Pengaruh Infrastruktur Node-B Terhadap Persepsi Kinerja Kualitas Layanan Data pada Smartphone di Jakarta The Effect of Node-B Infrastructure in Perception of Smartphone Data Service Quality Performance in Jakarta
Pengaruh Infrastruktur Node-B Terhadap Persepsi Kinerja Kualitas Layanan Data pada Smartphone di Jakarta
The Effect of Node-B Infrastructure in Perception of Smartphone Data Service Quality Performance in
Jakarta
Fahrizal Lukman Budiono
Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Jl. Medan Merdeka Barat No.9 Jakarta 10110
fahrizal.lukman.budiono@kominfo.go.id
Naskah diterima: 5 Agustus 2013; Direvisi: 7 Oktober 2013 Disetujui: 3 Desember 2013
Abstract— Jakarta as the largest city in Indonesia could be the
I. P ENDAHULUAN
indicator of the development of 3G technology in Indonesia. Based on data from the Indonesian Consumer Protection
Perkembangan teknologi layanan data di Indonesia
Foundation (YLKI) appears many user complaints on the
quality of data services. This study aimed to determine the effect khusunya di Jakarta berkembangan sangat pesat. Untuk of the number of Node-B infrastructure to the user's perception mengimbangi pesatnya perkembangan teknologi layanan data of data services quality performance of smartphone mobile in tersebut, operator sebagai penyedia layanan jasa seluler Jakarta. Using the correlation analysis, the study found that dituntut untuk dapat terus meningkatkan kualitas dan there was no significant relationship between the number of kuantitas teknologi layanan data yang dapat diberikan.
Node-B infrastructure to the user's perception of performance
Di sisi lain, dampak pesatnya perkembangan teknologi
quality mobile data services on smartphones in Jakarta.
layanan data adalah berkembangnya teknologi ponsel, hingga Operators need to consider other factors in addition to kemunculan perangkat telepon cerdas (smartphone,) yaitu increasing the number of Node-B to improve the performance perangkat ponsel dengan kemampuan menyerupai komputer,
quality of mobile data services on smartphones in Jakarta memiliki perangkat lunak sistem operasi, dan fitur canggih
Keywords — Data Service Quality, Node-B, Perception, pada sepuluh tahun terakhir.
Smartphone
Dalam rangka mendukung kemunculan perangkat smartphone , operator-operator telekomunikasi dapat Abstrak—Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia dapat memanfaatkan teknologi layanan data 3G atau yang lebih
menjadi indikator perkembangan teknologi 3G di Indonesia.
Berdasarkan data Yayasasan Lembaga Konsumen Indonesia tinggi agar kualitas layanan data yang diberikan operator (YLKI) muncul banyak keluhan pengguna pada kualitas seluler dapat memuaskan keinginan serta sesuai dengan layanan data. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harapan para pengguna smartphone.
jumlah infrastruktur Node-B terhadap persepsi pengguna
Untuk mendukung kualitas layanan data 3G yang baik di kepada kinerja kualitas layanan data seluler smartphone di Jakarta, maka para operator telekomunikasi perlu Jakarta. Menggunakan analisis korelasi, studi ini menemukan memperhatikan infrastruktur-infrastruktur pendukung yang bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah dapat mendukung layanan data 3G yang optimal. Salah satu
infrastruktur Node-B terhadap persepsi pengguna kepada infrastruktur yang paling penting untuk mendukung hal kinerja kualitas layanan data seluler pada smartphone di tersebut adalah banyaknya jumlah Base Transceiver Station
Jakarta. Operator perlu memperhatikan faktor lain selain
menambah jumlah Node-B untuk meningkatkan kinerja kualitas (BTS) khususnya tipe Node-B untuk dapat menjangkau
coverage layanan 3G diseluruh wilayah di Jakarta. Melihat fakta diatas, maka dapat muncul pertanyaan yang
layanan data seluler pada smartphone di Jakarta.
Kata kunci — Kualitas Layanan Data, Node-B, Persepsi, perlu dijawab bahwa dengan jumlah kuantitas infrastruktur Smartphone Node-B yang dimiliki masing-masing operator, apakah akan
Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.4 Desember 2013 : 307-318
mempengaruhi persepsi tingkat kualitas layanan data seluler System (OS) untuk smartphone yang pertama kali muncul yang dirasakan pengguna pada smartphone.
pada tahun 2008. Setelah Google membeli android, setelah itu segala hal yang berhubungan dengan pengembangan Android
II. T INJAUAN P USTAKA sangat didukung oleh Google, bersama pengusaha piranti
Telepon Seluler keras dan lunak yang terkemuka lainnya seperti Intel, HTC,
A.
1. Pengertian Ponsel
ARM, Motorola dan eBay, yang kemudian membentuk Open
Handset Alliance .
Menurut Purwakarta (2005), telepon seluler (ponsel) Ponsel pertama yang menggunakan Android OS adalah adalah salah satu aplikasi bidang telekomunikasi yang HTC Dream, keluran dari T-Mobile sebagai G1. HTC Dream berkembang sangat pesat, ditunjukkan dengan meningkatnya memiliki Fitur telepon yang lengkap seperti layar sentuh
persentase kenaikan jumlah pengguna ponsel di seluruh dunia. secara utuh, papan ketik QWERTY, dan bola jalur untuk Sementara menurut Jogiyanto (2007), ponsel adalah menavigasikan halaman web. Android OS sangat cocok
perangkat telekomunikasi elektronik nirkabel (wireless) yang dengan aplikasi Google, seperti Maps, Calendar, dan Gmail, dapat dibawa kemana-mana. Selain itu, Theodora (2007) juga Google's Chrome Lite. Aplikasi pihak ketiga juga
menyatakan bahwa ponsel adalah alat komunikasi tanpa kabel tersedia lewat Android Market yang saat ini berevolusi yang bersifat mobile atau bergerak. menjadi Google Play, gratis maupun berbayar.
2. Sejarah Ponsel Untuk mengimbangi popularitas Android,
Apple
Dalam publikasinya, Agar (2004) menginformasikan memperkenalkan App Store pada Juli 2008. App store dapat bahwa awal pertama kali munculnya ponsel adalah pada
menyampaikan aplikasi smartphone yang dikembangkan oleh tanggal 3 April 1973, saat dimana Martin Cooper, seorang pihak ketiga langsung dari iPhone atau iPod Touch. App Store
karyawan Motorola menemukan pertama kali sistem ponsel. sangat sukses, dibuktikan dengan banyaknya jumlah aplikasi Pada saat itu, Cooper mencetuskan sebuah alat komunikasi yang terdapat di App Store yang mencapai jumlah 100,000
yang kecil dan mudah dibawa bepergian secara fleksibel aplikasi. Bahkan App Store menembus satu juta unduhan dengan melakukan eksperimen memasukkan semua material aplikasi pada 23 April 2009. RIM sebagai vendor perangkat
elektronik ke dalam alat berukuran kecil, yang menghasilkan BlackBerry juga mengikuti langkah kompetitornya, yaitu ponsel pertama dengan bobot dua kilogram. dengan membuat toko aplikasinya yaitu BlackBerry App Setelah penemuan Cooper tersebut, pada tahun 1983
World .
Motorola membangun proyek penemuan Cooper tersebut
dengan memproduksi ponsel portable berharga US$4 ribu C. Base Transceiver Station (Rp36 juta) setara dengan US$10 ribu (Rp90 juta), serta 1. Pengertian BTS
menciptakan sistem jaringan yang hanya membutuhkan 3 Base Transceiver Station (BTS) adalah peralatan yang (tiga) MHz spektrum, setara lima channel TV yang tersalur ke memfasilitasi komunikasi nirkabel antara pengguna peralatan seluruh dunia untuk mengadaptasikan infrastruktur yang dan jaringan komunikasi nirkabel (GSM atau CDMA), mendukung sistem komunikasi ponsel tersebut (Farley, 2007).
wireless local loop , Wi - Fi, WiMAX, Wide Area Network
Tokoh lain yang berjasa adalah Amos Joel Jr, master (WAN) dan lainnya. Sebutan lain BTS adalah Radio Base dalam bidang teknik elektronik dari MIT (1942) serta diakui Station (RBS), Node-B (dalam jaringan 3G) atau cukup Base dunia sebagai pakar bidang switching. Temuan brilian Amos Station (BS) saja. Dalam standar Long Term Evolution (LTE), adalah dengan membuat sistem switching ponsel dari satu istilah yang sering digunakan adalah ENB (Saputro, 2012) . wilayah sel ke wilayah sel lain yang bekerja ketika pengguna
BTS merupakan bagian dari Base Station Subsystem ponsel bergerak sehingga pembicaraan tidak terputus. Saat ini (BSS). Sistem tersebut mencakup enkripsi dan dekripsi kita dapat merasakan manfaat ide Amos tersebut, hingga saat komunikasi, alat penyaringan spektrum (band pass filter). ini kita menggunakan ponsel dengan nyaman walaupun dalam Sebuah antena dapat dianggap sebagai komponen BTS, kondisi bergerak (Klemans, 2010).
karena antena merupakan fungsi dasar dari BTS (Saputro,
B. Smartphone 2012).
BTS memiliki beberapa transceiver (TRX) untuk Belum ada definisi resmi dari smartphone, karena melayani beberapa frekuensi dan sektor yang berbeda. Sebuah pengertiannya selalu berubah seiring dengan terus berkembangnya teknologi smartphone. Namun, salah satu BTS dikendalikan oleh pengontrol induk Base Station melalui
Base Station Control Function (BCF). BCF adalah unit diskrit tokoh yang terkenal dalam dunia smartphone, David Wood, atau tergabung dalam TRX di BTS kompak. BCF melayani
Wakil Presiden Eksekutif PT. Symbian OS menggambarkan operasi dan pemeliharaan sambungan ke sistem manajemen bahwa sebuah ponsel dapat dikategorikan sebagai smartphone, jaringan (Networking Management Sytem-NMS), yang
yaitu jika ponsel tersebut melalui proses pembuatan yang bertugas mengelola operasional TRX setiap negara, serta cukup rumit, dapat melakukan berbagai hal selain hanya sekadar sebagai perangkat telekomunikasi, ter-install sistem penanganan perangkat lunak (Saputro, 2012).
BTS adalah akses point bagi sebuah mobile station (MS) operasi tertentu yang mendukung pengelolaan fitur-fitur atau perangkat ponsel ke jaringan. BTS bertanggung jawab
canggih seperti fasilitas e-mail, internet, navigasi, serta dalam melaksanakan komunikasi radio antara jaringan dan dengan fasilitas papan ketik QWERTY, layar sentuh, kamera, pengaturan daftar nama, penghitung kecepatan, pemutar ponsel. BTS menangani speech encoding, enkripsi,
multiplexing (TDMA), dan modulasi / demodulasi sinyal musik dan sebagainya.
1. Sejarah Smartphone radio. Selain itu juga mempunyai kemampuan frekuensi
Smartphone hopping . Sebuah BTS akan memiliki antara 1 dan 16
yang populer saat ini diantaranya; Android Transceivers (TRX), tergantung pada geografi dan Phone , iPhone dan BlackBerry. Android adalah Operating
Pengaruh Infrastruktur Node-B Terhadap Persepsi Kinerja Kualitas Layanan Data pada Smartphone di Jakarta (Fahrizal Lukman Budiono)
permintaan pengguna dari suatu area. TRX Masing-masing Gambaran sederhana Sistem yang bekerja pada Node-B mewakili satu ARFCN (Saputro, 2012).
seperti pada gambar 1.
2. Node-B
Node-B adalah satu istilah dalam teknologi telepon 3. Mobile Station
genggam (Universal Mobile Telecommunications System) Mobile Station (MS) terdiri dari dua komponen; Mobile UMTS untuk menandakan suatu BTS penerima untuk Equipment (ME) dan Subscriber Identity Module (SIM). ME teknologi 3G, 3.5 G ataupun 4G yang berbeda dengan BTS menunjuk pada perangkat ponsel itu sendiri. Ponsel harus untuk GSM. Node-B mempergunakan (Wideband Code dapat beroperasi pada jaringan GSM. Ponsel lama atau ponsel Division Multiple Access ) WCDMA untuk teknologi zaman dulu dioperasikan pada single band (pita tunggal). transportasi udara seperti semua sistem UMTS dan GSM. Sedangkan saat ini, ponsel mampu beroperasi pada dual-band, Node-B memiliki pemancar dan penerima frekuensi radio triple-band , dan bahkan quad-band. Sebuah ponsel quad- berguna untuk hubungan secara langsung dengan ponsel di band memiliki kemampuan teknis untuk beroperasi pada sekitarnya. Dalam hal ini ponsel tetap tidak dapat jaringan GSM di seluruh dunia. Setiap ponsel secara unik berhubungan secara langsung, melainkan berhubungan diidentifikasi oleh International Mobile Equipment Identity melalui BTS terlebih dahulu diakses (Sugiyanto, 2007).
(IMEI) yang diberikan vendor ponsel. IMEI dapat ditemukan
Node-B merupakan unit fisik dari transmisi /resepsi radio dengan menghapus baterai telepon atau membaca panel dalam dengan menggunakan sel. Suatu Node-B tunggal dapat baterai, dan melihat kemasan ponsel. Ada celah pengubahan mendukung kedua model dari FDD (Frequency Division dalam IMEI yang disebut IMEI spoofing atau kloning IMEI. Duplex ) dan TDD (Time Division Duplex), dan model Biasanya dilakukan pada ponsel curian. tersebut dapat menjadi co-located dengan BTS GSM untuk
SIM merupakan chip atau small smart card yang mengurangi cost dari implementasinya (Sugiyanto, 2007).
dimasukkan kedalam perangkat ponsel serta membawa Node-B dihubungkan ke perangkat ponsel pengguna
informasi khusus untuk pelanggan, diantaranya; IMSI, TMSI, melalui interface radio WCDMA dan dihubungkan dengan Ki (digunakan untuk enkripsi), Name Service Provider (SPN), Radio Network Controller (RNC) melaui interface Iub yang
dan Identitas Area Lokal (LAI).
berbasis Asynchronous Transfer Mode (ATM). Node-B SIM dapat menyimpan nomor telepon (MSISDN) yang di merupakan titik dari terminal ATM. Tugas utama dari Node-B
panggil maupun yang diterima, Kc (digunakan untuk enkripsi), adalah mengkonversi data dari dan untuk interface radio buku telepon, dan data untuk aplikasi lain. Kartu SIM dapat WCDMA termasuk forward error correction (FEC), adaptasi diganti dari satu telepon dan dimasukkan ke ponsel lain yang nilai, spreading/despreading WCDMA, dan modulasi
mendukung teknologi GSM dan pelanggan akan mendapatkan quadrature phase shift keying (QPSK) pada interface udara
layanan yang sama seperti biasa.
(Sugiyanto, 2007). Setiap kartu SIM dilindungi oleh 4-digit Personal Identification Number (PIN). Untuk membuka kartu, pengguna harus memasukkan PIN. Jika PIN yang dimasukkan salah tiga kali berturut-turut, kartu akan terblokir dengan sendirinya dan tidak dapat digunakan. Hal tersebut hanya dapat dibuka dengan 8-digit Personal Unblocking Key (PUK),
yang juga disimpan di kartu SIM.
D. Operator Ponsel di Indonesia
Sistem teknologi seluler yang populer sekarang adalah teknologi digital karena mampu memberikan kapasitas yang lebih besar, perangkat lebih sederhana, perluasan daya jangkau, serta jaminan keamanan dan kenyamanan yang lebih terjaga. Teknologi digital pertama adalah Global System for Mobile Communication (GSM) (Purwakarta , 2005).
Theodora (2007) menyatakan bahwa setelah GSM, sistem Gambar 1 Sistem Node-B (Sugiyanto, 2007)
teknologi komunikasi seluler yang populer selanjutnya adalah
Node-B mengukur kekuatan dan kualitas koneksi dan generasi ketiga (3G), yang lebih dikenal dengan Code menentukan dari frame error rate (FER), transmisi data ini Division Multiple Access (CDMA). Sementara itu, operator ditujukan kepada RNC sebagai laporan pengukuran dari seluler adalah pihak penyelenggara jaringan dan layanan pada handover dan kombinasi keaneka ragaman yang makro. Node- ponsel (Farley, 2005).
B juga bertanggung jawab untuk softer handover FDD. Saat ini, di Indonesia operator ponsel GSM adalah Kombinasi keaneka ragaman mikro bebas dilakukan, Telkomsel (Simpati, As, Halo), Indosat (Mentari, IM3,
menghapus kebutuhan untuk transmisi penambahan kapasitas Matrix), XL Axiata (Xl), Hutchinson (Three“3”) dan Natrindo dalam Iub (Sugiyanto, 2007). Node-B juga beparsitipasi Ponsel (Axis). Sementara operator CDMA adalah Telkom dalam kontrol daya, sebagai sesuatu yang memungkinkan (TelkomFlexy), Sinar Mas Smart (SmartFren), Indosat untuk penyesuaian daya memakai perintah downlink (DL) (Starone), dan Bakrie Telekom (Esia). transmission power control (TCP) melalui inner-loop power
Berikut ini adalah tabel jumlah pengguna ponsel di di control berdasarkan pada informasi uplink (UL) TCP. Nilai- region Jakarta-Banten (Data Statistik Postel, 2009) serta tabel
nilai yang sudah dikenal dari inner-loop power control berasal jumlah infrastruktur Node-B untuk 4 (empat) operator 3G dari RNC melalui outer-loop power control (Sugiyanto, 2007). terbesar di Jakarta.
Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.4 Desember 2013 : 307-318
T ABEL 1 P ELANGGAN S ELULER 4 O PERATOR 3G T ERBESAR D I J AKARTA serta TDD yang lebih banyak dikembangkan di Asia
No Operator
Jakarta-Banten
(Kaaranen et al, 2005).
Pada WCDMA FDD, sepasang frekuensi pembawa 5 MHz
1 Telkomsel
pada uplink dan downlink digunakan dengan alokasi frekuensi
2 Indosat
untuk uplink yaitu 1945 MHz – 1950 MHz serta untuk
3 XL-Axiata
downlink yaitu 2135 MHz – 2140 MHz. Perbandingan
Sumber : Data Statistik Postel (2009) spreading rate (kecepatan chip tiap detik) terhadap user data
4 Hutchison (Three)
rate (kecepatan simbol data user tiap detik) dikenal sebagai T ABEL 2 I NFRASTRUKTUR N ODE -B 4 O PERATOR 3G T ERBESAR DI J AKARTA spreading factor . Hal tersebut bermakna bahwa semakin
No Operator
Jakarta (2013)
tinggi chip rate, maka semakin banyak user yang dapat
ditampung. Semakin besar chip rate, maka semakin tinggi kecepatan data yang diperoleh masing-masing user. Dalam
WCDMA, chip rate yang digunakan sebesar 3,84 Mbps (Kaaranen et al, 2005).
3 XL-Axiata
Sumber : Setiawan (2013) Gambaran arsitektur 3G WCDMA UMTS dapat dilihat
4 Hutchison (Three)
seperti gambar 2 berikut.
E. Standar Teknologi 3G dan 3,5G
1. Pengertian 3G 3G merupakan sebuah standar teknologi layanan data yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) yang mengadopsi standar IMT-2000 dan diaplikasikan pada jaringan ponsel. Tujuan dikembangkannya 3G adalah untuk menyiapkan perangkat standar tunggal yang dapat memenuhi aplikasi-aplikasi nirkabel yang lebih luas variasinya serta menyediakan akses yang bersifat universal di seluruh dunia (Kaaranen et al, 2005).
Ciri-ciri karakter yang dituju oleh 3G ini adalah:
a. Standar berlaku global Gambar 2 Arsitektur WCDMA-UMTS (Kaaranen et al, 2005)
b. Kompatibilitas layanan dengan jaringan kabel
3. Pengertian 3,5G
c. Kualitas suara, data dan gambar yang tinggi
d. Pita frekuensi yang berlaku di seluruh dunia 3,5G adalah pengembangan lebih lanjut 3G dengan
e. Bentuk komunikasi multimedia penambahan teknologi HSDPA (High-Speed Downlink
f. Spektrum efisien Packet Access ) dengan kecepatan transmisi sangat tinggi
g. Kemampuan evolusi ke generasi berikutnya (>2Mbps) yang dapat melayani komunikasi multimedia
h. Kecepatan data paket hingga 2Mbps saat perangkat seperti akses internet dan data video. 3,5G menyempurnakan stationer, 384 kbps saat orang berjalan dan 144 kbps semua keterbatasan yang ada pada 3G. Seperti peniadakan saat berkendara.
penundaan suara pada layanan panggilan video 3,5G (Hanzo 3G menggunakan jaringan digital berpitalebar
et al, 2007).
berteknologi Universal MobileTelecommunication Sistem HSDPA merupakan evolusi dari standar WCDMA dan (UMTS). Selain itu, 3G lebih dikenal dengan WCDMA dirancang untuk meningkatkan kecepatan transfer data 5x
(Wideband - Coded Division Multiple Access). 3G mampu lebih tinggi. HSDPA memdefinisikan sebuah saluran memberikan kecepatan transfer data hingga mencapai 384 WCDMA yang baru, yaitu high-speed downlink shared kbps di luar ruangan dan 2 Mbps di dalam ruangan. 3G channel (HS-DSCH) yang cara operasinya berbeda dengan mampu dapat melayani fasilitas beragam seperti video saluran WCDMA yang ada sekarang (Hanzo et al, 2007). streaming atau video call (Kaaranen et al, 2005).
Hingga kini penggunaan teknologi HSDPA hanya pada
Dampak munculnya 3G menyebabkan GSM maupun komunikasi arah bawah menuju telepon genggam. HSDPA GPRS menjadi seperti teknologi usang. Hal tersebut menuntut
terasa lebih cepat ketika pengguna menggunakan aplikasi penyedia layanan seluler dunia untuk beralih ke 3G. 3G sering interaktif seperti mobile office atau akses Internet kecepatan
disebut Mobile broadband karena mendukung modem untuk tinggi untuk penggunaan fasilitas permainan atau mengunduh internet mobile . Di Indonesia, 3G menjadi incaran perusahaan audio dan video. Kelebihan lain HSDPA, meningkatkan penyedia sarana telekomunikasi. Saat ini hampir seluruh kapasitas sistem tanpa memerlukan spektrum frekuensi operator seluler di Indonesia telah memiliki lisensi 3G tambahan. Hal ini menyebabkan berkurangnya biaya layanan (Kaaranen et al, 2005).
mobile data secara signifikan (Hanzo et al, 2007). HSDPA menyediakan kemampuan mengunduh yang cepat
2. Arsitektur 3G dan merupakan sambungan dari asynchronous digital 3G menggunakan UMTS sebagai sistem pendukung.
subcriber line (ADSL) yang digunakan pada sambungan UMTS menggunakan teknologi akses WCDMA dengan layanan internet untuk daerah perumahan dan mencegah
sistem DS-WCDMA (Direct Seqence Wideband CDMA). melambatnya koneksi pada telepon seluler(Hanzo et al, 2007). Terdapat dua mode yang digunakan dalam WCDMA yaitu
HSDPA memiliki dua fase, fase pertama berkapasitas 4,1 FDD yang lebih banyak dikembangkan di Eropa dan Amerika Mbps dan fase 2 berkapasitas 11 Mbps dan kapasitas
maksimal downlink peak data rate hingga mencapai 14 Mbps. HSDPA dikembangkan dari WCDMA dengan pola yang
Pengaruh Infrastruktur Node-B Terhadap Persepsi Kinerja Kualitas Layanan Data pada Smartphone di Jakarta (Fahrizal Lukman Budiono)
sama seperti EVDO dengan mengembangkan karakteristik fisik seperti ukuran, berat, warna atau bentuk, CDMA2000(Hanzo et al, 2007).
dan faktor individu, berupa proses seperti panca indra, Terdapat beberapa kelebihan HSDPA yaitu:
pengalaman, serta harapan dari individu itu sendiri.
a. Dapat digunakan untuk banyak user secara bersama- sama. G. Kualitas Layanan
b. Frekuensi yang dipakai oleh teknologi ini sudah dapat 4. Pengertian Kualitas Layanan
dimaksimalisasikan secara efisien dengan pemakaian Menurut Kusnaedi (2008), layanan atau service bandwith (lebar pita) yang tepat.
merupakan interaksi yang dilakukan oleh sebuah industri,
c. Mengurangi tertundanya pengunduhan atau download perusahaan atau institusi kepada pelanggan yang berkaitan data (delay).
dengan penjualan produk atau jasa. Layanan merefleksikan
Disamping berbagai kelebihan tersebut, namun 3,5G juga proses yang mencakup penyampaian produk utama, interaksi memiliki kekurangan diantaranya:
personal, kinerja, dan pengalaman layanan.
a. Kecepatan maksimum 14,4 Mbps dalam jarak kurang Kusnaedi (2008) juga mengungkapkan bahwa kualitas dari 1 km dari Node-B. Namun jika jarak lebih dari layanan (service quality) dapat diartikan sebagai sebuah sama dengan 6 km, aliran data turun menjadi 1 Mbps.
ukuran pada seberapa baik tingkat layanan yang mampu
b. Harga yang cukup mahal dibandingkan dengan diberikan oleh penyedia layanan tertentu. Kualitas layanan jaringan seperti WiMAX.
sangat menentukan dalam dunia industri karena dapat
Selain HSDPA, teknologi 3,5G lainnya adalah mendukung sebuah industri untuk tetap eksis. Tanpa kualitas WiBro(Wireless Broadband). WiBro merupakan bagian dari layanan yang baik perusahaan akan ditinggalkan pelanggan. kebijakan bidang teknologi informasi Korea Selatan yang Oleh karena itu, identifikasi karakteristik kualitas layanan dikenal dengan kebijakan 839. WinBro mampu mengirimkan diperlukan dalam upaya peningkatan kualitas layanan. data dengan kecepatan hingga 50 Mbps (Hanzo et al, 2007).
Secara umum keunggulan utama dari teknologi 3,5 G 5. Pengukuran Kualitas Layanan adalah terdapat pada kemampuan HSDPA dalam memberikan a. Analisis Servqual
kecepatan transfer data yang super tinggi hingga 3.6 Mbps Pengukuran kualitas sebuah jasa merupakan sesuatu yang yang memperlihatkan bahwa teknologi 3.5G sangat superior cukup rumit, karena sifat jasa abstrak dan tidak berwujud.
dibandingkan dengan teknologi generasi sebelumnya (Hanzo Untuk menampilkan dimensi-dimensi pengukuran dalam et al, 2007).
kualitas layanan (service quality) dapat digunakan metode Servqual .
F. Konsep Persepsi Konsumen Metode Servqual diperkenalkan pertama kali oleh
Pengertian Persepsi Zeithaml, Parasuraman dan Berry (1990) yang pada saat itu
digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan. Metode Menurut Robbins (1998), persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan pemaknaan terhadap kesan-kesan Servqual berbasis user based–approach, yakni pengukuran kualitas layanan yang berbasis pendekatan pengguna dengan sensori untuk memberi arti pada lingkungannya. Sedangkan menurut Fred Luthans (1992), persepsi adalah sebagai mengukur persepsi pengguna terhadap kualitas layanan secara
kuantitatif dalam bentuk kuesioner serta mengandung interaksi yang rumit dalam penyeleksian, pengorganisasian,
dan penafsiran stimulus (Fred Luthans, 1992). dimensi-dimensi kualitas kualitas layanan. Menurut Zeithaml, et al (1990), ada 5 (lima) dimensi
Sedangkan menurut etimologi, persepsi berasal dari bahasa latin perceptio yang berarti menerima atau mengambil. Servqual sebagai berikut:
Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli Tangibles, merupakan bukti fisik dari Servqual yaitu
dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya pada pihak eksternal pada sisi penampilan,
bermakna. kemampuan sarana dan prasarana fisik, dan keadaan
2. Proses Persepsi lingkungan sekitarnya dari pelayanan yang diberikan Menurut Robbins (1998), proses persepsi meliputi; proses
perusahaan. Tangibles meliputi fasilitas fisik (Gedung, fisis, terjadi saat objek menimbulkan stimulus, dan stimulus
Gudang, dan lainnya), teknologi (peralatan dan mengenai alat indera; proses fisiologis, terjadi stimulus yang
perlengkapan yang dipergunakan), serta penampilan diterima alat indera kemudian dilanjutkan oleh saraf sensoris
pegawai. Secara singkat, dimensi tangibles dapat berupa ke otak, dan; proses psikologis, terjadi saat proses pengolahan
penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan materi otak sehingga individu menyadari tentang apa yang ia terima
komunikasi.
dengan alat indera sebagai suatu akibat dari stimulus yang 2. Reliability, merupakan aspek keandalan dari Servqual diterima.
yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
3. Persepsi Konsumen pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan
Robbins (1998) mengungkapkan bahwa persepsi terpercaya. Aspek keandalan, hendaknya sesuai dengan harapan pengguna, tepat waktu, pelayanan tanpa
konsumen adalah proses seseorang dalam mengorganisasi dan kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi. mengartikan kesan dari panca indera dalam tujuan untuk Secara singkat, reliability dapat diartikan sebagai memberi arti lingkungan mereka. Persepsi konsumen menjadi
dasar perilaku konsumen dalam mempersepsikan tentang apa kemampuan untuk memberikan layanan yang dijanjikan secara akurat, tepat waktu, dan dapat dipercaya.
itu kenyataan dan bukan kenyataan itu sendiri. Shinffman dan Kanuk (1997) menyatakan bahwa persepsi terhadap sesuatu 3. Responsiveness, merupakan aspek ketanggapan dari Servqual yaitu kemauan perusahaan dalam membantu dan berasal dari interaksi antara dua jenis aktor stimulus berupa memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat
Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.4 Desember 2013 : 307-318
kepada pelanggan, serta dengan penyampaian informasi 2. Jika nilai r 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai sig atau yang jelas. Secara singkat, responsiveness dapat diartikan
(0,05 ≥ sig), maka diterima, artinya artinya hubungan sebagai kemauan perusahaan dalam membantu pelanggan
antara variabel X dan Y tidak signifikan. dengan memberikan layanan yang baik dan cepat.
III. M ETODE P ENELITIAN dalam bentuk pengetahuan, kesopan santunan, dan
4. Assurance, merupakan aspek jaminan dan kepastian,
kemampuan para pegawai perusahaan untuk A. Pendekatan Penelitian
menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif untuk
Secara singkat, assurances dapat diartikan sebagai melihat hubungan kuantitas infrastruktur Node-B terhadap pengetahuan dan keramahtamahan personil dan persepsi pengguna kualitas layanan data smartphone di kemampuan personil perusahaan dalam menumbuhkan Jakarta kepercayaan dan keyakinan pengguna.
5. Empathy, merupakan aspek Servqual dalam memberikan B. Teknik Penelitian
perhatian yang tulus dan bersifat pribadi kepada pelanggan Penelitian dilakukan dengan teknik penelitian survey
dengan berupaya memahami keinginan pelanggan, dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada pengguna pengertian, memahami kebutuhan pelanggan secara layanan data seluler pada smartphone di Jakarta.
spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang C. Lokasi dan Waktu Penelitian
nyaman bagi pelanggan. Secara singkat, emphaty dapat Lokasi penelitian dilakukan di wilayah Jakarta. Adapun
diartikan sebagai usaha perusahaan dalam mengetahui dan waktu penelitian dari bulan April sampai dengan Juli 2013. mengerti kebutuhan pelanggan secara individual.
Lebih lanjut, Zeithaml, dkk (1990), Reliability secara D. Teknik Pengumpulan Data
konsisten merupakan dimensi paling kritis, kemudian tingkat Sumber Data Primer diperoleh dengan melakukan ke-2 adalah dimensi assurance, ke-3 adalah dimensi tangibles kuesioner. Adapun kuesioner yang digunakan menggunakan (terutama untuk perusahaan perbankan), ke-4 adalah dimensi model Servqual yang terdiri dari 5 (lima) dimensi dan 22 (dua responsiveness , dan terakhir tingkat kepentingan yang paling puluh dua) indikator. Adapun bentuk kuseioner dengan rendah adalah dimensi empathy. Reliability menjadi dimensi mengguna kuesioner likert dengan skala ordinal (1-5). paling kritis pada servqual dikarenakan aspek yang akan Adapun sumber data sekunder diperoleh dari tinjauan pustaka dapat langsung dirasakan serta dimensi yang paling dapat mengenai konsep persepsi pengguna dan perkembangan diukur dengan pengukuran-pengukuran tersendiri.
teknologi layanan data seluler.
H. Analisis Korelasi dan Regresi
Menurut Sugiyono (2007), analisis korelasi adalah metode E. Teknik Pengambilan Sampel
statistika yang digunakan untuk menentukan kuat atau Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah lemahnya derajat hubungan linier antara dua variabel. teknik purposive sampling dengan kriteria responden; usia Semakin nyata hubungan linier (garis lurus), maka semakin antara 15 hingga 30 tahun, smartphone blackberry, android kuat atau tinggi derajat hubungan garis lurus antara kedua atau iphone; serta 4 (empat) operator seluler 3G yaitu variabel. Ukuran untuk derajat hubungan garis lurus ini telkomsel, indosat, xl axiata dan three. dinamakan koefisien korelasi.
Lebih lanjut, Sugiyono (2007) menyatakan bahwa, F. Teknik Analisis
koefisien analisis korelasi sederhana dilambangkan dengan (r), Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik dengan ketentuan nilai r berkisar dari harga (- 1≤ r ≤ +1).
analisis korelasi sederhana. Namun sebelum dilakukan analisa Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya bernilai negatif tersebut, untuk menghindari ketidaklayakan model penelitian, sempurna (menyatakan arah hubungan antara X dan Y adalah data penelitian yang berskala ordinal (1-5) dari kuesioner negatif dan sangat kuat), r = 0 artinya tidak ada korelasi, r = 1 likert yang disebarkan kepada responden, perlu dikonversi berarti korelasinya sangat kuat dengan arah yang posotif. menjadi data berskala interval menggunakan method of Sedangkan arti harga r dijelaskan pada tabel 3 sebagai berikut : successive interval (Hays, 1976), sehingga data konversi
tersebut dapat lebih akurat menggambarkan persepsi T ABEL 3 T INGKAT H UBUNGAN r
pengguna layanan data.
Interval Koefisien
Dalam rangka mempermudah proses konversi skala data, 0,800 - 1,000
Tingkat Hubungan
maka digunakan aplikasi Microsoft Excel dengan 0,600 - 0,799
Sangat Kuat
Kuat
memanfaatkan file makro tambahan stat97.xla yang dapat diunduh dari internet untuk menghitung konversi data skala
ordinal menjadi data skala interval. Setelah mendapatkan 0,200 - 0,399
0,400 - 0,599
Cukup Kuat
konversi data interval tersebut, maka dapat dilanjutkan 0,000 - 0,199
Rendah
langkah-langkah analisis data selanjutnya. Sumber : Sugiyono (2007)
Sangat Rendah
Menurut Nazir (2003), korelasi sederhana dilakukan jika
Menurut Sugiyono (2007), besar kecilnya nilai korelasi sepasang variabel memiliki korelasi. Jumlah pengamatan ditentukan sebagai berikut :
variabel X dan Y harus sama, atau kedua nilai variabel
1. Jika nilai r 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai sig atau tersebut berpasangan. Semakin besar nilai koefisien
(0,05 ≤ sig), maka ditolak, artinya hubungan antara korelasinya maka akan semakin besar pula derajat hubungan variabel X dan Y signifikan.
antara kedua variabel.
Pengaruh Infrastruktur Node-B Terhadap Persepsi Kinerja Kualitas Layanan Data pada Smartphone di Jakarta (Fahrizal Lukman Budiono)
IV. H ASIL D AN P EMBAHASAN sederhana (bivariate correlation) diantaranya Pearson
Dalam aplikasi statistik SPSS ada tiga metode korelasi
Dari hasil penelitian, didapatkan 126 (seratus dua puluh Correlation , Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation. enam) responden pengguna layanan data pada smartphone Pearson Correlation digunakan untuk data berskala interval yang menjawab kuesioner dengan lengkap untuk seluruh 22 atau rasio, sedangkan Kendall’s tau-b, dan Spearman (dua puluh dua) item pertanyaan. Jumlah kuesioner tersebut Correlation lebih cocok untuk data berskala ordinal. Korelasi yang akan diolah dan menjadi dasar analisa penelitian dengan pearson biasanya digunakan pada hubungan yang berbentuk menggunakan model Servqual dan analisis korelasi. linier. Koefisien korelasi pada pearson tidak menunjukkan
Hasil penelitian ini diawali dengan analisis deskriptif adanya hubungan kausal antar variabelnya.
identitas responden yang berguna untuk mengetahui
Dalam penelitian ini, analisis korelasi dilakukan bagaimana gambaran pengguna layanan daya smartphone di menggunakan SPSS 15.00 for Windows Evaluation Version Jakarta.
dengan memanfaatkan analisis korelasi bivariate pearson A. Identitas Responden
dengan two-tailed flag.
1. Jenis Kelamin
G. Unit Analisis Unit Analisis dari penelitian ini adalah para pengguna / pelanggan layanan data pada smartphone blackberry, android dan iphone dengan operator telkomsel, indosat, xl axiata, dan three di Jakarta dengan usia antara 15 (lima belas) hingga 30 (tiga puluh) tahun.
H. Struktur Pertanyaan Kuesioner Struktur pertanyaan kuesioner penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Dimensi Tangibles, terdiri dari; Gambar 3 Jenis Kelamin Responden
a. Pemutakhiran teknologi layanan data Berdasarkan gambar 3 diatas, dengan komposisi jenis
b. Paket fasilitas layanan dalam iklan
c. Pengemasan iklan dan profesionalitas operator kelamin yang kurang lebih seimbang antara laki-laki dan perempuan, diharapkan hasil penelitian dapat menjelaskan
d. Fleksibiltas layanan yang ditawarkan persepsi kualitas layanan data pada smartphone di Jakarta
2. Dimensi Reliability, terdiri dari; untuk seluruh pengguna baik laki-laki maupun perempuan.
a. Kesesuaian paket layanan dengan yang dijanjikan
b. Kehandalan kualitas layanan data
2. Usia
c. Konsistensi layanan data pada akses konten yang berbeda
d. Akurasi kecepatan dibandingkan dengan yang dijanjikan dalam iklan
e. Ketepatan dalam memperbaiki permasalahan layanan
3. Dimensi Responsiveness, terdiri dari;
a. Proaktifitas dalam menginformasikan kepastian kualitas layanan data
b. Kesediaan respon layanan data pada setiap saat dan tempat
c. Kesediaan dalam mengatasi permasalahan layanan data
d. Kecepatan respon dalam memenuhi fasilitas dan Gambar 4 Usia Responden teknologi baru
Berdasarkan gambar 4 diatas, menunjukkan bahwa
4. Dimensi Assurance, terdiri dari; penggunaan smartphone lebih populer di usia perkuliahan dan
a. Kepercayaan dan jaminan kualitas layanan data
masa-masa awal bekerja.
b. Jaminan keamanan layanan data
c. Keseriusan dalam menghargai pelanggan melalui 3. Pendidikan Terakhir
jaminan kualitas layanan data
d. Kenyamanan yang diberikan dalam menjawab permasalahan layanan data
5. Dimensi Empathy, terdiri dari;
a. Usaha memberikan kemudahan akses layanan data
b. Perhatian kepada pengguna pada informasi layanan
c. Mengutamakan pilihan layanan data yang diinginkan pengguna
d. Memberikan ruang bagi pengguna dalam menyampaikan saran
e. Menghargai pelanggan setia melalui reward dan bonus Gambar 5 Pendidikan Terakhir Responden
Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.4 Desember 2013 : 307-318
Berdasarkan gambar 5 diatas, menunjukkan bahwa 7. Tipe Smartphone
mayoritas responden adalah lulusan sarjana.
4. Status Pernikahan
Gambar 9 Tipe Smartphone Responden Berdasarkan gambar 9 diatas, menunjukkan bahwa responden
pengguna smartphone di usia 15 hingga 30 sebagian besar Gambar 6 Status Pernikahan Responden
adalah pengguna android.
Berdasarkan gambar 6 diatas, menunjukkan bahwa
mayoritas responden pengguna smartphone di usia 15 hingga 8. Operator Seluler
30 tahun telah menikah.
5. Pekerjaan
Gambar 10 Operator Seluler Responden Berdasarkan gambar 10 diatas, menunjukkan bahwa responden pengguna smartphone di usia 15 hingga 30 Gambar 7 Pekerjaan Responden
sebagian besar adalah pelanggan indosat dan telkomsel. Sesuai dengan tabel 1, indosat dan telkomsel adalah operator
Berdasarkan gambar 7 diatas, menunjukkan bahwa seluler terbesar di Indonesia maupun Jakarta. sebagian besar responden adalah pegawai/karyawan dan pelajar/mahasiswa.
9. Paket Layanan Data
6. Penghasilan Perbulan
Gambar 11 Paket Layanan Data Responden Berdasarkan gambar 11 diatas, menunjukkan bahwa
responden pengguna smartphone di usia 15 hingga 30 Gambar 8 Penghasilan perbulan Responden
mayoritas memilih paket layanan data bulanan. Berdasarkan gambar 8 diatas, menunjukkan bahwa
penghasilan perbulan responden pengguna smartphone di usia
15 hingga 30 sebagian besar adalah antara lima ratus ribu
rupiah hingga satu juta rupiah dan diatas tiga juta rupiah.
Pengaruh Infrastruktur Node-B Terhadap Persepsi Kinerja Kualitas Layanan Data pada Smartphone di Jakarta (Fahrizal Lukman Budiono)
10. Kuota Layanan Data dimensi Servqual perlu dilakukan kodifikasi indikator dimensi Servqual seperti ditampilkan pada tabel 4 berikut.
T ABEL 4 K ODIFIKASI I NDIKATOR D IMENSI S ERVQUAL
Pemutakhiran teknologi Tn1
Tampilan paket
Tn2
Tangibles
Profesionalitas operator Tn3
Tn4 Gambar 12 Kuota Layanan Data Responden
Fleksibiltas
Re1 Berdasarkan gambar 12 diatas, menunjukkan bahwa
Kesesuaian paket
Re2 responden pengguna smartphone di usia 15 hingga 30 Reliability
Kehandalan
Re3 sebagian besar memilih kuota layanan data 500MB-1GB dan
Konsistensi
1-3GB.
Akurasi kecepatan
Re4 Ketepatan perbaikan masalah
Re5
11. Durasi Berinternet
Proaktifitas respon
Rs1
Kesediaan respon
Rs2
Responsiveness
Kecepatan respon masalah Rs3 Kecepatan respon teknologi
Rs4
Jaminan kualitas
As1
Jaminan keamanan
As2
Assurances
Penghargaan pada pengguna As3 Kenyamanan menjawab masalah
As4 Gambar 13 Durasi Penggunaan Smartphone Responden
Em1 Berdasarkan gambar 13 diatas, menunjukkan bahwa
Kemudahan akses
Perhatian pada pengguna Em2 responden pengguna smartphone di usia 15 hingga 30 Emphaty
Mengutamakan pengguna Em3 sebagian besar berinternet menggunakan smartphone 1-3 jam
dan >5 jam. Ruang interaksi dengan pengguna Em4 Reward dan bonus untuk pengguna
Em5
12. Fasilitas Internet yang digunakan
Sumber : data diolah
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa valid item pertanyaan dalam mengukur variabel yang diteliti. Data valid jika korelasi indikator terhadap total item pada dimensi bernilai diatas nilai titik kritis pada tabel-r sesuai derajat kebabasan (degree of freedom) dari jumlah sampel yang digunakan.
Dengan sampel berjumlah 126 maka titik kritis pada tabel- r adalah 0.228. Uji validitas dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
T ABEL 5 U JI V ALIDITAS D ATA
Gambar 14 Fasilitas Internet yang Digunakan Responden
Dimensi
Kode
Kinerja Kualitas Layan Data
0.615(**) media , chatting, browsing dan e-mail menjadi fasilitas
Berdasarkan gambar 14 diatas, menunjukkan bahwa social
Tn1
0.660(**) internet yang paling populer di kalangan responden pengguna
Tn2
Tangibles
0.598(**) smartphone di usia 15 hingga 30.
B. Dimensi Servqual
Re2
1. Kodifikasi Indikator Dimensi Servqual Reliability
0.698(**) Dalam rangka mempermudah proses analisa dan pengolahan
Re3
0.689(**) data, maka data yang diperoleh dari kuesioner penelitian
Re4
Re5
Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.4 Desember 2013 : 307-318
Dimensi Kode
Kinerja Kualitas
mengukur suatu variabel. Selain itu, uji reliabilitas juga
Layan Data
digunakan untuk menentukan reliabilitas pertanyaan
kuesioner yang digunakan dalam penelitian, apakah dapat Responsiveness
digunakan kembali pada penelitian-penelitian selanjutnya
Rs3
seperti pada tabel 6 berikut.
Rs4
T ABEL 6 U JI R ELIABILITAS
Kinerja Kualitas Layanan Data
Cronbach's Alpha
Sumber : data diolah
Em1
Berdasarkan tabel 6 diatas, nilai cronbach’s alpha indeks
kinerja dan kepentingan layanan data diatas 0.9, hal tersebut Emphaty
menunjukkan bahwa secara keseluruhan item pertanyaan
Em4
kuesioner indikator yang digunakan untuk mengukur
indikator dari tiap dimensi Servqual handal untuk mengukur ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Em5
dimensi Servqual dan reliabel untuk digunakan pada Sumber : data diolah
penelitian-penelitian selanjutnya.
Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat dinyatakan bahwa
seluruh pertanyaan yang digunakan untuk mengukur indikator 3. Respon Kualitas Layanan Data
dari tiap dimensi Servqual adalah valid, karena nilai korelasi Sebelum dilakukan analisis korelasi maka perlu dilakukan masing-masing indikator Servqual terhadap nilai total dimensi penghitungan respon diberikan responden terhadap kualitas
Servqual diatas titik kritis. Dengan demikian, seluruh item layanan data smartphone tiap operator dan secara keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner tepat menginterpretasikan makna untuk keempat operator yang menjadi objek penelitian indikator dari dimensi Servqual.
(Telkomsel, Indosat, Xl Axiata, dan Three). Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk menentukan
reliabilitas pertanyaan kuesioner dalam kehandalannya
T ABEL 7 R ESPON K INERJA K UALITAS L AYANAN D ATA
Dimensi
Indikator
Kode Indikator Telkomsel Indosat
Xl Axiata
Three
4 Operator
Pemutakhiran teknologi
Tampilan paket
Profesionalitas operator
Kesesuaian paket
Akurasi kecepatan
Ketepatan perbaikan masalah
Proaktifitas respon
Kesediaan respon
Kecepatan respon masalah
Kecepatan respon teknologi
Jaminan kualitas
Jaminan keamanan
Penghargaan pada pengguna
Kenyamanan menjawab masalah
Kemudahan akses
Perhatian pada pengguna
Mengutamakan pengguna
Ruang interaksi dengan pengguna
Reward dan bonus untuk
Rata-Rata Kinerja Kualitas Layanan Data
Sumber : data diolah
Pengaruh Infrastruktur Node-B Terhadap Persepsi Kinerja Kualitas Layanan Data pada Smartphone di Jakarta (Fahrizal Lukman Budiono)
Berdasarkan tabel 7 diatas, ditemukan bahwa pengguna 5. Reliability dan responsiveness merupakan dimensi yang layanan data seluler di Jakarta memberikan persepsi kepada
tidak langsung mempengaruhi persepsi pengguna pada operator Xl Axiata memiliki kinerja kualitas paling baik, baru
kinerja kualitas layanan data.
tidak signifikan Three.
kemudian disusul operator Telkomsel, Indosat, dan terakhir 6. Jumlah infrastruktur node-B
mempengaruhi kinerja kualitas layanan data 3G.
4. Analisis Korelasi dan Regresi Jumlah Infrastruktur node-B lebih berkaitan langsung
dengan kinerja reliability dan responsiveness. Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara jumlah infrastruktur Node-B terhadap kinerja kualitas B. Rekomendasi
layanan data pada smartphone di Jakarta untuk operator- Dari penelitian ini, maka dapat dirumuskan rekomendasi operator 3G di Jakarta. Analisis korelasi dilakukan yaitu: Operator perlu memperhatikan faktor selain menggunakan SPSS melalui Pearson Correlation.
penambahan infrastruktur node-B untuk meningkatkan T ABEL 8 K ORELASI I NFRASTRUKTUR N ODE -B TERHADAP K INERJA K UALITAS
persepsi pengguna terhadap kinerja kualitas layanan data L AYANAN D ATA 3G seperti indikator-indikator dalam dimensi tangibles, assurance dan emphaty seperti pemutakhiran teknologi,
Node-B
Operator 3G
tampilan paket, profesionalitas operator, fleksibiltas, jaminan kualitas, jaminan keamanan, penghargaan pada pengguna,
Pearson Correlation
Node-B
kenyamanan menjawab masalah, kemudahan akses, perhatian Sig. (2-tailed)
pada pengguna, mengutamakan pengguna, ruang interaksi
Pearson dengan pengguna serta reward dan bonus untuk pengguna.
3G Correlation
Sig. (2-tailed)
Sumber : data diolah
D AFTAR P USTAKA
Berdasarkan tabel 8 diatas, ditemukan bahwa hubungan
korelasi antara jumlah infrastruktur Node-B terhadap persepsi Agar, Jon (2004). Constant Touch: a Global History of the Mobile Phone. pengguna kepada kinerja kualitas layanan data yang bernilai Cambridge: Icon. ISBN 978-1840465419. 0.461. Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara Farley, Tom. (2005). Mobile Telephone History. Telektronikk. Diakses 22 infrastruktur Node-B terhadap persepsi pengguna kepada Juni 2013, dari http://www.privateline.com/archive/TelenorPage_022-034.pdf kinerja layanan data pada posisi cukup.
Farley, Tom. (2007). The Cell-Phone Revolution: American Heritage of Namun selain itu ditemukan pula bahwa nilai korelasi Invention & Technology . New York: American Heritage.
lebih besar dibandingkan nilai taraf signifikansi (0.531>0.05), Hanzo, Lajos, J.S. Blogh, dan S. Ni. (2007). 3G, HSDPA, HSUPA and FDD hal tersebut menunjukkan bahwa walaupun korelasi cukup, Versus TDD Networking:Smart Antennas and Adaptive Modulation . School namun korelasi tersebut tidak signifikan. Dari temuan tersebut of Electronics and Computer Science, University of Southampton, UK dapat diartikan bahwa jumlah infrastruktur Node-B tidak Hays, W.L. (1976). Quantification in Psychology. Prentice Hall, New Delhi. terlalu berpengaruh pada persepsi pengguna terhadap kinerja
kualitas layanan data seluler yang mereka rasakan. Jogiyanto, Hartono. (2007). Model Kesuksesan Sistem Informasi. Yogyakarta:
Andi.
V. K ESIMPULAN DAN R EKOMENDASI Kaaranen, Ahtiainen, Laitinen, Naghian, Niemi. (2005) UMTS Networks – Architecture, Mobility and Services . 2nd edition, Wiley.
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal berikut: Klemens, G. (2010). The Cellphone: The History and Technology of the
1. Xl Axiata adalah operator dengan kinerja kualitas layanan
Gadget that Changed the World. McFarland.
data yang paling baik. Sementara itu Indoat menjadi Luthans, Fred. (1992). Organizational Behavior. McGraw-Hill Inc.,US 6th edition. operator dengan kinerja kualitas layanan data yang paling kecil.
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta
2. Baiknya kinerja dimensi tangibles, assurances dan Purwakarta. (2005). Global System for Mobile Communication. Diakses 5 emphaty pada operator Xl Axiata memberikan kontribusi Mei 2013 dari http://purwakarta.org/flash/GSM.pdf.. yang signifikan pada baiknya kinerja kualitas layanan data Robbins,S.P. (1998). Organizational behavior: Concepts, Controversies, 3G yang dapat Xl Axiata dibandingkan dengan operator Applications (8th edition). Upper Sadlle River, NJ: Prentice-Hall
lainnya. Saputro, Toni. (2012). Diakses 15 Januari 2013
3. Belum baiknya kinerja dimensi reliability dan dari http://putrajatim.blogspot.com/2012/01/ arsitektur-jaringan-gsm. html.
responsiveness pada operator Indosat memberikan Setiawan, Muhammad Budi. (2013). Diakses 5 Juli 2013, 21:15 kontribusi yang signifikan pada kurang baiknya kinerja dari
http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/06/25/ telkomsel-xl-dan- kualitas layanan data 3G yang mampu diberikan Indosat.
indosat-masuk-zona-merah-frekuensi.
4. Dimensi tangibles, assurances dan emphaty merupakan dimensi yang sangat mempengaruhi persepsi pengguna Shiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk. (1997). Perilaku Konsumen. PT.
Indeks Group Gramedia Jakarta. layanan data karena merupakan dimensi yang erat dengan Sugiyanto, Yanto. (2007). Arsitektur Jaringan UMTS. MobileIndonesia.net | tampilan operator dihadapan pengguna dan usaha Sharing Knowledge, Sharing Information.
operator dalam mengutamakan keinginan dan harapan pengguna.
Sugiyono. (2007). Statistik Nonparametrik Untuk Penelitian. Penerbit CV ALFABETA Bandung, 2004
Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.4 Desember 2013 : 307-318
Widiyanto, Joko. (2012). SPSS For Windows. Surakarta: Badan Penerbit- Supranto, J. Limakrisna, Nanden. (2007). Perilaku Konsumen dan Strategi
FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pemasaran . Mitra Wacana Media, Jakarta Zeithaml, Valerie A., A. Parasuraman, Leonard L. Berry. (1990). Delivering
Theodora, T. (2007). GSM vs CDMA (III). Diakses 10 April 2013 QualityService : Balancing Customer Perceptions and Expectations . New dari
http://www.waena.org/index2.php?option=com_content&do_
York : TheFree Press.
pdf=1&id=19 Data Statistik Postel. (2009). Jumlah Pengguna Ponsel di Region Jakarta-
Widhyatmoko, D. (2011). Ponsel Lebih Dari Sekedar Alat Komunikasi.
Banten .
Jurnal Humaniora .