Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea maysL.) Varietas Hibrida dan Nonhibrida Terhadap Pemberian Pupuk Fosfat dan Bokashi

  TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

  Menurut Steenis (1978)tanaman jagung merupakan tanaman tingkat tinggi yangdiklasifikasikan dalam Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Sub divisio: Angiospermae, Class: Monocotyledoneae, Ordo: Poales, Familia: Poaceae, Genus: Zea, Spesies : Zea mays L.

  Pada saat biji jagung berkecambah, akar yang tumbuh berasal dari calon akar yang kedudukannya berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dan diikuti oleh tumbuhnya akar-akar samping. Akar yang terbentuk pada awal perkecambahan ini bersifat sementara, bahkan diistilahkan dengan akar temporer. Akar ini berfungsi untuk mempertahankan tegaknya tanaman. Perbedaannya dengan jenis tanaman rumput-rumputan yang lain ialah akar utama dari jagung tidak mati dan tetap berkembang (Zubachtirodin dkk., 2011).

  Pada saat tanaman berumur antara 10-18 hari setelahberkecambah yakni fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5), pada fase ini akar seminal sudah mulai berhenti tumbuh,akar nodul sudah mulai aktif, dan titik tumbuh di bawah permukaan tanah.Suhu tanah sangat mempengaruhi titik tumbuh. Suhu rendah akanmemperlambat keluar daun, meningkatkan jumlah daun, dan menunda terbentuknya bunga jantan (McWilliams dkk., 1999).

  Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuksilindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruasterdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratasberkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tigakomponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh(bundles vaskuler), dan pusat batang (pith)(Subekti dkk., 2008).

  Tipe daun digolongkan linier, panjang daun bervariasi berkisar antara 30 sampai 150 cm, lebar daun dapat mencapai 15 cm, sedangkan tangkai daun/pelepah daun panjangnya berkisar antara 3 - 6 cm. Jumlah daun pada tanaman jagung berkisar antara 12-18 helai, tergantung varietas dan umur tanaman jagung. Jagung berumur genjah biasanya memiliki jumlah daun lebih sedikit dibandingkan yang berumur lebih lama(Zubachtirodin dkk., 2011). Kedudukan daun jagung adalah distrik (dua baris daun tunggal yang keluar dalam kedudukan berselang), dengan pelepah-pelepah daun yang saling bertindih dan daun-daunnya lebar dan relatif panjang. Epidermis daun bagian atas biasanya berambut halus dan mempunyai baris-baris sel berbentuk gelembung, yang dengan perubahan turgor menyebabkan daun-daun menggulung atau membuka.

  Permukaan daun bagian bawah tanpa rambut-rambut dan biasanya mempunyai stomata lebih banyak dari pada permukaan bagian atas (Fisher dan Goldsworthy, 1996) Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bungajantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol,muncul dari axillary apices tajuk.

  Bunga jantan (tassel) berkembang darititik tumbuh apikal di ujung tanaman.Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian besarvarietas, bunga jantannya (anthesis)muncul 1-3 hari sebelum rambut bungabetina muncul (silking)(Subekti dkk., 2008).

  Biji jagung terletak pada janggel yang tersusun memanjang dan menempel erat. Pada setiap tanaman jagung terbentuk 1 - 2 tongkol bahkan lebih.Biji jagung memiliki bermacam- macam bentuk dan bervariasi.Biji jagung mempunyai warna yang bervariasi, tergantung jenis dan varietasnya. Warna biji jagung umumnya ada 5 yaitu putih, kuning muda, kuning, orange, dan ungu (Zubachtirodin dkk., 2011).

  Syarat Tumbuh Iklim

  Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah- daerahberiklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah.Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0 -50 derajat LU hingga 0 -40 LS.Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21 C-34

  C, akan tetapi bagipertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23 C-27 C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 C (Deputi Menegristek Tanaman, 2011).

  Distribusi curah hujan yang merata selama pertumbuhan akan memberikan hasil yang baik. Distribusi hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman jagung lebih 200 mm tiap bulan.

  Untuk memperoleh hasil yang baik, tanaman jagung menghendaki keadaan air yang cukup, terutama pada fase pembungaan hingga pengisian biji (Sutoro dkk., 1988).

  Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanamanjagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/ merana, danmemberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripadamusim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji danpengeringan hasil (Deputi Menegristek Tanaman, 2011).

  Tanah Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur haratanaman.

  Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalahpH antara 5,6 - 7,5.Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalamkondisi baik.Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena disanakemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu(Deputi Menegristek Tanaman, 2011).

  Jenis tanah yang dapat ditanamai jagung antara lain andosol (berasal dari gunung berapi), latosol dan grumosol. Pada tanah berstruktur berat (Grumosol) masih dapat di tanami jagung dengan hasil yang baik tetapi perlu pengolahan yang baik serta drainase dan aerasi yang baik. Tanah berstruktur lempung atau liat berdebu (latosol) merupakan jenis tanah terbaik untuk pertumbuhan tanaman jagung. Tanaman jagung akan tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, dan kaya humus (Hasibuan, 2006).

  Varietas

  Varietas adalah individu tanaman yang memiliki sifat yang dapatdipertahankan setelah melewati berbagai proses pengujian keturunan. Varietasberdasarkan teknik pembentukannya dibedakan atas varietas hibrida, varietassintetik dan varietas komposit (Mangoendidjojo, 2003).

  Salah satu untuk meningkatkan produksi jagung ialah dengan menggunakan varietas unggul atau Hibrida. Hibrida dapat memberikan hasil biji lebih tinggi daripada varietas bersari bebas. Namun harga benih hibrida jauh lebih mahal daripada benih varietas bersari bebas dan setiap kali tanam, petani harus membeli benih baru. Varietas atau populasi merupakan bahan dasar pembentukan jagung hibrida. Oleh karena itu, tingkat produksi jagung hibrida tergantung kepada bahan dasar atau varietas yang digunakan dalam pembuatan hibrida. Oleh karena itu perbaikan populasi harus terus dilakukan. Selain itu, produksi varietas bersari bebas juga sederhana dan dapat dengan mudah dilaksanakan oleh petani (Dahlan, 1988).

  Hasil maksimum dapat dicapai bila kultivar unggul menerima respons terhadap kombinasi optimum dari air, pupuk dan praktek budidaya lainnya. Semua kombinasi in put ini penting dalam mencapai produktivitas tinggi. Tanaman jagung menghendaki penyinaran matahari penuh. Di tempat-tempat yang teduh, pertumbuhan tanaman jagung akan merana dan tidak mampu membentuk buah (Nasir, 2002).

  Perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab keragaman penampilan tanaman. Program genetik suatu untaian genetik yang akan diekspresikan pada suatu fase atau keselurahan pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman.

  Keragaman penampilan tanaman akibat perbedaan susunan genetik selalu dan mungkin terjadi sekalipun tanaman yang berasal dari jenis yang sama (Sitompul dan Guritno, 1995).

  Ada dua macam perbedaan antara individu organisme : (I) Perbedaan yang ditentukan oleh keadaan luar, yaitu yang dapat ditelusuri dari lingkungan dan(II) Perbedaan yang dibawa sejak lahir, yaitu yang dapat ditelusuri dari kebakaan. Suatu fenotip (penampilan dan cara berfungsinya) individu merupakan hasil interaksi antara genotip (warisan alami) dan lingkungannya. Walaupun sifat khas suatu fenotip tertentu tidak dapat selamanya ditentukan oleh perbedaan fenotip atau oleh lingkungan, ada kemungkinan perbedaan fenotip antara individu yang terpisahkan itu disebabkan oleh perbedaan lingkungan atau perbedaan keduanya (Lovelles, 1989).

  Pupuk Fosfat

  Didalam tubuh tanaman fosfor memberikan peranan yang penting dalam hal beberapa kegiatan, (1) pembelahan sel dan pembentukan lemak dan albumin (2) pembentukan bunga, buah dan biji (3) kematangan tanaman melawan efek nitrogen (4) merangsang perkembangan akar (5) meningkatkan kualitas hasil tanaman dan (6) ketahanan terhadap hama dan penyakit (Damanik dkk., 2010).

  Tanaman jagung memerlukan hara dalam jumlah yang berbeda menurut umur, susunan organ tanaman, dan varietasnya. Hara yang diserap dari tanah akan ditranslokasikan ke organ- organ tanaman yang memerlukannya. Tergantung pada ketersediaan hara di tanah, fase pertumbuhan dan ada atau tidaknya kendala maka konsentrasi hara dalam jaringan tanaman akan berbeda. Konsentrasi hara tertentu dalam suatu jaringan tanaman mudah berubah dengan adanya perubahan lingkungan, seperti kurangnya ketersediaan hara atau air di tanah, sedangkan pada jaringan lainnya relatif mantap. Oleh karena itu diagnosis kelebihan atau kekurangan hara tertentu bagi tanaman dapat dilakukan dengan hanya menganalisis jaringan yang peka (Fathan dkk., 1988).

  Tanaman jagung mengabsorbsi P dalam jumlah yang relatif sedikit daripada absorbsi hara N dan K. Pola akumulasi P tanaman jagung hampir sama dengan akumulasi hara N. Pada fase awal, pertumbuhan akumulasi P relatif lambat, namun setelah berumur 4 minggu meningkat dengan cepat. Pada saat keluar bunga jantan, akumulasi P pada tanaman mencapai 35% dari seluruh kebutuhannya. Selanjutnya akumulasi meningkat hingga menjelang tanaman dapat panen (Sutoro dkk., 1988).

  Hasibuan (2006) menyatakan bahwa jika tumbuhan diberikan semua jumlah unsur hara dalam jumlah yang cukup kecuali satu unsur dalam keadaan yang kurang maka pertumbuhan tanaman akan baik, tetapi jika tanaman telah mencapai batas pertumbuhan maka pertambahan tinggi tanaman ataupun jumlah daun akan perlahan-lahan turun dan akhirnya tetap (tidak bertambah lagi), atau biasa yang disebut pola kurva sigmoid.

  Kekurangan fosfor (P) pada tanaman akan menyebabkan perakaran tanaman tidak berkembang. Dalam keadaan kekurangan P yang parah, daun, cabang dan batang berwarna ungu.

  Gejala ini terlihat mulai dari jaringan tua dan seterusnya menjalar kejaringan muda. Hasil tanaman berupa bunga, buah dan buji merosot. Pada jagung batangnya akan menjadi lemah (Damanik dkk., 2010). Dalam Sutoro dkk. (1988) dikatakan bahwa gejala kekurangan P biasanya tampak pada fase awal pertumbuhan. Perakaran menjadi dangkal dan sempit penyebarannya serta batang menjadi lemah. Selain itu, pembentukan tongkol jagung menjadi tidak sempurna dengan ukuran kecil dan barisan biji tidak beraturan dengan biji kurang berisi.

  Bokashi

  Limbah tanaman dapat dijadikan pupuk bokashi dengan cara mencampurkan limbah tersebut dengan effectivemicroorganisme-4 (EM-4), dedak, sekam dan pupuk kandang. Pupuk tersebut merupakan pupuk yang sangat baik dan dapat digunakan untuk memupuk tanaman jagung dan tanaman lainnya (Wididana, 1993). Mustari (2004) dalam penelitiannya menemukan

  • 1

  bahwa pemupukan bokashi 7500 kg ha menunjukkan pertumbuhan tanaman jagung yang sangat baik sehingga meningkatkan produktivitas tanaman jagung.

  Pemupukan dengan pupuk-pupuk organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, guano dan lain-lain bertujuan utama untuk menambah kandungan bahan organik tanah. Hasil perombakan bahan organik seperti pembebasan unsur-unsur hara, asam-asam organik dan terakhir adalah humus. Asam-asam organis dan humus di dalam tanah dapat berfungsi sebagai bahan perekat agregrat tanah (cementing agent) membentuk struktur tanah yang baik dan mantap. Kandungan humus yang tinggi di dalam tanah dapat menahan atau mempertahankan kelembaban tanah sehingga cadangan air di dalam tanah selalu tersedia. Oleh karena itu umumnya penggunaan pupuk organik lebih diutamakan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik tanah (Damanik dkk., 2010).

  Fungsi penting bahan organik antara lain memperbaiki struktur tanah dan daya simpan air, mensuplai nitrat, sulfat, dan asam organik untuk menghancurkan material, mensuplai nutrisi, meningkatkan KPK dan daya ikat hara, serta sebagai sumber karbon, mineral, dan energi bagi organism (Syukur dan Harsono, 2008). Dan menurutKaya (2009) dalam jurnal penelitiannya, pemberian bahan organik (pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk jerami, dan lain-lain) dapat meningkatkan pH tanah, P tersedia, N total, KTK, Kdd dan menurunkan Al-dd, erapan P, Fraksi Al dan Fe dalam tanah, sehingga dapat meningkatkan kandungan P tanaman, sehingga pada akhirnya hasil tanaman juga terus menigkat.