DIKTAT TEORI PASAR I PASAR MONOPOLI DISU

DIKTAT
TEORI PASAR I : PASAR MONOPOLI

DISUSUN :
SATIA NEGARA LUBIS

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2006

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................
1. Pengertian Pasar Monopoli .......................................................................

2. Ciri-ciri Pasar Monopoli .............................................................................
3. Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli ...............................................

1
1
4
6

BAB II. KURVA PERMINTAAN DAN PENAWARAN PASAR MONOPOLI ....... 8
1. Kurva permintaan Monopoli ....................................................... 10
2. Kurva penawaran Monopoli ....................................................... 11
3. Posisi Keseimbangan ................................................................ 12
BAB III. PENDAPATAN MARJINAL DAN HARGA .......................................... 12
1. Pendapatan Rata-rata dan Pendapatan Marjinal....................... 15
2. Ekuilibrium Monopoli Jangka Pendek ........................................ 17
3. Ekuilibrium Monopoli Jangka Panjang ....................................... 17
4. Pemaksimalan Keuntungan dalam Monopoli.............................. 19
BAB IV. DISKRIMINASI HARGA ......................................................................
1. Mengapa Diskriminasi Harga Menguntungkan................................
2. Konsikuensi-konsikuensi Diskriminasi Harga ..................................

3. Syarat-syarat Diskriminasi Harga....................................................

24
24
25
26

BAB V. DAMPAK MONOPOLI..........................................................................
1. Pengaruh Monopoli dan Peran Pemerintah ............................................
2. Monopoli dan Kesejahteraan Masyarakat ...............................................
3. Monopoli Tidak Selalu Buruk...................................................................
4. Anti Monopoli ..........................................................................................
5. Perkembangan Teknologi dan Inovasi Dalam Pasar Monopoli ...............

30
32
32
33
35
37


BAB VI. PENGENDALIAN MONOPOLI............................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

I. PASAR MONOPOLI

1. Pengertian
Monopoli adalah suatu keadaan dimana didalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya. Ini adalah kasus
monopoli murni atau pure monopoly. Dalam kenyataan sulit untuk mendapatkan
suatu perusahaan yang memberi contoh monopoli murni. Dimana tidak ada
unsur persaingan dari perusahaan yang lain. Karena seandainya pun hanya ada
satu penjual dipasar, sehingga tidak ada persaingan langsung dari perusahaan
lain, kemungkinan masih ada perusahaan yang tidak langsung, misalnya dari
produk atau barang-barang dari perusahaan lain yang bias sebagia substitusi

(meski substitusi tidak sempurna) untuk barang-barang yang dihasilkan
perusahaan monopoli.
Misalnya, PLN mendapat persaingan dari perusahaan yang menjual
genset. Macam persaingan yang tidak langsung adalah kemungkinankemingkinan adanya perusahaan-perusahaan baru yang masuk ke dalam pasar
(sering disebut “persaingan potensial”). Karena adanya persaingan potensial ini,
prilaku seorang produsen monopoli tidak sebebas apa yang digambarkan dalam
kasus monopoli murni. Demikin pula campur tangan Pemerintah bias merupakan
faktor pembatas bagi”kekuasaan monopoli” suatu perusahaan.

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Secara umum perusahaan monopoli menyandang predikat jelek karena
dikonotasikan dengan perolehan keuntungan yang melebihi normal dan supply
komoditas yang lebih sedikit bagi masyarakat , meskipun dalam prakteknya tidak
selalu demikian. Sebagai contoh beberapa perusahaan di Indonesia dijalankan
secara monopoli dengan alasan untuk melindungi kepentingan rakyat banyak,
seperti halnya Pertamina dan PAM.
Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan

penawaran di mana hanya ada satu penjual/produsen yang berhadapan dengan
banyak pembeli atau konsumen. Contoh : perusahaan televisi kabel local yang
terdapat di kota – kota besar dapat dipandang sebagai seorang monopoli.
Dalam ilmu ekonomi dikatakan ada monopoli jika seluruh hasil industri
diproduksi dan dijual oleh satu perusahaan yang disebut monopolis atau
perusahaan monopoli.
Monopoli murni terdapat dalam situasi pasar di mana hanya ada satu
penjual yang memperdagangkan produk tunggal yang tidak dapat diganti dan
disubstitusikan dengan produk lain. Penjual tunggal ini tidak dipengaruh dan
tidak mempengauhi harga serta output dari produk-produk lain yang dijual dalam
perekonomian. Sekali lagi bentuk pasar ini merupakan bentuk yang sangat
idealistic, karena sulit membayangkan bahwa didalam system perekonomian
yang saling tergantung ini, ada seseorang yang dapat menjual suatu produk
yang tidak ada substitusinya.
Contohnya ada seseorang yang menguasai satu-satunya sarana
transportasi dari Los Angles ke Hawaii. Asumsikan juga bahwa tidak ada jalan

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007


lain menuju Hjawaii kecuali melalui Los Angles. Bila orang ingin berlibur ke
Hawaii, maka ia harus berhadapan dengan seorang monopolis murni, seperti
yang didefenisikan di atas. Tetpi jelas ada tempat lain untuk berlibur, misalnya
pergi ke Meksiko. Tentu saja pengganti ini bukan merupakan pengganti yang
mirip. Jadi sebaiknya kita mengganti defenisi kita semula tentang monopoli murni
dengan membacanya sebagai tidaka ada pengganti yang mirip, ketimbang tidak
ada penggantinya, Tanpa berhayal terlalu jauh, kita selalu dapat menemukan
pengganti bagi suatu barang dan jasa.
Kondisi monopoli murni jarang sekali terdapat, walaupun bentuk pasar
yang mendekati defenisi kita pernah ada dalam sejarah. Perusahaan pos dan
Perusahaan angkatan udara merupakan beberapa contoh monopoli murni yang
pernah terwujud pada waktu yang lalu. Sekarang pertambangan timah dan
perusahaan listrik dapat dipandang sebagai monopolis
Monopoli mengharuskan adanya suatu cara untuk menyingkirkan para
pesaing dari arena sebuah industri tertentu. Memang terdapat kendala (barriers)
untuk memasuki monopoli murni, dan sebagian besar kendala tersebut terdapat
juga dalam bentuk pasar yang lain, seperti oligopoli. Diantara beberapa jenis
kendala yang ada, terdapat kendala yang berbentuk paten dan lisensi yang
dikeluarkan oleh pemerintah, pengendalian bahan baku, penggunaan merek

dagang, kebijaksanaan harga yang dimaksudkan untuk menegah para pesaing
agar tetap berada di luar arena, besarnya modal investasi yang diperlukan untuk
memasuki sebuah industri, dan luasnya pasar. Penjelasan tentang semua hal

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

tersebut di atas akan memperlihatkan bahwa sesungguhnya memang terdapat
kendala untuk memasuki industri tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui bentuk pasar monopoli,
yaitu situasi pasar dimana hanya ada ada satu penjual produk, dan produk
tersebut tidak ada penggantinya (no substitutes). Oleh karena itu, prilaku dalam
pengambilan keputusan di pasar agak berbeda dengan pasar persaingan
sempurna. Pemahaman prilaku monopoli sangat penting bagi para pengambil
kebijakan dalam rangka mengendalikan perekonomian yang sesuai dengan
keinginan masyarakatnya.
Agar ada monopoli, harus ada sesuatu cara agar para pesaing tidak dapat
memasuki industri tersebut. Memang ada rintangan (barriers) untuk memasuki
monopoli murni itu, dan sebagian besar rintangan itu terdapat juga dalam bentuk

pasar yang lain seperti oligopoly. Diantara rintangan itu termasuk paten dan
lisensi yang diberikan oleh pemerintah, pengendalian (control) bahan baku,
penggunaan nama merk, kebijakan harga yang dirancang untuk menahan
pesaing di luar industri, investasi modal besar yang diperlukan untuk memasuki
industri, dan luasnya pasar. Hala-hal tersebut di atas memang merupakan
rintangan untuk memasuki industri.
Yang berbeda antara perusahaan monopoli dan perusahaan dalam
struktur pasar lain adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Karena
perusahaan monopoli adalah satu-satunya produsen bagi suatu produk tertentu,
maka kurva permintaannya adalah sama dengan kurva permintaan pasar bagi
produknya.

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Bentuk pasar monopoli dibedakan menjadi :


Pasar monopoli murni yaitu bentuk pasar yang ekstrim, contohnya PLN,

PAM, PT. Kereta Api dll.



Pasar yang mendekati monopoli (near monopoly) yaitu pasar yang hanya
terdiri dari satu orang pengusaha (single producer). Sebagai contoh
adalah penjual sate di suatu daerah tertentu merupakan monopoli murni
untuk daerah tersebut, tetapi ia disebut near monopoly karena diluar
daerah tersebut juga ada penjual sate yang sama.

2. CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI
Adapun yang menjadi ciri-ciri dari pasar monopoli adalah :
1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan
Dari defenisi monopoli telah diketahui bahwa hanya ada satu saja
perusahaan dalam industri tersebut. Dengan demikian barang atau jasa yang
dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak
mempunyai pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang tersebut maka
mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Syarat-syarat
penjualan sepenuhnya ditentukan oleh monopoli itu, dan para pembeli tidak
dapat berbuat suatu apapun didalam menentukan syarat jual beli.

2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
Barang yang dihasilkan perusahaan monopoli dapat digantikan oleh barang
lain yang ada dalam pasar. Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close subtitute) yang
dapat menggantikan barang tersebut.
3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri
Sifat ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang
mempunyai kekuasaan monopoli. Keuntungan perusahaan monopoli tidak
akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain memasuki industri tersebut.
Adanya hambatan kemasukan yang sangat tangguh menghindarkan
berlakunya keadaan yang seperti itu. Ada beberapa bentuk hambatan
kemasukan ke dalam pasar monopoli. Ada yang bersifat legal, yaitu dibatasi
oleh undang-undang. Ada yang bersifat teknologi, yaitu teknologi yang
digunakan sangat canggih dan tidak mudah dicontoh. Dan ada pula yang
bersifat keuangan, yaitu modal yang diperlukan sanagt besar.

4. Dapat mempengaruhi penentuan harga
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam
pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu perusahaan
monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter.
5. Promosi iklan kurang diperlukan
Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan di dalam
industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan
iklan. Pembeli yang memerlukan barang yang diproduksikannya terpaksa
membeli daripadanya. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli sering
membuat iklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli,
tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Ciri – ciri pasar monopoli yang lain adalah :
1. Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran
2. Penampilan baik dalam bentuk lokasi penjualan maupun service
merupakan upaya mendapatkan laba maximum.
3. Penjual tunggal ini tidak dipengaruhi dan tidak mempengaruhi harga serta
output dari produk-produk lain yang dijual dalam perekonomian.

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN MONOPOLI
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan terwujudnya pasar
monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah :
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang
unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
Salah satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatu
sumber daya yang unik (istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang atau
perusahaan lain. Di dalam suatu perekonomian, monopoli jga dapat berlaku
apabila sesuatu perusahaan menguasai seluruh atau sebagian besar bahan
mentah yang tersedia.

2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi
(economics of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
Suatu perusahaan baru menikmati skala ekonomi yang maksimum apabila
tingkat produksinya adalah sangat besar jumlahnya. Pada waktu perusahaan
mencapai keadaan dimana biaya produksi mencapai minimum, jumlah

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

produksi adalah hampir menyamai jumlah permintaan yang wujud di pasar.
Dengan demikian, sebagai akibat dari skala ekonomi yang demikian sifatnya,
perusahaan dapat menurunkan harga barangnya apabila produksi semakin
tinggi. Pada tingkat produksi yang sangat tinggi, harga adalah sedemikian
rendahnya sehingga perusahaan perusahaan baru tidak akan sanggup
bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini
mewujudkan pasar monopoli.

3. Monopoli wujud dan berkembang melalui undang-undang, yaitu
pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan tersebut.
Peraturan-peraturan yang mewujudkan kekuasaan monopoli adalah :
1. Peraturan patent dan hak cipta.
Hak cipta atau hak paten adalah suatu jaminan hukum untuk menghindari
penjiplakan. Agar usaha mengembangkan teknologi dengan tujuan untuk
menciptakan barang baru akan memberi keuntungan kepada perusahaan,
haruslah pemerintah melarang dan menghukum kegiatan menjiplak
tersebut.
2. Hak usaha eksklusif
Tanpa adanya hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan
monopoli akan timbul halangan untuk menikmati skala ekonomi secara
maksimum.Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan menetapkan
harga/tarif yang tinggi ke atas barang/jasa yang dihasilkannya.

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Beberapa faktor lainnya yang menyebabkan timbulnya pasar monopoli,
diantaranya:
1. Ukuran pasar yang sangat kecil sehingga dengan satu produsen saja
sudah dapat mencukupi permintaan pasar
2. Produsen menerapkan kebijaksanaan penetapan harga (limit pricing
policy), yaitu penetapan harga yang sangat rendah sehingga produsen
baru tidak ikut masuk pasar.
3. Adanya penguasaan bahan mentah. Misalnya perusahaan listrik negara
(PLN). Karena listrik merupakan kebutuhan vital masyarakat banyak ,
maka penguasaan dan pengelolaannya ditangani oleh pemerintah seperti
yang tercantum dalam UUD 1945.
4. Adanya penguasaan teknik produksi tertentu. Misalnya penguasaan teknik
foto, dulu hanya ada pada “Kodak”, sehingga sampai sekarang orang
sering menyebut tustel dengan sebutan Kodak. Demikian pula dengan
IBM, untuk menyebut komputer.
5. Adanya lisensi. Hal ini bisa terjadi karena diperoleh secara institusional.
Misalnya monopoli yang dipegang oleh ASTRA Internasional, yaitu
monopoli untuk perakitan dan penjualan mobil baru merk TOYOTA.
6. Adanya monopoli yang diperoleh secara alamiah (tidak perlu adanya
patent atau lisensi). Misalnya karena faktor luas pasar yang tidak terlalu
besar sehingga tidak memungkinkan untuk dilayani oleh lebih dari satu
penjual.

Masuknya

perusahaan

baru

biasanya

tidak

akan

menguntungkan, karena perusahaan lama telah lama memegang

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

monopoli, sudah mempunyai pengalaman yang lebih luas dan mempunyai
kekayaan non material atau Goodwill dari masyarakat.
7. Hasil pembinaan mutu dan spesifikasi yang tidak dimiliki oleh perusahaan
lain, sehingga lama kelamaan timbul kepercayaan masyarakat untuk
selalu menggunakan produk tersebut.
8. Modal yang besar, berarti mendukung suaut perusahaan untuk lebih
mengembangkan dan penguasaan suatu bidang usaha.

II. KURVA PERMINTAAN DAN PENAWARAN
PASAR MONOPOLI

1. KURVA PERMINTAAN MONOPOLI
Kurva permintaan bagi komoditas yang dihasilkan oleh perusahaan
monopoli, menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Dalam hal ini monopolis akan

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

memperoleh harga jual yang tinggi bila produksinya sedikit, dan harga yang
semakin rendah bila produksinya semakin banyak.

Price

D = AR

MR

0

Output
Gambar 1. kurva permintaan monopoli

Sifat permintaan yang dihadapi oleh monopolis sangat berbeda dengan yang
dihadapi oleh perusahaan–perusahaan dalam pasar persaingan sempurna.
Perbedaan ini juga menyebabkan perbedaan hubungan antara harga dengan
marginal revenue pasar monopoli, harga selalu lebih tinggi dari marginal
revenue, kecuali untuk unit penjualan yang pertama.
Dalam hal ini berlaku :

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

ƒ

Total revenue akan bertambah, tetapi besar pertambahannya semakin
berkurang dengan meningkatnya produksi

ƒ

Nilai Marginal revenue lebih rendah daripada harga yang berlaku pada tingkat
produksi yang terkait (kecuali pada waktu produksi mencapai satu unit,
marginal revenue = harga)

2. KURVA PENAWARAN MONOPOLI
Pada pasar monopoli, kurva marginal cost tidak menunjukkan sifat kurva
penawaran. Misalnya pada mulanya permintaan adalah DoDo, marginal revenue
adalah Mro, sedangkan marginal cost adalah MC. Keuntungan maksimum akan
diapai bila perusahaan berproduksi sebanyak Q. pada tingkat produksi ini, harga
mencapai Po. Selanjutnya, misalkan permintaan berubah menjadi D1D1 dan
marginal revenue adalah MR1. biaya produksi tidak berbah, berarti biaya
marginal adalah tetapseperti yang ditunjukkan olah MC. Dalam keadaan yang
baru ini, unutk memaksimumkan keuntungan, perusahaan akan memproduksi
sebanyak Q, tetapi sekarang tingkat harga mencapai P1. dengan demikian,
didapati adanya dua tingkat harga

(Po dan P1), tetapi hanya satu jumlah

produksi (Q). keadaan ini menyebabkan kita tidaka dapat menunjukan kurva
penawaran untuk perusahaan monopoli karena tidak terdapat hubungan yang
tetap antara harga dan jumlah yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut.

Harga dan Biaya
D1

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

P1

Do

Po

D1
Do

MRo
MR1
O

Q

Jumlah Komoditas

Gambar 2. Kurva Penawaran Monopoli

3. POSISI KESEIMBANGAN
Karena seorang

produsen monopoli

adalah satu-satunya produsen

didalam pasar, maka kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva
permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas kek
kanan bawah, yang bebrarti bahwa produsen yang mempengaruhi harga pasar
dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang produksinya.
Dengan

demikian,

kalau

diperbandingkan

dengan

perusahaan

dipasar

persaingan sempurna, perusahaaan monopoli harus menentukan bukan hanya
output yang harus dijual, tetapi juga (dan ini tidak berlaku pada pasar persaingan
sempurna) menentukan berapa harga jual yang bias menghasilkan keuntungan
maksimal naginya. Perbedaan lain dengan persaingan sempurna adalah bahwa
dalam monopoli, equilibrium perusahaan adalah juga equilibrium pasar.
Rp
Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

P*

MC
AC

C
D

MR
0

Q*

Q

Gambar 3 Kurva keseimbangan pasar monopoli

Keuntungan maksimum tercapai pada tingkat output Q* dan harga P*,
yaitu dimana MR = MC. Jumlah keuntungan total yang diterima perusahaan
tersebut adalah area garis putus-putus, (P* - C dikalikan dengan jumlah input
0Q*).yang perlu diperhatikan disini adalah equilibrium seperti ini(yaitu dimana
ada keuntungan lebih “excess profit) bias berlaku bagi jangka panjang maupun
jangka pendek. Sebabnya adalah dalam jangka panjangpun kasus monopoli
menganggap bahwa tidak ada perusahaan baru masuk ( atau biasa masuk).
Keuntungan lebih atau excess profit atau sering disebut dengan istilah
“keuntungan monopoli” (0Q* x P*C) masih tetap bias dinikmati produsen dalam
jangka panjang. Memeang ada kemungkinan bahwa
dalam jangka panjang perusahaan monopoli hanya memperoleh keuntungan
normal ( yang sudah diperhitungkan dalam kurva Average Cost), seperti gambar
berikut dibawah ini :

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Rp

MC

P*

MR
0

AC

D

Q*

Q

Gambar 4. Keuntungan normal pada pasar monopoli

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

III. PENDAPATAN MARJINAL DAN HARGA
Jika pada persaingan sempurna, harga barang sama dengan pendapatan
marjinal karena perusahaan menerima harga yang ditentukan oleh pasar.
Sekarang, kurva permintaan yang dihadapi oleh monopoli merupakan kurva
permintaan industri.
Gambar Kurva Permintaan Industri Monopoli :

P
P1
B

A

C
E
MR

0

Q1

D
Q

Gambar 5 Kurva Permintaan Industri Monopoli

Hubungan antara pendapatan rata-rata dan pendapatan marjinal dilukiskan,
MR=AR/e. Misalnya penjualan sama dengan 0Q, maka besarnya e yaitu:
e=

Q1 D DC 0 A
=
=
0Q1 CP1 AP1

Karena

0 A Q1C
QC
maka e = 1
=
AP1 CE
CE

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Jika e > 1 sementara harga diturunkan, maka pendapatan total akan
bertambah. Oleh karena penerimaan marjinal adalah tambahan dari penerimaan
total, maka penerimaan marjinal harus positif. Dan sebaliknya, jika harga
diturunkan maka penerimaan total turun, jika e < 1 maka penerimaan marjinal
harus negatif. Dan akhirnya jika e = 1 maka bila harga diturunkan, penerimaan
total tidak berubah. Jadi penerimaan marjinal harus sama dengan nol. Atau
dapat dikatakan bahwa, jika MR > 0, maka e > 1; jika MR=0, maka e = 1; dan jika
MR 1
e=1
B
e 1 dan pada titik B
elastisitasnya = 1 dan disepanjang B-D adalah < 1. Dengan melihat hubungan

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

antara penerimaan marjinal dan penerimaan rata-rata dan hubungan antara
penerimaan marjinal dan elastisitas harga, maka dapat dianalisis pengambilan
keputusan dari seorang mengenai penentuan harga dan output.

1. PENDAPATAN (REVENUE) RATA-RATA DAN PENDAPATAN MARJINAL
Average dan marginal revenue (AR dan MR) perusahaan monopoli dapat
diperoleh dari (derived from) kurva permintaan pasar. Jika perusahaan monopoli
menarik harga yang sama untuk semua unit yang dijualnya, maka AR per unit
adalah identik dengan harga. Jadi kurva permintaan pasar juga merupakan AR
perusahaan.
Karena kurva permintaan (D curve) ‘slope’nya negatif, maka perusahaan
monopoli harus menurunkan harga untuk semua unit untuk dapat menjual unit
tambahan (an extra unit). Berarti bahwa tambahan pada penerimaannya
(revenue-nya) karena penjualan satu tambahan ekstra adalah kurang dari harga
yang dia terima untuk unit tersebut (berkurang dengan jumlah yang hilang
sebagai akibat dari pemotongan harga pada semua unit yang ia jual).

2. EKUILIBRIUM MONOPOLI JANGKA PENDEK
Untuk menunjukkan posisi monopolis dengan keuntungan yang maksimal,
kita harus menyatukan keterangan tentang penerimaan (revenue) dan biaya
(costs) bagi monopolis dan menerapkan dua peraturan (rules) yang dibicarakan
sebelum ini adalah :
a.perusahaan sebaiknya tidak beroperasi, kecuali jika harga paling sedikit
sama dengan AVC-nya, dan
Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

b.jika perusahaan berproduksi, output-nya harus tetap diterapkan pada titik di
mana MC = MR.
Jika perusahaan memproduksi dengan MC = MR, ia mencapai ekuilibrium
karena bagi perusahaan monopoli MR lebih kecil dari pada harga, maka jika
MR = MC, keduanya lebih kecil dari pada harga.
Hubungan antara elastisitas dan penerimaan (revenue) mempunyai implikasi
yang menarik bagi ekuilibrium perusahaan monopol. Karena MC selalu lebih
besar dari pada nol, maka monopolis yang memaksimumkan keuntungan
(yang beroperasi dengan MR = MC) akan selalu memproduksi dimana MR
adalah positif, artinya, dimana permintaan adalah elastis. Jika perusahaan
beroperasi bila permintaan adalah inelastis, dia dapat menurunkan outputnya,
dengan demikian menaikkan

TR-nya dan menurunkan TC-nya. Jadi

monopolis yang memaksimumkan keuntungan tidak akan mendorong (push)
penjualan kedalam ‘range’ dimana kurva permintaan adalah inelastic.
Output yang memaksimumkan keuntungan (profit maximizing output) adalah
qo, dimana MR =MC, harga = p0, yang lebih besar dari pada MC pada output
tersebut. peratran bagi memaksimumkan keuntungan menghendaki MR =
MC, dan p lebih besar dari pada AVC . adanya keuntungan ditentukan oleh
kedudukan kurva ATC.

3. EKUILIBRIUM MONOPOLI JANGKA PANJANG

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Jika perusahaan monopoli menanggung rugi dalam jangka pendek, ia akn
terus beroprasi selama ia dapat menutup biaya variabelnya. Tetapi dalam
jangka panjang ia akan meninggalkan industri (akan tutup usaha ) kecuali jika
ia dapat menemukan skala operasi (a scale of operation) yang dapat
menutup seluruh ‘oportunity cost’nya.
Jika perusahaan monopoli mendapat keuntngan, perusahaan-perusahaan
lain ingin masuk industri tersebut, dan perusahaan yang ada berhenti menjadi
monopolis.

4. PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN DALAM MONOPOLI
Sifat umum dari permintaan barang-barang yaitu ; makin tinggi harga
sesuatu barang, makin sedikit jumlah yang diminta. Permintaan ke atas produksi
monopoli tidak menyimpang dari sifat umum ini. Permintaan yang dihadapi oleh
monopoli adalah berbeda dengan yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam
persaingan sempurna. Sebagai akibatnya dalam monopoli, harga selalu lebih
tinggi dan hasil penjualan marginal.
Kesimpulan yang dapat diambil, apabila harga barang menjadi semakin
menurun pada waktu jumlah produksi semakin meningkat, maka:


Hasil penjualan total akan mengalami pertambahan, tetapi pertambahan
itu semakin berkurang apabila poduksi bertambah banyak. Setelah
mencapai satu tingkat produksi tertentu pertambahannya akan menjadi
negatif.

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007



Pada umumnya hasil penjualan marginal nilainya adalah lebih rendah
daripada harga. Hanya pada waktu produksi mencapai satu unit hasil
penjualan marginal = harga.
Jumlah output yang ditawarkan oleh pengusaha tergantung dari titik

optimum usahanya. Keputusan untuk menetapkan output dan harga pada pasar
monopoli padda dasarnya sama seperti pada pasar persaingan sempurna. Kurva
penerimaan total (TR) pada monopoli berbentuk U terbalik. Hal ini disebabkan
oleh sifat permintaan yang dihadapi oleh monopoli, yaitu jika harga diturunkan
maka permintaan akan naik, dan sebaliknya jika harga dinaikkan maka
permintaan akan turun.
Maksimum laba dicapai pada saat kemiringan kurva TR sama dengan
kemiringan kurva biaya total jangka pendek (SRTC). Padahal, kemiringan TR
berarti MR dan kemiringan TC jangka pendek berarti SRMC (short run marjinal
cost). Sehingga laba maksimum dicapai jika MR=SRMC.

P

SRTC
R
TR

0

Q1

Q

Gambar 7 Maksimisasi Laba Monopoli

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Pada saat laba maksimum, maka output sebanyak Q1 dan harga
ekuilibrium tentunya ditentukan dari kurva permintaannya. Output sebanyak Q1
tersebut ditentukan oleh titik potomg antara kurva marjinal Revenue (MR) dan
kurva short run marjinal cost (SRMC).

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

P

SRMC
P1

SRAC

A
B

C

MR
0

D

Q1

Q

Gambar 8 Penentuan Output dan Harga

Pada gambar diatas, besnya laba adalah selisih antara penerimaan total
(TR) dengan biaya total (TC), yaitu:
TR = P x Q
TR = 0P1 x 0Q1 = 0P1AQ1
TC = AC x Q
TC = 0C x 0Q1 = 0CBQ1
Jadi, laba bersih sebesar 0P1AQ1 dikurangi 0CBQ1 = CP1AB. Atau sama
dengan laba per unit (CP1) kali jumlah output (0Q1) = CP1AB.
Dengan memahami analisis yang sudah ada, maka dimungkinkan sekali
orang mempunyai pandangan yang salah mengenai tingkah laku monopolis,
yaitu:

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Pertama, bahwa monopolis selalu memperoleh keuntungan dengan
adanya kenaikan harga. Seorang monopolis, paling sedikit harus memperoleh
hasil investasi yang normal (normal return on investment) dalam jangka panjang.
Tetapi dalam jangka pendek ia pasti dapat menderita kerugian asal saja ia dapat
menutup biaya variabel maka ia dapat melanjutkan usahanya.
Kedua, bahwa kenaikan harga akan selalu menguntungkan monopoli.
Kita asumsikan bahwa monopolis berusaha memaksimumkan laba. Oleh sebab
itu, jika monopolis menaikkan harga maka penerimaan totalnya akan menurun.
Hal ini terjadi karena untuk memaksimumkan laba, maka MR harus sama
dengan MC. Biaya marjinal (MC) harus selalu positif, sebab biaya marjinal itu
merupakan perubahan dalam biaya total, dan biaya total akan selalu naik jika
output diperluas. Penerimaan marjinal yang positif berarti menunjukkan bahwa
permintaannya bersifat elastis, maka kenaikan harga akan menyebabkan
turunnya penerimaan total. Pandangan yang salah bahwa kenaikan harga selalu
menguntungkan monopolis adalah jika permintaan yang dihadapi monopolis
bersifat inelastis sempurna.
Ketiga, pandangan yang salah mengenai monopolis adalah bahwa ia
akan memproduksi pada tingkat output yang optimum dsan dalam ukuran pabrik
yang optimum. Dalam jangka panjang, monopolis tidak perlu mendapat laba
murni, tetapi hanya hasil investasi normal (normal return on investment). Agar
monopolis mencapai laba maksimum dalam jangka panjang, maka ia harus
memproduksi output dengan menyamakan antara MR dan LRMC, kemudian ia
menyesuaikan ukuran pabriknya. Maka harga jual di pasar dapat ditentukan.

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Keputusan mengenai harga dan output dalam monopoli murni diambil
dengan cara yang sama seperti dalam persaingan murni. Yakni monopolis ingin
memaksimumkan perbedaan antara pendaoatan total dan biaya total dalam
jangka panjang, asal saja perbedaan itu lebih besar dari atau sama dengan nol.
Dalam jangka pendek para monopolis sekali lagi ingin memaksimumkan
perbedaan antara pendapatan total dan biaya total, asal saja biaya variabel
dapat ditutup.

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

IV. DISKRIMINASI HARGA

Hal penting menyangkut kepentingan pasar biasanya berupa kuantitas
barang yang akan diproduksi dan dijual, serta yang akan dikenakan pada
pembelinya. Pada pasar persaingan sempurna, produsen hanya mampu
mengambil keputusan tentang besarnya kuantitas produksi saja, sedangkan
produsen yang memegang kekuasaan monopoli dapat mengambil keputusan
baik harga maupun kuantitas.
Diskriminasi harga (price discrimination) merupakan kebijakan monopolis
mengenai harga yang pada dasarnya menetapkan harga yang berbeda kepada
konsumen yang berbeda. Tujuan pokok dari kebijakan diskriminasi harga adalah
untuk menaikkan jumlah keuntungan optimal. Jadi meskipun monopolis mungkin
tidak mendapatkan keuntungan dari adanya kenaikan harga, maka ia akan
memproleh keuntungan dengan menetapkan berbagai tingkat harga pada produk
yang sama untuk konsumen yang berbeda.
Diskriminasi harga terjadi jika produsen menetapkan harga-harga yang
berbeda untuk unit-unit yang berbeda dari komoditi yang sama, berdasarkan
alas an-alasan yang tidak ada hubungannya dengan perbedaan dengan
biaya. Tidak semua perbedaan harga (price differences) menggambarkan
Diskriminasi harga (price discrimination)

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kebijakan diskriminasi
dapat dilaksanakan, diantaranya :
1. Jika monopolis mampu memisah-misahkan pasar. Jika monopolis tidak
mampu memisah-misahkan pasar, maka para konsumen akan membeli di
pasar yang memiliki harga yang lebih rendah, yang lama-kelamaan akan
menaikkan harga dan menjualnya ke pasar yang memiliki harga yang
tinggi, yang selanjutnya akan menurunka harga. Sehingga harga pada
kedua pasar tersebut sama.
2. Elastisitas permintaaan pada setiap tingkat harga harus berbeda diantara
kedua pasar supaya diskriminasi harga tersebut menguntungkan.

1. MENGAPA DISKRIMINASI HARGA MENGUNTUNGKAN
Diskriminasi harga yang terus berlaku adalah menguntungkan adalah
karena :
1. pembeli yang berbeda mau membayar jumlah-jumlah yang berbeda utuk
komoditi yang sama atau karena
2. seorang pembeli mau membayar jumlah yang berbeda untuk unit-unit
yang berbeda dari komoditi yang sama.
Hal yang mendasar dari diskriminasi harga adalah bahwa dalam keadaankeadaan tersebut pera penjual dapat menangkap atau memperoleh sebagian
dari surplus konsumen yang sesungguhnya akan diperoleh pembeli.

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Diskriminasi harga yang sempurna (perfec price discrimination) terjadi jika
seluruh surplus konsumen dicapai perusahaan. Untuk setiap unit dijual
dangan harga yang berbeda. Kemampuan untuk menentukan berbagai harga
memberikan kesempatan pada penjual untuk memperoleh sebagian (atau
dalam kasus yang ekstrim, semua) surplus konsumen. Dalam praktek hal ini
jarang terjadi.

2. KONSEKUENSI-KONSEKUENSI DISKRIMINASI HARGA
Pernyataan 1. untuk suatu tingkat pernyataan output tertentu
sistemdiskriminasi harga yang paling menguntungkan akan memberi ‘total
revenue’ (TR) yang lebih tinggi kepada perusahaan dari pada satu harga
yang memaksimumkan keuntungan.
Pernyataan 2. output dengan diskriminasi harga pada umumnya akan
lebih besar dari pada monopoli dengan satu harga.

3. SYARAT-SYARAT DISKRIMINASI HARGA
Syarat-syarat yang menyebabkan Diskriminasi Harga adalah :
1. Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lain.
2. Sifat barang atau jasa itu memungkinkan dilakukan diskriminasi harga.
3. Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing-masing pasar
haruslah sangat berbeda.

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

4. Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi
tambahan keuntungan dari kebijakan tersebut.
5. Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen.
6. Elastisitas permintaan pada setiap tingkat harga harus berbeda diantara
kedua pasar supaya diskriminasi harga tersebut menguntungkan.

Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga:
1. Diskriminasi harga derajat ketiga (third degree price discrimination). Yaitu
jika monopolist menetapkan adanya 2 harga yang berbeda pada 2
segmen pasar yang berbeda.

P

P1
P0
D
0

a

Q

Gambar 9 Diskriminasi Harga Drajat ketiga
Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

2. Diskriminasi harga derajat kedua (second degree price discrimination),
yaitu jika monopolist menetapkan lebih dari 2 macam harga untuk lebih
dari 2 segmen pasarnya.

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

P

P3
P2
P1
P0
D
0

Q

a

Gambar 10 Diskriminasi Harga Drajat kedua

3. Diskriminasi harga derajat pertama (first degree price discrimination), yaitu
jika monopolist berhasil menetapkan harga yang berbeda untuk setiap
pembelinya.
Gambar Diskriminasi Harga Derajat Pertama
P

P0
D
0

a

Q

Gambar 11 Diskriminasi Harga Drajat pertama

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Meskipun monopolis mungkin tidak memperoleh keuntungan dari adanya
kenaikan harga, ia dapat memperoleh keuntungan dengan mempraktekkan
diskriminasi harga. Monopolis menganggap praktek semacam itu mungkin
dilaksanakan dan dapat menghasilkan laba.
diskriminasi

harga

adalah

diskriminasi

Tipe yang paling umum dari
“derajat-ketiga”

(third

degree

discrimination). Diskriminasi semacam itu dipraktekkan apabila monopolis
berpendapat bahwa ia dapat memasang harga yang berbeda-beda dalam pasar
yang berbeda-beda (kita mengasumsikan dua pasar) bagi dua produk yang
sama, dengan syarat harga yang berbeda-beda itu tidak dibenarkan dari segi
biaya. Diskriminasi harga hanya dapat dilaksanakan, jika monopolis mampu
memisah-misahkan pasar. Jika ia tidak dapat berbuat demikian, maka konsumen
akan membeli di pasar dengan harga tinggi, yang akan menurunkan harga. Jadi
harga kedua dalam pasar itu akan menjadi sama. Selanjtunya, elastisitas
permintaan di setiap tingkat harga harus berbeda di antara kedua pasar itu,
sebelum diskriminasi harga dapat menguntungkan.

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

V. DAMPAK MONOPOLI

1. PENGARUH MONOPOLI DAN PERAN PEMERINTAH
Karena dalam monopoli kekuasaan pengusaha tunggal pada suatu pasar
dapat menjadi amat besar, maka biasanya pemerintah ikut campur tangan dalam
sektor yang dikuasai oleh monopolis tersebut untuk mencegah jangan sampai
besarnya kekuasaan tersebuut disalahgunakan. Ada beberapa cara bentuk
campur tangan pemerintah tersebut, diantaranya:
Pertama, pemerintah dapat membuat undang-undang yang melarang
adanya monopoli dan atau kolusi diantara para pengusaha yang mempunyai
akibat yang sama dengan monopoli.
Kedua, pemerintah dapat mengusahakan sendiri bidang usaha ini.
Misalnya pos, telepon, air, listrik dan sebagainya ditempatkan dalam perusahaan
pemerintah, agar kepentingan masyarakat banyak selalu diperhatikan.
Ketiga, pemerintah dapat menerapkan pajak progresif atas dasar besar
kecilnya pangsa pasar yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Seorang monopolist
murni akan mendapat beban tertinggi karena pangsa pasar yang dikuasainya
adalah seratus persen.
Keempat, yaitu dengan menetapkan harga tertinggi (ceiling price).

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

P
MC
AC
PM
P1
P2

MR
0

QM

Q1 Q2

D
Q

Gambar 12 Pengaruh Penetapan Harga Pemerintah Thdp Monopoli

Monopolist akan menetapkan harga sebesar PM dsan menjual outputnya
sebanyak QM, maka pemerintah dapat menetapkan harga tertinggi sebesar P1
(sama dengan biaya marjinal), dan monopolist masih mendapat untung sebesar
diatas normal. Dengan demikian harga menjadi lebih rendah dan kuantitas
menjadi lebih banyak, yaitu Q1. Konsumen pada keadaan demikian akan
mendapatkan kesejahteraan yang semakin besar dengan semakin besarnya
surplus konsumen dan semakin besarnya kebutuhan yang dapat dipenuhi
karena persediaan barang di pasar yang mampu di belinya semakin besar.
Disamping itu, perluasan produksi akan menyebabkan perluasan kesempatan
kerja.
Jika usaha ini dikuasai oleh pemerintah, pemerintah mungkin akan
menetapkan harga patokan setinggi P2 atau sama dengan biaya rata-rata. Pada
harga P2 harga menjadi lebih rendah sehingga akan menaikkan taraf kehidupan

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

masyarakat. Kesempatan kerja juga semakin meluas dengan semakin luasnya
jumlah produksi.

2. MONOPOLI DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kalau pasar persaingan sempurna bisa menjamin apa yang disebut
“welfare optimum” bagaimanakah halnya dengan pasar monopoli ?
Implikasi terhadap kesejahteraan masyarakat perlu diperhatikan adalah bahwa
dalam pasar monopoli :
a. Ada kemungkinan keuntungan monopoli tetap bias dinikmati produsen
monopoli

dalam

jangka

panjang.

Keuntungan

monopoli

adalah

keuntungan yang lenbih diangggap dari keuntungna normsl. Jadi, dari
segi distribusi penghasilan antar warga masyarakat, pasar monopoli bisa
menciptakan

ketidakadilan

(yaitu

:

mengapa

produsen

monopoli

menerima keuntungan yang lebih besar dari perusahaan lain?). Dalam
kasus dimana LAC perusahaan monopoli bersinggungan dengan kurva
permintaan, maka masalah ketidakaadilan ini tidak timbul, karena
perusahaan tersebut (dalam kasusu ini) hanya menerima keuntungan
“normal(seperti pengusaha-pengusaha lain) tetapi, kasusu ini biasanya
hanya kebetulan saja.
b. Volume produksi lebih kecil dari volume output optimum. Yaitu volume
produksi perusahaan monopoli lebih rendah dari volume output yang
dihasilkan dengan Average cost yang mionimum (dimana hal ini terjadi
persaingan persaingan sempurna dalam jangka panjang). Ini berarti
bahwa dalam pasar

monopoli ada ketidak efisienan dalam produksi,

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

karena perusahaan monopoli tidak memanfaatkan secara penuh adanya
economies of scale. Dari segi masyarakat, ini adalah suat “pemborosan”
(perhatikan bahwa selam kurva permintaan menurun, maka perusahaan
akan selalu memilih tingkat output dimana Average Costnya menurun.
Dan ini berlaku baik bagi kasus dimana ada keuntungan monopoli
ataupun dalam kasus perusahaan monopoli hanya menerima keuntungan
normal).
c. Ada unsure” exploitasi” oleh perusahaan-perusahaan monopoli terhadap :
1.

Konsumen, dengan ditetapkan harga jual (= P) diatas ongkos
produksi dari unit terakhir outputnya (= MC).

2.

pemilik factor-faktor produksi yang digunakan oleh produsen
monopoli tersebut, dengan dibayarnya factor produksi dengan
harga (=MC) yang lebih rendah dari niolai pasar dari output yang
dihasilakan (=P). misalnya bagi pemilik factor produksi tenaga
kerja, yaitu buruh dibayarkan upah yang lebih rendah daripada
sumbangan ( dalam bentuk ouytput) dari tenaga kerja tersebut bila
dinilai dengan harha pasar yang berlaku bagi output . Exploitasi
menjadi ganda apabila simonopolis juga menguasai pasar input.

3. MONOPOLI TIDAK SELALU BURUK
Dari apa yang dibahas diatas kita lihat bahwa kerugian masyarakat dari
adanya monopoli bukan hanya timbul karena perusahaan monopoli bisa
menikmati keuntungan diatas keuntungan yang wajar tetapi ada bentuk-bentuk

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

kerugian-kerugian lain. Jadi, meskipun seandainya keuntungan monopoli yang
mula-mula dinikmati oleh perusahaan tersebut dikenakan pajak sampai habis
dan tinggal keuntungan “normal”, bentuk pasar monopoli mempunyai efek-efek
negative berupa efisiensi produksi yang dibawah optimum dan “exploitasi”
konsumen dan buruh. Tetapi monopoli tidakl selalu lebih buruk dari pasar
persaingan sempurna, yaitu bila kita lihat dari segi-segi lain :
a. “sejarah menunjukkan”, kata ahli ekonomi Joseph Schumpetter, “bahwa
industri yang bersifat monopolis tislah yang ternyata menunjukkan suatu
dinamika yang berkembang lebih besar”. Sebabnya adalah bagi industriindustris monopolistis yang besa, keuntungan monopoli mereka bisa
diguankan untuk tujuan-tujuan penelitian dan pengembangan yang
kemudian diikuti dengan inovasi-inovasi dalam teknologi. Pengalaman
menunjukkan

bahwa

justru

pada

industri-industri

yang

bersifat

monopolilah kita jumpai kemajuan-kemajuan teknologi yang cepat.
b. Dalam kasus decreasing Cost diamana luas pasar terbatas daqn factor
“economies of scale” besar tidaklah mungkin diharapkan adanya suatu
bentuk industri persaingan sempurna yang efisien. Kalau bentuk
persaingan sempurna (diaman kita mempunyai perusahaan-perusahaan
yang kecil-kecila dan banyak didalam industri tersebutr) dipaksakan pada
kasus depressing cost maka hasilnya adalah timbulnya perusahaanperusahaan “gurem” (kecil-kecil) yang massing-masing bekerja pada LAC
yang jauh dari posisi minimumnya karena perusahan-perusahaan “gurem”
ini tidak bisa memanfaatkan ecomonies of scale yang tersedia. Kata

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

Samuelson : “seandainya baja bisa diproduksikan denagn “skala” sekecil
untuk berproduksi beras, maka dengan sendirinya akan timbul ribuanribuan produsaen baja disuatu Negara.
Perhatiakan bahwa kedua kasusu ini tidak meniaadakan efek-efek
negative yang timbul dari bentuk pasar monopoli, seperti yang diuraikan
sebelumnya. Kedua kasus tersebut hanya menyatakan bahwa mungkin ada
efek-efek positif dari monopoli yang perlu dipertimbangkan. Tugas ahli ekonomi
adalah menimbang efek negative dengan efek positifnya bagi masing-masing
kasus monopoli dan kemudian menentukan langkah-langkah apa yanmg perlu
doiambil. Namun adanya monopoli itu sendiri, wajib dicurigai dan diteliti.

4. ANTI MONOPOLI
Di dalam pasal 1 angka 1 UU Antimonopoli, monopoli didefiniskan "suatu
penguasaan

atas

produksi

dan/atau

pemasaran

barang

dan/atau

atas

penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku
usaha". Dapat diartikan bahwa monopoli ada jika satu pelaku usaha atau satu
kelompok pelaku usaha menguasai suatu produksi atau pemasaran barang atau
penggunaan jasa tertentu. Dengan kata lain, monopoli ada jika hanya ada satu
pelaku usaha yang memproduksi atau menjual suatu barang tertentu pada pasar
yang bersangkutan.
Monopoli sebenarnya tidak dilarang sepanjang hal itu atas hasil usaha
pelaku yang bersangkutan secara fair. Misalnya jika suatu pelaku usaha A
menghasilkan (memproduksi) suatu produk baru di pasar, otomatis pelaku usaha

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

tersebut sebagai monopolis. Yang dilarang oleh UU Antimonopoli adalah praktek
monopoli yang mengakibatkan persaingan menjadi tidak sehat pada pasar yang
bersangkutan.
Misalnya, pelaku usaha B ingin memproduksi barang seperti yang
diproduksi pelaku usaha A, maka pelaku usaha A tidak boleh melakukan
hambatan (entry barrier) supaya pelaku usaha B tidak dapat memproduksi
barang yang sama tersebut. Selain itu, pelaku usaha A ada kemungkinan bisa
melakukan hambatan masuk pasar, seperti jika pelaku usaha A mematenkan
produk temuannya kepada dirjen paten dan pelaku usaha A mempunyai hak
monopoli (biasanya) selama 20 tahun. Dan setelah itu, setiap orang boleh
memproduksi barang yang sama. Itu pun harus mendapat lisensi dari pemegang
hak paten tersebut.
Dari penjelasan singkat tersebut, kita sudah berbicara masalah hubungan
antara pelaku usaha yang satu dengan pelaku usaha yang lain pada pasar yang
bersangkutan. Hubungan yang normal di antara pelaku usaha, berperilaku
secara wajar tidak melanggar ketentuan undang-undang yang berlaku, maka
terjadilah apa yang kita sebut dengan persaingan usaha yang sehat. Memang,
definisi persaingan usaha yang sehat belum ada secara mutlak.
Di antara para ahli hukum persaingan, juga tidak ada kesepakatan
pendapat mengenai definisi persaingan usaha yang sehat. Paraahli hukum
persaingan mempunyai persepsi masing-masing jika memberikan definisi hukum
persaingan yang sehat. Tetapi jika terjadi hubungan yang tidak wajar antara
pelaku usaha yang satu dengan pelaku usaha lain melalui perilaku usahanya,

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

dan hal ini menjadikan pasar menjadi terdistorsi, maka Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) harus memulihkan pasar yang terdistorsi tersebut
menjadi sehat.
Pasar yang terdistorsi tersebut adalah suatu persaingan usaha tidak
sehat. Oleh karena itu, di pasal 1 angka 6 dalam UU Antimonopoli didefinisikan
persaingan usaha tidak sehat. Menurut pasal 1 angka 6 tersebut, persaingan
usaha tidak sehat adalah persaingan antarpelaku usaha dalam menjalankan
kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan
dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan
usaha.
Dari ketentuan pasal 1 angka 6 tersebut, dapat kita simpulkan bahwa di
dalam pasal 1 angka 6 diatur secara bersamaan masalah persaingan usaha
tidak sehat yang dilakukan secara tidak jujur (curang) dan melawan hukum atau
menghambat persaingan usaha. Sementara di dalam UU Antimonopoli itu sendiri
tidak mengatur masalah persaingan usaha yang tidak secara tidak jujur (curang).

5.

PERKEMBANGAN

TEKNOLOGI

DAN

INOVASI

DALAM

PASAR

MONOPOLI

Pandangan I : Monopoli Tidak Merangsang Inovasi
Golongan ini berpandangan bahwa ketiadaan persaingan menimbulkan
keengganan kepada monopoli untuk melakukan perubahan. Tanpa adanya
persaingan monopoli tidak perlu gelisah akan kehilangan pasar dan mengalami

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

kerugian karena perusahaan lain tidak akan masuk ke dalam industri tersebut.
Maka selama ia tidak diperlukan, perubahan dalam teknologi dan inovasi tidak
akan dilakukan oleh monopoli.
Pandangan II : Monopoli Merangsang Inovasi
Golongan

ini

berpendapat

bahwa

monopoli

akan

mendorong

perkembangan teknologi dan inovasi didasarkan kepada dua alas an berikut :


Perkembangan teknologi dan inovasi adalah suatu cara untuk mengurangi
biaya per unit dan meninggikan keuntungan.



Memiliki teknologi yang lebih baik dari perusahaan lain adakalanya
merupakan sumber dari terwujudnya monopoli.

VI. PENGENDALIAN MONOPOLI

Sampai sekarang ini, mungkin orang memperoleh kesan bahwa monopoli
itu “sesuatu yang jelek”. Oleh karena itu banyak orang menasihatkan untuk
mengendalikan monopoli. Pengendalian dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu: metode pengendalian harga dan perpajakan. Hal yang menarik adalah
beberapa metode pengendalian ini semuanya mempunyai hasil yang agak
berbeda. Pengendalian harga menhasilkan output yang bersaing murni dan laba
yang lebih rendah, sedangkan metode pajak semuanya menghasilkan laba murni
yang lebih rendah tetapi tidak akan menaikkan output. Sebenarnya, pajak per
unit menyebabkan output yang lebih rendah. Maka, dari segi pandangan
masyarakat,

pengendalian

harga

merupakan

metode

yang

paling

menguntungkan, karena output yang dijual di pasar lebih banyak dan dengan

Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006

USU Repository © 2007

harga yang lebih rend