PENGEMBANGAN DAn SUMBER DAYA AIR
FT. UNIVERSITAS BUNG KARNO
Jurusan Teknik SipiL
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
AIR BAKU
DISTRIBUSI KETERSEDIAAN SUMBER DAYA AIR
DI INDONESIA KURANG MENGUNTUNGKAN
Ketersediaan Air
Kebutuhan
111. 01 x 109
m3/tahun
37.81 x 109
m3/tahun
Ketersediaan Air
Kebutuhan
140. 01 x 109
m3/tahun
11.67 x 109
m3/tahun
Ketersediaan Air
Sulawesi
34. 79 x 109
m3/tahun
Kebutuhan
16.97 x 109
m3/tahun
Ketersediaan Air
Maluku
Kebutuhan
HAMPIR KRITIS
HAMPIR KRITIS
SURPLUS
HAMPIR KRITIS
DEFISIT
15. 46 x 109
m3/tahun
0.54 x 109
m3/tahun
SURPLUS
KRITIS
Ketersediaan Air
Jawa-Bali
31. 64 x 109
m3/tahun
Ketersediaan Air
Nusa Tenggara
34. 79 x 109
m3/tahun
Ketersediaan Air
Papua
Kebutuhan
100.92 x 109
m3/tahun
Kebutuhan
16.97 x 109
m3/tahun
Kebutuhan
350. 59 x 109
m3/tahun
0.39 x 109
m3/tahun
Sumber: Diolah dari ICCSR BAPPENAS, 2010
MASIH PERLU KERJA KERAS UNTUK MENCAPAI
TARGET MDGs PADA TAHUN 2015
80.00
70.00
75.3
Kota+Desa
68.9%
Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Akses
Terhadap Sumber Air Minum Yang Layak (%)
65.8
60.00
50.00
Target MDGs
45.85
42.51
40.00
30.00
20.00
37.51
44.19
10.00
47.62
Indonesia
Perkotaan
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
1996
1995
1994
1993
0.00
Perdesaan
Tren 1993 s.d. 2010
Sumber: BAPPENAS diolah dari BPS, SUSENAS berbagai tahun
28.23
22.32
57.44
60.41
Target MDGs
68.9%
56.95
Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Akses
Terhadap Sumber Air Minum Yang Layak (%)
23.82
BELUM ADA SATUPUN PROVINSI DI INDONESIA YANG
TELAH MEMENUHI TARGET MDGs S.D TAHUN 2010
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Sumber: BAPPENAS diolah dari BPS, SUSENAS 2010
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat
Indonesia
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR S.D 2030 ( x 109 m3/tahun)
1,000,000.0
800,000.0
600,000.0
400,000.0
200,000.0
2005
2010
Potensi Ketersediaan Air
2015
2020
Kebutuhan Air Total
2025
2030
Kebutuhan Air DMI
Sumber: Diolah dari ICCSR BAPPENAS, 2010
74% KEBUTUHAN AIR MINUM RUMAH TANGGA
DI INDONESIA DIPENUHI DARI AIR TANAH
Pemenuhan Kebutuhan Air
Minum Rumah Tangga
Bagaimana dengan kebutuhan air
industri yang membutuhkan air
6.0% 3.0%
lebih besar dari rumah tangga?
18%
Padahal potensi air tanah di
Indonesia hanya sebesar 18.84 x
109 m3/tahun atau hanya 2.7%
potensi sumber daya air Indonesia
74%
Air Tanah
Ledeng
Air Sungai/Hujan
Air Kemasan/Lainnya
Ancaman intrusi air laut dan
penurunan muka tanah!!
Sumber: Diolah dari ICCSR BAPPENAS, 2010
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
IRIGASI
PENDAYAGUNAAN IRIGASI
KEGIATAN
DAERAH IRIGASI
Pengembangan
1. Pemb. Baru
2. Lanjutan
3. Peningkatan
Pusat
1. Lintas Negara
2. Lintas Provinsi
3. Strategis
Nasional
Provinsi
1. Utuh Satu
Provinsi
2. Lintas
Kab/Kota
Kabupaten
1. Utuh Satu
Kab/Kota
Pengelolaan
1. Operasi
2. Pemeliharaan
3. Rehabilitasi
Pusat
1. > 3.000 Ha
Provinsi
1. 1000 – 3000
Ha
Kabupaten
1. < 1000 Ha
PENDAYAGUNAAN SDA
Sumber : BAPPENAS, diolah dari PP 20/2006 tentang Irigasi
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
DI BIDANG IRIGASI
Lokus/
Kegiatan
ha
< 1000
Utuh
1000 - 3000
Kabupaten
3000 - 10.000
> 10.000
ha
< 1000
Lintas Kabupaten
1000 - 3000
3000 - 10.000
> 10.000
ha
< 1000
Lintas Provinsi
1000 - 3000
3000 - 10.000
> 10.000
TOTAL
TOTAL
Pengembangan
TOTAL
PUSAT
Luasan
Pusat
Provinsi
Kab/Kota
BANG
KEL
ha
ha
ha
ha
628,388
1,023,727
628,388
ha
ha
ha
ha
857,301
192,613
857,301
ha
ha
ha
ha
2,188
6,600
140,189
1,634,666
1,634,666
349,878
5,486,103
7,470,647
2,188
6,600
140,189
2,851,006
21.9%
4.7%
73.4%
100%
KEWENANGAN
PROVINSI
BANG
KEL
6,114,491 ha (82%)
1,265,958
1,207,179 ha (16%)
78,321
349,878
78,944
148,977 ha (2%)
349,878
1,423,223
7,470,647 ha (100%)
Pengelolaan
TOTAL
Pusat
Provinsi
Kab/Kota
KABUPATEN
BANG
KEL
-
3,196,418
-
-
-
5,486,103
5,486,103
3,196,418
2,851,006
1,423,223
3,196,418
7,470,647
38.2%
19.1%
42.8%
100%
Sumber : BAPPENAS, Diolah dari Kepmen PU No. 390/KPTS/M/2007
AREAL LAYANAN IRIGASI MENINGKAT LEBIH 2X
LIPAT DIBANDING PERIODE AWAL KEMERDEKAAN
Perkembangan Luas layanan Irigasi Indonesia
8.00
7.23
6.72
7.00
6.00
Juta (Ha)
5.01
5.00
4.00
3.00
3.38
2.41
2.00
1.00
1915
1939
1998
2005
2010
Sumber: BAPPENAS, diolah dari Irigasi Kelembagaan dan Ekonomi, Effendi Pasandaran & Donald C. Taylor (1988),
FAOSTAT (2009) dan Kementerian PU (2010)
± 85% produksi beras Indonesia berasal dari lahan-lahan beririgasi.
LAHAN BERIRIGASI MASIH
TERKONSENTRASI DI PULAU JAWA
Kalimantan
Sumatera
0.48 juta ha (7%)
1.99 juta ha
Sulawesi
Papua
1.02 juta ha (14%)
0.04 juta ha (1%)
Maluku
0.15 juta ha (2%)
40
%
Jawa
2.91 juta ha
Bali
0.63 juta ha (9%)
NTB
0.63 juta ha (9%)
Sumber: BAPPENAS, diolah dari PP 20/2006 tentang Irigasi dan Kepmen PU 390/2007 (dengan revisi akibat double counting)
11% lahan pertanian beririgasi disuplesi dari waduk sementara lainnya masih tergantung pada
ketersediaan air di sungai. Kemarau Kering; Hujan Banjir
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
RAWA
Pohon Rawa Nasional (Status 2010)
Total Potensi
33.390.000 Ha
Belum Terbangun
Terbangun
31.590.000 Ha
1.800.000 Ha
Rawa Lebak
Rawa Pasang Surut
347.431 Ha
1.452.569 Ha
Sumber : Direktorat Irigasi dan Rawa , Kementerian Pekerjaan Umum (2011)
TOTAL POTENSI RAWA DI INDONESIA
33.390.000 Ha
(tidak termasuk rawa di P. Jawa dan Pulau-Pulau Kecil)
SUMATERA
9.370.000 Ha
KALIMANTAN
11.710.000 Ha
Sumber: Direktorat Irigasi dan Rawa, Kementerian Pekerjaan Umum (2011)
SULAWESI
1.790.000 Ha
PAPUA
10.520.000 Ha
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
PENDANAAN
DAK IRIGASI
KONDISI INFRASTRUKTUR IRIGASI
8
72% kerusakan terjadi di
7
Under maintenance??
Under financing??
0.34
6
0.71
1.16
1.88
daerah irigasi kewenangan
provinsi dan kab/kota
5
1.17
4
3
6.7 juta ha
5.2
7.23 juta ha
2
3.48
1
0
2005
2006
Baik
2005
2007
2008
Rusak Ringan
2006
2009
2010
Rusak Sedang
2007
2008
2011
2012
Rusak Berat
2009
2010
2005-2010
Bang/Ting
162,036 ha
60,276 ha
117,460 ha
119,580 ha
91,216 ha
117,246 ha
667,814 ha
Rehab
324,340 ha
495,955 ha
268,238 ha
239,284 ha
232,742 ha
301, 926 ha
1,862,485 ha
OP
427,996 ha
1,904,923 ha
1,957,202 ha
2,040,087 ha
2,094,528 ha
2,324,180 ha
Sumber: BAPPENAS, diolah dari Direktorat Irigasi (2008) dan Rapid Assesment Audit Teknis Kementerian Pekerjaan Umum (2010)
DESENTRALISASI IRIGASI VS OTONOMI DAERAH
Distribusi Pembagian
Urusan Pemerintahan Bidang Irigasi
Tren Belanja Daerah 2007-2011 (%)
50
100%
40
90%
30
80%
20
42.8%
27.67
26.28
22.53
22.92
10
70%
73.4%
60%
50%
29.98
0
2007
B_Pegawai
19.1%
2008
2009
B_Barang & Jasa
2010
B_Lain-Lain
2011
B_Modal
40%
Sumber: BAPPENAS, diolah dari Deskripsi dan Analisis APBD 2011
30%
20%
4.7%
38.2%
21.9%
10%
0%
Pengelolaan
Pusat
Provinsi
Pengembangan
Kab/Kota
Sumber: BAPPENAS, diolah dari PP 20/2006 dan Kepmen PU 390/2007
Tanggung jawab pengembangan dan pengelolaan irigasi
lebih banyak di Pemerintah Daerah
Sementara belanja modal di daerah cenderung
menurun setiap tahun
Pembiayaan irigasi vs belanja modal/pembiayaan
pembangunan lainnya di daerah (pendidikan,
kesehatan, jalan)
TINGGINYA TEKANAN ALIH FUNGSI LAHAN
DI DAERAH IRIGASI NASIONAL
Distribusi Daerah Irigasi di Indonesia Berdasarkan Pembagian Pembagian Kewenangan
dan Tanggung Jawab Pengelolaan (hektar)
3,500,000
3,16 juta ha
3,000,000
2,500,000
1,99 juta ha
2,000,000
Lahan-lahan irigasi produktif di Jawa dihuni
hampir 60% penduduk Indonesia!
57% diantaranya merupakan kewenangan
pemerintah daerah!
1,500,000
0,63 juta ha
1,000,000
1,02 juta ha
0,48 juta ha
0,19 juta ha
500,000
Sumatera
Jawa
Pemerintah
Bali-Nusa
Tenggara
Pemerintah Provinsi
Kalimantan
Sulawesi
Maluku-Papua
Pemerintah Kab/Kota
Sumber: BAPPENAS, Diolah dari Kepmen PU 390/2007 dan BPS, 2010
Aktivitas ekonomi tinggi → perubahan fungsi lahan untuk kepentingan yang lebih menguntungkan
seperti permukiman, perkebunan, industri, dll.
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
P2BN
SASARAN DAN STRATEGI PENCAPAIAN SURPLUS
BERAS 10 JUTA TON
Tahun
Jumlah
Penduduk
2010
2011
2012
2013
2014
237,556,363
241,095,953
244,688,283
248,334,138
252,034,317
Sumber:
Konsumsi
Perkapita/Tahun (kg)
Kebutuhan
Beras (ton)
139.15
139.15
137.06
135.01
132.98
33,055,968
33,548,502
33,537,649
33,526,799
33,515,954
Sasaran
Surplus Beras
Produksi (Ton)
(ton)
GKG
Beras
66,469,394
37,371,255
68,596,415
38,567,136
5,018,634
72,026,235
40,495,492
6,957,843
75,627,547
42,520,267
8,993,467
79,408,924
44,646,280
11,130,327
Draft Roadmap Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Menuju Surplus Beras 10 Juta Ton pada tahun 2014
STRATEGI
PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS
PERLUASAN AREAL
DAN PENGELOLAAN
LAHAN
PENURUNAN
KONSUMSI BERAS
PENYEMPURNAAN
MANAJEMEN
PRODUKSI PADI INDONESIA
90,000,000
85,000,000
Target 2011
79,408,924
80,000,000
75,000,000
68,596,415
Ton
70,000,000
65,000,000
65,333,938
60,000,000
55,000,000
50,000,000
Sasaran Surplus
Produksi 10 Juta Ton
ARAM III 2011
45,000,000
40,000,000
2005
2006
Realisasi
2007
Target
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: diolah dari BPS (berbagai tahun) dan Skenario Produksi Padi 2010-2014
Sampai dengan ARAM (Angka Ramalan) III BPS Tahun 2011, pencapaian produksi padi
tahun 2011 masih di bawah sasaran sehingga upaya percepatan perlu segera dilakukan
seperti mendorong pengembangan lahan pertanian beririgasi diluar jawa.
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
WADUK
BEBERAPA WADUK UTAMA
DI INDONESIA (1)
Sumber: BAPPENAS, diolah dari Dit Bina OP, Bina Program dan
pustaka.pu.go.id Kementerian Pekerjaan Umum (2011
NAD
1. Waduk Sianjo-Anjo, Aceh Singkil (2006) : 128.8 juta m3
2. Waduk Keuliling, Aceh (2008)
: 15.7 juta m3
Dibangun pada periode 2005-2009
SumUt
1. Waduk Sigura-Gura, Parapat (1981) : 81 juta m3
2. Waduk Siruar (1983), Parapat
: 286 juta m3
3. Waduk Tangga (1983), Parapat
: 71 juta m3
KalTim
1. Waduk Samboja, Kutai (1979)
: 3.7 juta m3
2. Waduk Manggar, Balikpapan (1980) : 2.7 juta m3
3. Waduk Binalatung, Tarakan (2007) : 45.3 juta m3
4. Waduk Bilal, Nunukan (2009)
: 0.1 juta m3
Riau
1. Waduk Koto Panjang, Bangkinang (1997) : 1,545 juta m3
KepRi
1. Waduk Ladi , Batam (1986)
: 8.8 juta m3
2. Waduk Muka Kuning, Batam (1992) : 13.4 juta m3
3. Waduk Lagoi, Lagoi (1993)
: 6.5 juta m3
4. Waduk Duriangkang, Batam (1995) : 107 juta m3
Lampung
1. Waduk Way Jepara, Metro (1978)
: 34.9 juta m3
2. Waduk Way Rarem, Kota Bumi (1984) : 72.4 juta m3
3. Waduk Batutegi, Metro (2002)
: 500.0 juta m3
Bali
1. Waduk Palasari, Jembrana (1989)
: 8.0 juta m3
2. Waduk Muara, Badung (1996)
: 0.4 uta m3
3. Waduk Grokgak, Singaraja (1998)
: 3.8 juta m3
4. Waduk Telaga Tunjung, Tabanan (2007) : 1.3 juta m3
5. Waduk Benel, Jembrana (2009)
: 1.6 juta m3
KalSel
1. Waduk Riam Kanan,
Banjar Baru (1974) : 1,200 juta m3
SulSel
1. Waduk Larona< Luwu (1978)
: 585.0 juta m3
2. Waduk Bakaru, Pinrang (1990) : 8.4 juta m3
3. Waduk Kalola, Enrekang (1995) : 70.0 juta m3
4. Waduk Bili-Bili, Maros (1999)
:
... juta m3
5. Waduk Ponre-Ponre, Bone (2008) : 48.7 juta m3
NTT
1. Waduk Tilong, Kupang (2001) : 72.4 juta m3
NTB
1. Waduk Batujai, Lombok Tengah (1982)
: 23.5 juta m3
2. Waduk Mamak, Sumbawa Besar (1992) : 32.5 juta m3
3. Waduk Pengga, Lombok Tengah (1994)
: 27 juta m3
4. Waduk Tiu Kulit, Plampang (1994)
: 11 juta m3
5. Waduk Batu Bulan, Sumbawa Besar (2002) : 53.6 juta m3
6. Waduk Pelaperado, Bima (2004)
: 18 juta m3
BEBERAPA WADUK UTAMA
DI INDONESIA (2)
JaTeng
1. Waduk Nglangon, Purwodadi (1914) : 2.2 juta m3
2. Waduk Tempuran, Blora (1916)
: 2.1 juta m3
3. Waduk Greneng, Blora (1919)
: 1.9 juta m3
4. Waduk Delingan, Karang Anyar (1923) : 3.8 juta m3
5. Waduk Gunung Rowo, Pati (1925)
: 5.0 juta m3
6. Waduk Plumbon, Wonogiri (1928)
: 1.0 juta m3
7. Waduk Cengklik, Boyolali (1931)
: 9.8 juta m3
8. Waduk Gembong, Pati (1933)
: 9.5 juta m3
9. Waduk Penjalin, Brebes (1934)
: 9.5 juta m3
10. Waduk Malahayu, Brebes (1940)
: 39.9 juta m3
11. Waduk Klego, Boyolali (1943)
: 2.1 juta m3
12. Waduk Krisak, Wonogiri (1943)
: 3.7 juta m3
13. Waduk Ngancar, Wonogiri (1946)
: 2.0 juta m3
14. Waduk Cacaban, Tegal (1958)
: 90.0 juta m3
15. Waduk Nawangan, Wonogiri (1976) : 0.8 juta m3
16. Waduk Sempor, Kebumen (1978)
: 52.0 juta m3
17. Waduk Garung, Wonosobo (1982)
: 0.7 juta m3
18. Waduk Parang Joho, Wonogiri (1980) : 1.8 juta m3
19. Waduk Wonogiri/Gajah Mungkur,
Wonogiri (1982)
: 556.0 juta m3
20. Waduk Ketro, Sragen (1984)
: 2.8 juta m3
JaBar
1. Waduk Cileunca, Bandung (1924) :
12.0 juta m3
2. Waduk Situ Patok, Cirebon (1927) :
14.0 juta m3
3. Waduk Cipancuh, Indramayu (1929) :
8.0 juta m3
4. Waduk Cipanunjang, Bandung (1930) : 22.4 juta m3
5. Waduk Darma, Kuningan (1962)
:
37.9 juta m3
6. Waduk Jatiluhur, Purwakarta (1967) : 2,556.0 juta m3
7. Waduk Saguling, Bandung (1986)
: 982.0 juta m3
8. Waduk Cirata, Purwakarta (1988)
: 973.0 juta m3
9. Waduk Pongkor, Bogor (1996)
:
2.0 juta m3
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Waduk Song Putri, Wonogiri (1984)
Waduk Pejengkolan, Kebumen (1986)
Waduk Wadas Lintang, Kebumen ( 1987)
Waduk Mrica, Banjar Negara (1988)
Waduk Kedung Ombo, Boyolali (1989)
Waduk Lodan, Rembang (1995/Rehab-2007)
Waduk Panohan, Rembang (2007)
DIY
1. Waduk Sermo,
Kulon Progo (1996) : 25 juta m3
: 0.7 juta m3
: 0.5 juta m3
: 122.0 juta m3
: 193.0 juta m3
: 0.6 juta m3
: 4.7 juta m3
:
0.9 juta m3
JaTim
1. Waduk Prijetan, Bojonegoro (1916)
: 12.1 juta m3
2. Waduk Tlogo Ngebel, Ponorogo (1930) : 24.0 juta m3
3. Waduk Pacal, Bojonegoro (1933)
: 41.2 juta m3
4. Waduk Kedung Bendo, Madiun (1948) : 1.7 juta m3
5. Waduk Selorejo, Malang (1972)
: 41.5 juta m3
6. Waduk Karangkates/Sutami, Malang (1973) : 343 juta m3
7. Waduk Klampis, Sampang (1976)
: 10.2 juta m3
8. Waduk Lahor, Malang (1977)
: 36.1 juta m3
9. Waduk Wlingi, Blitar (1979)
: 2.1 juta m3
10. Waduk Sampean Baru, Bondowoso (1983) : 2.1 juta m3
11. Waduk Bening/Widas, Nganjuk (1984) : 25.8 juta m3
12. Waduk Gondang, Lamongan (1988)
: 25.9 juta m3
13. Waduk Sengguruh, Malang (1989)
: 2.5 juta m3
14. Waduk Pondok, Ngawi (1995)
: 30.9 juta m3
15. Waduk Sangiran, Ngawi (2000)
: 10.6 juta m3
16. Waduk Wonorejo, Tulung Agung (2001) : 106.0 juta m3
17. Waduk Kedung Brubus, Madiun (2008) : 2.0 juta m3
18. Waduk Nipah, Sampang (2009)
: 5.0 juta m3
Sumber: BAPPENAS, diolah dari Dit Bina OP, Bina Program dan
pustaka.pu.go.id Kementerian Pekerjaan Umum (2011
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
Kelembagaan
PERUBAHAN
PARADIGMA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Terjadi perubahan tatanan sosial politik
(Demokrasi dan Partisipasi)
UU 11 Tentang Pengairan
1999
1974
• Algemeene
Water
Reglement (AWR
1936)
• Algemeene
Waterbeheersve
rordening (1937)
• Provinciale
Water
Reglement –
Jabar dan Jatim
(1940)
UU 7 Tentang Sumber Daya Air
2004
• PP Pengelolaan Sumber
Daya Air (42/2008)
• PP Tata Pengaturan Air
(22/1982)
• PP Irigasi (23/1982)
• PP Irigasi (77/2001)
• PP Irigasi (20/2006)
• PP Pengendalian
Pencemaran Air (20/1990)
• PP Pengelolaan
Kualitas Air dan
Pengendalian
Pencemaran Air
(82/2001)
• PP Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
(16/2005)
• PP Air Tanah (43/2008)
• PP Rawa (27/1991)
• RPP Rawa
• PP Sungai (35/1991)
• PP Sungai (38/2011)
• PP Bendungan (37/2010)
IWRM DI INDONESIA SESUAI UU NO 7/2004
Process: Plan Execute Monitor Evaluate
1. Perlindungan dan pelestarian SDA
2. Pengawetan air
3. Pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air
1)
Konservasi
SDA
1.
2.
3.
4.
5.
Penatagunaan
Penyediaan
Penggunaan
Pengembangan
Pengusahaan
5) Partipasi
Publik
2)
Pendayag
unaan
SDA
3)
Pengendal
ian Daya
Rusak Air
4) Sistem dan Informasi SDA
1. Pencegahan
2. Penanggulangan
3. Pemulihan
STATUS DOKUMEN PERENCANAAN DI 133
WILAYAH SUNGAI TAHUN 2011
60
51
Kewenangan Pemerintah Pusat
Kewenangan Pemerintah Daerah
50
37
40
27
30
20
13
10
5
4
4
Lintas Provinsi
Srategis Nasional
POLA
0
Lintas Negara
WS
Lintas Kab/Kota
Rencana
Utuh di Kab/Kota
Sesuai dengan UU No. 7/2004 dan PP No. 42/2008, pengelolaan sumber daya air dilakukan
berdasarkan pendekatan wilayah sungai dan dituangkan ke dalam Pola & Rencana
Pengelolaan Sumber Daya Air.
Sumber: Direktorat BPSDA (2011)
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
PRIORITAS NASIONAL 5 KETAHANAN PANGAN
PRIORITAS NASIONAL 6 INFRASTRUKTUR
DUKUNGAN PENCAPAIAN MDG’S
REALISASI DUKUNGAN
PRIORITAS NASIONAL 5 KETAHANAN PANGAN
Peningkatan irigasi
Rehab Irigasi
Rehab tata air tambak
43%
Pembangunan tata air
tambak
OP Irigasi
3%
OP sumur air tanah
26%
Peningkatan rawa
26%
41%
Rehab rawa
Rehab sumur air tanah
Pembangunan sumur air
tanah
Realisasi 2010
OP rawa
Realisasi 2011
REALISASI DUKUNGAN
PRIORITAS NASIONAL 5 KETAHANAN PANGAN
INDIKATOR
TARGET
RPJMN
IRIGASI
1 Luas layanan jaringan irigasi yang
129,380 ha
ditingkatkan
2 Luas layanan jaringan irigasi yang
1,340,000 ha
direhabilitasi
3 Luas layanan jaringan irigasi yang diOP
2,315,000 ha
4 Luas layanan jaringan rawa yang ditingkatkan 10,000 ha
5 Luas layanan jaringan rawa yang
direhabilitasi
6 Luas layanan jaringan rawa yang diOP
7 Jumlah sumur air tanah yang dibangun
8 Jumlah sumur air tanah yang direhabilitasi
9 Jumlah sumur air tanah yang diOP
10 Luas layanan jaringan tata air tambak yang
dibangun dan ditingkatkan
11 Luas layanan jaringan tata air tambak yang
direhabilitasi
12 Luas layanan jaringan tata air tambak yang
diOP
450,000 ha
500,000 ha
115,000 ha
89%
173,549 ha
134%
RENCANA 2012
RKP (Perpres 29/2011)
DIPA
5,083,356
79,337 ha
1,676,190 82,643 ha
ha
293,044 ha
22%
577,180 ha
43%
425,563 ha
2,300,000 ha
10,000 ha
2,315,000 ha
8,080 ha
100%
81%
2,229,295 ha
81,035 ha
96%
810%
2,315,000 ha
23,746 ha
ha
79,373 ha
18%
185,842 ha
41%
98,750 ha
1,074,001 ha
215 sumur
482 sumur
90%
307%
26%
1,000,000 ha
131 sumur
385 sumur
571 sumur 26%
13,170 ha
1317%
RENSTRA
KUMULATIF S.D 2010
CAPAIAN
PROSENTASE
KUMULATIF S.D 2011
CAPAIAN
PROSENTASE
10,291,535
1,200,000 ha
70 sumur
1,875 sumur
1,200,000 ha
1,050 ha
ha
2,192 sumur
1,000 ha
43,840 ha
- ha
1,107,996 ha
92%
84 sumur 120%
97 sumur 5%
180 sumur
ha
8%
175,000 ha
- ha
ha
5,905 ha
- ha
- ha
ha
64,993 ha
3%
4,979,931
1,557,295
353,903 ha
1,593,312
715,190 2,005,843 ha
192,750 46,061 ha
489,853
146,170
298,180
472,570
1,649,700
125,077 ha
202,570 1,022,386 ha
78,450
165 sumur
152,850
375 sumur
199,860
106,248
145,578
391 sumur
2,250 ha
43,050
36,570
490 sumur
6,623 ha
31,668
42,385
4,000 ha
32,520
8,317 ha
75,246
37,290 ha
5,336
24,143 ha
5,747
REALISASI DUKUNGAN PRIORITAS NASIONAL 5
KETAHANAN PANGAN DAN PENCAPAIAN MDG’S
Pembangunan waduk
OP air baku
66%
Pembangunan
embung/situ
51%
0%
Rehab air baku 69%
35%
66% Rehab waduk
21%
Rehab embung/situ
Peningkatan air baku
80%
Konservasi kawasan
sumber air
Realisasi 2010
OP waduk/embung/situ
Realisasi 2011
REALISASI DUKUNGAN
PRIORITAS NASIONAL 5 KETAHANAN PANGAN
DAN PENCAPAIAN MDG’S
INDIKATOR
AIR BAKU
1 Kapasitas air baku yang ditingkatkan
2 Kapasitas parasarana air baku yang
direhabilitasi
3 Kapasitas prasarana air baku yang dijaga
WADUK
1 Jumlah waduk yang selesai dibangun
2 Jumlah waduk yang dalam tahap
pelaksanaan
3 Jumlah embung/situ yang selesai dibangun
4 Jumlah embung/situ yang dalam tahap
pelaksanaan
5 Jumlah waduk yang direhabilitasi
6 Jumlah embung/situ yang direhabilitasi
7 Jumlah waduk/embung/situ yang di-OP
8 Jumlah kawasan sumber air yang
dikonservasi
TARGET
RPJMN
RENSTRA
KUMULATIF S.D 2010
CAPAIAN
PROSENTASE
KUMULATIF S.D 2011
CAPAIAN
PROSENTASE
35%
31%
15 m3/dt
9 m3/dt
69%
RENCANA 2012
RKP (Perpres 29/2011)
DIPA
1,698,160
14.76 m3/dt 1,518,110 14.66 m3/dt
3.92 m3/dt
144,740
5.30 m3/dt
22%
23 m3/dt
51%
12.62 m3/dt
6,349,450
43.4 m3/dt
12.3 m3/dt
43.4 m3/dt
- m3/dt
6.31 m3/dt
3.76 m3/dt
15%
44.8 m3/dt
- m3/dt
9.88 m3/dt
22,129,000
35,310
2,698,380
2,191,190
15.97 m3/dt
11 waduk
1 waduk
4 waduk
8 waduk
- waduk
7 waduk
0%
- waduk
waduk
0%
- waduk
9 waduk
158 embung
- embung
- embung
0%
105 embung
66%
87 embung
191 embung
- embung
- embung
embung
- embung
- embung
29 waduk
298 embung
182 waduk
dan
embung
15 kawasan
36 waduk
300 embung
172 waduk
dan
embung
16 kawasan
12 waduk
21 embung
75 waduk
dan
embung
- kawasan
embung
41%
7%
41%
0%
19 waduk
62 embung
373 waduk
dan
embung
12 kawasan
66%
21%
205%
80%
24 waduk
62 embung
389 waduk
dan
embung
36 kawasan
250,420
208,180
48,590
- waduk
10 waduk
25 waduk
79 embung
482 waduk
dan
embung
23 kawasan
1,577,034
1,374,243
132,318
36,038
2,761,839
1,675,499
348,575
237,134
85,620
189,941
167,534
REALISASI DUKUNGAN
PRIORITAS NASIONAL 6 INFRASTRUKTUR
Pembangunan pengendali
banjir
OP pengaman pantai
Rehab pengendali banjir
Rehab pengaman pantai
OP pengendali banjir
5%
3%
27%
Pembangunan pengaman
pantai
OP pengendali
lahar/sedimen
Realisasi 2010
Pembangunan pengendali
lahar/sedimen
Rehab pengendali
lahar/sedimen
Realisasi 2011
REALISASI DUKUNGAN
PRIORITAS NASIONAL 6 INFRASTRUKTUR
INDIKATOR
BANJIR, LAHAR, PANTAI
1 Panjang sarana/prasarana pengendali banjir
yang dibangun
2 Panjang sarana/prasarana pengendali banjir
yang direhabilitasi
3 Panjang sarana/prasarana pengendali banjir
yang diOP
4 Jumlah sarana/prasarana pengendali
lahar/sedimen yang dibangun
5 Jumlah sarana/prasarana pengendali
lahar/sedimen yang direhabilitasi
6 Jumlah sarana/prasarana pengendali
lahar/sedimen yang diOP
7 Panjang sarana/prasarana pengaman pantai
yang dibangun
8 Panjang sarana/prasarana pengaman pantai
yang direhabilitasi
9 Panjang sarana/prasarana pengaman pantai
yang dipelihara
TARGET
216 km
216 km
321.00 km
149%
784 km
363%
RENCANA 2012
RKP (Perpres 29/2011)
DIPA
4,114,160
5,595,688
63.20 km
1,908,190 214.30 km
2,459,872
386 km
386 km
171.19 km
44%
315 km
82%
196.43 km
693,690
212.61 km
859,468
2,000 km
2,000 km
611.00 km
31%
1,259 km
63%
1,346 km
191,560
1,479 km
156,434
RPJMN
RENSTRA
KUMULATIF S.D 2010
CAPAIAN
PROSENTASE
KUMULATIF S.D 2011
CAPAIAN
PROSENTASE
8,046,098
28 buah
28 buah
13.00 buah
46%
56 buah
200%
56 buah
762,890
38 buah
443,035
85 buah
85 buah
5.00 buah
6%
23 buah
27%
30 buah
109,300
52 buah
638,483
150 buah
150 buah
- buah
0%
5 buah
3%
47 buah
31,720
70 buah
9,530
30 km
180 km
25.11 km
84%
76 km
254%
31.81 km
344,570
67.21 km
929,708
50 km
50 km
- km
0%
2 km
5%
11.38 km
41,550
5.07 km
13,483
50 km
50 km
10.00 km
20%
35 km
70%
23.8 km
30,690
22.91 km
18,774
Jurusan Teknik SipiL
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
AIR BAKU
DISTRIBUSI KETERSEDIAAN SUMBER DAYA AIR
DI INDONESIA KURANG MENGUNTUNGKAN
Ketersediaan Air
Kebutuhan
111. 01 x 109
m3/tahun
37.81 x 109
m3/tahun
Ketersediaan Air
Kebutuhan
140. 01 x 109
m3/tahun
11.67 x 109
m3/tahun
Ketersediaan Air
Sulawesi
34. 79 x 109
m3/tahun
Kebutuhan
16.97 x 109
m3/tahun
Ketersediaan Air
Maluku
Kebutuhan
HAMPIR KRITIS
HAMPIR KRITIS
SURPLUS
HAMPIR KRITIS
DEFISIT
15. 46 x 109
m3/tahun
0.54 x 109
m3/tahun
SURPLUS
KRITIS
Ketersediaan Air
Jawa-Bali
31. 64 x 109
m3/tahun
Ketersediaan Air
Nusa Tenggara
34. 79 x 109
m3/tahun
Ketersediaan Air
Papua
Kebutuhan
100.92 x 109
m3/tahun
Kebutuhan
16.97 x 109
m3/tahun
Kebutuhan
350. 59 x 109
m3/tahun
0.39 x 109
m3/tahun
Sumber: Diolah dari ICCSR BAPPENAS, 2010
MASIH PERLU KERJA KERAS UNTUK MENCAPAI
TARGET MDGs PADA TAHUN 2015
80.00
70.00
75.3
Kota+Desa
68.9%
Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Akses
Terhadap Sumber Air Minum Yang Layak (%)
65.8
60.00
50.00
Target MDGs
45.85
42.51
40.00
30.00
20.00
37.51
44.19
10.00
47.62
Indonesia
Perkotaan
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
1996
1995
1994
1993
0.00
Perdesaan
Tren 1993 s.d. 2010
Sumber: BAPPENAS diolah dari BPS, SUSENAS berbagai tahun
28.23
22.32
57.44
60.41
Target MDGs
68.9%
56.95
Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Akses
Terhadap Sumber Air Minum Yang Layak (%)
23.82
BELUM ADA SATUPUN PROVINSI DI INDONESIA YANG
TELAH MEMENUHI TARGET MDGs S.D TAHUN 2010
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Sumber: BAPPENAS diolah dari BPS, SUSENAS 2010
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat
Indonesia
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR S.D 2030 ( x 109 m3/tahun)
1,000,000.0
800,000.0
600,000.0
400,000.0
200,000.0
2005
2010
Potensi Ketersediaan Air
2015
2020
Kebutuhan Air Total
2025
2030
Kebutuhan Air DMI
Sumber: Diolah dari ICCSR BAPPENAS, 2010
74% KEBUTUHAN AIR MINUM RUMAH TANGGA
DI INDONESIA DIPENUHI DARI AIR TANAH
Pemenuhan Kebutuhan Air
Minum Rumah Tangga
Bagaimana dengan kebutuhan air
industri yang membutuhkan air
6.0% 3.0%
lebih besar dari rumah tangga?
18%
Padahal potensi air tanah di
Indonesia hanya sebesar 18.84 x
109 m3/tahun atau hanya 2.7%
potensi sumber daya air Indonesia
74%
Air Tanah
Ledeng
Air Sungai/Hujan
Air Kemasan/Lainnya
Ancaman intrusi air laut dan
penurunan muka tanah!!
Sumber: Diolah dari ICCSR BAPPENAS, 2010
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
IRIGASI
PENDAYAGUNAAN IRIGASI
KEGIATAN
DAERAH IRIGASI
Pengembangan
1. Pemb. Baru
2. Lanjutan
3. Peningkatan
Pusat
1. Lintas Negara
2. Lintas Provinsi
3. Strategis
Nasional
Provinsi
1. Utuh Satu
Provinsi
2. Lintas
Kab/Kota
Kabupaten
1. Utuh Satu
Kab/Kota
Pengelolaan
1. Operasi
2. Pemeliharaan
3. Rehabilitasi
Pusat
1. > 3.000 Ha
Provinsi
1. 1000 – 3000
Ha
Kabupaten
1. < 1000 Ha
PENDAYAGUNAAN SDA
Sumber : BAPPENAS, diolah dari PP 20/2006 tentang Irigasi
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
DI BIDANG IRIGASI
Lokus/
Kegiatan
ha
< 1000
Utuh
1000 - 3000
Kabupaten
3000 - 10.000
> 10.000
ha
< 1000
Lintas Kabupaten
1000 - 3000
3000 - 10.000
> 10.000
ha
< 1000
Lintas Provinsi
1000 - 3000
3000 - 10.000
> 10.000
TOTAL
TOTAL
Pengembangan
TOTAL
PUSAT
Luasan
Pusat
Provinsi
Kab/Kota
BANG
KEL
ha
ha
ha
ha
628,388
1,023,727
628,388
ha
ha
ha
ha
857,301
192,613
857,301
ha
ha
ha
ha
2,188
6,600
140,189
1,634,666
1,634,666
349,878
5,486,103
7,470,647
2,188
6,600
140,189
2,851,006
21.9%
4.7%
73.4%
100%
KEWENANGAN
PROVINSI
BANG
KEL
6,114,491 ha (82%)
1,265,958
1,207,179 ha (16%)
78,321
349,878
78,944
148,977 ha (2%)
349,878
1,423,223
7,470,647 ha (100%)
Pengelolaan
TOTAL
Pusat
Provinsi
Kab/Kota
KABUPATEN
BANG
KEL
-
3,196,418
-
-
-
5,486,103
5,486,103
3,196,418
2,851,006
1,423,223
3,196,418
7,470,647
38.2%
19.1%
42.8%
100%
Sumber : BAPPENAS, Diolah dari Kepmen PU No. 390/KPTS/M/2007
AREAL LAYANAN IRIGASI MENINGKAT LEBIH 2X
LIPAT DIBANDING PERIODE AWAL KEMERDEKAAN
Perkembangan Luas layanan Irigasi Indonesia
8.00
7.23
6.72
7.00
6.00
Juta (Ha)
5.01
5.00
4.00
3.00
3.38
2.41
2.00
1.00
1915
1939
1998
2005
2010
Sumber: BAPPENAS, diolah dari Irigasi Kelembagaan dan Ekonomi, Effendi Pasandaran & Donald C. Taylor (1988),
FAOSTAT (2009) dan Kementerian PU (2010)
± 85% produksi beras Indonesia berasal dari lahan-lahan beririgasi.
LAHAN BERIRIGASI MASIH
TERKONSENTRASI DI PULAU JAWA
Kalimantan
Sumatera
0.48 juta ha (7%)
1.99 juta ha
Sulawesi
Papua
1.02 juta ha (14%)
0.04 juta ha (1%)
Maluku
0.15 juta ha (2%)
40
%
Jawa
2.91 juta ha
Bali
0.63 juta ha (9%)
NTB
0.63 juta ha (9%)
Sumber: BAPPENAS, diolah dari PP 20/2006 tentang Irigasi dan Kepmen PU 390/2007 (dengan revisi akibat double counting)
11% lahan pertanian beririgasi disuplesi dari waduk sementara lainnya masih tergantung pada
ketersediaan air di sungai. Kemarau Kering; Hujan Banjir
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
RAWA
Pohon Rawa Nasional (Status 2010)
Total Potensi
33.390.000 Ha
Belum Terbangun
Terbangun
31.590.000 Ha
1.800.000 Ha
Rawa Lebak
Rawa Pasang Surut
347.431 Ha
1.452.569 Ha
Sumber : Direktorat Irigasi dan Rawa , Kementerian Pekerjaan Umum (2011)
TOTAL POTENSI RAWA DI INDONESIA
33.390.000 Ha
(tidak termasuk rawa di P. Jawa dan Pulau-Pulau Kecil)
SUMATERA
9.370.000 Ha
KALIMANTAN
11.710.000 Ha
Sumber: Direktorat Irigasi dan Rawa, Kementerian Pekerjaan Umum (2011)
SULAWESI
1.790.000 Ha
PAPUA
10.520.000 Ha
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
PENDANAAN
DAK IRIGASI
KONDISI INFRASTRUKTUR IRIGASI
8
72% kerusakan terjadi di
7
Under maintenance??
Under financing??
0.34
6
0.71
1.16
1.88
daerah irigasi kewenangan
provinsi dan kab/kota
5
1.17
4
3
6.7 juta ha
5.2
7.23 juta ha
2
3.48
1
0
2005
2006
Baik
2005
2007
2008
Rusak Ringan
2006
2009
2010
Rusak Sedang
2007
2008
2011
2012
Rusak Berat
2009
2010
2005-2010
Bang/Ting
162,036 ha
60,276 ha
117,460 ha
119,580 ha
91,216 ha
117,246 ha
667,814 ha
Rehab
324,340 ha
495,955 ha
268,238 ha
239,284 ha
232,742 ha
301, 926 ha
1,862,485 ha
OP
427,996 ha
1,904,923 ha
1,957,202 ha
2,040,087 ha
2,094,528 ha
2,324,180 ha
Sumber: BAPPENAS, diolah dari Direktorat Irigasi (2008) dan Rapid Assesment Audit Teknis Kementerian Pekerjaan Umum (2010)
DESENTRALISASI IRIGASI VS OTONOMI DAERAH
Distribusi Pembagian
Urusan Pemerintahan Bidang Irigasi
Tren Belanja Daerah 2007-2011 (%)
50
100%
40
90%
30
80%
20
42.8%
27.67
26.28
22.53
22.92
10
70%
73.4%
60%
50%
29.98
0
2007
B_Pegawai
19.1%
2008
2009
B_Barang & Jasa
2010
B_Lain-Lain
2011
B_Modal
40%
Sumber: BAPPENAS, diolah dari Deskripsi dan Analisis APBD 2011
30%
20%
4.7%
38.2%
21.9%
10%
0%
Pengelolaan
Pusat
Provinsi
Pengembangan
Kab/Kota
Sumber: BAPPENAS, diolah dari PP 20/2006 dan Kepmen PU 390/2007
Tanggung jawab pengembangan dan pengelolaan irigasi
lebih banyak di Pemerintah Daerah
Sementara belanja modal di daerah cenderung
menurun setiap tahun
Pembiayaan irigasi vs belanja modal/pembiayaan
pembangunan lainnya di daerah (pendidikan,
kesehatan, jalan)
TINGGINYA TEKANAN ALIH FUNGSI LAHAN
DI DAERAH IRIGASI NASIONAL
Distribusi Daerah Irigasi di Indonesia Berdasarkan Pembagian Pembagian Kewenangan
dan Tanggung Jawab Pengelolaan (hektar)
3,500,000
3,16 juta ha
3,000,000
2,500,000
1,99 juta ha
2,000,000
Lahan-lahan irigasi produktif di Jawa dihuni
hampir 60% penduduk Indonesia!
57% diantaranya merupakan kewenangan
pemerintah daerah!
1,500,000
0,63 juta ha
1,000,000
1,02 juta ha
0,48 juta ha
0,19 juta ha
500,000
Sumatera
Jawa
Pemerintah
Bali-Nusa
Tenggara
Pemerintah Provinsi
Kalimantan
Sulawesi
Maluku-Papua
Pemerintah Kab/Kota
Sumber: BAPPENAS, Diolah dari Kepmen PU 390/2007 dan BPS, 2010
Aktivitas ekonomi tinggi → perubahan fungsi lahan untuk kepentingan yang lebih menguntungkan
seperti permukiman, perkebunan, industri, dll.
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
P2BN
SASARAN DAN STRATEGI PENCAPAIAN SURPLUS
BERAS 10 JUTA TON
Tahun
Jumlah
Penduduk
2010
2011
2012
2013
2014
237,556,363
241,095,953
244,688,283
248,334,138
252,034,317
Sumber:
Konsumsi
Perkapita/Tahun (kg)
Kebutuhan
Beras (ton)
139.15
139.15
137.06
135.01
132.98
33,055,968
33,548,502
33,537,649
33,526,799
33,515,954
Sasaran
Surplus Beras
Produksi (Ton)
(ton)
GKG
Beras
66,469,394
37,371,255
68,596,415
38,567,136
5,018,634
72,026,235
40,495,492
6,957,843
75,627,547
42,520,267
8,993,467
79,408,924
44,646,280
11,130,327
Draft Roadmap Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Menuju Surplus Beras 10 Juta Ton pada tahun 2014
STRATEGI
PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS
PERLUASAN AREAL
DAN PENGELOLAAN
LAHAN
PENURUNAN
KONSUMSI BERAS
PENYEMPURNAAN
MANAJEMEN
PRODUKSI PADI INDONESIA
90,000,000
85,000,000
Target 2011
79,408,924
80,000,000
75,000,000
68,596,415
Ton
70,000,000
65,000,000
65,333,938
60,000,000
55,000,000
50,000,000
Sasaran Surplus
Produksi 10 Juta Ton
ARAM III 2011
45,000,000
40,000,000
2005
2006
Realisasi
2007
Target
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: diolah dari BPS (berbagai tahun) dan Skenario Produksi Padi 2010-2014
Sampai dengan ARAM (Angka Ramalan) III BPS Tahun 2011, pencapaian produksi padi
tahun 2011 masih di bawah sasaran sehingga upaya percepatan perlu segera dilakukan
seperti mendorong pengembangan lahan pertanian beririgasi diluar jawa.
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
WADUK
BEBERAPA WADUK UTAMA
DI INDONESIA (1)
Sumber: BAPPENAS, diolah dari Dit Bina OP, Bina Program dan
pustaka.pu.go.id Kementerian Pekerjaan Umum (2011
NAD
1. Waduk Sianjo-Anjo, Aceh Singkil (2006) : 128.8 juta m3
2. Waduk Keuliling, Aceh (2008)
: 15.7 juta m3
Dibangun pada periode 2005-2009
SumUt
1. Waduk Sigura-Gura, Parapat (1981) : 81 juta m3
2. Waduk Siruar (1983), Parapat
: 286 juta m3
3. Waduk Tangga (1983), Parapat
: 71 juta m3
KalTim
1. Waduk Samboja, Kutai (1979)
: 3.7 juta m3
2. Waduk Manggar, Balikpapan (1980) : 2.7 juta m3
3. Waduk Binalatung, Tarakan (2007) : 45.3 juta m3
4. Waduk Bilal, Nunukan (2009)
: 0.1 juta m3
Riau
1. Waduk Koto Panjang, Bangkinang (1997) : 1,545 juta m3
KepRi
1. Waduk Ladi , Batam (1986)
: 8.8 juta m3
2. Waduk Muka Kuning, Batam (1992) : 13.4 juta m3
3. Waduk Lagoi, Lagoi (1993)
: 6.5 juta m3
4. Waduk Duriangkang, Batam (1995) : 107 juta m3
Lampung
1. Waduk Way Jepara, Metro (1978)
: 34.9 juta m3
2. Waduk Way Rarem, Kota Bumi (1984) : 72.4 juta m3
3. Waduk Batutegi, Metro (2002)
: 500.0 juta m3
Bali
1. Waduk Palasari, Jembrana (1989)
: 8.0 juta m3
2. Waduk Muara, Badung (1996)
: 0.4 uta m3
3. Waduk Grokgak, Singaraja (1998)
: 3.8 juta m3
4. Waduk Telaga Tunjung, Tabanan (2007) : 1.3 juta m3
5. Waduk Benel, Jembrana (2009)
: 1.6 juta m3
KalSel
1. Waduk Riam Kanan,
Banjar Baru (1974) : 1,200 juta m3
SulSel
1. Waduk Larona< Luwu (1978)
: 585.0 juta m3
2. Waduk Bakaru, Pinrang (1990) : 8.4 juta m3
3. Waduk Kalola, Enrekang (1995) : 70.0 juta m3
4. Waduk Bili-Bili, Maros (1999)
:
... juta m3
5. Waduk Ponre-Ponre, Bone (2008) : 48.7 juta m3
NTT
1. Waduk Tilong, Kupang (2001) : 72.4 juta m3
NTB
1. Waduk Batujai, Lombok Tengah (1982)
: 23.5 juta m3
2. Waduk Mamak, Sumbawa Besar (1992) : 32.5 juta m3
3. Waduk Pengga, Lombok Tengah (1994)
: 27 juta m3
4. Waduk Tiu Kulit, Plampang (1994)
: 11 juta m3
5. Waduk Batu Bulan, Sumbawa Besar (2002) : 53.6 juta m3
6. Waduk Pelaperado, Bima (2004)
: 18 juta m3
BEBERAPA WADUK UTAMA
DI INDONESIA (2)
JaTeng
1. Waduk Nglangon, Purwodadi (1914) : 2.2 juta m3
2. Waduk Tempuran, Blora (1916)
: 2.1 juta m3
3. Waduk Greneng, Blora (1919)
: 1.9 juta m3
4. Waduk Delingan, Karang Anyar (1923) : 3.8 juta m3
5. Waduk Gunung Rowo, Pati (1925)
: 5.0 juta m3
6. Waduk Plumbon, Wonogiri (1928)
: 1.0 juta m3
7. Waduk Cengklik, Boyolali (1931)
: 9.8 juta m3
8. Waduk Gembong, Pati (1933)
: 9.5 juta m3
9. Waduk Penjalin, Brebes (1934)
: 9.5 juta m3
10. Waduk Malahayu, Brebes (1940)
: 39.9 juta m3
11. Waduk Klego, Boyolali (1943)
: 2.1 juta m3
12. Waduk Krisak, Wonogiri (1943)
: 3.7 juta m3
13. Waduk Ngancar, Wonogiri (1946)
: 2.0 juta m3
14. Waduk Cacaban, Tegal (1958)
: 90.0 juta m3
15. Waduk Nawangan, Wonogiri (1976) : 0.8 juta m3
16. Waduk Sempor, Kebumen (1978)
: 52.0 juta m3
17. Waduk Garung, Wonosobo (1982)
: 0.7 juta m3
18. Waduk Parang Joho, Wonogiri (1980) : 1.8 juta m3
19. Waduk Wonogiri/Gajah Mungkur,
Wonogiri (1982)
: 556.0 juta m3
20. Waduk Ketro, Sragen (1984)
: 2.8 juta m3
JaBar
1. Waduk Cileunca, Bandung (1924) :
12.0 juta m3
2. Waduk Situ Patok, Cirebon (1927) :
14.0 juta m3
3. Waduk Cipancuh, Indramayu (1929) :
8.0 juta m3
4. Waduk Cipanunjang, Bandung (1930) : 22.4 juta m3
5. Waduk Darma, Kuningan (1962)
:
37.9 juta m3
6. Waduk Jatiluhur, Purwakarta (1967) : 2,556.0 juta m3
7. Waduk Saguling, Bandung (1986)
: 982.0 juta m3
8. Waduk Cirata, Purwakarta (1988)
: 973.0 juta m3
9. Waduk Pongkor, Bogor (1996)
:
2.0 juta m3
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Waduk Song Putri, Wonogiri (1984)
Waduk Pejengkolan, Kebumen (1986)
Waduk Wadas Lintang, Kebumen ( 1987)
Waduk Mrica, Banjar Negara (1988)
Waduk Kedung Ombo, Boyolali (1989)
Waduk Lodan, Rembang (1995/Rehab-2007)
Waduk Panohan, Rembang (2007)
DIY
1. Waduk Sermo,
Kulon Progo (1996) : 25 juta m3
: 0.7 juta m3
: 0.5 juta m3
: 122.0 juta m3
: 193.0 juta m3
: 0.6 juta m3
: 4.7 juta m3
:
0.9 juta m3
JaTim
1. Waduk Prijetan, Bojonegoro (1916)
: 12.1 juta m3
2. Waduk Tlogo Ngebel, Ponorogo (1930) : 24.0 juta m3
3. Waduk Pacal, Bojonegoro (1933)
: 41.2 juta m3
4. Waduk Kedung Bendo, Madiun (1948) : 1.7 juta m3
5. Waduk Selorejo, Malang (1972)
: 41.5 juta m3
6. Waduk Karangkates/Sutami, Malang (1973) : 343 juta m3
7. Waduk Klampis, Sampang (1976)
: 10.2 juta m3
8. Waduk Lahor, Malang (1977)
: 36.1 juta m3
9. Waduk Wlingi, Blitar (1979)
: 2.1 juta m3
10. Waduk Sampean Baru, Bondowoso (1983) : 2.1 juta m3
11. Waduk Bening/Widas, Nganjuk (1984) : 25.8 juta m3
12. Waduk Gondang, Lamongan (1988)
: 25.9 juta m3
13. Waduk Sengguruh, Malang (1989)
: 2.5 juta m3
14. Waduk Pondok, Ngawi (1995)
: 30.9 juta m3
15. Waduk Sangiran, Ngawi (2000)
: 10.6 juta m3
16. Waduk Wonorejo, Tulung Agung (2001) : 106.0 juta m3
17. Waduk Kedung Brubus, Madiun (2008) : 2.0 juta m3
18. Waduk Nipah, Sampang (2009)
: 5.0 juta m3
Sumber: BAPPENAS, diolah dari Dit Bina OP, Bina Program dan
pustaka.pu.go.id Kementerian Pekerjaan Umum (2011
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
Kelembagaan
PERUBAHAN
PARADIGMA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Terjadi perubahan tatanan sosial politik
(Demokrasi dan Partisipasi)
UU 11 Tentang Pengairan
1999
1974
• Algemeene
Water
Reglement (AWR
1936)
• Algemeene
Waterbeheersve
rordening (1937)
• Provinciale
Water
Reglement –
Jabar dan Jatim
(1940)
UU 7 Tentang Sumber Daya Air
2004
• PP Pengelolaan Sumber
Daya Air (42/2008)
• PP Tata Pengaturan Air
(22/1982)
• PP Irigasi (23/1982)
• PP Irigasi (77/2001)
• PP Irigasi (20/2006)
• PP Pengendalian
Pencemaran Air (20/1990)
• PP Pengelolaan
Kualitas Air dan
Pengendalian
Pencemaran Air
(82/2001)
• PP Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
(16/2005)
• PP Air Tanah (43/2008)
• PP Rawa (27/1991)
• RPP Rawa
• PP Sungai (35/1991)
• PP Sungai (38/2011)
• PP Bendungan (37/2010)
IWRM DI INDONESIA SESUAI UU NO 7/2004
Process: Plan Execute Monitor Evaluate
1. Perlindungan dan pelestarian SDA
2. Pengawetan air
3. Pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air
1)
Konservasi
SDA
1.
2.
3.
4.
5.
Penatagunaan
Penyediaan
Penggunaan
Pengembangan
Pengusahaan
5) Partipasi
Publik
2)
Pendayag
unaan
SDA
3)
Pengendal
ian Daya
Rusak Air
4) Sistem dan Informasi SDA
1. Pencegahan
2. Penanggulangan
3. Pemulihan
STATUS DOKUMEN PERENCANAAN DI 133
WILAYAH SUNGAI TAHUN 2011
60
51
Kewenangan Pemerintah Pusat
Kewenangan Pemerintah Daerah
50
37
40
27
30
20
13
10
5
4
4
Lintas Provinsi
Srategis Nasional
POLA
0
Lintas Negara
WS
Lintas Kab/Kota
Rencana
Utuh di Kab/Kota
Sesuai dengan UU No. 7/2004 dan PP No. 42/2008, pengelolaan sumber daya air dilakukan
berdasarkan pendekatan wilayah sungai dan dituangkan ke dalam Pola & Rencana
Pengelolaan Sumber Daya Air.
Sumber: Direktorat BPSDA (2011)
POKOK BAHASAN MATERI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BUNG KARNO
PRIORITAS NASIONAL 5 KETAHANAN PANGAN
PRIORITAS NASIONAL 6 INFRASTRUKTUR
DUKUNGAN PENCAPAIAN MDG’S
REALISASI DUKUNGAN
PRIORITAS NASIONAL 5 KETAHANAN PANGAN
Peningkatan irigasi
Rehab Irigasi
Rehab tata air tambak
43%
Pembangunan tata air
tambak
OP Irigasi
3%
OP sumur air tanah
26%
Peningkatan rawa
26%
41%
Rehab rawa
Rehab sumur air tanah
Pembangunan sumur air
tanah
Realisasi 2010
OP rawa
Realisasi 2011
REALISASI DUKUNGAN
PRIORITAS NASIONAL 5 KETAHANAN PANGAN
INDIKATOR
TARGET
RPJMN
IRIGASI
1 Luas layanan jaringan irigasi yang
129,380 ha
ditingkatkan
2 Luas layanan jaringan irigasi yang
1,340,000 ha
direhabilitasi
3 Luas layanan jaringan irigasi yang diOP
2,315,000 ha
4 Luas layanan jaringan rawa yang ditingkatkan 10,000 ha
5 Luas layanan jaringan rawa yang
direhabilitasi
6 Luas layanan jaringan rawa yang diOP
7 Jumlah sumur air tanah yang dibangun
8 Jumlah sumur air tanah yang direhabilitasi
9 Jumlah sumur air tanah yang diOP
10 Luas layanan jaringan tata air tambak yang
dibangun dan ditingkatkan
11 Luas layanan jaringan tata air tambak yang
direhabilitasi
12 Luas layanan jaringan tata air tambak yang
diOP
450,000 ha
500,000 ha
115,000 ha
89%
173,549 ha
134%
RENCANA 2012
RKP (Perpres 29/2011)
DIPA
5,083,356
79,337 ha
1,676,190 82,643 ha
ha
293,044 ha
22%
577,180 ha
43%
425,563 ha
2,300,000 ha
10,000 ha
2,315,000 ha
8,080 ha
100%
81%
2,229,295 ha
81,035 ha
96%
810%
2,315,000 ha
23,746 ha
ha
79,373 ha
18%
185,842 ha
41%
98,750 ha
1,074,001 ha
215 sumur
482 sumur
90%
307%
26%
1,000,000 ha
131 sumur
385 sumur
571 sumur 26%
13,170 ha
1317%
RENSTRA
KUMULATIF S.D 2010
CAPAIAN
PROSENTASE
KUMULATIF S.D 2011
CAPAIAN
PROSENTASE
10,291,535
1,200,000 ha
70 sumur
1,875 sumur
1,200,000 ha
1,050 ha
ha
2,192 sumur
1,000 ha
43,840 ha
- ha
1,107,996 ha
92%
84 sumur 120%
97 sumur 5%
180 sumur
ha
8%
175,000 ha
- ha
ha
5,905 ha
- ha
- ha
ha
64,993 ha
3%
4,979,931
1,557,295
353,903 ha
1,593,312
715,190 2,005,843 ha
192,750 46,061 ha
489,853
146,170
298,180
472,570
1,649,700
125,077 ha
202,570 1,022,386 ha
78,450
165 sumur
152,850
375 sumur
199,860
106,248
145,578
391 sumur
2,250 ha
43,050
36,570
490 sumur
6,623 ha
31,668
42,385
4,000 ha
32,520
8,317 ha
75,246
37,290 ha
5,336
24,143 ha
5,747
REALISASI DUKUNGAN PRIORITAS NASIONAL 5
KETAHANAN PANGAN DAN PENCAPAIAN MDG’S
Pembangunan waduk
OP air baku
66%
Pembangunan
embung/situ
51%
0%
Rehab air baku 69%
35%
66% Rehab waduk
21%
Rehab embung/situ
Peningkatan air baku
80%
Konservasi kawasan
sumber air
Realisasi 2010
OP waduk/embung/situ
Realisasi 2011
REALISASI DUKUNGAN
PRIORITAS NASIONAL 5 KETAHANAN PANGAN
DAN PENCAPAIAN MDG’S
INDIKATOR
AIR BAKU
1 Kapasitas air baku yang ditingkatkan
2 Kapasitas parasarana air baku yang
direhabilitasi
3 Kapasitas prasarana air baku yang dijaga
WADUK
1 Jumlah waduk yang selesai dibangun
2 Jumlah waduk yang dalam tahap
pelaksanaan
3 Jumlah embung/situ yang selesai dibangun
4 Jumlah embung/situ yang dalam tahap
pelaksanaan
5 Jumlah waduk yang direhabilitasi
6 Jumlah embung/situ yang direhabilitasi
7 Jumlah waduk/embung/situ yang di-OP
8 Jumlah kawasan sumber air yang
dikonservasi
TARGET
RPJMN
RENSTRA
KUMULATIF S.D 2010
CAPAIAN
PROSENTASE
KUMULATIF S.D 2011
CAPAIAN
PROSENTASE
35%
31%
15 m3/dt
9 m3/dt
69%
RENCANA 2012
RKP (Perpres 29/2011)
DIPA
1,698,160
14.76 m3/dt 1,518,110 14.66 m3/dt
3.92 m3/dt
144,740
5.30 m3/dt
22%
23 m3/dt
51%
12.62 m3/dt
6,349,450
43.4 m3/dt
12.3 m3/dt
43.4 m3/dt
- m3/dt
6.31 m3/dt
3.76 m3/dt
15%
44.8 m3/dt
- m3/dt
9.88 m3/dt
22,129,000
35,310
2,698,380
2,191,190
15.97 m3/dt
11 waduk
1 waduk
4 waduk
8 waduk
- waduk
7 waduk
0%
- waduk
waduk
0%
- waduk
9 waduk
158 embung
- embung
- embung
0%
105 embung
66%
87 embung
191 embung
- embung
- embung
embung
- embung
- embung
29 waduk
298 embung
182 waduk
dan
embung
15 kawasan
36 waduk
300 embung
172 waduk
dan
embung
16 kawasan
12 waduk
21 embung
75 waduk
dan
embung
- kawasan
embung
41%
7%
41%
0%
19 waduk
62 embung
373 waduk
dan
embung
12 kawasan
66%
21%
205%
80%
24 waduk
62 embung
389 waduk
dan
embung
36 kawasan
250,420
208,180
48,590
- waduk
10 waduk
25 waduk
79 embung
482 waduk
dan
embung
23 kawasan
1,577,034
1,374,243
132,318
36,038
2,761,839
1,675,499
348,575
237,134
85,620
189,941
167,534
REALISASI DUKUNGAN
PRIORITAS NASIONAL 6 INFRASTRUKTUR
Pembangunan pengendali
banjir
OP pengaman pantai
Rehab pengendali banjir
Rehab pengaman pantai
OP pengendali banjir
5%
3%
27%
Pembangunan pengaman
pantai
OP pengendali
lahar/sedimen
Realisasi 2010
Pembangunan pengendali
lahar/sedimen
Rehab pengendali
lahar/sedimen
Realisasi 2011
REALISASI DUKUNGAN
PRIORITAS NASIONAL 6 INFRASTRUKTUR
INDIKATOR
BANJIR, LAHAR, PANTAI
1 Panjang sarana/prasarana pengendali banjir
yang dibangun
2 Panjang sarana/prasarana pengendali banjir
yang direhabilitasi
3 Panjang sarana/prasarana pengendali banjir
yang diOP
4 Jumlah sarana/prasarana pengendali
lahar/sedimen yang dibangun
5 Jumlah sarana/prasarana pengendali
lahar/sedimen yang direhabilitasi
6 Jumlah sarana/prasarana pengendali
lahar/sedimen yang diOP
7 Panjang sarana/prasarana pengaman pantai
yang dibangun
8 Panjang sarana/prasarana pengaman pantai
yang direhabilitasi
9 Panjang sarana/prasarana pengaman pantai
yang dipelihara
TARGET
216 km
216 km
321.00 km
149%
784 km
363%
RENCANA 2012
RKP (Perpres 29/2011)
DIPA
4,114,160
5,595,688
63.20 km
1,908,190 214.30 km
2,459,872
386 km
386 km
171.19 km
44%
315 km
82%
196.43 km
693,690
212.61 km
859,468
2,000 km
2,000 km
611.00 km
31%
1,259 km
63%
1,346 km
191,560
1,479 km
156,434
RPJMN
RENSTRA
KUMULATIF S.D 2010
CAPAIAN
PROSENTASE
KUMULATIF S.D 2011
CAPAIAN
PROSENTASE
8,046,098
28 buah
28 buah
13.00 buah
46%
56 buah
200%
56 buah
762,890
38 buah
443,035
85 buah
85 buah
5.00 buah
6%
23 buah
27%
30 buah
109,300
52 buah
638,483
150 buah
150 buah
- buah
0%
5 buah
3%
47 buah
31,720
70 buah
9,530
30 km
180 km
25.11 km
84%
76 km
254%
31.81 km
344,570
67.21 km
929,708
50 km
50 km
- km
0%
2 km
5%
11.38 km
41,550
5.07 km
13,483
50 km
50 km
10.00 km
20%
35 km
70%
23.8 km
30,690
22.91 km
18,774