PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG
BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2013 DAN 2012
(TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT)PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG
BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER
2012 (DIAUDIT) DAFTAR ISIHalaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
1 - 2 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
3 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
4 Laporan Arus Kas Konsolidasian
5 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 6 - 55
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2013 (TIDAK DIAUDIT) , DAN 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT)
30 SEPTEMBER 2013
31 DESEMBER 2012 CATATAN (TIDAK DIAUDIT) (AUDIT) Rp Rp ASET ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2f,2g,4 55,414,178,916 43,733,397,364
Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual - bersih 2f,2g,5 5,563,359,537 5,048,146,531
Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang 2f,2g,6 ragu-ragu sebesar Rp 185.186.700 (2013) dan Rp 313.000.932 (2012)142,566,343,008 137,090,865,848
Piutang lain-lain 2f,2g 6,808,730,912 8,934,797,822
Persediaan - setelah dikurangi penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak sebesarRp 1.693.195.198 (2013) dan Rp 2.137.212.014 (2012) 2i,7 153,497,571,405 115,735,586,270 Uang muka pembelian 32,617,259,171 20,895,256,213
- Pajak dibayar dimuka 2s,29 13,823,251,265 Biaya dibayar dimuka
5,386,721,906 1,724,025,749 Total Aset Lancar 415,677,416,120 333,162,075,797
ASET TIDAK LANCAR
Piutang kepada pihak hubungan istimewa - setelah dikurangin penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 3.003.135.047 (2013) dan (2012) 2e,8,31 2,254,700,001 2,254,700,001
Beban tangguhan 2s,29 2,226,974,215 1,539,345,445
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai sebesar Rp 416.364.593.681 (2013) dan Rp 358.256.418.037 (2012) 2l,2m,2p 517,859,604,845 427,232,116,149 Aset takberwujud - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 10.628.426.272 (2013) dan Rp 10.347.337.516 (2012) 2q,10 19,693,867,173 2,354,290,367
Kerugian ditangguhkan aset dijual dan disewagunausahakan kembali - bersih 689,205,063 871,359,180 Uang jaminan dan aset lain-lain
3,827,073,361 2,970,042,683 Total Aset Tidak Lancar 546,551,424,658 437,221,853,825
TOTAL ASET
962,228,840,778 770,383,929,622 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN)
30 SEPTEMBER 2013 (TIDAK DIAUDIT) , DAN 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT)
30 SEPTEMBER 2013
31 DESEMBER 2012 (TIDAK DIAUDIT) (AUDIT) Rp Rp LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman bank 2g,11 147,729,112,607 82,713,602,648
Utang usaha 2g,12 145,042,908,006 122,673,690,016
Utang pajak 2s,29 3,065,124,690 6,259,933,169
Utang lain-lain 2g,13 2,141,173,027 9,869,001,267
Utang pembelian aset tetap 14 51,634,734,480 35,584,189,503 Uang muka penjualan3,352,876,597 682,211,028 Biaya yang masih harus dibayar 41,402,984,253 9,333,621,738 Liabilitas yang jatuh tempo dalam satu tahun:
Pinjaman bank 2g,11 80,527,774,774 51,750,525,035 Utang sewa pembiayaan 2g,15 26,835,674,971 23,319,408,486 Total Liabilitas Jangka Pendek
501,732,363,405 342,186,182,890
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman bank 2g,11 82,179,735,691 69,085,137,600 Utang sewa pembiayaan 2g,15 34,353,149,672 38,829,618,962
Keuntungan ditangguhkan aset dijual dan
Liabilitas pajak tangguhan 2o,29 3,117,084,814 1,305,351,663
Liabilitas imbalan pasca kerja 2r 24,192,265,781 17,147,706,314
Total Liabilitas Jangka Panjang143,842,235,958 126,367,814,539 EKUITAS Pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham
Modal dasar - 1.500.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor - 690.000.000 saham pada 30 September 2013, dan 31 Desember 2012 18 34,500,000,000 34,500,000,000 Tambahan modal disetor
19 575,000,000 575,000,000 Saldo laba: Ditentukan penggunaannya
6,900,000,000 6,900,000,000 Belum ditentukan penggunaannya 205,482,915,621 217,546,358,182 Komponen ekuitas lainnya 20 43,951,252,605 16,472,922,387 Total Ekuitas Pemilik Entitas Induk
291,409,168,226 275,994,280,569 Kepentingan nonpengendali 21 25,245,073,189 25,835,651,624 Jumlah Ekuitas
316,654,241,415 301,829,932,193
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 962,228,840,778 770,383,929,622
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2013 DAN 2012
LABA BRUTO
LABA USAHA
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
27,478,330,218 4,628,554,682
Keuntungan (kerugian) belum terealisasi dari pemilikan efek
(5,390,918,828) (16,677,874,327)
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 3,919,875,318 42,717,803,067
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA:Pajak kini 2s,29 (3,579,185,677) (16,523,079,797) Pajak tangguhan 2s,29 (1,811,733,151) (154,794,530) Manfaat (Beban) Pajak
9,310,794,146 59,395,677,394
Penerimaan bunga & keuangan 2n 159,496,483 271,677,793
Beban bunga dan keuangan 2n, 28 (26,646,815,585) (21,146,002,462) Jumlah Beban Lain-lain - Bersih (26,487,319,102) (20,874,324,669)35,798,113,248 80,270,002,063
(92,875,272,456) (58,628,012,672)
128,673,385,704 138,898,014,735
Penghasilan lainnya 2n,25 11,419,707,745 5,775,696,683
Beban Usaha Penjualan 2n,26 (21,454,810,665) (17,483,915,123) Beban Usaha Umum dan administrasi 2n,27 (47,449,114,128) (39,620,577,037) Beban lainnya 2n,25 (35,391,055,408) (7,299,217,195) Total30 SEPTEMBER 2012 CATATAN PERIODE 9 BULAN PERIODE 9 BULAN Rp Rp
PENJUALAN NETO 2n,23 701,753,528,271 619,511,901,196
BEBAN POKOK PENJUALAN 2n,24 (573,080,142,567) (480,613,886,461)
30 SEPTEMBER 2013
- 671,847,739
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 27,478,330,218 3,956,706,943
Pendapatan Komprehensif Lain Tahun Berjalan Setelah Pajak
LABA BERSIH KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 31,398,205,536 47,346,357,749
56 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
6
31,398,205,536 47,346,357,749 LABA PER SAHAM (SEBELUM PEMECAHAN SAHAM)
31,284,887,657 43,472,488,870 Kepentingan nonpengendali 113,317,879 3,873,868,879 Jumlah Laba Bersih Komprehensif
Laba bersih komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk
113,317,879 3,923,671,058 Jumlah Laba Bersih 3,919,875,318 42,717,803,067
Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk 3,806,557,439 38,794,132,009 Kepentingan nonpengendali
PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) Saldo laba (kerugian) belum Selisih kurs Pemilik Entitas Induk Keuntungan Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 18,19,20,21 Pembagian dividen
Saldo per 1 Januari 2012 34,500,000,000 575,000,000 6,900,000,000 180,284,674,860 110,401,828 10,325,955,720 232,696,032,408 21,810,643,521 254,506,675,929
Catatan Modal disetor modal disetor penggunaannya penggunaannya pemilikan efek laporan keuangan Total nonpengendali Ekuitas Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Tambahan Ditentukan Belum ditentukan direalisasi dari karena penjabaran Kepentingan Total (12,420,000,000) (12,420,000,000) (900,000,000) (13,320,000,000) 38,794,132,009 721,649,918 3,956,706,943 43,472,488,870 3,873,868,879 47,346,357,749 Saldo per 1 Januari 2013 34,500,000,000 575,000,000 217,546,358,182 - 6,900,000,000 16,472,922,387 275,994,280,569 25,835,651,624Saldo per 30 September 2012 34,500,000,000 575,000,000 6,900,000,000 206,658,806,869 832,051,746 14,282,662,663 263,748,521,278 24,784,512,400 288,533,033,678
Kepentingan non pengendali Pembagian dividen atas entitas anak yang diakuisisi (15,870,000,000) (15,870,000,000) (900,000,000) (16,770,000,000) 196,103,686 196,103,686 301,829,932,193Saldo per 30 September 2013 34,500,000,000 575,000,000 - 6,900,000,000 205,482,915,621 43,951,252,605 291,409,168,226 25,245,073,189 316,654,241,415
3,806,557,439 27,478,330,218 31,284,887,657 113,317,879 31,398,205,536 - Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 18,19,20,21 yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian
4
LAPORAN ARUS KAS (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2013 DAN 2012
30 SEPTEMBER 2013
30 SEPTEMBER 2012 Rp Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 696,315,481,939 607,683,721,059
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (560,258,132,263) (504,153,139,113)
Kas dihasilkan dari operasi 136,057,349,676 103,530,581,946
Pembayaran bunga dan beban keuangan (25,635,993,081) (21,813,267,134)
Pembayaran pajak penghasilan (16,907,258,688) (16,534,386,778)
Arus kas neto diperoleh dari aktivitas operasi 93,514,097,907 65,182,928,034
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Arus kas keluar bersih dari akuisisi entitas anak (32,859,517,674) 1,000,000,000- Penjualan Efek Pendapatan bunga
153,865,492 271,677,793 Hasil penjualan aset tetap 426,511,813 137,957,181 Hasil penjualan aset tetap transaksi sewa pembiayaan
dijual dan disewa kembali 5,923,473,360 15,651,575,000
Perolehan aset tetap(22,070,432,975) (60,489,856,666)
Kenaikan uang muka pembelian aset tetap (20,998,725,446) (9,305,402,768)
Arus kas neto digunakan untuk aktivitas investasi (68,424,825,430) (53,734,049,460)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANPenerimaan pinjaman bank 362,155,277,433 253,117,644,232
Pembayaran pinjaman bank (357,963,049,336) (254,046,269,990)
Pembayaran utang sewa pembiayaan (16,881,457,775) (14,876,405,228)
- Pembayaran manfaat pensiun
(2,000,000,000)
- Pembayaran deviden kepada kepentingan nonpengendali
(900,000,000)
Arus kas neto digunakan untuk aktivitas pendanaan (12,689,229,678) (18,705,030,986)
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS 12,400,042,799 (7,256,152,412)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 43,733,397,364 39,517,297,062
Perubahan kurs mata uang asing (719,261,247) (180,619,250)
TOTAL KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 55,414,178,916 32,080,525,400
PENGUNGKAPAN TAMBAHANPenambahan aset tetap melalui: Hutang pembelian aset 30,630,136,891 14,929,558,066 Pinjaman bank
12,775,019,569 1,686,960,000
- Hutang sewa pembiayaan 5,923,473,360 Uang muka tahun lalu 13,042,476,721 7,628,732,535 Penurunan nilai aset tetap melalui:
- Penghapusbukuan
(54,103,467) Penambahan keuntungan ditangguhkan atas transaksi
- penjualan aset tetap dan disewagunausahakan kembali
343,576,336 Penambahan (penurunan) investasi sementara melalui: Bunga dan dividen
53,614,356 50,382,048 Keuntungan (kerugian) belum realisasi 1,346,551,218 671,847,739 Keuntungan (kerugian) selisih kurs yang belum terealisasi 115,047,426 52,000,000 Penambahan (penurunan) pinjaman bank melalui Pelunasan hutang
69,239,464,823 21,645,278,257 Kerugian (keuntungan) selisih kurs yang belum terealisasi 20,680,645,299 (1,272,953,390) Penambahan (penurunan) hutang sewa pembiayaan melalui Kerugian (keuntungan) selisih kurs yang belum terealisasi 9,857,011,058 2,012,542,308
- Pembiayaan langsung
3,729,956,558
Penambahan hutang dividen yang belum dibayarkan tahun ini 16,770,000,000 12,420,000,000
(TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT)
1. U M U M
a. Pendirian dan Informasi Umum PT Berlina Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 dan perubahan yang terakhir Undang-undang No. 25 tahun 2007, berdasarkan akta No. 35 tanggal 18 Agustus 1969 dari Julian Nimrod Siregar Gelar Mangaradja Namora S.H, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A. 5/423/18 tanggal 12 Desember 1973 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1977.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris No. 14 tanggal 4 Juli 2008 dari Dyah Ambarwaty Setyoso. S.H, notaris di Surabaya. Mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU-93754.AH.01.02. tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 serta diumumkan dalam lembaran Berita Negara No. 92 tanggal 16 Nopember 2010. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Tifa Lt. 5, JI. Kuningan Barat 26, Jakarta Selatan. Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 24 Juni 2011, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kantor pusat Perusahaan dipindahkan ke Jl. Jababeka Raya Blok E No. 12- 17, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Perusahaan mempunyai pabrik yang berlokasi di Pandaan (Jawa Timur), Tangerang (Banten) dan Cikarang (Jawa Barat).
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri plastik dan industri lainnya yang menggunakan bahan pokok plastik dan fiber glass. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1970. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri.
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) yang dimiliki PT. Dwi Satrya Utama yang merupakan induk perusahaan.
b. Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 12 September 1989, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dengan suratnya No. SI-048/SHM/MK-10/1989, untuk melakukan penawaran umum atas saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 15 Nopember 1989 saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 21 Juni 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. 0154/PM/1993, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 17.250.000 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Juli 1993.
Pada tanggal 7 Agustus 2008, Perusahaan menetapkan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 250 per saham. Pada bulan Nopember 2012, Perusahaan kembali melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 250 (nilai penuh) menjadi Rp 50 (nilai penuh) per saham. Seluruh saham Perusahaan sejumlah 690.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
(TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) - Lanjutan
1. UMUM (LANJUTAN)
c. Entitas Anak Pada tanggal 20 Juni perusahaan melakukan penandatanganan pembelian 99% saham PT Quantex, dengan nilai transaksi sebesar Rp. 27.720.000.000,- Perusahaan memiliki secara langsung lebih dari 50% saham Entitas Anak berikut :
Tahun Operasi Persentase
Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Komersial Pemilikan Jumlah Aset Sebelum Eliminasi
2013 201230 September 2013
31 Desember 2012 Rp Rp
PT Lamipak Primula Sidoarjo, Industri laminasi 1986 70% 70% 186,165,528,721 163,950,981,913
Indonesia (LPI) Jawa Timur plastik dan kemasanHefei Paragon Plastic Hefei, China Industri botol & cap 2004 100% 100% 292,764,028,238 232,720,849,799
Packaging Co. Ltd. (HPPP) plastik dan sikat gigi- Berlina Singapore Pte. Ltd. Singapura, Industri plastik dan 100% 100% 72,807,457 63,368,568 (BPL) Singapura perdagangan umum PT Quantex Tangerang, Industri botol dan 2003 99% - 24,396,948,971 - Jawa Barat cap plastik
- PT. Natura Plasindo Gempol, Industri pengolahan 99% 5,559,190,370 Jawa Timur plastik, Perdagangan dan Jasa
d. Karyawan, direksi, komisaris dan komite audit Susunan dewan komisaris dan direksi (manajemen kunci) Perusahaan pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :
30 September 2013
31 Desember 2012 Presiden Komisaris : Lisjanto Tjiptobiantoro Lisjanto Tjiptobiantoro Komisaris : Oei Han Tjhim Oei Han Tjhim Komisaris Independen : Antonius Hanifah Komala Antonius Hanifah Komala
Tjipto Surjanto Presiden Direktur : Lim Eng Khim Lim Eng Khim Direktur : Lukman Sidharta Lukman Sidharta
Jonny Wijaya Jonny Wijaya Lau Chek Kiong
Susunan Komite Audit pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 sebagai berikut :
30 September 2013
31 Desember 2012
Ketua : Antonius Hanifah Komala Tjipto Surjanto
Anggota : Oei Wahyu Soetjahya Kusuma Oei Wahyu Soetjahya Kusuma Hady HadyTotal rata-rata karyawan tetap dari kelompok usaha adalah 927 dan 892 karyawan tetap pada tahun 2013 dan 2012
(TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) - Lanjutan 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
Kebijakan akuntansi utama Perusahaan dan entitas anak (secara bersama disebut “Kelompok Usaha”) yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah seperti dijabarkan di bawah ini: a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) serta interpretasinya (“ISAK”), yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK-IAI”) serta peraturan-peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (“Bapepam - LK”).
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual kecuali laporan arus kas dan dasar pengukuran menggunakan konsep biaya historis, kecuali dijelaskan dalam Catatan atas laporan keuangan yang relevan. Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Kelompok Usaha.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak seperti yang disebutkan pada Catatan 1c yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan kepemilikan saham lebih 50% dan dikendalikan oleh Perusahaan.
Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi. Entitas-entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Kerugian entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Non Pengendali “KNP” bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Kelompok Usaha: - menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak; - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; - menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;
- - mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; -
mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; - mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan
- - mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba, sebagaimana mestinya.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas-entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas induk yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
(TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) - Lanjutan 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)
c. Kombinasi Bisnis Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis” yang berlaku bagi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal tahun/periode buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.
Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 22 (Revisi 2010), sejak tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha: - menghentikan amortisasi goodwill; - mengeliminasi jumlah tercatat akumulasi amortisasi goodwill terkait; dan - melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.
Metode akuisisi digunakan untuk mencatat akuisisi entitas anak oleh Perusahaan. Biaya perolehan termasuk nilai wajar imbalan kontijensi pada tanggal akuisisi. Dalam kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, Perusahaan mengukur kembali kepemilikan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi konsolidasian. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur berdasarkan harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas jumlah aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui di dalam laporan laba rugi. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok Usaha yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan kepada UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dilepas, maka goodwill yang terkait dengan operasi yang dilepas tersebut dimasukkan ke dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepas tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Konsolidasian Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan LPI diselenggarakan dalam mata uang Rupiah, dimana merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan.
(TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) - Lanjutan 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)
d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Konsolidasian Dalam Mata Uang Asing (Lanjutan) Pembukuan HPPP dan BS diselenggarakan masing-masing dalam mata uang Yuan Renminbi Yuan China (Rmb) dan Dolar Singapura (SGD). Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas BS dan HPPP pada tanggal-tanggal Laporan Posisi Keuangan dijabarkan ke mata uang Rupiah masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal-tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
Penambahan dan pelepasan asset tetap dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan.
e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Dalam menjalankan aktivitas operasinya, Kelompok Usaha melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi.
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang berelasi sebagai berikut: a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
(i). memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor; (ii). memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau (iii). personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain); (ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya);
(iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; (iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga; (v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor;
(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); dan (vii) orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Semua transaksi dan saldo yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang dengan pihak ketiga maupun yang tidak, telah diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian.
f. Kas dan setara kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi, yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
(TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) - Lanjutan 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)
g. Instrumen Keuangan Efektif mulai tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapakan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penerapan PSAK revisi berpengaruh pada pengungkapan di laporan keuangan. (i). Aset Keuangan
Pengakuan awal
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Semua aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi, kecuali dalam hal aset keuangan yang dicatat pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Kelompok Usaha berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.
Aset keuangan Kelompok Usaha meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang pihak berelasi dan uang muka jaminan.
Pengakuan setelah Pengakuan awal
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:
Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi
Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba atau rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk instrumen keuangan derivatif yang ditandatangani Kelompok Usaha yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai dalam hubungan lindung nilai sebagaimana didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2011). Derivatif, termasuk derivatif melekat yang terpisahkan, juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Derivatif melekat dalam kontrak utama dicatat sebagai derivatif terpisah dan dicatat sebesar nilai wajar jika karakteristik ekonomi dan risiko tidak berkaitan erat dengan kontrak utama dan kontrak utama tersebut tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang akan diperlukan.
(TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) - Lanjutan 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)
g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) (i). Aset Keuangan (lanjutan)
Pengakuan setelah Pengakuan awal (lanjutan) Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (lanjutan)
Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, investasi jangka pendek Kelompok Usaha termasuk aset keuangan yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laba atau rugi.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotoasi di pasar aktif. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersebut selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan Suku Bunga Efektif (“SBE”), dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi dan biaya akuisisi atau biaya yang merupakan bagian integral dari SBE. Amortisasi SBE termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan juga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang kepada pihak berelasi dan uang jaminan Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan bukan derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo ketika Kelompok Usaha mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk menahan mereka hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode SBE, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi dan biaya akuisisi atau biaya yang merupakan
bagian integral dari SBE. Amortisasi SBE termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2013 dan
31 Desember 2012, Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo.
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya pada saat keuntungan atau kerugian kumulatif diakui atau terjadi penurunan nilai, pada saat kerugian kumulatif direklasifikasi dari ekuitas ke pendapatan komprehensif. Bunga yang diperoleh dari investasi keuangan tersedia untuk dijual dicatat sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode SBE.
Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.
(TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) - Lanjutan 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)
g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) (ii). Liabilitas Keuangan
Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, utang dan pinjaman, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Semua liabilitas keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk dari biaya transaksi terkait. Liabilitas keuangan Kelompok Usaha meliputi utang bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar dan utang sewa pembiayaan.
Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut : Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk instrumen keuangan derivatif yang ditandatangani oleh Kelompok Usaha yang tidak ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam hubungan lindung nilai sebagaimana didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2011). Derivatif melekat dipisahkan juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laba atau rugi pada 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 Utang dan pinjaman Utang dan pinjaman dikenai bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode SBE. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi SBE. Utang bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar dan utang sewa pembiayaan Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini.
(iii). Saling hapus instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk mengimbangi jumlah yang diakui dan ada niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
(TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) - Lanjutan
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)
g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) (iv). Nilai wajar instrumen keuangan
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada setiap tanggal pelaporan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar atau kutipan harga dealer (tawaran harga untuk posisi jangka panjang dan meminta harga untuk posisi jangka pendek), tanpa pengurangan untuk biaya transaksi. Untuk instrumen keuangan dimana tidak ada pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang diskontokan, atau model penilaian lainnya. Kelompok Usaha menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang diperdagangkan dipasar tersebut dengan yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Kelompok Usaha berkaitan dengan instrumen tersebut ikut diperhitungkan.
(v). Biaya perolehan yang diamortisasi instrumen keuangan Biaya perolehan yang diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode SBE dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran pokok atau pengurangan. Perhitungan ini memperhitungkan premi atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan imbalan yang merupakan bagian integral dari SBE.
(vi). Penurunan nilai aset keuangan Kelompok Usaha menilai pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Kelompok Usaha terlebih dahulu menilai apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, apakah signifikan atau tidak, aset tersebut termasuk aset dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan kelompok secara kolektif dinilai untuk penurunan. Aset yang dinilai secara individual untuk penurunan dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini dari arus kas estimasi masa depan didiskontokan pada SBE awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah SBE saat ini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
(TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) - Lanjutan 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)
g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) (vi). Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan) Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur kerugian penurunan nilai. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan penyisihan terkait, dihapuskan bila tidak ada prospek yang realistis pemulihan di masa depan dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Kelompok Usaha.
Jika, pada periode berikutnya, jumlah estimasi kerugian penurunan nilai meningkat atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika suatu penghapusan masa depan ini kemudian dipulihkan, pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Aset keuangan tersedia untuk dijual Dalam kasus investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, bukti obyektif meliputi suatu penurunan yang signifikan atau berkepanjangan pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya. Ketika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian direklasifikasi dari ekuitas ke pendapatan komprehensif. Penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas. Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga di masa datang didasarkan pada nilai tercatat dikurangi dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur kerugian penurunan nilai.
Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun "Pendapatan Bunga dan Keuangan" dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.