BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Motivasi - Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperwatan Universitas Sumatera Utara

  1.1 Defenisi Motivasi Motivasi merupakan alat penggerak atau dorongan yang dapat mengarahkan kepada suatu tujuan, dimana dengan adanya motivasi yang baik maka mahasiswa dapat mengarahkan dirinya untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan motivasi belajar adalah dorongan pada mahasiswa untuk mencapai tujuan belajarnya, dimana pada diri mahasiswa terdapat kekuataan mental yang menjadi penggerak belajar, kekuataan penggerakan tersebut berasal dari berbagai sumber (Slameto,2003). Mahasiswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya, kekuatan mental itu berupa, keinginan, perhatian, kemauan atau cita- cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebutkan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar, motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk prilaku belajar (Dimyati,2006).

  1.2 Teori Motivasi Beberapa teori motivasi menurut Swansburg (2001 dalam Nursalam, 2008) mengklasifikasi kedalam teori isi motivasi dan proses motivasi.

  5

  b.Teori ERG (Alderter’s ERG Theory) Teori ERG ( existence,relatedness, and growth ) dikembangkan oleh Clayton Alderfer. Dimana existence adalah mempertahankan kebutuhan dasar dan pokok manusia. Existence merupakan kebutuhan untuk dihormati, relatedness adalah sifat manusia sebagai makluk sosial yang ingin berafiliasi, dihargai dan diterima dilingkungan sedangkan growth lebih menekan kepada bertumbuh dan berkembang dalam mengalami kemajuan dikehidupan.

  c. Teori Motivasi dua faktor (Frederick Herzbeg’s two factor theory) Ada dua faktor yang mendasari suatu motivasi sehingga mendapatkan suatu kepuasan, pertama faktor pemeliharaan (maintenance factor) yang juga disebut dissatisffiers, hygiene factor,job content dan extrinsic factor. Faktor ini meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan upah kondisi kerja dan status, kedua faktor pemotivasi

  (motivational factors ) meliputi dorongan berprestasi, pengenalan,

  kemajuan, work it self, kesempatan berkembang dan tanggung jawab

  d. Teori motivasi berprestasi (n-ach, oleh David McClelland) Seseorang dapat berprestasi karena adanya suatu motivasi Menurut Nurssalam (2008) terdapat tiga variable sebagai fungsi dari motivasi, yaitu (1) harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil, (2) persepsi tentang nilai tugas, dan kebutuhan untuk sukses. Kebutuhan berprestasi merupakan kebutuhan instrinsikdan relative stabil. Orang dengan n-ach tidak menyukai pekerjaan yang mudah, menyukai tantangan dimana hasil dari pekerjaan mereka akan dibandingkan dengan pekerjaan orang lain. Keberhasilan merupakan aspirasi untuk mengerjakan tantangan yang lebih sulit. Sedangkan dengan n-ach yang rendah lebih menyukai pekerjaan yang mudah sedangkan pekerjaan yang sulit akan mengalami kegagalan karena dari awal sudah memperkirakan suatu kegagalan.

  1.2.2 Teori proses motivasi

  a. Teori penguatan (Skinner’s Reinforcement theory) Skinner mengemukakan teori motivasi yang disebut operant. .

  Pembelajaran timbul karena adanya suatu perilaku dimana perilaku merupakan operant yang dapat diubah dengan adanya stimulasi berupa penghargaan ataupun hukuman. Perilaku positif harus diberi penguatan berupa penghargaan untuk dapat meningkatkan kekuatan.

  b. Teori Pengharapan (Victor H.Vroom’s Expectancy Theory) Kuatnya motivasi seseorang tergantung seberapa besar harapan bahwa suatu tindakan akan diikuti suatu hasil dan memiliki daya tarik pada hasil tersebut .

  c. Teori keadilan (Adam’s Equity Theory) Kepuasan seseorang terhadap apa yang dikerjakannya merupakan asumsi membandingkan input berupa usaha, pengalaman, skill dan pendidikan dengan output hasil dari pekerjaan itu.

  4. Teori penetapan Tujuan (Edwin Locke’s Theory) Kejelasan suatu tujuan dapat mempengaruhi motivasi seseorang dalam mengerjakannya sehingga pekerjaan yang sulit sekalipun dapat dikerjakan dan hal ini akan menghasilkan prestasi yang meningkat asalkan tujuan pantas dan layak dicapai.

  1.3 Fungsi Motivasi dalam Belajar Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya motivasi merupakan suatu mesin penggerak bagi mahasiswa untuk dapat mencapai suatu prestasi belajar. Untuk lebih jelasnya menurut Hamalik (2004) fungsi motivasi adalah sebagai berikut :

  1.3.1 Motivasi sebagai pendorong perbuatan

  1.3.2 Motivasi Menentukan arah perbuatan

  1.3.3 Motivasi sebagai penggerak suatu perbuatan,

  1.4 Macam-macam yang mempengaruhi motivasi Menurut Djamarah (2011) Motivasi Belajar terbagi atas 2 yaitu:

  1.4.1 Motivasi Instrinsik Motivasi Instinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Adapun kompenan dari motivasi instrinsik yaitu : a.1 Hasrat Untuk Belajar

  Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri memang ada motivasi untuk belajar, sehingga hasilnya akan lebih baik. a.2 Minat Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok maka mahasiswa akan cendrung menetap untuk memperhatiakan dan mngenang beberapa aktivitas sehingga mahasiswa lebih bersemangat dalam melakukan aktivitasnya. Dalam proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Minat dapat ditumbuhkan dengan cara membangkitkan adanya kebutuhan dan menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. a.3 Cita-cita Dan Aspirasi

  Cita-cita dan aspirasi dapat menimbulkan keinginan yang besar bagi mahasiswa karena mahasiswa itu telah mengetahui arah dan tujuan dalam proses belajarnya, dimana cita-cita yang sesuai dengan harapan akan memberikan semangat dari dalam diri mahasiswa.

  Cita-cita juga dapat meningkatkan aktualisasi diri mahasiswa dan dapat membuat mahasiswa melakukan upaya lebih banyak seperti, belajar yang lebih kreatif, tidak menyerah pada kegagalan yang pernah dialami, berusaha menguasai seluruh mata kuliah dan menggap semua mata kuliah itu penting (Dimyati, 2006)

  1.4.2 Faktor Eksternal Motivasi eksternal adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

  a. Faktor Keluarga a.1 Cara orang tua mendidik Orang tua merupakan sumber pertama anak dalam proses belajar.

  Orang tua adalah role model bagi anak dalam membentuk karakter anak termasuk dalam belajar. Orang tua yang tidak memperhatikan anak dalam segi pendidikan akan menyebabkan anak menjadi malas dalam berperan tidak aktif dalam melakasanakan tugas sebagai seorang pelajar. Orang tua sangat berperan penting dalam memotivasi belajar sehingga anak dimana disini adalah mahasiswa bersemangat dalam menyelesaikan pendidikanya di perguruan tinggi. a.2 Suasana Rumah

  Suasana Rumah yang dimaksud adalah bagaimana situasi atau kejadian yang terjadi didalam rumah. Dengan keadaan rumah yang mendukung, penuh ketenangan dan juga bersahabat dapat membuat mahasiswa bersemangat untuk belajar karena mendapatkan dukungan yang positif, dan sebaliknya mahasiswa yang mendapatkan tekanan dari rumah akan mempengaruhi keadaan belajar mahasiswa sehingga mahasiswa menjadi tidak bersemangat dalam belajar. b. Faktor Fakultas b.1 Staf Pengajar

  Staf pengajar atau sering disebut dosen di perguruan tinggi memiliki peranan yang besar dalam memberikan motivasi dalam belajar bagi para mahasiswanya, bagaimana cara penyampaian informasi disampaikan oleh dosen dapat diterima baik bagi mahasiswa sehingga mahasiswa dapat tertarik untuk mendengarkan dan mengikuti proses pembelajaran. Dikelas juga dosen mempunyai peran sebagai demonstrator yang harus menguasai materi perkuliahan yang disampaikan, pengelolah kelas yaitu dosen dapat mengatur jalannya perkuliahan dengan baik dan terarah, mediator dan fasilitator dimana dosen dapat menjadi mediasi dan melengkapi dari proses belajar mahasiswa (Sabri, 2005). b.2 Metode Perkuliahan

  Metode perkuliahan adalah bagaimana cara dosen menyampaikan informasi didalam kelas. Metode yang paling sering digunakan dalam pembelajaran dikelas adalah metode ceramah. Metode ceramah sangat lama akan membuat mahasiswa jenuh terhadap pembelajaran karena mahaiswa statis perannya dalam metode ini, ada baiknya dosen memberikan metode lain dalam perkuliahan seperti media. Media merupakan suatu kompenan yang dapat menarik perhatian sehingga mahasiswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran seperti video pembelajaran, diskusi dalam kelas dan sebagainya (Sabri, 2005) b.3. Ruang Kuliah

  Ruang kuliah merupakan salah satu kompenan dalam memberikan motivasi belajar dimana ruang kuliah kondusif dapat meningkatkan semangat belajar mahasiswa dimana dalam buku Nurhidayah (2009) menyatakan rasio dosen dan mahasiswa yang ideal adalah 1 :15-20 orang, sehingga memungkin terjadinya diskusi antara dosen dan mahasiswa. Ruang kuliah juga tidak terlalu besar agar penyampaian informasi dapat merata pada mahasiswa, ruang kuliah yang terlalu besar juga tidak kondusif karena dapat menimbulkan panas dan keributan pada mahasiswa b. 4 Perpustakaan

  Perpustakaan merupakan salah satu tempat mahasiswa untuk mendapatkan pendukung dari proses perkuliahan.

  Lengkapnya sumber buku dalam perpustakaan dalam meningkatkan niat belajar dan proses pembelajaran mahasiswa. c. Lingkungan Menurut Dimyati (2006) lingkungan merupakan bagian dari kehidupan mahasiswa dimana mahasiswa melakukan aktivitasnya sehari-hari. Lingkungan dapat memberikan motivasi bagi mahasiswa dimana lingkungan yang memiliki pendidikan dan disiplin yang baik akan meningkatkan motivasi belajar yang tinggi dan sebaliknya lingkungan yang buruk akan memuat motivasi belajar yang rendah.

  Dimana lingkungan disini antara lain adalah lingkungan mahasiswa tinggal, lingkungan mahasiswa berteman ataupun bergaul dan lingkungan dimana mahasiswa menghabiskan waktunya.

  2.1 Defenisi.Belajar Belajar adalah serangan kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik (Djamarah,2011). Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan dan meniru, belajar juga akan lebih baik, bila subjek belajar mengalami dan melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik (Sardiman,2009). Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seumur hidup melalui suatu interaksi dengan lingkungannya sehingga menimbulkan suatu perubahan dalam kognitif, afektif, psikomotorik atau keseluruhan dalam kehidupan (Slameto, 2003).

  2.2 Teori Belajar Menurut Nursalam (2008) banyak teori yang menjelaskan mengenai teori- teori belajar, ada beberapa ahli pendidkan yang mengelompokkan berdasarkan teori psikologi maupun berdasarkan nama ahli yang mengembangkan teori tersebut. Namun demikian, tujuannya adalah untuk menyederhanakan dan mempermudah suatu pembahasan untuk dimengerti.

  2.2.1 Teori Perilaku Perubahan dalam perilaku merupakan perubahan akibat stimulus dan respon yang saling berinteraksi, pada kemampuan mahasiswa dalam berperilaku dengan cara yang baru. Menurut Thorndike yang merupakan salah satu pelopor pendiri teori perilaku belajar merupakan proses interaksi antara stimulus (berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respon (yang juga bisa berbentuk pikiran, perasaan atau gerakan) tetapi tidak bisa dijelaskan bagaimana cara mengukur berbagai prilaku yang konkret itu teori ini juga disebutkan aliran”Koneksionis”, sedangkan menurut Clark Hull yang dipengaruhi teori Darwin dimana perilaku digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup dimana kebutuhan biologis dan pemenuhan kebutuhan biologis berada pada posisi sentral atau sebagai kebutuhan vital.

  2.2.2 Teori Kognitif Teori ini lebih mementingkan proses dari pada hasil belajar dimana belajar bukan hanya sekedar melibatkan stimulus dan respon melainkan menggunakan proses berpikir yang sangat kompleks. Pada awalnya teori ini menjelaskan bagaimana suatu ilmu yang baru dapat berasimilasi yaitu proses penyatuan atau pengintegrasian informasi baru kedalam struktur kognitif yang sudah ada dalam benak mahasiswa. Sebagaimana teori ini didukung oleh piaget bahwa belajar itu terdiri dari tiga tahapan yaitu: asimilasi, akomodasi yaitu penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi yang baru dan ekuilibrasi penyesuaian kesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

  2.2.3 Teori Humanistik Pada penganut teori ini belajar harus berpusat pada manusianya sendiri.

  Teori ini lebih menekankan pada isi dari pada proses belajar, namun pada kenyatannya teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuk paling ideal. Menurut Bloom dan Krathwohi yang mungkin dipelajari oleh mahasiswa yang tercakup dalam tiga domain :

  a. Kognitif terdiri dari enam tingkatan

  1.Pengetahuan (mengingat,menghafal);

  2.Pemahaman (menginteprestasikan); 3.Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah ); 4.Analisa (menjabarkan suatu konsep); 5.Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh); 6.Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dan sebagainya). b. Psikomotor terdiri atas lima tingkatan

  1.Peniru (meniru gerakan): 2.Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerakan); 3.Ketepatan (melakukan gerak dengan benar): 4.Perangkaian (melakukan beberapa gerak sekaligus secara benar): 5.Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar) c. Afektif terdiri atas lima tingkatan

  1.Pengenalan (ingin menerima, sadar adanya sesuatu); 2. Merespon (aktif berpartisipasi); 3. Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu); 4. Pengorganisasian (menghubung- hubungkan nilai-nilai yang dipercayai);

  5. Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup)

  2.2.4 Teori Sibernetik Teori berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu informasi dimana dalam teori ini mementingkan proses hampir sama dengan teori kognitif tetapi teori ini menekankan pada sistem informasi yang diproses. Menurut Landa ada dua macam proses berpikir, pertama berpikir algoritmik yaitu linier, konvergen dan lurus menuju satu target tertentu, kedua cara berpikir heuristic yaitu cara berpikir divergen, menuju beberapa target sekaligus. Masing-masing teori ini digunakan untuk mempermudah informasi yang didapat oleh mahasiswa misalnya bila mahasiswa keperawatan mempelajari cara menginfus yang baik lebih menggunakan cara berpikir yang

  algoritmik karena sesuai dengan konsep, tetapi bila mahasiswa ingin

  berkomunikasi yang baik dapat menggunakan cara berpikir heuristic

  2.3 Tujuan Belajar Tujuan belajar adalah hasil yang ingin dicapai dari pembelajaran sebagai evaluasi. Melalui tujuan dapat diketahui apakah belajar itu sudah dilakukan secara optimal atau tidak. Tujuan belajar menurut Sardiman (2009) ditinjau secara umum adalah :

  2.3.1 Untuk mendapatkan pengetahuan Melalui belajar diharapkan diperolehnya pengetahuan dan kemampuan berpikir. Untuk mendapatkannya dilakukan jenis interaksi yang digunakan untuk kepentingan pada umumnya dengan model kuliah (presentasi), pemberian tugas dan lainnya sehingga untuk menambah pengetahuannya mahasiswa mencari dan mengembangkan cara berpikir dalam rangka memperkaya pengetahuan.

  2.3.2 Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan memang dapat didik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru.

  2.3.3 Pembentukan Sikap Pembentukan sikap mental dan perilaku mahasiswa, tidak terlepas dari soal penanaman nilai-nilai transfer of value. Tujuan belajar intinya ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman sikap mental dan nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti hasil belajar yang berupa perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik.

  2.4 Ciri-ciri Belajar Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka menurut Djamarah

  (2011) akan terjadi perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam ciri-ciri belajar adalah :

  2.4.1. Perubahan yang terjadi secara sadar Mahasiswa akan menyadari terjadinya perubahan dalam dirinya misalnya pengetahuan yang bertambah, perubahan tingkah laku dan kecakapan bertambah.

  2.4.2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Hasil belajar didapatkan adanya perubahan terjadi terus menerus dan tidak bersifat statis. Suatu perubahan akan menyebabkan perubahan yang baru dalam proses belajar.

  2.4.3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam belajar terjadi perubahan yang selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi sendirinya, melainkan ada usaha mahasiswa tersebut.

  a. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat permanen, berarti tingkah laku yang dipelajari terjadi akan bersifat menetap. b. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai ,dan terarah pada perubahan tingkah laku yang benar- benar disadari c. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

  Jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasilnya akan megalami hasil berupa perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainnya.

  2.5 Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh mahasiswa dalam usaha belajar yang dilakukannya dan merupakan produk dari suatu proses, prestasi belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau indeks prestasi yang diperoleh dari hasil pengukuran prestasi belajar ( Widyastuti & Kuswardani, 2008). Bukti keberhasilan yang disebut prestasi belajar mahasiswa, pada umumnya bersifat dokumentatif berupa buku laporan kemajuan siswa, menurut Abdullah berpendapat bahwa dokumen tersebut mempunyai fungsi: (a) sebagai indikator dari kualitas pengetahuan yang dimiliki, (b) sebagai lambang pemenuhan keinginan, (c) sebagai perangsang untuk meningkatkan pengetahuan dan (d) sebagai indikator daya serap dan kecerdasan (Harahap, 2007) atau keberhasilan belajar didapatkan melalui evaluasi berupa penilaian terhadap keberhasilan program pembelajaran siswa, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa, dan berfungsi antara lain untuk menentukan posisi siswa dalam kelompoknya (Syah, 2003).

  3.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Menurut Slameto (2003) belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu Faktor

  Intrna dan Faktor eksterna

  3.6.1 Faktor Interna (a) Intelegensi merupakan kecakapan yang terdidri dari dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.(b) Bakat: Bakat merupakan kemampuan dalam belajar, dimana kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih, (c) Faktor Kesehatan Kesehatan berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit, karena kesehatan akan berpengaruh terhadap belajarnya.

  2.6.2 Faktor Eksterna Faktor yang mempengaruhi mahasiswa dari luar faktor lingkungan ( baik lingkungan alamia, lingkungan sosial ) faktor Instrumental (kurikulum, dosen pengajar, sarana).

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Audit Report Lag dan Opini Audit terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan dengan Reputasi KAP sebagai Variabel Moderating

0 1 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 13

Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Penyakit Kardiovaskular dalam Melaksanakan Latihan Aktivitas Fisik Rehabilitasi Jantung Fase I di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 14

BAB II Tinjauan Pustaka A. Konsep Stres - Stres dan Koping Narapidana Wanita di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Tanjung Gusta Medan

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Stres dan Koping Narapidana Wanita di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Tanjung Gusta Medan

0 0 7

Problem Based Learning (PBL) Dengan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa

0 2 45

Hubungan Pelaksanaan Problem Based learning (PBL) dengan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa S1 Angkatan 2014 Fakultas Keperawatan USU

0 1 6

Hubungan Pelaksanaan Problem Based learning (PBL) dengan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa S1 Angkatan 2014 Fakultas Keperawatan USU

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Faktor yang Memengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil - Pengaruh Karakteristik Individu, Konsumsi Zat Gizi dan Sosial Budaya terhadap Kejadiaan Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut

0 0 31

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Karakteristik Individu, Konsumsi Zat Gizi dan Sosial Budaya terhadap Kejadiaan Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

0 0 9