MAKALAH KEJAHATAN GENOSIDA HUKUM and HAM

KEJAHATAN GENOSIDA DALAM PERSFEKTIF HAM

Oleh:
Nama : Adji Suryapranata
Nim : 150200399
Kelas : E

Ditujukan untuk memenuhi tugas akademik makalah kuliah Hukum dan HAM
Tahun Ajaran .2015/2016

Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum
Medan
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-NYA kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaukan makalah ini yang
berjudul “Kejahatan Genosida Dalam Persfektif HAM”
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan

pengetahuan kepada kita semua masalah kejahatan yang sangat mengerikan yaitu kejahatan
genosida. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehubung
dengan hal ini, kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun tentu saya
harapkan demi sempurnanya makalah ini
Akhir kata, saya sampaikan terimah kasih kepada semua pihak yang berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa meridhai
segalah usaha kita. AAMIIN

Medan ,April 2015

Adji Suryapranata

DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................................................................
Daftar isi.......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang.................................................................................................................
BAB II PERMASALAHAN
2.1 Permasalahan............................................................................................................
1.

2.
3.
4.
5.

pengertian Genosida?
Apakah hubungan Kejahatan Genosida dengan HAM?
Mengapa kejahatan Genosida dapat terjadi?
Bagaimana mencegah kejahatan genosida?
Apakah kejahatan genosida pernah terjadi di indonesia?

BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Genosida.....................................................................................................
3.2 Hubungan kejahatan Genosida dengan HAM .................................................................
3.3 Penyebab terjadinya kejahatan Genosida...........................................................................
3.4 solusi mencegah kejahatan Genosida...................................................................
3.5 kejahatan genosida yang pernah terjadi di indonesia.............................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................................
4.2 Saran..................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Adakalanya manusia mempunyai kepentingan perseorangan (untuk melindunginya
diperlukan hak) dan mempunyai kepentingan bersama.Manusia yang mempunyai
kepentingan bersama, memperjuangkan suatu tujuan tertentu, berkumpul dan mempersatukan
diri. Keanekaragaman pada hakikatnya merupakan suatu kelebihan yang dimiliki umat
manusia. Perbedaan itu bisa berupa apa saja. Baik perbedaan jenis kelamin,perbedaan umur,
tempat tinggal, warna kulit, bahasa ataupun budaya.Masing masing perbedaan tersebut
memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing. Namun justru perbedaan inilah yang
menjadi bibit perselisihan. Sepanjang sejarah dunia pada umunya dan Indonesia pada
khususnya,perselisihan kerap kali terjadi pada dua kelompok yang memiliki perbedaan.
Banyak sekali perbedaan yang menjadi cikal bakal perselisihan ataupun permusuhan besarbesaran, tetapi dalam banyak kasus, perbedaan etnis atau budayamerupakan salah satu yang
paling sering menjadi sorotan. Perbedaan ini seringmenjadi awal pertikaian yang sangat sulit
untuk dihentikan bahkan hingga turun temurun.
Indonesia yang dikenal dengan keanearagamannya yang luar biasa tentu sajatidak
dapat luput dari berbagai kasus perselisihan antar dua kelompok budaya.Perselisihan
semacam ini kerap terjadi dalam berbagai bentuk. Mulai dari perebutan hak milik atas suatu

benda, tanah hingga perkelahian fisik yang menyebabkan korban dari di dua belah pihak.
Namun terkadang perselisihan semacam ini bisa berkembang terlalu jauh dan menyimpang
dari apa yang biasanya terjadi. Perselisihan antar etnis atau budaya ternyata mampu
berkembang menjadi suatu tindakan agresif yang membuat pelakunya bertindak diluar batas
bahkan dikategorikan kriminal berat. Kategori criminal tertinggi dari perselisihan macam ini
adalah pembantaian besar-besaran terhadap suatu etnis tertentu. Hal ini pernah beberapa kali
terjadi di masa silam baik di Indonesia ataupun negara lain. Pembantaian ini tak urung yang
menyebabkan jatuhnya banyak korban dan kerugian materil maupun immateril. Pembantaian
semacam ini biasa juga dikenal dengan istilah Genosida atau pembantaian massal .
Pembantaian Massal Yang Terjadi Di Bosnia – Herzegovina Merupakan Salah Satu
Dari Banyak Contoh Genosida Yang Telah Terjadi Selama Ini. Peperangan Yang Berawal
Dari Perbedaan Cara Pandang Mereka Dalam Memahami Keyakinan Dan Kepentingan Satu
Sama Lain Berujung Pada Peristiwa Pembantaian Massal Yang Dilakukan Oleh Tentara Ultra

Nasionalis Serbia Terhadap Etnis Bosnia Yang Mayoritas Islam. Ketika Peperangan
Berlangsung Banyak Dari Tentara Ultra Nasionalis Yang Melakukan Kekejaman Tiada Tara
Seperti Pembunuhan Terhadap Penduduk Sipil (Terutama Warga Muslim), Pemerkosaan
Massal, Pemindahan Penduduk Secara Paksa, Dan Pengerusakan Fasilitas Umum. Dalam
bukunya yang berjudul The First Casuality Philip Knightley berujar : “Korban pertama
perang adalah kebenaran, pihak yang saling baku bunuh selalu berprinsip bahwa alasan

mereka berada di garis depan adalah untuk membela kebenaran’’. Pembantaian penduduk
sipil di Bosnia telah menjadi saksi sejarah yang teramat penting dan menyakitkan bagi umat
Islam di dunia.

BAB II
PERMASALAHAN
2.1 PERMASALAHAN
1.
2.
3.
4.
5.

APA PENGERTIAN GENOSIDA?
APAKAH HUBUNNGAN KEJAHATAN ENOSIDA DENGAN HAM?
MENGAPA KEJAHATAN GENOSIDA DAPAT TERJADI?
BAGAIMANA MENCEGAH KEJAHATAN GENOSIDA?
APAKAH KEJAHATAN GENOSIDA PERNAH TERJADI DI INDONESIA?

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN GENOSIDA
Genosida dalam ilmu sosiologi termasuk sebagai bagian pola hubungan antar
kelompok.Kontak antar dua kelompok ras dapat diikuti proses akulturasi(perpaduan budaya),
dominasi (satu ras menguasai ras yang lain), paternalism(dominasi ras pendatang), atau
integrasi (pengakuan perbedaan). Genosida secara umum didefinisikan sebagai sebuah
pembantaian besar besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok
denganmaksud memusnahkan (membuat punah) bangsa tersebut. Kata ini pertama kali
digunakan oleh seorang ahli hukum Polandia, Raphael Lemkin, pada tahun 1944 dalam
bukunya Axis Rule in Occupied Europe yang diterbitkan di Amerika Serika. Kata inidiambil
dari bahasa Yunani γένος genos (ras, bangsa atau rakyat) dan bahasa Latincaedere
(pembunuhan). Genosida merupakan satu dari empat pelanggaran HAM berat yang
beradadalam yurisdiksi International Criminal Court. Pelanggaran HAM berat lainnya ialah
kejahatan terhadap kemanusiaan,kejahatan perang, dan kejahatan Agresi. Menurut Statuta
Roma dan Undang-Undang no. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, genosida ialah
“Perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan
seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama dengan cara
membunuh anggota kelompok; mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat
terhadap anggota kelompok; menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang menciptakan

kemusnahan secara fisik sebagian atau seluruhnya; melakukan tindakan mencegah kelahiran
dalam kelompok memindahkan secara paksa anak-anak dalam kelompok ke kelompok lain.

3.2 HUBUNGAN KEJAHATAN GENOSIDA DENGAN HAM
Genosida merupakan satu dari empat pelanggaran HAM berat yang berada dalam
yurisdiksi International Criminal Court. Pelanggaran HAM berat lainnya ialah kejahatan
terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, dan kejahatan Agresi.
Menurut Statuta Roma dan Undang-Undang no. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM,
genosida ialah Perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau
memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok
agama dengan cara membunuh anggota kelompok; mengakibatkan penderitaan fisik atau
mental yang berat terhadap anggota kelompok; menciptakan kondisi kehidupan kelompok
yang menciptakan kemusnahan secara fisik sebagian atau seluruhnya; melakukan tindakan
mencegah kelahiran dalam kelompok; memindahkan secara paksa anak-anak dalam
kelompok ke kelompok lain.
Ada pula istilah genosida budaya yang berarti pembunuhan peradaban dengan melarang
penggunaan bahasa dari suatu kelompok atau suku, mengubah atau menghancurkan
sejarahnya atau menghancurkan simbol-simbol peradabannya

3.3 PENYEBAB TERJADINYA KEJAHATAN GENOSIDA

Kejahatan terbesar di muka bumi ini memiliki latar belakang keserakahan. Keinginan
buat menguasai suatu daerah atau kelompok dengan tujuan menjadi pemimpin ialah alasan
nan mendasar. Untuk bisa menguasai suatu daerah, masyarakat nan tak satu paham
dengannya harus dimusnahkan. Agar, perjalanannya menuju tampuk kekuasaan berjalan
dengan mulus.
Alasan politik memang paling banyak digunakan. Kekuasaan dan keserakahan telah
membutakan mata hati manusia-manusia tersebut. Salah satu kejahatan genosida nan berlatar
belakang politik seperti ini ialah pembantaian nan terjadi di Rwanda.
3.4 SOLUSI MENCEGAH KEJAHATAN GENOSIDA
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kejahatan genosida.
Mulai dari hal-hal yang kecil saja yaitu tidak memperhatikan perbedaan dalam pertemanan.
Perbedaan adalah hal yang sangat umum dan wajib ada di dunia ini. Apabila tidak ada
perbedaan, dunia ini akan kosong dan terlihat sama disetiap bagiannya. Kita harus belajar
menghargai perbedaan antar manusia. Baik itu perbedaan agama, ras, golongan, maupun
warna kulit. Dalam pertemanan pun kita tidak boleh membeda-bedakan teman. Berteman
dengan seluruh umat manusia di dunia akan jauh lebih baik. Dalam berteman pun kita tidak
boleh saling menghina atau mengejek atau mengolok-olok orang yang memiliki perbedaan
dengan kita. Hidup rukun dan damai dalam perbedaan inilah yang bisa disebut perdamaian.
Mengapa tak boleh membedakan dalam berteman? Kejahatan genosida pada umumnya
bermula dari permasalahan perbedaan. Entah itu karena ada masalah tertentu, namun

kejahatan genosida melibatkan agama, ras, atau golongan tertentu. Apabila dalam pertemanan
kita sudah melakukan penghinaan terhadap teman yang berbeda, inilah bibit-bibit munculnya
kejahatan genosida. Semakin rumit masalah itu, semakin banyak orang yang akan terlibat
dalam konflik tersebut. Dan apabila masalah ini memuncak, akan terjadi kejahatan genosida
diantara kedua belah pihak tersebut dan akan memakan banyak sekali korban dan
menimbulkan rasa kebencian yang mendalam.
Menegakan hukum internasional yang berlaku tentang kemanusiaan terutama tentang
Hak Asasi Manusia dan hukum internasional tentang kejahatan genosida. Pada tanggal 9
Desember 1948, PBB menyetujui Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman atas
Kejahatan Genosida. Konvensi ini menetapkan genosida sebagai kejahatan internasional,
yang akan dicegah dan dihukum oleh negara-negara penandatangannya. Meski banyak kasus
kekerasan terhadap kelompok yang terjadi sepanjang sejarah, perkembangan legal dan
internasional istilah ini terkonsentrasi pada dua periode sejarah utama: waktu mulai

dimunculkannya istilah itu hingga diterimanya sebagai hukum internasional (1944-1948), dan
waktu diaktifkannya istilah itu yang ditandai dengan digelarnya pengadilan penjahat
internasional untuk menuntut kejahatan genosida (1991-1998). Mencegah genosida, sebagai
amanat utama lainnya dari konvensi ini, tetap menjadi tantangan yang terus dihadapi banyak
negara dan individu.
Dalam kehidupan sehari-hari bisa mulai diajarkan kepada anak usia dini tentang

perbedaan yang ada disekitar kehidupannya. Mulai dari perbedaan agama, suku bangsa,
bahasa, maupun warna kulit. Dengan mengajari mereka tentang perbedaan, mereka bisa
mulai belajar menghargai satu sama lain. Mereka menghargai dan menghormati perbedaan
yang ada disekitarnya. Tidak hanya kepada anak-anak, namun kepada orang dewasa pun
masih bisa diajarkan tentang perbedaan antarumat manusia dan bagaimana cara menghargai
perbedaan tersebut. Untuk anak usia dini bisa diajarkan melalui pelajaran sekolah. Bisa
dimulai dengan mengajarkan suku-suku bangsa dan agama apa saja yang ada di Indonesia.
Orang tua pun bisa berperan dalam mengajarkan anak-anaknya tentang perbedaan yang ada
dan bagimana seharusnya menyikapi perbedaan-perbedaan tersebut.
Untuk orang dewasa, menghindari terjadinya genosida diantara umat manusia dapat
diajarkan melalui ceramah. Dapat disampaikan ketika sedang beribadah oleh penyampai
ceramah. Dengan begitu orang dewasa pun masih bisa menyadarkan diri mereka untuk
menghargai perbedaan satu sama lain. Selain melalui ceramah, bisa juga melalui iklan-iklan
masyarakat, baik di media maupun di iklan-iklan di jalan. Dengan membaca atau mendengar
iklan masyarakat itu setiap saat, lama-lama otak kita akan terpengaruh dan mengikuti iklaniklan tersebut. Tentunya iklan tersebut tidak boleh menggunakan bahasa yang melarang
melakukan genosida atau pelecehan antar perbedaan, namun menggunakan kata-kata yang
mengajak seluruh umat manusia untuk saling mencintai satu sama lain dan menghargai
perbedaan yang ada di muka bumi.
Pemerintah dapat bertindak dengan mengadakan penyuluhan berkala bagi masyarakat.
Penyuluhan dapat dimulai dari kalangan-kalangan kecil seperti lingkungan perumahan.

Dengan bekerja sama dengan pejabat daerah yang berwenang, pemerintah dapat
menyampaikan pesan untuk menghargai satu sama lain melalui pertemuan warga. Setelah itu
di lingkungan pekerjaan, dan sekolah seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Indonesia
memiliki semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu.
Masyarakat Indonesia sangat beragam. Dan perdamaian didalam perbedaan itu indah. Maka
sayangilah dan hargailah sesama umat manusia

3.5 KEJAHATAN GENOSIDA YANG PERNAH TERJADI DI INDONESIA
Indonesia sebagai Negara kesatuan yang terdiri dari ribuan pulau dan wilayah yang
cukup besar memiliki banyak sekali budaya yang terdapat didalamnya. Bahkan di satu pulau
dapat memiliki ratusan kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Keanekaragaman ini
merupakan suatu kelebihan namun tidak menutup adanya perselisihan antar kelompok etnis
yang tumbuh tersebar di seluruh kawasan Indonesia. Hal itu dapat terlihat dari berbagai kasus
Genosida yang terjadi sejauh sejarah berdirinya Indonesia.
Indonesia sebagai Negara kesatuan yang terdiri dari ribuan pulau dan wilayah yang cukup
besar memiliki banyak sekali budaya yang terdapat didalamnya. Bahkan di satu pulau dapat
memiliki ratusan kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Keanekaragaman ini merupakan
suatu kelebihan namun tidak menutup adanya perselisihan antar kelompok etnis yang tumbuh
tersebar di seluruh kawasan Indonesia. Hal itu dapat terlihat dari berbagai kasus Genosida
yang terjadi sejauh sejarah berdirinya Indonesia.
·

Pembunuhan masal di Bandanaira (Pulau Banda) tahun 1621 oleh Belanda pada zaman Jan
Pietersz Coen. Penduduk dipaksa untuk bekerja. Akibat pembunuhan tersebut belanda
terpaksa mendatangkan budak dr Negara dan daerah lain. Jumlah pasti tidak diketahui. Dalam
kesaksian disebut hamper semua penduduk meninggal, sebagian kecil melarikan diri.

·

Pembantaian pada zaman Kerja Tanam Paksa setelah Perang Jawa dibawah kepemimpinan
Jenderal Van den Bosch. Jumlah pasti korban tidak diketahui.

·

Tragedi pembantaian Jepang di Kalimantan. Tidak hanya kaum prokemerdekaan yg dibunuh
tetapi juga para pemuka agama, pemuka golongan dan para Raja di zaman itu.

·

Westerling di Sulawesi Selatan. Menurut mantan Diplomat RI, Manai Sophian, tercatat
40.000 orang meninggal meski Belanda mengklaim hanya 5000 orang yang meninggal.

·

Tragedi 1965. Setelah gerakan G30SPKI terjadi, gerakan ‘membersihkan’ komunis
menggelora dimana-mana. Militer dikerahkan ke seluruh negri, Mereka yang dianggap
pendukung komunis, dibantai, ditangkap, disiksa dan dibuang tanpa pernah ada pengadilan
yang adil dan bukti yang jelas. Kebanyakan dari mereka yang ditangkap adalah buruh dan
petani.

·

Tragedi mei 1998 dimana etnis tionghoa mengalami pembantaian, pengrusakan properti,
pemerkosaan dan penculikan.

·

Kerusuhan Sampit, (Februari 2001) Kalimantan Barat antara suku Dayak dan Suku Madura.
Kebanyakan kasus Genosida yang terjadi sebelum masa kemerdekaan memiliki motif atau
latar belakang kepentingan politik para penjajah di masa itu. Sedangkan kasus Genosida yang

terjadi setelah kemerdekaan Indonesia seperti kasus G30SPKI dimana pembantaian dilakukan
terhadap mereka yang menganut paham dan termasuk golongan komunis merupakan kasus
Genosida dengan latar belakang faham atau golongan.

\

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Genosida yaitu pembunuhan massal terhadap suatu etnis tertentu merupakan tindakan
menyimpang yang tidak manusiawi yang seringkali diikuti dengan perilaku menyimpang
lainnya seperti penculikan, pemerkosaan dan penyiksaan. Banyak hal yang melatar belakangi
tindakan Genosida seperti adanya kepentingan politik, ekonomi dan juga rasa etnosentrisme
berlebihan sehingga membuat suatu etnis pantas memusnahkan etnis lainnya. Rasa
etnosentrisme negatif dapat dicegah mulai dari pemerintah yang harus memastikan adanya
peraturan hukum yang kuat tentang masyarakat etnis, pelaksanaanya hingga tuntas dan tanpa
memihak, serta harus adanya pemahaman dari masyrakat sendiri tentang toleransi antar etnis.
Pengendalian Genosida apabila sudah terjadi adalah berupa pengendalian fisik melibatkan
pihak berwajib baik dari dalam negeri maupun luar negeri jika dibutuhkan.

4.2 SARAN
Tindak pidana GENOSIDA ini bukan masalah yang biasa ,tindakan ini merupakan
tidakan yang menyimpang dan tidak manusiawi .Sebaiknya para penegak hukum harus lebih
tegas untuk menangani kasus Genosida yang terjadi di dunia ini.

DAFTAR PUSTAKA

 Banton (1967:68-76 2 Lihat Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta:
LPFEUI, 2004), hal. 149.
 http://id.wikipedia.org/wiki/Genosidahttp://id.wikipedia.org/wiki/

Pengadilan_HAMhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perserikatan_Bangsa-Bangsa
 http://id.wikipedia.org/wiki/Tutsihttp://members.fortunecity.com/sakinahonline/

alislam/www.alislam.or.id/informasi/i-sampit-berdarah.html
 http://nyanyoataraxis.wordpress.com/2009/06/14/genosida-di-indonesia/
 http://sejarahunj.blogspot.com/2010/05/genosida-di-bosnia.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/Genosida
 http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FISIPS1IK/207613003/BAB%20I.pdf
 https://korandemokrasiindonesia.wordpress.com/2009/11/28/pelanggaran-hak-asasi-manusiagenosida/