakhlak mulia.

4.2 Membuat skema siklus
hidup beberapa jenis
makhluk hidup yang ada
dilingkungan sekitarnya
dan
slogan
pelestariannya,

3.2.1 Menjelaskan perbandingan siklus hidup
hewan tanpa metamorfosis serta upaya
pelestariannya
3.2.2 Menjelaskan perbandingan siklus hewan
dengan metamorfosis serta upaya
pelestariannya
3.2.3 Menganalisis hubungan siklus hidup
hewan tanpa metamorfosis serta upaya
pelestariannya
3.2.4 Menganalisis hubungan siklus hidup
hewan dengan metamorfosis serta
upaya pelestariannya
4.2.1 Menyajikan skema siklus hidup hewan
tanpa metamorfosis dan siklus hidep
hewan dengan metamorfosis serta
upaya pelestariannya

Kognitif
1 2 3

4

Aspek
Psikomotorik
5 1 2 3 4







5

TeknikPenilaian
Tes/
Non
Bentuk
tes
Tes
Pilihan
Ganda

No. Item
1, 5, 6, 8, 9, 11,
13, 16, 17, 18,
19, 20, 25, 26,
27, 28

Tes

Pilihan
Ganda

2, 3, 4, 7, 10,
12, 14, 15, 21,
22, 23, 24, 29,
30

Obse
rvasi

Rubrik
Ketram
pilan

B. 1, 2, 3

Mendasarkan pada kisi-kisi instrumen penilaian, langkah berikutnya menyusun
instrumen pengukuran yang berupa butir soal dan rubrik pengukuran untuk keterampilan.
Butir soal siklus 1 dan siklus 2 disajikan melalui lampiran 5 (lampiran 1 dan lampiran 2
RPP dan seperangkatnya) dan rubrik pengukuran ketrampilan siklus 1 disajikan dalam
tabel 3.3 dan tabel 3.4 berikut ini:

Kriteria

Tabel 3.3
Rubrik Pengukuran Psikomotorik Penyajian Laporan
Bentuk Dan Fungsi Daun, Bunga, Buah dan Biji Siklus 1
Sangat Baik
Baik
Cukup
(4)
(3)
(2)

Cara
menganalisis
bentuk dan
fungsi daun,
bunga, buah dan
biji

Menganalisis
bentuk dan
fungsi daun,
bunga, buah dan
biji berdasarkan
hasil
pengamatan
dengan lengkap.

Menganalisis
bentuk dan
fungsi daun,
bunga, buah dan
biji berdasarkan
hasil
pengamatan
cukup lengkap.

Menganalisis
bentuk dan
fungsi daun,
bunga, buah dan
biji berdasarkan
hasil
pengamatan
kurang
lengkap.

Laporan
cara
pemecahan
masalah bentuk
dan fungsi daun,
bunga, buah dan
biji

Menyajikan
laporan
cara
pemecahan
masalah bentuk
dan fungsi daun,
bunga, buah dan
biji
berdasarkan
hasil
pengamatan
dengan
sistematis.

Menyajikan
Informasi
.

Menyajikan
semua informasi
dengan
sistematis
sehingga mudah
dipahami.

Menyajikan
laporan
cara
pemecahan
masalah bentuk
dan fungsi daun,
bunga, buah dan
biji
berdasarkan
hasil
pengamatan
dengan
cukup
sistematis.
Menyajikan
sebagian besar
informasi dengan
sistematis
sehingga cukup
mudah dipahami

Menyajikan
laporan
cara
pemecahan
masalah bentuk
dan fungsi daun,
bunga, buah dan
biji
berdasarkan
hasil
pengamatan
dengan
kurang
sistematis.
Menyajikan
sebagian
informasi dengan
sistematis
sehingga kurang
dapat dipahami.

34

Perlu
Pendampingan
(1)
Belum dapat
menemukan
cara
menganalisis
bentuk dan
fungsi daun,
bunga, buah dan
biji
ber dasarkan
hasil
pengamatan.
Belum dapat
menyajikan
laporan
cara
pemecahan
masalah bentuk
dan fungsi daun,
bunga, buah dan
biji
berdasarkan
hasil
pengamatan

Menyajikan
informasi dengan
tidak sistematis
sehingga sulit
dipahami

35

Tabel 3.4
Rubrik Pengukuran Psikomotorik Penyajian Skema Siklus Hidup
Makhluk Hidup Siklus 2
Kriteria
Sangat Baik
Baik
Cukup
Perlu
(4)
(3)
(2)
Pendampingan (1)
Cara
Menganalisis
Menganalisis
Menganalisis
Belum dapat
menganalisis
perbandingan
perbandingan
perbandingan
menemukan cara
perbandingan
siklus hidup
siklus hidup
siklus hidup
menganalisis
siklus hidup
hewan tanpa
hewan tanpa
hewan tanpa
perbandingan
hewan tanpa
metamorfosis
metamorfosis
metamorfosis dan siklus hidup hewan
metamorfosis
dan siklus
dan siklus
siklus hewan
tanpa metamorfosis
dan siklus
hewan dengan
hewan dengan
dengan
dan siklus hewan
hewan dengan
metamorfosis
metamorfosis
metamorfosis
dengan
metamorfosis
serta upaya
serta upaya
serta upaya
metamorfosis serta
serta upaya
pelestariannya
pelestariannya
pelestariannya
upaya
pelestariannya
berdasarkan
berdasarkan
berdasarkan hasil pelestariannya
hasil
hasil
pengamatan
berdasarkan hasil
pengamatan
pengamatan
kurang lengkap.
pengamatan.
dengan lengkap. cukup lengkap.
Laporan cara
Menyajikan
Menyajikan
Menyajikan
Belum dapat
pemecahan
laporan cara
laporan cara
laporan cara
menyajikan laporan
masalah
pemecahan
pemecahan
pemecahan
cara
perbandingan
masalah
masalah
masalah
pemecahan
siklus hidup
perbandingan
perbandingan
perbandingan
masalah
hewan tanpa
siklus hidup
siklus hidup
siklus hidup
perbandingan
metamorfosis
hewan tanpa
hewan tanpa
hewan tanpa
siklus hidup hewan
dan siklus
metamorfosis
metamorfosis
metamorfosis dan tanpa metamorfosis
hewan dengan
dan siklus
dan siklus
siklus hewan
dan siklus hewan
metamorfosis
hewan dengan
hewan dengan
dengan
dengan
serta upaya
metamorfosis
metamorfosis
metamorfosis
metamorfosis serta
pelestariannya
serta upaya
serta upaya
serta upaya
upaya
pelestariannya
pelestariannya
pelestariannya
pelestariannya
berdasarkan
berdasarkan
berdasarkan hasil berdasarkan hasil
hasil
hasil
peng amatan
pengamatan
pengamatan
pengamatan
dengan
dengan
dengan
kurang sistematis
sistematis.
cukup sistematis
Menyajikan
Menyajikan
Menyajikan
Menyajikan
Menyajikan
Informasi
semua informasi sebagian besar sebagian
informasi dengan
.
dengan
informasi
informasi dengan tidak sistematis
sistematis
dengan
sistematis
sehingga sulit
sehingga mudah sistematis
sehingga kurang
dipahami
dipahami
sehingga cukup dapat dipahami.
mudah dipahami

Penilaian (penskoran) : total skor siswa x 10
total skor maksimal
Contoh: 2+3+1 = 6 x 10 = 5
12
12

36

3.5

Uji Instrumen Penilaian
Uji Validitas Instrumen
Sudijono, A., dalam Wardani Naniek Sulistya dkk (2014:342) menyatakan bahwa

validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk mengukur pa yang
seharusnya. Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau valid,
jika skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah
dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada korelasi positif yang signifikan
antara skor item dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada kolerasi positif
yang signifikan antara skor item dengan skor totalnya. Teknik yang digunakan untuk
mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan
Pearson (Arikunto, 2006:170). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar
adalah sebagai berikut:

{∑


{∑



{ ∑



{∑

Keterangan:
rxy

= Koefisien korelasi pearson

x

= Variabel bebas

y

= Variabel terikat

n

= Jumlah data

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19,0. Ada berbagai
pendapat tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen. Kriteria validitas
intrumen menurut Sugiyono (2011:373) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap
valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,468 apabila jumlah
siswa sebanyak 18. Sebelum instrumen tes formatif pada siklus 1 dan siklus 2 diberikan,
maka sebelumnya perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen butir soal
formatif untuk siklus 1 dan siklus 2 dilakukan pada 18 siswa di SDN Klayusiwalan 02
Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Butir soal terdiri dari 30 butir dan berbentuk soal

37

pilihan ganda. Hasil uji validitas siklus 1 dengan bantuan SPSS 19,0 disajikan melalui tabel
3.5 di halaman berikut:
Tabel 3.5
Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 1
No Urut
No Butir Soal
Corrected Item-Total Correlation
1
1
,464
2
2
,490
3
3
,037
4
4
,474
,283
5
5
,086
6
6
7
7
,676
8
8
,472
9
9
,506
10
10
,089
11
11
,652
12
12
,468
13
13
,505
14
14
,089
15
15
,503
16
16
,526
17
17
,585
18
18
,711
,198
19
19
20
20
,611
21
21
,526
22
22
,627
23
23
,237
24
24
,032
25
25
,298
26
26
,547
27
27
,676
28
28
,611
29
29
,530
30
30
,344
Sumber : Olahan SPSS

Kriteria
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.5 nampak bahwa butir soal nomor 3, 5, 6, 10, 14, 19, 23, 24,
25,dan 30 corrected item to total correlation di bawah 0,468. Berdasarkan klasifikasi
validitas, apabila corrected item to total correlation ≤ 0,468, artinya butir soal tidak valid,
maka 10 butir soal nomor nomor 3, 5, 6, 10, 14, 19, 23, 24, 25,dan 30 dibuang dan tidak

38

digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian dibutuhkan 20 butir soal, dan
terpenuhi 20 butir soal, maka 20 butir soal yang valid digunakan dalam penelitian ini.
Distribusi hasil uji validitas butir soal pada siklus 2, secara rinci dapat disajikan
melalui tabel 3.6 di halaman berikut.
Tabel 3.6
Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 2
No Urut
No Butir Soal
Corrected Item-Total Correlation
1
1
,477
,478
2
2
3
3
,477
4
4
,622
5
5
,067
6
6
,517
7
7
,497
8
8
,566
9
9
,477
10
10
,292
11
11
,600
12
12
,497
13
13
,622
14
14
,121
-,053
15
15
,478
16
16
17
17
,566
18
18
,663
19
19
,183
20
20
,641
21
21
,478
22
22
,497
23
23
,270
24
24
,156
25
25
,622
26
26
,566
27
27
,641
28
28
,544
,025
29
29
30
30
-,418
Sumber : Olahan SPSS

Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid

39

Berdasarkan tabel 3.6 nampak bahwa butir soal nomor 5,10, 14, 15, 19, 23, 24,
29, dan 30 corrected item to total correlation di bawah 0,468. Berdasarkan klasifikasi
validitas, apabila corrected item to total correlation ≤ 0,468, artinya butir soal tidak valid,
maka 9 butir soal nomor 5,10, 14, 15, 19, 23, 24, 29, dan 30 dibuang dan tidak digunakan
dalam penelitian. Oleh karena penelitian membutuhkan 20 butir soal, maka butir soal
nomor 3 tidak dipergunakan dalam penelitian, meski soal tersebut valid, karena
validitasnya rendah yaitu di bawah 0,468. Lebih jelasnya perhitungan uji validitas tes
formatif pilihan ganda siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat di lampiran 6 dan lampiran 7.

Reliabilitas Instrumen
Instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2011:348).
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal pilihan ganda
untuk tes formatif siklus 1 dan siklus 2. Untuk menentukan koefisien reliabilitas dengan
KR20 (Sugiyono, 2011: 359) adalah:

Keterangan:

{



}

k

= jumlah item dalam instrumen

pi

= proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1

qi

= 1-pi

st 2

= varians total

Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0 dan
intrepetasi terhadap koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam Cronbach’s Alpha. Seperti
yang terdapat dalam buku Evaluasi Proses dan Hasil Belajar yang ditulis oleh Wardani
Naniek Sulistya dan Slameto (2012:92) yang tersaji melalui tabel 3.7 berikut:

40

Tabel 3.7
Indeks Relibilitas
No
Indeks
Interpretasi
1
0,80 – 1,00
Sangat reabilitas
2
0,60 - 0,80
Reabilitas
3
0,40 - 0,60
Cukup reliabel
4
0,20 – 0,40
Agak reliabel
5
< 0,20
Kurang reliabel
Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014: 346)

Hasil uji reliabilitas butir soal berbentuk soal pilihan ganda, yang terdiri dari 30
butir soal, dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Klayusiwalan 02 Kecamatan Batangan
Kabupaten Pati sejumlah 18 siswa. Untuk lebih jelasnya distribusi reliabilitas instrumen
butir soal siklus 1 dan siklus 2, secara rinci disajikan melalui tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8
Distribusi Uji Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus 1 dan Siklus 2
No Urut
Siklus
1
1
2
2
Sumber : Olahan SPSS

Jumlah butir soal
30
30

Cronbach’s Alpha
,853
,865

Interpretasi
Sangat reliabilitas
Sangat reliabilitas

Berdasarkan tabel 3.8 nampak bahwa uji reliabilitas butir soal menunjukkan
Cronbach’s Alpha butir soal untuk siklus 1 sebesar 0,853; dan pada siklus 2 sebesar
0,865. Besarnya Cronbach’s Alpha yang diperoleh, berada diantara indeks 0,80-1,00,
maka butir soal yang di uji cobakan termasuk sangat reliabel.

Dengan demikian,

instrumen butir soal untuk siklus 1 dan siklus 2, dapat digunakan dalam penelitian. Lebih
jelasnya perhitungan uji reliabilitas tes formatif pilihan ganda siklus 1 dan siklus 2 dapat
dilihat di lampiran 6 dan lampiran 7.

Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014:344), tingkat kesukaran
adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir
soal. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks
tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut ini.

41

Keterangan
B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul
N = Jumlah peserta didik
P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar

Menurut Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:83), tingkat
kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarrnya berkisar
0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan tingkat
kesukaran yang dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini.
Tabel 3.9
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
Rentang Nilai
Tingkat Kesukaran
0,01 – 0,25
0,26 – 0,75
0,76 – 1,00

Sukar
Sedang
Mudah

Sumber: Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014:339)

Hasil uji coba butir soal sebanyak 30 dianalisis item, untuk mengetahui tingkat
kesukaran masing-masing butir soal. Tingkat kesukaran butir soal sedang yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Secara rinci, besarnya tingkat kesukaran masing-masing
butir soal pada siklus 1 disajikan melalui tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1
Nomor Butir Soal
Frekuensi
1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21,
27
22, 23, 24, 25, 27, 26, 28, 29, 30
3, 6, 19
3
Jumlah
30
Sumber : Olah data primer

Interpretasi
Sedang
Mudah

Tabel 3.10 menunjukkan distribusi tingkat kesukaran butir soal siklus 1. Hasil
analisis terhadap tingkat kesukaran butir soal siklus 1 adalah dari 30 butir soal yang diuji

42

cobakan, terdapat 27 butir soal tingkat kesukaran butir soal sedang, dan 3 butir soal
tingkat kesukaran mudah. Tingkat kesukaran butir soal sedang digunakan dalam penelitian
ini. Penelitian ini membutuhkan 20 butir soal, sehingga 7 butir sisanya meski tingkat
kesukaran butir soal sedang, dibuang.
Hasil uji coba butir soal pada siklus II sebanyak 30 butir, dilakukan analisis item,
untuk mengetahui tingkat kesukaran masing-masing butir soal. Tingkat kesukaran butir
soal sedang yang akan digunakan dalam penelitian ini. Secara rinci, besarnya tingkat
kesukaran masing-masing butir soal pada siklus 2 disajikan melalui tabel 3.11 berikut.
Tabel 3.11
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2
Nomor Butir Soal
Frekuensi
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20,
27
21, 22, 23, 24, 25,26, 27, 28, 29, 30
7,12,19
3
Jumlah
30
Sumber : Olah data primer

Interpretasi
Sedang
Mudah

Hasil analisis butir soal siklus 2 yang terdiri dari 30 butir soal dilakukan analisis item,
untuk mengetahui besarnya tingkat kesukaran butir soal siklus 2. Hasil analisis butir soal
siklus 2 dari 30 butir soal, terdapat 27 butir soal dengan tingkat kesukaran soal sedang,
dan 3 butir soal tingkat kesukaran mudah. Butir soal yang dibutuhkan 20 butir. Butir soal
dengan tingkat kesukaran sedang ada 27 butir soal. Dari 27 butir soal yang tingkat
kesukaran butir soal sedang, digunakan dalam penelitian sebanyak 20 butir saja dan 7
butir soal sisanya dibuang. Printout siklus 1 dan siklus 2 disajikan melalui lampiran 5

3.6

Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan yang akan dicapai dalam penelitian ini, apabila hasil belajar

IPA siswa dikatakan tuntas dengan KKM >80, mencapai minimal 75% dari seluruh siswa
pada siklus 1, dan pada siklus 2, seluruh siswa (100%) mencapai hasil belajar
berdasarkan ketuntasan belajar.

43

3.7

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan teknik diskriptif komparatif, yaitu teknik analisis

data yang dipergunakan untuk membandingkan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan
hasil belajar dengan KKM ≥ 80, skor rata-rata, skor minimum, dan skor maksimum pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2.