Komponen dasar elektronika dasar docx

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA
A. Komponen Pasif
No
1
2

3
4

Nama
Komponen
Resistor cincin 1
Resistor cincin 2

Resistor cincin 3
Resistor cincin 4

Spesifikasi

Alat Ukur


Nilai
Terukur

Kondisi

Hijau, Biru, Merah,
Emas (5600±5%) Ω

Multimeter
Digital

5490 Ω

Baik

Orange, Orange,
Coklat, Emas
(330±5%) Ω

Multimeter

Digital

331,6 Ω

Baik

Multimeter
Digital

271,1 Ω

Baik

Multimeter
Digital

9,80 kΩ

Rusak


Multimeter
Digital

119,2 Ω

Baik

15,9 Ω

Baik

87,6 kΩ

Baik

9,7 kΩ

Baik

83,3 kΩ


Baik

2,88 nF

Baik

Merah, Ungu, Coklat,
Emas (270±5%) Ω
Coklat, Biru, Orange,
Emas (16000±5%) Ω
Coklat, Merah,Coklat,
Emas (120±5%) Ω

5

Resistor cincin 5

6


Resistor Batu 1

5W15 ΩJ

7

Resistor Batu 2

5W100kJ

8

Potensiometer 1

B10K

9

Potensiometer 2


B100K

10
11

Kapasitor Polar 1

2200 µF

Kapasitor Polar 2

4700 µF

Multimeter
Digital
Multimeter
Digital
Multimeter
Digital
Multimeter

Digital
Multimeter
Digital
Multimeter
Digital

1,01 nFRusak

1
2

20,01 nF

Bocor

12,12 µF

Bocor

Multimeter

Digital

1

Kapasitor Polar 3

220 µF

3
1

Kapasitor Polar 4

10 µF

Multimeter
Digital

4
1


Kapasitor Polar 5

10 µF

Multimeter
Digital

3,03 µF

Putus

2A103J
2A224J

Multimeter
Digital
Multimeter

12,19 nF

243,7 nF

Putus
Putus

5
1

Kapasitor non
Polar
Kapasitor non

6
1

Polar

7

Transformator


Digital
1A

Multimeter
Analog

-

Baik

1. Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi atau menghambat arus listrik yang melewatinya dalam suatu
rangkaian.
Sesuai dengan nama dan kegunaanya maka resistor mempunyai sifat
resistif (menghambat) yang umunya terbuat dari bahan karbon.Dari hukum Ohm
di jelaskan bahwa resistansi akan berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
melaluinya. Maka untuk menyatakan besarnya resistansi dari sebuah resistor
dinyatakan dalam satuan Ohm yang dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
Untuk menggambarkanya dalam suatu rangkaian dilambangkan dengan huruf R,
karena huruf ini merupakan standart internasional yang sudah disepakati
bersama untuk melambangkan sebuah komponen resistor dalam sebuah
rangkaian
Fungsi atau kegunaan resistor, antara lain sebagai berikut:
 Sebagai pembagi arus


Sebagai pembagi tegangan



Sebagai

penurun
tegangan



Sebagai
penghambat arus listrik, dan lain-lain

Resistor tetap (Fixed resistor)
Resistor tetap adalah resistor yang nilai hambatanya tidak dapat dirubahrubah dan besarnya sudah ditentukan oleh pabrik yang membuatnya.
Simbol:

Cara Menguji Kondisi Kapasitor:
Mengukur Resistor dengan Multimeter Analog


Memutar

saklar

menunjuk



dengan

jangka

ukur

disesuaikan dengan besar kecilnya nilai tahanan
 Kedua kutub Ω meter disertakan untuk mengkalibrasi agar jarum pada
papan skala menunjuk angka 0.
 Mempelkan kedua pnobe multimeter analog pada masing masing kaki
tahanan .tahanan itu baik bila jarum bergerak menunjuk nilai tahanan yang
sesuai dengan warnanya dan batas toleransinya.

Kesimpulan Hasil Pengukuran
 Jarum menunjuk angka sesuai dengan ukuran aslinya : resistor baik.
 Jarum menunjuk angka lebih besar / kecil dari ukuran aslinya : resistor
rusak.
 Jarum tidak bergerak sama sekali : resistor putus.
 Jarum menunjuk angka nol : resistor short.

1) Resistor Cincin
 Resistor Cincin 1

Resistor

cincin

1

memiliki

spesifikasi

warna│Hijau│Biru│Merah│Emas
│,dari

warna

tersebut

dapat

diketahui bahwa nilai hambatan dari
resistor tersebut adalah (5600 ± 5%)
Ω. Toleransi nilai dari resitor berdasarkan spesifikasinya adalah (5880 Ω 5320 Ω). Setelah diukur hambatannya menggunakan multimeter digital,
nilai yang tertera pada multimeter tersebut adalah 5490 Ω. Jadi, dapat
dikatakan bahwa kondisi resistor tersebut masih baik.
 Resistor Cincin 2
Resistor

cincin

2

warna│Orange│Orange│Coklat│Emas│,

memiliki
dari

spesifikasi

warna

tersebut

dapat

diketahui bahwa nilai hambatan dari resistor tersebut adalah (330 ± 5%) Ω.
Toleransi nilai dari resitor berdasarkan spesifikasinya adalah 346,5 Ω 313,5 Ω. Setelah diukur hambatannya menggunakan multimeter digital,
nilai yang tertera pada multimeter tersebut adalah 331,6 Ω. Jadi, dapat
dikatakan bahwa kondisi resistor tersebut masih baik.
 Resistor Cincin 3
Resistor

cincin

3

memiliki

spesifikasi

warna

│Merah│Ungu│Coklat│Emas│, dari warna tersebut dapat diketahui
bahwa nilai hambatan dari resistor tersebut adalah (270 ± 5%) Ω. Rentang
toleransi nilai dari resitor berdasarkan spesifikasinya adalah (283,5 Ω 256,5

Ω).

Setelah

diukur

menggunakan multimeter digital, nilai
yang tertera pada multimeter tersebut
adalah 271,1 Ω. Jadi, dapat dikatakan
bahwa kondisi resistor tersebut masih baik.

 Resistor Cincin 4

Resistor

cincin

4

memiliki

spesifikasi

warna│Coklat│Biru│Orange│Emas│dari warna tersebut dapat diketahui
bahwa nilai hambatan dari resistor tersebut
adalah (16000 ± 5%) Ω. Rentang toleransi
nilai

dari

resitor

berdasarkan

spesifikasinya adalah (16800 Ω - 15200
Ω). Setelah diukur hambatannya menggunakan multimeter digital, nilai
yang tertera pada multimeter tersebut adalah 9,80 Ω atau 9800 Ω. Jadi,
dapat dikatakan bahwa resistor tersebut sudah rusak, karena nilai yang
terukur tidak menjangkau batas toleransi dari resistor tersebut yang dihitung
berdasarkan spesifikasi warnanya.


Resistor

cincin

Resistor Cincin 5

5

warna│Coklat│Merah│Coklat│Emas│,

memiliki
dari

warna

spesifikasi
tersebut

dapat

diketahui bahwa nilai hambatan dari resistor tersebut adalah ( 120 ± 5%)
Ω. Rentang toleransi nilai dari resitor berdasarkan spesifikasinya adalah
(126 Ω - 114 Ω). Setelah diukur hambatannya menggunakan multimeter
digital, nilai yang tertera pada multimeter tersebut adalah 119,2 Ω. Jadi,
dapat dikatakan bahwa kondisi resistor tersebut masih baik.

2)

Resistor Batu


Resistor Batu 1

Resistor batu 1 memiliki spesifikasi 5W15ΩJ. Setelah diukur
hambatannya menggunakan multimeter digital, nilai yang tertera adalah
15,9 Ω. Ketika resistor tersebut diukur dengan menggunakan multimeter
analog, jarum penunjuk bergerak dan menunjuk nilai yang tidak jauh

berbeda dengan nilai resistor tersebut berdasarkan spesifikasinya. Jadi,
dapat dikatakan bahwa resistor tersebut masih dalam kondis baik.
 Resistor Batu
Resistor batu 2 memiliki spesifikasi 5W100kJ. Setelah diukur
hambatannya menggunakan multimeter digital, nilai yang tertera adalah
87,6 Ω. Ketika resistor tersebut diukur dengan menggunakan multimeter
analog, jarum penunjuk bergerak dan menunjuk nilai yang tidak jauh
berbeda dengan nilai resistor tersebut berdasarkan spesifikasinya. Jadi,
dapat dikatakan bahwa resistor tersebut masih dalam kondis baik.
Resistor tidak tetap (Variable Resistor)
Resistor tidak tetap adalah resistor yang
mempunyai nilai resistansi yang dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan. Perubahannya dapat dilkaukan dengan cara memutar atau
menggeser pengaturnya yang memang sudah disediakan, namun ada pula nilai
perubahan resistansinya akan dipengaruhi oleh keadaan disekitarnya misalnya
suhu, cahanya, suara, dll, sehingga dapat dijadikan sebagai sakelar otomatis.
Simbol:

Potensiometer
Potensiometer merupakan komponen pembagi tegangan yang nilai
resistansinya dapat disetel sesuai dengan keinginan dengan cara memutar
tungkai pengaturnya. Nilai resistansinya sendiri tertera pada bodi yang
dituliskan
akan

dalam

bentuk

angka,

sehingga

memudahkan

untuk mengetahui berapa

besar nilainya tersebut.

Penggunaan potensiometer

biasanya adalah untuk pengaturan suara (tone control) Bass, Treable, Volume,
dan lain-lain.

Cara Mengukur Potensiometer:
 Memutar saklar menunjuk Ω meter.jangka ukur harus lebih tinggi dari tahanan
potensiometer.

 Menghubungkan masing-masing pnobe multimeter pada ujung kaki potensiometer.
Bila jarum menunjuk nilai tahanan yang sesuai dengan spesifikasi tahanan
potensiometer berarti potensiometer tersebut baik.

 Masing-masing pnobe dihubungkan dengan kaki tengah dan kaki pinggir putarlah
poros potensiometer perlahan lahan. Potensiometer baik bila jarum bergerak sesuai
dengan gerakan poros tersebut.

 Potensiometer 1
Potensiometer 1 memiliki spesifikasi B10K. Nilai resistansi yang
diperoleh

dari

hasil

pengukuran

menggunakan

multimeter digital adalah 9,7 kΩ. Setelah diukur

menggunakan multimeter analog, jarum penunjuk
bergerak dan menunjuk nilai yang tidak jauh
berbeda dengan nilai tahanan potensiometer
tersebut berdasarkan spesifikasinya.

 Potensiometer 2
Potensiometer

2

memiliki

spesifikasi B100K. Nilai resistansi yang
diperoleh

dari

hasil

pengukuran

menggunakan multimeter digital adalah 83,3

kΩ.

Setelah

multimeter

diukur

analog,

menggunakan

jarum

penunjuk

bergerak dan menunjuk nilai yang tidak jauh berbeda dengan nilai tahanan
potensiometer tersebut berdasarkan spesifikasinya.

2. Kapasitor/Kondensator
Kapasitor atau kondensator adalah alat (komponen) yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik yang besar untuk
sementara waktu. Sebuah kapasitor terdiri atas keping-keping logam yang
disekat satu sama lain dengan isolator. Isolator penyekat disebut zat dielektrik.
Kegunaan Kapasitor
Kegunaan kapasitor dalam berbagai rangkaian listrik adalah:
 mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung
kumparan, bila tiba-tiba

arus listrik diputuskan dan dinyalakan

 menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian penyala elektronik
 memilih panjang gelombang pada radio penerima
 sebagai filter dalam catu daya (power supply)
Cara Menguji Kondisi Kapasitor:


Stel skala multimeter pada posisi Ohm meter



Stel jarum multimeter ke angka nol dengan menghubungkan dua colok
merah dan hitam. Putar adjusment untuk menyesuaikan.



Hubungkan colok merah dengan kaki kondensator kutub negatif,colok
hitam ke kaki positif kondensator. Apabila jarum bergerak dan kembali
ketempat semula berarti kondensator tersebut masih baik. Jika bergerak
dan kembali tetapi tidak seperti posisi semula berarti rusak. Jika jarum
bergerak tapi tidak kembali berarti bocor.Dan apabila jarum tidak bergerak
sama sekali berarti putus.

a. Kapasitor Polar

Kapasitor ini mempunyai kaki positif dan negatif,
sehingga cara pemasangan pada rangkaian elektronika
tidak boleh terbalik. ditandai oleh kaki yang panjang
positif sedangkan yang pendek adalah kaki negatif.
Simbol:
 Kapasitor Polar 1
Kapasitor polar 1 memiliki spesifikasi nilai yang
tertera sebesar 2200 µF. Nilai kapasitansi kapasitor
polar

yang

diperoleh

dari

hasil

pengukuran

menggunakan multimeter digital adalah 2,88 nF. Pada saat kapasitor
tersebut diukur menggunakan multimeter analog, jarum
menunjukkan nilai lalu kembali ke angka nol. Hal ini
menandakan bahwa kapasitor tersebut masih dalam
kondisi yang baik.
 Kapasitor Polar 2
Kapasitor polar 2 memiliki spesifikasi nilai yang
tertera sebesar 4700 µF. Nilai kapasitansi kapasitor polar
yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan multimeter digital
adalah 1,01 nF. Pada saat kapasitor tersebut diukur menggunakan
multimeter analog, jarum penunjuk multimeter analog
bergerak menunjuk angka nilai kapasitor dan kembali
namun tidak sampai ke posisi semula. Hal ini
menandakan bahwa kapasitor tersebut dalam kondisi yang
sudah rusak.
 Kapasitor Polar 3
Kapasitor polar 3 memiliki spesifikasi nilai yang
tertera sebesar 220 µF. Nilai kapasitansi kapasitor polar
yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan multimeter digital
adalah 20,01 nF. Pada saat kapasitor tersebut diukur menggunakan
multimeter analog, jarum penunnjuk multimeter analog bergerak
menunjuk nilai besarnya kapasitor, namun jarum penunjuknya tidak
kembali. Hal ini menandakan bahwa kapasitor tersebut dalam kondisi
bocor.

 Kapasitor Polar 4
Kapasitor polar 4 memiliki spesifikasi nilai yang tertera sebesar
10µF. Nilai kapasitansi kapasitor polar yang diperoleh dari hasil
pengukuran menggunakan multimeter digital adalah 12,12 µF. Pada
saat kapasitor tersebut diukur menggunakan multimeter analog, jarum
penunnjuk multimeter analog bergerak menunjuk nilai
besarnya kapasitor, namun jarum penunjuknya tidak
kembali. Hal ini menandakan bahwa kapasitor tersebut
dalam kondisi bocor.
 Kapasitor Polar 5
Kapasitor polar 5 memiliki spesifikasi nilai yang
tertera sebesar 10µF. Nilai kapasitansi kapasitor polar yang diperoleh
dari hasil pengukuran menggunakan multimeter digital adalah 3,03 µF.
Pada saat kapasitor tersebut diukur menggunakan multimeter analog,
jarum penunnjuk multimeter analog tidak bergerak sama sekali. Hal ini
menandakan bahwa kapasitor tersebut dalam kondisi yang sudah putus.
b. Kapasitor non Polar
Kapasitor ini tidak mempunyai kaki positif dan negatif sehingga cara
pemasangan pada rangkaian elektronika boleh bolak-balik.
 Kapasitor non Polar 1
Spesifikasi yang tertera pada kapasitor non polar
adalah 2A103J. Nilai kapasitansi kapasitor polar yang
diperoleh

dari

hasil

pengukuran

menggunakan

multimeter digital adalah 12,19 nF. Pada saat kapasitor
tersebut diukur menggunakan multimeter analog, jarum
penunnjuk multimeter analog tidak bergerak sama sekali.
Hal ini menandakan bahwa kapasitor tersebut dalam
kondisi yang sudah putus.
 Kapasitor non Polar 2
Spesifikasi yang tertera pada kapasitor non polar
adalah 2A224J. Nilai kapasitansi kapasitor polar yang
diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan multimeter
digital adalah 243,7 nF. Pada saat kapasitor tersebut
diukur menggunakan multimeter analog, jarum penunnjuk

multimeter analog tidak bergerak sama sekali. Hal ini menandakan
bahwa

kapasitor

tersebut

dalam

kondisi yang sudah putus.
3. Transformator
Trafo tersusun dari gulungan kawat
primer dan sekunder yang dililitkan pada
inti besi. Trafo bisa bekerja hanya dengan
tegangan

AC.

Transformator

adalah

komponen elektronik yang dirancang untuk
dapat memindahkan Tegangan Arus Listrik
Bolak Balik/Alternating Current Voltage (ACV) dari gulungan primer (P) ke
gulungan skunder (S) tanpa ada hubungan langsung antara kedua gulungan
tersebut.

Jenis trafo adaptor ada 2 :
1. Trafo Step Down (untuk menurunkan tean).
2. Trafo Step Up (untuk menaikkan tegangan).

Cara untuk menguji kondisi kondisi transformator:
 Stel saklar pada posisi Ohm meter
 Stel jarum keangka 0
 Hubungkan colok merah dengan salah satu kaki di gulungan primer,
colok hitam pada kaki yang lain di gulungan primer. Bila jarum bergerak


maka transformator dalam keadaan baik
Pada gulungan sekunder lakukan hal yang sama. Apabila jarum



multimeter bergerak-gerak maka transformator dalam keadaan baik
Letakkan colok merah ke salah satu kaki di gulungan primer kemudian
colok yang lain ke gulungan sekunder. Apabila jarum tidak bergerak



maka trafo dalam keadaan baik
Langkah terakhir, letakkan colok merah atau ke salah satu kaki di
gulungan primer atau sekunder kemudian colok yang lain ke plat
pengikat gulungan yang berada di tengah. Apabila jarum tidak bergerak
maka trafo dalam keadaan baik.

C. Komponen Aktif

No

Nama
Komponen

Spesifikasi

Alat Ukur

Nilai
Terukur

Kondisi

1

Dioda Penyearah

GA05

Multimeter Digital

0,443 V

Baik

2

Dioda penyearah

N5402

Multimeter Digital

0,472 V

Baik

3

Dioda Zener

PP4148

Multimeter Analog

-

Baik

4

Dioda Jembatan

RS508

Multimeter Analog

-

Baik

5

Dioda LED

Putih

Multimeter Analog

-

Baik

6

Dioda LED

Merah

Multimeter Analog

-

Baik

7

Transistor Topi 1

2N3055

Multimeter Analog

-

Baik

8

Transistor Topi 2

MJ2955

Multimeter Analog

-

Baik

9

Transistor Topi 3

2N3053

Multimeter Analog

-

Baik

10

Transistor Topi 4

BC547

Multimeter Analog

-

Baik

11

IC

SN74H00N

-

-

1. Dioda
Dioda adalah komponen aktif semikonduktor yang terdiri dari
persambungan (junction). Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada
tegangan maju dan menghambat arus pada tegangan balik. Dioda berasal dari
pendekatan kata dua elektroda yaitu anoda dan katoda. Dioda semikonduktor
hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga banyak digunakan
sebagai komponen penyearah arus.
Simbol Umum

Fungsi Dioda


Sebagai penyearah, untuk dioda bridge



Sebagai penstabil tegangan (voltage regulator), untuk dioda zener



Pengaman / sekering



Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas / membuang level sinyal
yang ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.



Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen DC
kepada suatu sinyal AC



Sebagai pengganda tegangan.



Sebagai indikator, untuk LED (light emiting diode)



Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier



Sebagai sensor cahaya, untuk dioda photo



Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), untuk dioda varactor

Cara menguji dioda:



Memposisikan multimeter analog pada posisi ohm dengan skala rendah



Menentukan terlebih dahulu elektroda anoda dan katoda dari dioda tersebut



Menghubungkan terminal positip (+) multimeter dengan Anoda dari dioda
yang akan ditest sedangkan terminal negatif (–) multimeter dengan Katoda
dioda.



Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum multimeter
tidak akan bergerak. Namun jika dalam posisi ini jarum bergerak, maka
dapat dikatakan dioda terhubung singkat (rusak).



Mengulangi langkah 2 diatas dengan polaritas sebaliknya, dimana Anoda
dihubungkan dengan negatif multimeter dan Katoda dengan positif
multimeter.



Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter akan
bergerak. Namun jika dalam posisi ini jarum meter tidak bergerak, maka
dapat dikatakan dioda putus (rusak).

Jenis-Jenis Dioda

a. Dioda Penyearah ( Rectifier )
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus
searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc.
 Dioda Penyearah 1
Dioda penyearah 1 memilliki spesifikasi GA05. Nilai dari dioda
penyearah 1 setelah diukur
menggunakan

multimeter

digital adalah 0,443 V. Pada
saat kapasitor tersebut diukur
menggunakan multimeter analog, dimana pnobe positif multimeter
dihubungkan

dengan

katoda

dan

pnobe

negatif

multimeter

dihubungkan dengan anoda jarum multimeter analog bergerak,
sebaliknya jika pnobe negatif dihubungkan dengan katoda dan pnobe
positif dihubungkan dengan katoda jarum penunjuk multimeter tidak
bergerak. Hal ini berarti dioda tersebut masih dalam kondisi baik.
 Dioda Penyearah 2
Dioda penyearah 1 memilliki spesifikasi N5402. Nilai dari dioda
penyearah 1 setelah diukur menggunakan multimeter digital adalah
0,472 V. Pada saat kapasitor tersebut diukur menggunakan multimeter
analog, dimana pnobe positif multimeter dihubungkan dengan katoda
dan pnobe negatif multimeter dihubungkan dengan anoda jarum
multimeter analog bergerak, sebaliknya jika pnobe negatif dihubungkan
dengan katoda dan pnobe positif dihubungkan dengan katoda jarum
penunjuk multimeter tidak bergerak. Hal ini berarti dioda tersebut
masih dalam kondisi baik.

b.

Dioda Zener

Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari
bahan dasar silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode
yang bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener
berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50
watt.
Spesifikasi dioda zener yang digunakan pada saat praktikum adalah
PP4148. Pengukuran baik tidaknya dioda zener sama saja dengan
pengukuran baik tidaknya dioda penyearah, yaitu ketika pnobe positif
multimeter dihubungkan dengan katoda dan pnobe negatif multimeter
dihubungkan dengan anoda jarum multimeter analog bergerak, sebaliknya
jika pnobe negatif dihubungkan dengan katoda dan pnobe
positif dihubungkan dengan katoda jarum penunjuk multimeter
tidak bergerak. Hal ini berarti dioda tersebut masih dalam
kondisi baik.

c. Dioda Emisi Cahaya ( Light Emiting Diode )
Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED
merupakan Solid State Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan
antara

elektronik dengan

optik,

sehingga

dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”.
Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti
dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-).
 Dioda LED A
Dioda LED A (Light Emitting Diode) berwarna putih. Ketika probe
positif multimeter dihubungkan ke kutub yang panjang (anoda) dan probe
negatif multimeter dihubungkan ke kutub yang pendek (katoda), LED
tidak menyala.

Sementara itu, ketika probe positif multimeter

dihubungkan ke kutub yang pendek (katoda) dan probe negatif multimeter
dihubungkan ke kutub yang panjang (anoda), LED menyala. Kondisi

seperti ini menandakan bahwa LED yang berwarna putih tersebut dalam
kondisi yang baik dan masih layak untuk
digunakan.
 Dioda LED A
Dioda LED (Light Emitting Diode) B berwarna
putih.

Ketika

probe

positif

multimeter

dihubungkan ke kutub yang panjang (anoda) dan
probe negatif multimeter dihubungkan ke kutub yang pendek (katoda),
LED tidak menyala.

Sementara itu, ketika probe positif multimeter

dihubungkan ke kutub yang pendek (katoda) dan probe negatif multimeter
dihubungkan ke kutub yang panjang (anoda), LED menyala. Kondisi
seperti ini menandakan bahwa LED yang berwarna merah tersebut dalam
kondisi yang baik dan masih layak untuk digunakan.

d. Dioda Jembatan
Dioda jembatan memiliki spesifikasi RS508. Untuk mengetahui dioda
tersebut masih berfungsi atau tidak, maka diperiksa dengan mengujinya
menggunakan multimeter analog. Ketika kedu pnobe multimeter dihubungkan ke
kutub (+) dan kutub (-) dioda jembatan, jarum penunjuk multimeter bergerak. Ketika
kedua pnobe multimeter dihubungkan ke kutub (+) dan AC pada
dioda, jarum penunjuk multimeter bergerak. Ketika kedua pnobe
multimeter dihubungkan dengan kutub (-) dan AC pada dioda, jarum
penunjuk multimeter bergerak. sementara itu ketika kedua pnobe
multimeter dihubungkan dengan kedua kutub AC pada dioda, jarum
penunjuk pada multimeter analog bergerak. Dalam kondisi seperti di
atas, dioda jembatan dalam kondisi yang masih baik dan masih layak
untuk digunakan.

2. Transistor

Transistor

adalah

komponen

elektronika

yang

terbuat

dari

bahan

semikonduktor dan mempunyai tiga elektroda (triode) yaitu dasar (basis),
pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor). Dengan ketiga elektroda (terminal)
tersebut, tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang
lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.
Fungsi atau kegunaan transistor, antara lainsebagai berikut:



Sebagai sebuah penguat (amplifier).



Sirkuit pemutus dan penyambung (switching)



Stabilisasi tegangan (stabilisator)



Menahan sebagian arus.



Menguatkan arus



Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi



Modulasi sinyal

Menentukan Kaki Basis


Menyiapkan multimeter analog dalam kondisi berfungsi sebagai Ohmmeter.



Menghubungkan salah satu probe pada salah satu kaki transistor, sedangkan
probe yang lain dihubungkan pula ke kaki-kaki transistor yang lain secara
bergantian.



Menukar posisi probe dan kaki transistor hingga mendapatkan kondisi
jarum selalu menyimpang dengan salah satu probe selalu terhubung dengan
salah satu kaki transistor.

Apabila jarum selalu



menyimpang

pada

kondisi

probe merah yang tetap

terhubung

dengan salah satu kaki

dan probe

hitam terhubung dengan

kaki-kaki

yang lain maka kaki

yang terhubung dengan probe merah adalah kaki Basis. Hal ini juga sekaligus
dapat digunakan untuk mengetahui tipe transistor tersebut, yaitu transistor tipe
PNP.


Hal yang sama juga berlaku apabila jarum selalu menyimpang pada kondisi
probe hitam yang tetap terhubung dengan salah satu kaki dan probe merah
terhubung dengan kaki-kaki yang lain maka kaki yang terhubung dengan probe
hitam adalah kaki Basis, namun tipe transistor NPN.

Menentukan kaki Colector dan Emitor


Kita harus mengetahui tipe transistor terlebih dahulu, PNP atau NPN melalui
cara yang dijelaskan di atas.



Hubungkan probe dengan kaki-kaki selain basis, colek kaki basis menggunakan
jari kita dengan tujuan memberikan bias pada kaki tersebut mengingat tubuh
kita juga memiliki energi listrik potensial.



Misalnya tipe transistornya adalah tipe PNP, apabila jarum menyimpang sedikit
setelah kaki basis kita colek dengan jari, maka:
Probe hitam = Emitor
Probe merah = Colector

Sebaliknya pada tipe transistor NPN, apabila jarum menyimpang sedikit
setelah kaki basis kita colek dengan jari, maka:
Probe hitam = Colector
Probe merah = Emitor
3. IC ( Integrated Circuit )
Integrated Circuit (IC) adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari
bahan semi conductor, dimana IC merupakan gabungan dari beberapa
komponen seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan Transistor yang telah
terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip kecil. Untuk menetukan
baik tidaknya IC tidak bisa diukur dengan multitester tapi langsung dicoba ke
rangkaian.
IC ditemukan pada tahun 1958 oleh
seorang insinyur bernama Jack Kilby yang
bekerja pada Texas Intruments mencoba
memecahkan masalah dengan memikirkan
sebuah konsep menggabungkan seluruh
komponen elektronika dalam satu blok
yang dibuat dari bahan semikonduktor. Penemuan itu kemudian dinamakan IC
(Integrated Circuit) atau yang kemudian lazim disebut chip. Beberapa saat
setelah itu, Robert Noyce, yang bekerja pada Fairchild Semiconductor
Corporation, menemukan hal serupa, meskipun mereka bekerja pada dua tempat
yang berbeda.

D. Komponen Penunjang

No

Nama
Komponen

Spesifikasi

Alat Ukur

Nilai
Terukur

Kondisi
Baik

1

Saklar

Multimeter Analog

-

2

Sekring 1

Multimeter Analog

-

3
4
5
6
7

Sekring 2
Bohlam
Bohlam
Relay
Baterai

Multimeter Analog
Multimeter Analog
Multimeter Analog
Multimeter Analog
Multimeter Digital

0,90 V

12 V, 3W
3V; 0,2 A
400 Ω
9V

TidakBaik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

1. Saklar
Saklar merupakan komponen penunjang dalam elektronika yang
berfungsi sebagai pemutus dan penyambung aliran listrik. Saklar dalam
kondisi

yang

masih baik apabila diuji

menggunakan

multimeter analog dalam

posisi

membuat jarum penunjuk

ON

multimeter

bergerak.

2. Sekring
Sekring merupakan alat untuk mengukur atau mengamankan arus listrik
(supaya tidak melampaui batas maksimum sehingga terjadi korsleting). Untuk

mengetahui apakh sekring tersebut masih bagus, dapat diterawang. Jika kawatnya
belum putus berarti sekring tersebut masih bagus
untuk digunakan.

3. Bohlam
Bohlam adalah sebuah komponen elektronika yang menghasilakn
cahaya. Untuk menguji apakah sebuah bohlam masih dalam kondisi yang baik atau
tidak, bohlam tersebut dapat diterawang. Jika komponen dalam lampu terputus maka
lampu tersebut telah rusak. Atau dapat juga diuji
dengan

menggunakan

baterai,

yaitu

dengan

melilitkan kawat pada bohlam lalu meletakkan ujung
kawat tersebut masing-masing pada kutub positif dan
kutub negatif pada baterai. Jika lampunya menyala
berarti masih bagus begitupun sebaliknya.
4. Relay

Relay merupakan komponen penunjang elektronika yang dapat dikendalikan
dari rangkaian elektronik lainnya. Relay terdiridari 3 bagian utama, yaitu:
 Koil

: lilitandari relay

 Common : bagian yang tersambungdengan NC (dalmkeadaan normal)
 Kontak
Cara

: terdiridari NC dan NO
mengetahui

relay

tersebut

masih

berfungsi atau tidak dapat

dilakukan

dengan

tegangan

yang sesuai dengan relay

cara

memberikan

tersebut pada bagian koilnya. Jika kontaknya masih bekerja NC-NO atau NO-NC,
maka dapat dikatakan bahwa relay tersebut masih dalam keadaan baik.

5. Baterai
Baterai merupakan komponen penunjang elektronika yang berfungsi
untuk menyimpan tegangan. Untuk mengetahui apakah suatu baterai masih
dalam kondisi baik dan layak digunakn atau tidak dapat diuji dengan
menggunakan muktimeter analog. Caranya yaitu dengan menghubungkan
kedua pnobe dari multimeter analog tersebut dengan kutub positif dan kutub
negatif dari baterai. Apabila jarum penunjuk bergerak dan menunjuk angka
maka baterai tersebut dapat dikatakan masih dalam kondisi yang baik dan
layak untuk digunakan.