Tak kenal Menyerah (JOHN BEVERE)
KEKUATAN YANG ANDA PERLUKAN UNTUK TIDAK MENYERAH
TAK KENAL MENYERAH
J O H N
B E V E R E
PENULIS BUKU LARIS UMPAN IBLIS Relentless (Tak Kenal Menyerah) by John Bevere © 2012 Messenger International www.MessengerInternational.org Originally published in English Additional resources in Bahasa Indonesia are available for free download at: www.CloudLibrary.org To contact the author: [email protected] Printed in Indonesia Tak Kenal Menyerah oleh John Bevere © 2012 Messenger International www.MessengerInternational.org Diterbitkan pertama kali dalam Bahasa Inggris Bahan-bahan tambahan dalam Bahasa Indonesia tersedia untuk diunduh secara gratis dari: www.CloudLibrary.org Untuk mengontak penulisnya: [email protected] Penerjemah & Pemeriksa Aksara: Slamat Parsaoran Sinambela Layout: Budi Wilken Siahaan Dicetak di Indonesia Kutipan ayat Kitab Suci yang tidak diberi keterangan diambil dari Alkitab © 1974, 1993 dan Perjanjian Baru TB Edisi 2 © 1997 terbitan Lembaga Alkitab Indonesia. Kutipan ayat Kitab Suci yang diberi keterangan (FAYH) diambil dari Firman Allah Yang Hidup. © 1989 oleh Yayasan Kalam Hidup. Kutipan Kitab Suci yang diberi keterangan (BIS) diambil dari Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari © Lembaga Alkitab Indonesia. Kutipan Kitab Suci yang diberi keterangan (MSG) diterjemahkan dari The Message oleh Eugene H. Peterson. ©1993,1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Kutipan Kitab Suci yang diberi keterangan (NLT) diterjemahkan dari New Living Translation © 1996 atas izin Tyndale House Publishers. Kutipan Kitab Suci yang diberi keterangan (KJV) diterjemahkan dari King James Version. Kutipan Kitab Suci yang GLEHUL NHWHUDQJDQ $03 GLWHUMHPDKNDQ GDUL 7KH$PSOLÀHG %LEOH ©1954, 1958, 1962, 1964, 1965, 1987 atas izin The Lockman Foundation (www.Lockman.org). Kutipan Kitab Suci yang diberi keterangan (NIV) GLWHUMHPDKNDQ GDUL 1HZ ,QWHUQDWLRQDO 9HUVLRQ TM oleh Biblica Inc. Atas izin Zondervan. Kutipan Kitab Suci yang diberi keterangan (CEV) diterjemahkan dari Contemporary English Version. © 1991, 1992, 1995 oleh American Bible Society. Digunakan dengan izin.
Saya mendedikasikan buku ini untuk anak saya…
Alec Bevere
Engkau telah mengatasi rintangan dan bangkit melampaui penderitaan.
Kehidupanmu sudah menjadi kesaksian akan kemurahan dan anugerah Allah.
Saya sangat bangga padamu dan akan mengasihimu selama-lamanya.
Daftar Isi
Pendahuluan - 7
1. Tak Kenal Menyerah - 9
2. Memerintah Dalam Hidup - 21
3. Sumber Kuasa - 35
4. Bagaimana Hidup Yesus - 47
5. Keunggulan - 61
6. Melihat atau Masuk - 83
7. Ada Siapa di Balik Masalah Kita - 103
8. Mempersenjatai Diri Anda - 125
9. Kuat Dalam Anugerah - 143
10. Senjata Kerendahan Hati - 151
11. Menanggalkan Beban- 167
12. Sadar Dan Berjaga-jaga - 187
13. Melawan Iblis - 201
14. Perlawanan Yang Paling Ampuh - 219
15. Doa Yang Tak Kenal Menyerah - 235
16. Berlari Untuk Memperoleh Hadiah - 251 17. Dekat Dengan Sang Raja - 267 18. Jangan Menyerah - 277 Apendiks A:
Doa Untuk Menjadi Anak Allah - 289 Apendiks B: Mengapa Saya Menggunakan Berbagai terjemahan Alkitab - 293
Untuk Refleksi dan Diskusi Lebih Lanjut - 295
PENDAHULUAN
idak lama setelah saya mulai menulis buku ini, saya menonton ÀOP \DQJ GHQJDQ MHODV PHQJJDPEDUNDQ SHQWLQJQ\D EHUVLNDS WDN kenal menyerah. The Ghost and the Darkness dengan bintang
T
0LFKDHO 'RXJODV GDQ 9DO .LOPHU VHEXDK ÀOP EHUGDVDUNDQ NLVDK yang terjadi pada akhir 1800-an. Seorang insinyur militer cerdas bernama Patterson (Val Kilmer) bekerja mengawasi pembangunan jembatan kereta api yang mem- bentang di atas Sungai Tsavo di Uganda. Jembatan itu akan meluaskan daya jangkau jalur kereta api Afrika Timur milik Inggris. Proyek itu sudah tertunda penyelesaiannya ketika Patterson tiba di tempat.
Ia segera menemukan penyebabnya. Para pekerja menghilang. Mereka lenyap dalam kegelapan malam, tidak pernah terlihat lagi. Tidak lama kemudian Patterson mengetahui, ada dua singa pemakan manusia yang berkeliaran di sekitar perkemahan pekerja. Untuk meng- hentikan amukan mereka, ia memasang perangkap dan mencoba ber- bagai metode, tetapi duo maut itu seakan mampu mencium setiap gerakan Patterson dan mengelakkan jeratnya.
Ketika jumlah korban mencapai tiga puluh, jawatan kereta api meminta bantuan pemburu Amerika, Charles Remington (Michael Douglas). Kemampuannya dalam melacak dan memburu hewan liar sangat terkenal, namun singa-singa itu masih saja memakan korban. Malam demi malam mereka menyebar maut sampai para pekerja beranggapan, singa-singa itu adalah roh jahat yang tidak mungkin dihentikan. Saat jumlah korban melewati 130 orang, kepanikan dan ketakutan mencekam orang-orang di perkemahan. Patterson dan Remington menyaksikan tanpa daya saat seluruh tenaga kerja melari- kan diri dengan naik kereta api yang melewati Tsavo.
Saat-saat yang menentukan inilah yang menggugah saya. Garis batas ditarik dengan jelas. Di satu sisi, ada mandor pengecut yang memompa rasa takut para pekerjanya dan membujuk mereka untuk meninggalkan pekerjaan yang sudah mereka sepakati untuk mereka selesaikan. Di sisi lain, ada tiga orang—Remington, Patterson, dan mencoba dan gagal berulang-ulang. Tugas yang mereka hadapi menciutkan nyali dan membahayakan. Mereka mesti mempertaruhkan nyawa, namun mereka bertekad untuk menghentikan perlawanan itu dan merampungkan pembangunan jembatan. Mereka dipersenjatai dengan senjata yang ampuh. Remington dan Patterson yakin mereka akhirnya akan menang asalkan mereka bijaksana, waspada, mem- bulatkan tekad... dan menolak untuk menyerah.
Ruang dan waktu tidak memadai untuk memaparkan lebih banyak detail, tetapi hal yang perlu Anda ketahui: singa pemangsa manusia itu pada akhirnya dapat dihentikan. Namun kemenangan itu harus dibayar dengan biaya yang mahal.
Para pekerja datang kembali, dan sekarang mereka memandang insinyur proyek mereka, Patterson, dengan sikap yang sangat berbeda. Ia telah menghadapi kematian dan tidak menyerah. Orang-orang itu sangat menghormatinya sehingga mereka mendukung usahanya dan menyelesaikan perkara yang tampaknya mustahil. Jembatan itu selesai pada waktunya!
Sebagai utusan Allah, kita juga sedang membangun jembatan. Jembatan kita tidak melintasi sungai;; jembatan ini membentang di antara surga dan bumi. Demikian juga, kita menghadapi perlawanan, dan Kitab Suci menggambarkan musuh kita sebagai singa yang berusaha menelan. Namun, persis dengan singa Tsavo, musuh kita tidak memiliki senjata... kita memilikinya. Ia sudah dilucuti, sedangkan kita diperlengkapi dengan senjata paling ampuh bagi manusia.
Ada pertempuran yang harus dimenangkan dan benteng yang harus ditaklukkan. Sering kali hal itu berakar dalam pola pikir, cara kerja, dan pola yang telah ditanamkan oleh musuh pada orang-orang dunia ini. Lawan kita sangat tangguh, namun “di dalam Kristus” kita jauh lebih kuat.
Kita pun menghadapi pertanyaan yang sangat penting: Akankah kita seperti para pekerja yang ketakutan dan melarikan diri untuk menyelamatkan nyawa mereka, ataukah kita akan berani dan tak kenal menyerah dalam menjalankan amanat surga? Saya percaya di dalam pesan ini ada kebenaran yang berpotensi untuk membentuk di dalam diri Anda suatu sikap yang tak kenal menyerah. Kebenaran ini bukan hanya akan menguatkan Anda untuk berdiri dengan teguh, tetapi juga akan memperlengkapi Anda dengan kuasa untuk menang dan mendatangkan dampak yang positif.
Sangat perlulah bagi Anda untuk tertanam kuat dalam pengetahuan ini. Sudah terlalu lama umat Allah berada dalam pembuangan dan binasa karena tidak memiliki pengetahuan (lihat Yesaya 5:13;; Hosea 4:6). Pengetahuan yang benar menenun dasar iman, dan oleh iman kita mendatangkan perubahan di dalam dunia yang terhilang dan gelap.
Anda diciptakan untuk mendatangkan perubahan di dalam ling-
1
tak kenal menyerah
Menyelesaikan itu lebih baik daripada memulai.PENGKHOTBAH 7:8 (NLT) aya membayangkan Anda sepakat dengan saya dalam hal ini: bagaimana kita “menyelesaikan” itu lebih penting daripada
S
bagaimana kita “memulai.” Dalam kehidupan Kristen, puncak terakhir adalah ketika Tuhan berkata pada kita, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia!”
Apakah yang diperlukan oleh Anda dan saya untuk mendengar perkataan luar biasa dari Dia yang berarti segalanya bagi kita? Untuk menyelesaikan kehidupan dengan baik kita perlu menjalani kehidupan dengan baik. Hal ini mencakup pengetahuan akan bagaimana untuk “tidak pernah menyerah.” Itu berarti memiliki roh yang tak kenal menyerah.
Bagaimana kita memperolehnya? Mengapa hal itu begitu penting.
Sejujurnya, saya cemas jangan-jangan banyak orang percaya yang tidak akan menyelesaikan pertandingan dengan baik. Allah suatu ketika 1 memberikan penglihatan sehubungan dengan tema buku ini.
Seorang laki-laki mendayung perahu melawan arus sungai yang deras. Ia berusaha keras untuk bergerak maju melawan aliran
7DN .HQDO 0HQ\HUDK
air—tugas yang berat, namun dapat dilakukan.
Perahu-perahu lain, yang lebih besar dan mewah dan mengangkut banyak orang, sering melewatinya menuju hilir. Orang-orang dalam perahu ini tertawa-tawa, minum-minum, dan bersantai. Kadang-kadang mereka memandangi orang yang berjuang melawan arus itu dan mengejeknya. Ia harus berjuang untuk maju meter demi meter, sedangkan mereka nyaris tidak perlu melakukan apa-apa untuk meluncur maju. Setelah beberapa lama, orang itu menjadi capek berjuang melawan arus. Letih dan patah semangat, ia akhirnya meletakkan dayungnya. Selama beberapa saat ia masih mengarah ke hulu karena adanya momentum, namun tak lama kemudian perahunya berhenti sama sekali. Kemudian sesuatu yang menyedihkan dan mengerikan terjadi: meskipun masih mengarah ke hulu, perahu dayungnya mulai hanyut ke hilir mengikuti arus. Orang itu segera melihat perahu besar lain. Perahu ini berbeda dari perahu-perahu besar lainnya karena—seperti perahu dayungnya sendiri—perahu besar ini juga mengarah ke hulu, namun mengalir ke hilir mengikuti arus. Perahu ini juga mengangkut orang yang tertawa-tawa, bercengkerama, dan bersantai. Karena perahu itu mengarah ke hulu—seperti arah yang hendak ditujunya—ia memutuskan untuk meloncat naik dan bergabung dengan mereka. Mereka sekarang menjadi satu kelompok yang anggotanya akrab satu sama lain. Tidak seperti perahu besar lain yang menghadap dan mengalir ke hilir, perahu ini menghadap ke hulu. Namun, menyedihkannya, perahu ini terus mengalir ke hilir mengikuti arus.
Apakah penafsiran dari penglihatan ini? Sungai melambangkan dunia dan perahu dayung adalah tubuh kita, yang memampukan kita untuk hidup dan berfungsi di dunia ini. Orang di dalam perahu itu adalah orang percaya;; dayungnya melambangkan anugerah yang dikaruniakan Allah secara cuma-cuma. Perahu besar menggambarkan orang-orang yang bergabung dalam satu tujuan, dan arus sungai mewakili aliran dunia ini, yang berada dalam pengaruh di jahat.
Dengan dayung anugerah, orang itu memiliki kemampuan untuk melawan arus dan bergerak ke hulu menuju panggilan hidupnya dalam
7DN .HQDO 0HQ\HUDK
dalam berjuang. Ia mengira dirinya tidak memiliki apa yang diperlukan untuk berjuang, padahal sebenarnya ia memilikinya. Akibatnya, ia akhirnya kehabisan daya dan menyerah.
Begitu orang itu berhenti mendayung, perahunya masih terus maju (ke hulu) selama beberapa saat karena dorongan momentum. Dan di sinilah penyesatan menyusup. Ia masih melihat beberapa buah di dalam hidupnya meskipun apa yang menghasilkan buah itu tidak lagi mendorong dirinya bergerak. Ia secara keliru mengira dirinya dapat hidup dengan tenang—tidak perlu lagi berjaga-jaga dan waspada— dan tetap menjalani kehidupan Kristen yang sukses.
Akhirnya, perahu itu berhenti sama sekali, dan kemudian mulai terhanyut mundur (ke hilir)—pelan-pelan pada mulanya, namun akhirnya sama cepatnya dengan arus sungai.
Inilah bagian yang perlu digarisbawahi dari visi itu: meskipun perahunya masih mengarah ke hulu, ia terhanyut mundur mengikuti arus. Ia sekarang memiliki penampilan lahiriah kristiani—mengetahui cara berbicara, lagu, dan tata cara kerajaan Allah—namun dalam kenyataannya ia mengikuti cara-cara dunia ini (lihat 1 Yohanes 2:15-17).
Pada akhirnya tokoh kita melihat perahu lain, sekelompok “orang percaya” lain yang seperti dirinya. Mereka semua menganggap diri mereka bagian dari gereja karena haluan perahu mereka juga menghadap ke hulu. Mereka mengetahui cara berbicara, lagu, dan tata cara gerejawi. Akan tetapi, mereka bersantai karena mereka puas dengan kehidupan “Kristen” yang tanpa buah dan berada di bawah pengaruh si jahat yang mengendalikan arus sungai.
Mereka yang berada dalam “perahu Kristen” ini tidak lagi dianiaya atau dicemooh oleh dunia yang tidak percaya. Sebaliknya, mereka diterima dan kadang-kadang disanjung oleh orang-orang yang berpengaruh di dunia. Mereka tidak lagi berlari dengan gigih seperti yang dinasihatkan rasul Paulus kepada setiap orang Kristen: “(Aku) berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (Filipi 3:14). Nyatanya, orang percaya yang hanyut ini tidak kuat dalam atau sama sekali tidak melawan cara-cara dunia ini.
7DN .HQDO 0HQ\HUDK
keinginan untuk memaksakan caramu sendiri, keinginan untuk mendapatkan segala sesuatu bagi dirimu sendiri, keinginan untuk terlihat penting—sama sekali tidak berhubungan dengan Bapa. Hal itu justru memisahkan kamu dari Dia. Dunia dan segala keinginan, keinginan, keinginannya sedang menuju kebinasaan—tetapi siapa saja yang melakukan keinginan Allah ditetapkan untuk hidup dalam kekekalan. (1 Yohanes 2:16-17, MSG) Penglihatan yang baru saja saya uraikan itu menggambarkan tiga jenis orang: orang percaya, orang tidak percaya, dan orang tersesat. Orang tidak percaya hanya mengalir mengikuti arus, sama sekali tidak menyadari realitas keinginan, keinginan, keinginan. Orang percaya harus maju, maju, maju dalam perjuangan iman untuk mencapai kemajuan kerajaan Allah. Orang tersesat menyembunyikan motivasi keinginan, keinginan, keinginannya melalui “penampilan kristiani” dan penyalahgunaan Kitab Suci. Saya tahu penglihatan ini menampilkan gambaran yang mencemaskan tentang umat beriman pada saat ini, tetapi penglihatan ini memaksa kita masing-masing untuk mengajukan pertanyaan yang sangat penting: “Aku seperti orang yang mana?” Bagaimanapun, Firman Allah memerintahkan kita untuk...
Ujilah dirimu sendiri untuk memastikan bahwa kamu teguh di dalam iman. Jangan menganggap segala sesuatu sudah berlangsung sebagaimana mestinya. Periksalah kondisimu secara teratur. Kamu memerlukan bukti langsung, bukan hanya dari kata orang, bahwa Yesus Kristus ada di dalam kamu. Ujilah hal itu. Jika kamu gagal ujian, lakukan sesuatu untuk mengatasinya. (2 Korintus 13:5, MSG) Setelah melihat penglihatan ini dan menyadari penafsirannya, saya menjadi semakin yakin akan kata-kata yang ditulis kepada orang-orang
Kristen Ibrani ini: Sebab itu, kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;; dan luruskanlah jalan bagi kakimu.... Jagalah supaya jangan ada seorang pun kehilangan anugerah Allah, agar jangan tumbuh
7DN .HQDO 0HQ\HUDK
Sebagai anak Allah, kita harus berusaha sekuat daya untuk menyelesaikan pertandingan dengan baik bagi kemuliaan-Nya. Anda dan saya semestinya jangan sampai berpaling dari anugerah Allah dengan menjadi letih, meletakkan dayung kita, dan hanyut mengikuti arus sistem dunia ini.
Kita dapat menemukan dalam Kitab Suci contoh tentang apa yang terjadi ketika orang berhasil atau gagal menyelesaikan pertandingan dengan baik. Perhatikanlah Salomo, anak Daud dan orang yang paling bijaksana, paling kaya, dan paling berkuasa pada zamannya. Ia mencapai puncak kejayaan yang belum pernah diraih generasi sebelumnya dan sulit ditandingi oleh generasi sesudahnya. Akan tetapi, ia gagal— meletakkan dayungnya—pada masa akhir pemerintahannya, hatinya menjauhi Allah, dan bersekutu dengan sistem dunia ini.
Karena Salomo memiliki banyak istri dari bangsa asing, kemungkinan
EHVDU LD PHQJDODPL NRQÁLN VHQJLW GDODP UXPDK WDQJJDQ\D VHKLQJJD sulit untuk memusatkan perhatian pada persekutuan dan ketaatannya
pada Yehovah. Untuk memelihara kedamaian, ia bukannya tetap setiap pada Yehovah, namun malah membangun mezbah bagi dan bahkan menyembah dewa-dewa asing istri kesayangannya.
Salomo menanggung penderitaan berat akibat kebodohannya, namun anak-anak dan cucu-cucunya menanggung akibat yang bahkan lebih parah lagi. Kerajaan yang dipercayakan kepadanya—yang semula kuat karena kesetiaan Daud dan bertumbuh semakin kuat pada awal pemerintahannya yang cemerlang—merosot, terpecah belah, dan akhirnya meredup karena kegagalannya untuk menyelesaikan pertandingan dengan baik. Sejarah Israel pasti akan jauh berbeda seandainya Salomo tetap tak kenal menyerah.
Mari kita bandingkan Salomo dengan Yohanes Pembaptis. Yohanes gigih dan berpegang teguh pada kebenaran, dengan gagah berani menghidupi dan memberitakannya. Ia, seperti Salomo, menghadapi perlawanan, tetapi potensi konsekuensi yang dihadapi Yohanes jauh lebih buruk. Bukan satu atau beberapa istri yang tidak menyambut kebenaran yang diberitakan Yohanes melainkan raja Yehuda. Salomo PHQJKDGDSL NRQÁLN UXPDK WDQJJD QDPXQ <RKDQHV PHQJKDGDSL penjara, penyiksaan, dan bisa jadi kematian. Tetapi, meskipun menghadapi konsekuensi yang keji dan ekstrem seperti itu, Yohanes tetap bergeming dalam sikapnya terhadap kebenaran, baik dalam
7DN .HQDO 0HQ\HUDK
Bukan hanya Yohanes dan Salomo yang menghadapi perlawanan— arus sungai yang deras—melainkan Anda dan saya juga. Kita berada dalam pertempuran sengit melawan nilai-nilai dunia yang hampa dan dangkal. Pengaruhnya sangat kuat. Menyesatkan. Memikat. Terlalu mudah bagi kita untuk menjadi letih, beranggapan bahwa tidak apa- apa jika kita mengendurkan kegigihan, menyerah, dan hanyut mengalir bersama arus yang kuat. Namun, satu-satunya cara bagi Anda dan saya untuk menyelesaikan pertandingan dengan kuat adalah dengan bersikap tak kenal menyerah dalam iman kita. Dengan demikian kita akan menjadi sosok yang diperhitungkan, suatu ancaman yang sungguh-sungguh bagi kerajaan kegelapan.
ROH YANG TAK KENAL MENYERAH
Apa maksudnya bersikap tak kenal menyerah itu? Istilah ini menggambarkan suatu sikap atau pendirian yang teguh, gigih, pantang mundur. Dengan kata lain, tak kenal menyerah. Sebaliknya, menyerah berarti menjadi lebih longgar, mengendur, atau mengakui kalah. Beberapa sinonim yang dapat memperjelas arti tak kenal menyerah: “tak mau berubah, ulet, ngotot, pantang mundur, tidak mau berkompromi, tidak dapat dihentikan, kebulatan hati.” Padanan lainnya “kukuh, persisten, tetap hati, giat, keras hati, liat, bertahan, berpegang teguh.”
Sikap tak kenal menyerah ini dapat diterapkan pada kekuatan yang jahat dan keras hati, tetapi dalam buku ini kita akan menerapkannya dalam pengertian yang positif dan saleh. Karena itu, kita akan menerapkan istilah ini pada orang yang gagah berani dan bertekad bulat untuk menyelesaikan tugas di tangannya. Entah dalam jangka pendek entah dalam jangka panjang, hati yang pantang menyerah gigih bertahan untuk menyelesaikannya sesuai dengan hasil yang diinginkan. Tidak ada yang dapat menghentikannya dalam mencapai tujuan akhir.
Saat merenungkan orang percaya yang tak kenal menyerah, kita membicarakan orang yang sepenuhnya pantang mundur dalam iman, pengharapan, dan ketaatan pada Allah—apa pun perlawanan yang dihadapinya. Orang percaya yang tak kenal menyerah, berkomitmen
7DN .HQDO 0HQ\HUDK
dengan hangat oleh Sang Majikan, “Baik sekali perbuatanmu itu.” Istilah tak kenal menyerah ini tidak selalu tepat untuk menggambarkan orang yang saya kenal dengan baik—saya! Nyatanya, alih-alih memiliki roh yang tak kenal menyerah, saya memiliki semangat yang “mudah menyerah.” Terus terang saja, saya gampang patah semangat.
Saya menjadi anak Allah pada 1979 ketika kuliah di Universitas Purdue. Pada akhir semester, saya kembali ke rumah dengan sangat antusias sehingga saya segera menceritakan pertobatan saya pada orangtua saya yang masih Katholik. Tanggapan ibu saya? “John, paling-paling ini hanya salah satu kesukaan barumu. Kau akan segera kehilangan semangat seperti kau kehilangan semangat dalam hal-hal yang lain.”
Bagian yang paling menyengat dari komentarnya bukanlah kata- katanya yang negatif atau sikapnya yang seakan mencela. Bukan, justru sebaliknya, karena apa yang dikatakannya itu amat benar: saya punya riwayat panjang patah
Orang percaya yang semangat terhadap nyaris apa saja. tak kenal menyerah...
Saya teringat ketika harus
menyelesaikan
melawan ketakutan, sebagai
pertandingan dengan baik
pria lajang, bahwa saya tidak akan pernah mampu memiliki pernikahan yang bertahan. Saya biasanya berhenti bertemu dengan gadis yang saya dekati setelah kencan kedua atau ketiga. Mereka menarik dan berbakat dan memiliki kepribadian yang luar biasa, namun saya bosan dengan mereka. Laki-laki lain nantinya berpacaran dengan gadis itu dan berhasil membina hubungan yang langgeng. Namun, saya berulang dalam pola yang sama dari satu gadis ke gadis yang lain.
Bukan hanya dalam berpacaran saya gampang menyerah. Saya mulai ikut kursus piano, namun memohon-mohon untuk berhenti setelah enam bulan. Orangtua saya tidak mengizinkannya. Akhirnya saya menjadi begitu apatis sampai guru piano saya memohon pada ibu dan ayah saya untuk mengizinkan saya berhenti berlatih piano.
7DN .HQDO 0HQ\HUDK
Berikutnya, saya meminta izin pada orangtua untuk mengikuti les gitar. Kami membeli gitar yang mahal dan saya mulai memetiknya dengan penuh gairah, namun semangat ini hanya bertahan beberapa bulan.
Dalam olah raga, hasilnya sama saya. Saya bermain bisbol dan berhenti setelah dua tahun. Kemudian beralih ke basket, yang hanya bertahan satu musim. Berikutnya golf;; kembali, satu musim saja. Atletik: sama saja.
Daftarnya terus berlanjut. Saya mulai membaca buku, namun tidak pernah menyelesaikannya. Di SMA saya hanya membaca satu buku sampai habis—The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway. Itu bacaan wajib, dan karena bukunya tipis dan saya senang memancing, saya membacanya sampai selesai.
Saya bergabung dengan sejumlah klub sebentar saja dan kemudian berhenti. Saya tertarik pada minat khusus tertentu dan membeli peralatan yang mahal, lalu membiarkannya teronggok di sepen atau berkarat karena jarang digunakan, padahal awalnya saya sangat antusias menggunakannya.
Singkatnya, penilaian ibu saya sangat jitu. Akankah saya mengulangi pola yang telah terbentuk itu? Akankah saya berhenti dan meninggalkan Kekristenan, iman kepada Allah yang baru saja saya temukan, kerinduan saya yang baru ini? Akankah Alkitab dan buku- buku penunjang itu pada akhirnya berakhir di sepen bersama dengan barang-barang lain yang segera tersingkir begitu saya kehilangan minat terhadapnya?
Kabar baiknya, pria yang dulunya gampang menyerah ini sekarang masih terus bergairah pada Yesus Kristus setelah lebih dari tiga puluh tahun. Saya tetap berkomitmen saat ini—ya, bahkan semakin berkomitmen—seperti ketika saya pertama kali pulang dan memberi tahu orangtua saya tentang iman baru saya. Allah yang Mahakuasa, Bapa saya, mengubah saya dari orang yang gampang letih dan menyerah kalah. Melalui Roh Kudus-Nya, Dia membangun di dalam diri saya kebajikan roh yang tak kenal menyerah.
Allah menjadikan saya orang percaya yang tak kenal menyerah. Jika Anda telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan Anda,
7DN .HQDO 0HQ\HUDK
kemampuan yang telah Allah berikan kepada Anda secara cuma- cuma agar Anda dapat menjalani kehidupan dengan baik dan menyelesaikannya dengan kuat.
ALLAH SUDAH MENULIS BUKU TENTANG ANDA
Apakah Anda menyadari siapa diri Anda dan betapa Allah memerlukan Anda—untuk memenuhi panggilan hidup Anda dalam memajukan kerajaan-Nya di muka bumi ini? Apakah Anda terkejut bahwa Bapa surgawi mengandalkan Anda?
Allah secara khusus telah merancang suatu perjalanan hidup bagi Anda! Seluruh kehidupan Anda sudah dipetakan sebelum kelahiran Anda. Pemazmur berkata: mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya. (Mazmur 139:16)
Allah sudah menulis sebuah buku tentang diri Anda bahkan sebelum orangtua Anda memikirkan Anda—sebelum satu hari pun berlangsung. Bukan hanya para selebritas dan penguasa yang memiliki buku yang memuat riwayat hidup mereka. Tidak, riwayat hidup Anda juga tercatat, namun realitasnya yang menakjubkan adalah: buku itu dipetakan dan dituliskan oleh Allah sebelum Anda lahir.
Anda mungkin protes, “John, kau tidak tahu apa yang kaubicarakan! Kehidupanku diwarnai guncangan, luka, dan bahkan kerusakan akibat pilihan-pilihan buruk yang kuambil. Apakah Allah merancangkan semuanya itu?”
Tidak, sama sekali tidak! Allah memetakan kehidupan kita, dan kita diberi keleluasaan untuk menentukan pilihan yang benar untuk menempuh perjalanan menggairahkan yang telah dipersiapkan Allah bagi Anda. Pilihan yang buruk dapat menyimpangkan arah kita, tetapi pertobatan yang sungguh-sungguh dapat mengarahkan kapal kita kembali ke tujuan yang benar.
7DN .HQDO 0HQ\HUDK
menghantamku dengan keras. Apakah Allah juga merancangkan semua kekecewaan dan kesukaran itu?” Sekali lagi, tidak! Kita hidup di dalam dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Yesus menegaskan bahwa kita akan mengalami kesengsaraan dan perlawanan. Kabar baiknya, karena Allah mengetahui kejahatan apa saja yang akan berusaha menjatuhkan Anda sebelum Anda lahir, dalam hikmat-Nya Dia menyediakan jalan keluar dan bahkan
NHPHQDQJDQ DWDV PDVDODK WHUVHEXW ,WXODK VHEDEQ\D GDODP ÀUPDQ
Nya, Dia menyebut orang percaya yang tak kenal menyerah sebagai “orang-orang yang menang.”
Ibrani 12:1 menasihati kita, “Marilah kita... berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.” Allah telah menyiapkan perlombaan bagi Anda, saya, dan setiap anak-Nya. Agar Anda dapat menyelesaikan perlombaan ini dengan baik, Anda harus berlari dengan tekun, atau tak kenal menyerah. Perlombaan ini tidak dapat diselesaikan dengan cara lain. Sungguh menarik diperhatikan, ketekunan adalah satu-satunya kebajikan yang disoroti dalam ayat ini. Penulis tidak berkata, “Marilah kita berlomba dengan bahagia” atau “Marilah kita berlomba dengan suatu tujuan” atau “Marilah kita berlomba dengan sungguh-sungguh.” Jangan salah paham—kebahagiaan, tujuan, dan kesungguhan, dan juga kebajikan lainnya, semuanya penting dalam kehidupan Kristen. Tetapi kebajikan utamanya adalah sikap tak kenal menyerah.
Diperlukan sikap yang tak kenal menyerah untuk menyelesaikan perlombaan dengan baik. Diperlukan kegigihan dan ketabahan. Saya menyukai terjemahan Ibrani 12:1 versi Alkitab The Message, “Buanglah segala beban, mulailah berlari—dan jangan pernah berhenti!” Menyelesaikan perlombaan kita ini penting bukan hanya bagi kita, tetapi juga bagi orang-orang yang kita pengaruhi. Sangat pentinglah bagi kita untuk tidak berpaling atau menyimpang dari jalan yang telah dipersiapkan Allah bagi kita. Jika Anda anak Allah, Anda memiliki apa yang diperlukan untuk menyelesaikan perlombaan! Allah telah menempatkan kuasa-Nya yang memampukan, Roh Kudus-Nya, di dalam diri Anda. Jika Anda tetap setia, Anda akan dapat berseru bersama dengan rasul Paulus, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” (2 Timotius 4:7).
7DN .HQDO 0HQ\HUDK
Situasi Anda tampak seakan tanpa harapan dan tanpa solusi—arus yang mengintimidasi dan meletihkan berusaha memaksa Anda untuk berhenti dan hanyut ke hilir. Kabar baiknya, “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah” (Markus 10:27). Tidak peduli betapa pun sulitnya keadaan Anda, tidak ada masalah yang mustahil diselesaikan oleh Allah. Tetapi Yesus mencantumkan syarat yang penting bagi janji ini. “Jika kamu dapat percaya,” kata-Nya, “segala sesuatu mungkin bagi orang yang percaya” (Markus 9:23, KJV). Diperlukan orang percaya yang tak kenal menyerah untuk melihat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Inilah pesan yang hendak disampaikan dalam buku ini: menghadapi perkara yang melampaui kekuatan Anda sebagai manusia dan, oleh kekuatan dan anugerah Allah, melihat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Dengarkanlah saya! Allah rindu untuk menyebut Anda “besar di hadapan Tuham” (Lukas 1:15). Dia berada di pihak Anda, dan tidak ada seorang pun yang menginginkan kesuksesan Anda di dalam hidup ini lebih dari Allah sendiri. Dia mempersiapkan bagi Anda kehidupan yang menakjubkan dan melihat sejak semula suatu akhir yang luar biasa di mana Anda meninggalkan warisan tidak ada seorang pun LPDQ VLJQLÀNDQVL GDQ NHDJXQJDQ yang menginginkan untuk memberkati orang lain. Namun kesuksesan Anda semuanya itu bergantung pada kesediaan di dalam hidup ini Anda untuk menjadi orang percaya yang lebih dari Allah sendiri. tak kenal menyerah.
Anda mungkin berpikir, Tapi, John,
aku sama sekali bukan orang yang gigih. Aku belum pernah bertahan melalui
masa-masa yang sukar.Jika hal itu menggambarkan keadaan Anda, masih ada lagi kabar bai yang lain. Riwayat Anda tidak penting. Karena anugerah Yesus Kristus, Anda tidak terperangkap harus mengulang-ulang masa lalu. Tidak mustahil bagi Anda untuk menjadi orang percaya yang tak kenal menyerah dan menyelesaikan pertandingan dengan baik. Anda kandidat yang akan mengalami sukacita besar karena menyaksikan hasil akhir yang didambakan. Entah itu untuk suatu penggalan pendek dalam hidup Anda atau untuk seluruh hidup Anda, Anda ditetapkan
7DN .HQDO 0HQ\HUDK
kita mengikuti jalan Yesus. Pertaruhannya tinggi dan upah kekalnya tak tepermanai. Anda memiliki musuh licik yang, terus terang saja, ingin menghancurkan pengaruh Anda dan mengandaskan misi yang ditetapkan Allah bagi Anda. Dalam kaitannya dengan Iblis, Anda adalah suatu ancaman dan perlu dihentikan—sungguh, ia akan sangat bahagia ketika Anda “mati.” Tetapi karena apa yang telah terjadi di kayu salib, Iblis adalah musuh yang telah dikalahkan! Setiap pertempuran melawannya yang kita hadapi sudah dimenangkan! Tetapi kita masih harus melawan dia, antek-anteknya, dan pengaruh mereka—dengan tak kenal menyerah. Bersama-sama kita akan belajar bagaimana caranya.
Anda diciptakan untuk mendatangkan perubahan di dunia ini. Anda seorang anak Raja, ditetapkan untuk memerintah bagi kepentingan- nya. Kunci-kunci kerajaan Allah ada di dalam kantong Anda! Saat Anda berjalan dalam keintiman dengan Dia dan berkomitmen untuk tak kenal menyerah dalam iman Anda, Dia akan memberikan kepada Anda seluruh kekuatan dan bimbingan yang Anda perlukan untuk mengatasi arus kuat yang mengalir melawan Anda.
Sebelum kita melanjutkan pembahasan, marilah kita menyerahkan perjalanan bersama ini kepada Tuhan:
Tuhan yang baik, saat aku membaca buku ini kiranya Roh Kudus-
Mu mengajari dan mencerahkan aku. Aku menginginkan lebih dari
sekadar informasi atau inspirasi;; aku ingin mengenal kekayaan dan
kedahsyatan panggilan yang telah Kautetapkan dalam hidupku. Aku
ingin mengetahui kuasa yang telah Kautanamkan di dalam diriku
untuk menyelesaikan panggilan hidupku.Melalui pesan ini, kuatkan aku untuk berdiri teguh di dalam
kebenaran dan tak kenal menyerah dalam pertempuran melawan
ancaman apa pun yang bangkit untuk menghambat apa yang hendak
Kaukerjakan melalui aku. Engkau telah membawa aku ke dalam masa-
masa yang seperti ini;; aku berdoa agar pesan Tak Kenal Menyerah
akan memperlengkapi aku untuk menggenapi rencana ilahi-Mu
sehingga aku memuliakan nama-Mu dan membangkitkan sukacita
dalam hati-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus aku memohon. Amin.
2
memerintah dalam hidup
6HEDE ÀUPDQ $OODK KLGXS GDQ NXDW
IBRANI 4:12 ika kita membaca Firman Allah sebagaimana adanya, keadaan
J kebanyakan kita tak ayal akan sangat jauh berbeda dari saat ini.
Kadang-kadang tantangan terbesar kita tidak lain adalah memercayai Firman-Nya lebih dari keadaan kita saat ini. Jika keadaan Anda saat ini tidak menyenangkan, Anda tahu hal itu dapat diubah— NHDGDDQ $QGD WLGDN ÀQDO 6DWX VDWXQ\D KDO \DQJ VHSHQXKQ\D WLGDN pernah berubah adalah Firman Allah. Yesus Kristus menyatakan, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Lukas 12:33). Lihatlah ke atas dan amatilah matahari yang memberikan sinar dan kehangatan kepada planet kita sepanjang manusia hidup di dunia. Sampai matahari lenyap pun Firman Allah akan terbukti senantiasa benar. Firman Allah bertahan sampai selama-lamanya!
Bapa kita yang perkasa menyatakan, “Aku siap sedia untuk PHODNVDQDNDQ ÀUPDQ .Xµ <HUHPLD 3HUKDWLNDQ EDKZD 'LD VLDS sedia. Kapan Dia akan melaksanakan-Nya? Jawabannya yang sederhana adalah, ketika seseorang percaya kepada-Nya. Yesus menegaskan, “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” (Markus 9:23).
Jadi, marilah kita percaya dengan tak kenal menyerah!
KITA HARUS MEMERINTAH DI DALAM HIDUP INI
7DN .HQDO 0HQ\HUDK
perjuangan kita untuk menyelesaikan pertandingan dengan baik sebagai orang percaya yang tak kenal menyerah. Saya perlu mengingatkan Anda bahwa hal ini mungkin tampak sedikit menyimpang dari pokok bahasan, namun tetaplah bersama saya. Saya memastikan bahwa semuanya akan berperan dalam mendukung kita menyelesaikan perjalanan kita.
Dengan mengingat hal tersebut, marilah kita memeriksa salah satu ayat paling kuat dalam Perjanjian Baru: Mereka, yang telah menerima kelimpahan anugerah dan karunia kebenaran, akan hidup dan berkuasa karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. (Roma 5:17) Perhatikanlah baik-baik frasa hidup dan berkuasa. New
International Version menerjemahkannya “memerintah di dalam hidup ini”;; Weymouth menguraikannya sebagai “memerintah sebagai raja di dalam hidup ini.” Anda dan saya, sebagai anak Allah, ditetapkan untuk memerintah sebagai raja dan ratu! Perkataan ini bukan sekadar perkataan manusia, karena kita tahu bahwa “Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah” (2 Timotius 3:16). Karena itu, Allah secara KDUÀDK PHQ\DWDNDQ EDKZD NLWD DNDQ PHPHULQWDK GL GDODP KLGXS melalui kuasa Anak-Nya. Perhatikan, Dia tidak berkata, “Engkau akan memerintah di surga kelak” atau “Engkau akan memerintah pada kehidupan yang akan datang.” Tidak, Dia dengan jelas menyatakan bahwa kita ditetapkan untuk memerintah di dalam hidup ini sebagai raja atau ratu melalui Kristus.
6DODK VDWX GHÀQLVL XWDPD GDODP NDPXV VD\D XQWXN UDMD DWDX UDWX adalah “orang yang unggul atau cemerlang dalam lingkup tertentu.” .DWD PHPHULQWDK GLGHÀQLVLNDQ VHEDJDL ´SHQJDUXK \DQJ GRPLQDQ DWDX meluas.” Memerintah sebagai raja atau ratu berarti memiliki dominasi dan pengaruh yang unggul atas suatu lingkup tertentu. Dalam lingkup apakah kita harus berjaya atau menonjol? Lingkup kehidupan.
Dengan kata lain, kehidupan di dunia ini seharusnya tidak menguasai kita;; kitalah yang harus mengaturnya. Ini Firman Allah, janji-Nya kepada Anda! Saya mendorong Anda untuk menanamkan kebenaran ini dengan kuat di dalam hati Anda.
0HPHULQWDK 'DODP +LGXS
PERNYATAAN BAKU
Pikirkanlah pernyataan baku yang kerap kita dengar selama bertahun- tahun. Ketika situasi berkembang menjadi sulit, tidak menguntungkan, merusak, dan bahkan mengancam nyawa, orang yang berniat baik sering menghibur kita dengan pernyataan bahwa “Allah memegang kendali.” Pernyataan ini menyiratkan bahwa tidak ada gunanya melawan rintangan yang ada karena Allah, oleh karakter-Nya yang penuh kasih dan baik, entah bagaimana akan mengubah semua permasalahan menjadi kebaikan bagi kita karena Dialah yang mengendalikan segala sesuatu.
Sesungguhnya, Allah menyerahkan kendali itu kepada kita. Nah, sebelum Anda melemparkan buku ini, tolong simaklah penjelasan saya dengan baik.
Di Mazmur kita membaca, “Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia” (Mazmur 115:16). The Message menyatakannya sebagai, “Langitnya langit itu disediakan bagi Allah, tetapi Dia menempatkan kita untuk
memegang kendali atas bumi.”
Siapa yang memegang kendali atas bumi? Kita! Allah yang Mahakuasa adalah Pencipta yang berdaulat, dan
Dia memilih secara berdaulat untuk memberikan kepada manusia kepemimpinan atas bumi dan perkara-perkara yang berlangsung di dalamnya. Jika Allah mempertahankan kontrol-Nya atas bumi seperti dipercayai banyak orang, maka ketika Adam mulai memetik buah terlarang itu dan hendak memakannya, Allah akan turun tangan dan menampar jatuh buah itu. “Ada apa denganmu, Adam?” seru Allah. “Tidakkah kau menyadari konsekuensi dari apa yang akan kaulakukan itu? Tidakkah kau menyadari semua penderitaan, kesengsaraan, penyakit, kelaparan, kemiskinan, pembunuhan, dan banyak perkara lagi yang akan menimpamu dan keturunanmu? Belum lagi gempa bumi, badai, puting beliung, wabah, kekeringan, dan ancaman binatang liar? Tidakkah kamu mengerti bahwa seluruh alam akan merosot dan rusak? Dan, yang paling penting, Aku harus mengutus Anak-Ku yang tunggal untuk menanggung kematian yang mengerikan untuk dapat menembus kembali umat manusia bagi diri-Ku?”
Tetapi Allah tidak menahan Adam, karena Dia telah menyerahkan
7DN .HQDO 0HQ\HUDK
kembali jika mereka tidak menyukai penggunaan otoritas tersebut. Ketika Allah memberikan sesuatu, itu karunia yang tetap. Firman-Nya menegaskan hal itu: “Sebab karunia Allah dan panggilan-Nya tidak akan dapat ditarik kembali” (Roma 11:29, FAYH).
Mungkin ada orang yang menangkis, “Tetapi Alkitab menyatakan bahwa ‘Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya’” (Mazmur 24:1). Sebagai jawaban, saya akan menceritakan sesuatu yang terjadi dalam keluarga saya beberapa tahun belakangan ini.
Beberapa tahun lalu, ibu Lisa, Shirley, yang sudah berusia tujuh puluhan tahun, hidup sendiri di sebuah apartemen di Florida tanpa ada saudara tinggal di dekatnya. Lisa dan saya sangat ingin ia dekat dengan keluarga kami, dan suatu
Ketika Allah
hari Lisa melihat beberapa rumah di
memberikan sesuatu,
perumahan bagus dijual. Jaraknya itu karunia yang tetap. tidak lebih dari lima menit dari rumah kami. Sempurna! Kami pun mendekati Shirley, menawarinya untuk membelikan salah satu rumah untuk ditinggalinya, dan mengundangnya untuk bergabung dengan tim kami di Messenger International. Dengan sukacita, Mom menerimanya. Rumah itu pun dibeli, dan agar Mom merasa mandiri, kami memutuskan untuk mengenakan sewa bulanan padanya. Sudah dua tahun ia pindah, dan ia tumbuh berkembang dalam setiap area kehidupan.
Selama ini sebagai pemilih rumah, tidak sekali pun saya memerintahnya tentang bagaimana menghias rumahnya atau menata perabotnya. Saya tidak memerintahnya tentang bagaimana menjalankan rumah tangganya;; apa yang harus ia masak untuk makan pagi, makan siang, atau makan malam;; atau perkakas apa yang perlu dibeli. Ibu Lisa memegang kendali atas pengelolaannya hari demi hari.
6D\D PHPLOLNL UXPDK LWX³VD\D PHPHJDQJ VHUWLÀNDWQ\D³WHWDSL VD\D menyewakannya kepadanya dan ia harus menjalankan urusan rumah itu seperti yang diinginkannya. Ia dapat meminta pertolongan saya kapan saja, tetapi saya tidak akan ikut campur jika ia tidak memintanya.
Begitu juga, bumi ini kepunyaan Tuhan. Dia pemiliknya, tetapi Dia
0HPHULQWDK 'DODP +LGXS
Demikianlah Allah menciptakan manusia, dan dijadikannya mereka seperti diri-Nya sendiri. Diciptakan-Nya mereka laki- laki dan perempuan. Kemudian diberkati-Nya mereka dengan ucapan “Beranakcuculah yang banyak, supaya keturunanmu mendiami seluruh muka bumi serta menguasainya. Kamu
Kutugaskan mengurus ikan-ikan, burung-burung, dan semua
” (Kejadian 1:27-28, BIS) binatang lain yang liar. Allah menugaskan kita untuk memegang kendali atas rumah besar-
Nya. Anda dan saya, bukan Allah, memegang kendali atas bagaimana kehidupan berlangsung di planet ini.
TUAN TANAH YANG BARU
Masalah besar muncul di Taman Eden ketika Iblis memasuki tubuh ular dan meyakinkan Adam dan Hawa untuk tidak menaati Firman Allah dan menganut dusta-Nya. Begitu manusia melakukan hal ini, kita menyerahkan diri kita kepada tuan tanah baru yang bernama Iblis. Kita bukan hanya menyerahkan diri kita, tetapi kita juga menyerahkan segala sesuatu yang berada dalam kekuasaan kita. Seluruh keturunan manusia, termasuk seluruh alam juga, sekarang berada dalam kekuasaan si jahat.
Pergeseran kuantum kepada tuan tanah yang baru ini menjelaskan perjumpaan yang nantinya terjadi antara Iblis dan Yesus. Iblis membawa Yesus ke gunung yang tinggi dan menunjukkan kepada- Nya semua kerajaan dunia ini. Iblis menawarkan, “Segala kuasa itu serta kemuliaannya (seluruh kemegahan, kecemerlangan, keunggulan, kehormatan, dan keindahannya) akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki” (Lukas 4:6, AMP).