penghitungan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Personal Income Tax
Maria R.U.D. Tambunan

Dalam perhitungan income tax, hal mendasar yang perlu diperhatikan tentunya mengenai income
itu sendiri dan bagaimana pengenaan pajaknya. Setiap penerima penghasilan perlu mengetahui
besaran adjusted gross incomenya (AGI) terdiri dari gaji, dividend, bunga, royalti atau jenis
penghasilan lainnya yaitu besaran total income dikurang biaya-biaya yang diperlukan untuk
mendapatkan penghasilan tersebut. Pada dasarnya tidak seluruh AGI tersebut akan dikenakan
pajak, sehingga perlu diketahui besarnya besaran yang seharunya dikenakan pajak (taxable
income). Perhitungan taxable income mengenal adanya deduction dan exemption. Deduction dan
exemption merupakan sejumlah pengeluaran yang dapat dikurangkan dari AGI, kemudian
besaran neto tersebut dikalikan dengan tarif pajak (rate schedule) yang besarnya sesuai dengan
besaran penghasilan neto.
Nah, secara matematis, tentu perhitungan income tax tersebut mudah. Namun, perdebatan
muncul ketika harus mendefinisikan income. Apakah gaji yang diterima karyawan tiap bulannya
disebut income? Apakah fasilitas dinas pejabat eselon II dapat dikatan income? Sejauh mana atau
sesempit mana nilai sebuah utilitas dapat dikatakan income?
Haig Simon berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan mendefinisan bahwa income adalah
sejumlah uang dimana terjadi net increase dari seorang individu berkenaan dengan kemampuan
untuk mengkonsumsinya dalam suatu kurun waktu atau singkatnya income merupakan potensi
untuk konsumsi. Item standard dari income dapat berupa upah, gaji, keuntungan usaha, dividen,

royalti, sewa, bunga . Namun, Haig Simon mengklasifikasikan income dalam bentuk lain ke
dalam beberapa bagian:
1. Employer pension contribution dan pembelian asuransi. Hal ini menunjukkan
kemampuan membeli individu, walaupun kemungkinan yang didapat berbentuk polis dan
tidak dalam bentuk cash, namun hal tersebut masih dapat dikatakan income
2. Transfer payment termasuk social security retirement benefit, unemployment
compensation.
3. Capital gain, yaitu kenaikan nilai dari asset.
4. Income in kind, yaitu manfaat yang diperoleh dalam bentuk non cash dapat berupa benefit
berupa tinggal di rumah milik perusahaan.
Namun, apakah persoalan pendefinisian income telah selesai? Belum. Persoalan muncul lagi
ketika hal tersebut akan diaplikasikan, persoalan-persoalan tersebut berupa:
a. Kadangkala perincian untuk perhitungan biaya untuk tujuan mendapat income
tersebut tidak dapat dengan mudah dilakukan, misalnya bagaimana jika perusahaan
membeli sofa mewah dan antic dan ditempatkan di lobby kantor. Sofa tersebut tentu
diperuntukkan bagi client perusahaan tetapi juga untuk tujuan estetika.

b. Bagaimana mengukur capital gain khususnya bagi asset yang diperjualkan di pasar
sangat dinamis dan harganya kerap berubah bahkan dengan membaca Koran pemilik
asset dapat mengetahui harga harga hari dan prediksi harga besok.

c. In-kind service, misalnya bagaimana mengukur manfaat servide yang diberikan oleh
pihak yang menyediakan jasa rumah tangga walaupun biaya pembayaran jasa rumah
tangga telah ditentukan oleh pasar.
Terlepas dari pendefinisian dan pengkategorian income diatas, perlu ditekankan bahwa
pengertian income harus dilakukan seluas mungkin dengan berpegang pada prinsip



Fairness, dalam artian individu dengan kemampuan yang sama sudah selayaknya
dibebankan kewajiban pajak yang sama
Efficiency, yaitu dalam mentreatmen income seharusnya tidak mendistrosi kegiatan
ekonomi.

Dalam beberapa kasus, High Simon tidak memperhitungkan hal-hal berikut ke dalam kategori
income:
a. Interest on State & Local Bonds, income yang diperoleh individu yang berasal dari bonds
yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat seharusnya tidak dikenakan pajak dengan
dasar pemikirian bahwa merupakah suatu unconstitutional jika pemerintah suatu daerah
mengenakan pajak atas sekuritas yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah lainnya.
Selain itu ada juga pendapat yang mengatakan pengecualian pengenaan pajak tersebut

merupakan salah satu bentuk bantuan yang diberikan pemerintah.
b. Beberapa bentuk dividen. Dividend dapat saja dipakain dalam tingkat corporate dan
dalam tingkat individu ketika menerima divididen tersebut. Pengecualian atas beberapa
bentuk dividen dimaksudkan untuk mengurangi besarnya burden atas pengenaan pajak
dua kali atas obyek yang sama
c. Capital gains, jika asset belum dijual, maka hal tersebut tidak termasuk dalam bentuk
income
d. Gains not realized at death, income yang diperoleh penjualan asset yang dimilik individu
yang telah meninggal tidak dikenakan pajak. Dalam system perpajakan Amerika, hal ini
disebut Angel of Death Loophole
e. Employer contribution to benefit plans, dengan kata lain pembayaran yang dibayarkan
kepada misalnya badan pension tidak dikenakan pajak
f. Beberapa jenis saving, seperti di USA Individual Retirement Account (IRA) yaitu
account yang dimiliki oleh individu yang tidak memiliki jaminan pension sehingga
menyimpankan uangnya dalam account IRA tersebut. Hingga jumlah tertentu perbulan
tidak dikenakan pajak. Dapat juga berupa education saving account.
g. Hadiah dan warisan

Kembali ke permasalahan deduction dan exemption. Pendefinisian deduction dan exemption
tidak kalah rumitnya dengan pendefinisian income. Namun, untuk tujuan administrasi,

exemption dan deduction dapat disimplifikasi sebagai berikut:
Exemption merupakan pengurang yang diperkenankan atas status si penerima penghasilan
misalnya memiliki tanggungan 3 anak dan istri. Dengan adanya tanggungan itu tentu
kemampuan konsumsinya berbeda dengan yang tidak memiliki tanggungan. Atas income yang
diterima diperkenankan untuk dikurangkan sejumlah tertentu yang dianggap sebagai besaran
biaya untuk menyokong tanggungannya. Tentu saja hal ini tidak luput dari perdebatan. Sebagian
orang berpendapat bahwa memiliki anak/istri tentu merupakan pilihan personal. Mengapa harus
memberikan perlakuan berbeda atas individu yang memiliki tanggungan dan mengalokasikan
incomenya kepada tanggungannya itu dengan individu yang tidak memiliki tanggungan dan
menghabiskan incomenya dengan tour keliling Eropa.
Deduction juga merupakan bentuk dari pengurangan atas penghasilan. Deduction dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu itemized deduction dan standard deduction. Itemized deduction
merupakan pengeluaran spesifik yang dapat dikurangkan dari AGI dalam perhitungan
penghasilan kena pajak. Sementara standar deduction merupakan sejumlah yang ditetapkan dan
secara umum digunakan sebagai penguran terhadap AGI ketika menghitung penghasilan kena
pajak.
Dalam sistem perpajakan USA, komponen yang dapat diperhitungakan dalam itemized deduction
dapat berupa:






Unreimbursed medical expenses hingga 7,5% dari AGI
State/local income dan property taxes
Biaya bunga atas pengeluaran tertentu seperti pembayaran mortgage, biaya pinjaman
pendidikan
Charitable contribution

Setelah mengulas sedikit mengenai komponen pajak penghasilan tersebut, selanjutnya
bagaimana impactnya terhadap tax expenditure? Sebelum berjalan lebih jauh, apakah tax
expenditure? Tax expenditure merupakan kehilangan penerimaan pajak karena
diperkenankan adanya sejumlah pengurangan yang diperkenankan ketika menghitung
besaran pajak terutang.
 Tax simplicity issue, bagaimana pemungutan pajak atas individu yang potensi
pajaknya tidak sebanding dengan beban pelaksananaan menjalankan kewajiban pajak
 Tax rate structure, berapa besar rentang tariff pengenaan pajak dan berapa besar tariff
yang harus dikenakan
 Effective versus statutory rate



Pajak dan Inflasi
Untuk mengetahui beban pajak yang sesungguhnya akibat inflasi perlu dilakukan tax indexing
karena sangat memungkinkan terjadinya kenaikan beban pajak sementara real income yang
diterima individu tidak meningkat yang diakibatkan oleh kenaikan nominal income. Selain
masalah indexing, pengenaan alternative minimum taxes (AMT) menjadi salah satu alternative
pemungutan pajak yang didesain untuk memaksa individu agar membayar pajak pada minimum
sejumlah tertentu.
Treatment of International Income
Pada dasarnya, penerapan aturan perpajakan mengikuti 2 sistem, yaitu global system dan
territorial system. Global system merupakan suatu sistem dimana individu dikenakan pajak atas
seluruh income yang diperoleh baik yang diperoleh dari dalam dan luar negara dimana individu
tersebut berdomisili. Semenatara territorial system merupakan system dimana individu
dikenakan pajak hanya atas income dimana individu tersebut berdomisili.
Reference:
Rosen Harvey dan Gayer Ted (2008) Public Finance 8th edition, Mc Graw Hill, page 380-415

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

Tinjauan Atas Pelaksanaan Penagihan Pajak Pada KPP Pratama Sumedang

0 12 1

Analisis Komparatif Penerimaan Kas Dari Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada PT. Bank Jabar Banten Kantor Kas Samsat Bandung Timur

0 22 1

Tinjauan seksi penagihan terhadap tata usaha piutang pajak kantor pelayanan pajak Bandung Karees Wilayah VII Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat

2 91 29

Sistem Informasi Direktorat jenderal Pajak (SIDJP) Wajib Pajak Terdaftar Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Terdaftar Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Atas Kegiataan Esktensifikasi Pada KPP Majalaya

1 14 1

Tinjaun Atas Pelaksanaan Pemotongan Pajak Pertambahan Nilai Sewa Infrastruktur Tower Pada PT. Sarana Inti Persada Bandung

2 31 1

Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E Filling (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Soreang)

12 68 1

Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak Pengahsilan (SPT PPn) Dengan Menggunakan Elektronik Surat Pemberitahuan (E-SPT PPn 1111) Pada PT. INTI (Persero) Bandung

7 57 61

Analisis Atas Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Wiliyah Kota Bandung

8 99 165

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Antara Pengajar Muda dan Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ( Studi pada Program Lampung Mengajar di SDN 01 Pulau Legundi Kabupaten Pesawaran )

3 53 80