Komponen komponen sistem kontrol manufak

Komponen-komponen
sistem kontrol manufaktur
Irawan Adi Prastowo 1403030020
Syuhud Hendra P
1403030021

Pendahuluan
◦ Industri dan operasi produksinya dibagi dalam
dua kategori dasar yaitu industriproses dan
industri manufaktur diskrit.
◦ Industri proses umumnya menggunakan
material dalam bentuk cairan, gas, serbuk, dan
material-material sejenis.
◦ Industri manufaktur diskrit umumnya
menggunakan material dalam bentuk padat
untuk pembuatan part atau produkdiskrit.
◦ Karena perbedaan jenis material yang
digunakan dalam kedua kategori tersebut,
maka jenis operasi yang dilakukan juga
berbeda.


Jenis Operasi industri
Manufaktur
 Penuangan
 Penempaan
 Ekstrusi
 Perakitan

mekanis
 Pencetakan plastik
 Penstempelan logam lembaran

Komponen sistem kontrol
manufaktur
1.
2.
3.

Komponen Sistem Kontrol Elektrik
Komponen Sistem Kontrol Pneumatik
Komponen Sistem Kontrol Hidrolik


1. Komponen Sistem Kontrol
Elektrik
1.PLC merupakan suatu perangkat elektronik
digital dengan memori yang dapat diprogram
untuk menyimpan instruksi-instruksi yang
menjalankan fungsi-fungsi spesifik seperti: logika,
sekuen, timing, counting, dan aritmatika untuk
mengontrol suatu mesin industri atau proses
industri sesuai dengan yang diinginkan. PLC
mampu mengerjakan suatu proses terus menerus
sesuai variabel masukan dan memberikan
keputusan sesuai keinginan pemrograman
sehingga nilai keluaran tetap terkontrol.

2.RELAY
Relay adalah suatu peranti yang
menggunakan elektromagnet untuk
mengoperasikan seperangkat kontak 
sakelar. Susunan paling sederhana terdiri

dari kumparan kawat penghantar yang dililit
pada inti besi. Bila kumparan ini
dienergikan, medan magnet yang terbentuk
menarik armatur berporos yang digunakan
sebagai pengungkit mekanisme sakelar
magnet

3.Kontaktor
Sebagai penghubung/kontak
denganapasitas yang besar dengan
menggunakan daya minimal. Digunakan
pada pada rangkaian kelistrikan dengan
tegangan maksimal 690v 50/60 Hz dan arus
6A-780A.

2. Sistem Kontrol Pneumatik


Sistem pneumatik bertujuan untuk menggerakkan
berbagai peralatan dengan menggunakan gas

kompresibel sebagai media kerjanya. Udara yang
dikompresi oleh kompresor, didistribusikan menuju
berbagai macam aktuator melewati sistem kontrol
tertentu. Kadang ada juga udara terkompresi
tersebut dicampur dengan atomized oiluntuk
kebutuhan pelumasan pada sistem aktuator.
Namun yang lebih umum adalah udara terkompresi
yang kering, atau telah mengalami proses
pengeringan melalui air dryer.

komponen pneumatik secara
umum


1. Kompresor
Kompresor adalah suatu alat mekanikal
yang bertujuan untuk menaikkan tekanan
suatu gas dengan cara menurunkan
volumenya. Komponen inilah yabg
mensupply udara bertekanan untuk sistem

pneumatik, serta menjaga tekanan sistem
agar tetap berada pada tekanan kerjanya



2. Regulator & Gauge
Kedua alat tersebut menjadi komponen
wajib di setiap sistem pneumatik.
Regulator adalah komponen yang
berfungsi untuk mengatur supply udara
terkompresi masuk ke sisptem pneumatik.
Sedangkan gauge berfungsi sebagai
penunjuk besar tekanan udara di dalam
sistem. Keduanya dapat berupa sistem
mekanis maupun elektrik



3. Check Valve
Check Valve adalah valve atau katup yang

berfungsi untuk mencegah adanya aliran
balik dari fluida kerja, dalam hal ini udara
terkompresi. Terutama adalah apabila
pada sebuah sistem pneumatik tersebut
dipergunakan tanki akumulator udara,
sehingga Check Valve tersebut mencegah
adanya udara dari akumulator untuk
kembali menuju kompresor namun tetap
mengalirkan udara bertekanan dari
kompresor untuk masuk ke dalam
akumulator



4. Tanki Akumulator
Tanki akumulator atau juga disebut buffer
tank berfungsi sebagai cadangan (storage)
tekanan udara terkompresi yang digunakan
untuk penggerak aktuator. Selain itu tanki ini
juga berfungsi untuk mencegah ketidakstabilan

supply udara ke aktuator, lebih menstabilkan
kerja kompresor agar tidak terlalu sering
mematikan dan menyalakannya lagi, serta lebih
memudahkan desain sistem dalam
menempatkan kompresor jika diharusakan
penempatan aktuator pneumatik lebih jauh
dengan kompresor.



5. Saluran Pipa
Pipa-pipa digunakan untuk mendistribusikan udara
terkompresi dari kompresor atau tanki akumulator ke
berbagai sistem aktuator. Diameter pipa yang
digunakan pun bermacam-macam tergantung dari
desain dan tujuan penggunaan sistem pneumatik
tersebut. Pada sebuah sistem pneumatik besar
(menggunakan lebih dari dua aktuator), untuk area
sistem supply (area kompresor dan tanki) digunakan
pipa berdiameter lebih besar daripada yang

digunakan pada area aktuator. Namun jika sistem
pneumatik yang ada kecil, misal hanya untuk
menggerakkan satu saja aktuator, maka diameter
pipa yang digunakan pun akan seragam di semua
bagian.



6. Directional Valve
Directional valve atau katub pengatur arah
yang instalasinya berada tepat sebelum
aktuator, adalah berfungsi untuk mengatur
kerja aktuator dengan cara mengatur arah
udara terkompresi yang masuk atau keluar
dari aktuator. Satu valve ini didesain untuk
dapat mengatur arah aliran fluida kerja di
dua atau bahkan lebih arah aliran. Ia
bekerja secara mekanis atau elektrik
tergantung dari desain yang ada




7. I/P Controller
Pada aktuator pneumatik yang kerjanya
dapat bermodulasi diperlukan satu alat
kontrol supply udara bertekanan yang
khusus bernama I/P Controller. I/P
Controller ini mengubah perintah kontrol
dari sistem kontrol yang berupa sinyal arus,
menjadi besar tekanan udara yang harus
disupply ke aktuator.



8. Aktuator
Pneumatik aktuator adalah alat yang
melakukan kerja pada sistem pneumatik.
Ada berbagai macam jenis pneumatik
aktuator sesuai dengan penggunaannya.
Antara lain adalah silinder pneumatik,

diafragma aktuator, serta pneumatik motor.

Contoh aplikasi pneumatik adalah :









Penanganan benda kerja (seperti penjepit,
penentu posisi, pemisah, penumpuk,
pemutar)
Pengemasan
Pengarsipan
Pembukaan dan penutup pintu (seperti bisbis dan kereta api)
Pembentukan logam (emboss, dan pres)
Pengecapan


Sistem Hidrolik
1.

Pompa Hidrolik
Pompa hidrolik berfungsi untuk mensupply
fluida hidrolik pada tekanan tertentu
kepada sistem hidrolik. Pompa ini
digerakkan oleh motor listrik atau sebuah
mesin yang dihubungkan dengan sebuah
sistem kopling. Sistem kopling yang
digunakan dapat berupa belt, roda gigi,
atau juga sistem flexible elastomeric

2. Valve Kontrol
Valve kontrol pada sebuah sistem
hidrolik,selain berfungsi untuk mengatur
besar tekanan yang digunakan, juga
berfungsi untuk mengatur arah aliran dari
fluida hidrolik. Arah aliran yang dimaksud
adalah berhubungan dengan sistem
aktuator.

3. Aktuator
Pada artikel sebelumnya telah saya jelaskan
dua jenis aktuator pada sistem hidrolik yaitu
silinder hidrolik dan motor hidrolik. Namun
selain dua itu ada aktuator jenis lain yakni:

4. Reservoir
Sebagai tempat penyimpanan fluida hidrolik
untuk mengakumulasi perubahan volume
fluida pada saat sistem bekerja. Pada tangki
hidrolik juga didesain adanta suatu sistem
untuk memisahkan udara dari fluida
hidrolik, karena adanya udara di dalam
fluida dapat mengganggu kerja sistem.

5. Akumulator
Alat ini berfungsi sebagai penyimpan energi
tekanan pada fluida hidrolik dengan
menggunakan gas. Alat ini termasuk alat
tambahan yang tidak semua sistem hidrolik
menggunakannya. Tujuan penyimpanan
energi tekanan tersebut adalah untuk
menstabilkan tekanan fluida apabila terjadi
penurunan tekanan tiba-tiba yang sesaat,
agar tidak mengganggu aktuator yang
sedang bekerja.

6. Fluida Hidrolik
Fluida yang digunakan pada sistem hidrolik
biasanya berbahan dasar minyak bumi dengan
tambahan zat-zat aditif. Spesifikasi
penggunaannya berdasarkan kebutuhan yang
diinginkan, misalnya ketahanan terhadap api
jika digunakan pada industri dengan lingkungan
yang panas, atau juga pada industri makanan
digunakan fluida yang food grade (biasanya
minyak tumbuhan) atau juga air. Fluida hidrolik
selain sebagai fluida kerja, ia juga berfungsi
sebagai pelumas pada komponen-komponen
sistem hidrolik.

7. Filter
Komponen ini berfungsi untuk mengumpulkan
kotoran (biasanya berupa metal) pada fluida
hidrolik, agar kotoran-kotoran tersebut tidak ikut
bersirkulasi. Komponen ini sangat pentomg
karena kotoran metal selalu diproduksi pada
setiap sistem hidrolik. Biasanya filter diposisikan
pada sisi suction pompa hidrolik. Namun
kebersihan filter ini harus tetap terjaga, karena
apabila terlalu kotor dan menyebabkan aliran
fluida terhambat, dapat menyebabkan kavitasi
pada pompa hidrolik yang sangat berbahaya
apabila itu terjadi.

8. Pipa Aliran
Pipa yang digunakan untuk aliran fluida
hidrolik dapat berupa pipa standard, tube,
atau juga berupa hose. Tube berdiameter
sampai dengan 100mm, diproduksi oleh
pabrik secara memanjang tanpa
sambungan. Digunakan untuk tekanan
hidrolik tinggi yang presisi.

Contoh sistem hidrolik






Dongkrak Hidrolik
Pompa Hidrolik Ban Sepeda
Mesin Hidrolik
Rem Piringan Hidrolik
Hidrometer