RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL

RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Jurusan Kriya Seni / Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh

DARSONO

C0902005

JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PERSETUJUAN RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL

Disusun Oleh :

DARSONO

C. 0902005

Telah disetujui untuk dihadapkan pada sidang Tugas Akhir oleh :

Pembimbing

Drs. F. Ari Dartono, M.sn. NIP. 19581120 198703 1 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Kriya Seni/Tekstil

Dra. Theresia Widiastuti, M.Sn NIP. 19590923 198601 2 001 Dra. Theresia Widiastuti, M.Sn NIP. 19590923 198601 2 001

PENGESAHAN RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL

Disusun Oleh :

DARSONO

C. 0902005

Telah disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Pada Tanggal…………………..

Jabatan

Nama

Tanda Tangan

Ketua Drs. Sarwono, M. Sn. ………………

NIP. 19590909 198603 1 002

Sekretaris

Dra. Tiwi Bina Affanti, M. Sn.

NIP. 19590709 198601 2 001

Penguji I Drs. F. Ari Dartono, M. Sn. ………………

NIP. 19581120 198703 1 002

Penguji II

Dra. Sarah Rum Handayani, M. Hum. ………………

NIP. 19521208 198103 2 001

Mengetahui Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Drs. Sudarno, M.A NIP. 19530314 198506 1 001 Drs. Sudarno, M.A NIP. 19530314 198506 1 001

PERNYATAAN

Nama : Darsono NIM : C.0902005

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL adalah benar-benar karya sendiri, bukan plagiat, dan tugas akhir ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang penulis ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan ilmiah yang lazim. Hal-hal tersebut dalam karya ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Surakarta, April 2010 Yang membuat pernyataan

Darsono

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Kesempatan adalah waktu yang berharga untuk mendapatkan kebahagiaan diujung simpulnya. (Penulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini dipersembahkan penulis kepada :

Bapak dan ibuku tercinta Kakak-kakakku tersayang Sahabat-sahabatku dan teman temanku Almamaterku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, hiadayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul RELIEF DENGAN TEKNIK MAKRAME SEBAGAI KARYA SENI TEKSTIL, untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana seni dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir dan penyusunan laporan ini tidak dapat terwujud apabila tanpa partisipasi dari berbagai pihak yang senantiasa dengan senang hati memberikan dukungan, bimbingan serta bantuan. Maka dalam kesempatan ini pula, penulis akan menghaturkan banyak terima kasih kepada :

1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Theresia Widiastuti, M.Sn, selaku ketua Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. F. Ari Dartono, M.Sn, selaku Pembimbing yang selalu membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan dorongan, semangat dan doanya sampai terselesaikannya Tugas akhir ini.

4. Dewan penguji Tugas Akhir

5. Bapak, Ibu, kakak-kakakku tercinta serta segenap keluarga yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan material dan spiritual dengan doa-doanya yang tidak pernah ada putusnya.

6. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku yang selalu memberi dukungan, semangat dan dorongan serta bantuannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Semua pihak yang telah membantu, dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu sampai terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis sadari masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pihak manapun juga. Penulis juga berharap semoga hasil tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya Jurusan Kriya Seni/Tekstil dan masyarakat pada umumnya.

Surakarta, April 2010

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Desain karya 3 ...................................................................... 48

4. Desain karya 4 ...................................................................... 51

5. Desain karya 5 ...................................................................... 54

6. Desain Karya 6……………………………………………… 57

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 60

A. Kesimpulan………………………………………………… 60

B. Saran……………………………………………………….. 61

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 62 LAMPIRAN............ ............................................................................................ 63

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Serat rami yang sudah dipilin menjadi tali atau benang …………. 5 Gambar 1.2 Serat agel………………………………………………………….. 6 Gambar 1.3 Serabut kelapa yang sudah berupa benang atau tali……………… 6 Gambar 1.4 Serat rami yang belum dipilin…………………………………….. 7 Gambar 1.5 Gajih agel………………………………………….………...……. 7 Gambar 1.6 Tahap pembuatan simpul pipih……………………………………. 10 Gambar 1.7 Tahap pembuata simpul kordon…………………………………… 11 Gambar 1.8 Tahap pembuatan simpul kordon horizontal………………………. 12 Gambar 1.9 Tahap pembuatan simpul kordon vertikal……………….............. 12 Gambar 1.10 Tahap pembuatan simpul kordon diagonal……………………… 12 Gambar 1.11 Tahap pembuatan simpul pipih berloncatan…………………….. 12 Gambar 1.12 Tahap pembuatan simpul jangkar………………………………... 12 Gambar 1.13 Cara penyambungan dengan memasukan tali dalam simpul……. 13 Gambar 1.14 Cara penyambungaan dengan cara mengaitkan pilinan tali……... 13 Gambar 2.1 Proses studi kreatif………………………………………………... 17 Gambar 2.2 Karya-karya makrame di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta…. 19 Gambar 2.3 Karya-karya Biranul Anas Zaman………………………………… 22 Gambar 2.4 Percobaan 1 ……………………………………………………… 25 Gambar 2.5 Percobaan 2 ……………………………………………………… 26 Gambar 2.6 Percobaan 3………………………………………………………. 27 Gambar 2.7 percobaan 4………………………………………………………. 28 Gambar 2.8 percobaan 5………………………………………………………. 39 Gambar 1.1 Serat rami yang sudah dipilin menjadi tali atau benang …………. 5 Gambar 1.2 Serat agel………………………………………………………….. 6 Gambar 1.3 Serabut kelapa yang sudah berupa benang atau tali……………… 6 Gambar 1.4 Serat rami yang belum dipilin…………………………………….. 7 Gambar 1.5 Gajih agel………………………………………….………...……. 7 Gambar 1.6 Tahap pembuatan simpul pipih……………………………………. 10 Gambar 1.7 Tahap pembuata simpul kordon…………………………………… 11 Gambar 1.8 Tahap pembuatan simpul kordon horizontal………………………. 12 Gambar 1.9 Tahap pembuatan simpul kordon vertikal……………….............. 12 Gambar 1.10 Tahap pembuatan simpul kordon diagonal……………………… 12 Gambar 1.11 Tahap pembuatan simpul pipih berloncatan…………………….. 12 Gambar 1.12 Tahap pembuatan simpul jangkar………………………………... 12 Gambar 1.13 Cara penyambungan dengan memasukan tali dalam simpul……. 13 Gambar 1.14 Cara penyambungaan dengan cara mengaitkan pilinan tali……... 13 Gambar 2.1 Proses studi kreatif………………………………………………... 17 Gambar 2.2 Karya-karya makrame di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta…. 19 Gambar 2.3 Karya-karya Biranul Anas Zaman………………………………… 22 Gambar 2.4 Percobaan 1 ……………………………………………………… 25 Gambar 2.5 Percobaan 2 ……………………………………………………… 26 Gambar 2.6 Percobaan 3………………………………………………………. 27 Gambar 2.7 percobaan 4………………………………………………………. 28 Gambar 2.8 percobaan 5………………………………………………………. 39

Gambar 4.1 Desain karya 1…………………………………………………….. 43 Gambar 4.2 Foto karya 1………………………………………………………. 44 Gambar 4.3 Desain karya 2……………………………………………………. 46 Gambar 4.4 Foto karya 2 ……………………………………………………… 47 Gambar 4.5 Desain karya 3……………………………………………………. 49 Gambar 4.6 Foto karya 3………………………………………………………. 50 Gambar 4.7 Desain karya 4……………………………………………………. 52 Gambar 4.8 Foto karya 4………………………………………………………. 53 Gambar 4.9 Desain karya 5……………………………………………………. 55 Gambar 4.10 Foto karya 5……………………………………………………… 56 Gambar 4.11 Desain karya 6…………………………………………………… 58 Gambar 4. 12 Foto karya 6…………………………………………………….. 59

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Darsono. C0902005. 2010. Relief dengan teknik makrame sebagai karya seni tekstil. Tugas Akhir: Jurusan Kriya Seni Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Makrame sebenarnya tergolong pada teknik kerajinan klasik, tetapi pada tahun terakhir ini orang tidak tahu lagi cara pemanfaatannya. Selain untuk membuat kantung jala untuk berbelanja yang menjemukan, orang tidak tahu lagi harus membuat apa dengan makrame itu. Untuk menyikapi keadaan tersebut maka muncul sebuah ide untuk menggarap makrame dengan memunculkan bentuk relief, relief yang pada umumnya dibuat pada permukaan batu, kayu, dan sejenisnya. Kini relief akan dimunculkan dalam bentuk tekstur tanpa mengurangi kesan indah dan lembut yang menjadi karakter utama pada karya tekstil memanfaatkan serat alam sebagai bahan yang akan dirancang sebagai karya tekstil yang lebih dapat diapresiasi.

Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir adalah: Bagaimana relief dengaan teknik makrame sebagai karya seni tekstil? Teknik yang digunakan dalam proyek Tugas Akhir ini adalah teknik makrame. Kata makrame berasal dari kata Arab “Mucharam” (susunan kisi-kisi), kata “makrama” dari Turki yang berarti rumbai-rumbai atau ”migrama” yang artinya penyelesaian (penyempurnaan) garapan lap dan selubung muka dengan simpul (Saraswati 1996: 1-2).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era yang semakin berkembang kita masih sering menjumpai berbagai peninggalan-peninggalan sejarah yang mempunyai nilai historis yang tinggi. Dimana peninggalan-peningalan tersebut berupa candi, prasasti, maupun bangunan-bangunan bersejarah. Selain mempunyai nilai historis peninggalan-peninggalan tersebut juga memiliki nilai artistik yang menyebabkan peninggalan tersebut mempunyai nilai seni yang tinggi, sehinga banyak orang memandangnya suatu keindahan. Hampir disetiap bangunan pada permukaannya mempunyai karakter khusus yang mana karakter tersebut mempunyai makna sejarah yang berupa cerita legenda maupun pesan moral pada masyarakat yang berada di jaman itu hingga pada generasi berikutnya. Biasanya pesan atau cerita tersebut divisualisasikan dalam bentuk relief pada permukaan bangunan. Relief yang dipahat pada candi mengambarkan suatu arti atau melukiskan suatu cerita tertentu. Pada permukaan candi atau prasasti mempunyai bentuk yang tidak rata dan cenderung kasar. Hal ini akan memberi kesan tersendiri dimana terdapat arah datar, cembung ataupun cekung. Walaupun sebenarnya masih dalam bentuk yang sama yaitu dalam satu lembaran bidang. Secara garis besar relief dapat diartikan sebagai hiasan atau tulisan yang timbul. Pada candi Borobudur relief tersebut merupakan pahatan pada batu. Relief dapat juga dibuat dengan cara-cara lain. Seperti dengan menambahkan adukan semen atau bahan lain diatas bidang datar maupun lengkung yang banyak dilakukan pada hiasan dinding taman (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990 : 143).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Melihat relief muncul suatu gagasan menampilkan bentuk relief pada karya tekstil dengan teknik makrame menggunakan bahan serat alam. Relief yang pada umumnya tergambar pada suatu permukaan bangunan, akan dimunculkan dalam bentuk tekstur menggunakan bahan serat alam. Tanpa mengurangi kesan indah dan lembut yang menjadi karakter utama pada karya tekstil.

Makrame sebenarnya tergolong pada teknik kerajinan klasik, tetapi pada tahun terakhir ini orang tidak lagi tahu cara memanfaatkannya. Selain untuk membuat kantung jala untuk berbelanja yang menjemukan, orang tidak tahu lagi harus membuat apa dengan makrame itu (Saraswati, 1996 : 2). Makrame merupakan teknik simpul-menyimpul yang dikerjakan dengan cara melingkari dan mengikat dua buah tali atau lebih. Tali yang melingkari dan mengikat di sebut tali garapan dan tali yang lain disebut tali taruhan. Teknik simpul makrame dapat menghasilkan berbagai macam produk tekstil, misalnya busana, pelengkap busana, pelengkap interior, karya tekstil yang lebih dapat dinikmati keindahannya dan lain-lain. Dari perkembangan tersebut muncul berbagai ide yang memberikan dorongan pada penulis untuk dapat menghasilkan karya seni tekstil yang lebih dapat dinikmati baik dari pemanfaatannya maupun keindahannya. Dalam hal ini akan tampak dalam pemunculan relief pada permukaan bahan tekstil.

B. Studi pustaka

1. Relief

Relief merupakan hasil karya dengan cara membuat ukiran pada permukaan benda dengan menggunakan pahat atau benda tajam lainnya. Benda-benda seperti: batu, kayu, gypsum dan sebagainya, merupakan benda yang seringkali digunakan Relief merupakan hasil karya dengan cara membuat ukiran pada permukaan benda dengan menggunakan pahat atau benda tajam lainnya. Benda-benda seperti: batu, kayu, gypsum dan sebagainya, merupakan benda yang seringkali digunakan

untuk membuat karya relief. Selain mengunakan teknik ukir relief juga dapat dibuat dengan cara kolase atau menempelkan suatu benda pada permukaan bidang datar.

Secara garis besar relief dapat diartikan sebagai hiasan atau tulisan bidang yang timbul. Seperti relief pada dinding candi Borobudur. Pada candi Borobudur relief tersebut merupakan pahatan pada batu. Relief juga dapat dibuat dengan cara- cara lain. Seperti dengan menambahkan adukan semen atau bahan lain diatas bidang datar maupun lengkung, yang banyak di lakukan pada hiasan dinding taman (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990 : 143).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa relief adalah hasil karya yang memiliki karakter cembung atau cekung pada bidang datar.

Relief juga dapat diartikan peninggian dalam arti kedudukannya lebih tinggi dari bidang yang mendasarinya karena dikatakan relief senantiasa peninggian itu ditempatkan pada suatu dataran. Pada dasarnya relief merupakan karya dua demensi. Jenis lukisan dinding yang timbul ini dapat menggunakan teknik pahat atau menempelkan bahan-bahan lain (Mikke Susanto, 2002 : 96).

Pada dasarnya relief merupakan bagian dari arsitektur dan umumnya dipahat pada bidang atau dinding bangunan. Relief dibagi menjadi dua macam yaitu relief sebagai penghias belaka dan relief yang memuat cerita atau menggambarkan suatu kisah tertentu (Tim Penyusun, 1979 : 56). Seperti pada candi prambanan menggambarkan kisah Ramayana.

2. Serat

Sejarah mengatakan serat telah ditemukan sejak jaman purba, serat tersebut di ambil dari bulu-bulu hewan dan tumbuhan pada waktu itu saerat sering digunakan untuk melindungi tubuh dari gejala-gejala alam, misalnya panas matahari, dan serangan binatang. Serat merupakan sebuah zat yang panjang tipis dan mudah Sejarah mengatakan serat telah ditemukan sejak jaman purba, serat tersebut di ambil dari bulu-bulu hewan dan tumbuhan pada waktu itu saerat sering digunakan untuk melindungi tubuh dari gejala-gejala alam, misalnya panas matahari, dan serangan binatang. Serat merupakan sebuah zat yang panjang tipis dan mudah

dibengkokkan (N. Sugiarto Hartanto, Shigeru Watanabe, 1980 : 2). Dilihat dari jenisnya serat digolongkan menjadi dua golongan yaitu:

1. Serat alam Serat alam masih dibagi menjadi tiga dilihat sesuai dengan bahan asalnya, yaitu

serat yang berasal dari tumbuhan, binatang, atau dari bahan galian (mineral). Serat yang diambil dari tumbuhan antara lain linen, goni, rami, agel, serabut kelapa. Serta serat yang berasal dari hewan yaitu wol, ulat sutra. Kemudian serat yang berasal dari bahan galian (mineral) adalah asbes.

2. Serat buatan

Serat buatan adalah serat yang dibuat melalui proses kimiawi yaitu nilon, polyester, akrilik.

Berdasarkan penggolongan bahan baku diatas maka dapat dijelaskan yang dimaksud bahan-bahan alam dari jenis tumbuhan antara lain: rami, agel, gajih agel, serabut kelapa

Bagan Pengamatan Bahan Serat Alam

No Bahan Sifat Kekuatan

1. Agel

f KK

2. Serabut Kelapa

3 Rami yang belum dipilin

4. Rami yang sudah dipilin

5. Gajih agel

f KK

(Doc. Darsono) (Doc. Darsono)

Keterengan: ( kf )

: Kurang fleksibel

( kk )

: Kurang kuat

Gambar 1.1 Serat rami yang sudah dipilin menjadi tali atau benang Rami adalah yang paling kuat diantara serat tanaman . Warna rami adalah

coklat muda kekuning-kuningan atau hijau kekuning-kuningan. Rami menjadi putih mentah jika dikelantang, walaupun terendam air atau kena udara rami tidak akan menjadi rusak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 1.2 Serat agel

Agel ini berasal dari rumput-rumputan yaitu pohon gebag, sejenis pohon palem yang diambil daunnya kemudian dipilin, agel ini mempunyai daya elastis yang tinggi, berwarna coklat muda.

Gambar 1.3 Serabut kelapa yang sudah berupa benang atau tali

Serbut kelapa ini diambil dari kulit buah kelapa, mempunyai kekuatan yang baik, berwarna coklat tua, dan memiliki sifat fisik yang kaku, setelah mengalami proses pemilinan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 1.4 Serat Rami yang belum di pilin

Rami ini meskipun belum dipilin sudah mempunyai kekuatan yang bagus. Berbentuk seperti rambut panjang 50 cm, berwarna putih bersih.

Gambar 1.5 Gajih agel

Gajih agel merupakan serat agel yang belum dipilin, berbentuk seperti rumput dan tekstur daun halus, berwarna coklat kekuningan.

3. Tekstil

Hubungan antar manusia dengan tekstil dapat diibaratkan seperti ikan dengan air. Sepanjang hidupnya ikan tidak terlepas dari air. Demikian juga manusia tidak Hubungan antar manusia dengan tekstil dapat diibaratkan seperti ikan dengan air. Sepanjang hidupnya ikan tidak terlepas dari air. Demikian juga manusia tidak

akan pernah terlepas dari tekstil, tekstil merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, terkecuali bagi mereka yang belum mengenal peradapan dan kebudayaan. Hubungan ini dapat kita lihat dalam perwujudan kehidupan sehari-hari. Misalnya busana, aksesoris yang kita pakai, elemen interior. Makin maju tingkat kehidupan masyarakat makin banyak diperlukan peran tekstil untuk pemenuhan kebutuhan.

Pada mulanya tekstil adalah kain tenun. Namun dewasa ini kata tekstil digunakan untuk menyebut apa saja yang terbuat dari serat atau benang pintal. Tali, tali kor, renda dan jaring, semuanya adalah tekstil. Kain yang dibuat dengan tenun, rajut, juga tekstil. (Kathryn Whyman, 2006 : 4)

Kata tekstil atau dalam bahasa ingris textile berasal dari bahasa latin tektilis yang berarti tenunan, atau texere yang berarti menenun. Tekstil dalam arti umum adalah bahan pakaian atau kain-kain. Maka dari itu, kegunaan tekstil tidak hanya untuk pakaian saja, tetapi juga untuk keperluan-keperluan rumah tangga atau industri, misalnya: untuk tirai, kasur, kain layar, sprei, jok kursi, selang untuk minyak dan sebagainya (Gunadi, 1989 : 15)

Pengertian tekstil menurut (Gunadi 1989 : 15). Adalah suatu benda yang berasal dari serat atau benang yang dianyam (ditenun), dirajut, direnda, ditapis, dikempa menjadi bahan pakaian atau keperluan lain.

Pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang termasuk tekstil tidak hanya pakaian, tetapi menyangkut produk-produk lain yang berasal dari serat atau benang dalam lingkup lebih luas baik ditenun, dirajut, dikempa, direnda maupun ditapis.

4. Makrame

Makrame merupakann teknik simpul-menyimpul atau tali-temali sebetulnya sering digunakan sebagian masyarakat seperti pada kegiatan pramuka, orang mengikat barang, dan sebagainya. Namun orang tidak banyak mengerti atau sadar Makrame merupakann teknik simpul-menyimpul atau tali-temali sebetulnya sering digunakan sebagian masyarakat seperti pada kegiatan pramuka, orang mengikat barang, dan sebagainya. Namun orang tidak banyak mengerti atau sadar

bahwa simpul yang mereka kerjakan dapat dikembangkan melalui membuat variasi simpul itu.

Kata makrame berasal dari kata Arab Mucharam yang berarti susunan kisi- kisi, sedangkan dari bahasa Turki berasal dari kata Makrama yang berarti rumbai- rumbai atau juga Migrama yang artinya penyelesaian atau penyempurnaan garapan selubung muka dengan simpul (Saraswati, 1987 : 1-2). Sedangkan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, makrame merupakan seni kerajinan tangan simpul- menyimpul untuk membentuk jumbai dan rumbai dengan mengunakan berbagai benang (Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, 1998 : 544)

Makrame merupakan salah satu kehebatan peradaban seni tertua di dunia yang tergolong pada seni kerajinan klasik. Ada dugaan makrame ada sebelum tenunan atau anyaman. Hasil kerajinan ini pembuatannya tidak menggunakan alat melainkan menggunakan tangan kita sendiri.

Meski makrame itu nampaknya sangat rumit, sebenarnya hanya terdiri dari dua simpul dasar. Kedua simpul itu adalah simpul pipih dan simpul kordon. Teknik pengerjaannya adalah dengan melingkari sebuah tali atau beberapa tali. Tali yang melingkari dan mengikat disebut tali garapan, dan tali yang lain disebut tali taruhan. Dari simpul itu bisa dibuat banyak pola dengan menggunakan material-material yang dapat dipilih, seperti benang, wol, tali pancing, tali serat, tali rafia, tampar, kulit, dan sebagainya (Saraswati, 1996 : 4).

a. Simpul Pipih

Simpul pipih atau ganda juga disebut simpul tas lapang yang dibuat dengan dua tahap, yaitu: Simpul pipih atau ganda juga disebut simpul tas lapang yang dibuat dengan dua tahap, yaitu:

(Saraswati, 1996 : 6)

1 2 Gambar 1.6 Tahap pembuatan simpul pipih

Tahap pertama: Tali B adalah tali taruhan, A dan C adalah tali garapan. C ditarik melalui atas B dan bawah A. kemudian A lewat bawah B dan atas C. Kemudian tali-tali ditarik dan dipasang pada tempatnya.

Tahap kedua: tali A yang kini berada paling kanan, dilewatkan bawah B dan atas C, dan kemudian C lewat atas B dan atas A secara diagonal dan terus lewat bawah. Tahap ketiga adalah tinggal tali ditarik dan dipasang, kedua simpul tersebut dikerjakan secara berseling membentuk sebuah simpul pipih ganda.

b. Simpul kordon (simpul tali bedil)

Simpul kordon tidak lebih dari sebuah sengkelit sederhana yang melingkari tali kedua. Baru sengkelit yang dibuat melingkari tali itu sendiri (pertama) merupakan simpul tetap (sebenarnya). Dengan demikian arah letak tali taruhan pada kebanyakan simpul kordon menentukan arah dari simpul-menyimpul itu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(Saraswati, 1996 : 8)

1 2 3 Gambar 1.7 Tahap pembuatan simpul kordon

Membuat latihan kita cukup mengunakan 2 tali yang panjangnya kira-kira 20 cm. kedua tali itu diletakkan berjajar. Tali B yang terletak dikanan adalah tali taruhan (lihat sekema cara membuat simpul kordon diatas). Letakan tali pasangan itu miring lewat atas tali garapan (1). Kini A lewat atas B dan dari atas kebawah lewat diantara kedua tali (2). Maka terjadilah sebuah sengkelit. Kini dibuat sekali lagi A diletakkan di atas B dan terus ditarik lewat kedua sengkelit (3). Pada waktu memasang simpul itu, tali pasangan B tetap kencang. Kini kita pasang beberapa tali pasangan dan diatasnya kita akan membentuk sederetan simpul kordon. Sederetan simpul bisa membentuk pola horisontal, vertikal, zig-zag, segi empat menyilang (Saraswati, 1996 : 8).

Beberapa jenis simpul tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan yang dikehendaki, misal simpul kordon dapat dibuat variasi arah vertikal, horisontal atau diagonal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1 2 3 4 5 (Saraswati, 1996 : 12) Gambar 1.8 Tahap pembuatan simpul kordon horisontal

1 2 3 4 5 6 (Saraswati, 1996 : 8) Gambar 1.9 Tahap pembuatan simpul kordon vertikal

1 2 3 (Saraswati, 1996 : 15)

Gambar 1.10 Tahap pembuatan simpul kordon diagonal

(Saraswati, 1996 : 20)

Gambar 1.11 Tahap pembuatan simpul pipih berloncatan

1 2 3 4 (Saraswati, 1996 : 11) Gambar 1.12 Tahap pembuatan simpul jangkar 1 2 3 4 (Saraswati, 1996 : 11) Gambar 1.12 Tahap pembuatan simpul jangkar

c. Cara penyambungan benang atau tali

Dalam teknik makrame cara penyambungan benang sangat penting karena sambungan itu akan mempengaruhi hasil simpulan.

Cara penyambungan dengan memasukan tali dalam simpul, yaitu tali yang dipakai untuk menyambung dimasukkan sebagai tali taruhan, dan tali tersebut diikat tali garapan. Langkah berikutnya tali yang dipakai untuk menyambung (tali taruhan) dijadikan tali garapan lihat gambar 1.13

(Saraswati, 1996 : 3) Gambar 1.13 Cara penyambungan dengan memasukkan tali dalam simpul

d. Cara penyambungan tali dengan cara mengaitkan pilinan tali

Cara ini sangat bagus namun memerlukan waktu yang lama karena harus membuka pilinan tali dan mengaitkan satu-persatu, hinga menjadi sambungan benang yang halus dan kuat.

(Saraswati, 1996 : 7)

Gambar 1.14 Cara penyambungan tali dengan cara mengaitkan pilinan tali Gambar 1.14 Cara penyambungan tali dengan cara mengaitkan pilinan tali

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian diatas maka masalah yang akan diangkat pada proyek ini adalah:

Bagaimana relief dengan teknik makrame sebagai karya seni tekstil ?

D. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proyek ini adalah:

Menciptakan karya seni tekstil dengan memunculkan bentuk relief menggunakan teknik makrame yang bisa diapresiasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II METODE PERANCANGAN

A. Analisis Permasalahan

Analisis permasalahan yang didapat dalam pembuatan karya tugas akhir ini adalah relief dengan teknik makrame difungsikan sebagai karya seni tekstil yang bisa diapresiasi. Relief yang biasanya kita jumpai dibuat pada batu, kayu, kini dalam perancangan ini relief akan dibuat pada tekstil dengan desain struktur yaitu teknik makrame, relief dimunculkan melalui pengolahan-pengolahan simpul pada makrame, dan memanfaatkan karakter bahan yang dapat mendukung pemunculan bentuk relief. Bahan yang dipakai dalam perancangan ini adalah serat alam yaitu: serat rami, serabut kelapa, agel, gajih agel. Bahan serat alam selain mempunyai tekstur yang sangat berfariasi untuk mendukung dalam pemunculan relief, juga memiliki kekuatan setelah proses penyimpulan (tidak mudah lepas). Bahan merupakan faktor penting dalam menciptakan karya tekstil, karena jenis dan kualitas bahan akan sangat menentukan hasil akhir.

Perancangan desain tersebut diambil dari sumber ide relief. Dalam perancangan motif akan menampilkan bentuk cembung atau cekung, serta arah datar untuk menampilkan karakter relief. Karena tidak semua desain motif dapat dicapai dengan teknik makrame, maka dalam pembuatan karya yang berkaitan dengan perancangan, ide desain harus memperhatikan bagaimana desainnya agar dapat dicapai dengan teknik tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Strategi (Langkah dan Pemecahannya)

Berdasarkan dengan permasalahan perlu melakukan setrategi langkah-langkah pemecahan masalah atas dasar analisa yang telah dilakukan, maka yang harus ditempuh adalah:

1. Memahami bentuk dan karakter relief. Sebagai bahan acuan dalam proses kreatif.

2. Memanfaatkan bahan yang akan digunakan untuk perancangan karya tekstil yang dapat mendukung pemunculan bentuk relief, yaitu: serat rami, serabut kelapa, agel, gajih agel dan sebagainya, Baik yang masih berupa serabut atau yang sudah dipilin menjadi benang.

3. Melakukan uji coba dan pengembangan berbagai teknik simpul makrame untuk mencari alternatif variasi-variasi dari hasil penyimpulan sehinga dapat mendukung dan menjadi acuan dalam proses pembuatan karya.

4. Mengetahui fungsi dan mampu untuk mewujudkan gagasan perancangan melalui

proses pembuatan karya tersebut sesuai dengan konsep.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Pengumpulan Data

Untuk dapat membuat hasil karya yang baik dan sesuai dengan sasaran maka perlu dibutuhkan data-data yang mendukung. Pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil survei, studi kreatif, wawancara, studi pustaka.

1. Studi kreatif

Pengumpulan data yang berkaitan dengan studi kreatif atau cara penggunaan teknik makrame dilakukan pada saat Kerja Profesi di PPPPTK Seni dan Budaya (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya) dengan alamat jalan Kali urang km 12,5 Seleman Yogyakarta. Dari hasil studi kreatif. Dapat diperoleh pengetahuan tentang variasi-variasi pengembangan bentuk simpul makrame. Penulis juga melakukan proses kreatif dengan membuat variasi simpul makrame menggunakan bahan serat alam.

(Doc. Darsono) Gambar 2.1 Proses studi kreatif (Doc. Darsono) Gambar 2.1 Proses studi kreatif

2. Wawancara

a. Staf pengajar di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta, yaitu kepada ibu Dra. Parjiah, M.Sn. dan Dra. Sri Handayani tentang proses kreatif, pemanfaatan bahan serat alam, hasil karya, serta cara-cara penggunaan simpul makrame dan pengembangannya.

b. Mas Temu, pengrajin atau seniman pembuat relief, dan dekorasi taman. Dari hasil wawancara dapat ditarik kesimpulan bahwa karya relief pada masa sekarang ini lebih berorentasi pada kebutuhan manusia, yaitu lebih bersifat dekoratif dan tidak merupakan urutan sebuah cerita yang sering dijumpai pada dinding-dinding candi atau monumen. Melainkan relief banyak dipakai untuk loster, dinding taman, dan sebagainya.

c. Drs. Untung Murdiyanto, M. Sn., Staf pengajar Jurusan Seni Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, menurut beliau relief merupakan bentuk cekung atau timbul pada bidang datar. Relief dibagi menjadi tiga menurut bentuk fisiknya yaitu relief datar merupakan bentuk relief yang memiliki tonjolan yang hapir setara dengan bidang yang mendasarinya. Relief sedang yaitu relief yang hanya menampakkan persepektif dua dimensi. Relief tinggi adalah relief yang mempunyai bentuk lepas atau tiga dimensi. Relief menurut Drs. Untung Murdiyanto, juga tidak harus merupakan urutan cerita seperti relief yang terdapat pada dinding- dinding candi. Perkembangaan relief pada saat ini tidak terbatas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Studi Pustaka

Penelaah terhadap beberapa pustaka, buku-buku, literatur-literatur dan dokumen-dokumen yang relevan sesuai dengan masalah yang diajukan.

4. Studi visual

Studi visual ini dilakukan di:

a. Tempat dimana terdapat relief seperti di candi-candi,monumen, tempat pembuatan karya relief. Survei ini bertujuan untuk melihat secara detail mengenai karakter relief.

b. PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta pada saat Kerja Profesi, untuk mengetahui karya-karya makrame.

c. Karya-karya Biranul Anas Zaman.

Gambar 2.2 Karya-karya makrame di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta

(PPPPTK Seni dan Budaya, foto. Darsono) (PPPPTK Seni dan Budaya, foto. Darsono)

(PPPPTK Seni dan Budaya, foto. Darsono)

(PPPPTK Seni dan Budaya, foto. Darsono)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(PPPPTK Seni dan Budaya, foto. Darsono)

(PPPPTK Seni dan Budaya, foto. Darsono)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.3 karya-karya Biranul Anas Zaman

(Biranul Anas Zaman, repro. Darsono)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Percobaan

Untuk dapat memecahkan masalah dalam perancangan perlu dilakukan percobaan. Percobaan dilakukan untuk memudahkan dalam menentukan motif, mengetahui sifat dan karakter bahan serat alam, serta menanpilkan bentuk-bentuk cekung, cembung, datar yang sesuai dengan karakter relief, dan mengetahui bagaimana suatu desain dapat dibuat dengan teknik simpul makrame. Dalam proses eksperimen penulis diharapkan lebih mengembangkan ide yang lebih luas untuk dapat mendukung dan menjadi acuan pada pembuatan karya. Tujuan melakukan eksperimen dengan membuat variasi simpul makrame agar penulis lebih menguasai dan terampil dalam melakukan penyimpulan yang nantinya akan berpengaruh pada proses kreatif. Dapat mengetahui tingkat kesulitan dan kelemahan dari teknik makrame, juga dapat mengetahui bagai mana suatu desain dapat atau tidak dikerjakan dengan simpul makrame.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(Doc. Darsono) Gambar 2.4 Percobaan 1 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan budaya

Bahan : Serat Rami

Proses : Memotong tali dengan panjang 2 m sebanyak 12 helai, kedua belas tali

ditambat berderet. Selama berlangsungnya garapan itu tali yang paling kanan atau kiri merupakan tali taruhan, tali tersebut ditarik diagonal dari kanan ke kiri lewat atas tali-tali lainnya. Dengan semua tali-tali tersebut dibuat simpul kordon diagonal (lihat gambar 1.10) pada tali taruhan, kemudia ditengah bentuk segi empat dibuat simpul yosepin dan dikancing dengan simpul kordon lagi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(Doc. Darsono) Gambar 2.5 Percobaan 2 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan Budaya

Bahan : Serat rami dan gajih agel

Proses : Memotong tali dengan panjang 40 cm sebanyak 14 helai, langkah berikutnya

memasang tali garapan pada tali kencang mengunakan simpul jangkar (lihat gambar 1.12) kemudian mulai menyimpul dengan simpul pipih berloncatan deret demi deret (gambar 1.11). Garapan itu dikerjakan secara kelompok- kelompok dari empat tali kita mulai dari sebelah kiri dengan 4 kelompok tali pertama. Demikian juga dikerjakan dengan seluruh deret, kemudian memasang bahan gajih agel dengan simpul jangkar dibuat variasi simpul kordon diagonal dan simpul pipih lurus. Pada akhir simpulan dibuat simpul mutiara (variasi simpul pipih) memasang tali garapan pada tali kencang mengunakan simpul jangkar (lihat gambar 1.12) kemudian mulai menyimpul dengan simpul pipih berloncatan deret demi deret (gambar 1.11). Garapan itu dikerjakan secara kelompok- kelompok dari empat tali kita mulai dari sebelah kiri dengan 4 kelompok tali pertama. Demikian juga dikerjakan dengan seluruh deret, kemudian memasang bahan gajih agel dengan simpul jangkar dibuat variasi simpul kordon diagonal dan simpul pipih lurus. Pada akhir simpulan dibuat simpul mutiara (variasi simpul pipih)

(Doc. Darsono) Gambar 2.6 Percobaan 3 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan Budaya

Bahan : Tali agel dan enceng gondok

Proses : Memotong tali agel dengan panjang 30 cm. Kita buat simpul pipih dengan 4

kelompok berjumlah 5 kelompok kemudian antara kelompok satu dengan yang lainnya kita satukan dengan membuat simpul pipih berloncatan (gambar 1.11) sesuai panjang yang kita kehendaki. Dan dibagian tengah kita membuat ruang kosong ( tidak dibuat simpul ) berbentuk persegi untuk memasang enceng gondok dengan simpul jangkar (gambar 1.12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(Doc. Darsono) Gambar 2.7 Percobaan 4 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan Budaya

Bahan : Tali agel dan serabut kelapa

Proses : Memotong tali dengan panjang 40 cm jumlah 20 helai, menambatkan tali

pada tali kencang dengan simpul jangkar (gambar 1.12) dan memulai meyimpul dengan simpul pipih berloncatan (gambar 1.11) serta menambahkan variasi simpul kordon horizontal (gambar 1.8) dengan bahan serabut kelapa, pada bagian kelompok tali yang paling tepi dan kedua dibuat simpul mutiara (variasi simpul pipih), dilanjutkan simpul pipih berloncatan dan mengakhirinya dengan simpul kordon diagonal (gambar 1.10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(Doc. Darsono) Gambar 2.8 Percobaan 5 pada waktu kerja profesi di PPPPTK Seni dan Budaya

Bahan: mendonng, agel, gajih agel, srabut kelapa, ijuk, jerami,buah nyamplung.

Proses: Desain dibuat dengan motif ikan dan batu karang dengan ukuran lebar 54 cm

serta panjang 65cm. Untuk pengarapan motif ikan menggunakan bahan Gajih Agel dengan menggunakan simpul jangkar (lihat gambar 1.12). Begitu pula motif batu karang, tetapi untuk motif batu karang menggunakan bahan: Rami yang belum dipilin, Jerami, Gajih Agel, Mendong, sedangkan untuk latar belakang mengguanakan bahan tali agel, serta penyimpulan dengan simpul pipih berloncatan (gambar 1.11)

E. Gagasan Awal Perancangan dan Alternatifnya

Gagasan awal pada proyek karya tuagas akhir ini adalah membuat karya seni tekstil yang dapat diapresiasi, pada desain struktur menampilkan bentuk relief dengan teknik makrame. Pada umumnya relief sering kita jumpai pada dinding-dinding candi, atau monumen, serta bangunan-bangunan tua, sebagian besar relief dikerjakan Gagasan awal pada proyek karya tuagas akhir ini adalah membuat karya seni tekstil yang dapat diapresiasi, pada desain struktur menampilkan bentuk relief dengan teknik makrame. Pada umumnya relief sering kita jumpai pada dinding-dinding candi, atau monumen, serta bangunan-bangunan tua, sebagian besar relief dikerjakan

dengan cara dipahat pada sebuah bidang datar. Relief tersebut mempunyai makna historis, bernilai seni tinggi. Relief yang merupakan bentuk cekung atau cembung pada bidang datar saat sekarang ini bayak dipakai untuk hiasan-hiasan pada taman,atau teras rumah.

Berdasarkan gagasan awal maka akan dirancang sebuah karya seni tekstil dengan memunculkan relief. Pada umumnya relief dibuat pada batu atau kayu kini relief itu akan dibuat menggunakan bahan serat yang memiliki karakter lembut dan halus. Maka harus dimengerti seperti apa bentuk motif yang dapat dikerjakan dengan teknik makrame, kita dapat mengerti dari hasil percobaan. Sehinga karya yang dihasilkan nanti dapat memberikan kesan nyaman dan indah pada sebuah tempat atau memiliki daya tarik bagi orang yang menikmati.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III PROSES PERANCANGAN

A. Bagan Pemecahan masalah

Identitas dan Kebutuhan

Permasalahan

Proses kereatif - Gagasan awal -Pengupulan data -Eksperimen

Langkah pemecahan masalah

Aspek teknis -Teknik

makrame

Aspek bahan -Kesesuaian -Pemeliharaan -Kekuatan -Keawetan

Aspek estetis -Keseimbananga -Komposisi -Warna

Aspek fungsi -Karya seni

tekstil

Proses kereatif atwork

D esain

T eknik

V isual

Karya Karya

B. Konsep Desain

Konsep desain yang perlu diperhatikan dalam perancangan sesuai dengan gagasan awal yaitu relief dengan teknik makrame meliputi beberapa aspek antara lain:

1. Aspek teknis

Dalam aspek teknis digunakan teknik makrame, yang merupakan teknik simpul-menyimpul untuk membentuk jumbai dan rumbai. Teknik pengerjaannya adalah dengan melingkari dan mengikat sebuah tali atau beberapa tali. Tali yang melingkari dan mengikat disebut tali garapan sedang tali yang dilingkari atau diikat disebut tali taruhan. Makrame hanya terdiri dari dua simpul dasar yaitu simpul pipih dan simpul kordon. Kedua simpul itu dapat dikembangkan sesuai desain.

Untuk mewujudkan karya tekstil yang baik harus menguasai proses dan teknik pembuatannya, sehingga dapat tercapai apa yang telah ditargetkan dan diinginkan. Dalam pembuatan karya dengan teknik makrame unsur yang penting yaitu mengerti betul karakter bahan, ukuran, teknik, serta variasi bentuk simpul. Ketrampilan tangan saat menyimpul benar-benar teruji, mengingat pekerjaannya yang manual. Ketelitian dan kejelian dalam membuat variasi bentuk simpul sangat perlu diperhatikan. Bentuk relief dimunculkan dengan cara menambahkan tali garapan pada bidang datar dan menambahkan langsung benang sebagai tali garapan tanpa membuat bidang yang mendasarinya terlebih dahulu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Aspek bahan

Keberhasilan suatu karya tekstil ditentukan juga oleh pemilihan bahan yang tepat fungsi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Kesesuaian Untuk dapat menyesuaikan bahan dengan konsep perancangan maka diperlukan percobaan-percobaan tentang penggunaan bahan, untuk mengetahui sifat dan karakter bahan serat alam, dari segi warna, ukuran besar kecilnya serat dan sifat fleksibilitas dari serat tersebut, sehingga dapat memudahkan dalam proses penyimpulan.

b. Pemeliharaan ( Perawatan ) Perawatan merupakan hal yang sering dilakukan untuk sebuah karya, agar karya tersebut tetap terjaga dan tidak mengalami kerusakan atau perubahan warna akibat debu atau tergores benda lain. Untuk memudahkan dalam perawatan maka bahan yang dipilih harus mudah dibersihkan atau tidak menyerap debu, tidak mudah terkena jamur, maka dipilih bahan serat yang licin, mempunyai pori – pori yang rapat, kuat.

c. Kekuatan Karya makrame merupakan jalinan atau simpul yang saling berkaitan antara tali satu dengan tali yang lain. Agar kaitan itu tetap erat dan kencang selain kekuatan tarikan pada saat penyimpulan perhitungan kekuatan bahan serat juga sangat penting, hal ini untuk memudahkan dalam proses penyimpulan dan daya tahan pada saat direntangkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Keawetan Selain kekuatan dalam pemilihan bahan juga perlu mempertimbangkan keawetan, hal ini dipertimbangkan karena selain keindahan dan kenyamanan pada saat dinikmati, sebuah karya tekstil juga harus memiliki keawetan, baik mengenai bahan atau jalinan antar simpul. Untuk kaitannya dengan kelangsungan karya tersebut. Maka selain membuat tarikan simpulan yang kuat, pemilihan bahan perlu mempertimbangkan keawetannya yaitu dipilih bahan yang tidak mudah rusak jika terkena air, panas atau jamur.

Sesuai dengan pertimbanngan diatas maka bahan yang dipilih adalah serat alam, untuk mendukung visualisasi karya. Serat alam yang dipilih yaitu dari jenis tanaman, antara lain serat rami, serabut kelapa, gajih agel, serat rami yang belum dipilin, agel.

3. Aspek fungsi

Fungsi merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan didalam membuat karya tekstil karena sebuah karya dibuat didasarkan pada kebutuhan. Dengan menentukan fungsi akan memperjelas perancangan karya. Sesuai dengan tujuan awal karya proyek tugas akhir ini difungsikan sebagai karya tekstil yang bisa diapresiasi dengan memunculkan bentuk relief menggunakan teknik makrame dari bahan serat alam yang berasal dari tumbuhan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Aspek estetis

Baik tidaknya kualitas karya tekstil tersebut ditentukan oleh keserasian hubungan estetis bahan, fungsi, serta teknik pembuatannya. Maka dalam perancangan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan keseimbangan, komposisi, warna, kesatuan sebagai keseluruhan bentuk, sehingga mewujudkan suatu karya yang optimal dan diharapkan sesuai fungsi.

a. Keseimbangan Dalam pencarian visual karya melalui seketsa desain selain memperhatikan desain tersebut bisa dikerjakan dengan teknik makrame harus memperhatikan masalah penempatan bentuk motif pemilihan bahan yang semuanya tadi dipilih berdasarkan keseimbangan. Keseimbangan merupakan prinsip desain yang paling banyak menuntut kepekaan perasaan. Dalam penyusunan benda atau menyusun unsur rupa. Faktor keseimbangan akan sangat menentukan unsur artistik dari komposisi yang dibuat itu. Hal ini berarti bahwa penyusunan komposisi harus mengontrol susunan bentuk atau unsur bahan tersebut secara keseluruhan sebagai salah satu kesatuan secara cermat dan penuh perasaan. Tujuannya adalah agar rangkaian atau komposisi yang dibuat itu menjadi tatanan yang baik. Dalam kaitannya dengan keseimbangan karya ini lebih banyak memadukan bahan serat alam yang memiliki karakter, tekstur dan warna yang bermacam-macam dan menyusun bentuk relief menjadi komposisi yang harmoni.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Komposisi Relief yang dimunculkan atau bibuat dalam perancangan ini akan menjadi sebuah komposisi bentuk, warna, dan jenis karekter bahan serat alam yang berasal dari tumbuhan, semua jenis serat tersebut memiliki tekstur dan karakter yang berbeda-beda. Komposisi adalah susunan unsur-unsur seni rupa yang memancarkan kesan-kesan kesatupaduan, irama, dan keseimbangan, dalam suatu karya sehingga karya itu terasa utuh, jelas dan memikat. Dalam perancangan ini komposisi yang dimaksud adalah dengan memadukan antara bahan serat alam yang memiliki karakter lembut dengan bahan serat alam yang berkarakter kasar atau kaku, serat alam yang memiliki karakter kaku atau tekstur kasar antaralain serabut kelapa, rami yang sudah dipilin menjadi tali. Dan serat alam yang mempunyai tekstur lembut yaitu gajih agel, rami yang belum dipilin. Untuk dapat mengahasilkan komposisi yang menarik juga dilakukan penataan bentuk motif atau relief yang dibuat.

c. Warna Warna merupakan unsur desain yang paling menonjol. Kehadiran unsur warna dapat menjadikan benda dapat dilihat. Dan memalui unsur warna orang dapat mengungkapkan suasana perasaan, atau watak benda yang dirancangnya. Penggunaan warna dalam karya ini menggunakan warna asli serat. Warna asli dari serat dipilih karena warna akan menghasilkan komposisi warna analogus, yang mengesankan adanya tingkatan-tingkatan warna uantuk mendukung dari pemunculan relief tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Kreteria Desain

Karya yang dibuat dalam proyek ini adalah memunculkan bentuk relief dengan teknik makrame. Makrame dengan bahan serat alam yang memunculkan bentuk relief dibuat sebagai karya seni tekstil, mempunyai cirri-cirri sebagai berikut:

1. Karya ini menampilkan bentuk relief yang dibuat berdasarkan pengembangan simpul makrame.

2. Bentuk relief yang dimunculkan terdiri dari relief rendah (felat), relief sedang (persepektif dua demensi), relief tinggi (relief lepas).

3. Karya ini tidak dibuat secara masal.

4. Desain karya yang mengambil ide bentuk relief dibuat sederhana namun tidak mengurangi kesan estetis.

D. Pemecahan Desain

Pemecahan desain yaitu tahap penyelesaian desain yang telah dibuat. Setelah dibuat alternatif desain maka ditentukan desain terpilih. Pada pemecahan desain ditentukan teknik untuk visualisasi karya, yaitu teknik makrame. Konsep yang diambil adalah relief dengan teknik makrame.

Berdasarkan analisa hasil eksperimen dan pembuatan desain teknik makrame ini mempunyai beberapa kendala yaitu:

1. Dalam visualisasi karya bentuk sangat terbatas, jadi tidak semua bentuk dapat dikerjakan dengan teknik makrame.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Karena makrame hanya dikerjakan dengan tangan manual maka memerlukan waktu yang relatif lama.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bahan, dalam perancangan ini dipilih bahan serat alam baik yang sudah melalui proses pilinan atau belum, untuk mendukung pemunculan bentuk relief.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV VISUALISASI

A. Uraian Deskriptif

Untuk perancangan ini penulis mencoba membuat relief pada tekstil yaitu dengan bahan serat alam menggunakan teknik makrame, yang pada umumnya relief dibuat pada batu dan kayu. Hasil karya ini nanti difungsikan sebagai karya seni tekstil yang bisa diapresiasi. Visualisasi karya ini adalah sesuai dengan pengertian relief yaitu bentuk cekung atau cembung pada bidan datar. Melalui teknik makrame karya ini lebih banyak menggunakan simpul pipih (ganda) dan simpul kordon (talibedil), hal ini dilakukan karena untuk mendukung timbulnya bentuk relief. Relief dibuat dengan cara menambahkan tali garapan pada bidang datar atau yang mendasarinya dan menambah langsung benang sebagai tali garapan tanpa membuat bidang yang mendasarinya terlebih dahulu. Bentuk dari karya ini adalah persegi panjang dengan ukuran 50x70 cm. Bentuk motif mengarah pada bentuk-bentuk yang sederhana yaitu lingkaran, garis, persegi panjang, dan sebagainya. Dengan tujuan agar dapat dikerjakan dengan teknik makrame. Karya ini menggunakan warna-warna asli dari serat alam tersebut, untuk mendapatkan komposisi warna yang baik maka penataan bahan disesuaikan dengan konsep perancangan.

1. Analisa hasil yang dicapai

Bentuk relief yang dihasilkan melalui proses penyimpulan sangat cocok untuk karya tekstil yang lebih dapat diapresiasi, perpaduan antara berbagai bahan serat alam yang didapat dari jenis tumbuhan menampilkan tekstur yang sangat bervariasi. Warna-warna yang dihasilkan dari warna asli serat menampilkan warna-warna Bentuk relief yang dihasilkan melalui proses penyimpulan sangat cocok untuk karya tekstil yang lebih dapat diapresiasi, perpaduan antara berbagai bahan serat alam yang didapat dari jenis tumbuhan menampilkan tekstur yang sangat bervariasi. Warna-warna yang dihasilkan dari warna asli serat menampilkan warna-warna

analogus. Komposisi bentuk yang memunculkan relief mengesankan adanya irama gerakan yang dapat menjadi salah satu unsur keindahan.

2. Kendala yang dihadapi

Kendala-kendala yang dihadapi dalam perancangan penerapan relief dengan bahan serat alam sebagai karya tekstil adalah:

1. Dalam membuat desain karya dengan teknik makrame bentuk motif yang dihasilkan sangat dibatasi oleh teknik, karena perhitungan dapat atau tidak desain tersebut dikerjakan dengan teknik makrame.