Pert1 MK Fikih.pptx

  ميحرلا نمحرلا هللا مسب FIKIH Oneng Nurul Bariyah

PENDAHULUAN MK FIKIH

  Pengajar: DR.N.Oneng Nurul Bariyah,MAg (081310844775) Kompetensi Dasar:

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang thaharah, makanan

dan minuman halal, ibadah, mu’amalah, pernikahan, kewarisan, pidana Islam, dan system pemerintahan menurut Islam  

  Indikator:

Setelah menyelesaikan seluruh materi perkuliahan diharapkan

mahasiswa memiliki kemampuan : Peningkatan kualitas wawasan intelektual tentang hukum- hukum Islam

  

Standar Kompetensi: Mahasiswa memiliki

pemahaman tentang hukum Islam

MATERI PEMBAHASAN

   membersihkannya) Thaharah : alat-alat bersuci: istinja, najis ( macam-macam & cara Shalat : Rukun shalat, shalat wajib, shalat sunnah, hal-hal yang membatalkan Makanan dan minuman Berwudhu, mandi, dan tayamum Puasa, dasar hukum, hikmah puasa shalat, tajhizul jenazah, shalat hari Raya, shalat jama’ dan qashar Zakat, ketentuan wajib zakat, harta wajib zakat, mustahik zakat Muzara’ah, hiwalah, ji’alah, mukhabarah Jual beli, riba dan bank, syirkah, mudharabah, ijarah, ’ariyah Ibadah haji, umrah, syarat dan rukun, perbedaan haji dan umrah talak, ’iddah

Perceraian:pengertian, dasar hukum, macam-macam talak, hk talak, hikmah

Perkawinan, rukun syarat, hikmah, hak & kewajiban suami isteriPidana islam, perbuatan pidana, jarimah, hudud dan macam-macamnya

   Sayid Sabiq, Fikih Sunnah, Beirut: Libanon

Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islam wa Adillautu, Beirut: Dar al-

Fikr Al-Jurjawi, Hikmah Tasyri’ wa falsafatuh, Jeddah: al-Haamain Muh Syafi’i Antonio, Bank Islam, Teori dan Praktik al-Mawardi, al-Ahkâm al-Sulthaniyyah Muh. Ali al-Shabuni,al-Mawarits fi al-Syari’at al-Islamiyyah M. Ali Hasan, Macam-macam Transaksi Dalam Islam Ibnu Rusyd, Bidâyatul Mujtahid wa Nihâyatul Muqtashid, Hasbi ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah, Jakarta: Bulan Bintang,1954 Hasbi ash Shiddieqy, Pengantar Fikih Mu’amalah, Jakarta: Bulan

  Bintang,1976 Sumber Rujukan

ISTILAH HUKUM ISLAM

  SYARI’AH, FIKIH, TASYRI’

  SYARI’AH

  Syari‘ah secara harfiyah adalah jalan menuju sumber kehidupan. Secara etimologi syari’ah berarti jalan yg dilalui air utk diminum atau tangga tempat naik yg bertingkat-tingkat.

  Syari’at jg diartikaN syirath al-mustaqim sbgmn QS. AL-Jatsiyah/45 ayat:18

  عبتت لاو ا1هعبتاف ر1ملأا ن1م ة1عيرش ى1لع كانلعج م1ث نوملعي لا نيذلا ءاوهأ

Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu

syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka

  SYARI’AH

  Manna Qaththan berpendapat bahwa syaria’h secara terminologis yaitu hkm2 yg berasal dari Allah yg dilimpahkan kpd kpd para Nabi dan kpd Nabi Muhammad sbg Rasul terakhir utk didakwahkan kpd umat manusia agar mengikuti semua tuntutan yg ada di dalamnya. Syari’at juga berarti hukum atau aturan (QS.Al-Maidah/5:48) Mnrt al-Maududi bhw syari’at mrpk ketetapan Allah dan Rasul-Nya yg berisi ketentuan2 dasar

  SYARI’AH

  Jadi syari’ah sbg konsep dasar hukum yg bersumber dari Allah dan Rasul-Nya. Istilah syari’at terkadang disebut dgn Fikih. Pada awalnya fikih sbg hukum yg meliputi seluruh ajaran agama, selanjutnya konsep fikih mengalami perkembangan yg diartikan sbg hkm2 syara’ yg memerlukan renungan mendalam, pemahaman serta ijtihad sehingga fikih digunakan utk term hukum yg

PENGERTIAN FIKIH

  

  Fikih menurut bahasa adalah al-fahm artinya mengerti (faham). Fikih menurut istilah yaitu:

   ةيلمعلا ةيعرشلا ماكحلأاب ملعلا ةيليصفتلا اهتلدا نم ةبستكملا

  Artinya: “Pengetahuan hukum-hukum syara’ yang bersifat operasional yang diambil dari dalil-dalilnya secara terperinci.”

  Ulama ushul fikih menilai bahwa fikih sbg

  Hukum Syara’

  ءاضقلاو لصفلاو عنملا ةغل مكحلا 

  HUKUM (al-hukm) secara bahasa (etimologi) berarti mencegah, memutuskan

   نييلوصلأا حلاطصا ىف يعرشلا مكحلا لاعفأب قلعتملا هللا باطخ وه

  Artinya: Menurut terminologi ushul fiqh, hukum syar’i adalahkhitab (kalam) Allah Swt

yang berkaitan dengan semuaperbuatan

mukallaf, baik berupa iqtidha` (perintah,larangan, anjuran untuk melakukan atau meninggalkan),takhyir (memilih antara melakukan dan tidak

melakukan),atau wadh’i (ketentuan yang

HUKUM TAKLIFI

  هفك وا ف{لكملا ن{م ل{عف ب{لط {ى{ضتقا ا{م هنع فكلاو لعفلا نيب هرييخت وا لعف نع Hukum Taklifi adalah hukum yang mengandung perintah, larangan, atau memberi pilihan terhadap seorang mukallaf untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat.

  Misalnya, hukum taklifi menjelaskan bahwa

shalat 5 waktu wajib, khamar haram, riba haram,

  WAJIB

  Secara etimologi wajib berarti tetap atau pasti. Secara terminologi, sesuatu yang diperintahkan Allah dan RasulNya untuk dilaksanakan oleh mukallaf, jika dilaksanakan mendapat pahala, jika tidak dilaksanakan diancam

  MANDUB.

  Mandub secara bahasa berarti sesuatu yang dianjurkan. Secara istilah mandub adalah suatu perbuatan yang dianjurkan oleh Allah dan RasulNya dimana akan diberi pahala orang yang melaksanakannya, tetapi tidak dicela orang yang tidak melaksanakannya.

  Mandub atau nadb disebut juga sunnah, nafilah, mustahab, tathawwu’, ihsan, dan

  HARAM

  Secara bahasa berarti sesuatu yang dilarang mengerjakannya. Secara istilah, sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasulnya, dimana orang yang melanggarnya diancam dengan dosa, dan orang yang meninggalkannya karena menaati Allah akan diberi pahala.

  MAKRUH

  Makruh secara bahasa berarti sesuatu yang dibenci. Menurut istilah makruh adalah sesuatu yang dianjurkan syariat untuk meninggalkannya, dimana jika ditinggalkan akan mendapat pujian dan pahala, dan jika dilanggar tidak berdosa.

  MUBAH

  Mubah secara bahasa berarti sesuatu yang dibolehkan atau diizinkan. Secara istilah, mubah adalah sesuatu yang diberi pilihan oleh syariat kepada mukallaf untuk melakukan atau tidak, dan tidak ada hubungannya dengan dosa serta pahala.

  Misal berwudhu di siang hari Ramadhan

  HUKUM WADH’I وا ئيشل ابب{س ء{يش ع{ضو ى{ضتقا ا{م هنم اعنام وا هل اطرش

  

Hukum wadh’i adalah ketentuan- ketentuan hukum yangmengatur tentang sebab, syarat, dan māni’ (sesuatu yang Objek Kajian Fikih Ibadah : thaharah, Shalat, zakat, puasa, haji Mu’amalah : riba, jual beli, syirkah, mudharabah, muzara’ah, hiwalah, ijarah, mukhabarah, rahn, ji’alah, ‘ariyah Fikih Munakahat : arti, syarat& rukun nikah, hk nikah, hak&kewajiban suami isteri, talak(cerai), ‘iddah, khulu’, li’an, dll

Mawaris :arti, syarat& rukun waris, prinsip-prinsip kewarisan, furudh

al-muqaddarah, ‘ashabah, furudh laki-laki,pr, dll Jinayat :sanksi2 pidana pembunuhan, pencurian, perzinaan, dll.

  

  Al-Qur’an

  

  Al-Sunnah

  

  Ijma’

  

  Ijtihad

  

Sumber-sumber

HukumFikih

  SIFAT Fikih bersifat naqilyah, aqliyah, dan amaliyah.

  Sedangkan syari’ah lbh bersifat naqliyah. Aspek syari’ah yg difahami dgn pendekatan fikih yaitu semua aturan yg berasal dari teks ilahiyah yg mengandung perintah, larangan maupun semata2 sbg petunjuk. Unsur pokok yg mengandung perintah dan larangan tersebut bersifat:

1. Tidak mengalami perubahan dlm kondisi

  apa pun yg disebut tsawabit spt ibadah

  TASYRI’

  Tasyri berasal dari kata syari’ah. Menurut ahli fikih yg disebut tasyri adalah hukum2 yg ditetapkan oleh Allah bagi hamba-hamba- Nya melalui perantaraan Rasulullah agar manusia melaksanakan hukum2 tsb atas dasar keimanan, baik hkm yg berhubungan dgn perbuatan badaniah maupun hkm yg berhubungan dgn masalah akhlak, akidah maupun budi pekerti.

  lanjutan

  Tasyri’ dlm pengertian tsb adalah menciptakan undang2 dan membuat kaidah2, baik tasyri yg bersumber dari ajaran agama yg disebut tasyri’ samawi maupun undang2 yg berasal dari peraturan manusia yg disebut tasyri’ wad’iy. Jadi tasyri’ mrpk proses pembuatan undang2 yg diambil dari syari’at. Mk syari’at yg diturunkan Allah kpd Nabi Muhammad belum berarti telah menjadi tasyri’, sebaliknya tasyri’ di dalamnya adalh

  lanjutan

  Ulama madzhab spt Imam Abu Hanifah (80- 150H), Imam Malik (95-179H), Imam Syafi’i (150H-204H), dan Imam Ahmad bin Hanbal (164H-241H) adalah ulama yg membangun tasyri’ dari syari’at dgm membuat kaidah2 pokok (qa’idah al-asasiyah) dan menetapkan kaidah itu dlm perkembangan kehidupan masyarakat. Mnrt Khudhari Bik bhw tasyri’ berproses dgn mengacu pd al-Qur’an terutama ayat2 Madaniyah yg berbicara dlm 3 masalah

  Prinsip2 Tasyri’: 1.

  ‘Adam al-haraj / nafy al-haraj (meniadakan kesulitan). QS. 02:286 اهعسو لاا اسفن هللا فلكي لا

  QS. al-Maidah: 6 جرح نم نيدلا ىف مكيلع لعجيل هللا ديري ام ...

  Ayat tsb mengisyaratkan bahwa tasyri’ hrs bertitik tolak dari prinsip menyedikitkan beban.

  lanjutan 2. Taqli al-takalif (menyedikitkan beban).

  Dasrnya QS. 02:185 رسعلا مكب ديري لاو رسيلا مكب هللا ديري

  3. Al-Tadrij fi al-Tasyri’ (berangsur-angsur) dlm menetapkan hukum

SEKIAN TERIMA KASIH

  مكيلع ملاسلاو