Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Pupuk Hayati Cair

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS
JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK
HAYATI CAIR

SAHRUL HABIBI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS
JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK
HAYATI CAIR

SKRIPSI

Oleh :

SAHRUL HABIBI
050301032 / BDP-AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS
JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK
HAYATI CAIR

SKRIPSI

OLEH :

SAHRUL HABIBI

050301032
BDP - AGRONOMI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana (S1) di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS
JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK
HAYATI CAIR

SKRIPSI


OLEH :

SAHRUL HABIBI
050301032
BDP - AGRONOMI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana (S1) di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh :

Disetujui oleh:

(Prof. DR. Ir. B. S. J Damanik, MSc)
Ketua Dosen Pembimbing

( Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP )
Anggota Dosen Pembimbing


DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi

Nama
NIM
Departemen
Program Studi

: Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas
Jagung
(Zea mays L.) terhadap Pemberian Pupuk
Hayai Cair

: Sahrul Habibi
: 050301032
: Budidaya Pertanian
: Agronomi

Disetujui oleh :

Disetujui oleh :

( Prof. DR. Ir. B. S. J Damanik, MSc)
Ketua Dosen Pembimbing

( Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP)
Anggota Dosen Pembimbing

Mengetahui,

(Ir. T. Sabrina, M. Agr,Sc, Ph.D)
Ketua Departemen Budi Daya Pertanian


Tanggal Lulus :

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
SAHRUL HABIBI : Response growth and production some varieties of
corn ( Zea mays L. ) with biofertilizer, supervised by B. SENGLI. J DAMANIK
and RATNA R. LAHAY.
Productivity of plant is affected by varieties and fertilizing. Therefore, a
research has been conducted at Sei Mencirim field, Deli Serdang ± 25 m above
sea level from October 2010 until January 2011. Experimental was conducted
using by Randomize Block Design with double factors consist of hybrid varieties
(Pioneer -12, Bisi -2 and NK22) and biofertilizer ( 0, 5, 10, 15, 20 ml/l of water ),
three replications was used to the treatments. Data were analyzed with ANNOVA
and continued with HSD.
The results showed that varieties were significantly effect diameter of stem
at 3 weeks after plant, dry weight plant (g) at 3 weeks after plant, relative growth
rate at 3 - 6 weeks after plant, weight 100 of seeds, production sample per plant
and production per plot. Liquid biofertilizer were significantly effect dimeter of
stem (mm) at 3 weeks after plant, leaf area (cm2) at 6 weeks after plant, relative

growth rate at 3 - 6 weeks after plant, weight 100 of seeds, production sample per
plant and production per plot. The combination between varieties and liquid
biofertilizer were significantly to weight 100 of seeds and sample production per
plant.

Key Words : Varieties. Biofertilizer, Growth and production,

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
SAHRUL HABIBI : Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa
Varietas Jagung (Zea mays L.), terhadap Pemberian Pupuk Hayati Cair di bimbing
oleh B. S. J. DAMANIK dan RATNA R. LAHAY.
Produktivitas tanaman dipengaruhi oleh varietas dan input yang diberikan
tanaman yaitu salah satunya pemupukan. Untuk itu suatu penelitian telah dilakukan
di lahan pertanian masyarakat di Sei Mencirim, Deli Serdang pada ketinggian ( ±
25 mdpl) pada bulan Oktober 2010 - Januari 2011. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor yaitu Varietas ( Pioneer-12, Bisi-2
dan NK 22) dan Pupuk hayati cair ( 0 ml/ltr air, 5 ml/ltr air, 10 ml/ltr air, 15 ml/ltr
air dan 20 ml/ltr air) perlakuan diulang tiga kali. Data yang diperoleh dianalisis

dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) pada taraf 5%.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa perbedaan varietas berpengaruh
nyata terhadap diameter batang 3 minggu setelah tanam (MST), berat kering 3
MST, laju tumbuh relatif 3-6 MST, bobot 100 biji persampel, produksi per
tanaman dan produksi perplot. Pupuk berpengaruh nyata terhadap nyata terhadap
diameter batang 3 MST, luas daun 6 MST, laju tumbuh relatif 3-6, MST bobot 100
biji persampel, produksi per tanaman dan produksi per plot. Interaksi antara
varietas dengan pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji
persampel, produksi per tanaman.
Kata Kunci : Varietas, Pupuk Hayati, Pertumbuhan dan Produksi

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Sahrul Habibi Ritonga, dilahirkan pada tanggal 8 Desember 1986 di desa
Sitaratoit, Padangsidimpuan yang merupakan anak pertama dari lima bersaudara,
putra dari Ayah Marahotlan Ritonga dan Ibu Suryani
Penulis menyelesaikan pendidikan SMA Nurul Ilmi Padangsidimpuan
pada tahun 2005. Kemudian penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB) dan memilih Departemen Budidaya Pertanian Program
Studi Agronomi.
Selama

mengikuti

perkuliahan,

penulis

pernah

menjadi

Asisten

Laboratorium Biologi Umum (2007-2008), Laboratorium Botani (2008-2010),
Laboratorium Morfologi dan Taksonomi (2009-2010), Laboratorium Anatomi
Tumbuhan (2009-2010). Penulis juga aktif sebagai anggota HIMADITA.

Pada tahun 2009 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
kebun PTPN IV Adolina Perbaungan, Serdang Bedagai.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul dari skripsi ini
adalah

“Respons

Pertumbuhan

dan

Produksi

Beberapa


Varietas

Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Pupuk Hayati Cair” yang merupakan
salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis ucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya
kepada Prof. Dr. Ir. B S J Damanik, MSc dan Ir. Ratna Rosanti Lahay, MP
selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing penulis
selama menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih penulis ucapkan yang teramat besar kepada kedua orang tua
saya, Ayahanda Marahotlan Ritonga dan Ibu Suryani yang tercinta, atas kasih
sayang baik moril, materil, maupun doa yang telah diberikan selama penyelesaian
skripsi ini. Juga kepada adik-adik yang kusayang Gusnadi, Imam Fachru Rozi,
Irma Yanti dan sikecil Wildan Affan. yang telah mendukung dan memberi
semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Amalia Syahputri, Jamilin,
Muhammad Syahril Lubis, Acha, Didik, Aji Gendut, Rahmat Ridwan, Irwanto,
Herry Kecik, Fahrin, Yudhi06, Fadli08 dan kepada seluruh temam-teman
Armyplant stambuk ’05 dan adik-adik 08, terima kasih atas persaudaraan dan
kebersamaan yang telah terjalin serta atas dukungan yang diberikan kepada
penulis dalam menyelesaikan studi.

Universitas Sumatera Utara

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang.

Medan, Juni 2011

Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK........................................................................................................ i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR . .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
Hipotesa Penelitian................................................................................... 3
Kegunaan Penelitian................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman....................................................................................... 4
Syarat Tumbuh ......................................................................................... 6
Iklim................................................................................................ 6
Tanah .............................................................................................. 7
Varietas Hibrida ....................................................................................... 8
Pupuk Hayati ......................................................................................... 10
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu ................................................................................. 13
Bahan dan Alat ....................................................................................... 13
Metode Penelitian .................................................................................. 13
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan lahan ...................................................................................... 16
Penyiapan Benih .................................................................................... 16
Penanaman ............................................................................................. 16
Aplikasi Pemupukan .............................................................................. 16
Pemeliharaan ......................................................................................... 17
Penjarangan ................................................................................ 17
Penyiraman .................................................................................. 17
Penyiangan................................................................................... 17
Pengendalian Hama dan Penyakit ................................................. 17
Panen .......................................................................................... 17
Pengeringan dan pemipilan ......................................................... 18
Pengamatan Parameter ........................................................................... 19
Dimeter Batang (mm) .................................................................... 19
Luas daun (cm2)............................................................................. 19
Jumlah Klorofl............................................................................... 19

Universitas Sumatera Utara

Bobot Kering Tanaman (g) ........................................................... 19
Laju Tumbuh Relatif (g.tan-1.h-1) ................................................... 20
Laju Assimilasi Bersih (g.m-2.h-1) .................................................. 20
Bobot 100 biji per sampel (g)........................................................ 20
Produksi per tanaman ................................................................... 21
Produksi per plot ........................................................................... 21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ...................................................................................................... 22
Pembahasan ........................................................................................... 44
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................ 45
Saran ...................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No.

Judul

Halaman

1. Diameter Batang (mm) pada perlakuan Varietas dan Pupuk
Hayati serta interaksi antara varietas dengan pupuk Hayati
pada umur 3, 6, 9 dan 12 MST .................................................................. 23
2. Luas daun (cm2) pada perlakuan Varietas dan Pupuk Hayati
serta interaksi antara varietas dengan pupuk Hayati pada
umur 3, 6, 9 dan 12 MST........................................................................... 25
3. Jumlah klorofil pada perlakuan Varietas dan Pupuk Hayati
serta interaksi antara varietas dengan pupuk Hayati pada
umur 8 MST.............................................................................................. 26
4. Bobot Kering Tanaman (g) pada perlakuan Varietas dan
Pupuk Hayati serta interaksi antara varietas dengan Pupuk
Hayati pada umur 3, 6, 9 dan 12 MST ...................................................... 28
5. Laju Tumbuh Relatif (g.tan-1.h-1) pada perlakuan Varietas
Pupuk Hayati serta interaksi antara varietas dengan Pupuk
Hayati pada umur 3-6, 6-9 dan 9-12 MST ................................................ 30
6. Laju Assimilasi Bersih (g.m-2.h-1) pada perlakuan Varietas
Pupuk Hayati serta interaksi antara varietas dengan pupuk
Hayati pada umur 3-6, 6-9 dan 9-12 MST ................................................. 32
7. Bobot 100 biji per sampel (g) pada perlakuan Varietas dan
Pupuk Hayati serta interaksi antara varietas dengan Pupuk
Hayati ...................................................................................................... 33
8. Produksi per tanaman (g) pada perlakuan Varietas dan Pupuk
Hayati serta interaksi antara varietas dengan Pupuk Hayati ........................ 36
9.

Produksi per plot (kg) pada perlakuan Varietas dan Pupuk
Hayati serta interaksi antara varietas dengan pupuk Hayati ...................... 38

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
No.

Judul

Halaman

1. Hubungan antara varietas dengan parameter bobot 100 biji
per sampel (g) ................................................................................... 21
2. Hubungan antara varietas dengan pupuk hayati pada
parameter bobot 100 biji per sampel (g) ............................................ 24
3. Hubungan antara varietas dengan parameter produksi per
tanaman (g) ....................................................................................... 26
4. Hubungan antara varietas dengan pupuk hayati pada
parameter produksi per tanaman (g)................................................... 27
5. Hubungan antara varietas dengan parameter produksi per plot
(kg) ................................................................................................... 29
6. Hubungan antara pupuk hayati pada parameter produksi per
plot (kg) ............................................................................................ 30
7. Gambar mahasiswa dan dosen pembimbing ....................................... 68
8. Tongkol jagung masing-masing varietas ............................................ 69
9. Pipilan kering jagung masing-masing varietas ................................... 70
10. Hamparan lahan penelitian ................................................................ 71

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No.

Judul

Halaman

1. Data pengamatan diameter batang (mm)3 MST .......................................... 38
2. Sidik ragam diameter batang 3 MST .......................................................... 38
3. Data pengamatan diameter batang (mm) 6 MST ........................................ 39
4. Sidik ragam diameter batang 6 MST .......................................................... 39
5. Data pengamatan diameter batang (mm) 9 MST ......................................... 40
6. Sidik ragam diameter batang 9 MST .......................................................... 40
7. Data pengamatan diameter batang (mm)12 MST…………………….……..41
8. Sidik ragam diameter batang 12 MST ....................................................... 41
9. Data pengamatan luas daun (cm2)3 MST .................................................... 42
10. Sidik ragam luas daun 3 MST .................................................................... 42
11. Data pengamatan luas daun (cm2)6 MST .................................................... 43
12. Sidik ragam luas daun 6 MST .................................................................... 43
13. Data pengamatan luas daun (cm2)9 MST .................................................... 44
14. Sidik ragam luas daun 9 MST .................................................................... 44
15. Data pengamatan luas daun (cm2)12 MST .................................................. 45
16. Sidik ragam luas daun 12 MST................................................................... 45
17. Data pengamatan berat kering tanaman (g) 3 MST .................................... 46
18. Sidik ragam berat kering tanaman 3 MST.................................................. 46
19. Data pengamatan berat kering tanaman (g) 6 MST ..................................... 47
20. Sidik ragam berat kering tanaman 6 MST.................................................. 47
21. Data pengamatan berat kering tanaman (g) 9 MST ..................................... 48
22. Sidik ragam berat kering tanaman 9 MST................................................... 48
23. Data pengamatan berat kering tanaman (g) 12 MST ................................... 49
24. Sidik ragam berat kering tanaman 12 MST ................................................ 49
25. Data pengamatan jumlah klorofil................................................................ 50
26. Sidik Ragam jumlah klorofil ...................................................................... 50
27. Data pengamatan laju tumbuh relatif (g.tan-1.h-1) 3 – 6 MST ..................... 51
28. Sidik ragam laju tumbuh relatif 3 - 6 MST ................................................. 51
29. Data pengamatan laju tumbuh relatif (g.tan-1.h-1) 6 - 9 MST ....................... 52
30. Sidik ragam laju tumbuh relatif 6 - 9 MST ................................................. 52

Universitas Sumatera Utara

31. Data pengamatan laju tumbuh relatif (g.tan-1.h-1)9 - 12 MST ...................... 53
32. Sidik ragam laju tumbuh relatif 9 - 12 MST ............................................... 53
33. Data pengamatan laju assimilasi bersih (g.m-2.h-1) 3 - 6MST ..................... 54
34. Sidik ragam laju assimilasi bersih 3 - 6 MST.............................................. 54
35. Data pengamatan laju assimilasi bersih (g.m-2.h-1) (g) 6 – 9 MST ............... 55
36. Sidik ragam laju assimilasi bersih 6 - 9 MST............................................. 55
37. Data pengamatan laju assimilasi bersih (g.m-2.h-1)9- 12 MST ..................... 56
38. Sidik ragam laju assimilasi bersih 9 - 12 MST ........................................... 56
39. Data pengamatan bobot 100 biji per sampel (g) ......................................... 57
40. Sidik ragam Bobot 100 biji per sampel ..................................................... 57
41. Data pengamatan produksi per tanaman (g) ................................................ 58
42. Sidik ragam produksi per tanaman ............................................................. 58
43. Data pengamatan produksi per plot (kg) ..................................................... 59
44. Sidik ragam produksi per plot..................................................................... 59
45. Bagan penelitan.......................................................................................... 60
46. Rencana kegiatan penelitian ....................................................................... 61
47. Deskripsi jagung hibrida varietas Pioneer 12 .............................................. 62
48. Deskripsi jagung hibrida varietas Bisi - 2 ................................................... 63
49. Deskripsi jagung hibrida varietas NK22 ..................................................... 64

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
SAHRUL HABIBI : Response growth and production some varieties of
corn ( Zea mays L. ) with biofertilizer, supervised by B. SENGLI. J DAMANIK
and RATNA R. LAHAY.
Productivity of plant is affected by varieties and fertilizing. Therefore, a
research has been conducted at Sei Mencirim field, Deli Serdang ± 25 m above
sea level from October 2010 until January 2011. Experimental was conducted
using by Randomize Block Design with double factors consist of hybrid varieties
(Pioneer -12, Bisi -2 and NK22) and biofertilizer ( 0, 5, 10, 15, 20 ml/l of water ),
three replications was used to the treatments. Data were analyzed with ANNOVA
and continued with HSD.
The results showed that varieties were significantly effect diameter of stem
at 3 weeks after plant, dry weight plant (g) at 3 weeks after plant, relative growth
rate at 3 - 6 weeks after plant, weight 100 of seeds, production sample per plant
and production per plot. Liquid biofertilizer were significantly effect dimeter of
stem (mm) at 3 weeks after plant, leaf area (cm2) at 6 weeks after plant, relative
growth rate at 3 - 6 weeks after plant, weight 100 of seeds, production sample per
plant and production per plot. The combination between varieties and liquid
biofertilizer were significantly to weight 100 of seeds and sample production per
plant.

Key Words : Varieties. Biofertilizer, Growth and production,

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
SAHRUL HABIBI : Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa
Varietas Jagung (Zea mays L.), terhadap Pemberian Pupuk Hayati Cair di bimbing
oleh B. S. J. DAMANIK dan RATNA R. LAHAY.
Produktivitas tanaman dipengaruhi oleh varietas dan input yang diberikan
tanaman yaitu salah satunya pemupukan. Untuk itu suatu penelitian telah dilakukan
di lahan pertanian masyarakat di Sei Mencirim, Deli Serdang pada ketinggian ( ±
25 mdpl) pada bulan Oktober 2010 - Januari 2011. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor yaitu Varietas ( Pioneer-12, Bisi-2
dan NK 22) dan Pupuk hayati cair ( 0 ml/ltr air, 5 ml/ltr air, 10 ml/ltr air, 15 ml/ltr
air dan 20 ml/ltr air) perlakuan diulang tiga kali. Data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) pada taraf 5%.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa perbedaan varietas berpengaruh
nyata terhadap diameter batang 3 minggu setelah tanam (MST), berat kering 3
MST, laju tumbuh relatif 3-6 MST, bobot 100 biji persampel, produksi per
tanaman dan produksi perplot. Pupuk berpengaruh nyata terhadap nyata terhadap
diameter batang 3 MST, luas daun 6 MST, laju tumbuh relatif 3-6, MST bobot 100
biji persampel, produksi per tanaman dan produksi per plot. Interaksi antara
varietas dengan pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji
persampel, produksi per tanaman.
Kata Kunci : Varietas, Pupuk Hayati, Pertumbuhan dan Produksi

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar belakang
Jagung merupakan tanaman asli benua Amerika, dimana sebelumnya
sudah lama ditanami oleh suku Indian sebelum benua Amerika ditemukan. Di
Indonesia, jagung merupakan komoditi pangan yang sangat penting setelah padi.
Pada usaha peningkatan produksi jagung digunakan varietas unggul dan teknik
bercocok tanam yang memegang peranan penting dengan terus bertambahnya
penduduk, serta berkembangnya dua industri yang menggunakan bahan baku
jagung, maka kebutuhan jagung semakin meningkat dari tahun ke tahun
(Calvin, 1984).
Di Indonesia, jagung merupakan bahan pangan sumber karbohidrat kedua
setelah beras. Disamping sebagai bahan pangan, komoditi ini juga sebagai bahan
pakan ternak dan bahan baku industri. Menurut data yang dihimpun oleh Biro
Pusat Statistik, penggunaan jagung untuk bahan pangan menurun dari 78% pada
tahun 1975 menjadi 49% pada tahun 1985. Sebaliknya, penggunaan untuk pakan
ternak dan industri meningkat masing-masing dari 15% dan 3,4% pada tahun
1975 menjadi 38% dan 6,2% pada tahun 1985 (Najiyati dan Danarti, 1999).
Pemupukan secara berimbang dan secara rasional merupakan kunci utama
keberhasilan peningkatan produktivitas jagung. Kadar unsur hara dalam tanah,
jenis pupuk/hara yang sesuai, dan kondisi lingkungan fisik, khususnya pada
agroklimat, merupakan faktor penting perlu diperhatikan dalam mencapai
produktivitas optimal tanaman ( Sutedjo dan Kartasapoetra, 1987 ).
Kehadiran varietas jagung unggul introduksi, baik bersari bebas maupun
hibrida telah berkontribusi secara nyata terhadap peningkatan produktifitas

Universitas Sumatera Utara

maupun produksi jagung nasional. Namun demikian, distribusi dari varietasvarietas

introduksi

terhadap

penyebaran

benih

baru

mencapai

44%

(Makmur, 1999).
Penggunaan pupuk organik saja tidak dapat meningkatkan produktivitas
tanaman dan ketahanan pangan. Oleh karena itu sistem pengelolaan hara terpadu
yang memadukan pemberian pupuk organik atau pupuk hayati dan pupuk
anorganik dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan dan kelestarian
lingkungan perlu digalakkan (http//balittanah.litbang.deptan.go.id, 2006).
Salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan produksi jagung
adalah dengan menambahkan mikroorganisme dalam bentuk inokulan atau bentuk
lain untuk menyediakan hara tertentu bagi tanaman (pupuk hayati), dalam hal ini
inokulan berbentuk cair. Mikroba simbiotik persfektif dibidang pertanian ini
berperan sebagai biofertilizer dapat meningkatkan efisiensi pupuk sintetik,
sehingga menunjang sistem pertanian yang ramah lingkungan.
Penggunaan pupuk hayati pada saat ini belum dimanfaatkan secara
optimal. Dalam beberapa penelitian pupuk hayati masih dikombinasikan pupuk
kimia. Hal ini disebabkan masih adanya anggapan bahwa tanaman yang dipupuk
dengan pupuk hayati saja akan mengalami defisiensi unsur hara karena hara yang
diberikan pada pupuk hayati tidak sebanding dengan kebutuhan tanaman
ditambah pelepasan unsur hara lebih lambat sehingga belum diketahui secara pasti
kisaran dosis yang tepat untuk tanaman agar tumbuh optimal. Padahal efek yang
ditimbulkan pada pemberian pupuk hayati ini cukup bagus, baik terhadap tanaman
maupun tanah tanpa menimbulkan bahaya residu terhadap lingkungan. Dengan
aplikasi pupuk hayati diperkirakan dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan

Universitas Sumatera Utara

biologi tanah sehingga diharapkan berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman jagung.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian
mengenai

“Respon

Pertumbuhan

dan

Produksi

Beberapa

Varietas

Jagung ( Zea mays L. ) Terhadap Pemberian Pupuk Hayati Cair.”
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi beberapa varietas
jagung ( Zea mays L. ) terhadap pemberian pupuk hayati cair.
Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan pertumbuhan dan produksi dari varietas jagung yang diuji.
2. Ada pengaruh pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
jagung.
3. Ada interaksi dari varietas dan pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman jagung
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai
salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakuktas Pertanian
universitas Sumatera Utara, Medan dan diharapkan dapat berguna sebagai bahan
informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Sharma (2002), dalam taksonomi tumbuhan, klasifikasi tanaman
jagung (Zea mays L.) adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Subdivisio

: Angiospermae

Class

: Monocotyledoneae

Ordo

: Poales

Familia

: Graminaceae

Genus

: Zea

Spesies

: Zea mays L.
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar

yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari
radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang, akar ini tumbuh dari
buku paling bawah (Rukmana, 1997).
Jagung adalah tanaman semusim yang berbatang tinggi, tegap dan
biasanya berbatang tunggal yang dominan, walaupun mungkin ada beberapa yang
mengandung tunas (anakan). Tanaman ini mempunyai tinggi batang antara 60 300 cm. Kedudukan daunnya distik (dua baris daun tunggal yang keluar dalam
kedudukan berseling) dengan pelepah-pelepah daun saling bertindih dan daunnya
lebar serta relatif panjang (Williams, 1980).
Batang tanaman jagung bewarna hijau sampai kekuningan, batangnya
berbuku - buku yang dibatasi oleh ruas - ruas yang jumlahnya antara 10 - 14 ruas.

Universitas Sumatera Utara

Ruas bagian atas berbentuk silindris dan bahagian bawah berbentuk bulat pipih.
Pada batang jagung terdapat tunas yang biasanya berkembang menjadi bakal
tongkol, tetapi biasanya bakal tongkol yang berada di bawah tongkol utama tidak
berkembang sempurna (Nurmala, 1998).
Kebanyakan dari Ordo poales memiliki bentuk batang seperti silinder
panjang, jelas berbuku-buku dan beruas-ruas, bersekat pada pada buku-bukunya.
Daun-daun

tersusun

berseling

dalam

dua

baris

pada

batang

(Tjitrosoepomo, 2001)
Tanaman jagung merupakan tanaman monocious. Pada suatu tanaman
terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan
terletak pada bagian ujung tanaman, sedangkan bunga betina pada sepanjang
pertengahan batang

jagung dan berada pada salah satu ketiak daun

(Ginting, 1995).
Perbungaan jantan berbentuk malai longgar (tassel), yang terdiri dari bulu
poros tengah dan cabang lateral. Poros tengah biasanya memiliki empat baris
pasangan bunga atau lebih, cabang lateral terdiri dari dua baris. Setiap pasang
bunga terdiri dari satu bunga duduk (tidak bertangkai) dan satu bunga bertangkai.
Bunga tassel mengandung benang sari dan putik yang rudimenter (tidak
berkembang), yang tumbuh lebih awal, walaupun pada kondisi tertentu putik
dapat juga terbentuk (Rubatzki dan Yamaguchi, 1998).
Perbungaan betina tumbuh pada ujung tongkol samping batang yang
berasal dari ketiak daun, biasanya pada sekitar pertengahan panjang batang utama.
Batang lateral (samping) sangat pendek karena ruasnya yang pendek. Pada setiap
buku batang lateral, tumbuh sehelai daun. Karena dekatnya jarak antar buku,

Universitas Sumatera Utara

daun-daun tersebut saling menutup, dan membentuk kelobot yang membungkus
tongkol yang sedang berkembang. Pada kultivar tertentu, perkembangan tassel
tampaknya

mempengaruhi

perkembangan

batang

tongkol

(Rubatzki dan Yamaguchi, 1998).
Biji jagung letaknya teratur, sesuai dengan letak bunga. Embrio terdiri dari
plumula, radikula dan acutelina. Pada biji ada yang berbentuk bulat, berbentuk
gigi atau pipih sesuai dengan varietasnya. Warna biji juga bervariasi antara lain
kuning, putih, merah, orange dan merah hampir hitam. Bii mengandung protein
tepung dan lemak (Sastroprawiro, 1983).
Biji jagung berkeping tunggal, deret rapi pada tongkolnya. Pada setiap
tanaman jagung ada satu tongkol, kadang-kadang ada yang dua. Setiap tongkol
terdapat 10-14 deret biji jagung yang terdiri dari 200-400 butir biji jagung.
Berdasarkan penampilan dan teksturnya, biji jagung dibagi menjadi 6 tipe yaitu
biji mutiara (flint corn), biji gigi kuda (dent corn), biji setengah mutiara, biji
setengah gigi kuda, biji manis (sweet corn), dan biji berondong (pop corn)
(Suprapto dan Marzuki, 2005).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman jagung dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan. Secara
umum, tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi(±
1300 m dpl), kisaran suhu antara 130C - 380C dan mendapat sinar matahari penuh.
Di Indonesia tanaman jagung tumbuh dan berproduksi optimum di dataran rendah
sampai ketinggian 750 m dpl. Suhu udara yang ideal untuk perkecambahan benih
adalah 300C – 320C dengan kapasitas air tanah antara 25 – 60 %. Selama

Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan, jagung membutuhkan suhu optimum antara 230C – 270C
(Rukmana, 1997).
Tanaman jagung yang berasal dari daerah tropis dan dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan diluar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan
lingkungan yang terlalu ketat. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara
50˚ LU - 40˚ LS ( Rubatzky dan Yamaghuci, 1998 ).
Tanaman jagung sebaiknya mendapat cahaya matahari yang langsung.
Pada tanaman mulai tua, terutama menuju masaknya biji dibutuhkan keadaan
yang panas dan intensitas sinar matahari yang cukup (Ginting, 1995).
Tanah
Kesuburan tanah banyak dihubungkan orang dengan keadaan lapisan
olahnya ( top soil ). Pada lapisan ini biasanya sistem perakaran tanaman
berkembang dengan baik, untuk itu pengolahan tanah sebelum penanaman dan
pengolahan tanah pada waktu pemeliharaan tanaman memegang peran penting
bagi suburnya tanaman. Pada pengolahan tanah, perbandingan kandungan zat
padat, cair dan udara didalam lapisan olah menjadikan tanah gembur dan
menguntungkan bagi pertumbuhan akar tanaman ( Rinsema, 1993 ).
Tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik pada

semua

jenis

tanah.

Tetapi tanaman ini akan dapat tumbuh lebih baik pada tanah yang gembur dan
kaya akan humus. Tanah yang padat serta dapat menahan air tidak baik ditanami
jagung karena pertumbuhannya kurang baik atau akan menjadi busuk
(Suprapto, 1999).
Kemasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal
tanaman jagung antara 5,5 - 7,2, tetapi paling baik adalah 6,8. Kemasaman tanah

Universitas Sumatera Utara

dibawah 5,5 kurang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung, tanah tersebut
sudah perlu dikapur (Ginting, 1995).
Kemiringan tanah ada hubungannya dengan gerakan air pada permukaan
tanah. Hal ini juga merupakan salah satu syarat kehidupan tanaman termasuk
tanaman jagung. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat dilakukan
penanaman jagung. Pada tingkat kemiringan tersebut sangat kecil kemungkinan
terjadinya erosi tanah (Lockwood, 1984).
Varietas Hibrida
Varietas adalah individu tanaman yang memiliki sifat yang dapat
dipertahankan setelah melewati berbagai proses pengujian keturunan. Varietas
berdasarkan teknik pembentukannya dibedakan atas varietas hibrida, varietas
sintetik dan varietas komposit (Mangoendidjojo, 2003).
Diantara komponen teknologi produksi, varietas unggul memiliki peran
penting dalam peningkatan produksi jagung. Perannya menonjol dalam potensi
hasil per satuan luas, komponen pengendalian hama dan penyakit (toleran),
kesesuaian

terhadap

lingkungan,

dan

referensi

konsumen

( Akil dan Dahlan, 2009).
Varietas hibrida merupakan generasi pertama hasil persilangan antara tetua
berupa galur inbrida. Varietas hibrida dapat dibentuk pada tanaman menyerbuk
sendiri maupun menyerbuk silang. Jagung merupakan tanaman pertama yang
dibentuk menghasilkan varietas hibrida secara komersial,dan telah berkembang di
Amerika Serikat sejak 1930an (Hallauer and Miranda 1987). Kini benih jagung
hibrida telah ditanam di sebagian besar areal jagung di dunia.

Universitas Sumatera Utara

Ada dua macam perbedaan antara individu organisme : perbedaan yang
ditentukan oleh keadaan luar, yang ditelusuri dari lingkungan dan perbedaan yang
dibawa sejak lahir yang ditelusuri dari kebakaan. Suatu fenotip (penampilan dan
cara fungsinya) individu merupakan hasil interaksi antara genotip (warisan
alaminya) dan lingkungannya. Walaupun sifat khas suatu fenotip tidak selamanya
ditentukan oleh perbedaan fenotip atau lingkungan, ada kemungkinan perbedaan
fenotip antara individu yang terpisahkan itu disebabkan oleh perbedaan
lingkungan atau perbedaan keduanya (Loveless, 1989).
Keragaman penampilan tanaman akibat susunan genetik selalu mungkin
terjadi sekalipun bahan tanaman yang digunakan berasal dari jenis tanaman yang
sama. Namun perlu diingat bahwa susunan genetik yang berbeda tidak selalu
seluruhnya diekspresikan, atau hanya diekspresikan sebagian yang mungkin
mengakibatkan hanya sedikit perubahan penampilan tanaman. Oleh karena itu
suatu pertanyaan dapat timbul tentang besarnya sumbangan faktor genetik
terhadap total keragaman penampilan tanaman. Apabila tanaman yang
mempunyai susunan genetik yang berbeda di tanam pada kondisi lingkungan yang
sama, maka keragaman tanaman yang muncul dapat di hubungakan dengan
perbedaan susunan genetik dengan catatan bahwa faktor lain yang dapat
berpengaruh konstan ( Sitompul dan Guritno, 1995).
Setiap gen itu memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan dan
mengatur berbagai jenis karakter dalam tubuh (Yatim, 1991)
Suatu sifat karakter individu adalah merupakan kerjasama antara faktor
genetik dan lingkungan. Bila faktor genetik tanaman dan adaptasi terhadap
lingkungan tidak sama sehingga menghasilkan pertumbuhan yang berbeda. Setiap

Universitas Sumatera Utara

terjadinya perubahan kondisi lingkungan disekitar tanaman akan menyebabkan
reaksi atau respon genetik yang berbeda untuk setiap varietas tanaman. Akan
tetapi keadaan ini tergantung pada derajat perubahan fisik lingkungan, terutama
pada periode-periode pertumbuhan kritis tanaman (Hartmann, dkk, (2001).
Hasil maksimum dapat dicapai bila kultivar unggul menerima respons
terhadap kombinasi optimum dari air, pupuk dan praktek budidaya lainnya.
Semua kombinasi input ini penting dalam mencapai produktivitas tinggi
(Nasir, 2002).
Pupuk Hayati
Pupuk ialah bahan yang diberikan kedalam tanah baik yang organik
maupun yang anorganik dengan maksud mengganti kehilangan unsur hara dari
dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan
faktor keliling atau lingkungan yang baik (Sutedjo, 2002).
Pupuk hayati adalah mikroorganisme yang ditambahkan ke dalam tanah
dalam bentuk inokulan dan bentuk lain untuk memfasilitasi atau menyediakan
hara tertentu bagi tanaman. Beberapa manfaat penggunaan pupuk hayati antara
lain : menyediakan sumber hara, menstimulir sistem perakaran agar berkembang
sempurna sehingga memperpanjang usia akar, penawar racun logam berat dan
bio-aktivator. Dan lengkapnya fungsi pupuk hayati tersebut dikenal sebagai bioregulator of soil ( Hasibuan, 2008 ).
Pupuk hayati merupakan suatu bahan yang mengandung mikroorganisme
bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas hasil tanaman,
melalui peningkatkan aktivitas biologi yang akhirnya dapat berinteraksi dengan
sifat-sifat fisik dan kimia media tumbuh (tanah). Mikroorganisme yang umum

Universitas Sumatera Utara

digunakan ialah mikroba penambat nitrogen, peralut fosfat dan pemantap agregat
(Rao, 1994).
Pupuk hayati berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi
tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman. Penyediaan hara ini berlangsung
melalui hubungan simbiotis atau nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung
dengan kelompok tanaman tertentu atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan
nonsimbiotis berlangsung melalui penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok
mikroba pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan organik oleh kelompok
organisme perombak. Kelompok mikroba simbiotis ini terutama meliputi bakteri
bintil akar dancendawan mikoriza (http//balittanah.litbang.deptan.go.id, 2006)
Manfaat pupuk hayati sangat luas, dapat dijelaskan secara singkat bahwa
peranan mikroba bermanfaat yaitu memiliki kemampuan untuk mengurai residu
kimia, mengikat logam berat, mensuplai sebagian kebutuhan N untuk tanaman,
melarutkan senyawa fosfat, melepaskan senyawa K dari ikatan koloid tanah,
menghasilkan

zat

pemacu

tumbuh

alami,

menghasilkan

enzim

alami,

menghasilkan zat anti patogen (spesifik pada tiap jenis mikroorganisme), jadi
dapat disimpulkan bahwa peranan dan manfaat pupuk hayati sangat besar di
dalam pratek budidaya. Pupuk hayati berfungsi untuk meningkatkan hasil
produksi, meningkatkan kualitas hasil, meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk
buatan, mengurangi dosis pemakaian pupuk buatan, memperbaiki struktur fisika,
kimia dan biologi tanah, menekan serangan hama dan penyakit, menjadikan
keseimbangan flora fauna dalam tanah tercipta dengan baik yang pada akhirnya
membawa

kebaikan

untuk

segala

sisi

budidaya

pertanian

( http//www.wikipedia.com, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Salah satu teknologi alternatif yang perlu dikembangkan adalah pupuk
hayati inokolum jasad renik tanah (bakteri pelarut fosfat, bakteri penyelamat
nitrogen, mikoriza dan sebagainya). Pupuk hayati SMS Agrobost adalah
terobosan teknologi pemupukan yang dapat dikembangkan dengan teknologi
Agricultural Growth Promoting Innoculants (AGPI) yaitu inokolum, campuran
yang berbentuk cair yang mengandung beberapa mikroba asli Indonesia. Mikrobamikroba tersebut sangat dibutuhkan dalam proses penyuburan tanah secara biologi
antara lain: Azospirilium sp, Azotobacter sp, mikroba pelarut fosfat, Lactobacillus
sp, dan mikroba pendegradasi selulosa.
Pupuk hayati cair ini mengandung hormon tumbuh Azotobacter sp. 7.5 x
107 sel/ml, Azospirillum sp. 2.0 x 105 sel/ml, Mikroba pelarut phosphat 1.7 x
107 sel/ml, Lactobacillus sp 4.7 x 105 sel/ml, Mikroba Selulolitik 6.0 x 102
sel/ml, Pseudomonas Sp 1,7 x 106 Sel/ml dan Unsur mikro : C organik = 0.95%,
P=34.29 ppm, K=1743 ppm, Fe=44.3 ppm, Mn=0.27 ppm, Cu=0.81 ppm, Zn=3.7
ppm (www.agrobost.indonetwork.co.id, 2008).

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan masyarakat Desa Sei Mencirim
Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang, pada ketinggian tempat ±25 meter
diatas permukaan laut (mdpl). Penelitian dimulai bulan Oktober 2010 sampai
bulan Januari 2011.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung varietas
Pioneer 12, varietas Bisi 2, varietas NK22 sebagai perlakuan, pupuk urea, TSP,
KCl dan pupuk hayati cair sebagai bahan perlakuan tanaman, larutan Rhidomil
untuk mencegah serangan penyakit bulai, insektisida sebagai pengendali serangan
hama tanaman, dan fungisida sebagai pengendali jamur pada tanaman.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain cangkul sebagai alat
untuk mengelola media tanam dan membersihkan parit blok dan plot, gembor
sebagai alat untuk menyiram tanaman, alat tulis untuk mencatat data penelitian,
timbangan analitik sebagai alat untuk menghitung berat biji, jangka sorong untuk
mengukur diameter batang, clorophyllmeter untuk menghitung jumlah klorofil
daun, leaf area meter untuk mengukur luas daun, oven untuk mengeringkan
tanaman dan alat-alat lain yang mendukung penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok ( RAK )dengan 2 faktor yaitu :
Faktor 1 Varietas Jagung yaitu :
V1 : Pioneer 12
V2 : Bisi 2
V3 : NK22
Faktor 2 Pupuk Hayati Cair :
P0

: Kontrol

P3

: 15 ml /liter air

P1

: 5 ml /liter air

P4

: 20 ml /liter air

P2

: 10 ml /liter air

Sehingga diperoleh kombinasi :
V1P0

V1P1

V1P2

V1P3

V1P4

V2P0

V2P1

V2P2

V2P3

V2P4

V3P0

V3P1

V3P2

V3P3

V3P4

Jumlah ulangan

: 3 ulangan

Jumlah plot

: 15 plot

Jumlah plot seluruhnya

: 45 plot

Ukuran plot

: 400 cm x 280 cm

Jarak tanam

: 70 cm x 25 cm

Jumlah tanaman per plot

: 64 tanaman

Jumlah tanaman sampel per plot : 5 tanaman

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil percobaan dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model sebagai
berikut :

Dimana :
Ŷijk

: Hasil pengamatan dari blok ke-I dengan perlakuan varietas ke-j dan
perlakuan pupuk hayati cair pada taraf ke-k

μ

: Nilai tengah sebenarnya

ρi

: Pengaruh blok ke-i

αj

: Pengaruh perlakuan varietas taraf ke-j

βk

: Pengaruh perlakuan pupuk hayati pada taraf ke-k

(αβ)jk : Pengaruh interaksi dari perlakuan varietas taraf ke-j dan perlakuan pupuk
hayati cair pada taraf ke-k
εijk
: Pengaruh alat percobaab pada blok ke-i yang mendapat perlakuan
varietas
ke-j dan pupuk hayati cair pada taraf ke-k
Hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh nyata akan dilanjutkan
dengan uji beda rataan yaitu BNJ pada taraf 5% ( Bangun, 1991 ).

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
Lahan penelitian diolah menggunakan cangkul dengan kedalaman olah
tanah 15-25 cm. Pengolahan dilakukan hingga tanah menjadi gembur, rata dan
bersih dari sisa-sisa gulma dan perakaran, lalu dilakukan pembuatan plot
percobaan berukuran 400 cm x 280 cm. Dibuat parit drainase dengan jarak antar
plot 40 cm dan antar ulangan 50 cm.
Penyiapan Benih
Sebelum penanaman, terlebih dahulu dilakukan perlakuan benih
( seed treatment ) yaitu terlebih dahulu direndam dalam larutan Rhidomil selama
±15 menit untuk mencegah serangan penyakit bulai.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang tanam pada lahan
penelitian, setiap plot dibuat lubang tanam sebanyak 64 lubang tanam. Lubang
tanam ditugal sedalam 3-5 cm dengan menggunakan jarak tanam 70 cm x 25cm.
Jumlah benih per lubang tanam adalah 2 benih.
Aplikasi Pemupukan
Aplikasi pupuk kimia dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu
setelah tanam ( MST ) dan 5 minggu setelah tanam ( MST ), dengan cara menugal
disebelah tanaman. Pupuk hayati cair diaplikasikan 4 kali yaitu, 3 hari sebelum
tanam, 2 MST, 3 MST, 5 MST dengan cara menyemprotkan pada tanah.

Universitas Sumatera Utara

Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan
Penjarangan dilakukan saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam
(MST).

Penjarangan

dilakukan

dengan

memilih

satu

tanaman

yang

pertumbuhannya dianggap lebih baik dan membuang tanaman yang lain dengan
menggunakan gunting. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya
persaingan antar kedua tanaman.
Penyiraman
Penyiraman pada tanaman jagung dilakukan sejak penanaman sampai
berumur 1 MST dan setelah itu penyiraman tidak dilakukan lagi, hal ini
disebabkan karena curah hujan cukup tinggi.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lahan. Penyiangan
dilakukan secara manual yaitu mencabut seluruh gulma yang tumbuh disekitar
tanaman dan membersihkan gulma diparit-parit drainase dengan cangkul.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan ketika tanaman menunjukkan
gejala serangan dan sesuai kondisi dilapangan. Selama penelitian berlangsung,
tidak ada yang menunjukkan gejala serangan hama dan penyakit sehingga aplikasi
insektisida tidak dilakukan
Panen
Jagung dipanen setelah buah sudah matang fisiologis yaitu saat warna
kelobot telah berubah warna menjadi kuning dan biji telah keras bila ditekan

Universitas Sumatera Utara

dengan jari dan sesuai dengan deskripsi masing-masing varietas. Jagung di panen
dengan memisahkan tongkol jagung dari batangnya.
Pengeringan dan Pemipilan
Setelah panen, dilakukan pengeringan tongkol jagung selama tiga hari di
bawah sinar matahari langsung, kemudian dilakukan pemipilan tongkol

Universitas Sumatera Utara

Pengamatan Parameter
Diameter batang (mm)
Pengukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan jangka
sorong. Batang yang diukur diameternya adalah ruas yang terdekat dengan
pangkal batang. Pengukuran dilakukan pada umur 3, 6, 9, 12 MST.
Jumlah klorofil daun
Jumlah klorofil daun dihitung dengan menggunakan alat pengukur klorofil
(clorophyllmeter). Daun yang diamati jumlah klorofilnya adalah daun yang paling
tengah pada tanaman jagung yaitu sekitar daun ketujuh atau kedelapan.
Pengukuran dilakukan dengan membagi daun menjadi tiga bagian yang mewakili
yaitu bagian pangkal daun, tengah dan ujung daun. Masing-masing bagian
tersebut dihitung klorofilnya dengan alat pengukur klorofil lalu dijumlahkan
klorofil ketiga bagian tersebut kemudian dirata-ratakan. Pengukuran dilakukan
pada saat tanaman telah berbunga 75 % ( umur 8 MST ).
Luas daun (cm2)
Pengukuran luas daun dilakukan pada tanaman berumur 3, 6, 9 dan 12
MST. Daun yang diamati luas daunnya adalah daun yang paling tengah pada
tanaman jagung yaitu sekitar daun ketujuh atau kedelapan Pengukuran luas daun
dilakukan menggunakan alat Leaf Area Meter.
Bobot kering tanaman (g)
Perhitungan bobot kering tanaman dilakukan dengan mengeringkan
seluruh bagian tanaman dalam oven pada suhu
˚ C65selama 24 jam, lalu
ditimbang dengan timbangan analitik sehingga diperoleh bobot kering yang
konstan. Pengamatan ini dilakukan pada umur 3, 6, 9 dan 12 MST.

Universitas Sumatera Utara

Laju Tumbuh Relatif ( g.tan-1h-1 )
Laju tumbuh relatif (LTR) merupakan hasil bahan kering per satuan bahan
kering akhir dan awal. Dilakukan dan dihitung bersamaan dengan laju assimilasi
bersih dengan cara menimbang bobot kering per tanaman melalui pengeringan
oven pada suhu 65˚ C ( Sitompul dan Guritno , 1995 ) dengan persamaan :
LTR =
Keterangan:
W1 dan W2
T₁ dan T₂

= bobot kering pertanaman pengamatan ke – 1 dan ke - 2
= waktu pengamatan ke – 1 dan ke – 2

Laju Assimilasi Bersih ( g.cm-2 h-1 )
Nilai laju assimilasi bersih merupakan pertambahan material tanaman dari
assimilasi persatuan waktu ( Sitompul dan Guritno, 1995 ). Dihitung pada umur 3,
6, 9 dan 12 MST dengan persamaan :
LAB =
W1 dan W2
T1 dan T2
A1 dan A2

= bobot kering pertanaman pengamantan ke – 1 dan ke – 2
= waktu pengamatan ke – 1 dan ke - 2
= total luas daun pengamatan ke – 1 dan ke – 2

Bobot 100 biji per sampel ( g )
Penghitungan bobot 100 biji persampel dilakukan dengan cara mengambil
100 biji dari tanaman sampel yang sudah dipipil dan dikeringkan pada kadar 12%,
kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Penimbangan
dilakukan dengan menimbang 100 biji dari masing-masing perlakuan.
Produksi per tanaman ( g )
Penghitungan produksi pertanaman dilakukan setelah tongkol dipipil dan
dikeringkan pada kadar air 12%, kemudian produksi pipilan kering per tanaman
ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Universitas Sumatera Utara

Produksi per plot ( g )
Penghitungan produksi pertanaman dilakukan setelah tongkol dipipil dan
dikeringkan pada kadar air 12%, kemudian produksi pipilan kering per plot
ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Universitas Sumatera Ut