Dr Anna Lewi Santoso

  Dr Anna Lewi Santoso

  

Jaringan otot

  Berasal dari: Mesoderm (kec: iris, kelj ludah, kelj keringat, kelj lacrimal – ectoderm)

   Otot skelet  mesoderm somatik

   Otot jantung  mesoderm splanknopleura

   Otot polos  mesoderm splanknik + somatik

  Sel otot berkontraksi gerakan di organ tertentu dan tubuh secara keseluruhan.

  Secara fungsional: 1.

  Otot volunter : dibawah kemauan kita 2. Otot involunter : tidak dibawah kemauan kita

  

Ciri morfologi dan fungsional

1.

  Otot rangka: otot lurik (volunter)

   Terikat pada tulang/fasia, membentuk daging (otot skelet )

  2. Otot jantung: otot lurik involunter 3.

  Otot polos : involunter

  

Otot rangka

Embrio:sel mesoderm menyatu sel sinsitium

Berkas2 sel multinuklear berbentuk silindris

panjang 1-40mm Diameter: 10-100 µm. Hipertrof 100 µm Inti banyak, lonjong di tepi sel, dibawah membran sel.

  Kedua ujung meruncing (tempat taut miotendinosa) pada ME: daerah peralihan terdapat serabut kolagen. Tendon menyusup ke dalam lipatan2 komplex di plasmalema serabut otot.

   Kontraksi cepat, kuat

  Kekuatan relatif serat otot tergantung pada diameter serat otot Kekuatan keseluruhan otot = fungsi jumlah total serabut2 sel otot + tebal komponen serat Variasi diameter serabut otot rangka tergantung: 1.

  Otot yang spesifk 2. Umur, jenis kelamin 3. Keadaan gizi 4. Aktivitas jasmani

  Latihan / exercise : memperbesar otot dan mengurangi

lemak. Prosesnya : pembentukan miofbril baru,

menambah diameter serabut otot, sehingga menambah volume sel ( hipertrof ), bukan hiperplasia

   Sitoplasma sel otot ( tidak termasuk miofbril)=sarkoplasma Retikulum endoplasma halus = retikulum sarkoplasma Membran sel: sarkolema/plasmalema

Sarkoplasma, didalamnya ada miofbril

(berkas2flamen silindris panjang) Mitochondria = sarkosom Sel otot = serat otot Miofbril: Diameter 1-2µm Paralel terhadap sumbu panjang serabut otot

  Deretan sarkomer tersusun seperti rantai yang berhubungan dari ujung ke ujung

   Pengaturan otot rangka Masa serabut tersusun dalam berkas2 dikelilingi epimisium (jaringan ikat kolagen padat tidak beraturan) Epimisium masuk berupa septa tipis jaringan ikat, mengelilingi fasikulus = perimisium (jar ikat kolagen kurang padat) Setiap serabut otot dikelilingi selapis halus jaringan ikat = endomisium (lamina basal,serat retikulin,kapiler,saraf,jaringan ikat fbrosa,elastin-pada otot kecil,mata,muka) Peran jaringan ikat: meneruskan kekuatan kontraksi sel2 otot secara mekanik (sel2 otot

tidak terbentang dari satu ujung otot ke ujung

lain)

  ENDOMYSIUM PERIMYSIUM ENDOMYSIUM dan PERIMYSIUM

  

Pengaturan serabut otot rangka

  Mikroskop cahaya:

   Sel otot skelet tdd miofbril silindris, tersusun memanjang, diameter 1-2 μm

   Pot memanjang: terlihat pita terang (I) dan pita gelap (A) bergantian

  

Pot melintang: terlihat titik2,diantaranya

terdapat sarkoplasma bening, non fbrilar

  Cahaya polarisasi:

   Pita A bersifat anisotrop/birefringen terlihat terang

   Pita I bersifat isotrop/birefringen terlihat gelap

   Pita H (bagian tengah pita A) kurang birefringen

   Garis Z (bagian tengah pita I) – ME: berupa bahan padat ditengah pita I  gelap Garis M (bagian tengah pita H) Unit kontraktil otot rangka : sarkomer 1 sarkomer = Z-- Z

   Panjang 2-5µm pada saat istirahat.

  Mikroskop elektron : pola sarkomer: 2 jenis flamen tebal + tipis, letaknya paralel terhadap sumbu panjang miofbril dengan pola simetris

   Filamen tebal pada pusat sarkomer:

   Panjang: ±1,6 µm

   Lebar: ± 15 nm

  Filamen tipis (diantara, paralel terhadap flamen tebal), satu ujungnya melekat pada garis Z:

   Panjang: 1,0 µm

   Lebar : 8 nm

   Diameter : 5 nm

   Pita I terdiri atas myoflamen halus  terang Pita A terdiri atas myoflamen halus (actine) dan kasar (Myosin) yang saling bertumpuk  gelap Pita H: molekul miosin (myoflamen kasar) dengan bagian mirip batang, tampak terang ditengah pita A

  Garis M: hubungan lateral antara flamen tebal yang berdekatan. Protein utama: kreatin kinase.

  ATP kreatin kinase(katalisis) ADP

  • fosfokreatin(fosfat b’energi tinggi)

   Sistem flamen tebal dikelilingi oleh 6 flamen tipis dalam bentuk segi enam (heksagonal)—terlihat bila pot melintang melalui pita A.

  Pita A (flamen tebal) menjulurkan

“jembatan” secara radier menuju flamen

tipis. “jembatan” ini tidak ada pada bagian tengah pita H. “jembatan” ini terbentuk dari kepala miosin, sebagian kecil mirip batang.

Fungsi: proses pengubahan energi kimiawi

menjadi energi mekanik.

  Protein pada flamen: Tipis: aktin, tropomiosin, troponin Tebal: miosin Komposisi terbesar: miosin, aktin 55 %

  PITA A PITA I

Myofl.kasar/myosine Myofl.halus / actine

  OTOT BERGARIS POTONGAN MEMBUJUR SATU sabut otot ENDOMYSIUM

  

Retikulum sarkoplasma dan

sistem tubulus transversal Depolarisasi membran retikulum sarkoplasma---ion ca++ lepas---gelombang kontraksi (otot besar), miofbril perifer berkontraksi lebih awal Retikulum sarkoplasma mengatur aliran kalsium untuk

siklus kontraksi-relaksasi, terdiri dari: jalinan sisterna

retikulum endoplasma halus---bercabang, mengelilingi setiap miofbril Depolarisasi saraf dimembran retikulum sarkoplasma, ion Ca++ (sisterna retikulum sarkoplasma)

dibebaskan dekat tumpukan flamen tebal dan tipis

(pasif)---ion Ca++ diikat pada troponin---terbentuk jembatan aktin-miosin Depolarisasi terhenti: retikulum sarkoplasma menampung kalsium (aktif) mentranspor Ca++ ke

   Sistem tubulus tranversal: agar kontraksi merata

  Sistem ini berupa invaginasi sarkolema (mirip jari-jari) melingkari perbatasan pita A-I disetiap sarkomer Dikiri-kanannya terdapat retikulum sarkoplasma---membentuk TRIAD:

   Satu tubulus transversal

  

Dua retikulum sarkoplasma (bagian lateral)

Disini depolarisasi tubulus transversal diteruskan ke membran retikulum sarkoplasma Kontraksi otot: kesediaan ion Ca++

  Relaksasi otot: ketiadaan ion Ca++

  

Mekanisme kontraksi

  Relaksasi: flamen tebal + tipis saling bertumpuk sebagian.

  Kontraksi: pergeseran flamen.

   Miofbril lebih tebal

   Sarkomer lebih pendek: jarak antar garis Z memendek

   Pita H dan I memendek, pita A tetap panjang.

  Filamen tipis bergeser antara flamen tebal, tertarik kearah dalam menuju garis M 

  Ujung pita A mendekati garis Z 

  

Kontraksi maximal: pita A & I tidak dapat

dibedakan lagi. Pita I & H menghilang. Ujung- ujung flamen tebal mencapai garis Z

   Energi yang diperlukan :

  ATP-------------------------------------------ADP+fosfat

  ATPase ( pada kepala miosin) Jika ATP tidak tersedia, ikatan komplex aktin-miosin akan menjadi stabil--- kekakuan otot yang hebat ( rigor mortis ) setelah kematian.

   Proses kontraksi-----baca di textbook

  

Pembuluh darah dan pembuluh

limfe

  Arteri menembus epimisium---bercabang kecil2 masuk perimisium---kapiler (kontinue) didalam endomisium diantara dan sejajar serabut otot Pembuluh limfe (KGB): epimisium dan perimisium

  

Inervasi

Perimisium: saraf motorik bermielin---

bercabang terminal ( nerve terminal/axonal

ending)—tempat inervasi, selubung mielin hilang, bagian terminal melebar pada lekukan permukaan sel otot=motor end plate/taut otot

saraf (neuromuscular/myoneural junction =

akhiran axon pada sabut otot). Fungsi: mengatur kontraksi otot.

  Axon ditutupi selapis tipis sitoplasma sel schwann, pada ujungnya banyak mitokondria, vesikel sinaps (neurotransmiter asetilkolin) Antara axon dan otot terdapat celah: celah sinaps

   Tiap otot dipersaraf satu/lebih saraf menembus ‘titik motor’: Serabut-serabut motorik

  Serabut-serabut sensorik untuk muscle spindle (gelendong otot)

Ujung sensorik neurotendinea untuk fasia

Saraf autonom untuk pembuluh darah Secara fungsional: satu unit = satu serabut

saraf + serabut otot yang disarafnya(bisa

satu atau lebih) Pada persarafan multiple = sebuah serabut

saraf dan semua otot yang disaraf = unit

motorik.

  Satu motor unit = satu sabut saraf bersama

   Sistem kontraksi serabut otot rangka: sekaligus/tidak sama sekali.

  Jumlah unit motorik & variasi ukuran setiap unit dapat mengendalikan intensitas kontraksi otot tersebut.

  Kemampuan otot melakukan gerakan halus tergantung pada ukuran unit motoriknya. Misal: otot mata dipersaraf oleh serabut saraf yang berbeda.

  Otot besar:gerakan kasar (tungkai)---satu axon bercabang-cabang---kesatu unit motorik(bisa 100serabut otot)

  

  Miastenia gravis (autoimun): kelemahan otot secara progresif.

  

Penyebab: reseptor asetilkolin berkurang

karena terikat oleh antibodi

   Respon tubuh: diganti respon baru---tetapi tidak responsif terhadap asetilkolin, akibat antibodi yang sama

  

Batulisme (makanan kaleng yang rusak)

  

Toksin oleh mikroba clostridium batulinum

yang mengganggu pelepasan asetilkolin,

akibatnya paralisis otot  mati Neurotoksin (bungarotoksin) ular berbisa,

  mengikat receptor asetilkolin, terjadi

  

  Toksin Batulinum tipe A ( clostridium

  batulinum)

   Inhibitor pelepasan asetilkolin

   Cosmetik ‘botox’, efek ± 3 bln. Setahun 2-3x

   Efek samping:

   Ptosis (salah suntik)

   Sakit kepala

   Flu, mual

   Kelemahan otot

   Nyeri

   Infamasi daerah suntikan

  Gelendong otot dan organ

tendon golgi

Gelendong otot: proprioseptor bersimpai

(neuromuscular spindles / muscle spindle)

tersusun memanjang dalam otot: dibentuk

oleh 8-10 sel2 otot memanjang, sempit, sangat kecil (serat2 intrafusal) Ciri-ciri: Berbentuk sekoci Mempunyai selubung jaringan ikat

  Isinya: 

  Cairan limfe 

  Sabut otot intrafusal 

  Saraf aferent dengan akhiran sensoris 

   Serat intrafusal: 1.

  Nuclear bag fbers: lebih besar, sedikit, inti banyak terpusat ditengah sel

  2. Nuclear chain fbers: lebih halus, banyak, inti satu berbentuk deretan.

  Saraf aferent masuk nuclear bag fber berbentuk ulir (annulospiral endings), pada nuclear chain fbers berkelompok (fower spray endings)

   Saraf sensorik pada gelendong otot berfungsi: deteksi perubahan panjang (distensi) serabut otot extrafusal ke medula spinalis Fungsi gelendong otot: refex2 teraktifkan secara komplex untuk mempertahankan sikap tubuh, mengatur aktivitas kelompok otot antagonis misal: berjalan.

  Organ tendon golgi: ujung saraf tendo (neurotendinous endings) jaringan ikat membungkus jaringan kolagen + saraf sensorik pada batas otot-tendon

Fungsi: propriosepsi mendeteksi perbedaan

tegangan ditendon. Membantu mengatur jumlah tenaga yang diperlukan untuk gerakan variasi kekuatan otot.

MUSCLE SPINDLE

  

1. Selubung

jar.ikat .

  

2. Sabut otot

intrafusal

  

Sistem produksi energi

  Energi : ATP, fosfokreatin dari asam lemak+glukosa Energi kimiawi: glikogen 0,5-1% berat otot enz oksidasi β (mitokondria) Asam lemak asetat

  oksidasi

  siklus as sitrat ATP Bila otot rangka ---latihan jangka pendek (sprint)

   Energi: glikogen dimetabolisme—glukosa + laktat

   Terjadi defsit O2----diganti saat istirahat

  Ciri morfologi, histokimia, biokimia

  Tipe serabut otot: I.

  Tipe lambat II. Tipe cepat

  Tipe I (red fbers)

   Banyak sarkoplasma (mioglobin) warna merah gelap, cytochrome dan mitokondria

   Garis tengah relatif kecil

   Kontraksi kontinue

   Energi: fosforilasi oksidasi asam lemak

   Tipe II (white fbers)

  Kontraksi cepat yang tidak kontinue Mioglobin lebih sedikit (merah terang) juga mitokondria

  IIA, IIB, IIC, berdasarkan aktivitas & karakteristik kimiawi ( stabilitas aktin-miosin ATPase)

  IIB kerja paling cepat: energi: glikolisis Myoneural junction lebih komplex Tipe intermediate:

  Serupa tipe I Kecepatan kontraksi = tipe II Penggolongan ini ( makna klinis)—diagnosa penyakit otot/ myopati

Pada manusia: otot rangkanya adalah campuran

   jenis tipe Diferensiasi otot menjadi tipe I,II,intermediate dikendalikan saraf

  1

  1. Red fibers

  2

  2. White fibers

  3. Intermediate fibers

  3

  Karakteristik Serat otot merah Serat otot putih

  vascularisasi Banyak Sedikit Persarafan Lebih kecil Lebih besar

  Diameter serat Lebih kecil Lebih besar Kontraksi Pelan – berulang

  Tidak mudah lelah Kontraksi lemah

  Cepat – mudah lelah Kontraksi lebih kuat

  Retikulum sarcoplasma Tidak extensif Extensif

  Mitochondria Banyak Sedikit Mioglobin Banyak Sedikit

  Enzym Oksidatif – banyak Adenosin trifosfat sedikit

  Oksidatif – sedikit Adenosin trifosfat dan fosforilase banyak

  

Komponen lain

sarkoplasma

  Glikogen: Granule kasar Cadangan energi selama kontraksi otot

  Mioglobin: Protein pengikat O2---hemoglobin---merah gelap Fungsi: pigmen penimbun oksigen untuk intensitas fosforilasi yang tinggi

Terdapat: anjing laut, ikan paus ( mamalia laut)

Pada otot yang harus mempertahankan aktivitas

   untuk waktu lama Sel otot dewasa:

  Retikulum endoplasma kasar, sedikit Ribosom, sedikit Sintesis protein rendah

  

Regenerasi otot rangka

Inti tidak bermitosis Jaringan dapat regenerasi terbatas Sumber regenerasi: sel satelit: Sel kecil, mononukleus Inti tunggal Bentuk gelendong

  Diantara sarkolema & endomisium pada lamina basalis, mengelilingi tiap serabut otot matur (ME) Cadangan sel mioblas embrional (inaktif) yang menetap setelah diferensiasi otot.

  Berperan pada hipertrof otot ( sel satelit bersatu dengan

serabut induknya---menambah massa otot setelah aktivitas

berat.

  Bila cedera: sel satelit aktif, berproliferasi, bergabung untuk membentuk serabut otot rangka baru Bila cedera berat ( aliran darah/saraf terganggu): serabut otot diganti oleh jaringan ikat fbrosa---jaringan parut

   Otot jantung

  Sel otot jantung:

   Diameter ± 15 µm

   Panjang : 85-100 µm

  

Pola garis melintang identik otot rangka

   Inti 1-2 ditengah, pucat, lonjong

   Sifat involunter, kontraksi ritmis, automatis

   Terdapat pada miokard & dinding pembuluh darah besar yang berhubungan langsung dengan jantung (proksimal vena pulmonari)

   Asal : lapisan mioepikardial menjadi epikardium dan miokardium

  

Sel otot jantung membentuk serabut otot

jantung yang terikat ‘end to end’ = diskus

interkalaris (intercalated disc). Pada

sediaan tampak sebagai garis tegak lurus

yang tebal. Untuk menyalurkan informasi

dengan sangat cepat Serabut otot jantung bercabang, paralel satu sama lain / beranastomose Dibungkus jaringan ikat halus endomisium

  (jar kapiler luas, KGB, serabut saraf autonom halus) kec: intercalated disc Berkas2 sel teranyam erat sedemikian rupa

sehingga dapat menimbulkan gelombang

kontraksi khas (isi ventrikel terperas)

  

JAR.OTOT JANTUNG

( melintang )

  

Tiga kekhususan taut pada

intercalated disc 1.

  Fasia adherens : (pita hemi Z) membran khusus pada bagian transversal diskus.

  Fungsi: tempat penambatan flamen aktin dari sarkomer terminal

  2. Makula adherens (desmosom):

   Pada bagian transversal

   Mengikat sel jantung agar tidak terpisah saat kontraksi kontinue

  3. Lateral diskus ( taut rekat)

   Fungsi: pertukaran ion antar sel bersebelahan secara konstan. Sehingga timbul kontraksi dalam bentuk gelombang

   Sistem tubulus transversal, retikulum sarkoplasma tidak teratur. Pada ventrikel: tubulus

transversal lebih banyak, lebih besar, dan pada

ketinggian garis Z

  1/2

Tubulus transversal, diameter 1 lebih besar,

dilapisi lamina externa, membuka ke extraseluler sehingga kalsium extrasel bisa masuk ke tubulus transversal untuk depolarisasi

Retikulum sarkoplasma tidak berkembang baik,

berpindah secara teratur melalui mioflamen. Tidak membentuk sisterna terminal Miofbril tidak jelas Mioflamen mengandung aktin, miosin = otot rangka Mioflamen terbatas pada sel otot, tidak melintasi batas sel

   DIAD bukan TRIAD: Satu tubulus transversal Satu sisterna retikulum sarkoplasma.

  Sitoplasma berisi 40% mitokondria--- metabolisme aerob terus menerus. Otot rangka 2% Energi : Asam lemak (trigliserida dalam tetes2 lipid) & lipoprotein---bahan bakar utama Glikogen sedikit---glukosa (sumber energi saat stres)

  Atrophia fusca pada jantung (brown atrophy of the heart)---endapan granul pigmen lipofuchsin (liposom sekunder)---pigmen penuaan, terdapat pada sel berumur panjang (dekat kutub inti sel otot jantung)

  Perbedaan struktur otot atrium

dan otot ventrikel

Susunan mioflamen sama

  Atrium:

   Tubulus transversal lebih sedikit

   Sel lebih kecil

   Granul berdiameter 0,2-0,3 µm ---pada kutub inti otot jantung

   Fungsi: faktor natriuretik atrium (ginjal)untuk

natriuresis-diuresis---berlawanan dengan

aldosteron-antidiuretik

Kontraksi 

  Miogenik spontan Mekanis = otot rangka Rambatan rangsang melalui neksus Sistem hantar rangsangan: mengatur denyut jantung (sel otot jantung mengalami modifkasi)---serabut purkinje Serabut purkinje:

   Dibawah endocard pada permukaan dalam jantung: septum interventrikularis

   Lebih besar, lebih tebal (diameter 50µm), lebih pucat (sarkoplasma disentral, miofbril ditepi)

  

Regenerasi

   Otot jantung hampir tidak beregenerasi setelah masa kanak-kanak Otot jantung lebih tahan terhadap trauma Defect/kerusakan/infark akan diganti proliferasi jaringan ikat---terbentuk jaringan parut di miokardium

  Hypertrof jantung:

   Jumlah serat miokardium tetap

   Sel otot jantung lebih panjang, diameter lebih besar

  

Otot polos

Sel panjang tanpa garis melintang, involunter, kontraksi lambat

Sel otot polos tersebar satu2/kelompok kecil

yang berhubungan erat dengan jaringan ikat

(lamina basalis, serabut retikulum fbroelastis halus—didalamnya : pembuluh darah, saraf). Fungsi: menggabungkan kekuatan yang dibangkitkan oleh masing-masing serabut otot

polos menjadi aksi bersama, mis: peristaltik

usus Relaksasi: sel fusiform (gelendong)---lebar bagian tengah, meruncing di kedua ujung

Kontraksi: batas sel tampak bergelombang,

   Tiap sel : 1 inti dipusat (bagian sel paling lebar) ukuran: 20µm-0,05mm. Panjang: 0,2nm. Diameter: 5-6µm didaerah inti Potongan melintang: tampak berbagai ukuran diameter, pada penampang besar saja terlihat inti Bagian sel yang sempit berdampingan dengan bagian yang lebar sel tetangga---lebih erat Sarkoplasma asidofl dan homogen Mioflamen tersusun tidak teratur, mioflamen tipis tebal Pada kutub inti: berkumpul mitokondria,

poliribosom, sisterna retikulum endoplasma,

komplex golgi. Permukaan sel: vesikel pinositotik

   Retikulum sarkoplasma rudimenter, terdiri

dari sistem membran tertutup, mirip otot

rangka. Tubulus transversal tidak ada Satuan kontraktil otot polos adalah sel, karena sarkomer tidak ada Berkas mioflamen bersilangan secara obliq melalui sel, jalinan tersebut mirip kisi2: Filamen tipis (5-7nm): aktin, tropomiosin

  Filamen tebal (12-16nm): miosin, panjang: 2000nm Filamen intermediate: diameter 10nm, didalam sarkoplasma. Protein utama: desmin (skeletin), vimentin: unsur tambahan untuk vaskular

   Dua jenis badan padat:

  Berhubungan dengan sitoplasma (attachment plaques Keduanya mengandung α aktinin (serupa garis Z pada rangka---membentuk rangka dalam sel) Dense bodies (α aktinin) tempat perlekatan mioflamen tipis

  Filamen tipis+intermediate berinsersi ke dense bodies. Fungsi: meneruskan kekuatan

kontraksi ke sel otot polos yang berdekatan

dan jalinan serabut retikulin disekelilingnya

Relaksasi: flamen tebal+tipis tersusun paralel + memanjang. Susunan kontraksi tidak teratur.

  Ratio flamen tebal:tipis = 1:15

   Kekuatan kontraksi: mekanisme flamen yang bergeser (mioflamen tebal+tipis)--- diteruskan oleh dense bodies untuk memendekkan panjang sel

  Proses ini perlu ion kalsium. Gudangnya di caveolae subsarkolema Ca++masuk---kontraksi akan mulai, miosin interaksi dengan aktin---rantai ringannya mengalami fosforilasi

  Ca++ bergabung dengan kalmodulin (protein pengikut kalsium, juga berperan pada kontraksi sel selain otot) kinase rantai ringan miosin aktif

  Ca++ kalmodulin fosforilasi

   Aktiftas kinase rantai ringan miosin mempengaruhi derajat kontraksi otot polos.

  Hormon untuk kontraksi & relaksasi: AMP siklik (cAMP)---cAMP meningkat, kinase aktif, miosin fosforilasi---kontraksi sel Estrogen: cAMP meningkat, fosforilasi miosin meningkat---aktivitas kontraktil otot polos uterus

  Progesteron < estrogen

   Persarafan

Simpatis & parasimpatis dari sistem saraf autonom.

  Sifat: post ganglionik, tidak bermielin, taut otot saraf tidak ada. Axon saraf autonom berakhir pada pelebaran di jaringan ikat endomisium Transmiter simpatis (norepinefrin), parasimpatis (asetilkolin) Derajat inervasi bergantung pada fungsi + besar otot tersebut Dua macam otot polos: Multi unit: persarafan luas dengan semua/hampir semua, sel otot yang mendapatkan saraf terminal. Kontraksi serentak dan relatif cepat. Contoh: iris, arteri besar, duktus deferens.

  Unitary: Ujung saraf terminal lebih sedikit: stimulus dari sel satu ke sel lain melalui neksus, kontraksi lambat. Contoh: visera, pemb darah kecil.

  Campuran keduanya

   Otot polos memiliki aktivitas spontan bila tidak ada stimulus saraf Otot polos menerima ujung saraf adrenergik & kolinergik (secara antagonis) ujung kolinergik mengaktifkan, adrenergik menghambat

   Regenerasi Respon regenerasi aktif, melalui mitosis

  Cedera: sel-sel otot polos mononukleus yang masih hidup + perisit pembuluh darah---mitosis lalu menggantikan jaringan rusak Secara fsiologis: sel otot polos bertambah ukurannya, rangsanga fsiologis (rahim selama kehamilan)--- bertambah besar & peningkatan jumlah sel (hipertrof & hiperplasi)---diferensiasi sel2 mesenkim yang ada didalam dinding rahim

   Otot polos dapat ditemukan pada:

   Sistem pernapasan

   Sistem urinalis

   Sistem reproduksi

   Arteri, vena, pembuluh limfe besar, dermis, iris, korpus siliaris

  Fungsi: mengatur, mempertahankan garis tengah lumen.

Perbandingan tiga jenis otot

  TRIAD Ya, besar, formasi

  Kalsium extrasel

  Kontrol kalsium Kalsekuestrin dlm sisterna terminal Kalsium dr extrasel +

  Involunter, perlahan + kuat, Bukan all or none

  Involunter, Ritmis + spontan

  Kontraksi Volunter, All or none

  Taut sel Tidak Intercalated disk Neksus (gap junction)

  DIAD Tidak

  Tubulus transversal Ya, kecil, formasi

  Gambaran Otot skelet Otot jantung Otot polos

  Sebagian retikulum endoplasma halus

  Tidak jelas, sebagian terminal kecil

  Retikulum sarkoplasma Berkembang dengan sisterna terminal

  Satu, Letak di tengah

  Satu-dua, Letak di tengah

  Nukleus Multinukleus, Letak di perifer

  Sarkomer + miofbril Ya Ya Tidak

  • retikulum

  

Perbandingan tiga jenis

otot Gambaran Otot skelet Otot jantung Otot polos

  Pengikatan kalsium Troponin C Troponin C Kalmodulin

  Regenerasi Ya, dg sel satelit Tidak Ya Mitosis Tidak Tidak Ya

  Serat saraf Motoris somatik Otonom Otonom Jaringan ikat Epimisium, perimisium, endomisium

  Selubung jaringan ikat + endomisium

  Selubung jaringan ikat + endomisium

  Ciri khusus Panjang, bentuk silinder, banyak nukleus di perifer

  Sel bercabang, intercalated disk, satu-dua nukleus

  Sel fusiform tanpa garis melintang, nukleus tunggal

  Asal embrional Mesoderm Mesoderm Mesoderm

   Saat praktikum:

  Otot rangka:(tentukan pot melintang/membujur) 

  Epimisium 

  Perimisium 

  Endomisium 

  Inti sel otot rangka 

  Serabut otot rangka (poligonal) 

  Mioflamen/miofbril 

  Fascicle 

  Neuromuscular spindle=muscle spindle, didalamnya terdapat sabut otot intrafusal Otot jantung:(tentukan pot melintang/membujur)

   Inti ditengah sarabut, serabut bercabang

   Intercalated disc

  

Otot polos:(tentukan pot melintang/membujur)

  TERIMA kasih