TUGAS PARADIGMA PROMOSI KESEHATAN KONSEP
TUGAS PARADIGMA PROMOSI KESEHATAN
KONSEP SEHAT- SAKIT PADA MASYARAKAT DESA DAN KOTA
Disampaikan untuk memenuhi tugas individu I
Disusun Oleh :
Tantiya Rani
NIM 1509047088
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
2017
KONSEP SEHAT DAN SAKIT
(DESA- KOTA)
Menurut WHO, kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun
social, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. UU No.36 tahun 2009 menyatakan
kesehatan mencakup 5 aspek yaitu fisik( badan), mental (jiwa), social, spiritual, dan
ekonomi. Pembangunan kesehatan sebagai slaah satu upaya pembangunan nasional
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Konsep sehat dan
sakit sebenarnya tidak universal dan mutlak karna ada faktor- faktor lain di luar klinis yang
mempengaruhinya terutama faktor social budaya.
A. Pengertian Sehat- Sakit
Definisi Sehat
1. WHO (1947)
- Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial serta
2.
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
- Mengandung tiga karakteristik :
a. merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
b. memandang sehat dalam konteks lingkungan internal ataupun eksternal
c. sehat diartikan sebai hidup yang kreatif dan produktif
President’s Communision On Health Need Of Nation Stated (1953)
- Sehat bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian, bukan
merupakan suatu keadaan tapi merupakan suatu proses
- Proses adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka, tetapi terhadap
lingkungan sosialnya.
3.
Pender (1982)
- Sehat merupakan aktualisasi (perwujudan) yang diperoleh individu melalui
kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan
tujuan, perawatan diri yang kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
4.
mempertahankan stabilitas dan integritas sosial.
- Definisi sehat menurut Pender ini mencakup stabilitas dan aktualisasi
Payne (1983)
- Sehat merupakan fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (Self Care
Resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( Self Care Action ) secara
adekuat.
- Self Care Resources , mencakup pengetahuan,ketrampilan dan sikap
- Self Care Action, perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlakukan untuk
memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi, psikososial dan spiritual.
5. Menurut Perseorangan
- Pengertian dan gambaran seseorang tentang sehat sangat bervariasi, persepsi.
6. Menurut Dunn (1959) adalah sesuatu kejadian dimana tidak adanya tanda-tanda dan
gejala dari penyakit
7. Menurut Perkin S. adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis setara bentuk
tubuh dan fungsinya yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga tubuh dapat
mengatasi gangguan dari luar.
Definisi Sakit
1. Parsors ( 1972 )
Sakit merupakan Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas,
termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya
2. Baursams ( 1965 )
Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
-
Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri
-
Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit
-
Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja atupun
sekolah
3. Menurut Bauman (1985)
Sakit adalah : ketidakseimbangan dari kondisi normal tubuh manusia diantaranya
sistem biologik dan kondisi penyesuaian. Terdapat mengemukakan tiga kriteria dari
keadaan sakit :
a.
Adanya gejala
b.
Persepsi tentang keadaan yang dirasakan.
c.
Kemampuan dalam aktivitas sehari-hari.
4. Menurut Pemons (1972)
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk
keadaaan organism sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.
5.
Pengertian
sakit
dalam
bahasa
inggris
diartikan
menjadi
2
yaitu
illness dan disease perbedaan kedua istilah ini ialah :
a.
Illness
-
Konsepnya abstrak
-
Sifatnya subjektif
-
Akibat mekanisme koping (pertahanan) tak adekuat.
b.
Disease
-
Suatu kondisi yang patologis
-
Terdapat sign dan symptom.
6. Menurut Imogene King sakit adalah gangguan dalam siklus hidup.
7. Menurut Perkin’s sakit adalah suatu keadaan gangguan yang tidak menyenangkan
menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari, baik
aktivitas jasmani, rohani dan sosial.
B. Rentang Sehat Sakit
Kesehatan adalah suatu hal yang kontinum, yang berada dari titik sehat walafiat
sampai dengan titik pangkal sakit serius. Oleh fashel dan bush (1970) yang mendasarkan
uraiannya pada definisi person menjabarkan kesehatan kedalam sebelas tingkatan atau
keadaan. Dari ke-11 tingkatan tersebut, mereka sekaligus mencoba membuat indicatorindicator sehat- sakit:
1) Well being ( sehat sempurna)
Pada keadaan ini individu bebas gejala, keadaan kesehatannya sesuai dengan
definisi sehat WHO, yaitu : sehat fisik, mental, spiritual, social, dan ekonomi.
2) Dissatisfaction (kurang memuaskan)
Keadaan kesehatan individu dalam batasan- batasan tertentu dapat diterima, namun
ada penyimpangan ringan dari keadaan well being.
3) Discomfort (tidak nyaman)
Aktivitas sehari- hari dapat dilaksanakan tanpa pengurangan, walaupun beberapa
gejala mulai tampak.
4) Minor disability (ketidak mampuan minor)
Aktivitas sehari- hari masih dapat dilaksanakan, namun berkurang secara bermakna
karna adanya gangguan kesehatan.
5) Mayor disability ( ketidak mampuan mayor)
Aktivitas sehari- hari masih dapat dilaksanakan, namun berkurang secara bermakna.
6) Disabled (cacat)
Individu tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari- harinya, tetapi masih bisa
bergerak bebas dalam masyarakat.
7) Confined (terbatas)
Individu berada ditempat tidur, tetapi tidak masuk rumah sakit (dirawat).
8) Confined + bedridden (tinggal di tempat tidur )
Kemampuan dan kegiatan individu hanya terbatas ditempattidurnya.
9) Isolated (terisolasi)
Individu terpisah dari sanak keluarga dan kawan- kawan (dirawat).
10) Coma
Individu hamper mati,namun ada kemungkinan bisa sembuh dan menjadi lebih sehat
lagi.
11) Mati
Individu tidak mampu sama sekali.
Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa sehat dansakit tidak dapat dibedakan seperti
hitam dan putih. Sehat dan sakit adalah suatu bentangan “kontinum” mulai dari “well
being” sampai dengan mendekati titik kematian. Wolansky (1980) seseorang ahli
sosiologi kesehatan yang mengklasifikasikan bentangan sehat-sakit menjadi 3 yakni :
1) Body movement, dimana seseorang masih bisa menggerakan anggota tubuhnya,
walaupun dalam keadaan sakit.
2) Mobility, dimana seseorang mampu melakukan kegiatan kemana saja (mobilitas),
walaupun belum/ tidak dapat menjalankan tugas atau pekerjaan utamanya.
3) Major role activity, dimana seseorang masih mampu melakukan kegiatan utamanya,
sesuai dengan pekerjaan atau tugas nya.
C. Hubungan Sehat- Sakit
Hubungan sehat – sakit dapat dijelaskan melalui beberapa model konsep sehat –
sakit, diantaranya (Bustan, 1996) :
1) Model Ekologi (The Traditional Ecological Model)
Merupakan model status kesehatan seseorang yang ditentukan dengan
adanya hasil interaksi antara Host (Manusia), Agent dan lingkungan. Hubungan
interaksi yang psoitif akan menimbulkan kondisi yang seimbang (sehat), dan bila
salh satu terjadi ketidakseimbangan maka yang lain akan mengalami kemampuan
yang menurun dan menimbulkan sakit
2) The Health Field Concept Model
Model ini dikembangkan oleh HL Lamfframboise yang menjelaskan bahwa
ada 4 faktor yang berperan dalam kondisi status kesehatan diantaranya :
- Faktor lingkungan
- Faktor gaya hidup
- Faktor biologis
- Faktor sistem pelayanan kesehatan
3) The Enviroment of Health Model
Model ini dikembangkan oleh HL Blum dimana merupakan pengembangan
model sebelumnya dengan memberi penjelasan peranan atau faktor penyebab
kondisi sehat-sakit, diantaranya :
- Herediter
- Pelayanan kesehatan
- Gaya hidup
- Faktor lingkungan merupakan faktor dengan peran paling besar
D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat
Menurut Hendrik L. Bloom ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan
masyakarat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari bagian
tersebut dapat dilihat bahwa faktor yang paling mempengaruhi derajat kesehatan adalah
faktor lingkungan, kemudian disusul oleh faktor perilaku pelayanan kesehatan dan
terakhir keturunan. Uraian faktor-faktor tersebut adalah :
1) Lingkungan hidup
Fisik : sampah, air, udara, perumahan dsb.
Sosial : kebudayaan , pendidikan, ekonomi (interaksi manusia)
Biologi : hewan , jasad remik, tumbuhan.
2) Perilaku
Merupakan adat atau kebiasaan dari masyarakat. Sehat tidaknya lingkungan dan
keluarga tergantung perilaku.
3) Pelayanan kesehatan
Peranan pelayanan kesehatan adalah :
- Menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit
-
pengobatan, dan perawatan kesehatan.
Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau jarak ke tempat pelayanan kesehatan
sumber daya manusia, informasi kesesuaian program pelayanan
kesehatan dengan kebutuhan masyarakat.
4) Keturunan
Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa
sejak lahir. Sebagai contoh : diabetes mellitus, asma, epilepsy, retardasi mental,
hipertensi, buta warna dll.
E. Faktor- faktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan kesehatan
1. Faktor Internal
a.
Tahap Perkembangan
Artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah
pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia (bayi-lansia)
memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
b.
Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan
Keyakinan seseorang terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual
yang terdiri dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit , latar
belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan
membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk memehami faktor-
faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang
kesehatan untuk menjaga kesehatan sendirinya.
c.
Persepsi tentang fungsi
Cara seseorang merasakan fungsi fisiknya akan berakibat pada keyakinan
terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Contoh, seseorang dengan kondisi
jantung yang kronik merasa bahwa tingkat kesehatan mereka berbeda dengan orang
yang tidak pernah mempunyai masalah kesehatan yang berarti. Akibatnya,
keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan pada masingmasing orang cenderung berbeda-beda. Selain itu, individu yang sudah berhasil
sembuh dari penyakit akut yang parah mungkin akan mengubah keyakinan mereka
terhadap kesehatan dan cara mereka melaksanakannya.
d.
Faktor Emosi
Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara
melaksanakannya. Seseorang yang mengalami respons stres dalam setiap perubahan
hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan
dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam kehidupannya. Seseorang yang secara umum terlihat sangat tenang mungkin mempunyai
respons emosional yang kecil selama ia sakit. Seorang individu yang tidak mampu
melakukan koping secara emosional terhadap ancaman penyakit mungkin akan
menyangkal adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau menjalani
pengobatan.
e.
Spiritual
Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani
kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan
keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.
Spiritual bertindak sebagai suatu tema yang terintegrasi dalam kehidupan seseorang.
Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat
dari perspektif yang luas. Fryback (1992) menemukan hubungan kesehatan dengan
keyakinan terhadap kekuatan yang lebih besar, yang telah memberikan seseorang
keyakinan dan kemampuan untuk mencintai. Kesehatan dipandang oleh beberapa
orang sebagai suatu kemampuan untuk menjalani kehidupan secara utuh.
Pelaksanaan perintah agama merupakan suatu cara seseorang berlatih secara
spiritual.
2. Faktor Eksternal
a.
Praktik di Keluarga
Cara
bagaimana
keluarga
menggunakan
pelayanan
kesehatan
biasanya
mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatannya.
Misalnya:
o Jika seorang anak bersikap bahwa setiap virus dan penyakit dapat berpotensi
mejadi penyakit berat dan mereka segera mencari pengobatan, maka bisasnya anak
tersebut akan malakukan hal yang sama ketika mereka dewasa.
o Klien juga kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan jika
keluarganya melakukan hal yang sama. Misal: anak yang selalu diajak orang tuanya
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia akan
melakukan hal yang sama.
b.
Faktor Sosioekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit
dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap
penyakitnya. Variabel psikososial mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan
lingkungan kerja. Sesorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari
kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara
pelaksanaannya.
c.
Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan
individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan
pribadi. Untuk perawat belum menyadari pola budaya yang berhubungan dengan
perilaku dan bahasa yang digunakan.
d.
Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat
tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari
pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.
e.
Kemudahan Akses Terhadap System Pelayanan
Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain
sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem pelayanan
kesehatan. Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan yang
kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk mengunjungi Puskesmas yang
tidak membutuhkan prosedur yang rumit.
f.
Dukungan social
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang
bersifat peningkatan kesehatan. Di institusi tersebut dapat dilakukan berbagai
kegiatan, seperti seminar kesehatan, pendidikan dan pelatihan kesehatan, latihan
(aerobik, senam POCO-POCO dll). Juga menyediakan fasilitas olehraga seperti,
kolam renang, lapangan Bola Basket, Lapangan Sepak Bola, dll.
F. Upaya- upaya kesehatan Masyarakat
Upaya-upaya kesehatan masyarakat meliputi 4 area kegiatan yaitu : upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1) Promotif
Adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ,meliputi usaha-usaha
untuk peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan , olahraga teratur dan istirahat cukup sehingga dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
2) Preventif
Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit meliputi usahausaha pemberian imunisasi (bayi, anak, bumil). Pemeriksaan kesehatan berkala untuk
mendeteksi penyakit secara dini.
3) Kuratif
Adalah nusaha yangditujuikan kepada orang yang sakit untuk diobati secara tepat
dan adekuat sehinga kesehatan pulih.
4) Rehabilitatif
Adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang
dideritanya, untuk memperbaiki kelemahan pisik mental dan sosial pasien sebagai
akibat dari penyakit yang dideritanya meliputi latihan-latihan terpogram pisioterafi.
G. Pengertian Konsep Sehat- Sakit Masyarakat Desa dan Kota
1) Pengertian konsep sehat- sakit masyarakat desa
Selama tubuh masih bisa berdiri dan beraktifitas maka dikatakan sehat,
sedangkan sakit yaitu dimana keadaan tubuh tidak mampu lagi untuk diajak aktifitas
dan hanya bisa terbaring ditempat tidur. Jika hanya batuk, pusing, flu itu belum
dikatakan sakit selama badan masih bisa berdiri tegap dan bekerja. Pengambilan
keputusan dalam lingkup kesehatan masih pada keputusan kepala keluarga.
Pemahaman masyarakat desa tentang sehat- sakit masih berkaitan dengan budaya
leluhur yang kuat dan karakteristik masyarakat yang sulit menerima hal baru .
Fasilitas dan tenaga kesehatan yang masih terbatas juga menjadi faktor mengapa
masyarakat desa kurang memahami arti konsep sehat- sakit dengan baik.
2) Pengertian konsep sehat sakit masyarakat kota
Pada masyarakat kota konsep sehat adalah dimana badan sehat fisik , jiwa, tidak
ada penyakit dan mampu produktif bekerja/ aktifitas. Sakit adalah dimana tubuh
mengalami penyakit ringan ataupun serius. Pemahaman konsep tentang sehat-sakit
masyarakat kota sudah cukup baik. Di era modern saat ini dengan adanya fasilitas
yang mendukung, karakteristik masyarakat kota yang cenderung terbuka dan rasa
keingin tahuan individu dapat dengan bebas mengakses tentang kesahatannya
sendiri dimanapun dan kapanpun.
H. Perbedaan konsep sehat sakit masyarakat desa dan kota
1) Perbedaan ciri dan kebiasaan social
No
1
Masyarakat Desa
Sektor ekonomi primer yaitu di
bidang agraris dan berdagang
2
Bermata pencarian petani dan
pedagang
dengan
bekerja
berdasarkan musim atau iklim serta
lebih bersifat nomaden
Penduduk dan komunitas yang
sedikit
Homogenitas
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kehidupan
keagamaan
kuat/
religius
Hubungan social yang erat/ kolektif
Interaksi yang lebih didasarkan
pada kepentingan obyektif
Selektif terhadap budaya asing/ luar
Lingkungan hidup dengan alam
bebas
Mobilitas yang biasa, terlihat pada
pagi hari yang sepi
Pola interaksi pada masyarakat
pedesaan adalah motif- motif sosial
System adminitrasi kependududkan
yang lebih rendah dari pada kota
dan kesatuan dan keutuhan kultural
Masyarakat Kota
Sektor ekonomi sekunder yaitu
industry, dan ekonomi terseier yaitu
bidang pelayanan jasa
Beragam mata pencarian, seperti
pegawai kantor dengan pembagian
kerja lebih tegas dan mempunyai
batas yang nyata
Penduduk dan komunitas yang
banyak
heterogenitas
Diferensiasi social
Kehidupan keagamaan kurang
Individualis
Interaksi yang menitik beratkan
kepada kepentingan pridadi
Lebih terbuka dalam menerima
pengaruh dari luar
Sebagian besar dilapisi beton dan
aspal
Mobilitas sosial dikota jauh lebih
tinggi
Pola interaksi lebih dipengaruhi oleh
ekonomi, politik, pendidikan
Hirarki system administrasi nasional
kedudukan kota lebih tinggi
2) Cara mendapatkan pelayanan kesehatan
No
1
2
3
4.
5
6
Masyarakat Desa
Masih percaya dengan adanya hal
mistik, seperti batu yang dapat
menyembukan penyakit, takhayul
dan hal- hal mistik lainnya (budaya
yang masih kental dengan tradisi)
Pergi ke bidan/ dukun dalam setiap
persalinan
Puskesmas menjadi sarana penting
untuk pengobatan
Masih mengandalkan jamu
Akses yang jauh dan terbatas untuk
mencapai pusat kesehatan desa
Fasiltas yang tidak ada atau terbatas
Masyarakat Kota
Sebagian besar berfikir secara rasional
atau yang masuk akal. Mereka lebih
suka kedokter untuk menyembuhkan
penyakit
Sebagian besar memilih pergi ke
dokter untuk persalinan
Rumah sakit
Menggunakan obat
Akses yang mudah dijangkau dengan
banyak pilihan pusat kesehatan
Fasilitas yang mendukung kesehatan
3) Pola makan masyarakat dan aktifitas
No
1
2
3
4
5
Masyarakat Desa
Makanan tradisional
Masyarakat Kota
Makanan junk food atau
makanan cepat saji
Jamu- jamuan
Minuman bersoda
Aktifitas fisik yang aktif
Lebih dominan diam di tempat
dan jarang olah raga
Pola kebersihan kurang, contohnya Lebih
selektif
menjaga
kebersihan tangan
kebersihan
Dari segi menjaga kebersihan maka Dari segi makanan maka penyakit
dipedesaan sering ditemui penyakit yang sering di temukan adalah
diare, cacingan , alergi
stroke, jantung, diabetes, dll
Jadi , pada dasarnya konsep sehat- sakit desa dan kota perbedaan nya adalah pada
faktor- faktor yang mendukung kesehatan. Mengenai lingkungan sebagai faktor penentu
karakteristik desa-kota, secara garis besarnya dalam hal lingkungan fisik, masyarakat desa
lebih langsung berhadapan dan dipengaruhi oleh lingkungan fisik dibandingkan dengan
masyarakat kota. Dalam hal lingkungan sosio-kultural, perbedaan antara kehidupan
masyarakat desa dan kota juga terlihat jelas pada ketiga katagori lingkungan sosiokultur
dalam lingkungan psikososial, kota lebih memperlihatkan bangunan-bangunan fisik yang
lebih banyak dan bervariasi. Berdasarkan lingkungan biososial, kota lebih memperhatikan
komposisi ras atau kebangsaan yang beragam dibanding dengan masyarakat desa. Dalam
lingkungan psikososial, lingkungan perkotaan jauh lebih kompleks dibanding dengan
perdesaan. Akan nampak bahwa sebagian besar penduduk desa di Indonesia dililit masalah
yang sangat parah yakni kemiskinan.
Selain kemiskinan masih terdapat beberapa masalah pada masyarakat perdesaan.
Masalah ini dapat disederhanakan menjadi 3 bagian yaitu pendapatan yang rendah, adanya
kesenjangan yang dalam antara yang kaya dan yang miskin, dimana yang miskin adalah
mayoritas, pastisipasi rakyat yang minim dalam usaha-usaha pembangunan yang dilakukan
oleh pemerintah. Jika disederhanakan maka sebab-sebab pokok (kompleks) adalah
kurangnya pengembangan sumber daya alam, kurangnya pengembangan sumber daya
manusia, kurangnya lapangan kerja, adanya struktur masyarakat yang menghambat, dan
masalah kesehatan juga terjadi pada masyarakat pedesaan. Masalah kesehatan di pedesaan
dapat
ditinjau
dari
dua
segi,
yaitu
kesehatan
sendiri
(substantial)
dan
hal
penyelenggaraannya (management). Masalah kesehatan (substantial) dapat berupa berbagai
jenis penyakit sedangkan masalah penyelenggaraan kesehatan meliputi masalah
peningkatan, perlindungan, penemuan masalah, pengobatan dan pemulihan kesehatan pada
perseorangan maupun pada kesehatan masyarakat. Jenis- jenis penyakit yang ada dapat
disebabkan karna daya tahan tubuh yang lemah dipengaruhi oleh pemenuhan gizi yang
kurang karna faktor ekonomi.
Masalah kesehatan yang menonjol di daerah pedesaan adalah tingginya angka
kejadian penyakit menular, kurangnya pengertian masyarakat tentang syarat hidup sehat,
gizi yang buruk dan keadaan hygiene dan sanitasi yang kurang memuaskan. Fasilitas
pelayanan kesehatan yang kurang didaerah pedesaan menyebabkan sebagian besar
masyarakat masih sulit mendapatkan atau memperoleh pengobatan, selain itu hal penting
yang mempersulit usaha pertolongan terhadap masalah kesehatan pada masyarakat desa
adalah dimana penderita atau keluarga penderita tidak dengan segera mencari pertolongan
pengobatan. Rendahnya penggunaan fasilitas kesehatan dikarenakan faktor jarak antara
fasilitas tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh, tarif yang tinggi, pelayanan yang
tidak memuaskan. Konsep sehat-sakit yang tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan
konsep sehat sakit yang diberikan oleh pihak provider atau penyelenggara pelayanan
kesehatan. Perbedaan persepsi ini berkisar antara penyakit (disease) dengan illness (rasa
sakit). Berdasarkan hal ini muncullah suatu konsep sehat masyarakat yaitu sehat adalah
orang yang dapat bekerja atau menjalankan pekerjaannya sehari-hari dan konsep sakit yaitu
suatu kondisi seseorang yang sudah tidak dapat bangkit dari tempat tidur dan tidak dapat
menjalankan pekerjaannya sehari-hari.
Perbedaan prilaku atau kebiasaan antara masyarakat kota dan desa adalah sesuatu
yang wajar. Semua itu karena perbedaan perkembangan teknologi antara kedua golongan
masyarakat itu sendiri. Masyarakat perkotaan lebih banyak menerima informasi dari dunia
luar karena pada masyarakat perkotaan informasi lebih mudah diterima dengan sarana atau
alat-alat penerima informasi yang mereka punya.Sedangkan masyarakat pedesaan tidak
mempunyai alat-alat untuk menerima informasi yang ada dari dunia luar sehingga mereka
tidak terpengaruh adanya globalisasi, serta perbedaan materi dan status sosial yang terjadi
antara masyarakat desa dan kota sangat mempengaruhi prilaku antara dua golongan
masyarakat desa dan kota.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta
Tim Sosiologi. 20017. Sosiologi Suatu kajian Kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira
Maharashtra, Muhardi. 2010. Analisis Pola Konsumsi Daera Perkotaan Dan Pedesaan
Dengan Karakteristik Social Ekonomi Di Provinsi Banten. IPB
Ircham Machfoedz, Eko Suryani. 2009. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi
Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Fitramayana
DAFTAR ISI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Pengertian Sehat Sakit …………………………………………………………………… 1
Rentang Sehat Sakit ……………………………………………………………………… 3
Hubungan Sehat- Sakit ………………………………………………………………….. 5
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat …………………... 6
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan Dan Tindakan Kesehatan ……………. 6
Upaya- Upaya Kesehatan Masyarakat ………………………………………………….. 9
Pengertian Konsep Sehat- Sakit Masyarakat Desa &Kota …………………………….... 10
Perbedaan Konsep Sehat- Sakit Masyarakat Desa & Kota …………………………….. . 11
Daftar Pustaka
KONSEP SEHAT- SAKIT PADA MASYARAKAT DESA DAN KOTA
Disampaikan untuk memenuhi tugas individu I
Disusun Oleh :
Tantiya Rani
NIM 1509047088
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
2017
KONSEP SEHAT DAN SAKIT
(DESA- KOTA)
Menurut WHO, kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun
social, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. UU No.36 tahun 2009 menyatakan
kesehatan mencakup 5 aspek yaitu fisik( badan), mental (jiwa), social, spiritual, dan
ekonomi. Pembangunan kesehatan sebagai slaah satu upaya pembangunan nasional
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Konsep sehat dan
sakit sebenarnya tidak universal dan mutlak karna ada faktor- faktor lain di luar klinis yang
mempengaruhinya terutama faktor social budaya.
A. Pengertian Sehat- Sakit
Definisi Sehat
1. WHO (1947)
- Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial serta
2.
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
- Mengandung tiga karakteristik :
a. merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
b. memandang sehat dalam konteks lingkungan internal ataupun eksternal
c. sehat diartikan sebai hidup yang kreatif dan produktif
President’s Communision On Health Need Of Nation Stated (1953)
- Sehat bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian, bukan
merupakan suatu keadaan tapi merupakan suatu proses
- Proses adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka, tetapi terhadap
lingkungan sosialnya.
3.
Pender (1982)
- Sehat merupakan aktualisasi (perwujudan) yang diperoleh individu melalui
kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan
tujuan, perawatan diri yang kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
4.
mempertahankan stabilitas dan integritas sosial.
- Definisi sehat menurut Pender ini mencakup stabilitas dan aktualisasi
Payne (1983)
- Sehat merupakan fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (Self Care
Resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( Self Care Action ) secara
adekuat.
- Self Care Resources , mencakup pengetahuan,ketrampilan dan sikap
- Self Care Action, perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlakukan untuk
memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi, psikososial dan spiritual.
5. Menurut Perseorangan
- Pengertian dan gambaran seseorang tentang sehat sangat bervariasi, persepsi.
6. Menurut Dunn (1959) adalah sesuatu kejadian dimana tidak adanya tanda-tanda dan
gejala dari penyakit
7. Menurut Perkin S. adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis setara bentuk
tubuh dan fungsinya yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga tubuh dapat
mengatasi gangguan dari luar.
Definisi Sakit
1. Parsors ( 1972 )
Sakit merupakan Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas,
termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya
2. Baursams ( 1965 )
Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
-
Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri
-
Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit
-
Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja atupun
sekolah
3. Menurut Bauman (1985)
Sakit adalah : ketidakseimbangan dari kondisi normal tubuh manusia diantaranya
sistem biologik dan kondisi penyesuaian. Terdapat mengemukakan tiga kriteria dari
keadaan sakit :
a.
Adanya gejala
b.
Persepsi tentang keadaan yang dirasakan.
c.
Kemampuan dalam aktivitas sehari-hari.
4. Menurut Pemons (1972)
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk
keadaaan organism sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.
5.
Pengertian
sakit
dalam
bahasa
inggris
diartikan
menjadi
2
yaitu
illness dan disease perbedaan kedua istilah ini ialah :
a.
Illness
-
Konsepnya abstrak
-
Sifatnya subjektif
-
Akibat mekanisme koping (pertahanan) tak adekuat.
b.
Disease
-
Suatu kondisi yang patologis
-
Terdapat sign dan symptom.
6. Menurut Imogene King sakit adalah gangguan dalam siklus hidup.
7. Menurut Perkin’s sakit adalah suatu keadaan gangguan yang tidak menyenangkan
menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari, baik
aktivitas jasmani, rohani dan sosial.
B. Rentang Sehat Sakit
Kesehatan adalah suatu hal yang kontinum, yang berada dari titik sehat walafiat
sampai dengan titik pangkal sakit serius. Oleh fashel dan bush (1970) yang mendasarkan
uraiannya pada definisi person menjabarkan kesehatan kedalam sebelas tingkatan atau
keadaan. Dari ke-11 tingkatan tersebut, mereka sekaligus mencoba membuat indicatorindicator sehat- sakit:
1) Well being ( sehat sempurna)
Pada keadaan ini individu bebas gejala, keadaan kesehatannya sesuai dengan
definisi sehat WHO, yaitu : sehat fisik, mental, spiritual, social, dan ekonomi.
2) Dissatisfaction (kurang memuaskan)
Keadaan kesehatan individu dalam batasan- batasan tertentu dapat diterima, namun
ada penyimpangan ringan dari keadaan well being.
3) Discomfort (tidak nyaman)
Aktivitas sehari- hari dapat dilaksanakan tanpa pengurangan, walaupun beberapa
gejala mulai tampak.
4) Minor disability (ketidak mampuan minor)
Aktivitas sehari- hari masih dapat dilaksanakan, namun berkurang secara bermakna
karna adanya gangguan kesehatan.
5) Mayor disability ( ketidak mampuan mayor)
Aktivitas sehari- hari masih dapat dilaksanakan, namun berkurang secara bermakna.
6) Disabled (cacat)
Individu tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari- harinya, tetapi masih bisa
bergerak bebas dalam masyarakat.
7) Confined (terbatas)
Individu berada ditempat tidur, tetapi tidak masuk rumah sakit (dirawat).
8) Confined + bedridden (tinggal di tempat tidur )
Kemampuan dan kegiatan individu hanya terbatas ditempattidurnya.
9) Isolated (terisolasi)
Individu terpisah dari sanak keluarga dan kawan- kawan (dirawat).
10) Coma
Individu hamper mati,namun ada kemungkinan bisa sembuh dan menjadi lebih sehat
lagi.
11) Mati
Individu tidak mampu sama sekali.
Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa sehat dansakit tidak dapat dibedakan seperti
hitam dan putih. Sehat dan sakit adalah suatu bentangan “kontinum” mulai dari “well
being” sampai dengan mendekati titik kematian. Wolansky (1980) seseorang ahli
sosiologi kesehatan yang mengklasifikasikan bentangan sehat-sakit menjadi 3 yakni :
1) Body movement, dimana seseorang masih bisa menggerakan anggota tubuhnya,
walaupun dalam keadaan sakit.
2) Mobility, dimana seseorang mampu melakukan kegiatan kemana saja (mobilitas),
walaupun belum/ tidak dapat menjalankan tugas atau pekerjaan utamanya.
3) Major role activity, dimana seseorang masih mampu melakukan kegiatan utamanya,
sesuai dengan pekerjaan atau tugas nya.
C. Hubungan Sehat- Sakit
Hubungan sehat – sakit dapat dijelaskan melalui beberapa model konsep sehat –
sakit, diantaranya (Bustan, 1996) :
1) Model Ekologi (The Traditional Ecological Model)
Merupakan model status kesehatan seseorang yang ditentukan dengan
adanya hasil interaksi antara Host (Manusia), Agent dan lingkungan. Hubungan
interaksi yang psoitif akan menimbulkan kondisi yang seimbang (sehat), dan bila
salh satu terjadi ketidakseimbangan maka yang lain akan mengalami kemampuan
yang menurun dan menimbulkan sakit
2) The Health Field Concept Model
Model ini dikembangkan oleh HL Lamfframboise yang menjelaskan bahwa
ada 4 faktor yang berperan dalam kondisi status kesehatan diantaranya :
- Faktor lingkungan
- Faktor gaya hidup
- Faktor biologis
- Faktor sistem pelayanan kesehatan
3) The Enviroment of Health Model
Model ini dikembangkan oleh HL Blum dimana merupakan pengembangan
model sebelumnya dengan memberi penjelasan peranan atau faktor penyebab
kondisi sehat-sakit, diantaranya :
- Herediter
- Pelayanan kesehatan
- Gaya hidup
- Faktor lingkungan merupakan faktor dengan peran paling besar
D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat
Menurut Hendrik L. Bloom ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan
masyakarat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari bagian
tersebut dapat dilihat bahwa faktor yang paling mempengaruhi derajat kesehatan adalah
faktor lingkungan, kemudian disusul oleh faktor perilaku pelayanan kesehatan dan
terakhir keturunan. Uraian faktor-faktor tersebut adalah :
1) Lingkungan hidup
Fisik : sampah, air, udara, perumahan dsb.
Sosial : kebudayaan , pendidikan, ekonomi (interaksi manusia)
Biologi : hewan , jasad remik, tumbuhan.
2) Perilaku
Merupakan adat atau kebiasaan dari masyarakat. Sehat tidaknya lingkungan dan
keluarga tergantung perilaku.
3) Pelayanan kesehatan
Peranan pelayanan kesehatan adalah :
- Menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit
-
pengobatan, dan perawatan kesehatan.
Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau jarak ke tempat pelayanan kesehatan
sumber daya manusia, informasi kesesuaian program pelayanan
kesehatan dengan kebutuhan masyarakat.
4) Keturunan
Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa
sejak lahir. Sebagai contoh : diabetes mellitus, asma, epilepsy, retardasi mental,
hipertensi, buta warna dll.
E. Faktor- faktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan kesehatan
1. Faktor Internal
a.
Tahap Perkembangan
Artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah
pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia (bayi-lansia)
memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
b.
Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan
Keyakinan seseorang terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual
yang terdiri dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit , latar
belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan
membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk memehami faktor-
faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang
kesehatan untuk menjaga kesehatan sendirinya.
c.
Persepsi tentang fungsi
Cara seseorang merasakan fungsi fisiknya akan berakibat pada keyakinan
terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Contoh, seseorang dengan kondisi
jantung yang kronik merasa bahwa tingkat kesehatan mereka berbeda dengan orang
yang tidak pernah mempunyai masalah kesehatan yang berarti. Akibatnya,
keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan pada masingmasing orang cenderung berbeda-beda. Selain itu, individu yang sudah berhasil
sembuh dari penyakit akut yang parah mungkin akan mengubah keyakinan mereka
terhadap kesehatan dan cara mereka melaksanakannya.
d.
Faktor Emosi
Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara
melaksanakannya. Seseorang yang mengalami respons stres dalam setiap perubahan
hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan
dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam kehidupannya. Seseorang yang secara umum terlihat sangat tenang mungkin mempunyai
respons emosional yang kecil selama ia sakit. Seorang individu yang tidak mampu
melakukan koping secara emosional terhadap ancaman penyakit mungkin akan
menyangkal adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau menjalani
pengobatan.
e.
Spiritual
Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani
kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan
keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.
Spiritual bertindak sebagai suatu tema yang terintegrasi dalam kehidupan seseorang.
Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat
dari perspektif yang luas. Fryback (1992) menemukan hubungan kesehatan dengan
keyakinan terhadap kekuatan yang lebih besar, yang telah memberikan seseorang
keyakinan dan kemampuan untuk mencintai. Kesehatan dipandang oleh beberapa
orang sebagai suatu kemampuan untuk menjalani kehidupan secara utuh.
Pelaksanaan perintah agama merupakan suatu cara seseorang berlatih secara
spiritual.
2. Faktor Eksternal
a.
Praktik di Keluarga
Cara
bagaimana
keluarga
menggunakan
pelayanan
kesehatan
biasanya
mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatannya.
Misalnya:
o Jika seorang anak bersikap bahwa setiap virus dan penyakit dapat berpotensi
mejadi penyakit berat dan mereka segera mencari pengobatan, maka bisasnya anak
tersebut akan malakukan hal yang sama ketika mereka dewasa.
o Klien juga kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan jika
keluarganya melakukan hal yang sama. Misal: anak yang selalu diajak orang tuanya
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia akan
melakukan hal yang sama.
b.
Faktor Sosioekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit
dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap
penyakitnya. Variabel psikososial mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan
lingkungan kerja. Sesorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari
kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara
pelaksanaannya.
c.
Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan
individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan
pribadi. Untuk perawat belum menyadari pola budaya yang berhubungan dengan
perilaku dan bahasa yang digunakan.
d.
Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat
tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari
pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.
e.
Kemudahan Akses Terhadap System Pelayanan
Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain
sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem pelayanan
kesehatan. Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan yang
kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk mengunjungi Puskesmas yang
tidak membutuhkan prosedur yang rumit.
f.
Dukungan social
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang
bersifat peningkatan kesehatan. Di institusi tersebut dapat dilakukan berbagai
kegiatan, seperti seminar kesehatan, pendidikan dan pelatihan kesehatan, latihan
(aerobik, senam POCO-POCO dll). Juga menyediakan fasilitas olehraga seperti,
kolam renang, lapangan Bola Basket, Lapangan Sepak Bola, dll.
F. Upaya- upaya kesehatan Masyarakat
Upaya-upaya kesehatan masyarakat meliputi 4 area kegiatan yaitu : upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1) Promotif
Adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ,meliputi usaha-usaha
untuk peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan , olahraga teratur dan istirahat cukup sehingga dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
2) Preventif
Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit meliputi usahausaha pemberian imunisasi (bayi, anak, bumil). Pemeriksaan kesehatan berkala untuk
mendeteksi penyakit secara dini.
3) Kuratif
Adalah nusaha yangditujuikan kepada orang yang sakit untuk diobati secara tepat
dan adekuat sehinga kesehatan pulih.
4) Rehabilitatif
Adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang
dideritanya, untuk memperbaiki kelemahan pisik mental dan sosial pasien sebagai
akibat dari penyakit yang dideritanya meliputi latihan-latihan terpogram pisioterafi.
G. Pengertian Konsep Sehat- Sakit Masyarakat Desa dan Kota
1) Pengertian konsep sehat- sakit masyarakat desa
Selama tubuh masih bisa berdiri dan beraktifitas maka dikatakan sehat,
sedangkan sakit yaitu dimana keadaan tubuh tidak mampu lagi untuk diajak aktifitas
dan hanya bisa terbaring ditempat tidur. Jika hanya batuk, pusing, flu itu belum
dikatakan sakit selama badan masih bisa berdiri tegap dan bekerja. Pengambilan
keputusan dalam lingkup kesehatan masih pada keputusan kepala keluarga.
Pemahaman masyarakat desa tentang sehat- sakit masih berkaitan dengan budaya
leluhur yang kuat dan karakteristik masyarakat yang sulit menerima hal baru .
Fasilitas dan tenaga kesehatan yang masih terbatas juga menjadi faktor mengapa
masyarakat desa kurang memahami arti konsep sehat- sakit dengan baik.
2) Pengertian konsep sehat sakit masyarakat kota
Pada masyarakat kota konsep sehat adalah dimana badan sehat fisik , jiwa, tidak
ada penyakit dan mampu produktif bekerja/ aktifitas. Sakit adalah dimana tubuh
mengalami penyakit ringan ataupun serius. Pemahaman konsep tentang sehat-sakit
masyarakat kota sudah cukup baik. Di era modern saat ini dengan adanya fasilitas
yang mendukung, karakteristik masyarakat kota yang cenderung terbuka dan rasa
keingin tahuan individu dapat dengan bebas mengakses tentang kesahatannya
sendiri dimanapun dan kapanpun.
H. Perbedaan konsep sehat sakit masyarakat desa dan kota
1) Perbedaan ciri dan kebiasaan social
No
1
Masyarakat Desa
Sektor ekonomi primer yaitu di
bidang agraris dan berdagang
2
Bermata pencarian petani dan
pedagang
dengan
bekerja
berdasarkan musim atau iklim serta
lebih bersifat nomaden
Penduduk dan komunitas yang
sedikit
Homogenitas
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kehidupan
keagamaan
kuat/
religius
Hubungan social yang erat/ kolektif
Interaksi yang lebih didasarkan
pada kepentingan obyektif
Selektif terhadap budaya asing/ luar
Lingkungan hidup dengan alam
bebas
Mobilitas yang biasa, terlihat pada
pagi hari yang sepi
Pola interaksi pada masyarakat
pedesaan adalah motif- motif sosial
System adminitrasi kependududkan
yang lebih rendah dari pada kota
dan kesatuan dan keutuhan kultural
Masyarakat Kota
Sektor ekonomi sekunder yaitu
industry, dan ekonomi terseier yaitu
bidang pelayanan jasa
Beragam mata pencarian, seperti
pegawai kantor dengan pembagian
kerja lebih tegas dan mempunyai
batas yang nyata
Penduduk dan komunitas yang
banyak
heterogenitas
Diferensiasi social
Kehidupan keagamaan kurang
Individualis
Interaksi yang menitik beratkan
kepada kepentingan pridadi
Lebih terbuka dalam menerima
pengaruh dari luar
Sebagian besar dilapisi beton dan
aspal
Mobilitas sosial dikota jauh lebih
tinggi
Pola interaksi lebih dipengaruhi oleh
ekonomi, politik, pendidikan
Hirarki system administrasi nasional
kedudukan kota lebih tinggi
2) Cara mendapatkan pelayanan kesehatan
No
1
2
3
4.
5
6
Masyarakat Desa
Masih percaya dengan adanya hal
mistik, seperti batu yang dapat
menyembukan penyakit, takhayul
dan hal- hal mistik lainnya (budaya
yang masih kental dengan tradisi)
Pergi ke bidan/ dukun dalam setiap
persalinan
Puskesmas menjadi sarana penting
untuk pengobatan
Masih mengandalkan jamu
Akses yang jauh dan terbatas untuk
mencapai pusat kesehatan desa
Fasiltas yang tidak ada atau terbatas
Masyarakat Kota
Sebagian besar berfikir secara rasional
atau yang masuk akal. Mereka lebih
suka kedokter untuk menyembuhkan
penyakit
Sebagian besar memilih pergi ke
dokter untuk persalinan
Rumah sakit
Menggunakan obat
Akses yang mudah dijangkau dengan
banyak pilihan pusat kesehatan
Fasilitas yang mendukung kesehatan
3) Pola makan masyarakat dan aktifitas
No
1
2
3
4
5
Masyarakat Desa
Makanan tradisional
Masyarakat Kota
Makanan junk food atau
makanan cepat saji
Jamu- jamuan
Minuman bersoda
Aktifitas fisik yang aktif
Lebih dominan diam di tempat
dan jarang olah raga
Pola kebersihan kurang, contohnya Lebih
selektif
menjaga
kebersihan tangan
kebersihan
Dari segi menjaga kebersihan maka Dari segi makanan maka penyakit
dipedesaan sering ditemui penyakit yang sering di temukan adalah
diare, cacingan , alergi
stroke, jantung, diabetes, dll
Jadi , pada dasarnya konsep sehat- sakit desa dan kota perbedaan nya adalah pada
faktor- faktor yang mendukung kesehatan. Mengenai lingkungan sebagai faktor penentu
karakteristik desa-kota, secara garis besarnya dalam hal lingkungan fisik, masyarakat desa
lebih langsung berhadapan dan dipengaruhi oleh lingkungan fisik dibandingkan dengan
masyarakat kota. Dalam hal lingkungan sosio-kultural, perbedaan antara kehidupan
masyarakat desa dan kota juga terlihat jelas pada ketiga katagori lingkungan sosiokultur
dalam lingkungan psikososial, kota lebih memperlihatkan bangunan-bangunan fisik yang
lebih banyak dan bervariasi. Berdasarkan lingkungan biososial, kota lebih memperhatikan
komposisi ras atau kebangsaan yang beragam dibanding dengan masyarakat desa. Dalam
lingkungan psikososial, lingkungan perkotaan jauh lebih kompleks dibanding dengan
perdesaan. Akan nampak bahwa sebagian besar penduduk desa di Indonesia dililit masalah
yang sangat parah yakni kemiskinan.
Selain kemiskinan masih terdapat beberapa masalah pada masyarakat perdesaan.
Masalah ini dapat disederhanakan menjadi 3 bagian yaitu pendapatan yang rendah, adanya
kesenjangan yang dalam antara yang kaya dan yang miskin, dimana yang miskin adalah
mayoritas, pastisipasi rakyat yang minim dalam usaha-usaha pembangunan yang dilakukan
oleh pemerintah. Jika disederhanakan maka sebab-sebab pokok (kompleks) adalah
kurangnya pengembangan sumber daya alam, kurangnya pengembangan sumber daya
manusia, kurangnya lapangan kerja, adanya struktur masyarakat yang menghambat, dan
masalah kesehatan juga terjadi pada masyarakat pedesaan. Masalah kesehatan di pedesaan
dapat
ditinjau
dari
dua
segi,
yaitu
kesehatan
sendiri
(substantial)
dan
hal
penyelenggaraannya (management). Masalah kesehatan (substantial) dapat berupa berbagai
jenis penyakit sedangkan masalah penyelenggaraan kesehatan meliputi masalah
peningkatan, perlindungan, penemuan masalah, pengobatan dan pemulihan kesehatan pada
perseorangan maupun pada kesehatan masyarakat. Jenis- jenis penyakit yang ada dapat
disebabkan karna daya tahan tubuh yang lemah dipengaruhi oleh pemenuhan gizi yang
kurang karna faktor ekonomi.
Masalah kesehatan yang menonjol di daerah pedesaan adalah tingginya angka
kejadian penyakit menular, kurangnya pengertian masyarakat tentang syarat hidup sehat,
gizi yang buruk dan keadaan hygiene dan sanitasi yang kurang memuaskan. Fasilitas
pelayanan kesehatan yang kurang didaerah pedesaan menyebabkan sebagian besar
masyarakat masih sulit mendapatkan atau memperoleh pengobatan, selain itu hal penting
yang mempersulit usaha pertolongan terhadap masalah kesehatan pada masyarakat desa
adalah dimana penderita atau keluarga penderita tidak dengan segera mencari pertolongan
pengobatan. Rendahnya penggunaan fasilitas kesehatan dikarenakan faktor jarak antara
fasilitas tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh, tarif yang tinggi, pelayanan yang
tidak memuaskan. Konsep sehat-sakit yang tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan
konsep sehat sakit yang diberikan oleh pihak provider atau penyelenggara pelayanan
kesehatan. Perbedaan persepsi ini berkisar antara penyakit (disease) dengan illness (rasa
sakit). Berdasarkan hal ini muncullah suatu konsep sehat masyarakat yaitu sehat adalah
orang yang dapat bekerja atau menjalankan pekerjaannya sehari-hari dan konsep sakit yaitu
suatu kondisi seseorang yang sudah tidak dapat bangkit dari tempat tidur dan tidak dapat
menjalankan pekerjaannya sehari-hari.
Perbedaan prilaku atau kebiasaan antara masyarakat kota dan desa adalah sesuatu
yang wajar. Semua itu karena perbedaan perkembangan teknologi antara kedua golongan
masyarakat itu sendiri. Masyarakat perkotaan lebih banyak menerima informasi dari dunia
luar karena pada masyarakat perkotaan informasi lebih mudah diterima dengan sarana atau
alat-alat penerima informasi yang mereka punya.Sedangkan masyarakat pedesaan tidak
mempunyai alat-alat untuk menerima informasi yang ada dari dunia luar sehingga mereka
tidak terpengaruh adanya globalisasi, serta perbedaan materi dan status sosial yang terjadi
antara masyarakat desa dan kota sangat mempengaruhi prilaku antara dua golongan
masyarakat desa dan kota.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta
Tim Sosiologi. 20017. Sosiologi Suatu kajian Kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira
Maharashtra, Muhardi. 2010. Analisis Pola Konsumsi Daera Perkotaan Dan Pedesaan
Dengan Karakteristik Social Ekonomi Di Provinsi Banten. IPB
Ircham Machfoedz, Eko Suryani. 2009. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi
Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Fitramayana
DAFTAR ISI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Pengertian Sehat Sakit …………………………………………………………………… 1
Rentang Sehat Sakit ……………………………………………………………………… 3
Hubungan Sehat- Sakit ………………………………………………………………….. 5
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat …………………... 6
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan Dan Tindakan Kesehatan ……………. 6
Upaya- Upaya Kesehatan Masyarakat ………………………………………………….. 9
Pengertian Konsep Sehat- Sakit Masyarakat Desa &Kota …………………………….... 10
Perbedaan Konsep Sehat- Sakit Masyarakat Desa & Kota …………………………….. . 11
Daftar Pustaka