BAB V ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN POKOK DAERAH 5.1. Arah Kebijakan Daerah - 05_BAB_05 Arah kebijakan

BAB V ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN POKOK DAERAH 5.1. Arah Kebijakan Daerah Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa perubahan visi

  pembangunan jangka panjang Kabupaten Bogor tahun 2005-2025 adalah: “KABUPATEN BOGOR TERMAJU DAN SEJAHTERA

BERLANDASKAN IMAN DAN TAKWA

  ”, yang diterjemahkan ke dalam 5 (lima) misi. Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, dirumuskan arah kebijakan dan sasaran pokok serta indikator target yang hendak dicapai 20 tahun mendatang. Sasaran pokok dijabarkan sesuai dengan misi yang telah ditetapkan yang hendak dilaksanakan untuk mencapai sasaran tersebut. Sebagai tolak ukur pencapaian sasaran, disusunlah indikator pencapaian kinerja pembangunan jangka panjang.

  Penentuan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah merupakan proses pendefinisian visi dan misi menjadi tahapan dan prioritas pembangunan per lima tahun selama 20 (dua puluh) tahun untuk memandu pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah agar lebih terarah ke pencapaian tujuan. Arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah ini juga merupakan pedoman untuk menyusun RPJM Daerah serta dapat menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Arah kebijakan pembangunan lima tahunan ke I sampai dengan ke III telah selesai dilaksanakan sesuai dengan perencanaan jangka panjang yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025.

1. Arah kebijakan pembangunan lima tahunan ke I (2005-2008)

  Tahapan pembangunan pada tahap pertama Kabupaten Bogor dilaksanakan melalui Renstra Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2003-2008 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 2

  Tahun 2004. Dengan berlandaskan pada pencapaian hasil-hasil pembangunan periode sebelumnya, arah kebijakan pembangunan daerah pada tahap ini untuk mendukung tercapainya pelayanan prima demi terwujudnya masyarakat Kabupaten Bogor yang maju, mandiri, sejahtera berlandaskan iman dan takwa. Prioritas utama pada tahapan ini adalah peletakkan fondasi untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera melalui peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan; peningkatan kemampuan daya beli masyarakat; peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan peningkatan pelayanan dasar, terutama infrastruktur wilayah dan mitigasi bencana; serta penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik.

  2. Arah kebijakan pembangunan lima tahunan ke II (2008-2013) Tahapan pembangunan pada tahap kedua Kabupaten Bogor dilaksanakan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013. Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMD pertama, maka arah kebijakan pembangunan kedua ditujukan demi terwujudnya masyarakat Kabupaten Bogor yang bertakwa, berdaya dan berbudaya menuju sejahtera. Prioritas utama pada tahapan ini adalah penguatan dan pemantapan pembangunan daerah untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera melalui peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan dan kesehatan; peningkatan kemampuan daya beli masyarakat; pemenuhan pelayanan dasar, terutama infrastruktur wilayah untuk percepatan pembangunan di setiap wilayah; pengendalian pemanfaatan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan serta mitigasi bencana di kabupaten Bogor; reformasi birokrasi sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab.

  3. Arah kebijakan pembangunan lima tahunan ke III (2013-2018)

  Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMD kedua, maka RPJMD ketiga ditujukan untuk merealisasikan visi dan misi pembangunan daerah melalui pengembangan dan percepatan pembangunan daerah secara menyeluruh di berbagai bidang/urusan pemerintahan. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, maka arah kebijakan pembangunan ketiga ditujukan untuk mewujudkan Kabupaten Bogor menjadi kabupaten termaju di Indonesia. Prioritas utama pada tahapan ini adalah pengembangan

  dan percepatan pembangunan daerah untuk meningkatkan

  kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat; meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata; meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan; meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan; serta meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antardaerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik.

4. Arah kebijakan pembangunan lima tahunan ke IV (2018-2023)

  Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMD ketiga, maka arah kebijakan pembangunan RPJMD keempat ditujukan untuk mewujudkan Kabupaten Bogor termaju, nyaman dan berkeadaban. Prioritas utama pada tahapan ini adalah

  optimalisasi seluruh urusan pemerintahan dengan cara

  meningkatkan pemerataan, aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan; meningkatkan pemerataan, aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan; meningkatkan daya saing perekonomian berbasis sumber daya alam; meningkatkan integrasi dan konektivitas serta kualitas infrastruktur wilayah; meningkatkan pengembangkan potensi pariwisata dengan membangun objek sarana dan prasarana dalam upaya meningkatkan kunjungan wisata; meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah dalam kerangka tata kelola yang baik; meningkatkan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup dengan mengutamakan fungsi konservasi; meningkatkan kasalehan sosial; serta meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, sinergitas dan kerjasama antar daerah.

5. Arah kebijakan pembangunan lima tahunan ke V (2023-2025)

  Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM Daerah keempat, maka RPJM Daerah kelima ditujukan untuk

  menyempurnakan pembangunan daerah di seluruh bidang/urusan pemerintahan dengan tata ruang dan infrastruktur

  yang sudah melayani seluruh wilayah di Kabupaten Bogor. Struktur dan pola pemanfaatan ruang yang sudah sistematis akan memudahkan distribusi perekonomian yang merata dengan pembangunan berkelanjutan, sehingga kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bogor diharapkan semakin terwujud. Kondisi pendidikan masyarakat telah berada pada penuntasan wajib belajar 12 (dua belas) tahun disertai dengan derajat kesehatan yang tinggi. Hal ini didukung sepenuhnya oleh optimalisasi pelaksanaan reformasi birokrasi secara menyeluruh dengan menegakkan secara konsisten prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab. Pada periode ini merupakan puncak atau klimaks dari pembangunan menyeluruh di segala bidang di Kabupaten Bogor, sehingga diharapkan visi dan misi Kabupaten Bogor dapat tercapai secara optimal.

5.2. Sasaran Pokok

  Suatu sasaran pokok pembangunan jangka panjang pada dasarnya adalah kuantifikasi visi dan misi pada akhir periode tahun ke- 20 (dua puluh). Sasaran menjelaskan target dari capaian pembangunan jangka panjang pada akhir tahun ke-20. Suatu sasaran pokok harus dapat menjelaskan keterhubungannya dengan visi/misi dan menunjukkan indikator kinerja beserta target masing-masing.

  Sasaran pokok yang tertuang dalam dokumen RPJPD Kabupaten Bogor tahun 2005-2025 untuk periode tahun 2005-2018, tidak dituangkan dalam beberapa tahapan sebagaimana Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Untuk memberikan arah yang jelas bagi pelaksanaan pembangunan jangka panjang daerah selama 20 (dua puluh) tahun yang akan datang, maka ditentukan sasaran pokok pembangunan pada setiap Misi dilakukan penyesuaian sebagai berikut:

5.2.1 Sasaran Pokok Lima Tahunan ke I-III (2005-2018) A. Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, ditandai

  oleh hal-hal berikut : 1.

  Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia dan bermoral berdasarkan falsafah negara Pancasila, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang ditunjukkan dengan kesolehan individu dan kesolehan sosial dalam perilaku sehari-hari; 2. Meningkatnya tingkat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat, yang ditunjukkan dengan meningkatnya Rata-rata

  Lama Sekolah (RLS), Angka Melek Huruf (AMH), tingkat partisipasi pendidikan, Angka Harapan Hidup (AHH), status gizi anak serta menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan angka kesakitan;

  3. Terwujudnya sumberdaya manusia yang berdaya saing yang ditunjukkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan; 4. Terkendalinya pertumbuhan penduduk beserta persebarannya dan tercapainya keseimbangan antara jumlah penduduk terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungannya; 5. Meningkatnya kompetensi, penempatan, perlindungan dan pengawasan tenaga kerja;

  6. Meningkatnya kualitas hidup lansia, kesejahteraan para penyandang masalah sosial serta perlindungan terhadap perempuan dan anak; 7. Meningkatnya ketahanan budaya, jatidiri masyarakat dan terimplementasinya nilai luhur budaya dan kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat.

  B.

  

Terwujudnya perekonomian rakyat yang maju, ditandai oleh hal-

  hal berikut : 1.

  Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di sektor industri dan perdagangan serta didukung oleh pertanian yang tangguh dan pariwisata yang berbasis masyarakat;

2. Meningkatnya daya tahan dan daya saing dunia usaha di

  Kabupaten Bogor, terutama Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) serta tumbuhnya wirausaha baru; 3. Meningkatnya pelayanan jaringan infrastruktur transportasi yang andal dan terintegrasi serta terwujudnya kemudahan dan efisiensi bagi pergerakan orang, barang dan jasa; 4. Meningkatnya pelayanan jaringan irigasi untuk pemenuhan kebutuhan air bagi pertanian;

  5. Terwujudnya pengendalian pemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan untuk kemajuan perekonomian daerah;

  6. Meningkatnya pelayanan sarana dan prasarana dasar permukiman sesuai dengan lingkungan yang sehat dan layak huni, baik di perkotaan maupun di perdesaan; 7. Terpenuhinya kebutuhan energi listrik bagi seluruh masyarakat; 8. Meningkatnya jangkauan pelayanan jaringan komunikasi dan teknologi informasi (telematika) yang efisien dan modern ke seluruh wilayah; 9. Meningkatnya pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif dan terbarukan, seperti energi hidro, surya, angin, panas bumi dan bio

  • –energi lainnya untuk pembangunan daerah; 10.

  Terjaminnya ketersediaan kebutuhan pangan masyarakat; 11. Meningkatnya investasi di daerah, perluasan lapangan kerja, nilai tambah produk unggulan Kabupaten Bogor disertai dengan meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat dan pendapatan per kapita masyarakat, sehingga menurunnya jumlah pengangguran terbuka dan penduduk miskin di Kabupaten Bogor.

C. Terwujudnya Kabupaten Bogor yang TEGAR BERIMAN (Tertib, Segar, Bersih, Indah, Mandiri, Aman dan Nyaman) dan Berkelanjutan ditandai oleh hal-hal berikut : 1.

  Meningkatnya penegakan hukum demi terwujudnya stabilitas keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat serta tercapainya situasi dan kondisi yang kondusif bagi keberlanjutan pembangunan di Kabupaten Bogor;

  2. Meningkatnya kesadaran dan perilaku masyarakat dalam mentaati dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. Tercapainya penataan ruang yang memperhatikan keseimbangan antara fungsi lindung dan fungsi budidaya;

  4. Terwujudnya keselarasan, keserasian, keseimbangan dan keindahan dalam pengaturan tata ruang dan tata hijau kawasan;

  5. Meningkatnya kualitas lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat;

  6. Meningkatnya kemampuan untuk mendayagunakan segenap potensi daerah dan potensi masyarakat untuk mencapai kemandirian daerah; 7. Terciptanya suasana aman dan nyaman dalam lingkungan permukiman, wilayah dan daerah;

  8. Meningkatnya kesadaran dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam serta pelestarian fungsi lingkungan hidup yang berkelanjutan; 9. Terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam setempat untuk mewujudkan nilai tambah sosial, ekonomi, budaya dan menjadi modal dasar pembangunan daerah.

  D.

   Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, ditandai oleh

  hal-hal berikut : 1.

  Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penetapan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan daerah yang didukung oleh kondisi politik yang demokratis; 2. Meningkatnya profesionalisme aparatur, efisiensi birokrasi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bermuara kepada peningkatan pelayanan publik, sehingga terwujud pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab; 3. Meningkatnya penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia yang menjamin terwujudnya ketentraman dan ketertiban masyarakat; 4. Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa untuk memperkuat penyelenggaraan pemerintahan daerah;

  5. Meningkatnya transparansi dan akses masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah serta pelayanan publik, dengan penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang efisien dan modern.

5.2.2 Sasaran Pokok Lima Tahunan ke IV-V (2019-2025) A.

  

Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, ditandai oleh

  hal-hal berikut : 1.

  Meningkatnya kesempatan belajar, yang ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS), meningkatnya harapan lama sekolah (HLS), meningkatnya angka partisipasi kasar (APK), angka partisipasi murni (APM) dan angka partisipasi sekolah (APS), serta meningkatnya pendidikan anak usia dini (PAUD); 2. Meningkatnya pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, yang ditunjukkan dengan meningkatnya rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pendidikan dasar, meningkatnya bangunan sekolah dalam kondisi baik, meningkatnya sekolah yang memiliki guru dengan kualifikasi S1/D4; 3. Meningkatnya kualitas pendidikan, yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata Ujian Negara (UN), meningkatnya sekolah yang terakreditasi B, meningkatnya rasio guru/murid sekolah pendidikan dasar, dan meningkatnya guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV ; 4. Terwujudnya penduduk sehat, yang ditunjukkan dengan menurunnya jumlah kematian ibu, bayi dan neonatal, meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH), menurunnya balita gizi buruk, meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan, meningkatnya cakupan penemuan dan penanganan penyakit menular;

  5. Meningkatnya pemerataan sarana dan prasara kesahatan dasar dan lanjutan, yang ditunjukkan dengan meningkatnya rasio Rumah Sakit per satuan penduduk, meningkatnya rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu persatuan penduduk, meningkatnya rasio posyandu per satuan balita, meningkatnya rasio dokter per satuan penduduk, meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, meningkatnya cakupan kunjungan bayi dan anak balita, meningkatnya cakupan Desa/kelurahan Universal Child

  Immunization (UCI); B.

   Terwujudnya perekonomian daerah yang berdaya saing dengan meningkatkan nilai tambah produk dengan inovasi teknologi informasi, ditandai oleh hal-hal berikut : 1.

  Terpenuhinya kebutuhan pangan utama, yang ditunjukkan dengan meningkatnya produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, hasil peternakan dan hasil perikanan, meningkatnya produktivitas padi, meningkatnya ketersediaan pangan utama, meningkatnya penguatan cadangan pangan pemerintah daerah, meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, meningkatnya nilai tukar petani (NTP), meningkatnya pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH);

  2. Meningkatnya produktivitas daerah, yang ditunjukkan dengan meningkatnya persentase BUMD yang sehat, meningkatnya pertumbuhan PDRB, meningkatnya angka PDRB, meningkatnya ekspor bersih perdagangan, meningkatnya pertumbuhan industri, meningkatnya persentase koperasi aktif, meningkatnya rata-rata omzet UKM, meningkatnya jumlah barang UMKM yang tersertifikasi; 3. Meningkatnya teknologi dan inovasi, yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks E-Government, meningkatnya aplikasi layanan publik dan tata kelola pemerintahan yang terkoneksi, meningkatnya hasil penelitian yang direkomendasikan dalam pembangunan, meningkatnya inovasi yang diterapkan oleh masyarakat;

  4. Meningkatnya akses lapangan kerja, yang ditunjukkan dengan meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK, menurunnya tingkat pengangguran terbuka, meningkatnya tenaga kerja yang ditempatkan, meningkatnya daya serap tenaga kerja; 5. Meningkatnya investasi, yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai investasi berskala nasional, meningkatnya perizinan yang bersertifikasi ISO; C.

   Terwujudnya pemerataan pembangunan infrastruktur daerah dan konektivitas antar-wilayah, ditandai oleh hal-hal berikut : 1.

  Meningkatnya aksesibilitas pergerakan ekonomi masyarakat, yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks aksesibilitas jalan, meningkatnya konektifitas angkutan umum, meningkatnya kendaraan angkutan umum yang laik jalan, meningkatnya jalan kabupaten dalam kondisi baik, meningkatnya sarana angkutan umum yang menghubungkan antar wilayah, tidak ada daerah terisolir; 2. Meningkatnya sarana dan prasarana infrastruktur pemukiman yang ditunjukkan dengan meningkatnya rumah tinggal bersanitasi, berkurangnya areal kawasan kumuh, meningkatnya rumah layak huni, meningkatnya permukiman layak huni, meningkatnya Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau, meningkatnya pemukiman yang tertata, berkurangnya lingkungan pemukiman kumuh; 3. Meningkatnya pengelolaan lingkungan hidup yang ditunjukkan dengan meningkatnya sampah yang tertangani, meningkatnya perusahaan yang pembuangan limbah sesuai amdal/standar, meningkatnya ketaatan terhadap RTRW, meningkatnya rasio ruang terbuka hijau per satuan wilayah ber HPL/HGB; 4. Meningkatnya pemerataan pembangunan yang ditunjukkan dengan menurunnya indeks gini dan indeks ketimpangan williamson, meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM), meningkatnya indeks pembangunan gender (IPG), menurunnya menurunnya penduduk dibawah garis kemiskinan, menurunnya Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I; D.

   Terwujudnya Kabupaten Bogor yang TEGAR BERIMAN (Tertib, Segar, Bersih, Indah, Mandiri, Aman dan Nyaman) dan Berkelanjutan ditandai oleh hal-hal berikut : 1.

  Terbangunnya kawasan tegar beriman yang ditunjukkan dengan terbangunnya kawasan geopark, terbagunnya pusat pengobatan tradisional fisioterapi Cimande, terbangunnya poros tengah timur, terbangunnya Kota Baru Publik Maja, terbangunnya situ front city, meningkatnya jumlah desa wisata, meningkatnya penyelesaian pelanggaran K3, meningkatnya penegakan PERDA, menurunnya kasus SARA, meningkatnya kualitas mutu air, meningkatnya kualitas mutu udara;

  2. Berkurangnya permasalahan PMKS yang ditunjukkan dengan meningkatnya PMKS yang memperoleh bantuan sosial, meningkatnya PMKS yang tertangani, meningkatnya panti sosial yang menerima program pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya;

  3. Berkurangnya risiko bencana yang ditunjukkan dengan meningkatnya mitigasi bencana yang berhasil dilaksanakan, ;

  4. Meningkatnya penanganan bencana yang ditunjukkan dengan meningkatnya Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten/kota, meningkatnya tingkat waktu tanggap (response

  time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK),

  meningkatnya desa siaga bencana, meningkatnya waktu penanganan bencana alam meningkatnya pemulihan di daerah terkena bencana alam; E.

   Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih,

  ditandai oleh hal-hal berikut :

  1. Meningkatnya kualitas manajemen administrasi pemerintahan yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks reformasi birokrasi, nilai akuntabilitas kinerja "baik", opini BPK terhadap laporan keuangan berpredikat wajar tanpa pengecualian (WTP), meningkatnya kualitas penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), meningkatnya tingkat kepuasan Pimpinan dan Anggota DPRD terhadap pelayanan Sekretariat DPRD; 2. Meningkatnya kualitas SDM aparatur yang ditunjukkan dengan meningkatnya ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan formal, meningkatnya ASN yang menduduki jabatan sesuai kompetensi;

  3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang ditunjukkan dengan meningkatnya indeks kepuasan masyarakat, meningkatnya layanan pengaduan masyarakat secara online yang didistribusikan ke PD, meningkatnya indeks kepuasan pegawai; 4. Tertekannya laju pertumbuhan penduduk yang ditunjukkan dengan menurunnya laju pertumbuhan penduduk, menurunnya total fertility rate (TFR);

  

Tabel 5.1.

  Sasaran Pokok dan Indikator Kinerja Kabupaten Bogor 2005 – 2025 Perangkat Misi Sasaran Pokok Indikator Kinerja Kondisi Awal 2018-2023 2023-2025 Daerah Pengampu

  1.1 Meningkatnya Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 7,84 7,97 8,02 Disdik

  1. Mewujudkan kesempatan belajar sumber daya Harapan Lama Sekolah (HLS) 12,43 14,32 14,92 Disdik manusia yang Angka Partisipasi Kasar (APK) berkualitas SD/MI/PA

  99,49 - 100,09 100,29 Disdik SMP/MTs/PB -

  93,24 96,07 96,07 Angka Partisipasi Murni (APM)

SD/MI/PA

  88,17 91,76 Disdik

90,85 -

SMP/MTs/PB

  • 82,96 85,48 86,34 Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI/PA -

  907 934,55 943,92 Disdik SMP/MTs/PB -

  960 989,16 999,08 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 42,85 57,77 62,63 Disdik

  1.2 Meningkatnya Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pemerataan sarana dan pendidikan dasar

  Disdik prasara pendidikan Rasio SD/MI -

  38 50,56 54,63 Rasio SMP/MTs - 31 40,33 43,38 Sekolah dalam kondisi bangunan baik

  SD/MI/PA - Disdik 87,42 90,08 90,98

  SMP/MTs/PB - 89,87 92,60 93,53 Disdik

  Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 80,63 85,59 87,31

  1.3 Meningkatnya kualitas Nilai rata-rata Ujian Negara (UN) pendidikan SD/MI/PA -

  76,59 81,30 82,94 Disdik SMP/MTs/PB - 58,99 68,41 71,87 Rasio guru/murid sekolah pendidikan dasar

  SD/MI/PA - 412 458,65 473,60 Disdik SMP/MTs/PB - 500 556,61 574,76

  1.4 Terwujudnya Jumlah kematian ibu

  59

  32

  26 Dinkes penduduk sehat Jumlah Kematian bayi dan neonatal 105

  56

  45 Dinkes

  V-14 Angka Harapan Hidup (AHH) 70,70 72,69 73,22 Dinkes Persentase balita gizi buruk 0,0102 0,00542 0,00439 Dinkes Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 64,6 100 100 Dinkes masyarakat miskin Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

  TBC BTA - 91,66 95,86 97,30 Dinkes DBD -

  100 100 100 HIV AIDS - 100 100 100

  1.5 Meningkatnya Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 1 : 204.108 1:192.264 1:188.340 Dinkes pemerataan sarana dan Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk 1 : 16.053 1:16.541 1:16.706 Dinkes prasara kesahatan Rasio posyandu per satuan balita 1:117 1:110 1:108 Dinkes dasar dan lanjutan Rasio dokter per satuan penduduk 1 : 3.869 1:3.606 1:3.543 Dinkes

  Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 3,45 3,80

  4 Dinkes masyarakat miskin Cakupan kunjungan bayi 95,85 98,24 98,97 Dinkes Cakupan pelayanan anak balita 91,05 95,22 96,65 Dinkes Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization 74,49 92,31 93,25 Dinkes (UCI)

  2.1 Terpenuhinya Produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Distanhorbun

  2. Mewujudkan kebutuhan pangan perekonomian - Produksi padi (Ton) 545.413 632.512 664.533 utama daerah yang

  • Produksi palawija (Ton) 179.163 207.774 218.292 berdaya saing
  • Produksi sayuran (Ton) 140.811 163.297 171.563 dengan
  • Produksi buah-buahan (Ton) 68.982 79.999 84.049 meningkatkan nilai

  5.926.911 6.226.961

  • Produksi tanaman hias bunga (tangkai) 5.110.757 tambah produk
  • Produksi tanaman hias daun indah (pohon) 460.253 533.752 560.773 dengan inovasi
  • Produksi tanaman obat (Ton) 5.817 6.747 7.089 teknologi informasi
  • Produksi tanaman perkebunan (Ton) 46.995 54.499 57.258 Produksi peternakan

  Diskanak 180,724,764 Produksi Daging (Kg) -

  191.842.978 195.699.022 46,411,382 Produksi Telur (Kg) -

  49.266.617 50.256.876 17,764,950 Produksi Susu (Kg) -

  18.857.852 19.236.895 Produksi perikanan 81,96 95,05 99,86 Diskanak Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal 60,33 68,94 69,46 Distanhorbun lainnya per hektar Ketersediaan pangan utama 61,75 65,53 66,79 Dishanpang

  V-15

  V-16

  77

  15

  15

  63,15 73,23 76,94 Dishub Tidak ada daerah terisolir

  Indeks aksesibilitas jalan 0,59 0,63 0,64 DPUPR Rasio konektifitas angkutan umum pada wilayah Kabupaten Bogor 84,18 89,36 91,15 Dishub Persentase kendaraan Angkutan umum yang laik jalan 78,56 83,39 85,07 Dishub Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik 84,88 88,77 90,11 DPUPR Persentase sarana Angkutan Umum yang menghubungkan antar wilayah (Ijin Trayek)

  3.1 Meningkatnya aksesibilitas pergerakan ekonomi masyarakat

  3. Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur daerah dan konektivitas antar- wilayah

  77 DPMPTSP

  77

  2.5 Meningkatnya Investasi Jumlah nilai investasi berskala nasional (triliun) 7,2 8,1 8,4 DPMPTSP Pelayanan Perizinan berstandar ISO

  Penguatan Cadangan Pangan 127,30 170,59 188,08 Dishanpang Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB Harga Berlaku

  2.4 Meningkatnya akses lapangan kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 64,07 68,01 69,3 Disnaker Tingkat pengangguran terbuka 9,55 6,66 6,01 Disnaker Rasio daya serap tenaga kerja 278 204,36 184,43 DPMPTSP

  100 100 100 Bappedalitbang Jumlah inovasi yang diterapkan oleh masyarakat (%) 100 100 100 Bappedalitbang

  2.3 Meningkatnya Teknologi dan Inovasi Indeks E-Government 40,00 55,20 61,40 Diskominfo Persentase Aplikasi Layanan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan yang terkoneksi 75,00 79,61 81,21 Diskominfo Persentase hasil penelitian yang direkomendasikan dalam pembangunan

  Pertumbuhan industri 0,7 0,75 0,77 Disperdagin Persentase koperasi aktif 74,75 79,35 80,95 DiskopUKM Rata-rata omzet UKM 5.118.648,96 6.859.479,16 7.562.575,77 DiskopUKM Jumlah barang UMKM yang tersertifikasi 160 225 245 DiskopUKM

  Bappedalitbang Nilai PDRB Berdasarkan Harga Konstan (triliun) 140,251 200,72 226,76 Bappedalitbang Ekspor Bersih Perdagangan (USD) 1.091.075.555,67 1.462.145.595,75 1.612.015.519,31 Disperdagin

  Daerah Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Harga Berlaku 9,34 12,72 12,91 Bappedalitbang Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Harga Konstan 6,19 6,24 6,30 Bappedalitbang Nilai PDRB Berdasarkan Harga Berlaku (triliun) 201,926 430,97 548,97

  2.2 Meningkatnya Produktivitas Daerah Persentase BUMD yang sehat 33,33 66,66 66,66 Sekretariat

  5,28 5,60 5,72 Distanhorbun Nilai tukar petani 101,44 104,44 105,44 Distanhorbun Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) 77,00 78,16 78,55 Dishanpang

  15 DPMD Persentase rumah tinggal bersanitasi 70,05 81,23 85,34 DPUPR

  V-17

  4.1 Terbangunnya kawasan TEGAR BERIMAN Jumlah kawasan geopark - -

  4.2 Berkurangnya permasalahan PMKS Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial 0,42 0,70 0,75 Dinas Sosial Persentase PMKS yang tertangani 0,42 0,70 0,75 Dinas Sosial Persentase panti sosial yang menerima program pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya 0,32

  95 DLH

  95 DLH Kualitas mutu udara 92,31 94,32

  10 Kesbangpol Kualitas mutu air 92,13 94,12

  15

  20

  1 Bappedalitbang Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) 100 100 100 Satpol PP Persentase Penegakan PERDA 100 100 100 Satpol PP Persentase menurunnya kasus SARA

  1 Bappedalitbang Jumlah situ front city - -

  1 DPKPP Jumlah poros tengah timur (KM) 0,5 10 12,3 DPUPR Jumlah Kota Baru Publik Maja - -

  1 Bappedalitbang Jumlah pusat pengobatan tradisional fisioterapi Cimande - -

  4. Mewujudkan kabupaten bogor yang tegar beriman (tertib, segar, bersih, indah, mandiri, aman dan nyaman) dan berkelanjutan

  3.2 Meningkatnya sarana dan prasarana infrastruktur pemukiman

  40 DP3AP2KB

  90 Bappedalitbang Persentase penduduk dibawah garis kemiskinan 8,57 8,78 8,70 Bappedalitbang Presentase keluarga pra Sejahtera dan KS 1 42,07 41,8

  89

  0,4 0,31 0,31 Bappedalitbang Indeks ketimpangan Williamson 0,99 0,63 0,55 Bappedalitbang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 69,13 71,64 72,64 Bappedalitbang Indeks pembangunan gender (IPG) 87,13

  3.4 Meningkatnya pemerataan pembangunan Indeks Gini

  Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah berHPL/HGB 0,2831 0,3283 0,3449 DPUPR

  Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL dan UKL/UPL 98,00 98,59 98,79 DLH Ketaatan terhadap RTRW 70,00 81,18 85,29 DPUPR

  3.3 Meningkatnya pengelolan lingkungan Hidup Persentase jumlah sampah yang tertangani 64,56 74,87 78,66 DLH

  32,77 36,13 DPKPP Persentase lingkungan pemukiman kumuh 0,290 0,214 0,193 DPKPP

  Persentase menurunnya kawasan kumuh 11,89 9,31 8,58 DPKPP Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni 99,30 99,60 99,70 DPKPP Persentase pemukiman yang tertata 24,459

  0,50 0,65 Dinas Sosial

  4.3 Berkurangnya risiko Persentase Mitigasi Bencana yang berhasil dilaksanakan 13,33 22,5

  25 BPBD bencana

  4.4 Meningkatnya Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten/kota

  89

  93

  95 Damkar penanganan bencana Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah 18,6 Menit 16,5

  15 Damkar layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Persentase Desa Siaga Bencana 6 8,7

  10 BPBD Rata - rata waktu Penanganan Bencana Alam 1 hari/24 jam

  16

  12 BPBD Persentase pemulihan di daerah yang terkena bencana 84,26 88,39

  90 BPBD

  5.1 Meningkatnya kualitas 5.

  Indeks reformasi birokrasi 59,25 63,23

  65 Inspektorat Mewujudkan tata manajemen kelola nilai akuntabilitas kinerja "baik" B BB BB Inspektorat administrasi pemerintahan yang Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah pemerintahan baik dan bersih

  WTP WTP WTP BPKAD Daerah Kualitas penyusunan Laporan Penyelenggaraan 3,32 3,5 3,75 Setda Pemerintahan Daerah (LPPD) Persentase Tingkat Kepuasan Pimpinan dan Anggota

  Sekretariat 83,33 84,25

  85 DPRD terhadap Pelayanan Sekretariat DPRD DPRD

  5.2 Meningkatnya kualitas 1,001 Persentase ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan

  1,35 1,5 BKPP SDM aparatur formal Persentase ASN yang menduduki jabatan sesuai

  66,89

  75

  80 BKPP kompetensi

  5.3 Meningkatnya kualitas Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 76,11 77,75 78,00 SETDA pelayanan publik Persentase Layanan Pengaduan Masyarakat secara

  90,74 98,28 100 DISKOMINFO Online yang di distribusi ke SKPD Indeks Kepuasan Pegawai 78,42 79,26

  80 BKPP

  5.4 Tertekannya laju Laju pertumbuhan penduduk (LPP) 2,48 1,96 1,86 DP3AP2KB pertumbuhan Total Fertility Rate (TFR) 2,61 2,38 2,44 DP3AP2KB penduduk

  V-18