Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap K

2014

LOMBA PENULISAN
KREATIF TENTANG
KEPENDUDUKAN
Pengaruh Pertambahan Penduduk terhadap
Kesejahteraan Sosial Ekonomi

Dendy Faizal Amin

Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sam Ratulangi
Manado

Jumlah populasi penduduk yang besar disuatu negara bisa jadi menguntungkan atau bahkan
merugikan negara itu sendiri, menguntungkan apabila tingkat pertambahan penduduk berpengaruh
positif terhadap aspek kesejahteraan sosial ekonomi, dan kulitas sumber daya manusia, artinya ketika
terjadi pertambahan penduduk disuatu negara maka negara itu mampu mengimbanginya dengan
meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan kulitas sumber daya manusia yang baik
dari negara itu, sehingga mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari negara lain, begitupun
sebaliknya ketika pertambahan penduduk tidak mampu diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan

sosial ekonomi dan kualitas sumber daya manusia yang baik, maka bisa dipastikan akan muncul
berbagai macam persoalan yang terkait dengan permasalahan sosial ekonomi yang akan dihadapi
oleh negara tersebut.
Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan di Indonesia, pada tahun 2010 masyarakat
indonesia berjumlah sekitar 237,5 juta jiwa, dan pada bulan Juni 2013 pertumbuhan masyarakat
Indonesia mengalami peningkatan sebesar 4,8 persen atau menjadi sekitar 248,8 juta jiwa.
Berdasarkan laporan bulanan data sosial ekonomi pada bulan Mei 2014 yang diterbitkan oleh Badan
Pusat Statistik Republik Indonesia, bahwa pertambahan jumlah populasi penduduk di Indonesia
mampu diimbangi dengan meningkatnya pula beberapa indikator-indikator sosial ekonomi
masyarakat seperti Inflasi yang mencapai 7,25 persen pada April 2014, Produk Domestik Bruto
(PDB) yang pada triwulan I tahun 2014 tumbuh sebesar 5,21 persen dibanding PDB triwulan I tahun
2013, nilai ekspor yang lebih besar dari nilai impor, jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia
bertambah 1,7 juta orang (februari 2013 - februari 2014) dan nominal harian buruh tani dan buruh
industri yang yang mengalami kenaikan.
Melihat data diatas tentunya ini merupakan prestasi yang cukup membanggakan bagi negara
kita, namun kita tidak boleh terlena dengan itu semua, masih banyak pembenahan yang perlu
dilakukan dan diselesaikan agar negara kita bisa lebih baik kedepannya, memang dari aspek sosial
ekonomi kita bisa bahkan kita mampu mengatasinya, namun dari segi pertambahan penduduk
kebijakan yang diambil oleh pemerintah belum begitu efektif dalam menekan angka pertumbuhan
penduduk sehingga perlu adanya kebijakan lain yang saling mendukung dan berkaitan dengan

kebijakan pemerintah sebelumnya agar supaya tujuan untuk menekan angka pertumbuhan penduduk
bukan hanya dilakukan dengan satu cara, melainkan ada cara-cara lain yang saling mendukung,
sehingga masyarakat dipaksa untuk mengikuti aturan tersebut, bukan hanya semboyan atau slogan
semata.

Saat ini kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menekan jumlah pertumbuhan
penduduk yaitu, hanya dengan menggalakan program Keluarga Berencana (KB) yang dinilai sangat
sederhana dan sudah uzur. Program KB merupakan program yang dilakuka untuk menekan jumlah
penduduk pada era Presiden Soeharto, dan memang program yang dicanangkan oleh pemerintah
pada saat itu berhasil dan mampu menekan jumlah penduduk pada saat itu, namun pada saat ini
program KB sudah tidak lagi efektif dalam upaya menekan jumlah penduduk, karena mobilitas
masyarakat yang begitu cepat dengan dinamika kehidupan yang berfluktuatif dan kompleks sehingga
perlu adanya regulasi lain yang mendukung kebijakan sebelumnya yang saling berkaitan antara satu
dengan yang lain. Beberapa solusi yang coba ditawarkan untuk menekan jumlah penduduk yaitu:
1. Penghargaan dan Hukuman
Ketika dalam satu rumah tangga hanya terdapat 3 atau 4 orang keluarga yang meliputi
Suami, Istri dan 1 atau 2 orang anak, maka pemerintah dapat memberikan berbagai insentif
pada keluarga tersebut baik insentif pendidikan, kesehatan, pekerjaan, asuransi maupun halhal lain sehingga membuat keluarga itu enggan untuk menambah anggota keluarganya.
Sebaliknya ketika dalam satu rumah tangga sudah terdapat lebih dari 4 anggota keluarga,
maka pemerintah bisa mengambil kebijakan denda atau menaikan berbagai macam pajak

untuk keluarga tersebut.
2. Membuat Masyarakat di Sibukan dengan berbagai kegiatan
Hal ini bertujuan untuk membuat masyarakat disibukan dengan berbagai kegiatan yang
bersifat positif baik secara formal maupun nonformal dengan begitu minat keluarga tersebut
untuk menambah anggota keluarga yang baru bisa dikurangi.
3. Memberikan Pemahaman
Memberikan pemahaman kepada masyarakat yang belum mengetahui tentang apa dampak
sosial ekonomi yang akan terjadi ketika jumlah penduduk meningkat tajam sampai tak
terkendali, terhadap masa depan individu atau negara itu.

Ketika regulasi seperti sudah bisa diterapkan maka bisa dipastikan pertambahan
jumlah penduduk bisa ditekan dan masyarakat akan cenderung untuk tidak melanggar karena
aturan yang ada memaksa mereka untuk menaati aturan tersebut, dan walaupun mereka
sendiri yang nantinya melanggar maka mereka pula yang akan merasakan kerugiannya dalam
jangka panjang. Dianalogikan ketika kita masyarakat Indonesia yang sering sekali melanggar
aturan di negeri sendiri, yang disebabkan karena aturan yang ada tidak tegas dan tidak
konsisten, ketika berkenjung ke negara lain maka kita dipaksa untuk mengikuti aturan yang

berlaku dinegara tersebut dengan aturan yang ketat, tegas dan sangat konsisten. Dan anehnya
kita mampu untuk menaati aturan tersebut, karena aturan yang memaksa setiap individu

untuk tidak melanggarnya.

Kebijakan yang ada pada saat ini sudah cukup bagus, namun yang perlu disayangkan
sering sekali pemerintah kita mengambil kebijakan yang dianggap sudah terlambat, artinya
pemerintah mengambil kebijakan ketika suatu permasalah telah terjadi atau menyelesaikan
permasalahan yang ada dari hilirnya bukan dari hulunya, seperti contoh baru-baru ini pada
program jaminan kesehatan, program ini memang bagus untuk meringankan beban biaya
pengobatan kepada masyarakat yang kurang mampu dari segi ekonomi, namun kebijakan ini
bisa dikatakan salah, karena kebijakan yang dimbil berdasarkan permasalahan yang sudah
terjadi atau hilirnya, bukan kebijakan yang dilakukan agar hal itu tidak terjadi atau kebijakan
hulu. Bandingkan ketika kebijakan itu diambil dari hulunya, contohnya seperti pemerintah
menjamin ketersediaan pangan yang memenuhi standar gizi 4 sehat 5 sempurna bagi keluarga
yang kurang mampu, ataupun kebijakan lainnya, bisa dipastikan bahwa hanya akan ada
sedikit masyarakat Indonesia yang sakit, dan dengan begitu relatif lebih banyak nyawa yang
akan bisa diselamatkan jika kita mengacu pada sistem birokrasi di rumah sakit yang
mempersulit administrasi bagi masyarakat miskin yang sakit.

Disinilah peran para pemimpin dan pengambil kebijakan dituntut agar mampu
menyelesaikan permasalahan yang ada dari hulunya bukan dari hilirnya, dan juga bertindak
tegas dan konsisten dengan menerapkan aturan yang ketat serta melakukan pengawasan

secara berkala dan menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan pihak-pihak yang
terkait, agar aturan dan kebijakan tersebut didukung oleh semua pihak dan tidak akan terjadi
saling lempar tanggung jawab antara pihak yang satu dengan yang lain.

Dengan demikian ketika pemerintah sudah bisa menerapkan kebijakan dari hulu seperti
menekan pertambahan jumlah penduduk melalui berbagai macam kebijakan, maka masalah
kesejahteraan sosial ekonomi yang merupakan salah satu hilir dari masalah pertambahan
jumlah penduduk, masih akan bisa bisa diatasi dan dikontrol. Dan kita harus meyakini bahwa
negara kita dan pemerintah kita mampu untuk mengatasi semua masalah yang terjadi di
negara kita saat ini untuk kebaikan di masa yang akan datang.